Kisah ini adalah kelanjutan dari kisah "Apa salahku Pa" dimana menceritakan tentang seorang gadis kecil yang mengalami broken home, karena masalalu keluarganya dia sering berhubungan dengan mahluk gaib sekitar dan menjadi buruan para dukun untuk mendapatkan sebuah permata yang bernama "Permata iblis".
Permata iblis diyakini menurut mitos yang beredar bahwa dapat menambah energi gaib, membuat orang abadi, menghidupkan kembali orang yang telah mati, dan juga menambah kesaktian para dukun, hal itulah yang membuat permata iblis diburu oleh para dukun sakti selama ini.
Nadhira adalah seorang gadis yang tanpa sengaja menelan permata itu karena tubuhnya yang dikendalikan oleh Ratu iblis, sehingga dia memiliki permata itu, akan tetapi masalalu keluarganya yang membuat permata itu tidak mampu ditembus oleh para dukun, mau tau kisahnya? yuk baca dulu kisah "Apa salahku Pa" sebelum melanjutkan kebab selanjutnya.
Mungkin kalian yang belum membacanya pasti akan sedikit bingung dengan kisah ini, karena alurnya sedikit cepat, yuk simak kisahnya
*****
Nadhira Novaliana Putri yang biasa kerap dipanggil Nadhira adalah seorang gadis yang saat ini telah berusia ke 23 tahun, ia tumbuh menjadi gadis yang cantik dan juga memimpin sebuah perusahaan besar milik keluarganya, karena dia adalah penerus keluarganya, dia juga adalah seorang ahli dalam beladiri dan menyukai perkelahian.
Sejak kecil Nadhira sudah terbiasa dengan kekerasan fisik dan juga mental, meskipun dengan tersenyum akan tetapi begitu banyak luka yang ia simpan didalam hatinya.
Meskipun dia adalah seorang wanita akan tetapi dirinya sama sekali tidak mengenal takut kepada siapapun, Nadhira adalah sosok yang sangat tegas pada pendiriannya dan sosok yang sangat keras kepala.
Kekerasan fisik itulah yang membuat Nadhira menjadi keras kepala dan sangat menyukai yang namanya kekerasan apalagi adanya sebuah pertarungan, meskipun dia menyukai kekerasan akan tetapi dirinya tetap bersikap baik kepada seseorang yang menurutnya baik.
Nadhira hanya tinggal berdua dengan Neneknya, Ibunya telah mengalami sebuah kecelakaan yang menyebabkan kehilangan nyawanya akan tetapi sampai sekarang jasadnya tak kunjung ditemukan keberadaannya, sementara Ayahnya kini tinggal bersama dengan saudara tirinya yakni Amanda.
Sedangkan Ibu tirinya saat ini sedang mendekam dipenjara karena perbuatan yang pernah ia lakukan kepada Nadhira dan juga orang orang yang ada disekitarnya beberapa tahun yang lalu.
Setelah mengetahui kebenarannya bahwa kecelakaan dari Ibunya sengaja dibuat oleh seseorang, Nadhira tidak ingin lagi berhubungan dengan keluarga baru Ayahnya, karena Ibu tirinyalah yang membuat dirinya harus kehilangan Ibunda tercintanya.
Dia memiliki seorang kekasih yang bernama Ahmad Rifki Chandra Abriyanta yang biasanya dipanggil Rifki, akan tetapi sudah lama keduanya berpisah karena Rifki harus melanjutkan pendidikannya diluar negeri dan meninggalkan Nadhira seorang diri.
Rifki adalah seorang pemimpin sebuah geng yang terkenal bernama Gengcobra, dan juga sebuah pemilik perusahaan ternama dan terbesar didalam dan diluar negeri, perusahaan itu bernama Abriyanta Groub, sejak kecil dirinya sudah mengemban tanggung jawab dari perusahaan itu dan juga Gengcobra.
