NovelToon NovelToon

RENCANA(JODOH)

Part. 1

بسم الله الرمن الرحيم.

Hilir mudik orang\-orang yang berada dibandara tempat pemberhentian dan pelepas landas angkutan udara. Walau matahari cukup terik tak menyurutkan semangat orang untuk bepergian atau pulang ketempat tujuan menggunakan pesawat terbang.

Salah satu diantara mereka adalah seorang gadis mungil berhijab menggeret kopernya, ia baru saja sampai setelah berjam\-jam dipesawat karna liburan lebaran pulang kekampung halaman.

Ia tinggal diBandung sudah hampir 3 bulan, ia bekerja yang ditempatkan langsung oleh pemerintah untuk mengajar di sd desa terpencil yang ada diBandung. Gadis mungil itu berjalan santai tidak terburu\-buru juga tidak lelet, dari saking banyaknya orang yang ada dibandara tak menampik juga ia bersenggolan dengan siku orang tanpa sengaja itulah alasan gadis itu mengkerut untuk menghindari sentuhan non mahram.

Hingga tiba\-tiba dari arah berlawanan ia tertubruk dibahunya oleh seseorang dengan keras hingga ia tertolak dan sedikit limbung jika saja ia tidak mampu mengendalikan diri mungkin saja akan terjatuh beruntung saja hanya tas selempangnya saja yang jatuh. Tanpa menoleh ataupun mau berlama\-lama gadis itu langsung mengambil tas yang tergeletak tak berdaya dilantai dan pergi tanpa sepatah katapun dari sana.

Berbeda dengan orang yang menubruknya tadi ia melongo akan perlakuan gadis yang tidak acuh terhadapnya itu, dia menghendikkan bahu tak acuh juga dan melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Sampai sebuah roda kopernya menindih sesuatu membuatnya berhenti melangkah lalu berbalik dan menemukan sebuah ponsel, saat hendak mengambil ponsel itu, tangan seseorang lebih dulu menganbilnya membuat dia mendongak yang ternyata satpam.

“maaf ini milik anda?”, Tanya satpam itu sopan.

“oh sepertinya ia”, jawab lelaki itu matanya tak terlihat karna tertutup kacamata berwarna hitam.

Satpam itu tersenyum lalu memberikan ponsel dengan casing berwarna pink, siapa saja pasti akan tersenyum penuh arti seperti satpam itu, lelaki itu menyadarinya dan tersenyum kikuk pada satpam.

“lain kali hati-hati ya mas”

“ia pak, sekali lagi terimakasih”

“tentu itu sudah kewajiban kami mas.. semoga selamat sampai tujuan”

“aamiin terimakasih.. semoga pekerjaan bapak juga membawa berkah”

“aamiin yarab”

“jika begitu saya permisi ya pak” , dengan sopan pak satpam itu mempersilahkan. Lelaki itu melihat ponsel dimana dibagian layarnya sedikit retak mungkin karna tertindih kopernya, ia berdoa dalam hati semoga ponselnya masih bisa berfungsi.

#########

“terimakasih pak”, ujar seorang gadis yang baru saja keluar dari becak tepat didepan rumah sederhana dengan pagar yang lebih tinggi darinya walau tidak terlalu tinggi.

“ia neng sama-sama, mari neng”, pamit tukang becak setelah Gadis itu membayar jasa becak itu sesuai hak dan tarifnya.

Tangannya membuka gembok pagar hingga aktivitas itu terhenti saat ada yang menghampiri dan menyapanya.

“assalamu’alaikum neng Indah” sapa seorang wanita paruh baya yang sudah ada disampingnya lebih tepatnya sipemilik penyewa rumah.

“waalaikum’salaim warahmah bu Sri.. masyaallah apakabar bu?” , sapanya ramah seraya mencium punggung tangan .

