"GIRBRANNNNNNNNNN Woyyyyyyyy" teriak seorang wanita yang perkirakan berumur 25 tahun berjalan keluar dan memanggil nama anaknya
"Gibrannnnnnn" Teriak lagi
"Ey gibrannnnn anak bundanya Syahilla Zahra Hafifah Yang cantiknya sejawat raya". Teriak lagi dan kali ini menyebutkan nama dirinya. Ia adalah Syahilla seorang ibu rumah tangga memiliki anak dari seorang pria asing yang tidak ia ketahui, lalu akibat kejadian itu Syahilla hamil menghasilkan anak lelaki yang bernama Gibran.
"kamu kemana nak ih" Teriak dan kesana kemari sambil berteriak.
"kamana itu budak eta teh" gumam Syahilla dan masih terus pejalan.
"Gib eh disini ternyata" Lalu Syahilla pun terus saja mencari kesana kemari dan matanya pun berhenti sudah menemukan anaknya
"Ada apa bun?". Tanya Gibran pada Bundanya
"Hayu ih makan". Ucap sang Bunda dengan nada khas orang sunda tau atuh ya kalian
"Ok bun" langsung dijawab oleh Gibran
"Oy aing balik nya". Ia pun berpamitan pada sang teman temannya dengan bahasa daerah (bahasa Sunda)
aing bahasa kasar dalam bahasa sunda yang artinya aku
"Heeh jug kaditu, bisi indung maneh mawa nyere". Rendi temen Gibran dengan nada meledek
(ya udah sana pergi, takutnya mamah kamu bawa sapu lidi)
"hmmm kumaha we maneh, bapak sia mah parah njir hahaha mamawa bedog, heeh
hahhaha
(" hmm ya kaya kamu, bapak kamu malah yang lebih parah njir ,hahah bawa pisau gede, bener gak sep hahha.")
"hahha si Rendi gib, wah aing inget pisan ningali si Rendi di udag ku bapak sampe ka sawah, terus nu hayang seuri mah eta calana nepi ka rewek atuh".
"hahah si Rendi gib, wah gua masih inget liat si Rendi dikejar ama bapaknya sampai ke sawah, terus yang bikin ngakak, itu celana sampai ke robek hahaha."
"heeh kawas di udag ku anjing wae hahahah" ejekan Gibran pada Rendi, dan yang jadi korban hanya masang wajah datar aja. Dan itu membuat mereka ketawa melihat ekspresinya.
(Iya kaya di kejar anjing aja hahaha)
"Gibran" teriak lagi Syahilla
" Astaga oh iya ya bun". kaget sambil nepuk jidat dan Gibran pun buru, mereka yang melihat Gibran panik karena takut ada omelan Emaknya langsung ketawa.
"hahahah, Gibran tolong muka kondisikan hahah". ucap Rendi yang akhirnya angkat suara
"Yo ah bubar bubar bubar" tanpa menghiraukan kata kata Rendi, Gibran langsung memerintahkan pasa temen temenya untuk bubar.
Prov Gibran
Hai guys perkenalkan namaku Gibran nama asli ku hanya 2 kata saja yaitu Gibran Zafar aku hanya mempunyai seorang Bunda yaitu Syahilla Zahra Hafifah.
Aku menyadari bahwa aku mempunyai kelebihan yaitu memiliki otak yang cerdas aku juga tak mengerti kenapa diriku mempunyai kemampuan yang sangat langka bagiku.
Jika otak cerdas turun dari Bunda sepertinya tidak tidak mungkin, karena bunda sendiri menghitung 3×3 pun harus dihitung jari. Namun aku tak peduli hal itu karena Bunda punya kemampuan diri sendiri yang hanya aku yang bisa melihatnya.
Bundaku yang ceroboh cerewet kadang bar bar, kadang bikin aku khawatir kalau Bundaku sampai malam hari tidak pulang, karena saat bunda mengantarkan kue yang mereka pesan di toko bunda, bunda suka nyasar kalau pulang. Aku bingung sekali punya bunda tapi dia punya kemampuan inget yang minim. Tapi tetep saja aku sayang padanya karena bunda selalu ada disampingku.
Bunda adalah ibu yang sangat baik perhatian dan tidak pernah pilah pilih teman dan dia selalu menasihatiku berkata jangan "menyakiti perempuan jika memang perempuan menyakiti lelaki maka diam dan tinggalkan". Bunda ku memang ibu yang paling sempurna, karena bunda selalu memberikan terbaik untukku aku bersyukur telah dilahirkan oleh Bunda.
Namun hanya satu saja yang inginku harapkan yang saat ini belum kucapai, yaitu bertemu dengan Ayahku.
Prov autor
Gibran Zafar adalah seorang anak lelaki berwajah tampan berumur 8 tahun. Tidak hanya tampan Gibran memilki otak yang sangat cerdas.
Terbukti bahwa ia sering mengerjakan pr tetangganya dan itu secara diam diam. Meski pun ia suka mengerjakan PR pasti tidak gratis harus ada upah, seperti dikasih eskrim atau diberi uang. Sementara Ibunya bernama Syahilla Zahra Hafifah ia memang perempuan ceroboh namun dia baik hati ramah kadang bar bar dan memang jarang lelaki yang mau dengannya karena menurut mereka shella ini tubuh kecil, yang mereka mau badan semok terus dada harus montok.
