NovelToon NovelToon

Malam Kelam Princess Somplak

MKPS 1

"Aaaaa..."

Inces berteriak saat sebuah tangan menariknya ke sebuah kamar Hotel di mana pesta pernikahan temannya di adakan, dia baru keluar dari ruangan make Up calon mempelai wanita yaitu sahabatnya Nindy yang akan melangsungkan resepsi pernikahan di Hotel tersebut.

Sebuah tangan kekar membekap mulutnya dengan nafas memburu seakan-akan siap menerkamnya kapan saja, Inces memberontak tapi tenaganya tidak sebanding dengan tenaga pemuda itu.

Pemuda itu mengendongnya dan menghempaskan tubuh Inces di king side di dalam kamar itu lalu menindihnya.

"Lepasin gue, mau apa lo hah ..! Bentaknya sambil mendorong tubuh pemuda itu hingga dia terpental ke bawah ranjang. Inces segera memelintir tangan pemuda itu

"Tolong gue ," ucap pemuda itu masih dengan nafas memburu, wajahnya merah padam seperti menahan hasrat yang sangat besar.

"Panas..." ucapnya

"Lo kenapa?

" Gue di jebak, ada yang ngasih gue obat perangsang di minuman gue, tolong gue.." Inces segera membawa pemuda itu ke dalam kamar mandi lalu menghidupkan shower sehingga pemuda itu basah kuyup. Sesaat pemuda itu mulai tenang tapi kemudian dia kembali mengerang .

"Aduh gimana ini, apa gue rendam saja dia di batup ya," ucap Inces

Inces pun mengisi air memenuhi batup itu dan membaringkan pemuda itu di sana. Usaha Inces berhasil sesaat kemudian pemuda itu kembali tenang.

Inces binggung bagaimana caranya dia keluar dari sana sedangkan pakaian yang dia pakai sudah basah semuanya. Inces berusaha mencari pakaian ganti di dalam kamar itu, saat dia hendak membuka lemari sebuah teriakan membuatnya kaget.

"Aaaaaa

pemuda itu berteriak sehingga membuat Inces buru-buru masuk ke kamar mandi itu lagi, Dan betapa kagetnya dia melihat pemuda itu sudah dalam keadaan polos hanya menyisakan pakaian yang hanya menutup bagian keramat nya saja di tubuhnya.

Gleek...

Inces menelan salivanya saat melihat pemandangan indah tersebut, tubuh pemuda itu yang nyaris sempurna itu dengan kotak-kotak kekar di perutnya sehingga membuatnya semakin seksi di mata Inces.

Pemuda itu langsung menarik tubuh Inces lalu mengukungnya kemudian tanpa aba-aba langsung menyambar bibir ranum Inces sehingga Inces melayang di buatnya.

Melihat Inces yang susah bernafas pemuda itu melepaskannya sejenak kemudian dia semakin menggila, perlahan bibirnya turun ke leher jenjang Inces dan meninggalkan jejak disana, entah setan apa yang merasuki Inces sehingga dia membiarkan saja apa yang di lakukan Pemuda itu padanya.

Di saat pemuda itu hendak membuat karyanya yang kedua kalinya Inces tersadar lalu mendorong tubuh pemuda itu dan hendak pergi dari sana.

"Please tolongin gue, kalau gak gue bisa mati" ucapan pemuda itu membuat langkahnya terhenti.

"Apa separah itu ?" Tanya Inces polos

"Gue janji gue akan tanggung jawab," ucapnya serak seperti menahan rasa sakit yang luar biasa.

"Dari mana gue tau kalau lo gak bohong, sedangkan gue saja gak kenal sama lo, nama lo saja gue gak tau,"ucap Inces masih belum percaya.

"Gue Arvan, Arvan Sujono, please gue gak bisa nahan lagi...uughh" ujarnya melenguh panjang. Inces jadi merasa kasihan melihat Arvan kesakitan begitu.

"Apa gue tolongin aja ya dia, hitung-hitung cari pahala, tapi ini sih bukan pahala yang gue dapat tapi malah dosa besar, tapi kalau gak gue tolongin dia.. dia bisa mati, gue harus gimana dong ?,,batin Inces

"Aaaaa" Arvan kembali berteriak kepanasan.

