NovelToon NovelToon

Legenda Hao Tian

ch. 1 AWAL DARI SEBUAH AKHIR

Sejak zaman dahulu sampai saat ini dunia persilatan memiliki suatu aturan, yaitu yang

kuat akan berkuasa dan yang lemah akan patuh. Dunia yang penuh akan berbagai kekacauan karena keserakahan manusia.

Salah satu dari berbagai kekacauan yang terjadi karena keserakahan manusia adalah saat ini.

Di sebuah sekte bernama Gunung Cahaya sedang terjadi pertempuran besar. Sekte ini sedang diserang oleh berbagai sekte baik dari aliran hitam dan putih.

Penyebab penyerangan ini adalah ribuan tanaman teratai tujuh warna yang berusia lebih dari 300 tahun. Tanaman ini memiliki khasiat untuk meningkatkan kualitas tulang seseorang Jika di konsumsi secara rutin.

Dan jika di olah menjadi obat, teratai tujuh warna bisa membantu untuk mempercepat pembentukan tenaga dalam seorang pendekar.

Hal inilah yang memicu rasa iri dari berbagai sekte, dan munculnya rasa ingin menguasai tanaman ini.

Sekte Gunung Cahaya adalah salah satu sekte besar dari aliran putih. Walaupun sekte Gunung Cahaya merupakan sekte besar tapi tetap saja tidak bisa memukul mundur musuh. Karena selain kalah jumlah sekte Gunung Cahaya juga kalah dari segi kualitas.

Sekte Gunung Cahaya hanya memiliki 10 pendekar kaisar sedangkan di pihak musuh memiliki 20 pendekar kaisar. Situasi ini membuat keadaan Sekte Gunung Cahaya diambang kehancuran.

Sedangkan di tempat lain, di suatu Rumah di dalam Sekte Gunung Cahaya terdapat seorang

pria dan perempuan bersama dengan seorang anak laki-laki.

" Ayah jangan tinggalkan aku." Teriak seorang anak pada laki laki di depannya sambil memegang baju laki laki itu. Anak tersebut terlihat berusia 6 tahun dan memakai pakaian sederhana serta memiliki fitur wajah yang cukup tampan untuk anak seusianya.

" Tian'er jangan menangis, Ayah harus membantu Kakek mu saat ini dan kamu harus sembunyi terlebih dahulu, setelah Ayah menghabisi para penyusup itu, akan menjemput mu." Kata laki laki tersebut sambil berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.

Sebenarnya ia tidak yakin bisa selamat dari pertempuran ini tetapi agar anaknya tidak

khawatir iapun terpaksa berbohong. Iapun memeluk Anaknya dan mencium wajah Istrinya.

" Tian'er, kamu harus menjaga Ibumu dan calon Adikmu yang ada di perutnya." Setelah mengatakan itu ia mengambil cincin yang ada pada jarinya dan memberikannya pada anaknya.

" Cincin ini berisi kebutuhan kalian jaga baik baik, dan juga pakai kalung ini."

Ia mengambil kalung yang ia pakai dan memberikan pada Anaknya.

" Kalung ini adalah pusaka klan kita, kamu harus menjaganya jangan sampai jatuh ke tangan orang yang salah."

" Sayang apa kamu harus pergi? Tidak bisakah kamu ikut bersama kami?" Kata wanita yang sedang hamil itu kepada laki laki yang ia panggil sayang. Sebenarnya ia sangat khawatir pada suaminya, ia sangat tahu bahwa kemungkinan besar suaminya tidak akan hidup jika ia pergi bertarung.

Perempuan yang sedang hamil itu bernama Zhou Mei dan pria itu bernama Hao long.

Mereka berdua merupakan tetua di sekte Gunung Cahaya. Dan Anak laki laki di depannya

adalah Anak keduanya yang bernama Hao Tian yang berusia 6 tahun.

" Sayang, aku tahu kamu pasti khawatir,tapi ten...." Tiba tiba terdengar suara langkah kaki

yang membuat ia berhenti berbicara.semakin lama semakin terdengar suara langkah kaki itu.

" Tidak ada waktu lagi sayang, kalian harus pergi. Aku akan menghalangi mereka."

Zhou Mei ingin mengatakan sesuatu tapi ia berhenti saat ada seseorang yang tiba-tiba berbicara.

