NovelToon NovelToon

Pernikahan Dadakan

BAB 1

"Papah gak usah khawatir, Nisa bisa kok jaga diri baik-baik" ucap nisa di telpon pada orang yang dia panggil papah.

"Tapi kamu anak papah satu-satunya, papah gak mau terjadi sesuatu dengan kamu nak"

"Pah keputusan aku udah bulat buat ninggalin rumah, aku gak mau dijodohin terus menerus sama mamah, mamah gak pernah mikirin perasaan aku kaya gimana"

"Tapi apa kamu tega sama papah sayang? kan gak perlu kabur tengah malam juga kan, papah jadi nyesal bantuin kamu kabur"

"Kalaupun papah dah nyesal bantuin nisa, itu juga terlambat pah. nisa udah di bus arah keluar dari kota"

"Oh iya, aku bakal sering ngasih kabar kok ke papah, tapi nisa ganti nomor ya biar mamah gak ngelacak keberadaan aku dari nomor telepon"

"Phuhh apa boleh buat, papah bakal tunggu kabar kamu setiap saat ya sayang"

"Iya pah, nisa tutup dulu ya telpon nya, nisa mau tidur bentar"

"iya nak"

Panggilan pun terputus, nisa menatap kearah luar jendela dengan tatapan sulit diartikan.

"Maaf mah untuk yang satu ini gak bisa nisa turuti permintaan mamah, ini menyangkut masa depan nisa yang belum tentu dia jodoh nisa kelak" gumam nisa sebelum akhirnya menutup mata untuk tidur sebentar.

..._____...

Nisa turun dari bus sekitar jam 6 pagi dengan rombongan nya juga, dan diajak oleh ibu-ibu yang memang searah dengan nya.

"Adek mau kemana emang nya? Sampe kesini sendirian" tanya Bu Sumi kepada nisa yang berada di samping nya menggendong tas baju berukuran sedang.

"Nisa belum tau mau kemana nya tante, nisa gak tau jalan arah sini" jawab nisa dengan setelah meminum air botol yang dia beli saat turun di terminal.

"Mboh?! Trus kok bisa sampe sini? Kamu kabur dari rumah ya dek?" tebak Bu Sumi langsung mendapat anggukan kaku dari nisa.

"Kok bisa kabur dek? Yaallah anak gadis berani kabur sendiri" tanya Bu Sumi terus menerus bertanya mengapa nisa kabur.

"Alasan nya mudah kok tante, nisa gak mau dijodohin" jawab nisa dengan jujur, dia terus melangkah hingga tak sadar berada di perkampungan yang berada di dekat gunung yang sejuk.

"Kok dijodohin malah nolak?" tanya Bu Sumi lagi.

Nisa mengedik bahu tanda tak tau sebelum menjawab, "mungkin bukan jodoh nya tante".

"Jodoh mu di lauhul mahfudz punya doa yang kuat ya, sampai-sampai bikin kamu selalu nolak perjodohan dari orang tua" kekeh Bu Sumi di ikuti nisa.

"Oh iya, karna kamu gak punya keluarga disini, untuk sementara tinggal sama saya aja dulu, ntar biar saya yang ngurus ke pak kades" ucap bu sumi.

"Eh gak usah tante, ngerepotin. nisa nanti cari penginapan aja di sekitar sini" tolak nisa dengan halus.

Bu sumi tertawa mendengar tolakan nisa, membuat nisa bingung apa yang lucu? dia tidak sedang melawak.

"Disini mana ada penginapan" balas bu sumi setelah berhenti tertawa.

Nisa menggaruk tengkuk nya dari balik kerudung yang tidak dia lepas sejak kabur tadi malam.

"Saya tinggal sendiri jadi gak papa, gak ngerepotin malah senang lagi kalo kamu mau tinggal bareng saya" sahut bu sumi melihat raut nisa yang nampak ragu.

"Saya gak nerima penolakan dari kamu ya" lanjut bu sumi saat nisa hendak menolak lagi, akhirnya nisa pasrah dan mengiyakan dengan senyum manis.

"Aduhh senyum nya manis banget. oh iya ibu lupa nanya nama kamu siapa?" tanya bu sumi di awali dengan pujian saat melihat senyuman nisa.

"Annisa Safira Anggraini, bu panggil aja nisa" jawab nisa dengan jelas dan panjang.

"Panjang juga nama kamu, anak kota emang gitu ya panjang-panjang semua nama nya padahal dipanggil cuma berapa huruf doang" balas bu sumi mendapat senyum tipis dari nisa.

"Yok kita kerumah ibu" ajak bu sumi langsung diiyakan nisa.

...____...

hai hai, boleh minta jempol nya gak? satu aja😃☝️ makasii💗

BAB 2

Nisa dan bu sumi telah sampai di rumah bu sumi yang tak terlalu besar tapi tak terlalu kecil juga, rumah yang pekarangan nya dihiasi dengan bunga-bunga yang entah bu sumi dapat darimana itu.

