NovelToon NovelToon

Arsksa : Love And Magic

01. Prolog

Lima puluh tahun lalu seluruh dunia di landa kegelapan, rakyat biasa menjadi kelaparan, kemiskinan pun terjadi dimana-mana. Dunia yang akan di ceritakan adalah sebuah dunia yang di dalam nya penuh dengan sihir dan keajaiban.

Awal nya semua orang hidup dengan tenang, dunia juga sangat damai, namun hukum rimba selalu berlaku dimana pun berada mereka yang kuat akan menjadi penguasa dan mereka yang lemah hanya akan ditindas.

Dunia yang awal nya di kira oleh semua orang akan terus damai dalam sekejap berubah saat kemunculan sekelompok organisasi Hitam yang ingin menghancurkan dunia. Mereka berhasil membuat dunia kacau, Karena dunia yang sudah terancam membuat para keluarga berpengaruh membuat gerakan untuk menghancurkan organisasi Hitam. Tapi sudah tiga puluh tahu mereka berjuang hanya berakhir dengan sia-sia, banyak orang hebat yang tewas akibat perang tersebut.

Saat semua orang sudah berputus asa, muncul orang-orang pilihan, mereka berjumlah lima orang, mereka berlima berhasil mengguncang dunia, mereka dengan gagah berani menghadapi organisasi Hitam dan melawan orang-orang jahat dengan sekuat tenaga. Mereka berlima di sebut sebagai empat kesatria dan satu bintang harapan, keempat orang itu di panggil empat kesatria karena memiliki keberanian yang layak nya seorang kesatria yang pantang menyerah, dan satu orang lain nya di sebut sebagai bintang harapan, dialah yang menjadi kunci dan berhasil menyatukan keempat orang dengan tujuan yang berbeda menjadi bersatu dengan tujuan yang sama yaitu untuk menyelamatkan dunia, dan menurut sejarah dunia dia adalah satu-satu nya yang tercatat memiliki kemampuan sihir elemen alam. Setelah berusaha keras dan bertarung selama dua hari dari malam sampai pagi akhir nya Kelima orang itu dapat mengalahkan dan membasmi para orang-orang jahat.

" Setelah kegelapan pergi dunia pun menjadi damai, namun semakin damai dunia peradaban semakin berkembang. Dan orang-orang yang memiliki kemampuan sihir semakin berkurang." Seorang wanita dewasa terlihat sedang menceritakan sebuah kisah pada putri kecil nya yang usianya kira-kira 5 tahunan, putri nya itu sedang berbaring di pangkuan nya dengan manja.

Seorang gadis kecil yang berada di pangkuan ibunya itu bangkit dan duduk menghadap ibu nya, ia pun berkata dengan cemberut " Mengapa bunda selalu menceritakan kisah ini pada ku, aku sudah mendengar kisah dunia ini puluhan kali sampai telinga ku saja sudah sangat bosan mendengar nya"

Wanita itu tersenyum menatap putri kecil nya itu, ia mencolek hidung putri nya dan berkata " Gadis nakal, kau harus selalu ingat bersamaan dengan organisasi gelap itu di hancurkan, kamu lahir ke dunia ini dan kamu adalah keberuntungan terbesar bagi ayah dan bunda"

" CK, bunda hanya menyayangi nya saja. Bukankah aku juga anak bunda" seorang anak laki-laki kecil berusia delapan tahun menatap wajah bunda nya dengan cemberut.

" Namun aku juga setuju dengan adik ku, cerita tentang sejarah sangat membosankan" lanjut nya acuh tapi dengan ekspresi nya yang terlihat begitu menggemaskan.

Tak

Seorang pria dewasa datang dan memukul kepala anak laki-laki itu dengan sedikit kekuatan, membuat anak itu menatap nya dengan tidak senang.

" Jangan mengajari princess kesayangan ku sesuatu yang buruk. Kau ini sebagai kakak harus mengajari adik nya dengan baik. Sebuah sejarah adalah sesuatu yang harus kita semua ingat, agar kita tahu asal usul kedamaian dunia ini dan terus menjaga kedamaian ini agar bisa hidup dengan tentram dan nyaman. Kau paham!" Ujar nya dengan galak.

