NovelToon NovelToon

Mr. Finn'S Greatness And His Daughter'S Charm

Bab 1 : Mr. Finn

Sore itu sinar matahari mulai meredup. Matahari mulai menghilang bersamaan dengan munculnya rembulan. Dari balik jendela seorang pria muda sedang menatap sedikit lelah ke arah jalanan. Sore itu langit tiba-tiba gelap dan pepohonan bergoyang-goyang dengan kencang oleh tiupan angin yang terlihat sedang bergerak ke seluruh ruang di daerah itu.

Di balik jendela, mata pria muda itu menatap ke arah langit dan terlihat awan gelap sudah menutupi cahaya matahari yang mulai tenggelam. Tak lama kemudian tetesan air hujan terjatuh dan semakin lama tetesan itu menjadi semakin deras, hingga membuat jendela itu menjadi basah dan berembun.

"Hah, sepertinya hujan ini akan lama." ucap pria itu mendesah kecewa.

Tok.. Tok.. Tok..

"Mr. Finn boleh aku masuk?" ucap suara seorang wanita muda mengetuk pintu yang menyadarkan dirinya dari lamunan.

"Masuklah!" ucap Mr. Finn singkat.

"Mr. Finn ini ada file yang harus ditandatangani segera." ucap wanita muda itu sambil memberikan file itu.

"Taruh saja di mejaku." ucap Mr. Finn

"Baik pak." ucap Feny sang sekretaris muda kesayangan Mr. Finn.

Feny menaruh file itu di atas meja bosnya dan segera membalikan badannya untuk pergi meninggalkan ruangan bosnya.

Namun saat dia ingin beranjak pergi tiba-tiba saja dia dihentikan oleh pria muda itu.

"Fen, aku sedang lelah. Bisakah kamu tidak menganggapku sebagai bosmu saat ini?" ucap Mr. Finn manja sambil menarik tangan Feny untuk lebih dekat dengannya.

"Ada apa suamiku?" ucap Feny lembut sambil mengusap kepala Mr. Finn.

"Aku hanya ingin berhenti sejenak menjadi bos dan sekretaris. Aku ingin kamu menemaniku menjadi sepasang kekasih untuk saat ini. ok." ucap Mr. Finn sambil tersenyum penuh permohonan.

"Tapi kita masih di kantor sayang. Kerjakan dulu pekerjaanmu dan kita bisa segera pulang." ucap Feny dengan lembut.

"Hm, aku hanya ingin seperti ini saat ini. Biarkan aku merefresh diriku sebentar saja." ucap Mr. Finn manja sambil memeluk pinggang Feny dengan kedua tangannya.

Dia memeluk pinggang istrinya dan menempelkan wajahnya di perut istrinya. Dia hanya terdiam dalam posisi itu. Feny sangat khawatir dengan keadaanya. Semenjak dia menikah, perilakunya seperti anak kecil saat bersama dengan Feny.

Pria muda itu bernama Mr. Finn, dia merupakan CEO muda terhebat no.1 di dunia. Dia menikah dengan sekretaris pribadinya yang bernama Feny. Saat ini istrinya sedang mengandung 9 bulan dan dia sudah berjanji kepada suaminya setelah kelahiran anaknya, dia tidak akan menjadi sekretaris dan anak fokus menjaga calon anaknya.

"Suamiku, mengapa kamu sangat manja hari ini? apakah ada masalah dengan perusahaan?" tanya Feny dengan lembut.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya merasa lelah saja. Aku hanya ingin selalu berdua denganmu hari ini." ucap Mr. Finn pelan namun terdengar sangat gelisah.

"Hm, baiklah lima menit lagi ya. Kamu boleh memelukku lima menit lagi. Setelah itu kembalilah bekerja." ucap Feny dengan lembut sambil mengusap kepala suaminya dengan penuh kelembutan.