" Semoga keputusan gue adalah yang terbaik dan tidak membuat gue menyesal nantinya," ucapnya mantap lalu menghampiri Arvan .

Melihat itu Arvan langsung menubruknya dan mencumbunya sehingga membuat Inces serasa terbang di atas awan di perlakukan seperti itu oleh Arvan.

Ini adalah pengalaman pertama bagi Inces sehingga dia gak tau harus gimana tapi permainan Arvan seperti sudah seperti seorang propesional saja yang bisa membuat Inces melenguh kenikmatan yang tiada tara.

Arvan mengendong Inces dan membawanya ke king side yang berada dalam kamar itu lalu melepaskan pakaian Inces dan melemparnya ke sembarang tempat, dia mulai mengecup apa saja yang dia lewati sehingga membuat Inces kejang-kejang karena kenikmatan.

"Aaaahhh"

Sebuad ******* yang keluar dari mulut Inces yang membuat Arvan semakin semangat buat melanjutkan aksinya itu.

Sesaat Inces merasakan kalau ada sesuatu di bawah sana yang hendak menerobos masuk ke dalam gua licin miliknya, dia langsung menahan tubuh Arvan sambil mengigit bibir bawahnya.

"Pelan-pelan ya," ucap Inces lalu membiarkan benda itu mencari-cari pintu masuk ke sana, Arvan pun sangat kewalahan menekan kode Pin pintu itu karena masih tersegel rapi dan pada akhirnya kode Pin pintu itu terbuka dan benda itu menerobos masuk kedalam gua itu yang membuat pemiliknya berteriak kesakitan di buatnya.

"Maafin gue," ucap Arvan Lirih, Seketika air mata Inces mengalir di pipinya yang mulus itu. Dia tidak menyangka kalau nasib keperawanannya seperti ini, padahal dia sudah menjanganya dengan baik dan akan dia persembahkan buat suaminya kelak, tapi nasi sudah menjadi bubur tak mungkin bisa di ubah lagi, dia harus menerima kenyataan pahit kalau dia sekarang sudah tidak perawan lagi hanya karena niatnya menolong orang.

"Aduuhh..." pekiknya saat sebuah mangga muda jatuh tepat di kepalanya, Inces merasa pusing karena mangga muda itu sedikit besar. Inces mengelus dan menekan-nekan kepalanya yang benjol itu.

Dia bangkit dari duduknya lalu mengambil mangga muda itu dan langsung memakannya.

"Ini akibatnya kalau lo resek, gue lagi melamun lo main jatuh-jatuh aja, malah bikin kepala gue kayak gini lagi," ujarnya seakan berbicara pada mangga muda itu.

Tak tau kenapa mangga muda tersebut sangat nikmat di lidahnya. Padahal semua tau kalau dia paling benci sama yang namanya mangga apalagi mangga muda seperti itu.

Princes Prayoga, itu nama panjang inces. Dia sekarang kuliah di sebuah kampus elite di Jakarta, karena sekarang dia sudah semester akhir makanya kegiatannya semakin banyak saja sehingga membuat Inces pusing tujuh keliling.

Hari ini Inces genap berusia 23 tahun dan seperti biasa tidak ada yang memberi ucapan selamat padanya karena memang dia tidak punya teman selain Nindy, tapi sekarang Nindy lagi bulan madu mana mungkin dia memberi ucapan selamat padanya. Dan mengenai Orang tua Inces sudah lama dia menganggapnya tiada, Semenjak Almarhum nyokapnya meninggal Inces gak pernah merasakan kasih sayang lagi dari bokapnya yang sekarang sibuk sama istri mudanya itu.

Saking mudanya ibu tirinya itu usianya hampir sama dengan Inces, bisa dibilang dia adalah musuh bebuyutannya Inces waktu di sekolah dulu. Sekarang sudah lima tahun dia menikah sama bokapnya Inces dan kelakuannya seperti nyonya besar saja di rumah itu sehingga membuat Inces muak melihatnya.