Syahilla itu memang ceroboh dan sikap itu lah yang menimbulkan keuinikan tersendiri bagi Gibran. Syahilla hidup bersama gibran tanpa sosok laki laki dewasa yaitu Ayahnya Gibran. Gibran ingin sekali bertemu dengan Ayahnya, namun ia harus menahannya karena ia butuh mengumpulkan uang untuk membeli hp.
Karena, ia dan Bunda adalah memang orang yang kurang mampu. Jadi Gibran bekerja keras untuk mendapatkan Hp karena ia ingin menguasai belajar dan tentunya ingin mencari sosok Ayah. Gibran mengumpulkan uang dari Gibran yang memang selalu juara perlombaan.Uang dibagi antara kebutuhan dan tabunga, mengingat Bunda tak bisa jualan lagi karena insiden pada saat Bunda di rapok oleh preman.
Tapi sayang ternyata rencananya gagal, ia bersusah paya menegumpulkan uang untuk membeli hp tapi semua harus ditunda.
Karena ia harus pergi ke kota, untuk mengikuti ajang perlombaan seinternasional , dan Gibran salah satu siswa termuda disana.
Dan itu akan menjadi ajang atau pemberitaan yang sangat menarik pastinya. Gibran sudah didaftarkan pak Kepala Sekolah.
Namun ia tidak akan tau jika ada sesuatu terjadi saat ia tiba di kota.
------Saat di ruang makan-----
Syahilla sedari tadi merhatikan gaya duduk Gibran dan itu pun gibran menyadari dan merasa heran pada Syahilla, apa ia salah baju atau apa ya pikir Gibran.
"Bun". panggil Gibran dengan menatap aneh pada Syahilla
"hmmm". Syahilla langsung menyahut
"Napa Bunda lihat ku begitu". Tanya Gibran dengan menyeringitkan dahinya seolah tak mengerti kenapa bunda begitu aneh menatapnya.
"bunda aneh sama kamu". jawab Syahilla dengan menggaruk belakang yang tidak gatal
"aneh apa bun". Tanya Gibran dengan wajah bingung
"kamu kan dari kecil hidup dengan bunda terus kita itu hidup di desa tapi.." mengantung kata ucap Syahilla, lalu karena penasaran Gibran langsung menyahuti
"tapi apa" tanya kembali Gibran karena penasaran
"kamu cara makannya elegan banget kaya orang kota gitu" ucap Sang bunda dengan wajah polosnya
Pada saat itu posisi Gibran duduk dengan elegannya dan sangat berwibawa. Terutama makan dengan garpu sendok, dan ada sarbet di ke dadakan. Bahkan menurut Syahilla saat gibran sudah mengambil nasi dan lauknya tak langsung dimakan malah didiamkan dulu, mungkin Syahilla berpikir kalau nasinya panas tinggal di tiup tapi anaknya tidak katanya itu menjijikan. Semakin ia terlihat seperti pria bagswan. Karena tatacara makan yang menurut Syahilla adalah tatacara makan para anak kota.
"Hmm entahlah memangnya kenapa" Gibran pun berucap sambil mengangkat kedua bahu seolah dia tak tau.
"ya bunda heran aja yang hamilkan bunda tapi keluar malah wajah yang lain dan makin kesini melihat kamu makin tak mengerti, Bunda tak pernah mengajarkan tata cara makan. Tapi kau makan kaya orang kota aja, bahkan kemarin pun kamu minum teh hangat aja, menyilang kaki nya , terus pas kamu mengambil cangkirnya teh sama pisinnya (piring kecil/tatakan gelas)dengan gaya elegan, itu sebagai tanda bahwa kamu memang keturunan anak darah biru. " nyerocos Syahilla menceritakan lebih tempatnya ngomel. Itu membuat Gibran menahan tawanya, karena ekpresi sang bunda tangan gerak kesana kemari, seakan mendongengkan cerita.
"Tak mengerti denganku, maksudnya apa?" ucap Gibran dengan pura pura bingung, padahal ia tau apa maksudnya.
Tapi ia tetap diam, menikmati ekspresi sang bunda, yang sangat lucu kalau saat sedang bingung. Gibran memang suka menjahili bundanya, karena baginya menjahili bunda itu mengasyikan. Syahilla yang memang orang nya polos ceroboh kadang ia suka nurut apa yang dikatakan sang anak.
Itulah mengapa Gibran suka sekali menjahili Bunda, kadang sifat jahilnya suka membuat Syahilla menangis. Tapi meski begitu Shela hanya bisa pasrah karena anaknya pasti akan begitu lagi, namun ia harus bersyukur. Karena, adanya Gibran dihidupnya menjadikan Syahilla tidak sendiri lagi.
"Bunda masih tak mengerti kenapa kau sebagai anak bunda punya otak yang genius, bahkan bunda otak biasa biasa aja malahan terlalu bodoh". dengan tampang pasrahnya terus saja Syahilla mengoceh yang masih belum paham pada diri Anak yang genius itu.
