NovelToon NovelToon

My Husband Om-Om

Ayana Malika Ifana (Ami)

Gadis cantik dan ceria tapi nasibnya tak secantik wajahnya dan sifatnya yang selalu ceria.

Ayana Malika Ifana adalah gadis yang belum genap tujuh belas tahun, dia masih bersekolah tingkat dua, dan masih panjang perjalananya untuk segera lulus sekolah dan mencari pekerjaan.

Kecantikannya tak menjamin dirinya hidup dari keluarga kaya, Nyatanya Ayana atau yang akrab di panggil Ami alias nama panjang nya yang disingkat, menjalani kehidupan yang serba kekurangan.

Sejak ayah nya meninggal Ami hidup dengan ibunya yang bekerja sebagai buruh tukang cuci dan setrika baju dirumahnya, untuk membiayai dirinya sekolah dan harus mencicil uang pada rentenir yang pernah ayahnya pinjam sampai meninggalpun masih saja di tagih.

Ingat jangan hutang kalau ngak mau di tagih?

Saat ini Ami masih bersekolah dan ibunya pun bekerja keras untuk bisa menyekolahkan Ami sampai selesai.

Keinginan orang tua adalah mewujudkan cita-cita anaknya jika mampu dan itu sudah menjadi kewajiban semua orang tua untuk membiayai dan menyekolahkan anak sampai berhasil. Tapi jika faktor ekonomi tidak mampu sebagai seorang anak Ami juga tidak menuntut bahkan dirinya juga ikut mencari uang untuk biaya sekolahnya dan uang yang ibunya dapat untuk mencicil hutang rentenir.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula, itulah yang di rasakan Ami, banting tulang untuk mendapatkan uang, dan para lintah darat yang menikmati. Sungguh Ami merasa miris.

"Ami..sudah jam berapa kamu tidak bangun..!!" Suara seruan setiap pagi, sudah membuat Ami kebal.

Anggap saja sebagai nada dering terindah yang selalu Ami rindukan, jika suatu saat dirinya sudah tak mendegar suara nyaring yang merdu seperti toa itu.

"Mau tidur apa mau sekolah Ami, kalau mau tidur mending kamu tidak usah bekerja cari uang untuk sekolah."Lagi-lagi ceramah di pagi hari membuat Ami semakin terlelap.

Bunda Raya yang selalu sabar menghadapi sifat Bangkong putrinya, dimana Ami sangat susah sekali untuk di bangunkan, jika tidak mengunakan air.

"Ampun bunda, iya Ami bangun." Ami gelagapan ketika Raya mencipratkan air di wajahnya yang masih terlelap. Kebiasaan Ami jika bangun harus disambut oleh gayung dulu.

"Bunda sudah sabar Ami, tapi kamu nya yang bandel." Raya mengomel dengan kesal, karena setiap pagi dirinya selalu di buat emosi oleh sang putri.

"Bunda nya aja, yang snewen coba aja bunda slow respon kaya Admin shop, pasti kagak bakalan emosi." Jawab Ami dengan berjalan malas untuk ke kamar mandi.

Jam masih pukul setengah enam pagi dan bundanya itu sudah berkoar-koar di dalam rumah, padahal dirinya masuk sekolah pukul setengah delapan.

"Jadi anak gadis itu harus rajin, kalau kamu bangun aja susah dan kaya kebo, siapa pria kaya yang mau sama kamu. Yang ada kamu bakalan ngehalu terus mimpi punya suami kaya."

Sifat cerewet Ami ternyata temurun dari sang bunda, jadi tidak heran jika gadis belia itu juga cerewet.

"Duh Bun, gak usah ngomongin suami deh, Ami ngehalu terus aja udah seneng." Ami masih berdiri diambang pintu kamar mandi yang berdekatan dengan dapur. "Nanti kalau Ami sudah sukses, Ami akan di cari pria crazy rich." Ucap Ami jumawa.

"Heleh, dicari pria crazy rich, yang ada kamu yang jadi crazy karena menghayal yang ngak kesampaian."

Gubrak

.

.

Hay.. Reader setia kesayangan author 😘

Ketemu lagi di karya baru Author yang berjudul "MY HUSBAND OM-OM" Karya author yang menceritakan gadis belia bertemu Om-om seorang CEO.

