NovelToon NovelToon

Mendadak Dinikahi Brondong

Mendadak Nikah

Hujan yang sedari tadi deras dan mampu mencurahkan air dengan gelombang yang lumayan besar, kini beralih menjadi lebih ringan , suara gemuruh dan petir yang mengamuk pun, kini telah kembali tenang, namun gelap karna malam menjelang, tak lagi bisa menipu alam, suara Adzan Isyak terdengar sayup-sayup karna ritme nya terhalang gemerincik suara hujan.

Adalah Nur Hayati, seorang gadis Desa yang sudah memasuki usia 36 tahun namun masih melajang. Ia tinggal berdua dengan Ayahnya yang sudah bertahun-tahun terbaring lemah karna sakit Stroke ,Nur dengan ikhlas merawat dan menjaga Ayah nya yang sakit itu, sehingga Dia enggan untuk menikah.

Se usai melaksanakan sholat Fardhu Isyak, tatkala Ia sedang bermanja-manja dengan Rab-nya dalam alunan Doa yang Ia panjatkan.

Brug.

Tiba-tiba Ia di kejutkan dengan suara yang cukup keras.

Dengan masih mengenakan mukena, Nur pun segera Bangkit dan keluar, setelah melepas mukenanya untuk memastikan apa yang terjadi di Luar, Dia mengedarkan pandangannya mencari sumber suara, hingga Ia menemukan sebuah sepeda motor sport rubuh, di bawah pohon mangga miliknya, tampak pemiliknya berada di bawahnya ketindihan sepeda itu.

Kondisi yang masih hujan dengan intensitas sedang itu membuat Nur basah kuyup, rumahnya yang jauh dari tetangga membuat Dia tidak bisa meminta bantuan untuk membantu orang tersebut.

Dengan hati-hati, Ia mendekati seseorang yang tergeletak tersebut. Karna tidak menemukan bantuan, Ia pun segera berusaha mengangkat nya sendirian, sebab hujan cukup deras, dengan susah payah dan basah kuyup, akhirnya Ia pun bisa membawa korban masuk ke Rumahnya.

Ternyata yang Ia tolong adalah seorang laki-laki muda, usia sekitar 20 tahun, kepalanya sedikit berdarah, tangan dan kakinya pun terluka, dan mulutnya bau minuman beralkohol.

Nur bingung , di rumahnya tidak ada laki-laki yang bisa menolongnya untuk membukakan baju pemuda itu yang basah, kalau tidak di lepas Ia akan kedinginan, dan bisa demam, pikir Nur. Kalau di lepas, Ia hanya seorang wanita sendirian di Rumah nya itu.

Dengan pertimbangan yang matang, Akhirnya Nur menutup tubuh pemuda itu dengan selimut kemudian melepas baju serta celana jeans nya yang basah, kemudian menggantinya dengan yang kering, baju serta celana milik Bapak nya. Kemudian mengobati luka nya dengan obat luka seadanya yang ada di rumahnya.

Keesokan harinya,

Pemuda yang di tolong Nur belum sadarkan diri, Nur merasa kawatir karna memasukkan seorang laki-laki tak dikenal ke dalam Rumahnya.

Jam setengah tujuh pagi, pintu rumahnya di gedor-gedor seseorang, yang berhasil membuat pemuda yang di tolong Nur itu terbangun.

Dengan prasaan was-was, Nur pun membuka pintu nya.

"Nur ! Aku mau Ambil bajuku, sudah selesai kan jahitnya, pagi ini mau Aku pake ke Rumah mertuaku !" Ucap tetangga Nur itu tanpa permisi, yang ternyata mau mengambil baju yang dijahitkan ke Nur tersebut.

"Sudah Bu Lastri "jawab Nur pada Bu Lastri dengan wajah sedikit gusar.

"Kamu kenapa Nur, kayak orang kawatir gitu, bajuku belum selesai ?" Wanita paruh baya yang sedikit banyak omong nya itu menyipitkan mata, seolah mengawasi gerak gerik Nur yang memang sedang gusar.

"Sudah kok Bu " Nur semakin was-was.

