NovelToon NovelToon

Hati Untuk Sofi

Sudut Ardi 1

Mei 2017 -

Cuaca di jogja cukup berawan, waktu juga sudah menunjukkan pukul satu siang setempat.

Seperti hari-hari sebelumnya, semua karyawan di sibukkan dengan pekerjaan mereka.

Kesibukan itu terlihat di sebuah perusahaan konstruksi menengah di jogja.

"Tok tok", sebuah suara yang berasal dari ketukan tangan sekertaris cantik bernama sinta.

"Pak ardi, yang lain sudah hadir tinggal bapak aja, pak ardi juga sudah di tunggu oleh pak imam", ujar sinta, mengingatkan ardi akan jadwal meeting setelah makan siang.

"Ruang meeting lantai berapa", tanya ardi pada sinta.

Sinta kemudian menunjuk ruang meeting di ujung lorong lantai dua.

Ardi langsung bergegas dan mengikuti arah jari sinta sambil tersenyum.

**

Ardian hermanto namanya, usianya sudah cukup matang, memasuki usia tiga puluh satu tahun.

Ardi adalah engineer di perusahaan kontraktor tersebut.

Senyum ardi yang di hiasi dengan lesung di kedua sisinya, membuat ardi terlihat sangat manis dan ramah.

Tinggi badan yang mencapai seratus delapan puluh senti meter, membuat ardi terlihat gagah dan kokoh.

Sorot matanya yang selalu menyala setiap membicarakan pekerjaan, membuat ardi di dapuk sebagi sosok yang di segani saat dia mulai bekerja di lapangan

Dengan semua persiapan yang sudah ada di tangannya, membuat langkah ardi semakin yakin untuk berjalan ke arah ruang meeting, melewati ruang-ruang karyawan yang penuh dengan kesibukan penghuninya.

"Duduk di", ujar pak imam saat ardi masuk ke ruangan.

Ardi langsung mengambil tempat duduk di kursi kosong sebelah sinta.

Di ruangan sudah ada dua peserta dari pihak management dan tiga orang dari pekerja sipil.

"Udah pada makan siang semua", tanya pak imam lagi.

Peserta yang hadir di ruang meeting menjawab kalau semua sudah makan siang.

Pembahasan meeting hari ini, mengenai kelanjutan project pembangunan rumah sakit, yang akan di bangun di kota manado.

Setelah negoisasi selama delapan bulan, perusahaan tempat ardi bekerja, akhirnya ditunjuk oleh pihak investor sebagai main kontraktor.

Sebelumnya, pak imam memang bekerjasama dengan pihak perencana investor sebagai arsitek.

Kemampuan pak imam dalam mempresentasikan keunggulan perusahaan yang dia pimpin, akhirnya membuat investor menunjuk perusahaan pak imam, untuk mengerjakan seluruh bagian konstruksi rumah sakit tersebut.

Pihak investor memberi catatan kepada pak imam, pak imam harus membentuk tim terbaik untuk proses pembangunan rumah sakit tersebut.

Ini adalah meeting ketiga, sebelum ardi harus berangkat ke manado.

Pembahasan meeting saat ini masih mengenai kemungkinan akan adanya sedikit perubahan, mengenai design pak imam.

"Ardi kira-kira kalau saya merubah sedikit design masih bisa kamu ikuti nggak", tanya pak imam pada ardi.

"Kalau tidak di bagian yang signifikan saya bisa ikuti", jawab ardi dengan yakin.

Pak imam menanyakan ulang, apakah ada kemungkinan tim engineer akan kesulitan untuk mengaplikasikan design yang pak imam buat, dan apakah bangunan bisa jadi sesuai dengan design yang sudah disetujui oleh investor.

Ardi hanya menjawab, ardi meminta pak imam untuk mendukung dan mengawasi kinerjanya, supaya hasilnya bisa maksimal.

Pak imam adalah arsitek yang menggambar design rumah sakit manado, beliau sangat kompeten.

Selain sebagai arsitek, pak imam juga merupakan salah satu direktur perusahaan di tempat ardi meniti karirnya sebagai engineer.