Meskipun begitu Rifki tetap menyembunyikan identitasnya dari publik bahwa dia adalah pemilik dari Abriyanta Groub dan juga Gengcobra, tidak ada yang tau bahwa dia adalah pemilik dari perusahaan besar karena identitasnya yang telah disembuhkan.
Rifki adalah ahli dalam beladiri, bisa dibilang dia adalah pelatih dari Nadhira, Nadhira mampu belajar beladiri karena Rifki dan Kakeknya yang telah mengajarkan ilmu beladiri kepada Nadhira selama ini.
Rifki adalah sosok yang paling berarti bagi Nadhira, karana dia yang selalu menemani Nadhira dan mendengarkan setiap keluh kesah Nadhira, bagi Nadhira, Rifki adalah pengganti sosok Ayahnya karena kasih sayang dan ketulusan Rifki ia curahkan kepada Nadhira.
Bagi seorang anak gadis yang mengalami broken home, ia akan lebih menyayangi orang lain daripada Ayahnya sendiri, apalagi ketika Nadhira mengetahui bahwa Ayahnya ada hubungannya dengan misteri kematian dari Ibu kandungnya sendiri.
Selama dia masih berada diluar negeri, ia sama sekali tidak pernah memberi kabar kepada Nadhira, sehingga hal itu menciptakan sebuah kesempatan bagi Theo untuk mendekati Nadhira dan merebut hati Nadhira.
Theo terus berjuang untuk mendapatkan cinta Nadhira, yang mana cintanya hanya untuk Rifki, disatu sisi seorang wanita yang bernama Clara sangat mencintai Theo begitupun dengan Adik tiri dari Nadhira yang menginginkan Rifki menjadi pasangan hidupnya.
Theo adalah seorang pemuda yang menjadi pemimpin dari sebuah geng jalanan, geng itu ia beri nama Gengters, geng yang selalu membuat ulah dimasyarakat dan juga membuat rusuh dijalanan.
Akankah Nadhira dan Rifki akan bersatu ataukah justru Nadhira dan Theo, dan apakah kisah mereka akan menyakiti begitu banyak hati karena tidak bisa saling memiliki satu sama lain.
Diperebutkan oleh dua orang lelaki bukanlah hal yang mudah bagi seorang perempuan, apalagi kedua lelaki itu sama sama pemimpin dari sebuah anggota geng, akankah ketika Gengcobra bertemu dengan Gengters akan saling beradu kekuatan?
Akan seperti apa kelanjutan cinta mereka? Yuk ikuti kisah mereka, jangan lupa like, coment dan dukungannya ya
Udara dingin dipagi hari mulai menyelimuti kota, keramaian pasar mulai terdengar begitu bergemuruh, semilir angin tipis dan begitu dingin mulai dirasakan oleh seorang gadis yang tengah berdiri dihalaman rumahnya nan luas, ya dia adalah Nadhira.
Nadhira menghidup udara dalam dalam dipagi hari dan ia lepaskan secara perlahan lahan, dengan mengenggam sebuah tongkat yang terbuat dari besi, Nadhira mulai menggerakkan tongkat tersebut secara lincahnya.
"Ah sepertinya sudah pukul 5 pagi, aku harus siap siap pergi bekerja" Ucap Nadhira sambil memandang kearah matahari yang mulai terbit.
Nadhira segera masuk kedalam rumahnya dan segera membersihkan tubuhnya dari keringat, siang ini akan ada meeting penting diperusahaannya, hal itu membuat Nadhira harus terlihat begitu rapi sebelum menghadiri meeting tersebut.
Nadhira segera masuk kedalam kamar mandi yang ada didalam kamarnya, tak beberapa lama kemudian akhirnya ia keluar dengan memakai pakaian yang sudah sangat rapi dan terlihat begitu menawan.
Nadhira duduk didepan cerminnya dan menatap wajahnya sendiri, tidak lupa juga ia menggunakan liptin agar bibirnya tidak terlihat kering, meskipun hanya memakai make up tipis akan tetapi Nadhira terlihat begitu cantik.
