NovelToon NovelToon

My Friend My Love

1. Aku Dan Kamu Teman

Kriniiingggg........

Suara jam beker di kamar Afra berbunyi sangat keras sehingga memekakan telinga Afra. Afra melirik ke arah jam tersebut dan langsung mematikannya. Tetapi bukannya bangun Afra malah menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Alvarendra yang sedari tadi memang sudah berdiri di pintu kamar Afra langsung mengambil tas yang sedang bertengger di punggungnya dan melemparkannya ke arah Afra. Afra yang menjadi korbanpun hanya bisa meringis dan melihat siapa makhluk hidup yang tega mengganggu tidurnya.

"Sialan loe Al, benjol nih kepala gue sakit tahu itu tas isinya apaan sih. Batu apa Besi keras banget sampe telinga gue bergengung-dengung gini" Ucap Afra dengan nada ketusnya.

Alvarendra yang sedari tadi di caci cuma bisa menggelengkan kepala melihat reaksi temannya itu

"Heh peak, loe sadar nggak sih, ini itu udah jam berapa, loe niat Sekolah nggak sih" ucap Alvarendra di sela-sela omelan Afra

Afra hanya bisa manyun dan berusaha mengingat-ingat sesuatu. Setelah ingat dia langsung beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas ke kamar mandi 3 menit kemudian Afra keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragam SMAnya

"Loe nggak mandi," tanya Alva pada Afra. Afra hanya membalas dengan cengiran kudanya.

"Bener-bener nggak waras loe. Gue yakin nggak bakalan ada cowok yang mau sama loe" ucap Alva pada Afra

"Biarin kan gue masih punya loe" jawab Afra pada Alvarendra.

"Dasar somplak. mimpi apa gue punya temen kaya loe." ucap Alva sambil menepuk jidatnya.

"Al gue kasih tau ya, yang somplak itu gue apa loe. udah tau kelakuan gue kaya gini loe masih aja tahan temenan sama gue. Ngomong-ngomong kita temenan udah lama juga ya. Dari SD sampe SMA salut gue sama pertemanan kita. ha ha ha" ucap Afra

"Dasar peak" cetus Alvarendra

Afra POV

Nama gue Afra Aulia Winatamajaya, umur gue 17 tahun, gue masih duduk di bangku kelas 2 SMA, gue cewek yang tomboy gue punya 2 kakak cowok yang super ganteng dan super sayang sama gue dan orang tua gue juga sangat sayang sama gue. kalo ada yang nanya kenapa gue tomboy sebenernya itu ulah bunda, karena gue anak cewek satu satunya jadinya dia hobi banget ngebeliin baju baju ala princes dan sering banget di ajak kondangan dan juga arisan karena jiwa gue itu jiwa petualang jadi gue nggak suka sama sekali kalo udah berbau bau baju aneh bin ajaib itu. Hobi gue nyolongin bajunya my brother dan kabur kalo di ajak kondangan sama arisan. gue punya temen namanya Alvarendra Aditama Prabu dari SD kita udah temenan kita berdua hobi banget ngejar-ngejar layangan putus dan juga nyolongin mangganya Abah Inin. Kalo ketahuan bunda pasti deh kuping gue jadi sasaran. Sampe-sampe waktu itu bunda gue sama mamihnya Alva berkolaborasi buat ngejodohin gue pas gue masih SD . Karena waktu itu gue masih kecil gue sama Alva setuju-setuju aja. Itu cerita singkat tentang gue. Afra POV the end.

Afra dan Alvarendra berangkat bersama seperti biasanya, sesampainya di Sekolah semua mata langsung tertuju pada mereka berdua. Maklum mereka berdua adalah bintang. Afra si cewek tomboy yang berwajah cantik dan berkepribadian ceria membuat semua lelaki kagum padanya. Dia juga wakil ketos dan juga pemain gitar di band yang di gawangi oleh Alvarendra, dan juga selalu mendapat juara di setiap mata pelajarannya padahal dia sama sekali nggak pernah belajar dan hobinya cuman makan dan tidur tapi banyak cewek juga suka padanya dan berharap kalo sebenarnya Afra itu cowok. Tapi mau bagaimanapun Afra itu cewek tulen. Kalo Alvarendra jangan di tanya lagi wajahnya yang tampan dan tubuhnya yang bagus membuat semua cewek yang ngeliat pasti meneteskan air liur (*autor lebay*) dia vokalis di grup band yang dia buat bersama 5 rekannya si Afra, Gleen, Firman, Alina. Dia juga kapten team basket dan ketos. Kalo di bilang sibuk dia memang super sibuk tapi dia selalu terlihat ceria dan juga dia orang yang ramah tamah.