Pembahasan meeting tidak hanya mengenai design dan pelaksanaan, ada mila dan dito dari bagian management, yang yang akan menjelaskan bagian pendukungnya.

Mereka bertugas untuk memastikan project berjalan secara penuh, tanpa ada halangan, ataupun keterlambatan alat-alat serta material project.

"Mila penginapan sudah beres", tanya pak imam.

"Sudah pak, bapak bisa cross check ulang sebelum tanda tangan", jawab mila.

Mila kemudian memperlihatkan foto penginapan yang akan mereka tempati di manado pada peserta meeting.

Setelah pembahasan selama lebih dari tiga jam, akhirnya mereka menyepakati, kamis minggu depan, seluruh tim ardi sudah harus ada di manado, untuk memulai persiapan tahapan konstruksi gedung.

**

Sebulan yang lalu sub kontraktor yang menjadi rekanan di perusahaan ardi, memang sudah mulai melakukan beberapa pekerjaan awal, ground breaking, pembuatan office kit, dan yang lainnya.

Sub kontraktor adalah bagian paling penting di setiap pekerjaan konstruksi.

Perusahaan ardi, selaku main kontraktor, harus bisa memilih sub kontraktor yang bisa menawarkan harga yang masuk akal, dan juga kualitas pekerjaan yang terbaik.

Ardi sebagai engineer utama, bisa langsung bergabung dengan mereka di lapangan, begitu lahan sudah siap untuk ardi dan timnya memulai pekerjaan konstruksi.

Selesai meeting, ardi berbincang dengan pak imam sebentar, setelahnya, ardi langsung berjalan kembali ke ruangannya.

Kantor tempat ardi bekerja, merupakan bangunan ruko tiga lantai yang terletak di jalan simanjutak.

Setiap lantai memiliki ruang yang cukup untuk memobilisasi operasional perusahan.

Ruang kerja ardi ada di lantai dua, di lantai dua hanya tersedia ruangan untuk engineering, ruangan arsitek dan ruang meeting yang bisa menampung dua puluh orang.

Lantai satu untuk mendukung bagian management, resepsionis, administrasi, keuangan dan ada ruangan kecil untuk menerima tamu.

Lantai tiga adalah ruangan untuk para direksi, dan dua ruang meeting kecil.

Lantai dua selalu sepi saat project berlangsung, para arsitek dan enginer selalu berkeliling mengikuti lokasi project yang sedang mereka kerjakan.

Di kantor ardi ada tiga arsitek dengan timnya masing-masing, dan ada lima engineer

Menurut jadwal yang dito susun, ardi akan berada di kota manado selama enam bulan sampai dengan satu tahun.

Ijin dan libur akan di berikan pada ardi setiap tiga bulan sekali, atau enam bulan sekali.

Perusahaan tempat ardi bekerja, merupakan perusahaan yang sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya.

Perusahaan tidak pernah sekalipun membuat pekerjanya memiliki beban kerja yang berlebihan, hanya saja kadang ardi dan rekan-rekannya bekerja terlalu keras.

Mereka juga sering lupa saat mereka sudah mulai bekerja, sehingga perusahaan yang selalu mengingatkan mereka untuk mengambil cuti.

Dari dokumen yang ardi baca, lokasi konstruksi yang akan menjadi tempat ardi memulai petualangan barunya, letaknya ada di pinggiran kota manado, dengan pemukiman yang masih cukup padat.

Kriteria lokasi tersebut sangat memudahkan perusahaan untuk mencari lokasi tempat tinggal bagi karyawan.

Serta memudahkan karyawan untuk mencari akomodasi, untuk memobilisasi jalannya project, juga memudahkan karyawan seperti ardi, untuk sekedar mencari udara segar atau hiburan, disela-sela bisingnya suara konstruksi.

Perjalanan ke manado bukan pertama kalinya bagi ardi berkerja jauh dari rumah.

Jogja memang sudah jadi rumah ardi sejak ardi lahir.

Seluruh keluarga ardi juga masih tinggal di jogja.

Bulan sebelumnya, ardi baru saja menyelesaikan kolaborasi membangun jembatan di kalimantan dengan perusahaan BUMN.

