NovelToon NovelToon

Perjalanan Hidup Anak Kampung

Anak Kecil

Di suatu kampung lahirlah seorang anak laki laki yang diberi nama Vian, orang tua vian hanya seorang petani dengan rumah panggung, sedangkan kakek Vian dari ibunya bekerja disalah satu Bank ternama di ibu kota bernama Hadian, vian adalah cucu laki laki pertama dari kakeknya tersebut.

Vian sewaktu sekolah dasar dan menengah selalu jalan kaki walau jaraknya jauh. apalagi waktu sekolah menengah vian setiap hari harus jalan kaki ke sekolah selama 1 jam. jadi kalo berangkat sekolah vian selalu pagi sekali jam 5.30.

waktu kelas 2 sekolah menengah vian di tinggal ayahnya ke kota untuk menjadi mandor bangunan, selama itu vian yang harus menggantikan pekerjaan ayahnya yang ditinggal di kampung. yaitu mengambil gula aren di pagi sebelum berangkat sekolah dan mengambil rumput untuk makanan kambing dan kerbau sepulang sekolah. sorenya vian harus ambil gula aren lagi ke hutan.

untuk bisa jajan disekolah vian selalu mengerjakan jadwal piket teman temannya yang gak mau bersih bersih kelas.

selama disekolah menengah itu vian selalu menjadi olok olok teman temannya. karena vian miskin dan kecil. tetapi vian tidak pernah merasa sakit hati dan dendam selagi kata kata itu ditujukan kepadanya.

suatu hari vian di olok olok oleh Dani temannya dan itu tidak ditujukan hanya kepadanya tetapi menghina orangtuanya juga. jadi vian langsung menampar Dani yang langsung pingsan. Vian dibawa ke ruang guru dan diberikan tamparan juga sama gurunya.

sampai di rumah vian ditanya sama ibu Ningsih ibunya, kenapa pipinya merah. vian bilang di tampar guru karena berkelahi sama temannya yang menghina. kebetulan pada saat itu Pak Adi ayahnya lagi pulang dulu dari proyek di kota. Vian hanya diberikan nasehat jangan sampe melakukan itu lagi dan jangan sampe memukul orang tanpa alat, ayahnya bilang kalau memukul tanpa alat ditakutkan ketika vian memukul berkata yang aneh aneh sehingga orang yang di pukul bisa seperti apa yang dikatakan waktu memukul.

setiap kakek hardian pulang ke kampung selalu melihat bahwa vian berangkat sekolah pagi sekali karena jarak dari kampung ke sekolah jauh. maka kakek hardian bilang kepada ibu ningsih dan pak Adi jika sudah lulus sekolah menengah Vian akan dibawa ke kota supaya mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

setelah lulus sekolah menengah vian yang di bantu wali kelasnya mengurus segalanya untuk melanjutkan pendidikan di kota.

di kota B vian diterima di salahsatu sekolah swasta, atas rekomendasi kakeknya. karena badannya kecil vian juga mendapat ejekan dari teman temannya. tetapi vian tidak pernah meladeninya.

selama disekolah itu vian aktif dikegiatan kegiatan sekolah terutama pramuka dan kalo ada waktu libur dia suka di suruh sama gurunya untuk membantu membereskan rumahnya seperti mengecat rumah atau potong rumput di rumah gurunya itu dan tentu mendapatkan bayaran.

setelah lulus Sekolah tersebut Vian melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi di ibu kota. sebelum mengambil kuliah vian mengikuti test akademi militer, akan tetapu dia dinyatakan tidak lulus untuk masuk akademi militer. untuk menghemat dan tambahan jajan setiap pergi dan pulang via selalu mencari Bis yang kondekturnya hanya sendiri. " bang saya ngikut ya, saya bantu ngenekin." kata vian,

" iya boleh mas, saya keteran juga." jawab kondektur

vian hanya menjadi kondektur sekali jalan saja, tapi terkadang kalo ingin mendapatkan uang di berangkat lebih pagi. jadu dia bisa 2 jalan, selain tidak bayar, vian juga diberikan uang sedikasihnya.

di perguruan tinggi itu vian ambil jurusan akuntansi. sebelum lulus vian ditawari dosennya untuk kerja di kantor akuntan publik miliknya hingga lulus kuliah. setelah lulus kuliah dosen itu menawarkan mau lanjut disitu apa mau coba di perusahaan lain. karena kebetulan pada saat itu disalah satu perusahaan yang ditangani kantor tersebut membutuhkan karyawan. vian menerima tawaran tersebut untuk menjadi staff akuntan di perusahaan itu.