"Hahahaha menurut bunda aku anak bunda bukan?". terkekeh saat mendengar ocehan dan pengakuan serta wajah yang bingung itu. Membuat Gibran terbahak bahak, walaupun Bundanya telmi atau ceroboh tapi itulah yang membuat Gibran terhibur.
"Yayalah kamu anakku jelas jelas kau dulu yang bunda timang". menggerutu Syahilla membuat bibirnya mengurucut, makin ngakak lah si Gibran ini, seneng sekali dia melihat Bundanya begitu.
'Nah itu tau napa heran segala hahahha". ucap Gibran yang masih tertawa.
"ihh masalahnya kamu udah kecil aja gaya mu beda dari anak desa". masih dengan kebingungan ya maklum ya Bunda Syahilla memang suka lama pahamnya.
"hmmm itu karena darah ku lebih dominan ke Ayah bun" sengaja ditekan nama ayahnya
"hmmm kau tau apa soal ayahmu". Dengan nada heran seperti anaknya tau ayahnya saja.
"Aku gak tau apa apa tapi udah jelaskan kalau aku dan Bunda tidak ada miripnya apalagi otaku lebih jenius dibanding Bunda sepertiny Ayahku memang seorang genius" cibir Gibran yang langsung meledek Bundanya namun bermaksud hanya becanda.
"Ya nak bahkan bunda yakin ayahmu bukan orang sembarang karena bunda bisa melihatmu seperti ada jiwa apa ya begitulah jiwa jiwa bangsawan gitulah Bunda kurang tau apa namanya". ucap Syahilla bukan membalas ledekan malah ia menambahkan menganalisis ayah dari Gibran dengan kepala miring, tanpa mengingat candaan yang menurut orang yang baper pasti sakit hati. Namun untuk Syahilla itu hanya canda.
"Bun kapan kita k jakarta aku ingin ketemu dady" , Gibran mengalihkan topik, langsung membahas mengenai ayahnya
"Ii itu gak tau". tergagap ucap Syahilla karena gugup karena ia sendiri tak tau harus jawab apa.
"Cihhh Bunda bunda, sampai kapan bunda gak tau gak tau". mendesis Gibran ia lelah mendengar gak tau gak tau dari mulut Bundanya, karena ia tak sabar ingin bertemu dengan Ayahnya.
'Ya ya sok atuh dimakan''. Mengalihkan topik agar Gibran berhenti menanyakan ayahnya. Karena ia pun bingung jawab apa.
"Bunda yang harusnya makan aku udah habis". Ketus nada dingin karena kesal terhadap bundanya
"Oh hehe ya". cengengesan untuk mengalih rasa canggung karena mendengar suara dingin dari sang anak.
"Oh ya ampun bun". Gibran menepuk jidat seorang ia lupa memberitahukan ke Bundanya, dan Syahilla pun menyaut.
"Ya nak" jawab Bunda.
"Aku lupa mau ngasih tau bunda 3 bulan lagi aku ke Jakarta untuk ikut lomba KIMIA seinternasional". ucap Gibran yang memberitahu bahwa dirinya akan berusaha menjaga diri
'Haaaa!!!!! koq ngedadak sih nak? siapa yan daftarin kamu? ". sontak membuat matanya membulat sempurna, karena kaget mendengar bahwa ia akan pergi ke kota merasa dadakan sekali, menurut Syahilla.
"Kan acaranya juga 3 bulan bundaaaa ya ampuunnn,, ya masalah daftar sama pak kepsek." Gibran menghela nafas berat, dan memutar bolanya seolah ia lelah menghadapi Bunda yang selalu aja tidak mengerti.
"Oh ya ampuun bagaimana nak bunda gak ada uang". kini mimik mukanya menjadi sendu karena Syahilla memang tak miliki uang yang cukup
"Bunda tenang aja aku ada uang koq" ucap Gibran yang sekarang mukanya menatap iba pada Bunda, karena ia merasakan dan tau Bunda tak miliki uang.
"Darimana kamu dapet uang itu nak?". Tanya Bunda pada Gibran
"Emang bunda gak tau ya kalau aku suka ikut lomba lomba". ucap Gibran dengan nada dingin
"oh hehehe, iya Bunda lupa nak". berkata Syahilla dengan menyengir sementara tangan kanannya menggaruk kepala belakang yang tidak gatel.
"hufff". Gibran hanya menghela nafas
"hmmmm makasih ya kamu selalu di andalkan Bunda, maafin Bunda nak, bunda sedari kecil hidup susah hiksss hikss" Entah kenapa Syahilla menjadi terharu dengan anaknya, ia bersyukur sudah membesar anak itu dan juga ia bersyukur mempunyai anak yang cerdas tidak seperti dirinya yang kurang dalam otaknya.
