Sudah sejak subuh Keanu menghubungi Kirana, namun tidak ada satupun panggilan yang diterima oleh gadis itu. Bahkan pesan yang dikirimkan Keanu pun diabaikan oleh sang adik. Memaksa Keanu akhinya pagi-pagi sekali mendatangi kediaman pamannya. Disinilah Keanu berada, dikamar gadis kecilnya.
"Bangun" suara Keanu yang menggema di kamar Kirana memaksa gadis itu membuka matanya.
"Ada apa sih, Bang. Ganggu Kiran aja." sungut Kirana yang kembali menutup matanya.
"Ikut Abang"
"Enggak mau"
"Harus mau"
"Enggak"
Keanu naik ketempat tidur, memeluk dan mencium seluruh wajah Kirana, cara terakhir yang selalu dia lakukan untuk membujuk gadis itu agar mau ikut bersamanaya.
Kirana tidak bisa menolak jika Keanu sang abang sudah seperti ini. Terlebih lagi, Keanu mengecup lembut bibirnya. Hatinya menghangat dan luluh dengan keinginan Keanu.
"Kemana?" tanya Kirana setelah menetralkan detak jantungnya.
"Biasa"
Jawaban yang diberikan Keanu membuat semangat Kirana kembali turun. Bukan satu atau dua kali Keanu mengajak dan memperkenalkan kekasihnya yang baru pada Kirana. Sudah dapat ditebak kali ini Keanu kembali memperkenalkan kekasih barunya itu.
"Siapa lagi? Anak fakultas mana?" tanya Kirana.
"Udah ikut aja, nanti bisa kenalan" Kirana mengkrucutkan bibirnya, membuat sang kakak kembali mengecup bibir merah delima itu.
"Abang apaan sih" bentak Kirana. Bukan tidak suka, tapi dia tidak ingin menahan sakit. Kecupan itu hanyalah kecupan seorang kakak pada adiknya, tentu saja itu melukai Kirana yang memiliki rasa pada sang abang.
Keanu terkejut dengan bentakan Kirana. Ini bukan kali pertamanya dia mengecup bibir yang sudah menjadi candunya. Sejak dulu, bahkan ketika mereka masih kanak-kanak, Keanu sudah terbiasa mengecup bibir sang adik.
"Maaf" ucap Kirana saat melihat wajah Keanu yang terkejut.
Keanu mengusap lembut wajah Kirana, wajah yang tidak akan pernah bosan untuk ditatapnya. Mata mereka bertemu, jantung Kirana berdebar bila sudah seperti ini. Dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Keanu kembali menempelkan bibirnya, bukan hanya mengecup tapi dia melu mat danging kenyal itu dengan lembut. Mata Kirana terpejam merasakan sentuhan yang Keanu berikan.
"Sana mandi" perintah Keanu setelah melepas tautannya sambil merenggangkan pelukannya pada Kirana.
Selalu saja seperti ini pada akhirnya, Keanu seakan-akan tidak melakukan kesalahn telah memporak porandakan hati Kirana. Kirana bisa apa? Marah atau protes? Kembali yang Kirana lakukan adalah memilih diam, memendam rasa luka mencinta sendiri.
"Abang Ken tunggu diluar sana!" Usir Kirana pada Keanu. Laki-laki itu tersenyum dan kembali mengecup bibir adiknya.
"Dandan yang cantik" pesannya sambil berlalu keluar kamar Kirana.
"Dandan yang cantik" Kirana mengulang ucapan Keanu dengan nada kesal.
"Untuk apa dandan yang cantik, apa pedulinya" rutuk Kirana ucapan Keanu.
Kirana sengaja berlama-lama dikamarnya, biarkan saja abangnya menunggu. Laki-laki itu tidak akan marah atau mengomelinya.
"Cantik, sempurna" ucap Keanu setelah Kirana duduk disampingnya yang sejak tadi menunggu di meja makan.
"Kalian mau kemana?" tanya mama Luna.
"Jalan-jalan, Ma" Keanu yang menjawab.
"Hanya berdua?" tanya mama Luna lagi.
"Bertiga" Kirana langsung menyahuti pertanyaan mama Luna.
"Adiknya di jaga, Ken. Jangan sampai kabur lagi dan hilang" pesan mama Luna yang sudah mengerti kemana putri dan keponakan suaminya itu akan pergi.