perusahaan tersebut perusahaan yang cukup besar yang dimiliki oleh keluarga keturunan. dimana komisarisnya di pegang oleh yacob, dirutnya manopo, sedangkan direktur keuangannya di pegang sama istri dari yacob ibu lily. vian adalah satu satunya cowo di divisi keuangan itu. dan vian selalu menjadi bahan kemarahan jacob kalo di perusahaan itu ada kesalahan. selama bekerja tersebut vian selalu melakukan sholat di ruangan yg kebetulan kosong atau lebih sering di tangga darurat. pada suatu hari. kebetulan vian harus melakukan sholat jumat, sepulangnya sholat vian dikasih tau sama teman temannya kalo dia dicari sama manopo..

sampai di ruangan manopo vian langsung dimarahi karena dibilang tidak disiplin dan malas. pada saat itu vian sudah habis kesabarannya dan hampir memukul direktur tersebut, untung ingat kata kata ayahnya. vian keluar ruangan itu tanpa berfikir apa apa lagi terus menuju ke kamar mandi untuk cuci muka dan mengambil wudhu.

di ruangan keuangan vian langsung membanting pintu terus marah ke teman temannya.

suasana kantor

setelah membanting pintu vian langsung menanyakan kepada teman temannya, mau kalian apa?, kalo kalian gak suka sama saya bilang. kalian tau kan hari ini hari apa?, saya harus sholat jumat kenapa kalian gak bilang. teman teman vian diam.

sore hari manopo ke ruangan vian, dia meminta maaf atas kejadian tadi siang, dia bilang ke vian karena terbawa emosi karena kerjaan yang biasa vian lakukan, dia harus kerjakan, karena rumit jadi dia terbawa emosi

ke esokan harinya bu Lily mendatangi vian dan teman temannya di ruangan, "buat perempuan akhir pekan ini boleh pergi ke tempat hiburan dan dia yang akan memberikan biayanya." kata bu lily, nah karena gak ada cowoknya buat jagain kalau ada apa apa vian harus ikut juga.

*kembali sebelum hari itu

seminggu sebelum acara liburan, masuk seorang karyawati untuk jadi reseptionis, cewek itu bernama Elis yang memiliki paras cantik, di kalangan cowok cowok terjadilah perbincangan dan menjadi ajang taruhan barang siapa yang bisa jadian sama elis akan dapat 500rb dari setiap orang, kebetulan yang kumpul saat itu ber lima termasuk Vian.

waktu pemberangkatan ke acara hiburan.

di pagi harinya vian datang ke kantor karena janjian disana, vian bertemu dengan elis.

"pak ikut juga, bukannya ini acara cewek cewek aja ya." kata elis

"saya di suruh Bu Lily untuk menemani kalian." jawab vian

"oh. kalo gitu nanti saya bareng sama bapak ya, bolehkan." kat elis

"boleh aja, eh jangan panggil bapak dong nama aja ya." kata vian

" baik." jawab elis

selama di tempat hiburan itu, elis selalu mengikuti kemana vian pergi, di satu sisi vian juga tidak keberatan selain dapat cewek dia juga bakalan dapat uang dari teman temannya. sampai waktu pulang elis meminta diantar.

keesokan harinya di tempat kerja, vian berkumpul sama teman temannya yang waktu itu mengajak taruhan. " ayo kumpulin uangnya saya sudah jadian sama elis." kata vian,

Teman temannya kaget.. " kalo kalian gak percaya tanyain aja sama orangnya." kata vian. akhirnya teman temannya itu samperin elis.

"lis, beneran kamu sama vian sudah jalan," kata rico

"emang kenapa ya, gak boleh gitu, kemaren juga vian yang anterin aku pulang." jawab elis

teman teman vian (riko, adi, andi, jamal) bangsat kamu vian bisa aja

"mana uangnya.." kata vian

mereka pun memberikan uang taruhan kepada vian.

kakak elis yang kerja di dekat kantor vian merasa tidak setuju akan hubungan mereka dan disetiap bertemu kakajnya gak pernah ngomong dan pasang muka nyebelin. kakaknya fikir vian cuma staf disana dan kalo ke kantor pun pake kendaraan umum.

di hari hari berikutnya elis bilang ke vian

" vian kakak ku lagi perlu uang buat bayar berobat anaknya, aku huga bingung mau bantuinnya, gimana belum gajian." kata elis

" memang perlu berapa," jawab vian

"1jtan, katanya." jawab elis

"oh.. ya udah habis istirahat aku kasih ya." jawab vian.

