"Sudah Ibu bilang kamu jangan meninggal kan Rendi tapi kamu masih saja ngeyel! Lihat sekarang untuk sekedar makan saja kamu susah!"
Ucapan Ibu ku sangat-sangat terngiang di telinga dan pikiran ku. Entah apa salah dan dosa ku, kenapa ibu sangat membela mas Rendi yang sudah jelas-jelas mempunyai istri lain selain diriku.
Dulu saat awal aku menikahi nya. Orang tuaku sangat begitu antusias. Ingat saat pertama kali pertemuan Mas Rendi dengan keluarga ku saat hari kedua Idul Fitri. Mas Rendi datang jauh-jauh dari Bandung ke Jakarta untuk mengutarakan niat baik nya mempersunting ku.
Aku memang tidak lama menjalin hubungan dengan mas Rendi karna dia langsung saja mengajak ku untuk menikah. Saat itu usia ku 24 tahun. sedangkan dia sudah berusia 26 Tahun. Aku memang tak berniat untuk pacaran. ingin langsung menikah saja.
Saat aku mengutarakan maksud Mas Rendi. Orang tua ku begitu antusias dan senang akhir nya aku dapat Pria yang mau mengajak ku menikah.
Saat itu Mas Rendi bekerja di sebuah peternakan Sapi. Gaji nya sudah terhlbilang Lumayan untuk kami yang dari kalangan menengah kebawah. Mahar yang diberikan Mas Rendi kepada ku pun terbilang cukup tinggi bagi kami. 4 bulan setelah dia melamar ku kami pun menikah.
Langsung saja setelah 3 hari kami di rumah Orang tua ku. Aku diajak pulang ke Bandung. Sebagai istri yang baik dan ingin patuh aku menurut saja kemana pun suami akan membawa ku tinggal. Jujur saja sebenar nya berat rasa hati meninggal kan kedua Orang tua ku. bahkan jarak nya juga begitu jauh. Tapi aku juga tidak bisa mengabaikan kewajiban ku sebagai seorang istri.
Sebulan kemudian Tuhan langsung mempercayai kami memiliki buah hati. Aku positif hamil dengan kandungan ku yang baru 4 minggu. Bahagia sungguh tak henti-hentinya aku mengucap syukur telah diberi kepercayaan secepat ini. Mas Rendi juga tampak bahagia. kami di Bandung hanya tinggal berdua karena kebetulan Orang Tua mas Rendi kedua nya sudah meninggal Dunia.
Setiap bulan kami masih mengirimi orang Tua ku sejumlah uang. karena dulu saat aku belum menikah aku bekerja dan menyicil sebuah sepeda motor. Hingga saat aku menikah cicilan itu belum selesai. Di awal aku sempat menceritakan bagaimana nasib cicilan motor ku itu jika aku sudah menikah dengan nya. dengan keadaan Orang tua ku yang terbilang hanya pas-pas an untuk makan sehari-hari dan biaya sekolah adik lelaki ku yang kini duduk di bangku kelas 3 SMK.
Suami tampak setuju untuk membantu membayar kan cicilan itu tanpa merasa terbebani sama sekali.
Alhamdulillah batin ku, saat Mas Rendi mengerti dengan keadaan dan kondisi keluarga ku. setiap bulan kami selalu mentransfer sejumlah uang untuk cicilan itu. ya walaupun terkadang hanya pas-pas an sejumlah cicilan motor saja ,kadang juga aku lebihkan sebesar 200 ribu.. gak banyak memang tapi itu lah semampu kami karna gaji Mas Rendi perbulan nya hanya sebesar 3 jt Rupiah. Aku sedang hamil dan butuh biaya melahir kan jadi aku harus bisa berhemat dan menabung.
Pernah suatu hari kami telat mengirimi Ibu ku uang cicilan itu beliau sangat-sangat marah. Bak Rentenir menagih hutang kepada kami.