Siapakah CEO nya, kalian penasaran kan? hayoooo??? 🤣🤣

Cus ah ikutin ceritanya, jangan lupa LIKE, KOMEN kalian😇😇😇

Ol, Olive

Berangkat sekolah yang biasanya naik angkot Ami lebih memilih naik sepeda karena selain bisa menghemat uang, dirinya juga bisa berolahraga dan mendapat sehatnya. Apalagi sekolahnya tidak terlalu jauh, hanya mengayuh sepeda selama kurang dari dua puluh menit dirinya sudah sampai.

Memang jauh jika yang melakunya orang kaya, tapi ini adalah Ami, gadis tangguh yang tidak malu dengan keadaannya yang dia alami, justru Ami masih bisa merasa bangga karena bisa sekolah tanpa harus melakukan hal tercela untuk mendapatkan uang di keadaan ekonominya yang mencekik.

Pukul tujuh lewat lima belas Ami selalu sudah sampai tepat waktu sebelum bel sekolah berbunyi.

"Hah, lama-lama betis gue gede kalau genap dua tahun nyepedah." Gumamnya yang baru saja menaruh sepeda nya diparkiran paling ujung, diantara motor-motor temanya.

"Eh, liat si Ami-Ami, dateng-dateng udah bau keringat." Sindir siswi yang baru saja datang dengan masih duduk di atas motornya yang seharga puluhan juta itu.

"Iyuuuh, Iding gue sensitif banget deh kalau bau yang begituan." Tukas teman satunya yang juga menaiki motor yang sama.

Ami hanya menghela napas, dirinya mengambil tas yang dia taruh di ranjang sepeda bagian depan.

"Cih, lu pada gak nyadar apa pada buka aib sendiri." Jawab Ami dengan wajah mengejek menatap ketiga orang siswi yang terkenal centil dan sok kecantikan di sekolahnya.

"Wah..wah.. lu ngajak war kita Miami." Teriak salah satu dari ketiga siswi yang terkenal rusuh.

Ami hanya berbalik dengan menjulurkan lidahnya, mengejek mereka semua yang bertambah kesal.

"Ami, akhirnya kamu datang juga." Wajah sahabat Ami begitu lega ketika melihat orang yang sejak tadi dia tunggu menampakkan wajahnya.

"Kenapa sih Ol, gue pasti datenglah, masa iya gue bolos." Jawabnya cuek dengan duduk di samping sahabatnya Olive, Ami menaruh tasnya di atas meja.

"Ihh.. Ami mah, nama aku Olive bukan Ol." Kesal Olive dengan wajah cemberut.

"Hehehe..habisnya aku suka manggil kamu Ol, ketimbang yang laen." Jawab Ami cengengesan.

Olive hanya membuang napas kasar, hanya Ami yang memanggilnya seperti itu, tidak ada yang lain.

Tak lama guru yang mengajar di jam pertama pun masuk kelas mereka.

.

.

.

"Ami aku duluan ya, bapak aku udah jemput." Olive menujuk mobil yang terparkir di depan gerbang sekolah, meskipun mobil bermerek sejuta umat tapi Ami senang melihatnya, karena sahabat nya masih mendapat perhatian dari ayahnya.

"Oke, gue juga mau langsung berangkat kerja, takut telat." jawab Ami dengan senyum.

Olive selalu senang melihat senyum Ami yang selalu ceria, meskipun Olive tahu kehidupan yang Ami jalani.

"Hati-hati ya Aya, besok libur kita main." Olive berkata sambil tertawa, melihat wajah masam Ami.

"Gue lebih suka lu panggil Ami sumpah Ol, geli dengernya." Ami bergeridik sendiri, tanda geli.

Olive hanya tertawa, dan berjalan sambil melambaikan tangan pada Ami.

"Kapan gue bisa di antar jemput pake mobil begituan." Gumam Ami sambil geleng kepala melihat Oliv yang dijemput ayahnya. "Meskipun mobil sejuta umat, lu gak bakalan dijemput bapak lu dodol." Ucapnya pada dirinya sendiri.

Ami tidak memiliki ayah, bagaimana dirinya bisa dijemput. Aneh-aneh aja.

Meskipun rasanya tidak mungkin, gadis yang giat dan ceria itu tidak tahu jalan hidup kedepannya, dirinya tidak akan bisa menolak jika nasib baik akan mengubahnya.