"udah bun jangan gitu aku melalukan ini karena aku sayang bunda dan terimakasih udah ngerawat dan membesarkanku sampai saat ini". Sambil menenangkan dan mengusap air mata dan juga mengelus punggung Bundanya ,agar tenang
"Bunda melalukan itu karena kewajiban bunda sebagai ibu nak dan kamu adalah anugrah. Setelah kamu lahir ibu punya teman nak. Sedari kecil bunda sebantara kara, semenjak ada kamu hidup bunda merasa lebih berwarna". Ucap Syahilla dengan apa terjadi selama dia hidup
"aku sayang bunda" ucap Gibran karena tak bisa kata kata lagi
"Bunda sayang gibran, anak bunda udah besar lagi" membalaa ucapan Gibran, yang kini mereka saling berpelukan dan Syahilla pun sama menglus puncak rambut dan mencium dengan sayangnya. Gibran merasa nyaman ketika di peluk Bunda.
"hihi ya dong bun" gibran membalas ucapan Syahilla
"huffff" sementara Syahilla hanya menghela nafas kemudia mereka berdua kini melepaskan pelukannya.
'Bun aku ke kamar ya bun". seraya berkata begitu gibran bangkit dari tempat dia makan tadi, tak lupa ya memberi kecupan pada pipi Bunda dan menghapus sisa tangisan Bunda.
"ya". jawab singkat Syahilla
Setelah kepergian Gibran, di meja makan tersisa hanyalah Syahilla, yang masih bingung dengan apa yang dia miliki saat ini, termasuk anaknya sendiri
"hmm aku bingung deh kan aku yang ngandung yang lahir aku tapi malah keluar wajah yang lain. dari ujung ke kepala sampai ujung kaki puun tak ada satu pun atau sekuku aja gk ada akunya". gumam Syahilla pada diri sendiri
"Anak siapa sebenarnya dia, muka bule banget putih banget, aku juga putih sih tapi agak kekuningan.
ya ampun apa lelaki itu begitu sempurna kah, kalau aku ketemu dengannya yang ada aku mundur aja". nyerocos dengan segala pemikirannya Syahilla.
Syahilla tak menyadari ada yang mendengarkan nya dibalik pintu kamar, dan siapa lagi kalau bukan Gibran.
"Buunda bunda, ya jelaslah aku fotocopy an Ayah, jadi jelaslah semua yang ada pada dirimu di turunkan dari Ayah termasuk otaknya", ucap Gibran
" hmmm". Gibran menghela nafas kemudian....
"ya tuhan aku tak menyangka punya bunda yang seperti ini hufff". sambil mengucap dan menggelengkan kepala karena pusing dengan Bunda nya yang masih belum mengerti.
"Semoga aku secepatnya bertemu dengan Ayahku amiin". lalu Gibran berdoa berharap bisa bertemu dengan Ayah kandungnya.
...****************...
di sisi lain
Sebuah ruang yang gelap dan pengap dan bau anyir banyak tengkorak tengkorak manusia berserakandan ada suara jeritan bahkan banyak geromobolan dan datu pemandangan yang unik yaitu lelaki tampan sedang menyiksa para tawanan karena mengkhianati sebagai kliennya dj perusahaan dan saat ini pria itu sedang bermain dengan si korban dengan cara medayat sayat wajah
srrt sret srrt
bersambung.....
Mohon Maaf aku memang kurang sempurna dalam penulisan apalagi dengan alurnya. Hoho karena saya bukan jurusan sastra indonesia. Tapi saya akan usahakan sebisa mungkin serapih mungkin untuk menuliskan karangan cerita ini. Terimakasih yang sudah membaca cerita fiksi ku semoga kalian suka dengan ide yang kutuangkan ke dalam sebuah novel.
"ssttttt akhhhh,,,,,,,,hentikan kau biadab anjing". dedis pria tua itu, Nalendra tak peduli ia terus saja memukul ddenga bringasnya pada pak tua itu
bug bug
"Ambil kan air lemon".
byur
"akbbbhhhhhhhhhh".
"Ini akibatnya jika ada si tikus di perusahaanku". dingin Reza
"Dasar kau lelaki iblis". teriak pria tua
Lalu reza pun segera mengambil 1 palu di kanan sementara 1 paku di kiri dan langsung menghampiri pria itu, lalu ia membungkukkan dan langsung menanjapkan pakunya di kaki kanan tawanan.
Tawanan pun tak bisa menahan rasa sakit ia terus menjerit menjerit. Semakin ia kesakitan semakin semangat Reza menyiksa.
Reza adalah seorang CEO yang terkenal kejam, nama lengkapnya Reza Sebastian Graham. Umur sudah 39 th dia pernah menikah 1 kali dan memiliki anak lelaki Bernama Rizki Pratama Graham berusia sekitar 15 tahun mempunyai sikap yang sama dengan Ayahnya yaitu dingin datar dan juga benci terhadapa wanita terutama ibunya sendiri. Ibunya sendiri meninggalkan Reza beserta Rizky yang baru dia lahir.