Anak laki-laki yang mendapatkan teguran membuat nya cemberut tidak senang.

" Aku ini juga anak ayah mengapa hanya adik saja yang di sayang." Ucap menatap tajam ayah nya itu.

" Dan juga lima orang itu yang telah menyelamatkan dunia, mengapa ayah yang bersikap begitu bangga seakan ayah saja yang telah menyelamatkan dunia ini." oceh anak laki-laki itu dengan kesal.

" CK, dasar kau ini. maka nya kau harus banyak membaca, hanya ini saja kau tidak tahu, salah satu dari kelima orang itu adalah kakek mu, bukankah keluarga kita juga harus bangga karena itu." jawab sang ayah sambil membusungkan dada nya dengan bangga.

" Kakek yang melakukan nya untuk apa kau yang bangga" gumam nya

" CK, apa yang kau tahu bocah. Itu adalah sebuah kebanggaan untuk keluarga kita yang harus kita jaga."

" Dia juga hanya paman mu ayah, bukan ayah mu. haish, begini amat punya ayah."

Tak

Dengan kesal pria itu kembali memukul kepala anak laki-laki nya, anak ini selalu saja membuat nya kesal.

" aww.. sakit ayah. bunda lihatlah apa yang ayah lakukan!" keluhnya pada sang bunda.

" kau ini sayang, apa yang kau lakukan pada putra kita, dia hanya bertanya" wanita itu menatap tajam suami nya dengan garang yang membuat nyali pria itu menciut, tapi dia hanya bisa menyalahkan semua nya pada putra nya itu diam-diam.

" Ayah, aku tidak setuju dengan perkataan mu itu." Tiba-tiba putri kecil nya mengatakan itu, ketiga orang itu ayah, ibu dan sang kakak itupun menatap nya dengan bingung.

" Putri ku sayang, apa maksud mu?" Tanya ibu nya dengan lembut.

" Kedamaian itu tidak akan bertahan lama, sejarah memang perlu di kenang. Tapi manusia itu selalu memiliki ambisi besar, meski sejarah terus di ceritakan jika manusia masih memiliki ambisi mereka akan mengulang sejarah yang sama. Bukankah itu artinya kedamaian hanya sebuah kata klise yang bisa kapan saja rusak" ucap putri kecil dengan wajah serius tapi terlihat sangat menggemaskan di mata ketiganya.

Melihat wajah menggemaskan adik nya, sang kakak kesulitan untuk tidak tertawa " Fftt... Hahaha adik gaya bicara mu seperti orang dewasa saja, kita masih kecil tidak perlu memikirkan masalah orang dewasa"

" Diam bocah nakal. Arsya, princess ayah, apa yang kamu katakan memang ada benar nya, karena itu kita perlu menjaga kedamaian ini semampu yang kita bisa. Dan apa yang kakak mu katakan juga benar, Kamu sekarang masih kecil belum saat nya memikirkan hal rumit ini, hmm.."

" Apa nya yang orang dewasa, aku hanya mengatakan apa yang ku lihat dan ku dengar saja" gumam gadis kecil itu dengan pipi yang mengembung karena kesal dan bibir yang manyun.

Namun perkataan nya itu hanya di anggap candaan oleh kedua orang tua nya. Tanpa mereka ketahui apa yang di katakan gadis itu akan menjadi kenyataan suatu saat nanti. Mereka bahkan tidak menyadari kemampuan yang di miliki oleh putri kecil nya itu.

Dan di masa depan nanti, mereka akan selalu teringat oleh ucapan putri kecil nya saat ini.

02. Pertemuan Pertama

Hiks...hikss..hikss

Terdengar tangisan banyak anak-anak di sebuah ruangan berukuran sedang, kotor, kumuh, dan tidak terawat. Ada lebih dari sepuluh orang anak anak yang ada di tempat itu, mereka ada yang menangis, menjerit, histeris, ketakutan semua bercampur satu.

