Di sebuah jalanan pedesaan terlihat ada sebuah mobil Nissan navara warna hitam yang berhenti dengan menghidupkan lampu Hazard dan tampak seorang pemuda berusia dua puluh lima tahun yang turun dari dalam mobil Nissan Navara itu.
"Kenapa harus mogok di jalanan pedesaan seperti ini, mana handphone ku tidak ada sinyal, disini juga hanya ada perkebunan palawija saja namun tidak ada seorang pun penduduk yang berkebun" ucap pemuda itu sambil membuka kap mesin mobilnya mencoba mencari tahu penyebab mobilnya itu sampai mogok seperti itu.
"Apa yang rusak ya, kenapa tidak ada tenaganya sama sekali, mana panas banget lagi" ucap pemuda itu sambil melihat jam tangannya dan melihat baru jam 09.00 wib.
"Ya aku sebaiknya menunggu saja siapa tahu ada penduduk desa ini yang melewati jalan ini sehingga aku bisa menanyakan bengkel terdekat" ucap pemuda itu berbicara sendiri sambil menyalakan sebatang rokoknya.
Dua jam berlalu dan pemuda itu melihat ada seorang wanita seumurannya yang mengendarai sepeda motor jenis trail yang masih di jarak seratus meter di depannya dan mengarah ke arahnya.
"Sekalinya ada yang melintas eh seorang wanita, semoga saja dia mau membantu ku" ucap pemuda itu dalam hatinya sambil mematikan rokoknya yang sudah habis.
Tanpa di sangka oleh sang pemuda, wanita muda itu berhenti di depan mobilnya dan langsung memarkirkan motornya lalu turun mendekati pemuda tersebut yang masih berdiri di depan mobilnya dengan kap mesin yang masih terbuka.
"Cantik sekali wanita ini" ucap pemuda itu dalam hatinya, melihat sosok wanita yang sedang turun dari atas motor trail dan kemudian berjalan ke arahnya.
"Maaf Mobil anda kenapa?" Ucap wanita muda itu dengan ramah.
"Aku tidak tahu kenapa Mba, tiba tiba saja tidak ada tenaganya jadi dari pada kenapa kenapa aku berhenti saja disini" ucap pemuda itu dengan ramah.
"Kita ini seumuran sepertinya jangan panggil mba dong, kenalkan namaku Linda dan kebetulan aku sedikit mengerti soal mobil diesel apa boleh aku lihat mobilmu" ucap wanita muda itu sambil menjulurkan tangan kanannya.
"Namaku Farrell, senang bisa mengenal mu Linda" ucap Pemuda itu sambil berjabat tangan dengan Linda.
"Benarkah kamu mengerti mesin diesel, jika ya tolong di lihat apa kira kira yang rusak dari mobilku ini" ucap Farrell lagi dengan sangat ramah.
"Bisakah kau hidupkan mesinnya sebentar agar aku bisa melihat dan mendengar suara mesin mobilmu ini" ucap Linda sambil mendekati mesin mobil Farrel.
"Sebentar saya coba hidupkan dulu" ucap Farrell sambil berjalan dan langsung menstater mobilnya itu.
Mobil Nissan Navara double cabin itu pun menyala dan terdengar suara mesinnya yang kasar dan dari knalpotnya mengeluarkan asap putih tebal pertanda pembakaran dieselnya bermasalah.
"Farrell Sudah matikan saja dulu" ucap Linda berteriak ke Farrell.
Farrell langsung mematikan mobilnya dan turun menemui Linda yang ada di depan mobil Nissan Navara nya.
"Farrell apakah kau mempunyai kunci kunci di mobilmu ini" ucap Linda dengan ramah.
"Aku tidak memilikinya, karena memang sebelumnya mobil ku ini tidak pernah mogok seperti ini, memangnya kenapa dengan mobilku apakah kau mengetahui penyebabnya dia sampai seperti ini" ucap Farrell.
"Apakah sebelumnya kau habis mengisi solar" tanya Linda dengan ramah.