Itu membuat Reza menjadi geram dan berjanji akan mengurus anaknya dengan baik jika istri ralat mantan istri datang dia tak segan akan membunuhnya.Semenjak itu Reza teringat pada ibunya yang sama percis dilakukan oleh mantan istrinya dan sekarang ibunya sudah tiada karena dibunuh dengan tangannya sendiri. Sekarang ia kembali merasakan penghianat seorang wanita, mengenang masa lalu yang kelam dan menganggap semua wanita itu sama. Terkecuali wanita yang setiap hari datang lewat mimpinya
Kini Reza sudah menyelesaikan tugasnya ia segera membereskan dirinya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena banyak darah.
kini ia pun sudah kembali rapi siap pergi ke tempat Mansionnta. Ia keluar dari markas berjalan melewati para pengawal yang berjajar dengan wajah dinginnya.
"Kalian bereskan si Tikus terserah kalian mau kemanakan dan sebarkan video itu pada internet dan pastika mereka tidak akan berani lagi denganku apa kalian paham". ucap dingin dengan terus menatap kedepan
"Paham tuan" serentak pengawal
Lalu Reza pun masuk ke dalam mobil mewah dengan edisi terbatas sudah dibuka oleh body guardnya, untuk Reza tentunya duduk di bagian belakang lalu disupiri oleh kepercayaanya yaitu Bagas.
"Jalan" masang wajah datarnya
Saat di tengah jalan ia memadangi beberapa kendaraan yang kesana kemari, saat itu ia menjadi kepikiran tentang seseorang yang selalu setiap mimpi, dan itu membuatnya mengganggu.
"Bagas". sapa Reza
"Ya tuan".
"Apa kau sudah bertemu dengan gadis itu".
"Masih belum tuan, belum ada info mengenai nona Syahilla".
Yap orang dimaksud Reza adalah Syahilla alias bundanya Gibran. Reza yang sangat membenci dengan wanita bahkan ia membunuh ibu kandungnya sendiri. Namun pada Syahilla padangannya berubah seperti ada sesuatu di dalam hatinya.
Hufff reza menghela nafas
dan kini ia merogoh pada saku jasnya untuk mengambil hp. Saat ia membuka hp ia mencari gareli dan terpampanglah wajah gadis yang hilang selama 9 tahun. Sudah ia kerahkan anak buahnya sampai tempat kerja pun ia temui namun sayang karena alamat yang ditujui adalah lokasi dimana saat itu teejadi longsor kemungkinan Syahilla tidak akan kembali kesana.
Dia mengira Syahilla bener bener mati namun ternyata ia salah, ia yakin syahila masih hidup.
Ia mengalami morning sicknees yang dimana ia mengalami muntah muntah seperti wanita hamil muds dan ia sangat yakin bahwa wanita itu tengah hamil anak dirinya
Ia memandang wajah Syahilla ia memotret saat kejadian malam itu. Ia bisa lihat bahwa ia masih muda dan juga polos. Entah kenapa dengan wanita ini Reza punya rasa bwrbeda. ia terus memandang dan.berbicara dalam hati. Dan ia merasa bersalah karena telah memperkosa Syahilla karena ia l telah berminum yang sudah dicampuri oleh obat perangsang.
Ia tau bahwa Syahilla saat itu tengah tertidur pulas, dan saat itu ia mendengar tangisan dan memohon.
"Kamu dimana kucing kecilku".
Reza memanggilnya kucing kecil karena ia sangat imut. saat ia mengtahui latar belakang Syahilla ia sangat menarik pada wanita ini.
"Aku akan segera menikahimu saat kita bertemu dan aku akan kurung kamu seumur hidup tidak akan pernah membiarkan kau berkeliaran di Mansionku itu tidak akan pernah jadi hahhaa". dengan senyuman devilnya , ia bermaksud berfikir begitu masih trauma oleh mantan istrinya dulu yang senaknya pergi begitu saja meninggalkan Ricky dan juga mengambil uang dalam 2 koper milik Reza, dan itu uang buat para pekerja. Sungguh Reza benar benar marah saat itu, dan mantan istrinya yang hanya menyukai hartanya dibandingkan dengan anaknya sendiri.
Tak terasa ia sudah di mansion megah miliknya dan tentu saja dengan anak kesayanganyannya.
Ketika sudah masuk ke dalam Mansion tiba tiba ada yang menyapa ternyata itu Ricky anak Reza
"Ayah! sapa Ricky yang baru turun dari tangga
hmm
"Darimana?". tanya Ricky
"Ya biasa ada klien ayah yang bermain main". dengan santai dan langsung duduk di sofa ruang tengah
"Oh, ayah aku ke gramedia dulu". izin Ricky
"Mau beli buku lagi kamu?".
"Iya Ayah".
"Ya sudah sana" s
"Reno antarkan anakku ke gramedia" . lanjut Reza perintah pada Reno yang ditugaskan menjadi supir Ricky
"Jangan Ayah aku bisa jaga diri". tolak Ricky
"Ayah takut musuh aya mengincarmu". khawatir Reza
"Kalau gitu dari kejauhan aja aku risih harus di kawal".
"Itu untuk jaga jaga saja, ya sudah sana hati hati".
"Baiklah bye dad"
hmmm
Sampainya di kamar ia langsung merebahkan badannya di kasur size king dan dia menatap langit setelah itu ia mengambil ponsel dan terbuka foto Syahila.