Namun yang paling menarik perhatian di antara banyak nya anak-anak terdapat dua orang anak yang terlihat diam saja tanpa merasakan ketakutan di mata nya, ekspresi kedua anak itu terlihat datar dan dingin, mereka berdua bahkan tidak perduli dengan tangisan anak anak lain nya.

" Diamlah! kau berisik!" Seru seorang anak perempuan yang sangat kesal karena seorang anak perempuan yang berada di dekat nya sangat berisik karena tangisan nya.

" Hiks....hiks apa kamu tidak takut, aku saja sangat takut hiks kamu..." Ujar seorang anak kecil yang dekat dengan gadis kecil

" Diam!" mata kecil itu menatap tajam bocah perempuan yang ada di dekat nya, mata nya yang berwarna biru cerah seperti permata tiba-tiba berubah menjadi merah darah, hal itu tentu membuat bocah perempuan itu langsung terdiam dari tangisan nya.

Tanpa kedua anak perempuan itu sadari di pojok lain ruangan itu terdapat seorang anak laki-laki yang terus memperhatikan interaksi mereka berdua, lebih tepat nya memperhatikan anak perempuan yang terlihat begitu tenang tanpa rasa takut sedikitpun di wajah nya, ia tidak menyangka ada anak kecil yang sifat dan sikap nya hampir sama dengan nya.

Tanpa anak laki-laki itu sadari ekspresi nya yang sedari tadi datar dan dingin juga tidak begitu peduli dengan tangisan anak anak lain nya, dari bibir nya terdapat lengkungan yang begitu tipis, dia tersenyum karena melihat wajah dan cara anak perempuan itu berbicara sungguh dia seperti melihat diri nya sendiri pada anak perempuan itu.

Selama ini dia tidak pernah tersenyum setelah kejadian besar menimpa nya, ia dulu hanya tersenyum pada ibu nya namun senyum itu hilang setelah ibu nya tiada, tidak ada senyuman lagi dari diri nya hanya ada ekspresi datar, dingin dan acuh tak acuh. Kakek nya bahkan sangat khawatir dengan kondisi nya karena dia masih kecil namun telah memiliki banyak beban di pundak nya.

Sedari awal dia terus memperhatikan anak perempuan itu yang entah kenapa sampai membuat nya tertarik, untuk pertama kali nya ada yang dapat membuat nya tertarik selain latihan nya selama ini. Namun dia sempat tersentak kaget saat melihat mata biru yang terlihat indah dan cerah seperti permata tiba-tiba berubah menjadi berwarna merah darah sampai mata itu kembali berwarna biru.

" Mata mu hiks kamu baik baik saja kan, ak-aku takut... Kamu..."

" Diamlah.... Aaarrrggghhh" tiba-tiba anak perempuan itu menjerit kesakitan sambil memegang mata nya

Darah mulai keluar dari kedua bola mata nya, bukan hanya itu warna mata nya pun terus berubah-ubah setiap saat nya kadang biru, merah, hitam, hijau, ungu dan juga putih.

" Kamu... Kamu baik-baik saja, Bagaimana ini aku harus minta tolong pada siapa? Aku harus apa!" Anak kecil yang sedari tadi menangis sekarang tak ada lagi tangisan dari wajah nya, ia terlihat sangat panik dan khawatir akan keadaan teman nya yang terus menjerit kesakitan dan dari mata nya pun terus keluar darah tanpa henti, dia berjalan mondar-mandir tanpa tahu apa yang harus dia lakukan untuk membantu teman nya.

" Te-nang-lah" sambil menahan rasa sakit yang ada di mata nya, anak perempuan itu menenangkan teman nya yang terlihat begitu panik.

" Bagaimana aku bisa hiks tenang tidak ada yang bisa kita minta pertolongan, ini semua karena aku hiks jika aku tidak mengajak mu keluar mungkin sekarang kau tidak akan jadi seperti ini hiks...."