Awalnya Inces anak tunggal tapi setelah perempuan itu melahirkan anak laki-laki perhatian bokap sama Inces sama sekali gak ada lagi, Dia tidak pernah membayar uang kuliah Inces apa lagi memberikan uang jajan kepadanya karena semua pendapatannya di berikan semuanya kepada wanita ular itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jangan lupa tinggalkan jejak ya Readers...

MKPS 2

Inces sudah jengah menghadapi tingkah ibu tirinya itu, ada saja kelakuannya yang membuat Inces malas lama-lama berada di rumah itu. Hanya satu yang membuat dia betah di sana yaitu baby Al yang selalu bisa bikin dia ketawa saat bersamanya.

Alven Prayoga, itu nama adik kesayangan Inces, umurnya masih tiga tahun masih imut-imutnya. Walaupun dia lahir dari rahim orang yang sangat dia benci akan tetapi mereka memiliki darah yang sama yaitu darah Prayoga.

Ting...

Inces di kejutkan dengan suara notif di ponselnya, dia membukanya dan melihat ada chat dari Nindy yang mengucapkan selamat ulang tahun padanya, Inces tersenyum melihatnya, tak lama kemudian ada VC dari Nindy, Inces segera mengangkatnya.

"Happy Birthday my Princes, semoga lo panjang umur, sehat selalu dan cepat dapat jodoh, jangan galak-galak ntar lo jauh jodohnya," ucap Nindy yang lagi berbaring di atas kasurnya.

"Makasih ya my Ndy, gue terharu lo masih ingat sama ultah gue sedangkan lo lagi sibuk-sibuknya belah duren he..he..," ujarnya.

"Lo sih ngejomblo mulu cari pacar napa, kan asik kalau sudah punya suami bisa in the hoy terus," ucap Nindy sama bocornya dengan Inces

"Eh ya ngomong-ngomong MP nya berapa ronde nih, asik gak ? kasih bocoran dikit dong, biar gue nanti melebihi lo," ujar nya

"MP nya cuma satu ronde, habisnya sakit sih, gue gak tahan kalau di tambah lagi, dan malam ke duanya sampai pagi dong,"ujarnya

"Wow parah...ganas banget ya suami lo, masih bisa jalan gak lo ?

"Yach gimana ya..abisnya enak sih, makanya lo cepat-cepat nyusul gue biar tau enaknya belah duren," ujarnya

Belum tau aja dia kalau duren gue juga sudah di belah sama pria brengsek tak bertanggung jawab itu,, Batin Inces

"Lo kenapa bengong Ces, lo sakit ya ? Kok lo pucat banget sih?" Tanya Nindy yang melihat sahabatnya itu sedikit lesu dan wajahnya juga sedikit pucat.

"Gak kok Ndy, gue gak kenapa-kenapa kok, gue hanya kecapean aja ," ujarnya

"Eh ngomong-ngomong suami lo mana nih, kok lo sendirian aja di kamar ?"

" Dia gue suruh beli rujak," ujar Nindy

"Gila lo..di London mana ada orang jual rujak, yang ada laki lo gak pulang-pulang kalau lo ngotot buat nyuruh dia nyari begituan di sana," Nindy berpikir sejenak, ada benarnya juga yang di katakan oleh Inces.

"Kenapa gue gak kepikiran ya, apa gue suruh ganti sama salad buah aja," ucapnya

"Udah cepetan lo telpon suami lo, sebelum dia terbang ke tanah air hanya demi beli rujak buat lo,"

" Kalau begitu gue tutup dulu telpon nya ya, gue mau telpon laki gue dulu, jangan sampai yang lo bilang itu kejadian," ucapya.

"Oke, gue tunggu kabar baiknya, semoga lo cepat ngisi," ucap Inces

"Aamiin..." ucap Nindy lalu memutuskan sambungan telponya.

"Ha..ha..ha..ada-ada saja si Nindy, mana ada di sana yang jual rujak. Eh ngomong-ngomong soal rujak, kok gue jadi kepengen makan rujak juga ya, Ah gue beli aja dulu kali ya," ucapnya

Inces kemudian pergi dari kampus hendak mencari rujak, dia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang karena masih mencari-cari orang yang menjual rujak di pinggir jalan.