"Hah, sayang lihatlah anak kita sedang menendang-nendang. Sepertinya dia sedang bahagia saat aku memeluknya." ucap Mr. Finn yang sangat terkejut dan bahagia saat melihat pergerakan bayinya.

Sudah setengah jam Mr. Finn bersikap manja dengan istrinya. Kemudian Feny meninggalkan suaminya dan kembali ke ruangannya. Mr. Finn kembali bekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dia sudah bisa menstabilkan emosinya dan kembali fokus bekerja.

Tak terasa sudah 2 jam dia bekerja dan pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Dia langsung bergegas meninggalkan ruangannya dan pergi menghampiri menuju ruangan istrinya.

"Sayang, ayo kita pulang." ucap Mr. Finn dengan suara yang sangat gembira.

"Ayo." ucap Feny dengan senyum lebar.

Mereka pergi meninggalkan kantor dan menuju ke parkiran mobil mereka. Mereka bergandengan tangan dengan mesra dan penuh kebahagiaan. Sampai di parkiran mobil, Mr. Finn dengan penuh perhatian membukakan pintu mobil untuk istrinya dan memakaikan sabuk pengaman agar perjalanan istrinya aman dan nyaman.

Seperti biasa sebelum mereka pulang, mereka mempunyai rencana untuk makan malam di restoran favorit mereka. Namun tiba-tiba saat di tengah perjalanan, perut Feny terasa sangat sakit.

"Aduh.. Aduh. Sayang perutku sangat sakit. Tolong." teriak Feny sambil memegang tangan suaminya dengan kencang.

"Kenapa sayang? apakah kamu ingin melahirkan?" ucapnya panik sambil menepikan mobilnya.

Mr. Finn menepikan mobilnya dan langsung memeriksa keadaan istrinya. Dia sangat panik saat melihat ada cairan kental mengalir di sela-sela paha istrinya.

"Sayang, kamu baik-baik saja?" ucap Mr. Finn sambil mengelus-elus perut istrinya.

Istrinya tak bisa berbicara satu kata pun dan dia hanya meringis menahan sakit. Mr. Finn dengan cepat mengendarai mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah sakit. Dia tidak tega melihat keadaan istrinya yang sedang merasakan kesakitan yang sangat hebat.

"Sayang, sebentar lagi. Kamu pasti kuat. Sebentar lagi kita sampai rumah sakit." ucap Mr. Finn sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Dokter.. Dokter.. Tolong istri saya." panggil Mr. Finn dengan kencang sambil menggendong istrinya yang sudah mulai lemah.

seorang dokter dengan beberapa suster membawa sebuah kursi roda datang menghampirinya. Dia menaruh tubuh istrinya di kursi roda dan dengan cepat membawa istrinya menuju ruang persalinan.

Sampai di depan ruang persalinan, dia berhenti dan menunggu di luar. Dia tidak berani untuk melihat istrinya yang sedang kesakitan berjuang untuk melahirkan anaknya.

"Sayang, kamu pasti bisa. Kamu pasti kuat." ucap Mr. Finn dalam hati sambil mondar-mandir di depan ruang persalinan dengan gelisah.

Dia terus menunggu hingga 2 jam. Pintu ruang persalinan telah dibuka dan dokter menghampirinya.

"Dokter bagaimana keadaan istri dan anak saya, dok?" ucap Mr. Finn dengan cemas.

"Bapak yang sabar ya. Maafkan kami, kami sudah berusaha dengan baik, namun Tuhan berkata lain. Maafkan kami hanya bisa menyelamatkan putri bapak." ucap dokter dengan sedih dan memberikan pelukan rasa simpatinya.

Mr. Finn terkejut dengan perkataan dokter dan tubuhnya terasa kaku tak berdaya. Dia terdiam dengan rasa tak percaya.

"Pak, anda baik-baik saja?" tanya dokter cemas.

"Iya dok. Bisakah aku melihat istriku?" tanya Mr. Finn yang sangat sedih.