Shyahilla Zahra Hafifah, hmmm kenapa kau tidak menungguku saat itu sayang. huff
lalu ia menjadi teringat 9 tahun yang lalu
bersambung
Kejadian 9 tahun yang lalu..
Saat itu ia berada di hotel berbintang bersama rekan bisnisnya, saar itu ia berencana menginap di hotel karena memang ada urusan. Namun saat ini ia berada di sebuah restoran Hotel yang sedang menikmati pertemuan antara klien nya.
Seorang pria paruh baya dengan didampingi anaknya yang berpakaian ketat dan juga seksi. Mungkin dia ingin menggoda Reza namun bagi Reza pemandangan itu sangat menjijikan baginya. Saat ini ia sedang minum namun tiba tiba badannya berasa panas ia pun berpamitan pada rrkannya.
Saat berada di loby hotel ia berpapasan dengan bagas, bagas melihat bosnya seperti ada yang tidak beres segera menghampiri.
"Bagas cepat kau selidiki siapa yang berani mencampuri minuman ku".
"Baik tuan".
Kini ia berjalan melewati lobby hotel, tidak banyak orang yang berjalan karena lobby ini menuju ruang elit yang dimana presidensial suit berada di dilantai tersebut.
Saat dia masuk kamar nya terlihat gelap, kini ia terbaring di kasur namun ada seuatu hal aneh mendengar dengkuran yang alus ketika melihat ke samping ia melihat ada seorang gadis muda yang cantik dengan menggunakan pakaian baju tidur berwarna pink
"Siapa perempuan ini, cantik sekali". dengan suara seraknya
dan karena ia tak bisa menahan hasrat kemudian ia langsung menciumi bibir gadis itu.
Cup cup, "manis sekaki bibirnya".
Kini mereka tidak memakai busana
tanpa melakukan pemanasan ia langsung menancapkan pisangnya pada goa gadis itu
"Susah sekali apa jangan jangan dia perawan, ok setelah aku masuk kau akan jadi miliku kucing kecilku".
Saat dia sudah berhasil menerobos gawang milik gadis itu ia terbangun dan kaget dibawah nya merasa perih
akhhhhhhh "siapa kamu tolong ku mohon jangan jangan jangan tuan jangan lakukan ini". dengan terus menangis serta mencakar cakar punggu milik Reza , sementara Reza tidak merasa sakit terus saja mengoyangkan pinggulnya dan menikmati hangat dibawah nan sempit tidak seperti mantan istrinya yang sudah longgar, dan ini menurutnya, sensasi luar biasa yang pertama bagi Reza.
"Maaf nona kau harus bantu aku janji akan bertanggung jawab". dengan suara seraknya serta dengan diiringi desahannya karena sangat menikmati
"sakit hikss hiksss jangan jangan lakukan ini komohon sakit ini sakit, aku mohon tuan hentikan".
Reza seakan tak peduli dengan tangisan dan teriakan ia hanya menikmati adegan panas bahkan ia tak menyadari bahwa Gadis itu pingsan. Sudah 8 jam hingga subuh ia masih saja bermain dan tak lama ia pun mengerang puas saat air warna putih sudah ditembak didalam gawa dan setelah ia pun tumbang dengan posisi diatas Syahilla yang saat itu pingsan, setelah sudah mengatur nafasnya kini Reza berbaring ke samping dan menyalakan lampur tidur. Melihat Syahilla pingsan ia merasa kasian namun juga nikmat.
"Sungguh sungguh hal yang luar biasa aku tak pernah melakukan hubungan intim sepuas ini sungguh kau membuat kucandu sayang".
"Maaf aku akan tanggung jawab". setelah mengatakan itu Reza pun tidur dan memeluk Syahila dan mengusap lembut kepala wajah Gina dan mencium.
Kini Reza tertidur sampai pagi hari
Keesokannya Reza bersiapsiap untuk meeting di hotel miliknya saat itu gadis itu masih tertidur,
Lalu Reza berjalan dan sambil memunguti pakaian gadis itu dan memakainya kembali dan saat ia melihat percak darah di seprai ia tersenyum sebelum itu ia mengeluarkan hp dan langsung memfoto wajahnya
"Kau memang masih perawan ternyata setelah ku selesai meeting kau harus menikah denganku dan aku akan berjanji akan ku jadikan kau ratu tapi jika mencoba berkhianat atau pun berpaling pada lelaki lain seperti wanita bajingan itu maka kau akan menderita seumur hidup". ucap Reza didepan wajah Syahilla menatap tajam, membelai rambutnya
"Aku meeting dulu cup". Reza pamit dan mencium keningnya
Beberapa saat Reza selesai meeting, Reza segera ke kamar karena tak sabar ingin bertemu dengan wanita semalaman, saat ia kembali ke kamar ia tak melihat gadis
"shittt"umpat Reza dengan mengeras rahangnya
"Bagas bagas". teriak Reza
"Ya tuan".
" apa kau melihat gadis dari kamarku".