Mama selalu saja menjadi tempat Kirana megeluh jika sudah pergi bersama Keanu dan kekasih barunya.
"Masa pacarnya abang cemburu sama Kiran, Ma?" ucap Kirana begitu dia pulang dan menemukan sang mama yang sedang duduk sendiri.
"Cemburu gimana?"
"Cemburu, abang lebih perhatiin Kiran dari pada dia" mama Luna hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
Ada kalanya Kirana yang kesal karena tidak dipedulikan oleh Keanu.
"Ma, abang jahat. pokoknya Kiran enggak mau lagi pergi sama abang Ken" teriak Kirana yang kesal.
"Kenapa emangnya?" tanya mama Luna.
"Abang nggak mau ngikuti nonton film yang Kiran mau. Ya udah, Kiran tinggal pulang aja. Biar mereka nonton berdua, yang kencan juga mereka, bukan Kiran" jawab Kirana.
Itu dulu, saat Kirana belum mengerti mengapa dia marah dan cemburu pada Keanu. Sekarang berbeda, Kiran akan terang-terangan memaksakan kehendaknya pada Keanu, agar laki-laki itu menuruti apa yang dia inginkan saat mereka jalan bersama pacar Keanu yang baru. Tidak sekali dua kali Membuat Keanu bertengkar dengan pacarnya dan putus saat itu juga.
Egois, Kirana terpaksa melakukannya. Dari pada dia yang terbakar cemburu, Kiran memilih menjadi adik yang egois. Meminta perhatian lebih sang abang saat kencan. Anehnya, Keanu tetap saja meminta Kirana menemaninya, walau adiknya itu akan mempersulitnya.
"Pasti Ma. Ken jamin, Kiran nggak akan kabur." jawab Keanu yang mendapat cibiran dari Kirana.
Bukan mama Luna tidak tahu perasaan putrinya yang menyanyangi Keanu lebih dari seorang abang. Begitupun perasaan Keanu pada Kirana, yang bukan hanya sayang pada seorang adik. Hanya saja mama Luna tidak pernah mengerti, mengapa Keanu suka sekali beganti pacar? Apa yang di cari oleh keponakan suaminya itu. Tahukah Ken, jika itu membuat Kirana terluka?
Keanu hanya tersenyum menaggapi cibiran Kirana. Jika dia menaggapinya, maka sudah dapat dipastikan mereka tidak akan pergi kemana-mana. Kirana akan mengurung diri dikamarnya, tidak ingin bertemu dan bicara dengan Keanu.
"Selamat pagi" sapa papa Agung pada mereka semua yang ada di meja makan.
"Kalian mau kemana?" papa Agung kembali menanyakan pertanyaan yang sama dengan mama Luna.
"Jal..."
"Nganter abang kencan" jawab Kirana memotong jawaban Keanu.
"Kencan kok bawa adikmu, Ken?" Keanu hanya menyengir kuda, memamerkan giginya yang putih bersih dan rapih.
"Kalau bawa Kirana itu namanya bukan kencan"
"Emang bukan kencan, Pa" sahut Keanu.
"Ken hanya mau ngenalin dia sama Kiran. Kalau menurut Kiran ok, Ken lanjut. Tapi kalau Kiran tidak suka, Ken enggak jadi"
"Kenapa begitu?" tanya mama Luna tidak megerti maksud Keanu.
"Yang jadi pacar Ken harus bisa jadi sahabat Kiran"
Jawaban Keanu membuat mata Kirana yang sejak tadi sibuk dengan sarapannya beralih pada Keanu. Laki-laki itu tersenyum membalas tatapan sang adik.
"Papa hanya tidak mau kamu menyakiti hati wanita, Ken. Ini bukan kali pertamanya bukan?" Keanu mengangguk.
"Sekarang coba kamu posisikan bagaimana jika kamu yang berada diposisi mereka. Sakit atau tidak?" sabung papa Agung ucapannya.
Sebenarnya bukan pacar-pacar Keanu yang papa Agung khawatirkan. Tapi di memikirkan perasaan Kirana yang pastinya kesal selalu menjadi orang ketiga setiap Keanu pergi kencan.
Nasehat papa Agung membuat Keanu berhenti mengunyah sarapannya. Pamannya benar, seandainya Kirana melakukan hal yang sama, apa dia akan suka? Harusnya Keanu menjaga perasaan Kirana sejak dulu. Keanu lebih memikirkan perasaan Kirana, bukan perasaannya bila kencan tapi sang kekasih membawa saudaranya.