" Aku baik baik saja, kamu malah akan membuat ku tambah sakit dengan suara tangisan mu itu!" Ucap nya datar, ia mencoba menenangkan diri nya sendiri dan menahan rasa sakit yang terus menghantam mata nya, ia tidak ingin teman nya menjadi tambah ketakutan, namun rasa sakit itu tidak berhenti karena darah terus mengalir keluar dari kedua mata nya.

Bahkan keadaan nya sekarang tambah parah setiap warna matanya yang berubah berbeda dengan sebelah mata nya yang lain seperti jika sebelah mata nya berwarna merah sebelah lagi berwarna hitam, mata nya terus berubah bahkan darah yang keluar dari mata nya lebih banyak lagi, rasa sakit nya pun lebih besar dibandingkan yang tadi.

Namun dia terus menahan nya agar teman nya tidak merasa khawatir pada nya, ia bahkan menutup mata nya agar teman nya tidak melihat perubahan yang terjadi pada mata nya, ia juga menutupi mata nya dengan telapak tangan nya agar bocah perempuan itu tidak melihat darah yang keluar dari mata nya, namun darah itu semakin banyak dan memenuhi tangan nya hingga tangan nya telah berubah berwarna merah karena darah, hal itu menambah kepanikan pada teman nya.

" Bagaimana aku bisa tenang, mata mu terus mengeluarkan darah...."

" Aku baik baik saja" jawab nya santai sambil menahan rasa sakit yang di rasakan nya

Bagaimana dia tidak merasa takut, seorang bocah berusia 8-9 tahun berada di ruangan yang begitu kotor, kecil, pengap dengan anak anak lain nya yang kira kira ada yang berusia 9-11 tahun, mereka di kurung tanpa di beri makan dan hanya di beri minum secukupnya.

" Dari pada kau menangis lebih baik kau cari jalan keluar dari tempat ini" ucap nya mencoba tetap tenang.

" Kamu benar" bocah perempuan itu mengikuti apa yang di katakan teman nya, dia berkeliling melihat ke atas, ke bawah, ke samping dia terus berkeliling mengelilingi ruangan itu dengan kaki kecil nya.

Gadis kecil yang telah di tinggalkan teman nya pun menghela nafas lega, sebenarnya dia tahu tidak ada jalan keluar dari tempat ini, meski tempat ini terlihat kotor, kumuh dan tidak terawat nyatanya bangunan nya masih kokoh dan kuat, namun dia melakukan itu hanya untuk mengalihkan perhatian teman nya itu, agar tidak melihat keadaan nya sekarang.

Dia membuka telapak tangan nya, banyak darah yang ada di telapak tangan nya, penglihatan nya bahkan terlihat kabur akibat darah dan juga warna mata yang terus berganti.

" Gunakan ini" seseorang tiba-tiba menyodorkan sebuah sapu tangan pada nya.

Anak perempuan itu mengikuti arah dimana orang yang memberikan nya sapu tangan, meski kabur ia masih bisa melihat nya, terlihat seorang anak laki-laki berusia 10 tahun sedang berdiri dan memberikan sapu tangan pada nya.

Ia kira tidak ada anak lain nya, maksud nya tidak ada anak yang begitu berani dalam situasi seperti ini, masih banyak anak anak lain nya di sana, namun tidak ada yang mempedulikan bahkan memperhatikan nya mereka hanya terus menangis dan menangis.

" Ambillah" ucap bocah laki-laki itu

Gadis kecil itu masih tidak bergeming sama sekali, melihat nya hanya diam saja membuat bocah laki-laki itu gemas namun melihat keadaan nya entah kenapa ia merasa sangat sakit.

Awal nya ia ingin sekali untuk tidak memperdulikan kondisi anak perempuan ini, namun saat ia melihat nya di pojok ruangan tempat nya tadi berada keadaan gadis kecil ini semakin parah. Namun yang lebih membuat nya tertarik bagaimana dia masih begitu tenang nya dengan darah yang memenuhi tangan nya, dia bahkan masih bisa menghibur teman nya itu.