"jam berapa mau di transfer sel?" kata Ibu ku di ujung telfon sana.
"Sabar ya buk, Mas Rendi belum pulang dia bilang hari ini gajian,"
Aku pun bingung kenapa gajian bulan ini tak seperti tanggal biasa nya.
"Ini hari terakhir pembayaran, kalau telat bisa kena denda!" suara ibu sudah mulai meninggi.
"Iya sabar ya bu, kalau sudah ada langsung kami transfer." aku mencoba meyakin kan ibuku.
Sore hari mas Rendi pulang dengan wajah yang lesu. Aku menyambut nya dengan mencium punggung tangan suami ku.
"Mau minum teh atau kopi mas ?" kataku sembari berjalan menuju dapur.
"Teh saja." ucap mas Rendi yang langsung duduk di tepi sofa.
Tak menunggu waktu lama aku datang dengan segelas teh di tangan dan meletakan nya di atas meja.
"Mas.. emm tadi ibu telfon kata nya hari ini terakhir pembayaran motor nya." ku beranikan diri mengata kan apa yang ibu katakan. Aku tau memang tak pantas langsung menanyakan saat Ia baru saja pulang kerja.
"belum gajian sel, Mas bingung.. tadi mas coba usaha pinjem ketemen mas yang di sana tapi dia bilang gak ada.. dia juga lagi nunggu-nunggu gaji katanya." Ucap mas rendi sembari meraup kasar wajah nya.
Seketika aku diam. Aku bingung bagaimana cara nya menjelas kan pada ibu kalau ternyata Mas rendi belum juga gajian. tapi perlahan aku mencoba menghubungi ibu ku, berharap ia mengerti kondisi kami.
"halo sel gimana??" tanpa salam ibu langsung menanya kan uang nya.
"Maaf bu ternyata mas Rendi belum juga gajian, sabar dulu ya bu.. gak apa denda nya nanti kami yang bayar." kata ku menjelas kan pada ibu.
"Kalau memang gak ada uang nya kenapa gak bilang dari kemarin biar kami usahakan cari ditempat lain. jangan bilang sore ,udah sore besok pagi!!" tanpa basa basi ibu langsung mematikan telponnya.
Deg..
kok Ibu bicara nya begitu. Aku berusaha menutupi apa yang baru saja ibu kata kan pada ku.
" Gimana sel? Ibu ngerti kan kondisi kita?" ucap mas rendi sembari memegang pundak ku. seketika aku sadar dari lamunan.
" Iya mas , ibu ngerti kok gak apa". Ucap ku meyakin kan mas rendi.
Keesokan hari nya ternyata benar mas Rendi gajian ,dan langsung saja kami transfer. seketika Ibu ku bersikap biasa lagi pada ku. Aku bingung kenapa disaat kami benar-benar tak ada uang ibu malah bersikap angkuh begitu.
*
Beberapa hari kemudian Ibu menelfon kembali kata nya ibu butuh uang untuk biaya sekolah adik ku gak banyak memang sebesar 300 rb. Aku bilang tunggu mas Rendi pulang dulu. Gimana pun aku harus tetep izin dengan nya walaupun uang aku yang pegang.
setelah mas Rendi pulang langsung saja aku ceritakan soal ibu tadi.
"Yaudah sel transfer aja kan uang di kamu.. kalau untuk bapak sama ibu atau keluarga kamu , kalau kita ada uang kirim saja, Aku gak masalah kalau untuk keluarga dan selagi kita ada." ucap mas Rendi.
Jujur ada rasa bahagia saat mas Rendi memperlakukan keluarga ku seperti keluarga nya sendiri.
"Makasih ya mas, maaf kalau keluarga ku merepot kan kamu." kataku memeluk mas rendi.
"Gak apa sayang kan keluarga ku juga."
'Terima kasih Tuhan.. telah megirimi ku suami yang baik. yang mengerti keadaan keluarga ku.'