"Uhuk uhuk ..." tib-tiba pemuda batuk dan terbangun, seketika Bu Lastri langsung menoleh pada sumber suara, dimana Nur memang membaringkan pemuda itu di ruang tamu yang memang terdapat dipan kecil yang menghadap pada meja dan juga terdapat kursi yang terbuat dari rotan.

"Siapa Dia Nur ?"Bu Lastri melempar pandangan curiga.

"Sa-saya tidak tahu Bu , tadi malam Dia kecelakaan di depan rumah Saya "

"Jadi Dia menginap disini semaleman?" Tanya Bu Lastri dengan nada terkejut, padahal dalam hatinya Ia merasa senang karna punya peluang untuk menjadikannya bahan gosip

"Iya, Di-dia tidur disitu " Nur semakin panik.

"Kamu jangan cari alasan ya Nur, kamu memasukkan laki-laki di rumahmu, kamu tahu kan itu artinya apa?" Sergah Bu Lastri.

"Bu, ini tidak seperti yang Bu Lastri fikirkan , Aku tidak ngapa-ngapain bu, Aku benar-benar tidak mengenalnya Bu, Aku hanya menolongnya saja Bu" Nur berusaha menjelaskan .

"Hey...siapa kamu , ngapain kamu di Rumah Nur?" Sekarang Bu Lastri menanyai pemuda yang baru sadar itu, sementara pandangan pemuda itu langsung tertuju pada Nur yang sedang ketakutan, Bukannya menjawab, pandangannya malah terfokus pada sosok yang sedari tadi dipanghil dengan nama Nur, Dia bahkan terpesona dengan kecantikan Nur.

"Namaku Baim, Aku pacarnya Nur, semalam Aku kemalaman, jadi Aku nginap disini !" Pemuda itu malah mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mendengar penuturan Baim, Bu Lastri dan Nur sama-sama terperangah.

"Tidak, Dia Bohong Bu, Dia bohong, Aku mohon Bu Lastri harus percaya padaku !" Nur memohon. Tapi Bu Lastri tidak peduli, Dia langsung keluar, sudah dipastikan, Bu Lastri sedang memanggil warga.

"Sebenarmya siapa kamu , kenapa kamu bilang kamu pacarku, Bu Lastri jadi salah faham kan, Dia jadi menuduhku yang bukan-bukan tau !!" Nur memarahinya

Tak lama kemudian Bu Lastri pun datang dengan membawa beberapa warga.

"Ini Dia pasangan mesumnya Pak ! "

"Dasar perawan tua, tampang alim, tapi diam-diam memasukkan laki-laki "

"Udah usir aja tuh Nur mencemari nama baik desa saja !"

"Nikahin aja mereka, Pak RT,"

"Pake jilbab, tapi kelakuan nya gitu, mending lepas aja tuh jilbab"

Warga terus menghakimi tanpa mau mendengar penjelasan Nur, di Rumah itu Dia hanya bersama sang Bapak yang setroke dan tidak mengerti apa-apa, jadi Tidak ada yang bisa bersaksi.

Mrndengar banyaknya cacian yang dilontarkan warga, membuat Baim angkat bicara.

"Aku akan menikahinya, "

"Iya , kita nikahkan mereka saja sekarang Pak!"

Nur menangis, hanya bisa pasrah karna warga terus memojokkannya . Bapaknya yang terbaring lemah di ranjang, segera Di keluarkan dari kamarnya oleh warga dengan kursi Roda, menuju ruang tamu sebagai wali, dengan disaksikan para warga dan Pak RT sebagai penghulunya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Nur Hayati Binti Bapak Abdul Munif dengan mas kawin uang 100 ribu di bayar tunai " ucap Baim dengan lancar.

"Sah...Sah...!" Teriak warga. Kemudian Pak Rt pun membacakan doa untuk kedua mempelai, sementara Bapak Munif, Terlihat tersenyum bahagia meski bibirnya sudah tidak tegak sempurna karna Stroke yang di deritanya.

Warga pun membubarkan diri. Tinggalah Baim dan Nur berdua, serta Bapak Munif.