"Ra hari ini ada hafalan Pak Bagus ya" tanya Alina yang duduk di samping Afra.

"Nggak tau gue, kalo ada emang kenapa loe nggak ngapalin lagi ya" jawab Afra meledek

"He he he iya loe pinter banget sih nebak isi kepala gue. Kalo aja gue jadi loe yang nggak usah belajar udah pinter" keluh Alina pada Afra.

"Kalo loe pengin, tinggal tuker aja" jawab Afra

"Emang boleh." tanya Alina lagi

"Ya nggak lah mana bisa otak di tuker loe pikir kupon bisa di tuker tuker" jawab Afra kesal karena si Alina emang kadang telmi banget.

"Gitu aja marah" dengus Alina pada Afra

"Gue nggak marah Lin cuma linu aja ngeliat kelakuan loe" jawab Afra sambil meringis.

Bel masuk telah berbunyi dan menandakan kalo siswa dan siswi akan memulai pelajarannya. Dan benar yang dikatakan Alina. Pak Bagus guru yang killer abis masuk dan langsung menunjuk satu-satu muridnya untuk menyetor tugas yang kemarin ia berikan. Pak Bagus seneng banget kalo ngasi tugas dia tidak pernah memberikan tugas secara tertulis tapi dia selalu memberikan tugas dalam bentuk hafalan. Alina cuma bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saat di tunjuk oleh Pak Bagus.

Setelah lama menunggu akhirnya jam istirahatpun tiba. Afra langsung lari kearah kantin karena sedari tadi perutnya terus berbunyi tanpa henti karena dia berangkat tanpa sarapan.

"Ra loe laper banget ya" Tanya Fani teman Afra dari kelas lain. Afra memang hanya punya dua temen deket cewek Alina dan Fani tapi Fani berbeda kelas tapi mereka selalu kumpul dan kompak. Fani sekelas dengan Alva. Selang 5 menit teman-teman Afra yang lain pun berdatangan Ada Gleen, Firman, Alva, Bayu dan Alan.

"Ra loe dari tadi nyium sesuatu yang aneh nggak" tanya Alina pada Afra. Afra hanya menggelengkan kepalanya dan masih menyuapi mulutnya dengan 2 mangkok bakso yang dipesannya.

Alina terus saja mengendus-endus dan langsung menyuruh Alva untuk bertukar posisi duduk dengannya.

"Kok loe pindah si Lin" tanya Afra sedikit keheranan.

"Loe pasti tadi pagi nggak mandi" tanya Alina pada Afra

"Gue mandi kok tapi kemaren" jawab Afra pada Alina

"Sumpah deh gue nggak bisa ngertiin loe sama sekali, nih ya Ra loe tuh cantik, dandan lah sedikit paling nggak panjangin tuh rambut terus rajin mandi. Kalo terus kaya gini siapa cowok yang mau sama loe.

Dengan spontan Afra menunjuk Alvarendra. Alvarendra yang ditunjukpun hanya menoyor Afra yang di barengi dengan tawa para sahabatnya.

"Terserah loe deh" jawab Alina dengan sedikit mendengus kesal melihat kelakuan Afra.

2. Sudah Biasa

 

Sepulang sekolah Afra langsung menuju ruang OSIS sebenernya dia males banget kalau harus ikut rapat tapi mau gimana lagi karena posisinya sebagai wakil jadi mau nggak mau dia harus ikut.