"Benar, tadi aku mengisi solarnya di spbu kecil yang ada di sana karena solarnya tinggal sedikit jadi mau tidak mau aku isi dengan solar biasa, apakah ada masalah dengan solarnya" ucap Farrell dengan penuh tanda tanya.
"Iya solar mobil mu mengandung banyak air jadinya seperti ini, dan sepertinya bukan sekali ini saja kau mengisi solar mobil mu di SPBU kecil" ucap Linda.
"Iya, dari kemarin aku hanya mengisi seketemunya saja, soalnya di kota ini susah mendapatkan solar yang bagus" ucap Farrell.
"Begini saja aku akan kembali dulu ke bengkelku, dan mengambil kunci kunci untuk memperbaiki mobil mu namun sebaiknya tangkinya juga kita kuras jika kau ingin mobilmu ini lebih sehat lagi itu pun jika kau tidak sedang terburu buru" ucap Linda dengan sangat ramah.
"Linda, Apakah kau memiliki bengkel mobil?" Tanya Farrell dengan wajah penuh tanda tanya.
"Benar aku memiliki bengkel mobil ku sendiri namun hanya bengkel kecil saja itu pun di rumah ku, jadi bagaimana apakah kau hanya ingin mobilnya jalan atau mau aku perbaiki semuanya namun jika aku menguras tangki solarnya akan memakan waktu kurang lebih empat jam dan aku tidak bisa memperbaikinya disini paling aku derek mobil mu ke rumah ku" ucap Linda dengan ramah.
"Perjalanan ku masih sangat jauh jadi aku minta tolong di sehat kan saja mobilku ini jika kau tidak keberatan, aku tidak masalah menunggu beberapa jam" ucap Farrell dengan sangat ramah.
"Baiklah tunggu sebentar aku akan pulang mengambil mobil ku untuk menderek mobil mu ini" ucap Linda dengan ramah sambil kemudian berjalan ke motor trailnya.
"Iya Terima kasih aku tidak akan kemana mana kok" jawab Farrell sambil melihat kepergian Linda.
Linda langsung menaiki motor trailnya dan dia langsung memutar balik motornya kembali ke rumahnya yang berjarak satu kilometer dari lokasi mogoknya mobil Farrell.
Linda menjalankan motor trailnya dengan cepat karena dia tidak ingin membiarkan Farrell lama menunggunya dan tidak memerlukan waktu lama untuk Linda sampai di rumahnya.
Linda langsung memarkirkan motor trailnya dan berjalan ke garasi mobilnya.
"Sebaiknya aku membawa mobil ini saja, karena mobil Farrell double cabin" ucap Linda sambil melihat deretan mobilnya yang terparkir di garasi.
Ada empat jenis mobil berbeda yang terparkir di garasi itu dan Linda memilih untuk membawa toyota land cruiser miliknya.
Linda langsung menaiki mobilnya itu dan langsung menghidupkan mobilnya dan menjalankannya untuk keluar dari garasinya namun baru saja keluar dari rumahnya dia langsung berhenti kembali.
"Aissss kenapa aku bisa lupa membawa strap dereknya" ucap Linda sambil turun dari dalam mobilnya dan berlari ke dalam garasinya lalu mengambil strap derek dan kembali menaiki mobilnya.
Linda langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumahnya dalam kondisi pagar terbuka karena dia memang terbiasa membiarkan pagarnya terbuka sejak tinggal di desa itu.
"Aku jadi ingat saat kembali ke desa ini, mobilku juga sempat mogok seperti Farrell" ucap Linda berbicara sendiri sambil mengemudikan mobilnya dengan cepat agar bisa cepat sampai di lokasi Farrell.
Linda yang sudah sampai langsung memutar balik mobilnya dan mendekatkan bagian belakang mobilnya ke mobil Farrell agar mudah untuk mendereknya.
"Maaf membuatmu menunggu lama" ucap Linda dengan ramah setelah turun dari mobilnya dengan membawa strap derek dan berdiri di depan Farrell.