Setelah project di kalimantan selesai, pihak perusahaan memberi ardi cuti selama dua minggu.

Meski ardi selalu menghabiskan setiap cutinya di rumah, tapi perasaan sedih selalu menghampiri ardi saat dia harus pamit dengan ibunya untuk pergi ke luar kota.

Selebihnya ardi selalu senang dan semangat, setiap dia harus berangkat ke luar kota untuk memulai pekerjaannya.

Lokasi project merupakan tempat penghiburan untuk ardi dari permasalahan hidupnya.

Ardi juga mempunyai sisi melankolis di dirinya, yang membuatnya sangat dekat dengan ibunya.

Ardi bukanlah pria yang romantis, tapi dia selalu berjanji untuk jatuh dengan sangat dalam pada wanita yang hatinya pilih.

Ardi menelvon ibunya begitu selesai melihat dokumen project, dan meminta ibunya untuk memasak semur hati ampela favoritnya.

Ardi juga mengatakan kalau dia akan sampai rumah sekitar pukul lima sore.

Setelah ibunya menutup telvon, ardi langsung kembali ke komputernya, dia melihat ulang design rumah sakit yang akan ardi kerjakan

Sambil mempelajari kembali designnya, ardi membuat catatan kecil yang akan dia bahasa dengan pak imam.

Begitu waktu mendekati pukul lima sore, ardi mematikan komputernya.

Ardi kemudin merapikan mejanya dan berjalan pulang.

**

Sudut Ardi 2

**

Manado, salah satu kota besar yang terletak di ujung sulawesi.

Semenjak lulus kuliah dan mulai bekerja, ini pertama kalinya ardi mendatangi kota tersebut.

Udara yang manado tawarkan terasa segar, dan langit juga cerah saat ardi menginjakkan kakinya untuk pertama kali di kota manado.

Ardi sudah di tunggu oleh transportasi yang akan membawa ardi ke tujuan selanjutnya.

Mobil yang membawa ardi, berjalan tanpa hambatan, dan tidak ada kemacetan yang terlihat di sepanjang jalan yang ardi lewati.

Ardi sangat menikmati perjalanannya, dia kemudian membuka jendela kaca mobil di sampingnya.

"Ini mobil untuk akomodasi di project atau hanya sewaan harian pak", tanya ardi pada pengemudi mobil yang ia tumpangi.

"Untuk akomodasi project pak, sudah di sewa selama tiga bulan dari rental tempat saya bekerja", ujar si pengemudi dengan ramah.

Pak dante namanya, dia asli penduduk yang lahir dan besar di kota manado.

Setelah obrolan selama lima belas menit dengan pak dante, sampailah ardi di penginapan yang akan dia tinggali selama project berjalan.

"Sangat dekat ya dengan bandara", ujar ardi pada pak dante.

"Iya pak dekat memang, lokasi project bapak juga hanya lima menit berjalan kaki dari sini", ujar pak dante menjelaskan pada ardi dengan logat khas manado.

"Yang dari jogja sudah datang semua pak", tanya ardi lagi.

"Belum pak, pak ardi yang pertama saya jemput, sisanya agak sore, tapi di lokasi project sudah rame pak, pegawai borongan sama karyawan kontrak sudah disana", jawab pak dante, sambil membantu ardi menurunkan koper dari bagasi mobil.

Ardi kemudian mengucapkan terimakasih pada pak dante, dan berjalan sambil melihat sekeliling penginapan.

Kehijauan pohon menjadi pemandangan pertama saat ardi turun dari mobil.

Suasana masih terasa sunyi, begitu ardi berjalan lima langkah, ardi bisa melihat sebuah bangunan menyerupai paviliun yang keseluruhannya terbuat dari kayu.

Bangunannya masih traditional, mengingatkan ardi pada pendopo tari di kampusnya dulu.

Langkah ardi di sambut dengan meja makan yang panjang di tengah ruangan.

Kamar-kamar mengelilingi bagian luar ruang paviliun tersebut.

Lokasi paviliun masih sepi, hanya ada bibi yang bertugas memasak serta membersihkan paviliun.

Dia tidak sendiri, ada dua lagi penduduk sekitar yang membantunya.