" Jadi kalian di sini, hehehe sudah sangat lama kita tidak bertemu, mungkin 10 tahun.

Hao long apa kau masih mengingatku?" Kata pria yang baru datang itu sambil cekikikan.

"Sial, Tian'er, Mei'er, tidak ada waktu lagi cepat pergi.." Kata Hao long sambil mendorong

Anak dan Istrinya pergi. Dengan berat hati, Hao Tian dan Zhou Mei pun pergi dengan tergesa menuju ke dalam hutan.

"Kalian mau pergi? tidak akan semudah itu." Ucap pria itu sambil berlari ke Hao Tian dan Zhou Mei yang ingin melarikan diri.

" Xie Dong lawan mu adalah aku jangan ganggu mereka." Ucap Hao long sambil menghalangi pria bernama Xie Dong.

" Baiklah, aku pasti akan menemanimu untuk bertarung, karena istri dan anakmu akan

ada yang menyusul mereka."Ucap Xie Dong sambil cekikikan.

" Hei kalian bunuh kedua orang itu, dan bawa kepala mereka di hadapanku, cepat pergi." Ucap Xie Dong salah satu tetua anggota dari sekte aliran hitam.

"baik tetua.." Kata para anggota dari sekte hitam dan langsung pergi untuk melakukan apa yang di perintahkan oleh Xie Dong.

"Aku tidak akan membiarkan kalian menyentuh Anak dan Istriku." Kata Hao long sambil

berniat menyerang para anggota dari sekte hitam. Tapi Hao long di halangi oleh Xie Dong.

"Jangan seperti itu Hao Long, kau harus temani aku disini supaya hal ini tidak menjadi

membosankan." Xie dong terlihat cukup bahagia melihat wajah Hao long yang terlihat cemas seakan itu adalah hiburan baginya.

Di tempat lain di arah hutan terlihat seorang anak dan wanita yang sedang hamil berlari sebisa mungkin untuk melarikan diri dari para pengejar yang ingin menangkap mereka.

Kondisi wanita hamil itu terlihat kelelahan karena ia berlari dalam kondisi hamil selama berjam-jam. Dan akhirnya ia mencapai batasnya dan membuat ia berhenti sejenak.

" Ibu, apa Ibu baik-baik saja?" Hao Tian terlihat khawatir melihat Ibunya yang sudah di penuhi

oleh keringat." Ibu baik-baik saja Tian'er, hanya saja Ibu sedikit lelah.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang sedang berlari. melihat ini Hao Tian buru-buru mencari tempat sembunyi.

Kemudian ia melihat Pohon yang di dalamnya berlubang yang cocok untuk sembunyi."Ibu

disini." Ia memegang tangan ibunya dan membawanya ke Pohon itu.

"Ibu bersembunyi dulu di disini."

" Tapi Tian'er, tempat ini hanya untuk satu orang." Kata Zhou Mei setelah ia melihat luas tempat itu.

" Tidak apa-apa Ibu, aku akan mengalihkan perhatian mereka dan ibu harus sembunyi disini."

"Tidak boleh kamu tidak boleh..." Sebelum Zhou Mei menyelesaikan perkataannya, Hao tian sudah memotongnya.

"Ibu harus sembunyi dan melindungi Adik yang ada di perut ibu. Dan kata Ayah aku harus melindungi Ibu dan Adikku."

" Tidak ada waktu lagi ibu harus sembunyi."

" tapi nak.." Hao tian langsung mencium pipi ibunya dan memegang tangan ibunya.

" Tenang saja Ibu, aku akan baik-baik saja, dan aku berjanji tidak akan mati sebelum membalas atas apa yang telah mereka lakukan pada kita." Dengan begitu Zhou Mei pun sedikit mulai tenang.

" Ibu masuklah dan bersembunyi dulu di rongga pohon ini, dan aku akan menutupi rongga pohon ini supaya Ibu tidak kelihatan." Zhou Mei akhirnya masuk ke dalam itu sedangkan Hao Tian mulai menutupinya pakai ranting-ranting pohon dan juga dedaunan.

' Aku harus segera pergi dan membuat pengalihan supaya Ibu tidak ditemukan' kata batin Hao Tian. Saat ia melihat para pengejar ia mulai memperlihatkan dirinya sambil berlari sekencang-kencangnya.