"Maafkan Nur pak, Nur tidak melakukan seperti yang di tuduhkan warga Pak " Nur meringkuk di kaki Pak Munif yang sedang terduduk di kursi roda itu.

"Saya percaya kamu nak, mungkin ini jalan jodohmu, bagaimanapun juga sekarang Dis adalah suamimu, karna pernikahan itu bukan permainan." Ucap Pak Munif terbata-bata.

"meskipun mungkin pernikahan ini tidak kalian harapkan , tapi jangan pernah mempermainkan pernikahan, karna pernikahan adalan hubungan suci yang diikat dengan ucapan janji dihadapan Allah dan di lafadzkan dengan nama Allah, maka usahakanlah jaga sepenuh hati pernikahan ini" Tambah Pak Munif. Nur masih menangis, yang menganggap bahwa itu adalah musibah baginya.

"Wahai kau anak muda, Aku titipkan anakku ini padamu ?" Ucap Pak Munif lagi.

"Kenapa Bapak berbicara seperti itu , Dia masih terlalu muda untuk bisa mengerti pernikahan, apalagi kami tidak saling mengenal, bagaimana mungkin kami bisa menjani pernikahan seperti ini" protes Nur

"Meski Saya masih berusia 20 tahun, tapi insyaallah Saya akan menjaga istriku dengan baik Pak , karna umur itu hanya Angka, Saya akan berusaha sepenuh hati untuk menjaga putri Bapak" Baim pun mencium tangan Pak Munif.

Nikah dulu, kenalan kemudian

Mendadak dinikahi Brondong 02

Pagi tadi, Sebelum peristiwa Mendadak nikah itu terjadi, Nur sudah menanak nasi di magicom, tinggal lauk nya yang belum karna keburu Bu Lastri muncul dan mengubah hidupnya.

'Ah, Ini semua karna Bu Lastri datang, coba kalau Dia tidak datang, kejadian ini tidak bakal terjadi' rutuk Nur sambil mengupas bawang.

Pagi ini benar-benar pagi yang berbeda baginya, biasanya sebelum pukul tujuh pagi, Dia sudah bisa menyelesaikan semua nya, yang menjadi rutinitasnya sebagai perempuan Desa setiap pagi.

"Bapak pasti sudah lapar, Aku harus cepetan masak " Nur bicara sendiri, buru-buru Ia keluar melalui pintu dapur menuju pekarangan samping Rumahnya yang Ia tanami Singkong, di sisi yang lain, sengaja Ia tanami sendiri sayur-sayuran, seperti tomat, cabe rawit, kemangi, Terong, Manisa, ada juga pohon kembang turi, semuanya seakan sudah siap sedia untuk kebutu#an dapur.

Kali ini Ia memetik daun bayam dan terong, kemudian Ia masak, ditambahi dengan ikan asin yang sudah ada di dapurnya.

Setelah matang, segera Ia sisihkan Nasi dan sayur bening bayamnya untuk Bapak nya, disuapi nya Bapak nya yang lemah itu dengan penuh kasih sayang.

"Maafin Nur ya Pak, gara-gara kejadian tadi pagi, Nur sampe telat masak, dan telat juga nyuapin Bapak" Nur merasa bersalah.

"Tidak apa-apa, Nur suruh suamimu makan sana gih, masak didiemin aja dari tadi, kasian Dia pasti lapar." Guman Pak Munif yang berusaha menyempurnakan ucapannya dengan kondisi mulut yang agak miring sedikit.

"Suami ? Masya Allah, Aku baru nyadar kalau Aku sekarang punya suami" guman Nur.

"Baru kali ini Aku melihat, Ada orang yang lupa kalau dirinya sudah menikah, sampe suaminya di biarkan lapar" grutu Baim.

"Iya iya, Sini, ke meja makan, kamu bisa jalan kan, luka mu kan cuma luka ringan " Nur ketus.

"Aduh, ini kakiku sakit , aduh...."Baim pura-pura.

"Duh...sudah besar masih cengeng, luka gini aja ngeluh !" Nur kesal dengan pemuda yang baru saja menjadi suaminya itu.