 

"Al laper ni gue, pulang yuk jangan lama-lama rapatnya. loe nggak liat muka gue udah pucet banget nih karena kurang nutrisi" pinta Afra pada Alva sambil menangkupkan kedua telapak tangannya seakan-akan sedang memohon. Tapi bukan jawaban yang didapat, Alva malah menyentil jidat Afra, membuat yang empunya jidat meringis kesakitan.

"Dasar teman yang nggak punya perasaan" keluh Afra pada Alva, Alva yang memang sudah jengah dengan temannya itu hanya bisa menggelengkan kepala.

setelah 2 jam menunggu akhirnya rapat OSISpun selesai.

"Akhirnya selesai juga, makan dulu ah biar nggak lemes" kata Afra pada dirinya sendiri.

"Mau kemana loe Ra" Tanya Alva pada Afra yang tiba-tiba ngeloyor pergi.

"Makan" jawab Afra singkat padat dan jelas

"Inget apa kata bunda. Loe di suruh makan dirumah, nggak boleh mampir-mampir. Hari ini gue nggak bisa nganter loe pulang. Jadi loe ati-ati ya pulangnya" ucap Alva

"Mau ngapel ya, ini masih sore kali Al, gokil gila loe ngapel sore-sore" ledek Afra pada Alva yang sedang menata kertas bekas rapat.

"Biarin namanya juga orang lagi kasmaran, emang loe jomblo sejati, ha ha ha" jawab Alva

"Sialan loe Al, gini-gini gue laku tahu tapi guenya aja yang nggak mau" ucap Afra

Afra berjalan menjauhi Alva semakin jauh langkahnya semakin menunduk pula kepalanya setelah di rasa cukup jauh dari Alva, Afra pun mendongakkan kepalanya. Tanpa terasa sebulir air mata jatuh di pipi mulusnya. Gue akan tetap bertahan sampai akhir Al gue harap suatu saat loe bisa melihat cinta yang ada di hati gue buat loe. Entah sedari kapan perasaan Afra pada Alva berubah dari sahabat jadi cinta. Mungkin karena mereka terbiasa bersama. Mungkin hal itu yang membuat Afra jatuh cinta pada Alva. Tapi Afra sebaik mungkin menutupi perasaannya pada Alva.

Afra berjalan menuju halte dan duduk bersender pada tiang halte di lihatnya mobil milik Alva yang lewat tepat di depannya. Terlihat jelas sesosok cewek duduk di sampingnya. Afra mencoba mengatur nafasnya yang tiba-tiba merasa sesak.

"Aku sudah terbiasa kok. Sabar Afra jangan sedih" ucap Afra menyemangati dirinya sendiri

Setelah mendapat angkot yang rutenya melewati rumahnya, Afra bergegas naik dan dalam waktu yang tak lama sampailah Afra di pintu masuk kawasan perumahan elit. Dan diapun menyuruh supir berhenti dan Afra harus melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki. Afra memang anak orang kaya dalam soal materi dia tidak kekurangan apapun tapi dia tidak pernah menunjukkan kekayaannya pada orang lain, bahkan di usianya yang baru 17 tahun dia sudah di berikan mobil oleh Ayahnya tapi hanya di pakai sekali dua kali itu juga karena di suruh Bunda buat nganter bi Tati buat belanja di pasar.

Sesampainya di depan gerbang yang menjulang tinggi Afra mencari batu kecil untuk mengusili satpam di rumahnya. Afra memang anak yang suka usil padahal dengan di panggilpun satpam bakalan ngebukain pintu tapi Afra malah mencari batu kecil buat nimpuk pak satpam ( batu kerikil kecil kalo buat nimpuk orang paling cuma kerasa geli aja ) pak satpam yang sudah terbiasa hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat anak majikannya itu.

"Baru pulang non" tanya pak satpam pada Afra

"Biasa pak anak muda dikit-dikit kegiatan dikit-dikit les tambahan" jawab Afra pada pak satpam sambil menyungging senyum manisnya.