"Nak, diluar sudah ada Theo yang menjemputmu, cepat turun" Teriak Omanya.
"Iya Oma, sebentar lagi aku akan turun, 5 menit lagi Oma" Jawab Nadhira.
Nadhira segera bergegas menuruni tangga kamarnya setelah dirinya selesai bersiap siap, ia melihat jam tangannya yang masih menunjukkan pukul 6.15.
"Masih jam segini sudah datang aja nih orang, disiplin banget sih" Guman Nadhira.
Nadhira terus menuruni tangga itu sambil bergumam tentang Theo yang datang menjemputnya terlalu pagi, tak beberapa lama kemudian akhirnya Nadhira sampai juga dimeja makan dan melihat Sarah (Omanya) sedang menikmati secangkir teh dipagi hari.
"Oma aku langsung berangkat ya, ngak enak sama Theo kalau nungguin terlalu lama".
"Kamu ngak makan dulu Nak?"
"Ngak sempet Oma".
"Tunggu dulu, biar Oma siapin bekal untukmu, kalau ngak makan pagi gimana kamu bisa fokus bekerja Nak".
"Tapi Oma".
"Sudahlah duduk dulu, biar Oma siapkan bekalnya, hanya 5 menit saja"
"Baiklah Oma, terserah Oma saja".
Sarah segera bergegas bangkit dari duduknya, dan menyisakan sebuah bekal untuk Nadhira, berbagai macam masakan dimasukkan oleh Sarah kedalam sebuah tepak makan yang akan dibawa oleh Nadhira.
"Nih sudah Oma siapkan" Ucap Sarah sambil menyodorkan sekotak makanan.
"Makasih Oma, ya sudah Dhira berangkat dulu ya Oma, Assalamualaikum" Ucap Nadhira sambil mencium tangan Sarah.
"Waalaikumussalam, hati hati dijalan, jangan lupa dimakan bekalnya".
"Iya Oma, da.."
Nadhira bergegas menemui Theo yang saat ini sedang berada diruang tamunya, dengan buru buru Nadhira datang menemui Theo, Theo yang mendengar langkah kaki Nadhira segera bangkit dari duduknya dan menghadap kearah Nadhira.
"Tumben kamu sudah kesini pagi pagi seperti ini, biasanya coba jam 8 pagi baru kesini" Ucap Nadhira ketika melihat Theo.
"Ya ngak apa apa, hanya saja sejak kemarin malam aku ngak bisa tidur"
"Kenapa ngak bisa tidur, kamu habis mabuk lagi?"
"Sedikit sih Dhir, kemarin malam mereka mengajakku mabuk lagi, ya terpaksa aku ikut saja".
"Terserah kamu saja, ya sudah ayo berangkat".
"Baiklah".
Nampaknya Nadhira sudah terbiasa mendengar Theo yang suka sekali mabuk mabukan bersama anak buahnya, sehingga Nadhira sudah tidak terkejut lagi ketika mendengar Theo habis mabuk.
Seperti biasa Theo akan menjemput Nadhira ketika berangkat bekerja, Theo dipekerjakan oleh Nadhira dikantornya menjadi bagian terpenting dikantor Nadhira.
Seluruh karyawan yang ada dikantor Nadhira mengetahui bahwa Theo adalah seseorang yang begitu dekat dengan Nadhira selama ini, sehingga banyak yang mengira bahwa Theo adalah kekasih Nadhira akan tetapi Nadhira hanya menganggap Theo sebagai sahabatnya.
"Maaf ya aku terlalu pagi menjemputmu hari ini".
"Ngak apa apa Theo, santai aja kali, aku juga mau memeriksa pekerja dikantor juga"
Didalam mobil itu, aroma masakan yang Nadhira bawa tercium begitu lezat, hal itu membuat perut Nadhira berbunyi meminta untuk segera diisi.
"Kamu lapar Dhira? Perutmu bunyi tuh".
"Iya, tadi aku belum sempat sarapan, jadi..."