"Tidak tuan"
"Coba kau cari cctv"
"Kenapa kau kabur dasar gadis bodohh awas saja kalau aku menemukanmya akan ku berikan pelajaran" tangannya mengepal ke atas dan menggeratakan gigi
"Tuan ternyata cctv di sini sengaja di rusak oleh seseorang saat malam tadi
"APAAA?..... Bajingan, Bagas pergi resepsionis dan cari pasti dia ada dalam daftar
"Baik tuan
"Tuan saya sudah mengeceknya, setelah dicek pada komputer mereka yang mendaftarkan kamar lain hanya ada rombongan dari restoran xx untuk berlibur di Ancol karena mereka berasal dari Bandung dan menurut saya ada suatu kejanggalan salah satu bernama Syahilla Zahra Hafifah , dia hilang saat malam kemarin dan itu ada laporan teman kerjanya yang semalam Nona ini mau tidur namun saat temennya dikamar ia tak melihat lalu ia pun langsung melapori" penjelasan lebar
Reza memasang Wajah tanpa ekspresi namun berubah menjadi senyum devil
"Syahilla Zahra Hafifah" desis Reza dengan dingin serta serta sorot matanya yang tajam
"Kau cari datanya sekarang juga!".
"Apa kau sudah menemukan,
Reza keluar dari hotel langsung menuju mansionnya dan lagi lagi terlintas bayangan wanita itu dengan wajah yang sedih dan juga mohon mohon
"Oh ya ampunn kenapa semua begini aku akan melenyapkan seseorang yang sudah membuatku menjaddi pelampiasan pada gadis yang tak bersalah" dengan mengusap wajahnya dengan kasar
...----------------...
Sesampai nya di mansion
Reza sudah berada dikamar dia terus saja selalu memikirkan wanita itu hingga ada yang mengetuk pintu
tok tok tok
Pintu terbuka terlihat Reza sedang memasang wajah datarnya
"Hmm".
"Ada tuan Bagas"
"Baik suruh kemari". wajah datar
Kini Bagas sudah berada di depan pintu meski pun pintu itu keadaan terbuka namun tetap saja harus sopan
Tok Tok tok
"Tuan".
"Masuk"
"Ini data yang anda minta".
"Ya ampun ternyata gadis ini lebih menyedihkan sekali hidupnya
Syahilla gadis yatim piatu, dari kecil ia di asuh oleh paman dan bibinya hingga SMA, beruntungnya paman bibinnya baik padanya, dan sudah menganggap saudara sendiri karena bibinya mengalami kista menjadikan tidak akan bisa hamil meskipun begitu suaminya sangat setia pada istrinya atau bibi Syahilla.
Membaca kehidupan masa lalu Syahilla membuat dirinya meringis, dan menyesal tapi dirinya juga korban. Reza saat ini bener sesak dan bingung kenapa dia menjadi khawatir dan kasihan pada Syahilla. Padahal dirinya sangat sangat membenci Syahilla. Apa mungkin gadis ini adalah orang yang pertama ia ambil kesuciannya, ataukah karena latar belakang entahlah karena dirinya baru melakukan dan mengetahui kehidupan kelam orang lain.
"Ini tuan alamat nona Syahilla"
"Ayo sekarang saja aku tak suka menunggu lama" teriak Reza sambil menarik kerah Bagas untuk segera keluar dan menemui rumah Syahilla menggunakan jet pribadi, namun sayang saat sampai disana malah mendapatkan kabar duka.
Sesampainya ia di tempat
Saat sesampainya di tempat namun pandangannya langsung terpaku melihat desa yang sudah rata dengan tanah, dan beberapa pohon dan tanah berserakan dimana mana ada beberapa rumah yang ditimbun oleh tanah. Entah kenapa melihatnya merasa sesak dia segera menanyakan pada petugas, ia juga mengkhawatirkan keadaan Syahilla bahkan saat ini ia terlihat pucat, Bagas melihat keadaan desa pun sama halnya dengan Reza ia tak bisa kata kata, dan pandangan pun dialihkan pada Reza dan ia terkejut melihat tuannya pucat dan juga diam mematung, ia pun merasa khawatir.
"tu tuan apa anda tidak apa apa".
Kini Reza tersadar dan melihat Bagas entah kenapa ia terlihat sedih "Bagas apa dia tidak kenapa napa, cari informasi pada mereka aku tak bisa berfikir aku tunggu di mobil, merada disini semakin aku sesak saja". ucap lirih dengan mata terus menatap sendu pada bangunan yang sudah hancur. Bagas melihat tatapan sendu Reza ia bisa melihat Reza sedih dan kehilangan orang yang dicarinya namun malah berakhir tragis. Bagas pun menghampiri petugas sebagai relawan bencana.
"Maaf apa didesa ini mengalami longsor?
"Yabenar tuan disini telah terjadi longsor?.
"Sejak kapan?.
"Saat malam tuan".
Mendengar itu Bagas merasa lega karena saat malam Syahilla pasti masih ada di kamar tuannya.
Setelah mendapatkan jawaban, kini ia kembali ke mobil dimana ada Reza disana. Mobil tersebut dibawa oleh pangawal, jadi Reza tidak hanya bawa pengawal di udara tapi juga didarat , sedang berada di dalam. Melihat Bagas sudah berbalik dan jalan kemari membuat ia membuka pintu dàn menghampiri
"Bagaimana".