Berbeda dengan Keanu, ucapan papa Agung memberi Kirana ide untuk membalas perbuatan Keanu padanya selama ini. Hanya saja, masalahnya dia tidak pernah dekat dengan teman laki-laki, Keanu selalu membatasinya berteman dengan kaum Adam.
"Jangan main sama Rino, nanti kamu diapa-apain sama dia."
"Abang nggak suka kamu dekat sama Deri. Nati kamu ikutan suka bolos sekolah"
"Jangan sama Putra, dia itu banyak di sukai anak perempuan. Nanti Kamu di bully sama penggemarnya."
Banyak lagi larangan-larangan yang dilontarkan Keanu setiap ada temanya atau teman Keanu yang mendekatinya atau mengajaknya jalan.
"Pa, Ma. Ken ajak Kiran pergi sekarang" pamit Keanu pada mama dan papa Kirana.
"Bentar ya, Bang. Kiran belum selesai sarapannya." pinta dan beritahu Kirana.
"Lagian, buru-buru amat sih. Ini masih pagi" lanjut Kirana ucapannya.
Keanu tidak bisa menjawab. Keinginan Kirana harus diikuti jika dia masih mau berada didekat gadis itu. Dia mendesah, menghembuskan nafas pelan. Apa dia akan seperti ini selamanya?
Seorang gadis muda duduk dengan manisnya, wajahnya yang tersenyum bahagia saat melihat sosok Keanu, seketika hilang saat melihat seorang gadis berjalan disisi Keanu, dengan jari tangan mereka yang saling bertautan. Gadis yang tidak pernah dia lihat sebelumnya ada di sekitar Keanu saat dikampus.
"Siapa dia?" gumamnya dalam hati sambil menilai sosok gadis di samping Keanu dari wajah hingga outfit yang dikenakannya.
"Maaf menunggu lama" ucap Keanu begitu tiba di meja tempat kekasihnya duduk.
Keanu menarik kursi untuk Kirana duduk, lalu menarik kursi untuknya sendiri setelah yakin adiknya duduk dengan nyaman.
"Tidak apa-apa. Saya juga baru sampai" jawab gadis itu yang sudah pasti berbohong. Wajahnya mencoba melukiskan senyum walau ada sedikit rasa tidak suka pada perlakuan Keanu terhadap Kirana.
"Kenalkan ini Kirana, adik saya" ucap Keanu memperkenalkan Kirana.
"Oh. Hai, saya Laura" jawab Laura mengulurkan tanganya yang disambut baik oleh Kirana.
Keduanya sama-sama tersenyum tapi memiliki makna yang berbeda. Laura tersenyum lega, karena Kirana ternyata adalah adik dari Keanu. Sementara Kirana tersenyum terpaksa, sambil menahan rasa sakit, kesal dan kecewa. Keanu selalu saja mendapatkan kekasih yang cantik dan Kirana cemburu.
"Kirana" sebut Kirana namanya.
"Sudah kuliah atau masih sekolah" tanya Laura ramah setelah tahu kirana adalah adiknya Keanu.
Kirana tidak menjawab, dia menatap Keanu yang juga menatapnya. Kirana membiarkan Keanu yang menjawab, dia tidak tahu skenario apa yang dibuat abang sepupunya itu kali ini.
"Kiran masih sekolah. Kelas berapa sayang?" jawab Keanu pertanyaan Laura yang juga bertanya pada Kirana.
"Abang hitung aja sendiri" jawab Kirana sedikit ketus. Selalu saja Keanu memancing emosinya dengan memaggilnya sayang dihadapan kekasih barunya. Keanu tidak marah, dia malah terkekeh mendengar jawaban sang adik.
"Gitu aja ngabek" cubit Keanu pada hidung Kirana.
"Mau pesan apa?" tanyanya pada Laura tapi tangannya sambil membelai rambut Kirana.
Siapa yang tidak merasa iri dan kecewa jika sudah begini, siapa disini yang menjadi kekasih Keanu sebenarnya? Laura atau Kirana? Entah apa yang dipikirkan laki-laki itu hingga melakukan hal seperti ini.
"Cheese cake dan capucino" jawab Laura.