"Apakah kau suka off-road" ucap Farrell yang melihat jika mobil Toyota land cruiser milik Linda itu sudah memiliki spesifikasi kendaraan off-road.
"Oh ini, hanya untuk aku melihat kebun kebun ku saja, kadang jika musim hujan mobil seperti ini membantu" ucap Linda sambil memasangkan strap derek ke mobil Farrell.
Farrell terkagum melihat Linda yang dengan mudahnya memasangkan strap derek itu.
"Farrell kau naiklah ke mobilmu dan jaga jaraknya agar strap derek nya tidak kendur, mobilnya dinyalakan saja agar rem mu berfungsi" ucap Linda sambil menutup kembali kap mesin mobil Farrell.
"Baik, terima kasih sudah mau membantuku" ucap Farrell sambil berjalan lalu memasuki mobilnya lalu menghidupkannya.
Linda mengecek kembali strap dereknya dan setelah memastikan jika strap Dereknya sudah kuat dia langsung naik ke mobilnya.
Linda langsung menjalankan mobilnya dan menarik mobil Farrell secara perlahan karena dia tidak ingin sampai ada masalah selama proses penarikan mobil Farrell itu.
Setengah jam berlalu dan kini Linda sudah kembali sampai di rumahnya, kedua mobil itu juga sudah berada di halaman rumahnya tempat dia biasa membongkar mobilnya atau mobil para tetangganya di desa itu.
"Linda katanya kau memiliki bengkel" ucap Farrell setelah turun dari dalam mobilnya.
"Farrell inilah bengkel ku, aku biasa membongkar mobilku dan mobil milik tetangga ku atau tetangga desa disini, dalam radius dua puluh kilometer dari sini tidak ada bengkel mobil jadi akulah satu satunya mekanik disini" ucap Linda dengan ramah sambil melepas strap derek itu lalu menaiki mobilnya kembali dan menyimpannya kembali dalam garasinya.
Farrell melihat sekelilingnya dan dia melihat jika banyak sekali perlengkapan mekanik di halaman rumah itu benar benar seperti bengkel namun di area terbuka.
"Farrell kau bisa menunggu di teras sini saja ya, aku juga sudah menyiapkan minum untuk mu maaf hanya air putih saja" ucap Linda yang berdiri di teras rumahnya lalu berjalan mendekati Farrell kembali.
"Iya terima kasih ya, lalu apakah kau akan mengerjakannya sendirian, aku bisa membantu jika kau mengarahkannya" ucap Farrell dengan ramah.
"Aku sudah terbiasa mengerjakannya sendiri dan kau jangan khawatir dengan itu, bagiku ini perkara yang biasa kok" ucap Linda sambil membuka kembali Kap mobil Farrell.
"Oke, tapi maaf sebelumnya apakah memang di desa ini susah sinyal ya, karena handphone ku sama sekali tidak ada sinyal" ucap Farrel sambil memperlihatkan handphone nya.
"Benar disini susah sinyal itulah kenapa aku betah disini, kau jika mau pakai saja internet wifi rumahku tidak aku pakaikan password kok" ucap Linda sambil berjalan mengambil kunci kunci untuk memperbaiki mobil Farrell tersebut.
"Terima kasih, aku numpang wifi nya ya, soalnya aku harus mengabari ke pihak perkebunan teh jika aku terlambat untuk datang" ucap Farrell sambil menyambungkan wifi milik Linda dengan handphone nya lalu berjalan untuk duduk di teras rumah Linda karena memang dia tidak mengerti soal mobil dan dia juga tidak ingin mengganggu Linda bekerja.
"Rumah ini sangat besar dan terbesar di desa ini, sepertinya Linda ini tidak sesederhana yang ku lihat" ucap Farrell sambil melihat sekelilingnya dan memang hanya rumah linda saya yang besar di tambah lagi rumah Linda memiliki model bangunan modern dua lantai.
Linda sendiri langsung memperbaiki mobil Farrell dengan teliti karena dia tidak ingin jika sampai mobil Farrell mogok dua kali.