Dengan terpaksa, Ia pun menuntun Baim menuju meja makan, sesampainya di meja makan , Nur mengambilkan piring untuk Baim.

"Mbak, Sendok sama garpu nya mana ?"pinta Baim.

"Ya pake tangan lah, nih, cuci tanganmu " Nur menyodorkan kobokan yang berisi air, setelah duduk, Baim pun mencelupkan telapak tangannya.

Kemudian Dia mengedarkan pandangannya ke meja makan sudah mulai usang yang kini ada di depannya itu, dengan tatapan aneh.

"Gak biasa makan makanan Desa ya ? Makan saja yang ada, bersyukur itu lebih Nikmat," Ujar Nur, denga nada suara meremehkan.

"Gak kok, Aku ini orang nya universal, makanan apa saja masuk !" Baim membela diri.

"Baguslah kalau gitu !" Guman Nur sambil mengunyah makanannya.

Bagi Baim, itu makanan yang Aneh, karna Ia belum makan makanan seperti itu.

'Nasinya kayak ada butiran jagungnya gini, ikan nya juga kayak gosong, Terongnya juga, di penyet di cobeknya langsung, tapi rasanya kok enak ya di lidah, ini karna memang Aku yang kelaparan atau memang masakannya yang enak, Ah..., yang penting perutku kenyang sekarang !" Batin Baim sambil mengunyah setiap makanan yang sudah tersedia di meja, dan tak terasa, Baim sudah menghabiskan dua piring.

"Kamu itu memang nya sudah berapa hari tidak makan Hah? Kayak orang kelaparan aja " ucap Nur dengan nada jutek, karna terkesiap melihat pemuda di depannya itu makan dengan lahap dan porsi yang banyak.

"Aku memang sudah dua hari tidak makan, terimakasih ya, kamu sudah menolongku dan memberiku tumpangan, oh iya makasih baju nya ..." belum sempat Baim melajutkan ucapannya, ternyata Ia baru sadar, kalau ternyata bajunya telah berganti.

"Mbak yang mengganti bajuku ?" Seketika Nur menyemburkan air yang sedang Ia minum karna terkejut dengan pertanyaan Baim.

"A-a-ku terpaksa, karna bajumu basah , Ta-p ta-pi Aku menutupi tubuhmu dengan selimut kok, jadi Aku tidak melihat nya,"Nur merasa malu .

"Ya gakpapa sih, andai mbak melihat nya Aku gak keberatan, apalagi sekarang Aku sudah halal , lebih tidak keberatan lagi , karna Aku sekarang suami Mbak !"Ucap Baim dengan tatapan genit.

"Eh kamu masih sekolah ya, dan kenapa waktu Kamu terjatuh saat menabrak pohon manggaku, mulutmu bau Alkohol ? Jangan-jangan kau habis dari club, Tolong Jelaskan ! siapa kamu sebenarnya, asal mu dan siapa orang tuamu, biar Aku kembalikan kamu ke orang tuamu, nanti dan motor itu motormu atau motor hasil begal ? Jawab jujur !! karna Aku tidak mau ya Rumahku dimasuki buronan" Nur meng introgasi Baim.

"Mbak ini kok Suudzon saja sih bawaan nya, Aku ini sekarang suami Mbak loh ! Jangan suudzon mulu " Baim santai.

"Aku gak kenal kamu sama sekali, dateng-dateng bilang nya pacarku dan mendadak nikahin Aku, emang apa maksudmu bilang kalau Aku ini pacarmu ?" Nur tampak emosi.

"Biar Mbak tidak salah sangka terus, kita kenalan saja dulu, perkenalkan, nama Saya Alvin Ibrahim Firdaus, panggil saja Baim, umurku 20 tahun, masih mahasiswa dan status kemarin malam adalah jomblo sedangkan status pagi ini sudah berstatus sebagai Suami , hehehe "Baim bangga.

"Pernikahan itu bukan mainan ya, Aku ini memang disebut perawan tua sama warga sini, tapi bukan berarti Aku langsung mau nikah sama anak ingusan kayak kamu yang bahkan Aku tidak pernah tahu kamu sebelumnya !"