Keanu mengangguk lalu memangil waiter untuk mencatat pesanannya. Tidak perlu bertanya pada Kirana apa yang akan dipesan gadis kecilnya, tentu Keanu sangat tahu apa yang jadi makan kesukaan Kirana di Cafe Zein, cafe pavorite Kirana.
"Kiran cari om Zein dan tante Mer sebentar, Bang" ucap Kirana yang langsung berdiri tanpa menunggu persetujuan Keanu.
"Kalian kenal dengan pemilik cafe ini?" tanya Laura.
"Iya, pemilik cafe ini masih ada hubungan keluarga dari mama" jawab Keanu. Laura tidak tahu saja, jika mama yang dimaksud Keanu bukan mama kandungnya, melainkan mama dari Kirana.
"Om, Tante" sapa Kirana pada Zein dan Mery begitu dia di ijinkan masuk ke ruangan owner cafe.
"Kiran, hei. Apa kabar? Sudah lama kamu tidak main kesini" Mery yang menyapa keponakan dari kakak sepupu sahabatnya.
"Sendiri atau sama abang Ken?" tanya Zein.
"Seperti biasa, Om" jawab Kirana sambil menghempaskan tubuhnya ke sofa yang ada diruangan itu. Mery dan Zein terkekeh bersama, mereka sudah tahu seperti apa Keanu.
"Om, Kiran mau cari kuliah diluar. Bisa bantu?"
"Mau kemana?" tanya Zein sambil mendekati gadis itu.
"Belum tahu, Om. Kiran masih binggung, takut mama sama papa tidak mengijinkan."
"Masih banyak waktu untuk berpikir. Kamu pikirkan lagi baik buruknya" Mery yang bicara memberikan nasehatnya.
"Tante benar. Tapi tolong jangan katakan pada siapa-siapa keinginan Kiran ini, terutama pada abang" pinta Kiran pada keduanya. Zein dan Mery mengangguk setuju bersamaan.
"Kiran keluar, Om, Tante. Takut abang marah kalau Kiran lama-lama disini" pamit Kiran pada keduanya.
"Tunggu!"
"Tante ikut, mau tahu pacarnya Ken yang sekarang" Mery mengatakannya sambil terkekeh.
"Belum tentu bertahan sampai besok" sahut Zein. Baik Kiran maupun Mery sama-sama tertawa mendengar ucapan Zein.
Baru saja keluar dari ruangan owner, Kiran sudah disuguhi pemandangan yang tidak aneh baginya. Laura menangis. Tidak perlu bertanya, Kiran sudah tahu jawabannya, apa lagi jika bukan Keanu yang memutuskan hubungan keduanya.
Kiran tidak berani mendekat bila sudah begini, dia lebih memilih melihatnya dari jauh saja. Tidak ingin jadi orang yang disalahkan jika dia berada disana.
"Om benar, bukan?" suara Zein yang bertanya mengejutkan Kiran dan Mery yang sedang memperhatikan Keanu dan Laura.
"Sudah, biarkan Ken menyelesaikan masalahnya. Kamu tunggu saja disini. Om punya menu baru" Mery yang bicara mengajak Kirana untuk duduk didekatnya.
Tahukah Keanu, jika kiran juga sedih dengan apa yang Keanu lakukan.
"Bang, jangan pernah tinggalkan Kiran" pinta Kirana kala itu. Tanpa menunggu lama, Keanu segera mengangguk.
"Hemm. Mana bisa abang jauh dari kamu" sahut Keanu yang langsung memeluk Kirana.
"Abang janji?" Kirana menjulurkan jari kelingkingnya yang langsung disambut Keanu.
"Kamu disini ternyata" ucap Keanu yang langsung duduk disamping Kiran, membuat gadis itu menarik lamunanya yang mengingat masa lalu. Lalu apa mungkin Kirana bisa berlari dan sembunyi dari seorang Keanu.
"Masalah Abang sudah selesai?" tanya Kirana.
Keanu tersenyum, "sudah" jawabnya.
"Mau pulang sekarang?" tanya Kirana lagi.
"Mau ketempat lain?" bukan menjawab, Keanu balik bertanya.
"Mau kemana?"
"Ikut Abang" Keanu menarik tangan Kirana.
"Hei, kalian mau kemana?" Mery yang baru dari dapur memanggil keduanya.
"Tante, kami pulang" Keanu yang menjawab.