"Itu mereka cepat kejar.." Teriak salah satu pengejar sambil menunjuk arah ia melihat Hao Tian.

Proses kejar mengejar itu mulai sampai pada akhirnya saat Hao Tian mulai terjebak karena didepannya ada tebing yang sangat tinggi.

" Gawat aku terjebak, sial.." Kata Hao Tian dengan nada kesal.

" Ha ha ha sepertinya ini adalah hari kesialan bocah ini, kemari anak kecil setidak kami akan membiarkan tubuhmu tetap utuh." Kata salah satu pengejar dengan nada mengejek.

' Bagaimana ini, jika aku tertangkap aku pasti mati, dan jika melompat maka kecil kemungkinan aku akan selamat.'

Tanpa pikir panjang, ia langsung membulatkan tekadnya.

' Jika begitu maka...'

" Hei kalian cepat tangkap dia, kalau ia mela.." Belum ia selesai berbicara Hao tian sudah melompat ke dalam Tebing itu.

Hao Tian mulai jatuh dan mendarat di air sungai yang terjal.

' Sial air dingin sekali, aku harus kembali kepermukaan air, jika tidak aku bisa kehilangan kesadaran.'

Hao Tian berenang sampai kepermukaan, tapi pas ia sampai kepermukaan, ia terbawa arus dan sampai kepalanya terbentur oleh batu besar dan mulai kehilangan kesadarannya.

' Tidak, aku harus bertahan aku harus bertahan, aku harus bertahan, aku..' Tapi tubuhnya tidak menuruti apa keinginan Hao Tian, dan iapun benar-benar kehilangan kesadarannya.

ch. 2 RAHASIA

Di sebuah Gua terdapat bocah laki-laki yang sedang terbaring tidak sadarkan diri, bocah itu tidak lain adalah Hao Tian.

Setelah terbaring selama berjam-jam Hao Tian mulai menunjukkan kalau ia mulai sadar.

" Uhuk uhuk uhuk."

Pas Hao Tian tersadar ia langsung batuk, dari batuk itu keluar air yang menunjukkan bahwa ia baru saja tenggelam.

" Dimana aku? Aku belum mati? Syukurlah aku sel..ah.. ah.. sakit, kepalaku sakit sekali.."

Tiba-tiba kepalanya mulai merasakan kesakitan.

' Sepertinya rasa sakit ini akibat terbentur batu saat aku terbawa arus ' kata batin Hao Tian.

Setelah itu Hao Tian mulai mencoba duduk dan melihat-lihat tempat ia tak sadarkan diri. Tidak jauh darinya terlihat air di dalam sebuah kolam, dan mulai mencoba meminum air itu untuk menghilangkan rasa hausnya.

" Ah ah ah sepertinya aku ada di dalam gua bawah laut, setelah tak sadarkan diri, mungkin mungkin secara tidak sengaja aku dibawa arus dan masuk kedalam Gua Bawah Laut ini."

Kemudian ia mulai melihat ke dalaman air sungai dengan melemparkan batu kecil ke dalam air.

" Sepertinya airnya cukup dalam,dengan kondisiku sekarang aku tidak bisa pergi dari sini."

Tiba-tiba terdengar bunyi suara dari perut Hao Tian. " Sepertinya aku mulai lapar,di dalam Gua seperti ini dari mana aku dapat makanan."

Hao Tian sambil memegang perutnya, ia kemudian ingat tentang cincin yang di berikan oleh ayahnya.

Cincin yang di berikan oleh Hao long merupakan cincin yang bernama cincin ruang, yang bisa menyimpan benda mati. " Mungkin cincin ini menyimpan makanan," Hao Tian sambil mengusap cincin yang ada di jarinya.

" Kata ayah untuk mengeluarkan apa yang ada di dalam cincin ini, aku harus terlebih dahulu meneteskan darahku, kemudian mengalihkan sedikit tenaga dalam."

Setelah melakukan itu ia berhasil mengeluarkan roti dari cincin ruang dan memakannya dengan lahap. Setelah ia makan, ia mulai berdiri dan melihat-lihat Gua lebih teliti.

Anehnya di dinding gua ada lukisan pahat berbentuk manusia. Di bagian leher lukisan itu ada garis-garis berbentuk kalung.