Ardi memilih kamar nomer sembilan, dengan kunci yang masih menggantung di pintunya.

Begitu masuk ke dalam kamar, ada lorong kecil dan pintu kamar mandi yang menyambut ardi.

Ada cermin berukuran besar di depan kamar mandi, serta ada meja kecil di bawah cermin.

Tempat tidur dengan ukuran luas menghadap langsung ke televisi yang menggantung di dinding.

Meja kecil dengan lampu tidur di atasnya, terletak di setiap sisi tempat tidur.

Jendela kecil juga menghiasi setiap sisi televisi.

Begitu ardi membuka tirai jendela, ardi langsung melihat taman kecil yang ada di samping kamar.

Ardi tersenyum puas dengan kamar yang dia pilih.

Ardi kemudian membereskan koper dan tasnya, lalu menggantung baju miliknya di lemari yang ada di samping jendela kamar sebelah kiri.

Setelah semua beres, ardi langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Begitu merasa segar, ardi berusaha untuk tidur, tapi meski badan ardi lelah, mata ardi enggan untuk terpejam.

Ardi memilih untuk keluar dari kamar dan melihat sekitar.

Meja panjang yang tadi ardi lihat kosong, kini sudah berjejer makanan dengan asap yang masih mengepul.

Ardi mendekat, dan bibi menjelaskan rasa penasaran ardi dengan setiap makanan yang ada di meja.

Menurut bibi, semuanya adalah masakan bibi.

Makanan yang bibi masak, seluruhnya adalah masakan khas manado.

"Ayo silahkan duduk pak, makan dulu", pinta bibi saat ardi hanya berdiri sambil mendengar penjelasan dari bibi.

"Terimakasih bi", jawab ardi.

Ardi menarik kursi dan mulai mengambil lauk yang membuatnya penasaran.

Masakan bibi sesuai selera lidah ardi, meskipun agak pedas tapi ardi enggan untuk komplain.

Ardi sudah lama bekerja di industri konstruksi, ardi memang selalu penasaran untuk mencoba keunikan masakan dari setiap daerah yang ardi kunjungi.

Setelah ardi selesai makan, ardi berkesimpulan, meskipun masakan bibi enak, tapi menurut ardi, masakan ibunya masih yang terbaik.

Ardi kemudian ingat penjelasan mila saat meeting, mengenai kamar di pavilliun yang akan karyawan tinggali.

Mila mengatakan kalau design setiap kamar di penginapan, dibuat seperti hotel bintang tiga.

Mila bilang itu akan menjadi tempat yang sangat nyaman untuk istirahat, setelah seharian penuh debu di lokasi project.

Semua yang mila ucapkan sesuai, kamar di paviliun memang sangat nyaman.

Ardi kemudian mengirim pesan pada mila, memuji dan menuliskan pesan kalau penginapan yang mila pilih sempurna.

**

Menurut penjelasan mila saat meeting, sepuluh kamar di paviliun akan di sediakan untuk tim pak imam.

Lima kamar sisanya akan di gunakan oleh pihak investor dan perencana, sebagai pengawas project.

Pihak karyawan borongan dan karyawan kontrak akan menempati rumah di belakang lokasi project.

Hal tersebut sangat lumrah, mereka umumnya laki-laki, dan mereka harus tinggal di dekat lokasi konstruksi, karena mereka harus bekerja secara shifting dan memulainya dari pagi.

Jumlah tenaga kerja borongan yang akan mendukung ardi sebanyak dua puluh enam orang, tapi itu belum terhitung dengan bagian mekanikal engineering.

Pihak karyawan dari kantor ardi, berjumlah enam orang.

Pak imam dan sinta hanya akan datang seminggu sekali, untuk mengawasi progress pekerjaan.

Ardi dan darko yang akan ada di lokasi project setiap hari, untuk mengawasi project, serta memastikan kalau rumah sakit akan dibangun sesuai design pak imam.

Mila dan dito dari management kantor, juga akan mendampingi ardi.

Mereka yang akan memastikan dan memberi instruksi untuk tim pendukung pekerjaan.