"Bu sumi suka tanaman juga ya" cetus nisa melihat-lihat bunga yang berjejer rapi.

"Iya dong nduk, tanaman bunga yang ibu tanam itu gak ada kampung sini, ada nya di kota makanya ibu ke kota buat bunga sekaligus pupuk bunga biar subur" jelas bu sumi mengatakan alasan nya pulang pergi ke kota dan ke kampung.

"Pencinta alam nih ternyata" balas nisa manggut-manggut sambil melihat bunga mawar yang tumbuh dengan bagus tanpa rusak sedikitpun.

"Dek taruh dulu tas nya ke dalam, trus kamu mandi biar ibu masak buat kita makan" titah bu sumi langsung diiyakan nisa.

Setelah menaruh tas yang berisi baju, nisa keluar masih menggunakan baju dan kerudung yang sama, dia sedang mencari bu sumi.

"Ibuu" panggil nisa mencari bu sumi.

"Dibelakang dek" sahut bu sumi dari arah belakang. nisa segera melangkah ke pintu yang terbuka sedikit.

"Kenapa dek, manggil ibu?" tanya bu sumi sambil membersihkan ayam untuk di goreng.

"Eum, kamar mandi nya dimana bu?" tanya nisa dengan pelan dan malu.

"Oh ibu lupa bilang ke kamu ya letak kamar mandi, itu kamar mandi samping nya wc ya dek" jawab bu sumi menunjuk kamar mandi yang bersampingan dengan dapur masakan.

"Oh oke bu"

..._____...

Nisa dan bu sumi telah menyelesaikan sarapan pagi mereka, nisa membantu bu sumi untuk mencuci piring bekas mereka makan, tidak mungkin dia hanya duduk saja, dia diberi tempat tinggal yang layak, jadi dia membalas dengan membantu hal seperti ini.

"Adek pengen jalan-jalan keliling kampung kah? biar ibu temenin" tawar bu sumi setelah nisa selesai mencuci piring dengan bersih.

"Eum gak usah repot-repot bu, nisa nanti bisa keliling sendiri kok, ibu dirumah aja pasti cape baru datang dari kota" bu sumi nampak menghela napas mendapat penolakan dari nisa.

"Kamu juga dari kota pasti cape, gak papa biar ibu temani. di kampung sini banyak cowok takut nya nanti kamu di godain mereka" balas bu sumi seperti nya tak bisa di tolak.

"Ya udah bu, tapi bentar aja ya, kasian bu sumi juga kecapean" sahut nisa menuruti bu sumi yang kekeuh menemani nya jalan-jalan.

Nisa berjalan-jalan ditemani bu sumi yang menjelaskan tentang sekitar dengan detail seperti sudah lama tinggal di kampung ini.

"Ibu, nisa nanya dikit boleh gak?" tanya nisa sebelum bertanya tentang hal berbau pribadi kepada bu sumi.

"Boleh silahkan dek" jawab bu sumi sembari melihat-lihat sekitar.

"Eum, bu sumi udah punya suami ya?" tanya nisa dengan hati-hati. bu sumi tersenyum sebelum menjawab.

"Iya punya, kok kamu bisa tau ibu sudah punya suami?" tanya bu sumi melirik nisa sekilas.

"Hehe, tadi pas dalam kamar gak sengaja liat foto pernikahan ibu sama suami ibu, maaf ya bu tanpa izin masuk kamar ibu" jawab nisa dengan tidak enak hati.

"Ohh, iya-iya gak papa dek" balas bu sumi manggut-manggut sejenak.

"Terus sekarang suami ibu kemana? kata bu sumi tadi, ibu tinggal sendiri doang" tanya nisa masih dengan hati-hati.

"Suami ibu udah duluan di ambil dek" jawab bu sumi dengan senyum ikhlas menatap langit yang ditutupi awan putih.

"Eh maaf bu, nisa gak tau, maaf ya bu" sahut nisa meminta maaf saat melihat air bening keluar dari kelopak mata bu sumi.

Bu sumi langsung mengelap air bening itu, dan menatap nisa dengan senyuman.

"Kadang ibu kangen sama mas Arya suami ibu, tiap ibu kangen pasti ibu nangis, hehe ibu cengeng ya" ucap bu sumi diakhiri kekehan kecil.

"Gak bu, bu sumi gak cengeng kok. bu sumi tu wanita setia, bahkan setelah suami ibu pergi, bu sumi gak pernah nyari pengganti almarhum" balas nisa memuji bu sumi.

"Bisa aja kamu dek" sahut bu sumi mulai tersenyum kembali.

"Suami ibu juga setia, bu sumi wanita terakhir yang dia cintai sebelum almarhum pergi kan, beuhh beruntung nya bu sumi" lanjut nisa memberi dua jempol kepada bu sumi.