"Sudah aku ttansfer ya buk." ucap ku di sambungan telepon
"Iya.. makasih ya sell.. bilang sama suami mu terimakasih dari ibu sudah bantuin bagas". jawab ibu diseberang sana.
usia kandungan ku sudah 6 bulan, aku berhrap ibu bisa datang ke bandung untuk menemaniku melahir kan. Namun ternyata Ibu jatuh sakit. Ya ibu memang sudah mengidap Diabetes sejak 5 tahun belakangan, mungkin pola hidup ibu yang kurang sehat membuat ibu terserang diabetes, tubuh yang awal mula nya nampak berisi dan sedikit gemuk kini semakin hari ibu nampak mulai kurus dan lemah. sekarang ibu sering mudah jatuh sakit dan setiap hari harus mengkonsumsi obat diabetes.
Ibu meminta ku untuk datang dan melahirkan saja di jakarta agar ibu bisa merawat dan menemaniku selama aku melahirkan. Setelah berdiskusi dengan mas Rendi kami memutus kan untuk pergi ke jakarta dan menetap di sana . soal kerjaan bisa cari disana pikir kami, asal bisa dekat dengan orang tua.
Saat tepat usia kandungan ku memasuki 8 bulan kami pun berangkat ke jakarta. Namun mas rendi masih harus bolak balik jakarta Bandung karna pekerjaan nya belum selesai. karna pekerjaannnya di peternakan sapi jadi baru bisa selesai saat menjelang idul adha tiba.
setelah kami sampai di jakarta kami di sambut hangat orang Tua ku. Tapi mas Rendi harus sudah balik lagi ke bandung karna peternakan tidak bisa di tinggal. Ia hanya mengantarkan aku saja lalu keesokan hari nya ia lanhsung kembali lagi.
"Kenapa Mas Rendi susah di hubungi ya" Aku sibuk mondar mandir dari ruangan ke dapur dari dapur ke kamar. Belakangan ini aku sudah merasa tak nyaman dengan perut ku mungkin akan segera melahir kan.
tak lama kemudian mas rendi mengirimi ku pesan.
[Maaf ya sell mas sibuk akhir-akhir ni menjelang idul adha]
[Gak apa-apa mas aku cuma khawatir]
[jangan cemas, Mas baik-baik aja.. Jaga Anak kita]
Syukurlah Mas Rendi tidak apa-apa tapi entah kenapa hatiku mengatakan ada yang lain. Tapi aku tidak ingin menanyakan apa itu.
pyaar...
Tiba-tiba aku mengeluarkan air seperti kencung yang susah di tahan. Seperti balon yang di isi air lalu meletus. Ya Tuhan apa aku akan melahir kan.
"Bu....!, Ini air apa bu.. kenapa banyak'' Teriak ku sambil memegangi perut ku uanh terasa sangat kencang.
"Kamu akan melahir kan sell, Ayo kita ke Rumah sakit." Jawab ibuku yang mulai terlihat panik.
selang beberapa waktu kami tiba di Rumah sakit, adikku sejak tadi sudah berusaha menelfon Mas Rendi tapi tak juga di angkat.
"Bagaimana dok apa betul anak saya mau melahir kan." tanya ibu ku begitu melihat dokter keluar dari ruangan bersalin.
" Benar bu.. Air yang ibu lihat tadi seperti nya itu air ketuban, tapi bu..." jawaban dokter tersebut lanhsung terhenti.
"Kenapa Dok??"
"Bu Ny.selly masih pembukaan satu ,dan lagi tidak ada kontraksi.. kalau di biar kan lama-lama bayi nya bisa kehabisan oksigen bu, Jalan satu-satu nya kita harus segera melakukan Operasi caesar bu". ucap sang dokter.
Deg..
Seketika lutut ibu mendadak lemas, Mas Rendi masih belum bisa di hubungi bagaimana dengan Biaya nya.
Prov Ibu
Aku mondar mandir di depan pintu ruangan bersalin, cucu ku akan lahir tapi menantu lu Rendi belum bisa di hubungi.