Dia pergi menuju ke ruang persalinan dan disana dia melihat tubuh istrinya yang sudah kaku dan pucat. Awalnya dia hanya terdiam tak percaya hingga rasa tak percaya itu pecah dan berubah menjadi sebuah tangisan.

"Sayang, apa kau marah padaku? kenapa kamu pergi meninggalkanku?" ucap Mr. Finn menangis dengan kepalanya berada di dekat tubuh istrinya.

"Sayang, jangan marah. Kamu kembalilah. Aku berjanji akan menjadi suami yang baik. Aku mohon kembalilah." ucap Mr. Finn yang terus menangis di samping tubuh istrinya.

Namun takdir itu sudah terjadi, meskipun Mr. Finn menangis sekencang apapun, istrinya tidak akan kembali. Kini dia hanya bisa meratapi kepergian istrinya dan menyesali dirinya sendiri bahwa selama pernikahan mereka, dia belum mampu membuat istrinya bahagia. Dia belum mampu menjadi suami yang baik dan sempurna untuk istrinya.

"Sayang, maafkan aku. Maafkan aku belum menjadi suami yang baik untukmu." ucap Mr. Finn dengan isak tangis dan rasa penyesalan yang besar.

"Aku berjanji akan merawat putri kecil kita dengan baik dan aku berjanji akan mewujudkan semua keinginanmu untuk kebahagiaan putri kecil kita." ucap Mr. Finn sambil memegang tangan istrinya yang sudah terasa dingin dan kaku.

Kini Mr. Finn hanya ingin menerima takdir ini sebaik mungkin dan ingin fokus untuk merawat dan melindungi putri kecilnya.

...~Bersambung~...

...*****...

Cinta tulus itu menerima kelebihan dan kekurangan pasangan dengan ikhlas.

(By:Fanisa/xiaochan520)

Bab 2 : Putri Kecilku Falisha!

Namun takdir itu sudah terjadi, meskipun Mr. Finn menangis sekencang apapun, istrinya tidak akan kembali. Kini dia hanya bisa meratapi kepergian istrinya dan menyesali dirinya sendiri bahwa selama pernikahan mereka, dia belum mampu membuat istrinya bahagia. Dia belum mampu menjadi suami yang baik dan sempurna untuk istrinya.

"Sayang, maafkan aku. Maafkan aku belum menjadi suami yang baik untukmu." ucap Mr. Finn dengan isak tangis dan rasa penyesalan yang besar.

"Aku berjanji akan merawat putri kecil kita dengan baik dan aku berjanji akan mewujudkan semua keinginanmu untuk kebahagiaan putri kecil kita." ucap Mr. Finn sambil memegang tangan istrinya yang sudah terasa dingin dan kaku.

Kini Mr. Finn hanya ingin menerima takdir ini sebaik mungkin dan ingin fokus untuk merawat dan melindungi putri kecilnya.

Esok harinya jenazah istrinya dimakamkan di tanah makam khusus keluarganya. Setelah itu dia membawa putri kecilnya keluar dari rumah sakit dan merawatnya di rumah.

"putri kecil ayah, ini rumahmu sayang. Lihatlah ayah sudah menyiapkan kamar yang indah untukmu." ucap Mr. Finn lembut sambil menunjukkan kamar itu kepada putrinya.

Putrinya tersenyum saat mendengar ucap ayahnya. Dia juga sudah menyiapkan baby sitter khusus yang terlatih dan memiliki keterampilan yang hebat untuk merawat putrinya.

Putri kecilnya itu bernama Falisha. Dia berharap putrinya ini menjadi anak yang selalu bahagia sesuai namanya. Dia ingin putrinya memiliki kebahagiaan sepanjang hidupnya.

"Sayang, ayah mau mandi dulu ya. Kamu digendong sama teteh Riska dulu ya." ucap Mr. Finn sambil mengusap lembut pipi Falisha dan memberikannya ke Riska.