Dan entah kenapa dia merasakan hati nya ingin sekali mendekati nya dan membantu bocah perempuan ini, dia seperti merasakan kekhawatiran dan takut bila sesuatu yang buruk sampai terjadi pada bocah perempuan ini. Rasa takut dan khawatir yang dulu sudah menghilang semenjak kematian ibu nya sekarang kembali terjadi ia rasakan saat melihat begitu menderita nya bocah perempuan ini.

Tanpa berpikir panjang dia pun mulai mendekati tempat di mana bocah ini berada bersamaan dengan teman nya itu yang pergi entah untuk apa ia pun tidak peduli, namun setelah ia mendekati gadis kecil ini hal lain nya membuat ia begitu terkejut, bagaimana tidak bola mata bocah perempuan ini kembali berubah warna, hal ini tidak pernah ia lihat dan dengar sebelum nya, namun meski begitu mata kecil itu membuat nya begitu terpesona.

" Arrgghhhh" anak perempuan itu kembali berteriak kesakitan meski masih ia tahan agar teman nya tidak mendekati nya setelah mendengar suara teriakan nya.

Suara teriakan dari gadis kecil itu mampu membangunkan nya dari lamunan nya, dengan segera tangan mungil nya menghapus setiap darah yang memenuhi wajah anak perempuan itu.

Terlihat anak perempuan itu tersentak kaget saat ada tangan kecil yang yang mengelap darah dari wajah nya menggunakan sapu tanga yang di miliki nya, saat ia melihat ternyata tangan itu milik anak laki-laki yang memberikan sapu tangan pada nya.

Anak perempuan itu dengan cepat menangkap tangan bocah laki-laki itu dengan tangan nya untuk menghentikan apa yang sedang bocah laki-laki itu lakukan.

Bocah laki-laki itu terlihat tersentak kaget saat dia memegang tangan nya, melihat itu dia melihat ke arah tangan nya di mana darah masih memenuhi tangan nya sampai membuat tangan bocah laki-laki itu juga terkena darah nya, dengan cepat ia melepaskan genggaman nya.

" Ah... Maaf maaf, aku tidak sengaja" ia pikir bocah laki-laki itu merasa jijik karena ia sentuh dengan tangannya yang berlumuran darah hingga mengotori tangan nya.

" Tidak apa-apa" sebenarnya bukan hal itu yang membuat nya terkejut, namun ia terkejut karena saat tangan mungil dari gadis kecil itu menggenggam tangan nya ia tidak merasakan perasaan jijik pada nya, ia pun tidak merasakan jijik sama sekali pada tangan yang telah gadis itu sentuh.

Bukan apa, hanya saja dia memiliki penyakit OCD akut dimana ia sangat gila akan kebersihan, bukan hanya itu dia sangat tidak suka ada yang memegang bahkan menyentuh nya walau seujung kuku pun entah itu oleh keluarga nya, atau orang lain perempuan maupun laki-laki, dia akan selalu menjaga jarak nya dari mereka atau tidak membiarkan mereka menyentuh nya sama sekali.

ia akan langsung mengelap jejak di mana anggota tubuh nya yang di sentuh dengan cara yang begitu kasar agar tidak ada sedikitpun jejak yang tertinggal dari orang yang baru saja menyentuh nya.

Dulu bahkan kulit di tangan nya langsung mengelupas dan mengeluarkan darah akibat dia menggosok nya terlalu keras, dan hal itu membuat ibu nya khawatir, ia langsung di larikan ke rumah sakit karena kejadian itu, dan saat itu ia mulai menjauhi dunia luar dan tidak membiarkan satupun orang menyentuh nya.

Namun sekarang gadis kecil itu telah memegang tangan nya, tapi tidak ada reaksi apapun yang terjadi pada diri nya, rasa jijik, tidak nyaman tidak ada hal yang seperti itu, ia malah merasakan perasaan nyaman dan tenang saat dia menggenggam tangan nya. Hal ini sangat aneh ia berpikir apa penyakit nya telah sembuh, namun hal itu tidak mungkin sebelum kejadian ini terjadi anak buah kakek nya pernah menyentuh nya sedikit dan hal itu membuat reaksi besar pada diri nya.