'Apa yang harus aku lakukan' aku bermonolog sendiri.
"Bapak?? bagaimana ini??" Tanya ku pada Ayah nya selly.
"Tenang bu, jangan panik nanti ibu drop.. Bapak akan usaha kan cari pinjaman dulu ya". Jawab Bapak pada ku.
beberapa saat kemudian, Suami ku datang tergopoh-gopoh ,dengan nafas yang sedikit tersengal.
"Alhamdulillah bu dapat Uang nya" Kata Bapak.
"Alhamdulillah, bapak langsung ke bagian adminitrasi pak, kita selesai kan dulu DP nya agar Selly bisa cepat di tangani." jawab ku lagi.
Setelah selesai pembayaran Suami ku langsung menghampiri ku.
"Bu seperti nya tadi Bapak liat Rendi.. Dia sedang bersama seorang wanita dan satu Anak perempuan." ucap Bapak sedikit berbisik padaku.
"Gak mungkin pak, Rendi kan di Bandung.. Dia juga masih susah di hubungi gini, gak mungkin dia lah pak". Ucap ku meyakin kan suami ku.
Perkataan bapak tidak ku gubris sama sekali:... karna aku yakin kalau tidak mungkin itu Rendi.
selama beberapa bulan belakangan ini Rendi sangat sayang pada Selly. Mana mungkin dia berkhianat.
Lampu tanda sedang ada operasi berlangsung pun menyala. tidak berapa lama kemudian..
Oooeeekkkk Oooeeeekkk!!
Suara tangisan bayi memecah keheningan di sekitar ruangan operasi.
"Alhamdulillah cucu kita sudah lahir pak".Ucap ku sembari memeluk suami ku.
"Iya bu Alhamdulillah".
1 jam setelah operasi selesai selly langsung di bawa ke ruang inap. Entah kenapa ada rasa kesel dengan menantuku Rendi. Kenapa Saat-saat istri melahirkan justru dia tidak ada. Bahkan dia tak meninggal ka sedikit pun uang untuk biaya melahirkan.
"Sell Rendi kemana?" Tanya ku langsung pada anak ku.
Sesaat Selly nampak bingung dan gusar untuk menjawab pertanyaanku.
"Aku gak tau bu, tadi malam sempat mas rendi kirim pesan kalau dia sedang repot dan gak bisa di ganggu menjelang idul adha" Jawab selly.
"Iya masalah nya kamu kan lagi melahirkan, trus sedikit pun Rendi gak ada tuh ninggalin biaya buat lahiran kamu!" Jawab ku ketus. jengkel yang memuncak di kepala susah sekali rasa nya untuk ku tahan. memang aku tipikal orang yang gak suka bermanis-manis ucapan. Jika sesuatu terasa menjengkel kan aku lagsung ku utarakan saja.
Selly tertunduk lesu. Apakah mungkin perkataan ku tadi menyakiti hati nya.
"gas tolong ponsel kakak, apa mas Rendi ada telpon? Tanya Selly pada adik nya.
"gak ada kak, aku udah hubungi mas rendi sedari tadi tapi ponsel nya tetap tidak aktif." jawab anak bungsu ku.
"Lalu siapa yang mengadzan kan putra ku bu..? haruskah menunggu Mas Rendi?"
"Ngapain nungguin orang yang gak tau entah dimana!! sudah di adzani sama bapak mu!" jawab ku lagi.
"Sudah lah bu, Selly baru selesai operasi dia masih harus banyak istirahat." tiba-tiba suami ku yang sedari tadi menyimak obrolan kami langsung menyuruh ku diam.
"Ibu kesel pak, harus nya saat begini tuh suami nya ada , kasih semangat saat istri nya berjuang melahir kan anak nya di dalam sana! tapi mana? lah wong duit aja gak di tinggali gimana coba.. suami macam apa begitu." unek-unek dalam hati melengos keluar begitu saja dari mulut ku.