Di perempatan jalan dia melihat ada orang jualan rujak yang ramai pembeli.

"Kayaknya rujak di situ enak deh, banyak banget yang ngantri, gue ke situ aja kali ya," ucapnya lalu segera memarkirkan mobilnya kemudian segera berdiri di antrian.

Setelah sekian lama mengantri akhirnya tiba giliran dia yang di layani, tapi saat rujak punya dia sudah selesai di buat, ada sebuah tangan yang menyambarnya yang membuat Inces membelalakan matanya marah.

"Eh mas, itu punya gue, kalau mau beli ngantri dong jangan asal serobot saja," ucapnya

"Maaf ya mbak, saya buru-buru, nanti punya mbak saya yang bayar deh, pesan aja lagi," ujar pemuda itu

"Heh lo pikir gak capek apa ngantri dari tadi, kan sekarang gak ada lagi yang ngantri, mas aja yang pesan lagi, itu punya gue," ucap Inces lalu merebut rujak itu dari tangan pemuda itu lalu pergi dari sana.

Pemuda itu menarik nafas panjang.

"Pak bungkusin buat saya dua porsi ya," ucap pemuda itu

"Maaf mas sudah habis rujaknya, tadi itu yang terakhir," ucap bapak penjual rujak itu, pemuda itu sontak mengejar Inces dan menghadangnya.

"Berhenti..! Ujar pemuda itu

"Ada apa sih mas, gue buru-buru nih." Ujar Inces lalu hendak pergi

"Mbak..tolong kasih rujak itu ke saya," ujarnya

"Idiih siapa elo ? Lagian gue pengen banget makan rujak ini, kalau lo mau beli saja di tempat lain," ujarnya cuek

"Saya akan bayar berapapun asalkan mbak ngasih rujak ini ke saya," ucapnya

Inces berpikir sejenak, " Gak ada salahnya sih gue buat penawaran, siapa tau gue untung banyak kan bisa buat nambah-nambah bayarin kuliah gue" Batinnya

"Lo berani bayar berapa ?" Tanya Inces

"Saya bayar lima kali lipat dari harganya," ucap pemuda itu.

"Hemmm..kalau lima kali lipat berarti hanya lima puluh ribu dong, gak ah gue gak mau," ucapnya hendak pergi

"Bagaimana kalau lima ratus ribu ?" Ucap pemuda itu, Inces mengerutkan keningnya.

"Satu juta.." lanjut pemuda itu

" Deal...." ucap Inces lalu menjulurkan tangannya hendak bersalaman

"Mana rujaknya ?" Ucap pemuda itu setelah bersalaman

"Uangnya dulu dong, gue takut lo kabur setelah ambil rujak ini," ucapnya sambil menadahkan tangannya dan menaik-naikkan alisnya.

Pemuda itu mengambil dompetnya lalu memberikan sepuluh lembar uang seratus ribuan kepada Inces. Setelah menerima uang tersebut Inces memberikkan Rujak itu ketangan pemuda itu, pemuda itu kemudian bergegas pergi dari sana

"Woow..lumayan nih, gue hanya ngeluarin uang sepuluh ribu saja malah dapat satu juta," ucapnya sambil mengipas-ngipaskan uang di wajahnya sambil tersenyum senang.

"Kalau kayak gini terus gue bisa kaya mendadak nih," ucapnya lalu naik ke mobilnya dan segera pergi dari sana.

Sementara pemuda tadi langsung menuju mobil mewah yang terparkir cantik di bawah pohon di seberang jalan, dia buru-buru berlari dan akhirnya sampai juga di sana.

Di dalam mobil itu terlihat seorang pemuda tampan dengan setelan jas nya yang semakin membuat dia terlihat gagah dan menawan itu duduk dengan wajah di tekuk di jok belakang mobil, pemuda tadi langsung membuka pintu mobil itu lalu masuk kesana.

"Kenapa lama banget sih lo Fer, gue bosen tau nunggunya kelamaan," ucapnya cemberut

"Maaf Van, tadi gue ngantri dulu, eh saat sudah giliran malah rujaknya habis ," jelasnya

" Terus itu apa ?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Like dan comentnya mana ? 😊😊😊

MKPS 3

"Ini ? Ya rujak lah, apa lagi ," ucap Ferdi, Ferdi adalah sahabatnya Arvan dan merangkap sebagai asistennya.