" Aku akan membantu mu membersihkan wajah mu" ujar bocah laki-laki itu dingin, namun bola mata nya menatap gadis kecil itu dengan lembut.

" Terima kasih"

Setelah membersihkan wajah dan tangan gadis kecil di hadapan nya, gadis kecil ini sekarang terlihat sangat cantik dengan wajah nya yang terlihat begitu lucu, imut membuat semua orang yang melihat nya ingin mencubit pipi nya karena gemas.

" Boleh aku melihat mata mu?" Tanya bocah laki-laki itu, ia melihat meski ia membersihkan wajahnya, Namun darah tidak berhenti keluar dari kedua mata nya hal ini membuat nya khawatir.

Sejenak gadis kecil itu menatap bola mata bocah laki-laki itu, sebelum dia menganggukkan kepala nya, entah mengapa dia memiliki kepercayaan pada bocah laki-laki itu.

Tangan kecil dari anak laki-laki itu mengusap pelan kelopak mata miliki gadis kecil itu, sambil terus memperhatikan perubahan yang terjadi pada nya. entah mengapa rasa sakit yang di rasakan nya berangsur angsur membaik setelah tangan anak laki-laki itu menyentuh wajah nya, ia juga mulai bisa mengendalikan warna mata yang di miliki hingga kembali ke warna nya yang berwarna biru cerah, dia juga merasakan ada sebuah energi yang halus dan hangat mengalir di dalam tubuh nya.

Melihat setiap perubahan yang terjadi pada gadis kecil di hadapan nya tanpa sadar dia menghela nafas lega saat melihat kondisi nya berangsur angsur membaik, sebenarnya dia memberikan sedikit energi spiritual miliki nya dan ia sangat lega saat tahu tidak ada pertentangan dari tubuh gadis kecil ini saat dia memberikan energi nya.

" Ahkk.. gak ada satupun jalan keluar dari tempat ini!" keluh seorang anak perempuan yang baru saja tiba, dia tidak menyadari ada orang lain di sana.

" Aku tahu" ketus gadis kecil itu menanggapi keluhan dari teman nya itu.

" Kamu tahu, lalu mengapa.... Ahk siapa kamu?" Awal nya ia kesal karena teman nya membodohi nya, namun ia terkejut saat melihat di sana ada orang lain, tetapi seperti nya bocah laki-laki yang ia ajak bicara tidak mempedulikan nya sama sekali, terbukti saat mata nya hanya menatap pada gadis kecil di hadapan nya saja.

" Ouh ya... Bagaimana keadaan mu?" Tanya nya saat mengingat kondisi teman nya yang sangat menghawatirkan

" Aku baik baik saja"

" Syukurlah"

" Terima kasih" ujar gadis kecil itu pada bocah laki-laki itu, yang di balas anggukan kepala dari nya.

" Hei hei ada apa ini, apa ada sesuatu yang terjadi yang tidak ku ketahui, atau...."

BRAAKK

Sebelum dia menyelesaikan ucapan nya terdengar suara pintu yang di buka begitu keras, ada tiga orang pria dewasa yang masuk ke dalam ruangan tersebut.

03. Menahan Rasa Sakit

" Sebenarnya untuk apa bos menculik banyak anak kecil" ujar orang pertama

" Ku dengar bos akan membuat pasukan robot pembunuh dari anak anak kecil ini" jawab orang kedua dengan acuh

" Benarkah, wah bos sangat kejam" ucap orang ketiga namun ekspresi nya tidak sama dengan apa yang di ucapkan nya.

" Ck, mereka berisik sekali, aku jadi ingin membunuh mereka" ujar orang pertama sambil menatap anak anak itu dengan tajam

" Diaamm, atau kalian ingin mati dengan cepat" seru orang ketiga yang ikut kesal

Anak anak itu mundur ke belakang di pojok ruangan karena ketakutan, anak perempuan yang tadi berbicara pun bersembunyi di belakang gadis kecil yang masih tidak bergeming di tempat nya bersama bocah laki-laki itu.