Bener kata ibu ku, seharus nya saat begini mas Rendi ada disini. Kemana sih dia sesibuk itu kah sampai dia lupa bahwa aku sedang hamil dan melahir kan.
[Mas kamu dimana ? Aku sudah melahir kan jam 1 tadi malam] kucoba mengiriminya pesan.
1 jam 2 jam belum juga ada balasan. Aku cobaa telpon juga tidak aktif.
[Mas.. aku butuh kamu..]
*
Prov Rendi
"Mik.. aku harus ke jakarta secepat nya." ucapku sembari memakan irisan buah dari tangan mika. Ya mika adalah istri pertama ku sebelum selly.
Aku menikahi nya 3 tahun lalu. Aku ingin punya anak kandung sendiri. sementara Mika sudah di diagnosis bahwa dia tidak akan pernah bisa hamil karna rahim nya telah di angkat 2 Tahun silam.
sementara anak perempuan yang saat sekarang bersama kami adalah anak angkat yang kami adopsi dari panti asuhan. Sejak pertemuan pertama ku dengan selly aku langsung Jatuh hati. pada kepolosan nya dan juga kebaikan nya yang tak pernah marah jika aku melakukan kesalahan-kesalahan kecil.
Mika mengetahui tentang selly ,dia juga tak melarang jika aku ingin menikah lagi. Hanya saja Selly yang belum tau tentang Mika. Entah berapa lama bisa kusembunyikan ini dari ny apa dia bisa terima jika aku ternyata memiliki istri lain selain dirinya. Aku tak bisa juga menceraikan Mika begitu saja karna aku juga sangat mencintai nya. Apalagi peternakan itu milik orang Tua Mika.
Aku terkejut membaca pesan dari selly. Ternyata anak ku sudah lahir?
"Mik.. Aku sudah menjadi seorang ayah.. Selly sudah melahirkan tadi malam."
"Selamat ya mas, Aku juga jadi ibu dong". jawab Mika.
"Iyaa kita jadi orang Tua sekarang, Kalau gitu aku ke Jakarta ya mik.." ucap ku sembari mengambil kunci mobil.
"Mas.. Apa aku tidak boleh ikut.. dia anak ku juga.. aku ingin lihat bagaimana wajah nya." ucap Mika menyandarkan kepala nya di lengan ku.
"jangan sekarang sayang.. Aku belum siap kalau sampai Selly tau hubungan kita !" aku mencoba memberi pengertian kepada Mika.
"Kalau dia tau dan tidak terima ceraikan saja dia, bereskan.. memang itu yang kita ingin kan!"
"Tidak semudah itu.. setidak nya beri dia Ruang untuk istirahat".ucap ku sembari mengecup punca kepala nya.
**
Tampak mobil mewah silver tiba di parkiran sebuah rumah sakit. Seorang Pria tampan turun dari mobil menuju lobby rumah sakit. Setelah ia tau dimana istri kedua nya di rawat ia langsung menaiki lift dan sampai di pintu kamar rawat selly.
ceklek..
nampak pintu di buka dari luar ruangan.
"Mas Rendi". Selly terkejut dengan kedatangan suami nya itu nampak sebuah senyuman terukir di bibir nya yang sedikit pucat sebuah senyuman yang menenangkan hati setiap kali rasa penat dan lelah melanda.
"Sayang.. Maaf ya.. Aku gak temani kamu saat anak kita lahir tadi malam." Rendi berlari seraya memeluk tubuh mungil istri nya.
"Darimana kamu Ren.. Lupa kalau ada istri yang lagi hamil tua terus mau lahiran!" tiba-tiba ibu nya selly datang langsung memarahi Rendi.
"Maaf bu.. Aku terlalu sibuk.. karna banyak konsumen yang mau ambil sapi untuk qurban idul Adha bu". Ucap Rendi meyakin kan ibu mertua nya.