"Ingusan tapi ganteng kan, ingat loh mbak, Aku ini suamimu, jangan julid-julid sama Aku, atau karma akan segera berlaku "

"Kalau kamu sudah pulih, dan motormu sudah beres, sebaiknya kamu pergi sana ke keluargamu dan jangan lupa talak Aku, pernikahan tadi kan cuma karna dipaksa warga bukan ?"

"Mbak tega ngusir suami sendiri " Baim pura-pura merasa tertindas. Nur tercekat.

"Aku sudah janji sama Bapak mertua, untuk menjaga mbak , jadi ijinkan Aku tinggal disini. Oh iya, Mas kawinnya ada di saku celanaku, maaf, sisa uang ku cuma 100 ribu doang, hehe" lagi-lagi Nur tercekat, tenggorokan nya seolah beku, lidah nya kelu, sebab Nur merasa aneh jika tiba-tiba dan secara mendadak Ia kini menjadi seorang istri Brodong.

"Memang nya Kamu serius nikahin Aku, meski kita belum saling mengenal ?"

"Bahkan dua rius !"

Nur terdiam, dan Ia tidak menyangka jika Baim akan seserius itu. Ia pun segera berlalu menuju dapur membereskan piring kotor dan mencucinya .

Sememntara Baim, kakinya yang masih terluka, hanya bisa diam menikmati peran barunya sebagai suami. Setelah dari dapur, Nur segera menuju sebuah mesin jahit hitam jadul, yang berada disisi tembok dan tampak memulai menjahit, Posisinya membelakangi Baim yang sedang duduk dikursi rotan di ruang tamu itu.

"Mbak penjahit?" Nur hanya memgangguk.

"Mbak, maaf, sejak dari tadi Aku panggil mbak terus, kalau boleh tahu siapa nama mbak dan umur mbak"

"Namaku Nur Hayati, umurku 36tahun, Aku disini tinggal dengan Bapakku, kerjaanku manjahit untuk membiayai keperluan sehari-hari. "

"Beneran mbak usia nya 36 tahun?"

"Kenapa ? Makanya sebelum terlambat sebaiknya kamu talak Aku , agar kau tidak menyesal menikahi prawan tua seperti Aku"

"Aku sama sekali tidak menyesal, bahkan Aku bangga bisa menikahi Bidadari tersembunyi dari desa ini dan meski usia mbak sudah matang , tapi wajah nya cantik seperti usia 20 tahun, mbak Nur sungguh cantik"

Nur terhenyak dengan Rayuan yang dilontarkan Baim, karna selama ini, tidak ada yang berani mendekatinya, sebab Nur memang bersikap jutek setiap ada lelaki yang mendekatiknya, Nur memang sengaja agar tidak di dekati lelaki, sebab Dia ingin fokus merawat Bapaknya.

Tidur beralaskan tikar

Tok tok tok !

Suara pintu di gedor dengan lumayan keras telah mampu membuyarkan lamunan Nur yang baru saja terasa terbang ke langit di pintu pertama karna di puji seseorang yang tidak Ia kenal tapi sudah menjadi suaminya.

"Disini biasa ya, kalau ngetuk pintu, di gedor-gedor kayak Ibu kost nagih uang kost ?" Grutu Baim yang merasa terganggu karna ketukan pintu yang agak keras itu.

"Sebenarnya yang keras itu bukan yang mengetuk nya, tapi karna pintunya yang terbuat triplek di kedua sisinya, sehingga di tengah-tengahnya ada ruang hampa, jika ada sedikit saja gesekan gaya, maka bunyinya akan menggema, alhasil bunyinya seperti di gedor-gedor dengan keras" terang Nur sambil berlalu membukakan pintu.

"Assalamualaikum Nur, kamu kata nya Nikah, kok Aku gak tahu, gak ngundang-ngundang lagi, kita kan sahabatan dari jaman orok, Aku tahu nya malah dari orang " seorang wanita dengan Tubuh lebih berisi, langsung masuk dan melempar pertanyaan pada Nur.