"Teh, tolong jagain nona Falisha ya. Ingat jangan sampai dia lapar atau haus. Langsung kasih susu ASI di dalam kulkas ya. Tadi ibu susu nona Falisha sudah menyetok di dalam kulkas." ucap Mr. Finn tegas namun lembut.

"Baik pak." ucap Riska sopan.

Mr. Finn pergi meninggalkan mereka dan menuju ke kamarnya untuk mandi. Dia merendamkan tubuhnya di dalam bathup sejenak untuk menyegarkan tubuh dan pikirannya dengan aroma terapi. Selesai mandi dan berpakaian, dia langsung menuju ke kamar putrinya. Disana dia melihat putrinya sudah tidur pula di ranjangnya.

"Nona Falisha sudah tidur, Ris?" tanya Mr. Finn dengan pelan.

"Sudah pak, baru saja setelah dia ganti baju dan makan." ucap Riska tersenyum tipis.

"Ya sudah, kamu makan dulu biarkan aku jaga disini." ucap Mr. Finn lembut.

Riska mematuhi perintah dan pergi meninggalkan kamar itu. Mr. Finn berbaring di ranjang sambil terus melihat putrinya yang sedang tertidur pulas.

"Fen, lihatlah wajahnya sangat mirip denganmu. Putri kita sangat cantik sepertimu." ucap Mr. Finn dalam hati dengan pandangan sendu ke arah putrinya.

Dia terus memandang putrinya dan akhirnya dia tertidur di samping ranjang putrinya. Tak lama kemudian Riska datang ke dalam kamar dan melihat kedua majikannya sedang tertidur lelap.

"Hah, malam-malam disuguhi pemandangan yang sangat indah. Mataku benar-benar sangat beruntung. Di satu sisi aku melihat sosok pria muda yang sangat tampan dan lembut. Di sisi lain aku melihat sosok putri bayi perempuan yang sangat cantik dan menggemaskan." ucap Riska dalam hati dengan senyuman bahagia.

Riska yang tak tega melihat keduanya sudah tertidur lelap, akhirnya dia menutup pintu kamar itu kembali dan pergi ke ruang tamu dan tidur di sofa panjang itu.

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari, Mr. Finn terbangun dari tidurnya dan tenggorokannya terasa haus. Dia pergi ke dapur untuk mengambil minum. Namun saat dia menoleh ke ruang tamu, dia melihat Riska yang sedang tidur meringkuk kedinginan. Mr. Finn yang tidak tega, akhirnya mengambilkan selimut dan menyelimuti tubuh Riska.

Mr. Finn kembali ke kamar putrinya setelah meredakan rasa hausnya. Dia kembali tidur di kamar putrinya.

Tok.. Tok.. Tok..

"Pak, sudah pagi. Apakah bapak sudah bangun?" panggil Riska sambil mengetuk pintu.

"Iya, aku sudah bangun." ucap Mr. Finn dengan suara serak bangun tidur.

Dia ingin melihat putrinya, namun ternyata putrinya tidak ada di ranjangnya. Akhirnya dia berdiri dan kembali ke kamarnya untuk siap-siap ke kantor.

"Riska.. Riska.." panggil Mr. Finn mencari sosok Riska dan putrinya.

"Iya Pak. Saya disini pak." ucap Riska dengan berlari tergesa-gesa menghampiri Mr. Finn.

"Dari mana saja kamu? bagaimana keadaan putriku?" ucap Mr. Finn sedikit cemas.

"Aku abis jemur nona Riska di halaman belakang pak. Bapak sudah mau ke kantor? Bapak gak sarapan dulu?" ucap Riska dengan segudang pertanyaan.

"Aku tidak sarapan. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan." ucap Mr. Finn sopan.