"beneran nih kamu mau bantu, kamu emang ada." kata elis

"iya ada, nanti aku kasih." jawab vian

"ya udah entar aku bilang sama kakak ku, makasih ya udah mau bantu." jawab elis

jam istirahat vian dan elis ketemu sama kakaknya shinta,

"ka ini ada uang dari vian buat bantu kakak bayar berobat," kata elis

"ini kak, maaf ya aku gak bisa bantu lebih." kata vian

"makasih banyak ya vian, dan aku minta maaf ngerepotin kamu." jawab shinta

"sama sama ka. kebetulan saya lagi pegang uang. semoga anaknya kakak lekas sembuh." kata vian

waktu jam kerja vian di panggil bu lily ke ruangannya, tok tok tok.. "masuk." kata bu lily.

"siang bu. ada apa ya," kata vian

"gak apa apa vian, saya cuma mau bilang, kalo bapak (suaminya) marah jangan di ambil hati ya," kata bu lily

"gak apa bu, itu sudah biasa." jawab vian

"saya gak enak kalo ada masalah di rumah bapak selalu bawa masalah ke kantor dan kamu jadi pelampiasannya " kata bu lily.

"kamu udah makan belum, ini tadi saya beli lebih. makan ya.." kat lily

"makasih bu, kalo gak ada apa apa lagi saya pamit." kata vian

pada hari berikutnyanya vian mau menyetorkan uang ke bank dan kebetulan didepan kantor bertemu bu lily,

"vian kamu mau kemana dan sedang nunggu apa." kata bu lily

"mau menyetorkan uang bu, tapi kendaraan operasional lg di pake marketing dulu," jawab vian

bu lily memanggil sopir pribadinya, menyuruh anterin vian ke bank, "tapi selain vian gak boleh ya. suka bau matahari, " kata lily

" baik bu." jawab edi

"vian pake aja mobil saya, jadi kalo kamu mau ke bank dan saya lagi gak pake, kamu bilang aja ke edi." kata bu lily

"iya bu. terimakasih." jawab vian

didalam mobil edi dan vian ngobrol, " mas baru kali ini lho ibu membolehkan orang lain naik mobilnya." kata edi.

" masa sih pak." jawab vian

besoknya vian dipanggil sama yacob karena ada kesalahan di divisi lain,

"lw gimana sih kerjanya gak becus gt, " kata yacob

" salah gw dmn ( disitu vian udah gak tahan lagi sampai bilang lw gw)" jawab vian

"itu ada kesalahan di bagian operasional, gw gak ngerti lw ngeceknya gmn," kata yacob

"gw kan bukan bagian itu," jawab vian

"itu kan tanggung jawab lw juga sebagai manager," kata yacob

" kapan gw diangkat jadi manager, dan gw gak butuh jabatan, ngapain jabatan jendral gaji kopral." jawab vian

"dicatatan gw lw udah kena surat peringatan 4," kata jacob

"hah SP 4, dimana mana juga cuma 3," jawab vian

disaat itu masuklah bu lily, ada apa ini vian dan papah.

"ini si vian ngelawan aja," kata yacob

"ngelawan gimana, benerlah si vian kenapa pah salahin vian yang bukan tanggung jawab dia," kat bu lily

"kenapa kamu belain dia," kata yacob

"dia itu bawahan aku pah jelas aku bela dan kalo papah mau nyalahin dia nyalahin aku dulu lah itu kan strukturnya. lagian kapan si vian diangkat jadi manager, kalaupun udah, ada gak penyesuain gajinya." jawab lily

"vian, kamu keluar dulu ya." kata bu lily

" iya bu.. terimakasih." jawab vian, setelah vian keluar entah apa yang terjadi di ruangan itu

setelah keluar dari ruangan yacob vian pergi ke ruangan bagian operasional dan menanyakan ada apa yang terjadi.. kebetulan di bagian operasional itu teman teman vian. yang waktu itu taruhan mengenai elis.