"Tuan sepertinya Nona Syahilla tidak ada dalam peristiwa ini karena kejadiannya malam hari kemungkinan nona Syahilla masih hidup". ucap lebar Bagas, mendengar hal itu membuat Reza senang ia bener bener tak habis berfikir mengalami hal ini
"Ayo kita cari". desak Reza tak sengaja pendengarannya mendengar ibu ibu menyebut nama Syahila.
"Apa neng Syahila tau kalau rumahnya menjadi korban".
"Kan si neng lagi di Jakarta".
"Bagaimana ini aku tidak tega melihat gadis itu yang mengalami musibah berkali kali padahal ia baik sekali meskipun dia mempunyai kekurangan ingatannya tapi anak itu selalu ceria diatas musibahnya selalu tegar".
"Aku pun sama aku bingung kenapa tuhan tega sekali pada anak sebaik Syahilla yang sedari kecil hidup sebatang kala di bully teman tapi tetap saja ia selalu tersenyum tidak pernah dendam sedikit pun".
Mendengar hal itu Reza semakin menyesal dan bahkan ia ingin sekali melenyapkan diri sendiri, kali ini ia bener bener frustasi sekali. Sungguh ia tidak bisa memaafkan diri sendiri. Reza berjanji akan segera menemuinya dan menikahi.
Bagas pun sama mendengar kisah hidup Syahilla dan juga kebaikannya. Sungguh wanita yang paling langka, tuannya malah menodai wanita baik meski pun tuannya sama sama korban.
Kini ia menaiki jet pribadinya, dan ia masih terngiang ngiang bahwa Syahilla di bully ia akan membalas orang yang telah menyakiti Syahilla.
"Aku akan membalaskan orang orang yang telah menyakiti wanitaku". Bathin Reza sorot matanya memancarkan tatapan bunuh, Bagas berada disekitarnya merasa sesak dan aura mengerikan terasa sekali. Syahilla sudah diklaim wanitanya karena ia satu satunya yang harus mendapatkan seseorang pengganti mantan istrinya yang biadab.
"Apa yang direncanakan oleh tuan sungguh mengerikan sekali". bathin Bagas
Sudah seminggu pencarian masih belum temukan
"Bagas apa sudah ditemukan"
"Belum tuan".
"Ke Jakarta"
Sudah seminggu di Bandung tapi ia sudah keliling semua Bandung namun Syahilla masih belum ditemukan
Mereka sudah kembali lagi ke jakarta
saat ini ia sedang di markas
Sejak malam seminggu berlau masih belum ditemukan Syahilla, ia bener bener menjadi sosok dingin bahkan semakin dingin. Padahal meski sebelumnya memang dingin namun kali ini berbeda, ia bener bener menjadi sosok yang bahaya bahkan sampai saat ini Reza tak hentinya melampiaskan amarah pada anak buah yang lemah tak berguba. Rizki mengetahui ayahnya lebih parah dari sebelumnya heran. Rizky saat itu berusia 7 tahun namun ia sering diajak oleh ayahnya ke markas, meski umur 7 tahun ia sudah bisa bela diri bahkan Rizky pernah bunuh seperti ayahnya menyukai darah.
"Om bagas ayah kenapa kenapa pulang dari Bandung malah jadi menyeramkan". tanya Rizky
"Maaf tuan muda, tuan sedang mencari seseofang namun saat ini belum ditemukan".
"Siapa?".
"Hmm itu tuan muda tanyakan saja pada tuanm.
baiklah".
"Ayah
"ya nak".
"Aku pulang ke mansion yah".
"hmm hati hati"
"baik ayah".
"Rizki".
"Ya Ayah".
"Maaf Ayah selama ini mengabaikanmu, ayah ada masalah nanti aya ceritakan padamu kau pulang lah jangan kesini ya sebelum ayah perintahkan".
"Baik ayah, jika ada masalah tolong ceritakanlah padaku".
Reza hanya mengangguk saja
Meski dalam keadaan marah bahkan dengan kondisi yang bisa dibilang menyeramkan ya karena Reza habis membunuh dan pasti bajunya kena darah dan dengan tangan masih memgang pisau dan tangan satu memgang kepla.
Saat Rizky menyapa ayahnya, Reza menoleh ke anaknya dengan wajah lembut tak ada lagi garang, namun masih dengan kondisi begitu.Rizky melihat keadaanya biasa aja karena dirinya juga sama sama psikopat.Namun dia hanya ingin bermain dengan par musuhnya saja. Berbeda dengan Ayahnya, mau itu seorsng pembanty ia bunuh.
Kini Reza sudah kembali ke mansionnya sekarang ia berada di kamar, dan saat ini ia sedang berada dikamar, saat ini ia ingin sekali menghilangkan beban dalam pikirannya, ketika bayangan Syahilla terlintas
"Syahilla, kau dimana jangan membuatku khawatir ". lirih Reza menatap kosong ke arah manapun yang ia tatap
Sebulan yang lalu...
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!