Empat setengah jam berlalu dan kini linda sudah berhasil memperbaiki mobil Farrell dan dia saat ini sudah menghidupkan kembali mobil Farrell untuk melihat apakah masih ada kerusakan atau tidak namun ternyata kerja kerasnya membawa hasil yang baik dan dia yakin jika mobil Nissan Navara milik Farrell sudah normal kembali.
Linda kemudian membereskan semua alat alat yang berserakan lalu mencuci tangannya dan berjalan menuju Farrell yang menunggu di teras rumahnya namun melihat jika Farrell asyik tertidur di kursi teras rumahnya itu.
"Farrell mobilmu sudah selesai aku perbaiki bukankah kau masih harus melanjutkan perjalanan mu" ucap Linda dengan ramah membangunkan Farrell.
Mendengar suara Linda di depannya Farrel pun terbangun dan langsung membuka matanya lalu melihat ke arah Linda dan mobilnya yang masih menyala.
"Maaf saya ketiduran, saya menyetir semalaman jadi cukup lelah, oh ya sepertinya mobilku sudah selesai" ucap Farrell dengan ramah dan tersenyum hangat ke Linda.
"Solar bawaan mobilmu sudah aku masukan jerigen plastik dan aku simpan di bak belakang mobilmu, sedangkan yang ada di mobilmu sekarang adalah solar punya ku dan sudah aku penuhkan juga kok tangki solar mu jadi kau tidak perlu kehabisan solar sampai kau sampai di kota" ucap Linda dengan ramah.
"Linda terima kasih banyak atas bantuanmu, jadi berapa biayanya yang harus aku bayarkan" ucap Farrell.
"Lima ratus ribu untuk solarnya sedikit mahal karena memang solar terbaik dan untuk jasanya lima ratus ribu saja karena aku sudah membersihkan semua jalur solar mobilmu termasuk injeksinya juga" ucap Linda dengan sangat ramah.
"Oh baiklah bisakah aku mentransfernya saja, jujur saja yang cash ku hanya tinggal satu juta dua ratus jika aku keluarkan untuk membayar mu maka aku akan kesusahan di jalan" ucap Farrell dengan sangat ramah dan sopan.
"Scan dulu saja nomorku ini, biar aku kirimkan nomor rekening ku" ucap Linda dengan ramah sambil menyodorkan handphonenya agar terscan oleh Farrell.
Farrell langsung menscan barcode yang diperlihatkan oleh Linda dan menyimpan nomor Linda tersebut lalu mengirimkan pesan singkat ke Linda.
Linda kemudian melihat pesan singkat yang dikirim oleh Farrel lalu dia mengirimkan nomor rekeningnya ke Farrel.
Farrell yang menerima nomor rekening dari Linda langsung mentransfer senilai satu juta lima ratus ribu rupiah ke Linda dan mengirimkan bukti transfernya ke Linda melalui pesan singkat.
"Linda, aku sudah mentransfernya dan bukti transfer juga sudah aku kirimkan melalui pesan singkat" ucap Farrell sambil menyimpan kembali handphonenya lalu menyalakan sebatang rokoknya.
"Farrell kenapa kau mentransfer lebih?, sebentar aku kirimkan lagi kepada mu" ucap Linda setelah melihat bukti transfer itu dan mengecek melalui aplikasi mobile banking nya.
"Linda anggap saja ini ungkapan terima kasih ku atas pertolongan yang kau berikan, oh ya sepertinya kau bukan asli penduduk sini" ucap Farrell karena melihat jika Linda tidak seperti gadis desa pada umumnya.
"Aku memang lahir disini namun besar di Australia dan aku pulang kesini karena untuk membangun desa ini sesuai harapan kedua orang tua ku sewaktu mereka masih hidup" ucap Linda dengan ramah.
"Linda maaf aku tidak tahu jika kedua orang tua mu sudah meninggal dunia" ucap Farrell dengan sangat sopan dan nampak berbela sungkawa.