“Alhamdulillah baik neng, pulang dari kampungnya neng tambah berseri aja” goda ibu Sri, yang memang sudah akrab dengannya

“he..he.. ibu bisa aja.. mari masuk bu”

“ah tidak usah neng, nanti saja sama ibu-ibu, kalo dateng sendiri nyamperin neng bisa didemo ini”

“ha..ha.. ibu ada- ada aja”

“yasudah ibu pergi dulu ya, mau kepasar neng istirahat saja”

“ia bu, hati-hati dijalan bu”

“ia neng.. mari assalamu’alaikum” pamitnya. Indah masuk kedalam rumah, rumah minimalis dengan dua kamar ruang tamu merangkap menjadi ruang tivi terbentang karpet berbulu lembut berwarna hitam.

Sedangkan diruang tamu yang dibagi menjadi ruang tv itu terdapat bangku yang terbuat dari kayu ukir yang antic sekitar ada 3 yang kecil 2 yang memanjang 1 dan meja bundar tanpa kaca. 1 kamar mandi dikamar utama dan satu kamar mandi didekat dapur .

Walau ditinggal selama setengah bulan rumahnya tetap terawat karna ada seseorang yang memang ditugaskan ibu pemilik rumah sewa agar menjaga dan membersihkan rumah selagi orang yang menempati tidak ada dirumah itu. Indah meletakkan koper didekat lemari setelah itu ia merebahkan diri dikasur yang sudah lama ia tinggalkan, mengistirahatkan raganya yang lelah karna perjalanan jauh tak butuh waktu lama Indah sudah terlelap.

Terimakasih.

😊😊

Part 2

بسم الله الرحمن الرحيم

Lelaki bertubuh tinggi dan tegap dengan kulit putih bersih, hidung yang mancung, bibir yang sedikit tipis dan kemerahan asli, rambut coklat legam tebal sedIkit ikal baru saja sampai dirumahnya yang ada di Aceh lebih tepatnya tempat kedua orang tuanya kampung halaman ibunya.

Setelah ba’da isya’ tadi melepas rindu dengan mereka kini saatnya ia mengistirahatkan tubuh yang sudah lelah akibat perjalanan jauh, apalagi tadi masih mampir dulu ketempat service ponsel temuannya.

Mengingat tentang ponsel lelaki yang bernama MUHAMMAD ZAIN MALIK ABRAHAM yang kerap dipanggil Zain itu mengambil ponsel temuannya dari dalam tas koper lalu kembali merebahkan diri dikasur dengan ponsel temuan yang ia mainkan.

“oke sip.. layarnya udah bagus dan masih cling” monolognya.

Zain membuka ponsel dan ia sangat senang ternyata ponsel itu tidak disandi atau sejenisnya, hatinya bersorak senang, pertama ia membuka penyimpanan no telfon ia menelusuri satu-satu nama yang tersimpan, dan tak ada yang aneh ataupun nama pria disana.

Lalu beralih ke aplikasi chat, walau di sandi entah kenapa ia meremehkan sipemilik ponsel ini karna sandi sangat mudah untuk ia buka. Lagi tak ada chat aneh atau chat-chat romantisme.

Kemudian ia beralih ketempat penyimpan foto yaitu gallery ternyata juga disandi dan lagi ia dapat membukanya.

“ini kayaknya gak niat banget dah buat ngerahasiaan yang ada di ponselnya”, komentnya.

Saat melihat folder yang ada ia tercengang karna screenshot lebih banyak dari foto selfie diri sendiri, ia membuka folder selfie ia dibuat tercengang dengan foto yang menampak si pemilik ponsel.

“what.. masih anak-anak.. kalo tak salah dilihat dari wajahnya dia mungkin masih SMP, atau masih baru masuk SMA” terkanya, ia terus menelusuri melewati gambar screenshot dan beralih pada video, dan dia dibuat tertawa akan video itu.

“jelaslah imut dan lucu lah orangnya masih kecil begitu, dengan Syifa aku yakin masih lebih tua adikku itu, tapi herannya temannya udah dewasa ya.. entahlah....” komentnya dan diakhiri dengan menguap karna ngantuk ia biarkan ponselnya tergelatak disampingnya, Zain memeluk guling dan terlelap dengan cepatnya setelah membaca doa.

++++++++

Indah kelimpungan dikamarnya bahkan setelah tamu para ibu\-ibu yang juga walimurid dari siswanya yang tadi ba’da isya’ bertamu kerumahnya dengan membawa bergabai macam hasil panen membuat Indah sungkan sendiri, ia juga membawa buah tangan khas JAWATIMUR dikampungnya ia bagikan pada ibu\-ibu.