Afra masuk kerumah dengan langkah gontai karena rasa lelahnya tanpa melepas tas dan sepatu dia langsung membaringkan tubuhnya di sofa dan matanya pun terpejam.Tak lama kemudian seseorang menggoyang goyangkan tubuhnya karena tah tahan dengan hal itu Afra langsung duduk dan mencari orang yang telah mengganggu dirinya. Tapi bukannya marah Afra malah menyunggingkan senyum.

"kak Azky" tanpa ba bi bu Afra langsung melompat ke pelukan kakaknya dan mengaitkan dua kakinya dipinggang kakaknya.

"Aku kira kakak lupa jalan pulang, niatnya kalau sampe minggu ini kak Azky nggak pulang bakalan aku susul ke Sydney" ucap Afra pada sang kakak.

"Kok cuma kak Azky yang dipeluk" celetuk sosok cowok yang berdiri di belakang Azky. Afra melirik ke arah suara yang sangat dikenalnya itu dan langsung turun dari gendongan Azky. Sejurus kemudian Afra berlari ke arah cowok tersebut dan melompat ke pelukannya dan tak lupa menyilangkan kakinya di pinggang si cowok.

"Ini lagi satu udah tua tapi nggak pernah inget pulang atau kak Zian udah nggak sayang lagi ya sama aku" ucap Afra sambil memeluk erat sang kakak.

"Adikku yang cantik kak Zian kan sibuk kamu tahu sendiri Ayah ngasih tugasnya banyak banget ke kakak" jawab kak Zian.

Bunda yang sedari tadi memang sudah memperhatikan menyuruh Afra turun dari gendongan kakaknya sebelum pinggang kakaknya

patah menahan berat Afra.

Afra tersadar kalau dia belum mandi dan dia langsung berlari ke kamarnya dan 15 menit kemudian Afra sudah rapi dengan kaos oblong dan celana jeans di atas lututnya. Sebenernya itu baju bekas para kakaknya tapi sama Afra di minta soalnya si Afra nggak mau pake baju yang di beliin bundanya.

Afra berjalan menuruni tangga dan langsung menuju meja makan di mana keluarganya telah berkumpul.

"Raranya bunda yang cantik, kok bajunya kayak gitu baju yang bunda kemarin beliin di mana" tanya Bunda pada Afra

"Ada kok di lemari" jawab Afra singkat

"Kamu itu harus ngebiasain pake baju cewek kalo kamu terus-terusan berdandan ala-ala cowok gini nanti mertua kamu mau bilang apa" ucap bunda

Afra yang sedang lahapnya menyantap makanpun hampir tersedak karena mendengar perkataan bundanya, dia langsung berfikir mertua?? "cowok aja gue belum punya" ucap Afra dalam hati

"Bunda mah kalo bercanda keterlaluan, Afra belum kepikiran punya mertua. Lagian Afra masih muda masih 17 tahun masih pengin main dan berpetualang" jawab Afra

"Kamu nggak penasaran kenapa bunda nyuruh kak Azky dan kak Zian pulang" tanya bunda pada Afra.

"Karena kemaren Afra bilang ke bunda kalo Afra kangen mereka makanya bunda nyuruh mereka pulang iya kan" jawab Afra yang di selingi tawa kedua kakaknya

"Kok kakak pada ketawa sih" sungut Afra pada kedua kakaknya.

"Emang Rara belum tau rencana ayah sama bunda" tanya Azky pada bundanya, dan di balas dengan gelengan oleh bundanya.

"Ih kok pada aneh sih. Aku jadi penasaran, rencana apa sih, aku kepo ini" sungut Afra lagi tapi tanpa ada yang mau membalas sungutan afra hanya ada tawa dari kedua kakaknya.

Setelah selesai makan Afra langsung mencari kedua kakaknya yang telah menghilang sejak tadi, dan setelah ketemu Afra langsung berubah jadi detektif. Kedua kakaknya di beri berpuluh-puluh pertanyaan tapi bukannya menjawab kedua kakaknya hanya memeluk sang adik.

3. Playboy Cap Kapal Pesiar

Seperti pagi biasanya Afra susah banget kalo di suruh bangun padahal bundanya sudah berulang kali membangunkan Afra.