"Maaf ya mbak, istriku tidak sempat nyebar undangan, karna terdesak oleh jodoh yang keburu datang" Baim menyela pertanyaan wanita itu.

"Masya Allah Nur, ini suamimu ? Masih Brondong gini ? Ganteng lagi, potongan nya kayak artis-artis korea gitu, tapi dipikir-pikir kok lebih mirip artis Ari Irham deh, beruntung sekali kau Nur, ?" Guman Wanita itu.

"Kenalkan, Namaku Sri, Aku sahabat istrimu mulai dari orok sampe sekarang" Sri memperkenalkan diri, sembari mengulurkan tangannya.

"Aku Baim. Berarti mbak Sri seumuran dengan mbak Nur dong?"

"Iya sih, bedanya, Nur itu punya keistimewaan, babyface, jadi meski usia nya sudah 36 tahun , tapi kayak seperti usia 20tahunan "

"Iya lah , Mbak Nur memang istimewa, makanya Aku dengan rela hati menikahinya, tapi mbak Sri juga punya kelebihan loh, kelebihan mbak sri itu , KAYA, beda sama Mbak Nur" sambung Baim.

"pasti

lah Aku lebih kaya , Nur kan memang cuma jahit, sedangkan Aku punya suami yang jadi bos nya kambing, eh maksudnya jual beli kambing gitu" timpalnya.

"Bukan kaya yang itu, maksudku, mbak sri itu kaya lemak hahaha." seketika satu sandal jepit mbak sri melayang ke mulut Baim.

"Aku begini karna sudah ngeluarin 4 orang anak im, sedangkan Nur, masih segel sampai sekarang, ya bedalah" Sri membela diri..

"Kalian itu ternyata cocok banget ya, kalau ngomong , bisa langsung nyambung, lanjutin aja terusss, lagipula Aku juga lagi banyak jahitan" Nur sewot karna dari tadi merasa di diemin.

"Tuh im, yayang mu Baper ciye ciye..."

Dan tak terasa obrolan mereka pun berlanjut hingga akhirnya, Sri memutusksn pulang.

Baim yang yang masih sakit, memutuskan tidur, siang itu, sedangkan Nur masih sibuk dengan jahitannya"

**

Pukul 9 malam,Nur baru menghentikan aktivitas menjahitnya setelah merasa kelelahan karna menyelesaikan jahitan 3 stel gamis hari itu.

Baim hanya bisa memperhatikan Nur dari kursi yang terbuat dari anyaman rotan yang sejak tadi dijadikan tempat beristirahat sambil meminum secangkir teh buatan Nur.

'Pokoknya hari ini jangan mengajakku bicara lagi, karna Aku harus menyelesaikan 3 gamis hari ini, soalnya besok pagi mau diambil , terserah kamu mau apa, tidur, jalan-jalan pokoknya jangan ganggu Aku , oke ' ucapan itu tergiang-giang di telinga Baim setelah kepergian Sri tadi siang.

"Alhamdulillah ! Akhirnya, selesai juga, " Nur merasa lega bisa menyelesaikan tugasnya.

Sebelum beranjak tidur, Nur memeriksa kamar Bapaknya terlebih dahulu, untuk sekedar memperbaiki selimut Bapaknya, atau memastikan kalau Bapaknya itu tidak membutuhkan apa-apa.

Setelah itu dengan langkah gontai dan mulut menguap-nguap tanda kantuknya sudah tak tertahankan, Nur memasuki kamarnya, kemudian Ia segera menutup kembali pintunya, Namun ternyata ada teriakan dari luar pintu, Nur pun terperanjak lalu membuka kembali pintunya dan Ternyata Baim, Nur tidak sadar kalau Baim mengikutinya kemudian wajahnya jelas terbentur pintu yang di tutup Nur tadi.

"Kamu ? Ngapain ngikutin Aku ?"Nur terkesiap.

"Loh, kita kan suami istri, Aku kan juga mau tidur, Apa lagi ini malam pertama kita, memang nya Aku harus tidur dimana kalau bukan disini?" rengek Baim.