Awal mula Ami bekerja

Ami mengayuh sepedanya ke perusahaan terbesar di kota, perusahaan yang baru satu minggu dirinya ikut bergabung, meskipun dengan cara sembunyi-sembunyi tapi Ami tetap giat bekerja.

Pukul setengah dua siang dirinya pulang sekolah, dan Ami langsung meluncur ke perusahaan Adhitama Grub untuk menjadi cleaning servis.

Ami bekerja dari jam dua hingga jam Lima sore, tiga jam dirinya melakukan pekerjaan dengan penyamarannya.

"Akhirnya sampai tepat waktu." Ami tersenyum senang melihat gedung bertingkat yang tinggi. Meskipun hanya cleaning servis tapi dirinya bangga.

Flashback

Ami yang sedang membutuhkan uang untuk membayar kekurangan daftar sekolahnya, tidak tahu harus meminjam atau mencari nya kemana, dirinya tidak ingin membuat sang bunda semakin susah setelah harus membayar hutang rentenir yang harus dicicil.

Dengan tekat dan semangat, Ami mendatangi rumah yang cukup besar, rumah tetangganya yang bernama pak teguh.

Pak teguh adalah kepala HRD di kantor besar pusat kota, dan Ami dengan sepenuh hati meminta bantuan untuk mencari pekerjaan.

"Sepertinya bapak hanya bisa bantu kamu beberapa bulan saja, untuk menggantikan karyawan yang sedang cuti."

Ucap bapak teguh, yang tidak tega melihat wajah Ami. apalagi gadis itu baru saja di tinggalkan oleh ayahnya, dan ibunya juga buruh cuci dan setrika di rumahnya.

Pak Teguh mengambil keputusan yang cukup berisiko, jika tasnya tahu pasti dirinya lah yang tidak aman, dan konsekuensi nya pasti berat.

"Terima kasih pak, apapun pekerjaanya Ami akan lakukan dengan baik." Ami yang saat itu sedang butuh uang sangat bahagia.

"Ini ada sedikit uang, kamu gunakan dulu untuk keperluan sekolahmu, jika kamu sudah mendapat gaji, kamu bisa menggantinya nanti." pak teguh memberikan beberapa lembar untuk Ami. Pria. paruh baya itu kasihan dan prihatin dengan nasib gadis belia itu.

Betapa bahagianya Ami, memiliki tetangga baik seperti pak Teguh. Bukan hanya baik tapi beliau juga murah hati. tidak seperti tetangganya yang suka julid tapi tidak murah hati.

Hanya nyinyiran yang mereka lontarkan.

Flashback off

...----------------...

"Eh, Mi.. dengar-dengar hari ini bos muda kantor ini mau dateng loh." Ucap sesama rekan kerja Ami, yang bernama Erin.

"Eleh, emangnya kenapa? mau tebar pesona, gak ngaruh kali pembokat kaya kita bakalan dilirik." Jawab teman mereka satunya bernama Wika.

"Duh, mbak jangan diterusin, ntar ujung-ujungnya mbak nya pada ribut lagi." Lerai Ami yang suka melihat mereka cek-cok setelah gibah.

Entah apalah mereka itu, sedikit-sedikit berantem dan sebentar baikan. Ami yang melihat mereka pusing sendiri.

"Ihh.. sorry ya dia dulu yang selalu mulai duluan." Ucap Wika melirik Erin sinis.

"Lah, ngadi-ngadi kau Wika." Jawab Erin tak terima dengan berkacak pinggang.

Jika sudah begini lebih baik Ami pergi, mencari tempat yang aman.

"Gak di sekolah, gak di kerajaan selalu liat orang cek-cok." Ami berjalan keluar dengan geleng kepala, lebih baik dirinya bekerja, sebelum bos yang mereka maksud datang dan melihat lantai kotor pasti nanti mereka juga yang mendapat teguran.

Ami tidak mau itu terjadi sebelum dirinya mendapatkan uang. Untuk mengganti uang pak teguh yang sudah dia pakai.

"Senangnya dalam hati, punya kerajaan tetap..udah pasti aku tak akan susah..hey." Ami mengepel sambil menyanyikan lagu dengan plesetan.

Karena menginjak sore lobby sedikit sepi, orang yang berlalu lalang pun tidak ramai.

.

.

Like...komen kalian..jangan lupa gaesss👍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!