"gini bro kemarin kita salah cetak dan ngasih harga ke konsumen." kat rico

"hubungan dengan gw apa, sampe si yacob marah marah ke gw," kata vian

"si yacob cemburu kali sama lw karena lw deket sama bu lily." kata rico

"bangsat lw," kata vian

"kenyataannya lw deket sama bu lily dan gw lihat waktu itu lw boleh naik mobilnya dia, padahal selama ini gak pernah ada karyawan yang boleh make mobil dia." kata rico

besoknya pas gajian vian dipanggil bu lily,

"vian maafin bapak ya, o iya kamu udah gajian," kata bu lily

"sudah bu, terimakasih." jawab vian

"ini buat kamu," kat lily sambil ngasih amplop, "ini apa bu, sy kan sudah gajian, apa ini pesangon saya." kata vian

"ini bonus dari sy, karena kemarin bapak bilang kamu sebagai manager. bukan lah." kata bu lily. "gak usah bu," jawab vian

"terima aja, kalo gak sy akan marah sama kamu." kata bu lily

"terimakasih banyak bu," jawab vian sambil menerima amplop. setelah itu vian pergi dan melihat isi amplop yang dikasih ibu lily, vian terkejut isi amplop itu lebih besar dari gajinya dari kantor. dan bulan berikutnya juga sama vian selalu diberikan amplop lagi dari bu lily.

suasana kantor 2

selama kerja di perusahaan investama ini vian merasa kerjaannya tidak dihargai oleh pimpinannya, akan tetapi ibu lily yang selalu memberikan bonus dan dia memohon supaya vian tidak keluar. vian yang tadinya mau mengajukan pengunduran diri mengurungkan niat itu karena kebaikan ibu lily, disitu vian merasa dihargai.

pada hari itu vian merasa cape dan tertidur di kursi kerja dan membelakangi pintu masuk ruangan, terdengar suara ibu lily masuk dan menanyakan keberadaan vian. salah satu senior disitu bilang ini bu vian lagi istirahat tadi dia habis dari bank. "perlu saya bangunkan."kata melly staf senior disitu.

"gak usah, mungkin dia lelah apalagi kemarin dia habis lembur." jawab bu lily, sebelum meninggalkan ruanan bu lily berpesan kalo sudah istirahatnya tolong vian suruh ke ruangan saya.

setelah bu lily pergi, di ruangan itu jadi saling berasumsi bahwa vian bakalan dikeluarkan karena tidur di jam kerja..

setelah bangun melly bilang ke vian. "vian tadi di cariin bu lilly,kamu disuruh ke ruangannya" kata melly.

sebelum ke ruangan ibu lily vian ke kamar mandi dulu untuk cuci muka.. setelah itu baru dia pergi ke ruang bu lily.

vian mengetuk pintu tok..tok..tok.. masuk terdengar dari dalam suara bu lily. iya bu tadi mencari saya, maaf tadi saya tertidur mungkin karena kecapean.. "iya, gak apa apa silahkan duduk vian." kata bu lily

"vian habis ini ada kerjaan gak."tanya bu lily,

" oh udah selesai bu tinggal nanti nunggu laporan dari bagian operasional aja, gimana bu ada yang bisa saya bantu kerjakan." jawab vian

"saya mau buka rekening, saya mau ajak kamu supaya cepat dan mudah, kamu kan udah pada kenal sama pegawai banknya, bisa gak ikut saya ."tanya bu lily..

" bisa bu, tapi tunggu sebentar saya mau tanya dulu apa mobil atau motor ada yang nganggur buat pergi ke banknya, " jawab vian.

"oh gak usah kamu bareng aja sama saya ke banknya." kata bu lily

" oh oke kali begitu." jawab vian lagi

ya udah kita berangkat sekarang. ajak bu lily kepada vian. di depan resepsionis bu lily melihat ada tas dan alat alat kosmitik berserakan di atas meja. "ini punya siapa kok gak diberesin." tanya bu lily. "ini punya saya bu." jawab dian resepsionis baru.

"oh kamu, ya sudah beresin gak enak dilihatnya." ketus bu lily,

"iya bu sebentar sy lagi pakai sepatu dulu." jawab dian.

vian kesini tolong nanti sepulang dari bank kamu urus anak baru itu, suruh beresin barang barangnya sekalian kasih uang, berapa hari dia masuk kerja perintah bu lily.. "oh iya bu saya kerjakan." jawab vian. yu kita berangkat ke bank

diperjalan bu lily bilang sebenarnya gak mau sadis kaya gitu, tapi anaknya gak bisa dibilangin gimana. vian dan edi sopir bu lily cuma bisa tatap tapan aja. kalo ngomong khawatir panjang urusannya..