Seperti keamanan, administrasi project, material project, konsumsi serta akomodasi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab mila dan dito.

Pak imam menekankan kepada mereka berdua untuk bekerja secara detail, jangan sampai ada yang ketinggalan, supaya project berjalan sesuai harapan, dan tanpa adanya hambatan.

Hal yang paling ardi suka dari pekerjaannya adalah, tantangan yang berbeda dari setiap project pembangunan.

Masing-masing unik, dan sejauh ini, selama enam tahun ardi bekerja sebagai engineer, pekerjaan ardi tidak pernah membuat ardi bosan.

**

Sudut Ardi 3

**

Bekerja selama satu tahun sebagai karyawan magang di perusahaan yang sekarang ardi tempati, dan lima tahun sebagai pekerja tetap di perusahaan tersebut.

Membuat pak imam selalu meminta ardi untuk membantunya, mewujudkan setiap design yang dia gambar.

Ardi adalah sosok tangguh yang tidak mudah menyerah, ardi juga tidak pernah malu belajar dari junior-juniornya.

Ardi menyerap semua ilmu yang ardi dapatkan dari sudut manapun.

Perdebatan kadang selalu terjadi, saat ardi tidak bisa memenuhi harapan pak imam, tapi dunia berjalan maju, hanya ada pilihan untuk ikut maju atau berhenti dan stuck di satu tempat.

Ardi selalu memilih untuk maju dan belajar lebih dalam lagi, supaya dia bisa membangun sebuah gedung sesuai dengan rencana pencetusnya.

Ardi bisa mulai bekerja di hari senin, masih ada tiga hari untuk persiapan.

Perusahaan memang menyarankan pekerja lapangan untuk ada di lokasi project, tiga hari sebelumnya, supaya punya waktu istirahat yang cukup, sebelum mulai bertempur dengan debu.

Pekerjaan di bidang konstruksi memaksa ardi untuk fokus dan memperhatikan setiap detail yang ada.

Ardi sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, berulang kali ardi berdiskusi dengan pak imam serta seniornya.

Pak tono, adalah senior ardi di kantor, dia yang selalu membimbing ardi, dan dia juga kepala divisi di bagian ardi bekerja.

Lima tahun sudah ardi bekerja di bawah bimbingan pak tono secara langsung.

Selama lima tahun terakhir, design pak imam yang lebih sering ardi kerjakan, tanpa bantuan dan bimbingan pak tono ardi mungkin sudah menyerah cukup lama, tapi pak tono selalu menyalakan api semangat di hati ardi untuk bertahan.

Semangat-semangat serta cerita dari pak tono, selalu membantu ardi melewati setiap kesulitan di lapangan.

Meski api itu sekecil api lilin, tapi itu membantu ardi bertahan dan bisa membuat ardi ada di titik sejauh ini.

Kini semua rekan ardi di lapangan sangat menghormati ardi, dan mereka selalu siap, jika mereka di minta untuk bergabung dengan ardi di lapangan.

Sebagai atasan ardi dan mentor ardi, pak tono sudah berkecimpung di dunia engineering selama dua puluh tahun.

Dia paham betul bahwa setiap bangunan akan punya keunikan dan masalahnya masing-masing.

Ardi juga tidak memungkiri, setiap project yang ardi kerjakan, pasti selalu tersimpan masalah.

Masalahnya kadang sepele, kadang juga rumit.

Terutama saat design yang arsitek buat, terlalu sulit untuk engineer aplikasikan, dan hal itu bisa merubah kualitas bangunan menjadi berbeda dengan gambar.

Selain harus menghadapi setiap kerumitan dari design arsitek, engineer juga harus memastikan kalau design bisa selaras dengan pembangunan.

Ada keamanan dan usia gedung yang harus di perhatikan oleh engineer.

Ardi selalu ingin gedung yang ardi bangun, kokoh dan berusia panjang, seperti gedung-gedung di eropa yang mampu berusia ratusan tahun dan tetap kokoh.

Lima tahun mungkin belum terlalu lama, tapi setiap tahun ardi bekerja di daerah yang berbeda.

Umumnya pekerjaan konstruksi yang masuk ke perusahaan tempat ardi bekerja, memakan waktu paling lama dua tahun.