"Berikan putri kesayanganku. Aku ingin menggendongnya dulu sebelum aku pergi." ucap Mr. Finn tersenyum sambil membuka tangannya yang telah bersiap untuk menggendong putrinya.

"Sayang, putri kecilku yang cantik. Apa kabar sayang? ayah pergi ke kantor dulu ya, nanti baru kita main." ucap Mr. Finn lembut sambil mengecup lembut kening putrinya.

Setelah puas menggendong putrinya, dia menyerahkan kembali ke Riska. Kemudian dia pergi ke kantor dengan perasaan yang sangat bahagia. Meskipun istrinya telah pergi meninggalkannya namun dia memiliki putri kecil yang sangat cantik seperti istrinya. Dia merasa bahwa istrinya akan selalu bersama mereka dan menjaga putrinya dengan baik.

Hari itu pekerjaan Mr. Finn sangat banyak dan melelahkan. Dia sangat sedih tak bisa bermain dengan putrinya. Dia sampai di rumah sudah menunjukkan pukul 11 malam dan tidak mungkin untuk membangunkan putrinya yang sudah tertidur.

"Sayang, maafkan ayah ya. Ayah janji jika ayah tidak sibuk, ayah akan mengajakmu bermain." ucap Mr. Finn dalam hari sambil melihat wajah putrinya dari jauh.

pada akhirnya hari ini dia sama sekali tidak memberikan kasih sahang untuk putrinya. Dia sangat sedih. Dia merasa telah melanggar janji kepada istrinya. Esok adalah hari libur dan Mr. Finn sangat senang bisa memiliki banyak waktu bersama putrinya.

"Falisha, besok ayah akan mengajakmu bermain." ucap Mr. Finn tersenyum bahagia.

"Selamat malam sayang." ucap Mr. Finn sambil mencium foto istrinya.

Malam itu Mr. Finn tertidur dengan memeluk foto istrinya. Dia berharap dapat bermimpi indah bersama istri dan anaknya. Meskipun itu hanya sebuah mimpi, itu tetap bisa mengobati kerinduannya kepada istrinya.

"Aku akan selalu mencintaimu, sayang." ucap Mr. Finn pelan dan memejamkan matanya tertidur pulas.

Dalam tidurnya, Mr. Finn benar-benar bisa bertemu dengan istri dan putrinya. Dia bermimpi istrinya sedang menggendong putri kecilnya dengan sangat bahagia. Istrinya tersenyum lebar dan menatap Mr. Finn dengan penuh kasih sayang.

"Suamiku, jaga anak kita ya. Aku yakin kamu pasti bisa menjadi ayah yang hebat untuk putri kita. Terima kasih atas cintamu." ucap Feny lembut dan sosoknya langsung menghilang di kata terakhirnya.

...~Bersambung~...

...*****...

Kerinduan merupakan sebuah ekspresi kejujuran dari cinta.

(By:Fanisa/xiaochan520)

Bab 3 : Putriku Bisa Tengkurap!

Malam itu Mr. Finn tertidur dengan memeluk foto istrinya. Dia berharap dapat bermimpi indah bersama istri dan anaknya. Meskipun itu hanya sebuah mimpi, itu tetap bisa mengobati kerinduannya kepada istrinya.

"Aku akan selalu mencintaimu, sayang." ucap Mr. Finn pelan dan memejamkan matanya tertidur pulas.

Dalam tidurnya, Mr. Finn benar-benar bisa bertemu dengan istri dan putrinya. Dia bermimpi istrinya sedang menggendong putri kecilnya dengan sangat bahagia. Istrinya tersenyum lebar dan menatap Mr. Finn dengan penuh kasih sayang.

"Suamiku, jaga anak kita ya. Aku yakin kamu pasti bisa menjadi ayah yang hebat untuk putri kita. Terima kasih atas cintamu." ucap Feny lembut dan sosoknya langsung menghilang di kata terakhirnya.

Tak terasa sudah lima bulan usia putrinya. Dia bermaksud untuk mengajaknya bermain di taman dekat rumah.