sesampainya di bank vian langsung di sambut satpam, satpam menanyakan keperluannya. vian menjelaskan ke satpam keperluannya, lalu vian dan bu lily disuruh menunggu sebentar. karena di bank itu cukup rame. setelah itu satpam pergi ke supervisor Bank. supervisor itu bilang ke pak satpam menyuruh vian dan bu lily ke ruangannya saja, satpam memanggil vian dan bu lily untuk masuk ke ruangan bu tasya supervisor bank tersebut.

di ruangan, bu tasya menanyakan keperluan bu lily dan vian datang, apa akan melakukan transaksi lagi. " ini bu, bos sy mau buka rekening, bisa kan dibantu." kata vian. " o iya bu lily perkenalkan saya tasya kebetulan supervisor disini, boleh saya minta KTP atau Pasportnya bu.." kata bu tasya

*) catatan buat pembaca : ibu lily ini umurnya 27 tahun, keturunan jawa dan lama tinggal di singapura

"untuk saya buatkan buku tabungannya. oh iya kira kira berapa ibu mau setoran awalnya," lanjut bu tasya, " oh ini ktp saya, untuk awal sy setor 10jt saja karena gak bawa cash banyak." jawab ibu lily. setelah mengambil ktp bu tasya pergi untuk proses buka rekening baru.

setelah bu tasya pergi bu lily bilang ke vian, kamu kok bisa kenal sama supervisornya segala vian. "oh itu bu hampir semua saya kenal bu dari satpam sampai supervisornya, karena saya kan hampir tiap hari ke sini untuk setor dan ambil uang. kalo gak gitu sy gak akan bisa kerja bu pasti lama disini ibu bisa lihat." jawab vian

"untung saya bawa kamu, terus nanti ingatin saya ya bawa makanan buat kamu kasih ke supervisor dan karyawan disini." kat bu lily

" iya bu."jawab vian. saya jadi pengen tau kan gak semudah itu juga vian untuk bisa akrab dengan mereka ini. "oh itu bu setiap bulan biasanya saya bawain donut, roti atau apalah saya kasih satpam dan teller sama supervisor disini. karena saya tau resiko saya bu ambil uang buat perusahaan kita kan gak tau kalo ada pegawai bank yang kerjasama sama penjahat. kan gini logikanya siapa yang tau saya mau ambil uang banyak kalo cuma sekilas orang melihat di luar sana."jawab vian.

iya juga ya.. terus uang buat beli itu semua dari mana, perasaan saya gak pernah lihat ada rembush untuk beli makan itu selidik bu lily. "uang saya pribadi bu buat beli makanan itu, kenapa saya gak rembush karena saya fikir ini cara saya untuk menyelamatkan hidup saya dalam kerjaan ini lagian kan setiap bulan sudah ibu kasih ke saya." jawab vian

bu tasya masuk ke ruang itu dan meminta ibu lily untuk menandatangani buku tabungan dan bukti setoran uang.

setelah selesai di bank bu lily melihat jam sudah jam 2 siang, vian mau gak temenin saya makan dulu sambil kita ngobrol.. "oh iya bu ."jawab vian

edi tolong antar saya ke restoran biasa. " oh siap bu."jawab edi.

sesampainya di restoran edi saya mau makan dulu sama vian, kamu kalo mau makan seperti biasa aja ya. di dalam restoran mewah ini vian disuruh duduk dan pesen.

sambil makan bu lily bilang vian saya mohon jangan cerita sama siapa siapa ya gak enak, dan kamu jangan jadi keluar ya, saya merasa kebantu banget dengan adanya kamu. " iya bu, dan saya udah mutusin kalo memang ibu masih butuh tenaga saya, saya akan tetap tetapi kalo gak saya akan keluar bu." jawab vian.

ibu merasa enak ngobrol sama kamu, terus kamu gak mikir masalah uang kalo belum selesai kamu gak pulang walau kamu suka dimarahin sama bapa. "oh itu udah kewajiban saya bu, untuk masalah omelan bapak selagi itu tidak menyinggung keluarga dan akidah saya akan terima bu ." jawab vian..

"vian lain kali mau gak kamu nemenin saya ngobrol." kata bu lily.

"iya bu kapan aja dimana aja ibu mau saya bersedia."jawab vian

setelah selesai makan vian dianterin sampai gerbang komplek perkantoran, bu lily katanya mau fitness jadi gak bisa ke kantor lagi..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!