"Anak itu" keluh Mery.
Keanu menjalankan kendaraannya sedikit lebih kencang dari biasanya. Tentu saja itu adalah hal yang tidak disukai Kirana.
"Pelankan, atau Kiran locat!" ancaman Kiran menyadarkan Keanu.
"Mau Abang itu apa?" Teriak Kirana. Selalu saja, setiap bertengkar dengan kekasihnya, Keanu tidak bisa mengontrol dirinya. Kiran benci sosok Keanu yang seperti itu. Kiran hanya ingin Keanu yang penyayang, bukan yang pemarah.
"Apa sebenarnya yang Abang inginkan?" tanya Kiran lagi.
Keanu memelankan laju kendaraanya, lama mereka terdiam. Pertanyaan Kirana tidak pernah dijawab. Bukan hanya kali ini dia menanyakan hal yang sama, sudah berkali-kali pertanyaan itu dia lontarkan dan selalu saja Keanu diam membisu. Membuat binggung Kirana tentang apa sebenarnya yang ada dibenak laki-laki itu, apa yang diinginkannya?
"Kiran mau pulang" ucap Kirana mengusir kebisuan keduanya.
Keanu memutar stir mobilnya, berbalik arah. Mobil Kirana, melaju berlahan ke komplek perumahan dimana mereka tinggal.
"Hei, kok hanya sebentar?" tanya mama Luna begitu melihat putrinya masuk.
"Kiran pusing" jawab Kirana.
"Adikmu kenapa, Ken?" tanya mama Luna pada Keanu.
"Kiran enggak apa-apa Ma, hanya sedikit pusing. Abang pulang saja" jawab Kirana pertanyaan mama Luna yang di tujukan pada Keanu, lalu mengusir laki-laki yang hari ini kembali menyebalkan menurut Kirana. Bagaimana dia bisa menjatuhkan hati pada laki-laki seperti ini?
Keanu menurut saja apa yang dikatakan Kirana, dia pamit pada mama Luna dan Kirana.
"Abang pulang" pamit Keanu sambil mengecup kening Kirana.
"Kirana kekamar Ma, mau istirahat." mama Luna mengangguk mengiyakan. Sudah biasa Kirana seperti ini. Apa lagi jika bukan ada masalah dengan Keanu.
Kirana melempar tasnya asal dan menghempaskan tubuhnya di kasur. Memejamkan matanya, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa dia harus marah dan kesal pada Keanu? Lelah berpikir, Kirana yang tadi pagi tidurnya terganggu oleh Keanu, kini kembali memejamkan matanya untuk pergi ke alam mimpi.
Lengan kekar itu melingkar erat ditubuhnya, siapa lagi kalau bukan milik Keanu yang berani melakukan hal ini. Entah sejak kapan laki-laki itu ikut tidur bersamanya, bukankah dia sudah meminta abang sepupunya itu untuk pulang.
Kirana meremang, Keanu mengecupi punggung dan lehernya. Laki-laki itu sangat tahu kelemahan Kirana agar mau memaafkannya. Kirana benci ini, bagaimana dia bisa terbebas dari keterikatannya dengan laki-laki ini. Apa bisa dia pergi jauh tanpa sosok Keanu yang selalu ada disisinya.
"Maafin Abang Ken, Kiran" bisik Keanu sambil mengecup telingga Kirana. Wanita mana yang tidak akan jatuh hatinya jika di perlakukan lembut seperti ini.
"Jangan marah lagi"
Keanu membalik tubuh Kirana agar menghadapnya, dia tahu jika adik kesayangannya itu sudah bangun.
"Maaf" ucap Keanu begitu pandangan mereka bertemu.
"Abang kesepian kalau kamu marah dan tidak mau bersama Abang."
Keanu membelai lembut pipi Kirana, andai saja adiknya tahu, berat perjuangan Keanu menahan rasa jika sudah berdua seperti ini. Dia laki-laki normal, hasrat itu akan selalu ada dan menggodanya. Hanya saja Kirana akan memaafkanya jika Keanu memperlakukan adiknya seperti ini.
Kirana masuk kedalam pelukan Keanu, air matanya mengalir tak tertahan. Andai saja yang memeluknya saat ini tidak memiliki hubungan darah dengannya, dengan senang hati Kirana akan menyatakan perasaannya. Bukan menahan sakit seperti saat ini.