" Apa ini gua rahasia? Ada lukisan di dalam gua, berarti Gua ini pernah ada yang tinggal."

Hao Tian melihat lukisan lebih lama dan ia merasa ada yang aneh di bagian leher, karena simbol garis garis di bagian leher mirip dengan kalung ia pakai.

" Apa ini? Simbol garis ini, mirip dengan kalung yang aku pakai. Kata Ayah kalung ini adalah

pusaka sekte kami, tetapi kenapa gambar ini mirip dengan pusaka sekte kami?." Hao Tian mulai ingat bahwa pusaka ini belum diketahui apa kegunaannya.

Kalung pusaka adalah pemberian dari leluhur mereka, dan menyuruh pemimpin sekte untuk menyimpannya, leluhur memberitahukan bahwa kalung ini merupakan pusaka, tapi tidak memberitahukan apa kegunaan pusaka itu. Hingga saat ini pusaka ini di turunkan ke generasi-generasi pemimpin sekte selanjutnya dan akhirnya ada di tangan Hao Tian saat ini.

Hao Tian memeriksa kembali lukisan di dinding, ia sedikit memukul dinding batu itu tapi,suara dari batu itu berbeda dengan seharusnya.

" Apa ini semacam pintu rahasia? Kalau ini pintu rahasia, bagaimana cara membukanya?" Hao Tian mulai bingung tentang hal ini.

" Jika di ruang rahasia milik Kakek, kita harus menekan sesuatu untuk membuka pintu, tapi disini, aku tidak dapat menemukan apa-apa walau sudah memeriksa berkali-kali." Tiba-tiba matanya mulai tertuju pada garis di leher yang menyerupai kalung miliknya.

"Jangan bilang kalung ini adalah kunci untuk membuka pintu rahasia ini." Hao Tian mulai

melepaskan kalung di lehernya, dan pelan-pelan memasukan kalung ke dalam garis-garis di leher lukisan, dan benar saja, keduanya sangat cocok seakan garis-garis itu di buat untuk kalung itu.

Tiba-tiba lukisan itu terbuka layaknya sebuah pintu, Hao Tian mulai masuk secara

perlahan takut ada jebakan yang tersimpan di dalam pintu rahasia. Tapi bertapa terkejutnya ia melihat sesuatu yang ada di depan matanya.

" Apa apa ini? ini tidak mungkin.. "

****

Disisi lain, terdapat seorang ibu hamil yang sedang bersembunyi di rongga pohon dan ditutupi oleh ranting di pintu masuknya, dia adalah Zhou Mei Ibu dari Hao Tian. Setelah ia seharian bersembunyi, ia memutuskan untuk pergi.

" Apa Tian'er selamat? Awas saja, kalian yang telah menyentuh keluargaku, hutang ini akan

aku balas 10 kali lipat." Kata Zhou Mei yang sedang bersumpah untuk balas dendam.

Walaupun begitu di dalam hatinya ia sangat menghawatirkan Anak, Suami dan Mertuanya yang ia tidak tahu bagaimana keadaan mereka saat ini.

" Untuk saat ini, saya harus meminta bantuan Guru untuk menemukan keluarga saya. Hanya Guru yang bisa saya andalkan saat ini."

Zhou Mei mulai melakukan perjalanan untuk pergi meminta bantuan Gurunya Su Qing dari Sekte Bulan Perawan.

Zhou Mei dulunya adalah salah satu murid berbakat dari Sekte Bulan Perawan sebelum ia

menikah. Gurunya Su Qing adalah salah satu dari tetua dari Sekte Bulan Perawan.

Perjalanan Zhou Mei ke Sekte bulan perawan membutuhkan waktu 1 bulan dengan

Kecepatannya saat ini. Jika ia sedang dalam keadaan primanya dan tidak hamil, maka ia

hanya membutuhkan 2 Minggu untuk sampai ke Sekte Bulan Perawan.

Saat Zhou Mei melewati hutan, tiba-tiba ia dihadang olah sekelompok perampok berjumlah 30 pendekar tingkat tinggi. Saat ini kondisi Zhou Mei hanya pada tahan pendekar ahli, sehingga akan membuat ia kesulitan jika terjadi pertempuran.