"Bukan itu maksud gue, katanya tadi rujaknya habis, tapi kok kamu bawa rujaknya juga.

"Ini Rujak paling mahal sejagat raya khusus buat Pak Arvan," ucap Ferdi, Arvan mengerutkan keningnya

"Maksud lo apa sih gue gak faham," ucap Arvan binggung

" Iya..demi rujak ini gue harus ngeluarin uang satu Juta," jelasnya

"Uhuuk..uhuuuk..."Arvan tersedak, Ferdi memberikan minuman ke Arvan

"Apa...! apa gue gak salah dengar, emangnya siapa sih yang jual rujak semahal itu ? Ini pemerasan namanya, kita harus ngelaporin ini sama pihak yang berwajib." Ucapnya

" Sudahlah gue ikhlas kok, gak apa-apa lah, hitung-hitung gue kasihin uang itu ke pacar gue, lagian cewek tadi cantik juga," ujar Ferdi sambil membayangkan wajah subringah gadis itu saat menerima uang darinya.

"Tumben lo baek, biasanya lo juga perhitungan orangnya, dan Mila lo mau bawa kemana kalau semua cewek cantik lo anggap sebagai pacar," ujar Arvan

" Eh kok bawa-bawa cewek centil itu sih, gue tegasin sama lo ya kalau gue gak ada apa-apa sama Mila," ucap Ferdi kesal

" Tapi yang gue lihat lo itu ada rasa sama dia, lo gak usah bohongin diri lo sendiri nanti kalau lo sudah kehilangan baru lo menyadarinya, jangan sampai lo menyesal akhirnya," ucap Arvan dengan wajahnya yang langsung berubah sedih , Ferdi yang melihatnya langsung merubah topik pembicaraan.

" Ayo di makan rujaknya, gue udah bela-belain beli rujak semahal itu malah di lihatin saja," ujarnya

"Lagian siapa yang nyuruh lo beli rujak semahal itu sih, kita kan bisa cari di tempat lain saja ," ucap Arvan sambil memakan rujak itu dengan lahapnya, dia dari tadi sudah menahan air liurnya yang keluar akibat bau rujak yang sangat enak itu.

"Abisnya gue kasian aja sama lo, kan lo kepengen makan rujak yang di jual di situ dan gue tau kalau lo gak bisa makan rujak itu pasti mood lo akan jelek dan gue juga kan yang kena imbasnya," ujarnya

"Makasih ya bro, lo emang sahabat sekaligus asisten yang terbaik," puji Arvan dengan rujak yang masih memenuhi mulutnya.

"Sama-sama, tapi di transfer ya," ucapnya saat melihat rujak itu sudah ludes di makan Arvan.

"Uhuuk..uhuukkk...

Arvan tersedak lagi mendengar ucapan Ferdi itu, lalu mengambil air dan meminumnya. Dia menatap lekat ke arah Ferdi

"Apa maksud lo ?

"Iya..rujak itu kan udah lo habisin nih, saatnya lo harus ganti uang gue, secara lo kan CEO perusahaan ternama, masak sih uang satu juta itu berat buat lo, Lagian lo makan rujak udah kayak orang kesambet aja, gue aja lihatnya jadi ngilu," ujar Ferdi

"Gak tau nih sudah dua hari mulut gue rasanya gak enak, pengen makan yang seger-seger mulu," ucapnya

"Lo kenapa, sakit ?

"Gak tau nih gue, sepertinya sih bukan, tapi gak tau lah, nanti gue coba periksa ke Dokter." Ucapnya

"Oh ya Fer, lo sudah menemukan belom gadis itu ?"

" Belom, orang-orang kita belom dapat menemukannya karena CCTV yang ada di kamar hotel waktu itu dan di sekitarnya seperti ada yang sengaja ngerusaknya, sepertinya semuanya sudah di rencanakan," ujar Ferdi

"Lo harus segera menemukannya, gue gak mau kalau dia hamil anak gue dan terlantar begitu saja tanpa ada gue di sampingnya ," ucapnya Frustasi.