Setelah mereka pulang Indah berencana membuka koper yang tertunda dan begitu terkejut ponselnya tidak ada disana bahkan setelah isi koper ia pindahkan ke lemari tak ada penampakan ponselnya terlihat, matanya memanas ia panic ia sudah menduga-duga namun ia tetap mencari dia memang sedikit ceroboh dan pelupa jadi ia tak berhenti berusaha mencari keberadaan ponselnya, ditas selempang yang sudah dikosongkan itu juga tidak ada, dibawah kompor, bad cover, kolong kasur, meja laci semua isi rumah ia datangi dan cari namun hasilnya nihil.

“yaallah ponselku… hiks… hiks.. kemana” lirihnya ia sudah menangis, ia tidak masalah jika harus membeli lagi namun ia sangat tidak rela akan data yang ada diponselnya apalagi ada foto-foto dirinya disana ia sangat tidak ridho dan kawatir jika nanti ditemukan oleh orang jahat dan melakukan apa-apa pada foto-foto dan sosial medianya.

Namun Indah segera berstigfar tak penting menduga-duga.

“yaallah… semoga saja ponsel hamba ditemukan oleh orang berhati besar, jika nanti orang itu mau mengembalikan ponsel itu pada hamba, hanba sangat berterimakasih pada orang itu.”

Lalu karna lelah menangis Indahpun terlelap di karpet berbulu yang disana memang ada bantal dan selimut kain yang lembut.

PART 3

1 minggu ini ia mencoba menelfon ponselnya sendiri namun selalu ada jawaban ‘ no yang ada tuju sedang tidak aktiv’ ia menggunakan ponsel teman seprofesinya yang tinggal didesa sebelah.

“mau coba lagi Dah?” Tanya Aina yang duduk disampingnya dibangku kantin.

“bolehkah jika aku pinjem ponselmu lagi?”, tanyanya tak enak hati walau ia sempat ingin mengganti pulsa namun Aina dengan tegas menolak.

“bolehlah.. lihat kamu murung tuh bikin hati aku juga ikutan murung”, katanya.

“lebay banget sih”

“emang ia.. udah nih..” jawabnya lalu menyerahkan ponsel android berlogo apel digigit keluaran terbaru itu.

Kali ini panggilannya menyambung menciptakan mebun senang dan senyum harapan dimatanya.

“nyambung?” Tanya Aina berbisik dan Indah mengangguk beberapa kali dari saking senangnya.

Hingga…

Hallo..” ucap seseorang diseberang,

Ia hallo.. eh..”

Indah jadi bingung dan minta pendapat pada sahabatnya itu yang membuat Aina tepuk jidat karna sahabatnya yang memang introvert walau tidak takut untuk bersosialisasi hanya saja sahabatnya ini memang tak pandaipun dalam berkomunikasi, selalu ada rasa tak enak, malu dan sungkan lebih dominan padanya.

“ia kenapa?” Tanya diujung sana tak sabaran

“be..begini.. ponsel yang anda angkat ini ponsel saya” ucapnya tanpa basa basi , lagi Aina menepuk jidatnya.

“oh ya” ucap disebarang sedikit tak percaya

“ia benar sungguh saya tidak berbohong”, ucap Indah sedikit memelas penuh keyakinan, dia tidak tau saja jika diujung sana seseorang yang mengangkat telfon terkekeh tanpa suara ‘ memang masih bocah lah.. suaranya aja masih kayak anak-anak gini’ batin seseorang itu.

“halo..” periksa Indah karna tak ada tanggapan.

“oh ya.. hallo.. beritahu saja alamatmu nanti saya akan paketkan” jawabnya santai, Indah sedikit ragu, namun ia ingat bahwa allah tidak menyukai orang yang suka berprasangka buruk jadi Indah meng iakan ia menyebut sederat alamat. Setelahnya sambungan telfon terputus.

“kok kamu maen seenaknya kasih alamat sih Dah” protes Aina setelah selesai menelfon.