Walaupun dalam kondisi prima ia adalah pendekar raja tapi saat in ia sedang hamil tua dan dalam kondisi kelelahan sehingga ia hanya bisa mengeluarkan sebagian kecil dari kemampuannya.

" Sepertinya kita dapat mangsa yang bagus." Kata salah satu perampok sambil tertawa kecil.

" Tapi sepertinya wanita ini sedang hamil, bagus sekali. mungkin ini yang dinamakan beli 1 gratis satu." Balas perampok yang lain.

Para perampok ini memilik berbagai senjata di tangan mereka, ada yang memegang pedang, panah, tombak, dan juga golok.

Melihat kedatangan sekelompok yang sepertinya perampok membuat Zhou Mei meningkatkan kewaspadaannya." Jangan ganggu aku, jika tidak, kalian tidak akan melihat matahari terbit lagi."

" Aduh nona ini galak sekali, jika saja nona memohon 'tolong lepaskan saya' mungkin kami akan melepaskanmu." kata seorang perampok dengan nada mengejek.

" Jangan meremehkan ku, bajingan." Sambil melepaskan hawa bertarungnya.

" Oh ternyata ia adalah pendekar ahli, walaupun begitu kamu masih belum bisa mengalahkan

kami dalam kondisimu Sekarang ini, menyerahlah sehingga kami tidak perlu menyakitimu." Perampok sambil tertawa pelan.

" Bajingan rasakan ini." Zhou Mei melepaskan tenaga dalam dan berniat menyerang para

perompak terlebih dahulu.para perampok tentu tidak tinggal diam dan melawan balik.

Sedikit demi sedikit Zhou Mei berhasil mendominasi pertempuran, tapi itu hanya sementara. Salah satu perompak melemparkan puluhan jarum kepada Zhou Mei. Sebagian besar jarum itu ia berhasil menghindarinya tetapi dua jarum berhasil mengancam di paha kanannya.

Lama kelamaan Zhou Mei kehilangan tenaga dalamnya dan fisiknya mulai melemah.' Sial

sepertinya jarum tadi memiliki racun ' kata batin Zhou Mei dan ia mulai kewalahan.

Tiba-tiba salah satu kepala perampok jatuh dari tubuhnya, dan membuat para perampok terkejut.

" Siapa itu! Keluar kau pengecut." Teriak salah satu perompak.

" Tidak perlu berteriak, aku pasti akan memperlihatkan diriku." Seorang wanita keluar dari arah hutan dengan pedang yang sudah di keluarkan dari sarungnya. kemudian wanita itu pergi kearah Zhou Mei yang mulai terduduk lemas.

Wanita itu mengalihkan tenaga dalamnya ke punggung Zhou Mei, dan membuat raut wajah Zhou Mei kembali lebih cerah.

" Kakak kamu datang." kata Zhou mei dengan nada pelan." tunggu disini, kakak akan mengurus mereka." Wanita yang Zhou Mei panggil Kakak itu langsung melepaskan tenaga dalam besar dan menebas satu persatu kepala para perampok.

Melihat mereka tidak bisa mengalahkan wanita itu, mereka langsung melarikan diri. Bagi mereka wanita yang baru saja datang itu terlihat seperti dewa kematian yang siap kapan saja mencabut nyawa mereka.

" Kita tidak bisa mengalahkannya, cepat lari..!" Ucap salah satu perampok sambil melarikan diri.

Perlahan tapi pasti wanita itu berhasil membunuh sebagian besar perampok dan sisanya hanya kurang dari 5 orang. Melihat perampok yang melarikan diri,ia tidak memutuskan mengejarnya, dan kembali ke tempat Zhou Mei.

" Adik apa kau baik-baik saja?" Wanita itu terlihat sangat khawatir dengan kondisi Zhou Mei.

" Kakak, aku baik-baik saja,untung ada Kakak, kali tidak aku tidak tau apa yang akan terjadi pada diriku." Jika Zhou Mei tertangkap besar kemungkinan ia akan di bawah keluar Kekaisaran Song dan dijadikan budak membuat ia akan lebih sulit untuk balas dendam.

" Tapi kakak, bagaiman kakak bisa ada disini?" Zhou Mei bertanya-tanya bagaimana bisa ia kesini padahal jarak dari sekte Bulan Perawan ke sini lumayan jauh.