"Lagian lo, kenapa sih sampai lo terjebak malam itu, bukankah lo sudah biasa berurusan sama hal semacam itu," tanya Ferdi

"Gue juga gak tau,mungkin ini takdir gue harus bertemu dengan gadis baik itu," ucapnya sambil tersenyum membayangkan saat gadis itu dengan suka rela menyerahkan keperawanannya hanya demi menyelamatkannya dari pengaruh obat perangsang itu.

Ferdi tersenyum melihatnya, seorang Arvan yang terkenal Dingin sama cewek tersenyum hanya dengan mengingat momentnya sama seorang gadis yang tak di kenalnya itu.

" Suadh lama sekali gue gak melihat senyuman itu semenjak Zera meninggal seakan-akan senyum Arvan terkubur bersama jasad kekasihnya itu, Tapi sekarang gue lihat senyum itu kembali menghiasi bibir Arvan.Gue harus segera menemukan gadis itu agar Arvan kembali seperti duku lagi,, Batin Ferdi

Ferdi keluar dari jok belakang dan duduk di balik kemudi dan akhirnya mereka meninggalkan tempat itu menuju ke perusahaannya.

Sementara Inces telah kembali ke kampusnya untuk mengikuti kelas terakhirnya hari ini, suasana di luar kelas sangat sepi menandakan kalau kelas sudah di mulai. Inces mengendap-ngendap mengintip ke dalam kelas, dia bernafas lega karena dia melihat tidak ada dosen di ruangan kelas itu, Lalu Inces dengan santainya memasuki ruangan itu.

Dia segera menuju ke tempat duduknya, akan tetapi di sana sudah duduk seorang pemuda yang tidak di kenal olehnya sebelumnya.

"Hei itu tempat duduk gue, lo cari tempat lain saja," bentak Inces , semua melihat ke arahnya dengat tatapan kaget mereka.

"Pemuda itu hanya tersenyum kearahnya tapi belum beranjak dari sana.

"Heh lo denger gak sih apa yang gue bilang, sepertinya lo tuli ya," ucap Inces masih dengan nada tinggi.

"Inces..." pangil Nely yang berada di belakangnya.

"Apa sih lo manggil-mangil gue, gue lagi marahin ni anak," ujar Inces

"Ces..dia itu dosen baru mata kuliah ini," ujar Nely yang membuat mata Inces melotot dan memandang ke arah pemuda itu.

"Oke..buat yang lain kalian kerjakan tugas yang saya berikan itu dan buat kamu selama saya mengajar kamu tidak boleh masuk kelas saya, dan kamu boleh keluar sekarang," ujar Pemuda itu

"Gak bisa gitu dong pak, saya kan tidak tau kalau bapak itu Dosen mata kuliah ini," ujarnya membela diri dan sekarang nada suaranya terdengar lembut merayu.

"Walaupun saya bukan Dosen, kamu tetap tidak boleh bersikap seperti itu sama siapapun juga, saya sangat tidak pernah mentoleril sikap seperti itu di kelas saya, dan oleh karena selama saya mengajar kamu tidak boleh ikut otomatis kamu gak lulus di mata kuliah saya tahun ini," ucapnya bangkit dari duduknya menuju ke depan kelas.

Inces terduduk lemas di sana, dia tidak menyangka kalau dia gak bisa lulus mata kuliah itu karena kebodohannya sendiri.

" Ini gak bisa di biarin, gue gak terima di giniin, gimana pun caranya gue harus bisa lulus mata kuliah ini,, Batinnya

" Hei Kenapa masih bengong di sana, cepat keluar dari kelas saya," ujar Pak Dosen muda itu.

Inces dengan berat hati meninggalkan kelas itu dan menuju ke taman Kampus.

"Gue harus cari cara agar bisa kembali mengikuti kelas itu lagi, gue gak rela usaha gue selama ini buat cepat lulus tersedat karena satu pelajaran saja," ujarnya setelah berada di taman kampus itu.

Inces kemudian duduk di bawah sebatang pohon yang berada di sana dan bersandar, tak lama kemudian dia tertidur pulas di sana.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Favoritin dong say...😁😁😁

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!