"Aihh jadi malu bu sumi" cicit bu sumi tersenyum malu dan tertawa, diikuti nisa yang menjadi lega akhirnya bu sumi tersenyum lagi seperti tadi.

...____...

masih mau lanjut nda? kalo mau jempol nya ya kak jangan lupa😉💗

BAB 3

Bu sumi dan nisa berjalan di sekitaran kebun teh yang begitu banyak dan tumbuh dengan lebat.

Sedetail mungkin bu sumi menjelaskan tentang perkampungan yang sudah ada sejak dulu yang dekat dengan pegunungan.

Hingga, bu sumi memanggil seseorang membuat nisa ikut menoleh ke arah lelaki yang berjalan ke arah nya dan bu sumi dengan santai.

"Bian, kadieu sakedap" panggil bu sumi memanggil lelaki yang sibuk berolahraga dipagi hari.

"Kunaon bu?" sahut bian setelah berada di depan bu sumi dan nisa yang hanya diam menyimak.

"Tiasa ngiringan nisa keliling kampung?" tanya bu sumi, membuat nisa yang merasa nama nya di sebut mengkerutkan kening nya bingung.

Bian nampak berpikir dan melirik nisa sekilas kemudian menjawab pertanyaan bu sumi. "Nisa? anjeunna?" tanya bian sambil melirik kembali nisa.

Bu sumi mengangguk dengan senyuman, "tiasa?" tanya bu sumi lagi mendapat helaan napas dari bian serta anggukan.

"Ayeuna?" tanya bian setelah memberi jawaban iya kepada bu sumi.

"Teu, taun hareup bian" jawab bu sumi sedikit kesal, bian cengir kuda mendengar jawaban bu sumi.

"Bobodoran bu" balas bian dengan senyum tipis.

Bu sumi beralih menatap nisa yang sejak tadi kebingungan tak mengerti bahasa yang digunakan oleh bu sumi dan bian.

"Nisa, kamu keliling kampung nya sama bian ya dek," ucap bu sumi membuat nisa bertambah bingung.

"Emang nya bu sumi mau kemana?" tanya nisa seakan tak ingin ditinggal oleh bu sumi.

"Ibu ada urusan sebentar, nanti kalau melihat-lihat kampung nya sudah, kamu langsung pulang aja kerumah ya dek" jelas bu sumi mendapat anggukan setengah ragu dari nisa.

"Tenang aja, bian gak akan macam-macam kok, dia anak yang bertanggung jawab, anak paling ganteng juga di kampung ini" sahut bu sumi peka dengan raut nisa, ditambah sedikit memuji bian di depan orang nya langsung.

"Bu sumsum bisa aja" cicit bian dengan santai.

"Sumi bian, bukan sumsum" ralat bu sumi terdengar kesal nama nya diubah.

Bian mengedik bahu dengan santai. "Tenang gue gak bakal macam-macam kok, seperti yang dibilang bu sumsum" ucap bian pada nisa.

Nisa mengangguk dengan pelan.

"Tumben kamu bian, panjang kalau ngomong" sahut bu sumi setengah tak percaya bian bisa berbicara sepanjang itu.

"Hm" balas bian berdehem singkat.

Bu sumi tak menanggapi balasan singkat bian lagi, dia beralih ke nisa yang masih setengah bingung.

"Ya udah, ibu duluan ya, assalamualaikum" pamit bu sumi sebelum melangkahkan kaki dia terlebih dulu memegang tangan nisa sekilas dengan senyuman.

Nisa membalas senyuman bu sumi, sedangkan bian hanya diam memperhatikan punggung bu sumi makin jauh.

"Ayo" ajak bian membuat nisa yang sudah setengah melamun jadi terhenyak dan refleks menatap bian yang sudah jalan duluan.

Cepet amat ni orang jalan nya.

..._____...

"Nisaa?!" teriak Mamah mencari-cari keberadaan anak tunggal nya yang tidak ada di kamar.

Papah yang sedang bersantai sambil minum kopi di halaman belakang menoleh sekilas ke dalam rumah.

"Pah! nisa mana?" tanya Mamah dengan napas yang naik turun menghampiri papah rian yang santai walau anak kesayangan nya tidak ada dirumah.

"Dikamar nya paling" jawab papah rian berkilah, dia tetap fokus membaca koran berita harian.

"Gak ada, aku dah ke kamar nya tetap gak ada" jawab mamah nayla duduk di bangku samping papah rian dengan kesal.

"Mungkin dia sedang mandi" sahut papah rian kembali berkilah.

"Kalau mandi pasti ada bunyi air kran di kamar nya, tapi ini gak ada pah" balas mamah nayla membuat papah sedikit kesal karna ocehan di pagi hari.

"Kamu kenapa sih nay? sampai segitu nya mau ngejodohin nisa? mau kamu tu apa sih?" tanya papah rian dengan muak.

"Aku gak mau apa-apa" jawab mamah nayla mengelak.

...____...

maap ya lama gak up hehe, baru ada kouta soal nya😃

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!