"Iya ayah ibuku korban kecelakaan pesawat lima tahun lalu, tidak apa apa aku sudah mengikhlaskannya kok, aku disini bersama dengan kakek dan nenek ku karena hanya mereka yang aku miliki saat ini, namun mereka di rumah mereka di sebelah sana" ucap Linda sambil menunjuk ke sebuah rumah yang cukup besar di seberang sebelah kanan rumahnya.
"Linda sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas bantuan mu dan jika aku bisa tahu apakah ada jalan lain untuk menuju ke perkebunan teh" ucap Farrell dengan ramah.
"Tidak ada jalan lain hanya satu jalan saja jika lewat desa ini, sebenarnya bisa lebih cepat jika tadi kau mengambil jalan sebelah kanan di desa terakhir yang kau lewati sebelum kau mogok itu tapi dari sini juga sudah tidak terlalu jauh dan hanya lima kilometer saja" ucap Linda menjelaskan dengan ramah.
"Baiklah saya pamit dan sekali lagi terima kasih atas bantuan mu" ucap Farrell sambil berdiri dan melangkah ke mobilnya.
"Jika masih sekitar sini dan ada kendala lagi kabari aku saja, karena nanti di perkebunan sinyal sudah ada lagi kok" ucap Linda sambil mengantar kepergian Farrell.
"Baik terima kasih saya permisi" ucap Farrell sambil menjalankan mobilnya dan meninggalkan halaman rumah Linda.
"Akhirnya kau sehat lagi dan beruntung aku bertemu dengan Linda" ucap Farrell berbicara sendiri sambil terus menjalankan mobilnya dengan kecepatan empat puluh kilometer per jam karena masih di jalanan desa.
Kembali ke Linda dia kemudian membereskan semua peralatan yang sebelumnya dia gunakan agar halaman rumahnya kembali bersih dan perlatannya nya juga tertata kembali.
Linda kemudian masuk kedalam rumahnya dan langsung membersihkan badannya dan berganti pakaian lalu melangkah keluar menuju rumah kakek neneknya.
"Linda sepertinya tadi ada tamu ke rumahmu" ucap kakek linda yang bernama muchtar yang sedang duduk menikmati teh hangat di teras rumahnya.
"Oh itu konsumen kek, mobilnya tadi mogok jadi aku memperbaikinya, dimana nenek kek" ucap Linda dengan ramah.
"Nenekmu ada di dapur sedang memasak sana kau bantu dia" ucap Kakek muchtar dengan ramah sambil tersenyum hangat ke cucu satu satunya itu.
"Baik kek, Linda ke dalam dulu" ucap Linda sambil melangkah memasuki rumah itu.
Linda langsung ke dapur menemui neneknya dan rumah kakek neneknya itu tidak sebesar rumahnya sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk sampai di dapur.
"Nek, masak apa?" Tanya Linda yang melihat neneknya sedang memasak.
"Linda cucuku kebetulan kau datang, nenek sedang menggoreng daging ayam namun sudah selesai kok, kau makan bersama kami ya" ucap nenek Linda yang bernama Evi dengan ramah dan tersenyum hangat ke Linda.
"Nek sini aku saja yang melanjutkan" ucap Linda sambil mendekati neneknya itu.
"Linda sudah kau bantu siapkan meja makan saia, nenek sudah selesai kok, bawakan saja ini semua ke meja makan" ucap Nenek Evi dengan ramah sambil menunjuk ke piring piring yang sudah berisi makan di dekatnya.
"Baik Nek" ucap Linda dengan ramah sambil mulai memindahkan piring piring yang berisi makanan itu ke atas meja makan.
"Linda panggil kakekmu, ajak makan bersama kita" ucap Nenek Evi dengan ramah sambil menuangkan air minum ke gelas gelas yang ada di meja makan itu.
"Baik Nek" ucap Linda sambil melangkah menuju teras memanggil kakeknya dan tidak lama kemudian kembali lagi bersama kakeknya.