" Kamu yang akan mati jika sampai sesuatu terjadi pada kami semua" ujar gadis kecil itu sambil menatap tajam ketiga orang yang baru saja masuk.

" Hahahaha ternyata di antara banyak nya anak yang kita culik ada anak yang begitu berani di sini!" Seru orang kedua sambil tertawa kejam

" Apa yang kamu lakukan" bisik nya pada temannya yang begitu berani ini yang sama sekali tidak di tanggapi nya.

" Dimana cambuk ku, aku ingin sekali menyiksa anak ini supaya dia tahu dimana tempat nya berada" ujar orang kedua sambil menyeringai kejam

" Coba saja kamu lakukan jika kamu ingin mati" ujar nya kembali, sebelah tangan nya mengambil belati yang selalu ia sembunyikan di balik pakaian nya.

Namun saat orang itu mendekati nya, tanpa di sangka bocah laki-laki yang sedari tadi berada disampingnya, dengan gerakan cepat berada di hadapan nya dan menghadang orang itu.

" Jangan pernah kamu mencoba mendekati nya, atau kamu akan merasakan siksaan yang lebih menyakitkan di bandingkan kematian" ujar bocah laki-laki itu dengan tatapan dingin dan wajah datar nya.

" oohh, takuutt! Hahahaha... Lihatlah sekarang ada pahlawan kesiangan disini, bocah lebih baik kau menyingkir dari sini" seru orang itu berpura-pura ketakutan setelah itu dia tertawa, menertawakan kebodohan anak kecil itu.

" baiklah bocah jika itu yang kau inginkan..."

" Apa yang kamu lakukan, cepat pergi dari sana" seru gadis kecil khawatir untuk pertama kali nya dia menghawatirkan orang lain selain keluarga nya dan itupun ia lakukan untuk orang lain.

" Tenanglah, dia tidak akan mampu mengalahkan ku" ujar nya meremehkan namun juga menenangkan gadis kecil itu.

" Bocah kau banyak bicara juga.."

Cetarr

Wush

" Apaa!"

Ketiga orang itu begitu terkejut saat melihat cambukan dari salah satu teman nya tidak mengenai atau dapat di hindari oleh bocah laki-laki itu dengan sangat cepat.

Melihat itu membuat gadis kecil yang begitu menghawatirkan bocah laki-laki itu bernafas lega.

Cetarr

Cetaaar

Cambukan demi cambukan dapat di hindari oleh anak laki-laki itu dengan sangat cepat dan mudah, melihat itu membuat orang itu kesal dan membuang cambuknya, orang itu pun menyerang anak laki-laki itu dengan belati yang dia miliki dengan brutal.

Walaupun dengan tangan kosong tapi anak laki-laki itu masih bisa menghindari setiap serangan dari orang itu, melihat teman nya yang seperti kesulitan melawan anak kecil itu membuat orang pertama membantu nya.

Tidak ingin tinggal diam anak perempuan yang melihat teman dari orang yang menyerang bocah laki-laki itu membantu dia pun ikut membantu.

" Diam di sini, dan jangan kemana-mana" ujar gadis kecil itu pada teman nya

" Kamu mau kemana...."

Wush

Gadis kecil itu langsung menghilang dari tempat nya dan kembali terlihat di tempat pertarungan sedang melawan salah satu dari orang orang itu, dia bahkan sudah mengeluarkan belatinya yang selama ini dia sembunyikan.

" Untuk apa kamu kemari!" Seru bocah laki-laki itu

" Membantu. apa lagi" jawab gadis kecil itu acuh

Melihat pertarungan di depan mereka anak anak itu menangis dengan kencang karena ketakutan, namun ada beberapa anak juga yang langsung pingsan karena tidak kuat melihat pertarungan yang sedang terjadi.

Pertarungan antara dua anak kecil dengan dua orang pria dewasa terlihat seimbang, bagaimana tidak meski kedua orang pria dewasa itu hanya melawan dua orang anak kecil, namun ilmu dan cara bertarung dua anak kecil itu tidak bisa di remehkan mereka begitu brutal dan dapat menghindari serangan demi serangan dengan mudah dan cepat.