"Pagi pak. Bapak sudah rapi, mau kemana pak?" ucap Riska saat melihat Mr. Finn yang berdiri di hadapannya dengan pakaian yang rapi dan tubuhnya sangat harum.

"Aku hanya ingin membawa putriku bermain di taman. Dimana putriku, Ris?" ucap Mr. Finn bingung.

"Nona Falisha sedang kurang sehat pak. Dia semalam demam, tapi syukurlah pagi ini demamnya sudah turun." ucap Riska pelan.

"Apa? putriku demam? kenapa kamu tidak bilang padaku?" ucap Mr. Finn panik.

Sebelum Riska menjawab, dia sudah berlari tergesa-gesa menuju ke kamar putrinya. Dia melihat putrinya yang sedang tertidur dan menghampirinya. Dia mengecek suhu tubuh putrinya dan dia merasa lega saat mengetahui suhu tubuh putrinya sudah kembali normal.

"Sayang, kamu sakit ya, nak? Kamu baik-baik saja kan? ayah sangat khawatir dengan keadaanmu, sayang." ucap Mr. Finn yang masih cemas sambil mengusap-usap lembut kepala putrinya.

Falisha yang merasakan sentuhan lembut ayahnya akhirnya terbangun dan memandang ayahnya dengan bingung. Falisha melihat wajah ayahnya dengan senyum di wajahnya, dia menyentuh wajah ayahnya dengan tangan mungilnya.

"Kenapa sayang, masih sakit ya?" ucap Mr. Finn tersenyum dihadapan putrinya. meskipun dia tidak mengerti bahasa tubuh putri kecilnya, namun dia mengerti bahwa putrinya pasti memahami maksud perkataan ayahnya.

Falisha menggerak-gerakkan tubuhnya. Dia terus mencoba memiringkan tubuhnya sambil menangis.

"Kenapa sayang, apa tubuhmu ada yang sakit? kenapa kamu sangat gelisah?" tanya Mr. Finn yang kebingungan dan sangat cemas.

Mr. Finn sangat panik dan bingung dengan sikap anaknya. Dia berteriak memanggil Riska. Dia takut putri kecilnya sakit parah.

"Riska.. Riska.. cepat kemari. Falisha menangis terus." teriak Mr. Finn yang semakin panik.

"Ada apa pak? ada sama sama nona Falisha?" ucap Riska yang berlari tergesa-gesa mendengar teriakan bosnya.

Riska memeriksa keadaan Falisha dan dia merasa tenang bahwa Falisha baik-baik saja.

"Tenang saja pak, nona Falisha baik-baik saja. Dia menangis karena sedang belajar untuk tengkurap. Coba bapak perhatikan." ucap Riska mencoba menenangkan bosnya.

Mr. Finn dan Riska bersama-sama melihat Falisha yang sedang berusaha untuk belajar tengkurap. Mr. Finn dengan sangat serius melihat usaha yang sedang dilakukan putrinya. Setelah hampir setengah jam akhirnya Falisha bisa tengkurap dan dia langsung berhenti menangis. Dia sangat senang karena sudah bisa melakukannya dan mulai bergerak dengan lincah memperlihatkan kehebatannya.

"Riska.. Riska lihat putriku bisa tengkurap. Lihatlah!" ucap Mr. Finn dengan sangat senang. Dia berteriak dengan kencang dan merasa bangga melihat anaknya.

"Riska, mana kamera. Ambilkan kamera di kamarku. Aku ingin memfoto momen ini. Aku ingin menyimpan kenangan pertama kali putriku bisa tengkurap. Cepat ambilkan!" ucap Mr. Finn yang berbicara dengan cepat.

Riska memberikan kamera itu kepada bosnya dan dengan cepat Mr. Finn mengambil kamera itu, dia mengambil banyak foto putrinya yang sedang tengkurap dengan gembira.