"Bunda perlu bantuan nggak" tanya seseorang yang sudah ada di belakang bunda Rani. bunda Rani langsung menoleh ke arah belakang dan mendapati Alva sedang berkacak pinggang, bunda Rani langsung mengangguk, dan melangkah keluar dari kamar anak gadisnya.

setelah bunda Rani menutup pintu tanpa ba bi bu Alva langsung melemparkan tas punggungnya seperti biasa kali ini langsung kena ke muka Afra. Afra langsung terkejut karena batang hidungnya terasa sangat nyeri.

"Al bisa nggak sih kalo ngebangunin gue pake perasaan sedikit, gue ini cewek loh Al gue itu makhluk lemah" ucap Afra

"Lo mau bangun sekarang apa mau gue timpuk pake sepatu" perintah Al ketus sambil memegang sepatunya.

Afra bangun sambil mendengus kesal dia melirik ke arah jam bekernya dan menatap dalam-dalam.

"Gila bener-bener gila ada manusia yang resenya minta ampun masa jam 6 pagi gue udah di suruh siap-siap. Helooo jam 6 pagi coy" gerutu Afra di depan muka Alva

"Inget hari ini hari apa Ra, udah deh nggak usah banyak ngeluh. Mending sekarang loe mandi trus pake seragam yang rapih kalo nggak loe bakalan kena hukuman dari gue" perintah Alva

Hari ini memang ada sidak kerapian yang di lakukan pihak sekolah dan mau nggak mau OSIS harus ikut turun tangan. Dan Afra mau nggak mau harus ikut sidak dan harus berangkat pagi.

Sesampainya di sekolah Afra dan Alva langsung menuju ke ruang OSIS dan menaruh tas mereka. Mereka juga tidak lupa membawa catatan dan juga keperluan seperti gunting dan peniti.

Afra dan Alva langsung menuju pintu gerbang yang sudah berjejer anggota OSIS lainnya dan tak lupa pak Dion yang sudah siap dengan rotannya.

Setelah menunggu akhirnya satu-persatu muridpun berdatangan mata Afra yang sangat jeli ini menemukan mangsa pertamanya. Kakak kelas yang super cantik bak model catwalk, Afra memang sangat suka menghukum para cewek cantik apalagi bekas ceweknya Alva. Maklum keplayboyan Alva itu udah terkenal bukan cuma di sekolah sendiri di sekolah tetangga pun dia sangat terkenal maklum Alva kapten team basket yang sering banget tanding sama SMA-SMA lainnya.

"Kak Bella" panggil Afra pada kakak kelasnya itu

Bella yang di panggil pun langsung menuju ke arah Afra.

"Kak roknya kayaknya udah kekecilan deh. Udah harus ganti ini. Aku kasih satu rok baru ya kak. Kakak bisa ganti di bilik yang udah di sediain ntar kalo udah ganti rok yang lama kasih aku ya kak. Makasih kakak cantik" ucap Afra tanpa menggubris raut wajah Bella yang sudah memanas.

Tapi sebelum Bella pergi tak lupa Afra menggunting sebagian rok Bella supaya nggak kabur dan beneran mau ganti rok.

"Kak Leo sini" panggil Afra pada Leo, Leopun berjalan mendekat pada Afra

"Kak Leo yang ganteng kok sekolah pake leging" leo yang memang celananya terlalu ketat cuma bisa senyum. Tanpa ba bi bu Afra langsung menggunting benang yang ada di bawah celana Leo dan menyobek sampai ke atas lutut tak lupa Afra memberi peniti pada kak Leo. Leo cuman bisa menghembuskan nafas sebalnya.

Dari semua anggota OSIS Afra adalah yang terkejam dan dia juga kalo menghukum nggak pandang bulu. Cuma dia yang berani menghukum kakak kelas sampai segitunya kalo yang lain paling di pelototin kakak kelas langsung nunduk paling cuman nyatet nama kalo Afra langsung ambil tindakan. Buktinya dari jam setengah 7 sampai jam 7 kurang 5 menit entah berapa rok kakak kelas dan adik kelas yang terkumpul dan nggak lupa entah berapa cowok di sekolah yang rambutnya pitak kena gunting Afra. Tapi Afra juga pernah kena hukuman kali. Karena Afra kadang sulit bangun Afra kadang telat masuk sekolah dan dia terima hukuman itu dengan lapang dada. Tapi itulah yang menjadikan Afra di segani banyak orang. Dia punya rasa tanggung jawab yang tinggi.