"Hei, kenapa menangis Sayang" Keanu mengecupi pucuk kepala Kirana berkali-kali karena gadis itu tidak ingin mengangkat wajahnya.
"Menanggis dan marahlah sama Abang jika itu bisa membuatmu lega" Selalu dan selalu hanya itu yang bisa Keanu lakukan sambil memeluk erat tubuh Kirana. Jika dia bisa menghentikan waktu, Keanu ingin Kirana berada lama dalam pelukannya.
"Maafin Abang sayang" kembali Keanu mengumamkan kata maaf.
Tidak butuh waktu lama untuk Kirana meredakan tangisnya, membuat Keanu meregangkan pelukannya. Di lihatnya wajah sembab itu, yang tetap cantik dimata Keanu. Keanu mengusap sisa air mata dengan ibu jarinya dan cup, Keanu mengecup bibir yang menjadi candunya.
"Maafin Abang" lirih Keanu yang tidak bisa menahan gejolak untuk menikmati daging kenyal itu.
Keanu melepaskan tautannya, jika saja mahluk sempurna yang ada dihadapannya ini tidak memiliki hubungan darah, sudah sejak dulu dia akan mengikatnya dalam ikatan suci. Keanu memendam rasa yang sudah seharusnya tidak dia kembangkan. Biarkan saja dia menyalurkan rasa sayang dan cintanya seperti yang dia lakukan selama ini. Sayangnya Keanu tidak sadar, jika itu semua menyakiti Kirana.
Tembok tinggi itu jelas menghalangi keduanya untuk bersatu, mengapa mereka tidak mencoba untuk saling melepaskan? Bukankah itu lebih baik agar mereka sama-sama tidak tersakiti. Kirana dan Keanu sama-sama sadar akan hal itu, hanya saja mereka belum siap untuk berpisah atau dipisahkan.
Kirana keluar kamar dan berjalan menuju meja makan. Ini sudah malam, tapi hanya ada Keanu yang menunggunya di meja makan. Kemana mama dan papanya?
"Ayo kita makan" Keanu berdiri dan merangkul Kirana agar segera duduk dan makan. Siang tadi Kirana sudah melewatkan jam makan siangnya, dan malam ini Keanu sengaja meminta asisten rumah tangga untuk memasak makanan kesukaan Kirana.
"Hanya kita?" tanya Kirana.
"Hemm. Mama sama papa ke Lembang. Nenekmu sakit." jawab Keanu.
"Selalu saja" keluh Kirana.
"Yang anaknya mama sama papa itu Kiran atau Abang?" tanya Kirana.
"Dua-duanya" jawab Keanu sambil terkekeh.
Tidak dapat Keanu bohongi perasaannya, jika dia lebih merasa nyaman bersama keluarga adik dari papinya ini. Pamanya selalu ada waktu untuk keluarga yang jarang dia dapatkan dari sang papi. Begitupun mama Luna, lebih memilih menjadi ibu rumah tangga mengurus keluarganya dari pada memiliki usaha hanya sebagai menunjukkan kualitas keluarga dan bersosialita seperti maminya.
Keanu kurang kasih sayang dari kedua orang tuanya yang sangat jarang berada di rumah. Sejak kecil, dari masa kanak-kanak Keanu selalu minta diantarkan baby sisternya untuk bermain ke rumah pamannya, tentu saja karena dia memiliki teman bermain, siapa lagi kalau bukan Kirana.
Di usia sekolahpun Keanu akan langsung berlari ke rumah sang paman setelah menyimpan tas dan berganti pakaian. Rumah mereka yang saling berhadapan mempermudah Keanu melakukan itu semua, tidak perlu orang lain atau sopir yang mengantarnya.
Papa Agung dan mama Luna lebih tahu perkembangan Keanu dari pada mami dan papinya sendiri. Waktu yang Keanu habiskanpun lebih banyak bersama Kirana dan mama Luna. Dia akan kembali kerumahnya hanya untuk tidur, bahkan mandi sorepun dia lebih suka mandi berdua Kirana sambil bermain air.
Keluarga pamannya jauh lebih sederhana dari pada papi maminya yang bergelimang harta. Rumah mereka walau satu komplek dan saling berhadapan tetap terlihat sangat berbeda. Rumah orang tuanya di bangun bak sebuah istana, sedangkan rumah pamannya rumah dua lantai perumahan mewah pada umumnya.