"Sayang, lihatlah anak kita sudah bisa tengkurap. Lihatlah anak kita sangat pintar sepertimu. Semoga kamu di atas sana bisa melihatnya." ucap Mr. Finn dalam hati sambil terus memfoto putrinya.

Riska yang berada di sampingnya merasa bahagia melihat bosnya yang sudah bisa tersenyum dengan lepas. Dia melihat tingkah bosnya yang seperti anak kecil. Dia terus mengambil foto putrinya dengan senang.

"Riska, masukan foto ini ke dalam Flashdisk. Terus cetak semua foto yang ada di ponsel ini dan masukan ke dalam album foto. Aku ingin menyimpan banyak foto anakku yang sedang belajar tengkurap." ucap Mr. Finn sambil memberikan ponselnya kepada Riska.

Riska hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap bosnya ini. Dia langsung bergegas pergi meninggalkan bosnya untuk mencetak semua foto itu. Mr. Finn kemudian menggendong putrinya dan bermain bersamanya.

"Sayang, pasti kamu lelah sudah berusaha tengkurap. Lihat ayah akan memberikanmu hadiah. Ayah akan membuatkan susu untukmu." ucap Mr. Finn dengan penuh semangat menggendong putrinya menuju ke dapur. Dia membuatkan ASI yang sudah di stok untuk putrinya.

"Minumlah, ini sangat enak. Putri kecil ayah harus minum susu biar tumbuh sehat dan kuat." ucap Mr. Finn sambil memberikan susu itu ke mulut putrinya.

Hari itu menjadi hari kenangan yang sangat berharga bagi Mr. Finn. Dia dapat melihat perkembangan putrinya secara langsung.

Di malam hari Mr. Finn terus memandangi album foto yang sudah dicetak oleh Riska. Dia melihat album foto ini dengan rasa terharu, tanpa sadar air matanya jatuh ke foto putri kecilnya. Dia sangat senang melihat momen indah itu, namun dia juga sangat sedih karena istrinya tidak bersama mereka saat momen itu terjadi.

Hari demi hari sudah berlalu, hingga putri kecilnya kini berusia sembilan bulan. Sejak usia 6 bulan, putrinya sudah diberikan makan bubur tim dan susu ASI. Bahkan terkadang saat berada di rumah, Mr. Fin sendirilah yang membuatkan bubur tim untuk putrinya dan menyuapinya dengan sangat lembut.

Hari ini tepat putrinya berusia sembilan bulan, namun dia sangat sedih karena tidak bisa bertemu dengan putrinya secara langsung. Dia harus ke luar negeri untuk mengurusi masalah perusahaan di Tokyo. Di rumah itu hanya tinggal Riska, mbok Darmi dan putrinya. Namun Mr. Finn sangat mempercayai kedua anak buahnya itu untuk menjaga putrinya. Karena Mr. Finn sejak awal sudah menyeleksi anak buahnya dengan sangat ketat.

Mr. Finn sangat sibuk disana dan tidak memperhatikan ponselnya. Hingga di saat waktu luang, dia mencoba memeriksa ponselnya. Dia melihat 20 panggilan tak terjawab dari Riska. Mr. Finn panik, dia sangat takut jika keadaan ada yang hal tidak baik tentang putrinya.

Dia mencoba untuk menelepon kembali ke nomor ponsel Riska. Namun setelah ditelepon hingga 10 kali, Riska sama sekali tidak mengangkat teleponnya. Mr. Finn semakin panik, dia tidak mau ada sesuatu yang buruk dengan putrinya.

"Kamu dimana sih, Ris? ko teleponnya tidak diangkat." ucap Mr. Finn sambil terus menelepon Riska dengan gelisah.

...~Bersambung~...

...*****...

Kenangan terindah merupakan merupakan kenangan yang penuh dengan kebahagiaan.

(By:Fanisa/xiaochan520)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!