" Aku sedang menjalankan misi, tapi setelah menjalankan misi, aku mendapatkan kabar

bahwa Sekte gunung Cahaya di serang oleh Sekte Bunga Iblis, Sekte Taring Serigala, dan Sekte Beruang Putih. Sebab itu aku buru-buru kesini, dan tanpa sengaja aku bertemu kamu di hutan ini."

"Tapi melihat keadaanmu sekarang sepertinya aku terlambat. Maaf, Kakak tidak bisa datang

tepat waktu. Jika saja kakak tepat waktu, mungkin..." Sebelum ia selesai berbicara Zhou Mei sudah memotong pembicaraannya.

" Kenapa Kakak harus minta maaf, ini bukan salah Kakak, lagipula walaupun Kakak datang

tepat waktu, belum tentu kita bisa menghentikan pertempuran." Melihat Kakaknya yang sedih Zhou Mei menyemangati kakaknya untuk tidak menyalahkan dirinya.

Kakak Zhou Mei bernama Zhou Wei, ia merupakan jenius di sekte gunung perawan. Zhou Wei terlihat berusia 28 tahun tapi sebenarnya usia sudah 40 tahun.

Ia baru berusia 40 tahun tapi ia sudah mencapai pendekar kaisar. hal ini membuat ia menjadi salah satu jenius di kekaisaran Song.

Zhou Wei dan Zhou Mei merupakan saudara kandung, sebelumnya mereka mempunyai

keluarga pada umumnya, tapi karena desanya di serang perampok sehingga mereka

kehilangan kedua orang tuanya, dan membuat mereka menjadi budak.

Akan tetapi markas para perampok di serang oleh seorang pendekar wanita, dan berhasil membunuh semua perampok.

Kemudian ia membebaskan para budak dan menyuruh para para tahanan untuk mengambil

uang yang ada di dalam ruang harta perampok sebagai bekal mereka melanjutkan hidup.

Pendekar wanita itu adalah salah satu tetua Sekte Gunung Perawan bernama Su Qing.

Su Qing melihat Zhou Wei dan Zhou Mei yang masih berusia 7 tahun, hampir saja menjadi

budak, membuat ia mengingat tentang masa lalunya yang hampir sama yang di alami oleh kedua saudara itu.

Su Qing memilih berbincang dengan kedua anak itu, dari perbincangan itu, Su Qing mengetahui bahwa kedua anak itu sudah tidak memiliki kedua orang tua.

Hal ini membuat Su Qing merasa sangat sedih karena kisah mereka yang sama, kemudian ia

memutuskan untuk menjadikan kedua anak itu menjadi muridnya dan membawanya ke sekte Gunung Perawan.

Kebetulan Su Qing belum mempunyai murid dan salah satu syarat menjadi murid Sekte

Gunung Perawan adalah anggota dari Sekte Gunung Perawan harus seorang wanita.

Kebetulan juga Zhou Wei dan Zhou Mei adalah wanita. Hal ini membuat Zhou wei dan Zhou Mei memenuhi syarat menjadi murid di Sekte gunung perawan.

Singkat cerita mereka berdua di terima menjadi murid di sekte Gunung Perawan, dan menjadi

murid Su Qing. Karena kecepatan mereka menguasai jurus-jurus, membuat mereka menjadi salah satu jenius di Sekte Gunung Perawan bahkan di Kekaisaran Song.

" Tenang saja kakak aku pasti akan membalas perbuatan mereka." Zhou Mei dengan penuh percaya diri mengenai balas dendamnya.

" Itu baru Adikku, tenang saja Kakak pasti akan membantu membalaskan dendam mu.

Untuk sekarang ini kita kembali dulu ke sekte dan menemui Guru. Guru juga pasti akan

membantu, serta kita harus mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi mereka kelak."

" Baik Kakak." Jawab Zhou Mei dengan penuh antusias.

" Kalau begitu ayo kita pergi." Kedua saudara itu melanjutkan kembali perjalanan ke Sekte Gunung Perawan.

ch. 3 KEJUTAN

Hao Tian tidak bisa mempercayai apa yang ada di depannya, karena hal ini sama sekali tidak sesuai dengan apa yang ada di benaknya.

"Apakah aku sedang bermimpi?"