"Makanlah, lagian jarak ke perusahaanmu masih jauh juga kok".
"Baiklah aku makan dulu ya"
"Iya Dhira"
Nadhira segera membuka kotak makan yang telah diselesaikan oleh Sarah, terlihat sebuah ayam kecap kesukaan Nadhira didalam kotak itu, dan beberapa lauk lainnya, melihat ayam kecap seketika membuat Nadhira hampir menetes, bagaimana tidak lauk itu adalah lauk yang paling Nadhira sukai meskipun beberapa kali ia memakannya, Nadhira tidak pernah bosan dengan lauk itu.
"Ibu selalu saja ingat dengan makanan kesukaanku" Guman Nadhira pelan sambil mencium aroma lezat ayam kecap buatan Bi Ira.
Bi Ira adalah seorang pembantu rumah tangga dirumah Nadhira yang dulu, akan tetapi karena kasih sayangnya yang tulus kepada Nadhira, Nadhira menganggapnya sebagai Ibu angkatnya dan sangat menyayangi dirinya seperti Ibunya sendiri.
Nadhira segera menyantapnya dengan sangat lahapnya, rasanya begitu sangat lezat seperti buatan Mamanya dahulu, Bi Ira terus belajar dan belajar untuk membuat masakan yang sama persis dengan buatan Lia, ia belajar dengan Nadhita, Kakaknya Nadhira.
Akan tetapi masakan itu sedikit berbeda dari rasa buatan Lia, karena pembuatnya tidak sama sehingga rasanya juga tidak akan sama, akan tetapi masakan itu sudah cukup bagi Nadhira untuk tetap mengingat rasa masakan milik Lia.
Theo yang melihat Nadhira makan dengan lahapnya hanya bisa tersenyum tipis kepada Nadhira dan tetap memfokuskan diri kepada jalanan karana dirinya sedang menyetir saat ini.
Nadhira sangat menikmatinya, bertapa enaknya masakan itu tanpa rasa bosan sedikitpun, ini adalah sarapan pagi yang begitu nikmat bagi Nadhira.
...Jangan lupa like, coment dan dukungannya 🥰 Terima kasih ...
Nadhira dan Theo segera memasuki sebuah bangunan yang sangat besar daripada sekitarnya, bangun itu adalah perusahaan miliknya, mobil yang dikendarai oleh Nadhira segera memasuki halaman bangunan itu dan segera disambut oleh orang orang yang berbaju sangat rapi.
Salah satu dari mereka segera bergegas membukakan pintu mobil itu untuk Nadhira, Nadhira segera keluar dari mobilnya dan seluruh orang yang ada disitu menunduk hormat kepadanya.
"Selamat pagi Nona Muda" Ucap mereka serempak.
"Pagi juga" Jawab Nadhira sambil mengangguk.
Nadhira segera bergegas menuju kepintu masuk diperusahan miliknya itu dengan diikuti oleh beberapa bodyguard dibelakangnya, Nadhira berjalan nampak begitu anggun dan tegasnya begitupun dengan Theo yang ada disebelahnya saat ini.
Mereka tetap menunduk hormat sampai bayangan Nadhira sudah tidak terlihat ditempat itu, Nadhita segera memasuki ruang kerjanya begitupun dengan Theo yang bagaimana ruangan keduanya bersebelahan, Citra sekertaris Nadhita segera bergegas memasuki ruangan dimana Nadhira berada ketika melihat Nadhira sudah berangkat dan saat ini tengah berada di ruangannya.
"Nona Muda, tumben anda berangkat terlalu pagi hari ini, apakah ada yang bisa saya bantu Nona Muda?" Ucapnya sambil berjalan kearah Nadhira.
"Apakah proposal meeting nanti sudah disiapkan?"
"Sudah Nona, anda bisa mengeceknya sendiri" Ucapnya sambil menyodorkan sebuah map kepada Nadhira.