Mereka bertiga makan bersama dan tampak sangat menikmati momen kebersamaan mereka itu namun tidak ada seorang pun yang berbicara sambil makan.
"Linda, stok teh nenek sudah tinggal sedikit apakah bisa kau ke pabrik teh membelinya besok pagi" ucap nenek Evi dengan ramah sambil membereskan piring piring yang sudah kosong.
"Iya Nek, besok pagi saya ke pabrik teh untuk membelinya" ucap Linda sambil mulai mencuci piring piring kotor itu.
Linda yang telah selesai langsung menemui kakek neneknya kembali yang kini sudah duduk di ruang keluarga dan langsung duduk di sebelah neneknya.
"Linda bagaimana dengan perusahaan mu apa kau tidak mengeceknya" ucap Nenek Evi dengan ramah.
"Nek, meskipun aku tidak di kantor namun semuanya berjalan dengan baik kok, kan aku selalu mengeceknya melalui handphoneku, oh ya nek, seminggu lagi aku akan pulang dulu ke Sydney karena ada berkas kerja sama yang harus aku tanda tangani" ucap Linda sambil tersenyum ke neneknya itu sementara kakeknya tampak asyik menonton sinetron di televisi.
"Iya pergilah dan berhati hatilah, berapa lama kau akan disana" ucap Nenek Evi sambil kemudian meminum teh hangatnya.
"Seminggu paling lama Nek, karena memang aku ingin menyelesaikan semua pekerjaan ku jadi aku bisa kembali ke sini dengan santai" ucap Linda menjelaskan.
"Linda kenapa kau tidak memindahkan perusahaan mu ke kota Bandung saja jadi dekat dengan kita" ucap kakek Muchtar sambil terus melihat televisi.
"Kek, tidak semudah itu, perusahaan ku memang berkantor di sana dan jika aku memindahkannya biayanya sangat banyak, lagi pula itu satu satunya perjuangan ayah ibu jadi aku mau tidak mau harus membuatnya tetap bertahan dan semakin maju" ucap Linda dengan ramah.
"Iya, tapi kau berhati hati ya, nanti di jalannya" ucap kakek Muchtar lagi sambil melihat ke cucu satu satunya itu.
"Iya kek, masih seminggu lagi kok, kakek nenek aku pulang dulu ya soalnya tadi aku sedikit kecapean jadi aku ingin tidur cepat" ucap Linda dengan ramah sambil berdiri.
"Iya cucuku, kau beristirahat lah" ucap Nenek Evi dengan ramah sambil melihat kepergian Linda.
"Bu, kapan ya Linda menikah, aku kasihan melihatnya seperti ini, disatu sisi dia menjalankan wasiat anak anak kita untuk merawat kita di desa ini, di sisi lain dia juga harus menjalankan perusahaan yang ditinggalkan oleh anak anak kita untunya" ucap Kakek muchtar dengan ramah sambil melihat istrinya itu.
"Pak, jangan bicara seperti itu lagi, semua ada waktunya, biarkan Linda menjalani hari harinya dengan senang jangan sampai dia memiliki beban dengan keinginan mu itu" ucap nenek Evi.
"Iya Bu, lagi pula mana ada yang dia sukai di desa kita ini sementara teman temannya semua pengusaha" ucap kakek Muchtar sambil kembali melihat televisi.
Linda berjalan menuju rumahnya kembali dan langsung mengecek ponselnya memeriksa semua email masuk yang di kirimkan oleh sekretaris pribadinya di Sydney Australia.
"Alhamdulillah semuanya lancar dan semua pembukuan keuangan juga tidak ada kendala, semoga saja kontrak kerja pembelian perusahaan di kota Bandung bisa berjalan dengan baik jadi aku setidaknya bisa memindahkan kantor pusat ke Bandung saja sesuai keinginan kakek, namun jika tidak maka mau tidak mau sementara waktu aku tetap bolak balik Sydney" ucap Linda berbicara sendiri sambil melihat laporan keuangan harian perusahaan periklanannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!