Di dalam Gua, banyak sekali koin emas yang menjulang layaknya gunung. Gunungan

emas itu memiliki tinggi 4 meter dan lebar 10 meter. Tidak hanya satu tapi berjumlah puluhan gunung emas.

"Apa semua ini emas asli?" Hao Tian mulai mendekati salah satu gunungan emas dan

mengambil satu kon emas supaya ia bisa memeriksa emas itu.

" Tidak salah lagi, ini semua emas asli. Mungkin pemilik ruang rahasia ini adalah seorang kaisar."

Hao Tian menduga pemilik ruang rahasia adalah seorang kaisar dan menyimpan semua harta kerajaannya disini karena hanya itu yang ada pada pikiran Hao Tian yang bisa menjelaskan semua emas itu.

"Bahkan ruang harta sekte kami tidak akan bisa di bandingkan dengan semua ini." Hao Tian

pernah dibawa keruang harta sekte gunung cahaya oleh Kakeknya yang seorang ketua sekte.

Tapi semua harta itu terlihat kecil jika dibandingkan dengan emas yang ada didepan matanya saat ini.

Hao Tian mulai berjalan-jalan ke depan untuk melihat sekeliling, tidak jauh didepannya

terlihat gua lain yang terlihat cukup besar untuk ukuran gua pada umumnya.

Hao Tian mulai memasuki Gua itu, dan ia kembali di kejutkan dengan apa yang ada di depan matanya.

"i...ni..?

Hao Tian ingin mengatakan sesuatu tapi suaranya tidak bisa keluar karena rasa keterkejutannya yang masih terlihat di wajahnya.

Di depan Hao Tian terdapat 8 pedang yang menancap di atas batu. Walaupun Hao Tian baru di dalam dunia persilatan tapi ia tahu bahwa senjata ini memiliki aura yang sangat berbeda dengan pedang yang ia pernah lihat.

Semua pedang memiliki ciri-cirinya sendiri dan terlihat sangat elegan, bahkan orang biasa juga tahu kalau pedang itu adalah pedang pusaka.

Setelah beberapa saat mengamati ke delapan pedang ia mulai mendekati pedang dan mencoba mencabut salah satu pedang namun sekeras apapun ia mencoba pedang tidak tercabut bahkan pedang tersebut tidak bergerak sedikitpun.

"Sial, kenapa tidak bisa dicabut, atau mungkin di butuhkan tenaga dalam besar untuk

mencabutnya." Hao Tian pernah melihat pedang pusaka yang tidak bisa di gunakan kecuali penggunaannya memiliki tenaga dalam yang besar seperti pedang milik Kakeknya.

Karena terus memperhatikan semua pedang sehingga ia tidak memperhatikan sekeliling

Gua itu, sampai ia terjatuh saat mencoba lagi mencabut pedang.

Terlihat ribuan tanaman berharga yang tumbuh di sekeliling gua sampai tumbuh ke dinding dan langit-langit Gua.

Semua tanaman memiliki berbagai macam jenis dan kegunaannya tersendiri. Bahkan dari

berbagai jenis tanaman, terdapat tanaman teratai tujuh warna.

" Jika dunia tahu kalau Gua ini memiliki kekayaan sebanyak ini, mungkin akan terjadi

pertempuran besar untuk memperebutkan semua ini. Bagi pendekar semua ini seperti surga yang dapat membuat ia gila"

Tidak salah lagi kalau semua ini akan menjadi titik pertempuran besar untuk memperebutkan

semua harta, tidak terkecuali pasti semua kalangan dari bangsawan, pendekar, biksu, pengemis, perampok, bahkan orang biasa akan datang akibat keserakahan mereka.

Bahkan jika harus mengorbankan nyawa banyak orang demi mendapatkan sedikit saja dari semua harta. Sedikit saja sudah lebih dari cukup untuk membuat orang jadi gila.

Luas Gua tersebut jauh lebih luas di bandingkan dengan ruangan yang ada di luar tempat penyimpanan emas.

Tidak jauh di depan Hao Tian juga terdapat altar. Altar tersebut terdapat tengkorak yang sedang duduk di altar. Tengkorak tersebut memegang sebuah peti yang berukuran sekitar 40 cm dan tinggi 30 cm.

Hao Tian mulai mendekati altar dan ingin melihat lebih dekat tengkorak itu. Hao Tian berhenti mendekat setelah jaraknya dengan tengkorak cukup dekat.