“heum.. aku mencoba percaya Na.. kita tidak boleh berprasangkan buruk pada orang lainkan.. lagian dari suaranya sepertinya orang baik”, jawabnya sedikit tak yakin

“aisssh teori dari manalah itu”

“huft… udah yuk.. udah masuk nih” akhirnya “oh ya nanti aku transfer pulsa yang kepakek tadi”

“bilang gitu lagi aku ceburin kamu kerawa” katanya dengan jelingan tajam membuat Indah terkekeh., mereka berjalan beriringan menuju kelas mereka masing-masing Indah yang mengajar di kelas 2 sedangkan sahabatnya di kelas 1 yang dimana Aina selalu merengek meminta diganti dengannya, itukan keputasan kepala sekolah.

######

Zain masih memikirkan tentang suara bocah yang tadi siang jam istirahat menelfonnya, setelah satu minggu ponsel itu ia non aktivkan dan baru kali ini ia membukanya karna sibuk dikantor yang dia rintis dari bawah hingga berkembang pesat seperti sekarang ini.

Setelah pulang dari Aceh dan kembali keBandung walau sang ibu sedikit tak rela tapi dengan pengertian dirinya dan sang ayah akhirnya sang nyonya rumah luluh juga untuk melepaskan putra keduanya ini.

“alamatnya juga sama diBandung.. desa ya..” monolognya, Zain mengambil gagang telfon berbicara pada seseorang hingga dibalik pintu seorang itu masuk, dengan pakaian sopan dan formal walau terkesan ketat.

“ada apa pak?” tanyanya dengan nada lembut setelah berada dihadapan Zain dengan meja sebagai penghalang mereka.

“bukankah sudah kubilng kenakan pakaian tertutup kenapa pakaianmu masih seperti itu”, tandasnya dengan nada datar tanpa menatap wajah perempuan didepannya yang sudah tertunduk dan wajah memerah menahan malu.

“bukankah saya sudah berjilbab pak”

“ya tapi semuanya masih Nampak, kenakanlah yang lebih sopan.. kamu perempuankankan..lindungi maruah kamu, jangan salah paham padaku.. hanya saja saling mengingatkan sesama muslim itu wajibkan”, perempuan itu tersipu,semua perkataan Zain terhadapnya ia anggap seperti sebuah perhatian.

“ia pak..”

“oke.. besok apakah jadwalku padat?” tanyanya mengganti topic yang seharusnya hal itulah yang dibahas bukan soal pakaian sekertarisnya, yang seharusnya laki-laki, karna sakit jadi untuk sementara ia mengambil karyawan lain yang mampu mengemban tugas itu.

“eum.. hanya ada satu jadwal yaitu pertemuan dengan client diDESa xx” hati Zain bersorak senang yang entah kenapa dengan dirinya tapi sebanarnya ia senang karna bertepatan jadi dia gak sok meluangkan waktu hanya untuk mengantarkan ponsel sibocah itu walau tadi dia bilang akan dikirim lewat kurir namun rasanya tidak sopan.

“oke kamu boleh keluar”

“baik pak..permisi.” pamitnya membukung sopan lalu pergi.

Dikantor yang didirikannya sendiri ini dengan dibari nama MZA CROUP memberikan tata tertib wajib yati menghentikan pekerjaan ketika adzan dan melaksanakan sholat berjamaah dimushalla yang memang disediakan di kantor ini, lalu wajib bagi perempuan muslim yang bekerja di MZA menutup auratnya yaitu berhijab bagi non muslim perempuan harus berpakaian sopan, sedangkan untuk lelaki tak ada ketentuan yang penting sopan.

MZA CROUP yang pusat kantornya ada di Bandung yang sekarang tengah mengelola bisnis kain dan berencana membangun sebuah sekolah DESA yang disebukan tadi, Sekolah yang memang milik pemerintah namun ia ingin Mendonasi sebagian rezeki mereka yang dititipkan padanya. Dan cabang dari bidang lainnya sudah memasuki 3 kota besar yaitu Jakarta dibisnis propeti, di Jogja bisnis makanan kuliner, dan di Jawa Timur Malang Surabaya cabang dari bisnis kulinernya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!