Pernah dua kali ardi di lokasi project, selama satu tahun penuh, tanpa cuti.

Itu terjadi ketika ardi bertugas dengan pak tono.

Pak tono memang selalu ditunjuk untuk menangani pekerjaan konstruksi dengan resiko yang cukup tinggi, sehingga project tidak bisa di tinggalkan, jika konstruksi utamanya belum selesai terbangun.

Semakin rumit design yang arsitek buat, semakin cerah senyum ardi, karena artinya, ardi akan menghadapi tantangan baru dan ilmu baru.

Menurut pak dante sebelumnya, lokasi project hanya sejauh lima menit dari paviliun, jadi ardi memutuskan untuk berjalan-jalan ke lokasi setelah makan siang.

Ardi hanya ingin merasakan keheningan lokasi, sebelum kebisingan konstruksi di hari senin.

Pepohonan yang rindang menemani perjalanan ardi menuju lokasi project.

Ardi masih bisa melihat rumah-rumah penduduk yang berjarak tidak terlalu jauh dari lokasi project.

Di ujung jalan, ardi melihat sebuah tembok pembatas yang terbuat dari lempeng baja, disitulah perjalanan ardi di kota manado akan dimulai.

Lokasi project juga masih sepi, tapi ada beberapa karyawan yang hilir mudik.

Luas tanah di lokasi project kurang dari dua hektar dan akan dibangun rumah sakit berlantai lima.

Lantai atas merupakan area parkir, serta tempat ibadah, tapi akan ada dua basement lagi untuk area parkir.

Area parkir yang bisa mendukung operasional rumah sakit, menjadi harapan bagi arsitek, kelak tidak akan ada mobil yang parkir di depan rumah sakit lagi, dan membuat rumah sakit terlihat kumuh.

Untuk bangunan rumah sakit, luasnya sekitar lima ribu meter persegi, keliling rumah sakit sekitar dua ribu meter dan akan di buatkan taman di samping rumah sakit, sehingga rumah sakit terlihat asri.

Sisa tanah, menurut info dari pak imam, akan di bangun panti jompo.

Perusahaan ardi hanya akan membangun rumah sakitnya, karena untuk pantai jompo, masih dalam tahap pembuatan design.

Setelah di rasa cukup untuk melihat sekeliling dan berbincang dengan mandor, ardi berjalan kembali ke paviliun.

Mata ardi menangkap tempat duduk di antara pepohonan, saat ardi berjalan kembali ke paviliun.

Ardi kemudian memutuskan untuk singgah dan duduk, meraskan angin yang berhembus di antara pepohonan, sambil memejamkan mata.

Cuaca sangat sejuk dan langit masih cerah, meski waktu sudah mau memasuki pukul tiga sore, waktu manado.

Suara angin membuat ardi sangat nyaman, ardi membuka matanya dan melihat sosok yang ardi kenal, sedang berlari-lari kecil ke arah lokasi project.

"Darko", sahut ardi ke anak laki-laki yang sedang berolah raga tersebut.

Darko masih muda, usianya tiga tahun di bawah ardi, dia juga berasal dari jogja, sama seperti ardi.

Darko menghampiri ardi dengan senyumnya.

"Mas ardi jam berapa sampai", tanya darko dengan logat jogja yang masih kental.

"Kurang lebih tiga jam yang lalu", jawab ardi.

"Oh, aku tadi bareng mas andri sama dito dan mila, baru aja kami sampe, tadi di jemput pak dante" ujar darko. menjelaskan tanpa ardi bertanya.

"Mas andri jadi gabung", tanya ardi.

"Jadi mas, untuk backup kalau sewaktu-waktu mas ardi di tarik sama pak tono", jawab darko, masih sambil berlari ditempat.

Pak tono memang sudah menyampaikan, untuk project pak tono di bulan depan, rencananya ardi diminta untuk mendampinginya setelah ground breaking.

"Nggak istirahat kamu", tanya ardi pada darko.

"Mabuk mas aku di pesawat, jadi mending joging", jawab darko.

Ardi langsung terkekeh oleh jawaban darko.