"Halah kamu ini ,sibuk ya sibuk tapi uang buat lahiran di tinggalin lah.. kamu tega masa istri kamu gak pegang sama sekali!"
"dia lahiran caesar pula.. biaya nya lebih gede ,bapak cuma mampu bayar dp nya aja". Ucap ibu selly panjang lebar.
"Iya iya bu nanti Rendi selesai kan adminitrasi nya beserta uang nya bapak." jawab rendi lagi.
"Sekalian bu.. Rendi mau bilang.. sehabis Selly keluar dari rumah sakit kita langsung pindah aja ya bu, kebetulan Rendi udah beli rumah di sekitar jakarta."
"Kenapa mendadak ren.. rumah ibu kecil ya ,kalian harus pindah segala.."
" Enggak bu, biar kita lebih mandiri aja.. Rumah kami gak jauh dari rumah ibu, jadi kalau ibu mau nengokin cucu ibu bisa datang kapan aja". ucap rendi menjelas kan.
"Kok gak diskusi dulu sama aku mas ,kapan kamu beli rumah nya?" selly menimpali
"Maaf ya sell, sebenar nya ini kejutan buat kamu, Alhamdulillah tahun ini banyak banget yang ambil sapi di peternakan aku.. jadi untung nya gede." jawab rendi.
"Alhamdulillah aku ikut aja kemana kamu pergi mas."ucap selly sambil tersenyum.
*
*
1 minggu kemudian ibu nampak mengemasi tas milik putri serta cucu nya itu. pagi ini slSelly sudah diperboleh kan pulang kerumah.
Tak butuh waktu lama akhir nya mereka sampai di rumah baru yang di ceritakan Rendi.
prov Selly
"ini rumah nya mas, wah luas sekali.." kata ku memuji rumah baru yang dibelikan mas rendi. tidak pernah sama sekali terbayang kan dalam benak ku bahwa aku akan punya seorang suami yang penyayang ,baik ,sopan lagi.. ibarat paket ni paket komplit deh.
"Iya sayang.. Ayo kita masuk". ucap mas rendi sembari menenteng tas kami berdua, aku sendiri sedang menggendong Reyhan putra kami.
tapi saat langkah demi langkah ku akan memasuki rumah itu nampak seorang perempuan menyambut kami disana.
Deg.. siapa dia.. adikkah atau..
kenapa aku tidak pernah lihat sebelum nya.
"Mas ... perempuan itu siapa?". Tanya ku melirik mas rendi.
"Ohhh iyaa dia Mika sayang.. sepupu ku dari bandung, memang selama ini kamu belum pernah ketemu, dia baru saja pulang kuliah dari jogja". ucap mas rendi.
"Hai.. Aku mika kak.." mika nampak mengulurkan tangan sebagai salam perkenalan.
"Selly". ucap ku datar.
"Wahh baby boy.. lucu nya..boleh aku gendong kak?" Mika nampak mengambil alih Rey dari gendongan ku.
"Boleh.. kan keponakan kamu juga". jawab ku.
Aku sama sekali tidak curiga terhadap mika. meskipun kami baru pertama kali bertemu, kelihatan sepertinya mika ini anak orang kaya yang biasa hidup di manja, namun dia anak yang ceria. dia lebih muda 2 tahun dari ku.
"sayang langsung istirahat ke kamar aja.. mumpung Rey masih di gendong sama mika, entar aku bawain makanan ya". ucap mas rendi menuntun ku masuk kedalam kamar baru kami.
Awal nya aku tak merasa ada yang aneh, namun tiba tiba aku melihat seperti nya rumah ini sudah ada penghuni nya lama.. bukan rumah yang bari di beli.. tanaman nya saja di rawat nampak rapi tidak berantakan. Apa mungkin mas rendi sudah membereskan nya sebelum kepulangan kami pikir ku.
ingin sekali aku menanyakan nya namun kuurung kan niat ku. Melihat keadaan ku yang belum sepenuh nya pulih.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!