Meski tubuh mereka berdua kecil namun kecepatan mereka tidak dapat di ragukan lagi, mereka bergerak sangat gesit dan lincah, mereka juga bertarung dengan saling melindungi satu sama lain, membuat kedua pria dewasa itu bahkan tidak berkutik karena kewalahan menghadapi kedua bocah kecil ini.

" Berhenti!!! Jika kalian ingin teman kalian ini selamat, lemparkan senjata milik mu itu gadis kecil"

Mendengar itu mereka pun berhenti bertarung, kondisi kedua anak kecil itu masih baik baik saja hanya luka ringan, berbeda dengan kedua pria dewasa itu yang kondisinya cukup parah, mereka telah mendapatkan banyak luka dari kedua bocah kecil ini.

Prank

Belati yang di pegang oleh anak perempuan itu jatuh ke lantai, dia menatap tajam orang yang telah menyandra teman nya itu.

" Lepaskan dia!" Seru nya dingin dan tajam

" Ara jangan pedulikan aku..."

" Diaamm, atau bilah tajam belati ini akan melukai leher mu yang putih ini gadis kecil"

Meski takut tapi dia tidak ingin sampai teman satu satu nya, yang mau berteman dengan nya dengan tulus tanpa mempedulikan apa yang dimiliki nya ini sampai terluka hanya untuk melindungi nya, dia yang telah membuat teman nya sampai kesini, ini salah nya.

" Jika kamu sampai menyakiti nya, ku pastikan kamu akan mati dengan cara yang sangat menyakitkan" gadis kecil itu sedang menahan amarahnya, bahkan ia sampai menutup matanya karena hampir saja warna mata nya berubah di depan orang orang ini, karena emosinya yang tidak bisa di kendalikan matanya juga ikut berubah ubah warna, darah segar mulai kembali keluar dari mata nya.

" Pegang kedua bocah sialan itu, jangan sampai mereka berdua kabur"

" Baik"

Melihat ada darah yang keluar dari gadis kecil itu, anak laki-laki itu pun ingin mendekati nya, namun di tahan oleh orang orang itu.

" uhuk...." Bukan hanya itu, saat dia ingin melawan orang orang itu, tiba-tiba tenggorokan nya terasa manis, seteguk darah keluar dari mulut nya.

" Sial, kenapa harus hari ini" umpat nya kesal

Tubuh nya terasa lemas dan dingin, kedua tangan nya tidak dapat di gerakkan namun ia masih memaksakan diri untuk membantu gadis kecil yang sudah mencuri perhatian nya itu.

Cetarr

Cetaarr

" Tidak, jangan... Hentikan ku mohon hiks jangan siksa dia, aku saja, hiks jangan dia" ujar anak perempuan yang di Sandra itu.

" Diam atau belati ini akan menembus urat leher mu"

Ctaarr

" Aaarrrggghhh....."

Awal nya dia bisa menahan rasa sakit akibat cambukan dari orang orang itu, namun ia berteriak bukan karena rasa sakit akibat cambukan dan siksaan yang di berikan oleh orang orang itu, tetapi ia berteriak kesakitan karena rasa sakit yang menghantam mata nya, ia kembali tidak bisa mengendalikan kemampuan mata yang di miliki nya karena terlalu emosi, darah segar semakin banyak keluar dari matanya, bukan hanya itu luka luka akibat cambukan pun mengeluarkan darah namun tidak ia rasakan akibat rasa sakit di mata nya yang lebih dominan.

" Hahahaha.... Begitu gadis kecil, berteriak lah terus berteriak, kami sangat menyukai nya"

" Aaarrrrggghhhh" gadis kecil itu tiba-tiba membuka mata nya, warna bola mata nya telah berubah menjadi merah, dia menangkap cambuk itu, dan menariknya dengan sangat kuat hingga orang yang memegang cambuk terlempar cukup jauh.

" Aaarrrggghhh..." Saat ia ingin mendekati orang itu rasa sakit kembali menghantam mata nya, ia merasa seperti ribuan jarum menusuk mata nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!