"Oh ya, kenapa kita diminta kesini hari kamis to mas, kan pekerjaan baru mulai hari senin." ujar darko dengan mimik lucunya.

"Untuk kuliner di hari jumat, jalan-jalan di hari sabtu, istirahat hari minggu terus tempur di hari senin", jawab ardi menjelaskan dengan santai dan sambil tersenyum pada darko.

"Kemana kita sabtu mas", tanya darko penasaran.

"Kejutan kata sinta, dia sama pak imam baru dateng besok siang", jawab ardi pada darko.

Darko akhirnya duduk di samping ardi, dan mewarnai sore mereka dengan perbincangan.

Perbincangan juga tentang pekerjaan, mulai dari dua project yang masuk dua bulan lalu ke perusahaan, dan akan ada satu project lagi sebelum akhir tahun.

Darko tertawa menceritakan pak tono yang kelimpungan untuk membagi jadwal engineernya.

Hanya ada lima engineer di perusahaan mereka, ardi, darko dan andri akan di manado, sementara pak tono dan arka di bandung untuk project pembangunan hotel.

Mulanya pak andri diminta untuk menggantikan pak tono di bandung, tapi sepertinya pak sadam, direktur utama perusahaan, tetap ingin menempatkan pak tono di bandung.

Ardi, darko dan engineer yang lain, semuanya adalah mahasiswa lulusan kampus di jogja.

Dengan alasan kalau libur pulangnya dekat, dan tidak perlu mudik, yang membuat mereka semua memilih untuk bekerja di perusahaan yang ada di jogja.

Itu hanyalah alasan klise, karena mereka selalu ada di luar kota.

Alasan sebenarnya, karena mereka memang tidak tertarik bergabung di perusahaan di luar jogja.

Pak tono tentu tidak akan merekrut mereka, jika mereka hanya punya alasan itu, tapi karena mereka mau belajar dan mereka sangat yakin akan kemampuan mereka, yang akhirnya membuat mereka diterima di perusahaan pak sadam.

Pak tono tidak akan percaya dengan alasan klise mereka, tapi pak tono percaya akan kemampuan mereka.

Meskipun mereka selalu berpindah dari satu daerah ke daerah lain, biasanya mereka ada dikantor sebulan sebelum project berjalan, mereka harus mempelajari project mereka terlebih dahulu, sebelum terjun ke lapangan.

Perusahaan pak sadam memang tidak besar, tapi tidak pernah sepi dari project.

Pak sadam adalah penerus dari usaha ayahnya, ayahnya sendiri adalah arsitek, begitupun dengan pak sadam.

Awalnya, perusahaan hanya merupakan kantor biro arsitek, tapi lima belas tahun lalu pak sadam menambahkan menjadi kantor kontraktor.

Pak sadam selalu berusaha menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman.

Kesejahteraan karyawan sangat di utamakan, dan juga kesehatan mental karyawan juga diperhatikan.

Mungkin karena hal itulah, perusahaan tetap berdiri meski sudah puluhan tahun di timpa berbagai krisis.

Jumlah karyawan juga tidak banyak, terhitung masih dibawah seratus orang keseluruhannya.

Ardi sendiri sudah magang di perusahaan pak sadam, mulai dari semester akhir kuliahnya.

Ardi langsung memutuskan untuk bergabung begitu lulus.

Dito dan darko bergabung dua tahun lalu, dan pak andri sudah bergabung tiga tahun sebelum ardi masuk ke perusahaan.

Sementara pak tono sudah di perusahaan, semenjak sepuluh tahun lalu.

Pak tono yang bertugas merekrut engineer.

Pak tono memang ramah, tapi dia sangat tegas, dan selalu mendidik juniornya untuk memecahkan masalah dengan mempertimbangkan kemungkinan dari berbagai sisi.

Usia pak tono hampir di akhir lima puluh tahun, tapi fisiknya sangat sehat dan semangatnya yang tak pernah padam, membuat pak tono terlihat sangat kokoh untuk menjadi sandaran juniornya.

Ardi memutuskan untuk kembali ke paviliun, dan darko kembali joging, setelah mengakhiri perbincangan sore mereka.

**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!