Setelah selesai sidak Afra dan teman-temannya kembali keruang OSIS dan langsung masuk kelas.

"Ra tadi pas loe masih sidak di gerbang ada anak kelas 1 yang nyamperin gue" celetuk Alina pada Afra yang baru duduk.

"Ngapain,nembak loe??" Jawab Afra asal

"Sialan loe, dia nitip ini ke gue. Dia minta tolong sama gue buat kasih ini ke loe. Namanya Sarah dia anak cewek bukan cowok keles. Dia minta tolong nyuruh loe kasih ini ke Alva sang playboy cap kapal pesiar" jelas Alina panjang lebar.

"Owh, ya udah sini kadonya biar gue kasih ntar pas istirahat, soalnya gue nanti mau ngerekap data anak-anak yang kena sidak. Nanti pas istirahat tolongin gue ya beliin gue roti isi 4 jus jambunya 2 trus loe anter ke ruang OSIS jangan lupa tolong bayarin dulu ya gue belum ada receh" pinta Afra pada Alina

"Iya deh temen gue yang paling gue sayang" jawab Alina

jam istirahat yang di tunggu-tunggupun tiba Afra berjalan bersama Alina keluar kelas dan di depan pintu sudah bertengger si Alva.

"Ngapain loe Al, nemplok kaya tokek" Tanya Alina pada Alva

"Nungguin sohib gue dong kita kan mau ke ruang OSIS sama-sama ya nggak Ra" jawab Alva sambil mencubit kedua pipi Afra

"So sweet pengin muntah gue" jawab Alina sambil berlalu meninggalkan Alva dan Afra.

"Oh ya Al, nih buat loe" Afra menyerahkan sebuah kotak kecil berwarna pink ke arah Alva

"Apaan nih, kayaknya gue nggak lagi ulang tahun deh" tanya Alva pada Afra

"Itu dari adik kelas namanya Sarah" jawab Afra singkat

Alva menggandeng tangan Afra dan menariknya menuju ruang OSIS. Afra merasa bahagia saat menggandeng tangan Alva hatinya serasa berbunga bunga jantungnya berdetak tak berirama. Afra berharap hal ini bisa berlangsung selamanya.

Setelah sampai di ruang OSIS Afra dan Alva langsung mengerjakan tugas mereka masing-masing. Selang beberapa menit Alina datang dengan sebungkus plastik berisi roti isi dan jus jambu.

"Permisi mba ini pesenannya roti isi 4 jus jambu 2 jadi 100.000 ya mba" celetuk Alina

"Mahal amat, emang loe beli di mana Lin" tanya Afra pada Alina yang sedang menarik kursi untuk duduk di sampingnya

"Itu karena gue tambahin ongkir" ucap Alina

"Kebiasaan loe Lin" sungut Afra pada Alina

"Eh Al ngomong-ngomong loe udah putus dari Dian???" tanya Alina pada Alva

"Ngapain loe nanya-nanya, loe mau ngegantiin Dian" jawab Alva sambil bercanda.

"Sorry yah. Eh dengerin walaupun di dunia ini cowok tinggal loe doang gue mah ogah mending gue jomblo dari pada gue harus punya cowok play boy cap kapal pesiar kaya loe" jawab Alina sinis

"Ra pulang sekolah kita nonton yuk" tanya Alva pada Afra

"ok" jawab Afra pada Alva

Setiap kali Alva putus dari pacarnya Alva selalu mengajak Afra nonton, setelah selesai nonton Alva selalu curhat tentang hubungannya dengan sang mantan yang terpaksa harus kandas. Sebagai teman Afra memang pendengar yang baik. Makanya temen- temennya kalo curhat pasti ke Afra, Afra adalah seseorang yang pandai menyembunyikan isi hatinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!