"Mbak Nur jangan kawatir, Aku tidak akan meminta hakku sebagai suami sebelum mbak mengijinkannya" ujar Baim lagi.

"Ya iya lah, Aku kan belum tahu siapa kamu, mendadak datang, dan mendadak juga menikahiku, kamu tidur di ruang tamu aja sana, di Dipan itu, sama seperti kamu tidur disana tadi malam" Nur menunjukkan pada Baim, pemuda yang baru saja menjadi suaminya itu, sementara Baim hanya bisa menelan salivanya karna tahu rasanya tidur di atas Dipan kecil yang hanya beralasksn tikar.

Nu menutup pintu kamarnya, lalu membka lagi, Baim kegirangan, namun ternyata, Nur hanya menyerahka^n bantal dan selimut agar Baim bisa tidur lebih nyaman

"Oh iya, ini lotion andi nyamuk, sebenarnya nyamuknya hanya satu kok, cuma keluarga nya yang banyak".

"Nasib nasib..."

Baim pun segera menuju Dipan kecil yang di maksud, dengan berbekal Bantal serta selimut ia pun mengsbiskan malam pertamanya dengan alunan syahdu dari nyamuk yang sedang berkelana mencari jus darah.

Baim tidak bisa memejamkan matanya, Ia pun memandangi sepeda motor yang dari tadi Ia coba perbaiki, yang sekarang di letakkan di dekat mesin jahitnya Nur.

'Meski tidur di atas Dipan tanpa kasur ini, dengan alunan syahdu kepak-an sayap para nyamuk yang berkelana mencari nafkah untuk dirinya sendiri , tapi Aku merasa nyaman tinggal di sini, tanpa bayanganmu, Nadia...' batin Baim pun mulai berkelana.

"Alfin, Aku minta maaf, jika Aku tidak bisa menerima cintamu, jujur Aku Akui, kau itu dari dulu sangat mencintaiku, selalu menjagaku, Romantis, selalu ada saat Aku butuhkan, selalu mengerti apa yang ku mau, tapi lebih dari itu, Aku butuh pria yang matang dan mapan seperti Mas Arman, maafkan Aku yang telah menerima lamaran kakakmu ya fin" guman Nadia waktu itu.

mendengar pengakuan Nadia itu, Hatiku seketika hancur, seakan tak tersisa, bagaimana mungkin, orang yang dari dulu Aku sukai, yang Aku lindungi, yang sering minta traktiran belanja hampir setiap minggunya, yang dengan setia aku menunggui nya saat dia ke salon hingga berjam jam, tapi setelah semua pengorbanan ku yang terlapau bucin itu, tiba-tiba Dia menerima lamaran kak Arman, Kakak kandungku sendiri.

Cinta ini terlalu kejam untukku, saat Hari H pernikahan mereka, Aku bertekad untuk meninggalkan masa laluku, menuju masa depanku, dan entah mengapa Aku sampai disini bahkan langsung menemukan bidadari yang tersembunyi di rumah yang sederhana ini.

Masih teringat malam itu, aku bergelut dengan sebotol minuman haram, yang selama ini di wanti-wanti oleh Ayah dan ibu,agar jangan meminumnya.

Luka-luka cinta yang di torehkan nadia, telah mampu meluluh lantakkan pertahanan imanku, sehingga malam.itu minuman haram itu menjadi temanku.

"Tuhan...kenapa ini tidak adil untukku, kenapa Aku yang hancur sementara Kakak ku yang menikah dengan wanita impianku, kenapa ini tidak adil untukku tuhan..!

Tuhan , jika engkau memang maha kuasa, pertemukan aku dengan jodohku malam ini juga , akan Aku halalkan dia secepatnya agar tidak ada yang merebutnya lagi " Aku meracau tidak karuan, hingga doaku terhenti tatkala petir menyambar-nyambar seakan menjawab doaku di bawah guyuran hujan deras itu

Dan Akupun melajukan sepeda sport ku lagi menuju entah kemana arah angin membawaku, hingga Aku merasa bahwa Aku menabrak sebuah pohon dan dunia terasa gelap bagiku

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!