" Kurasa ia adalah pemilik gua rahasia ini, melihat semua pedang itu, kurasa ia seorang pendekar hebat di masa lalu. Sudah seharusnya aku membuat penghormatan kepadanya karena aku akan tinggal di makamnya untuk sementara."

Hao Tian mulai memberi penghormatan kepada tengkorak di altar layak seorang murid yang memberi penghormatan kepada gurunya, yaitu dengan memberi sujud sebanyak 3 kali.

" Tuan untuk saya akan tinggal di sini sementara sampai keadaan fisik dan tenaga dalam cukup besar untuk keluar dari makam tuan, mohon untuk di maklumi."

Setelah itu ia bangun, matanya tertuju pada peti yang di pegang oleh tengkorak. Karena rasa penasaran, ia mendekat dan berniat membuka peti tersebut.

" Maafkan ketidaksopanan saya Tuan, saya akan mencoba melihat saja, setelah itu saya akan mengembalikannya." Hao Tian berbicara dengan sedikit malu-malu.

Hao Tian mengambil peti dari tangan tengkorak seperti mengambil sesuatu dari tangan bayi,

dikarenakan pemiliknya sudah mati dan menjadi tengkorak yang tak berdaya.

Ia mulai membukanya secara perlahan-lahan takut ada jebakan yang akan keluar jika peti itu

dibuka. Tapi pas peti sudah terbuka sepenuhnya tidak ada semacam jebakan didalam peti.

Hao Tian di kembali di kejutkan dengan apa yang ada di dalam peti tersebut. Di dalamnya

terdapat sebuah kertas kecil dan beberapa kitab yang disusun secara rapih.

Hao Tian memberanikan diri mengambil dan membaca kertas kecil itu yang bertuliskan.

" Namaku adalah Ming Feng, aku adalah seorang pertapa. Siapapun yang berhasil memasuki makam ku maka ia akan menjadi pewaris ku dan berhak memiliki semua yang ada."

Di dalam kertas itu juga tertulis bahwa sebelum ia menjadi pertapa, ia adalah seorang pendekar hebat di masa lalu.

Tapi tidak di jelaskan ia berasal dari mana, dan dari sekte mana, hanya saja ia dikatakan

sering berpetualang kemana saja melangkah dan membantu yang kesusahan.

" Terimakasih Tuan, saya pasti akan mempergunakan harta anda untuk kebaikan."

Hao Tian meletakkan kembali kertas yang ia baca, dan mengambil salah satu kitab.

Pada sampul kitab tersebut tertulis ilmu pedang bulan purnama. Hao Tian mulai membuka halaman demi halaman. Hao Tian berdecak kagum dari waktu ke waktu ketika membaca kitab tersebut.

" Sungguh ini mahakarya terbaik, siapapun yang membuatnya pasti adalah orang paling jenius dari dunia ini." Hao Tian sagat terkagum kagum saat membaca kitab di tangannya.

Yang membuat Hao Tian lebih terkejut lagi adalah tidak hanya satu ilmu pedang tapi 7 ilmu

pedang di dalam peti. Dan masih ada lagi ilmu pedang di dalam peti, ada juga ilmu meringankan tubuh,dan ilmu meracik obat.

" Tidak salah lagi, ini surga untuk seorang pendekar, hehehe." Hao Tian mulai tertawa pelan dengan apa yang ia dapatkan

Hao Tian meletakkan semua kitab kembali kedalam peti, dan ia kembali memberi penghormatan kepada tengkorak Ming Feng.

" Tuan Ming Feng yakinlah, aku pasti akan mempergunakan emas ini untuk membantu orang-orang yang berada dalam kesusahan, dan menjaga semua pedang pusaka supaya tidak jatuh ke tangan orang salah."

Hao Tian berdiri lagi, terlihat di wajahnya bahwa ia sangat bersemangat untuk berlatih salah satu ilmu pedang yang ada dalam peti.

Di samping altar terdapat juga peti lain, yang memiliki ukuran dua kali dari peti

yang berisikan kitab. Isi dari peti itu adalah pil-pil dengan jumlah yang mencapai seratus lebih. Dan memiliki berbagai jenis dan fungsi yang berbeda-beda.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!