Nadhira segera menerima proposal itu dan membacanya dengan sangat teliti, ia tidak ingin terjadi kesalahan dalam proposal itu sehingga kerja sama antar kedua perusahaan dibatalkan, beberapa kali dia menganggukan kepalanya sambil berdehem pelan.
"Bagus, kau telah menyiapkan yang terbaik".
"Iya Nona".
"Aku tidak mau ada kendala apapun nanti, atur semua karyawan jangan sampai ada yang membuat ulah, tunjukkan kepada mereka bahwa perusahaan kita adalah perusahaan yang terbaik"
"Baik Nona, saya akan mendisiplinkan seluruh karyawan untuk memberikan yang terbaik".
"Kau boleh keluar sekarang".
"Baik Nona Muda"
Nadhira melihat setumpuk berkas berkas yang ada didepannya dengan menghela nafas panjang, seketika itu pandangan tertentu kepada gelang yang melingkar ditangannya saat ini.
"Sudah lima tahun kau pergi meninggalkanku, kapan kau pulang, aku sangat merindukanmu"
Seketika rasa sedih menyelimuti hatinya ketika mengingat sosok Rifki yang pergi meninggalkannya keluar negeri untuk melanjutkan pendidikannya dan mengurus cabang perusahaannya yang ada diluar negeri.
Gelang itu adalah pemberian dari Rifki sebelum Rifki berangkat ke luar negeri meninggalkan Nadhira, gelang itu berisikan mahluk pelindung milik Rifki yang sengaja diberikan kepada Nadhira agar mahluk itu mampu menjaga Nadhira selama dirinya tidak ada bersama dengan Nadhira.
Mahluk itu bernama Raka, akan tetapi Nadhira sama sekali tidak bisa mendengarnya ataupun melihatnya, dirinya hanya mampu melihat sosok mahluk yang juga selalu mengikutinya karena adanya permata iblis yang ada didalam tubuhnya, mahluk itu bernama Nimas.
"Iya, hanya tujuh tahun, dua tahun lagi kau pasti pulang kan?"
"Kau benar, dan pengeresek itu akan datang, huh sangat melelahkan sekali kalau kau harus bersama dia".
"Apa kau bilang? Rifkiku bukanlah pengeresek, dia adalah segalanya bagiku, kau saja yang tidak bisa mengerti tentangnya".
"Terserahmu saja, bagiku dia tetap adalah seorang pengeresek, kalian memang pasangan gila, benar benar gila, paling suka bikin keributan"
"Ku adukan pada Rifki kau nanti, biar dia kasih kau pelajaran"
"Iiiih takut" Ucapnya dan langsung menghilang".
Nadhira mengepalkan tangannya tidak terima jika Nimas mengatakan bahwa Rifki adalah pengeresek, orang sebaik Rifki mana mungkin disebut sebagai seorang pengeresek.
Nadhira melamun dalam ruangan itu cukup lama hingga seseorang mengetuk pintu ruangannya, akan tetapi tidak ada jawaban dari Nadhira, hingga orang itu mengetuknya kembali.
"Iya masuk" Ucap Nadhira.
"Nona, meeting akan segera dimulai".
Nadhira melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 10 pagi, Nadhira begitu terkejut melihat waktu itu yang sudah menunjukan pukul 10.
"Apa! Jadi aku melamun cukup lama" Batin Nadhira menjerit.
"Nona? Apa Nona baik baik saja?" Tanya Citra yang melihat Nadhira hanya diam saja.
"Aku ngak apa apa, baiklah aku akan segera datang kesana".
"Baik Nona".
Citra segera bergegas pergi dari ruangan Nadhira, Nadhira segera bersiap siap untuk menghadiri meeting tersebut, ketika dirinya sudah siap Nadhira segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar.
Nadhira segera memasuki ruangan dimana meeting itu akan dilaksanakan, nampaknya semua sudah lengkap ada didalamnya, kedatangan Nadhira membuat meeting itu segera dimulai.
...Jangan lupa like, coment dan dukungannya 🥰 Terima kasih ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!