Keanu tidak butuh itu, dia butuh kasih sayang yang semua dia dapatkan dari papa dan mama Kirana. Beruntungnya Keanu didukung banyak orang, asisten rumah tangganya merahasiakan kebiasaan Keanu yang menghabiskan hari-harinya bersama Kirana dan mama Luna.
"Bang, nanti setelah makan malam, Abang pulang aja" ucap Kirana.
"Kiran nggak mau Abang dimarahi mami Feni karena menemani Kiran" lanjut Kirana alasannya. Keanu mengangguk.
Entah ada masalah apa antara maminya dengan keluarga pamannya, maminya terlihat sangat tidak suka dengan papa Agung dan mama Luna juga pada Kirana. Banyak cara yang dilakukan sang mami untuk menjauhkannya dengan Kirana, salah satunya mencarikan banyak teman kencan untuknya.
"Iya, masih ada hubungan keluarga dengan mama" jawab Keanu.
"Hubungan keluarga dengan tante Feni? tanya Laura yang lupa jika dia harus bersandiwara seolah-olah tidak mengenal maminya Keanu.
"Kamu kenal mami?" tanya Keanu. Laura mengangguk.
"Kalau begitu kita putus, anggap saja kita tidak pernah pacaran walaupun hanya hitungan jam"
"Kenapa Ken? Apa salahnya kalau aku kenal mama kamu. Bukankah itu lebih baik?" tanya Laura. Dia tidak terima diputuskan Keanu begitu saja.
"Wanita yang aku cintai adalah Kirana, kemarin, hari ini dan selamanya hanya ada Kirana untukku."
"Dia adikmu"
"Apa aku tidak boleh mencintai adikku? Hanya dia yang mengerti bagaimana aku" jawab Keanu yang langsung berdiri meninggalkan Laura dan berjalan kearah Kirana yang sedang duduk sendiri.
Kirana tidak pernah tahu, jika banyaknya wanita yang dikencani Keanu adalah wanita pilihan maminya. Tentu saja Keanu tidak akan merasa cocok dengan mereka, karena semua paksaan bukan rasa yang tumbuh dari dalam hati. Di hatinya sudah terpatri nama Kirana Larasati, satu-satunya wanita yang diinginkan Keanu.
"Den, mami Aden sudah pulang" ucap mbak Tuti asisten rumah tangga mama Luna memberi tahu.
"Cepat pulang, nanti Abang dicari mami" Kirana memberi perintah pada Keanu. Bukan sekali dua kali, Kirana dipanggil mami Feni karena Keanu yang tidak mau pulang kerumah. Selama ini selalu Kirana yang akan disalahkan mami Feni, Kirana tidak mau itu terjadi.
Keanu berdiri lalu mengecup kening Kirana. "Abang pulang, jangan tidur larut malam" pesan Keanu.
Kirana mendesah kasar, tidak habis pikir dengan sikap kakak ipar papanya itu. Menganggap keluarganya seperti musuh.
"Kasihan den Keanu ya, Neng"
"Iya Mbak. Mami Feni tidak pernah berubah sejak dulu"
Kirana bersandar di pagar pembatas balkon rumahnya yang berhadapan langsung dengan balkon kamar Keanu. Biasanya laki-laki itu juga berdiri disana memandang kearah rumahnya. Dia hanya ingin tahu kalau abang sepupunya itu baik-baik saja, tidak ada masalah yang terjadi antara Keanu dengan mami Feni.
Kirana berbalik hendak masuk ke dalam rumah, udara malam kota Bandung malam ini lebih dingin dari biasanya. Kirana merindukan pelukan Keanu.
Tring. Sebuah pesan masuk, terilhat nama Keanu yang tertera disana.
Keanu [Lihat ke belakang]
Kirana tersenyum dan mengikuti pesan dari Keanu untuk berbalik kebelakang. Wajah tampan Keanu tampak tersenyum disana.
Keanu [I miss you]
Kirana [What happened?]
Keanu [Nothing]
Kirana [mengirimkan stiker jempol dan wajah tersenyum]
Keanu [mengirim fotonya yang mencium pipi Kirana]
Kirana [Kiran ngantuk Bang]
Keanu [Tidurlah]
Dari jauh Kirana melihat laki-laki itu memberi ciuman jauh untuknya yang dibalas Kirana hanya dengan senyuman.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!