NovelToon NovelToon

I LOVEd YOU Since 18

Eps 01 (Happy Birthday Gie)

Bunyi ponsel itu seolah tidak mau diam. Ini sudah larut malam dan entah siapa di jam segini menghubunginya. Dahi Gienka berkerut dan ingin sekali dia mengumpat orang yang meneleponnya di tengah malam buta seperti ini. Gienka tidak akan memaafkannya. Dengan kesal dan mata masih terpejam, dia berusaha meraih ponselnya yang ada di atas meja kemudian mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menghubunginya.

"Ya hallo.... Apa kau tidak punya otak dan tidak punya jam, ini sudah malam dan kau mengganggu tidurku saja....!!" Gerutunya.

Bukannya berbicara, orang itu justru menertawakan kemarahan Gienka, membuat Gienka semakin kesal. Tetapi kemudian Gienka tersadar dengan suara tawa itu. Tidak salah lagi itu adalah suara tawa Kyros. Spontanitas Gienka bangun dari tidurnya dan memeriksa ponselnya serta menyalakan lampu kamarnya. Betapa terkejutnya Gienka ketika melihat ke layar ponselnya yang ternyata memang Kyros yang menghubunginya, bukan panggilan biasa melainkan panggilan video yang langsung menampakkan muka bantalnnya di layar, sementara dilayar itu Kyros terus menertawakannya menyadari betapa berantakannya Gienka saat ini. Gienka langsung melempar ponselnya ke bantal, dan dia bergegas turun dari tempat tidur berteriak pada Kyros meminta lelaki itu menunggu sebentar. Gienka menuju meja riasnya dan menyisir rambutnya serta mengusap wajahnya, memeriksa memastikan tidak ada yang salah dengan wajahnya, kemudian dia melompat lagi ke tempat tidur mengambil ponselnya dan hendak menyapa Kyros. Tetapi mulutnya kembali tertutup ketika lelaki itu tersenyum dan berucap.

"Happy birthday Gie.....! Happy birthday to you.. You are quite simply the most gorgeous, caring, sweetest person I have ever met, and I wish only happiness for you today and evermore!" Ucap Kyros sambil tersenyum.

Gienka terhenyuk sejenak dan menghitung serta mengingat hari. Ya, ini memang ulang tahunnya, ulang tahun yang ke 18 tahun. Untuk kesekian kalinya Kyros menjadi orang pertama yang memberinya ucapan selamat ulang tahun bahkan sebelum orang tuanya.

Mereka bersahabat sejak masih bayi, dan Kyros adalah seseorang yang selalu Gienka pikirkan akhir-akhir ini entah kenapa. Lelaki yang saat ini sedang menempuh pendidikannya di luar negeri itu selalu menyempatkan waktu untuk sekedar menyapa dan menghubunginya meskipun hanya beberapa menit saja, dan setiap hari Gienka selalu menunggunya meskipun Kyros bukanlah kekasihnya. Tetapi Kyros selalu ada di hatinya dan menjadi sahabat terbaiknya sejak dulu.

Dan beberapa hari ini Kyros tidak menghubunginya karena lelaki itu sedang ada ujian untuk masuk ke universitas bergengsi di Amerika melanjutkan pendidikannya serta memperdalam ilmu astronominya disana. Ya, Kyros ingin sekali menjadi seorang astronot dan juga seorang astronom sehingga Kyros menghabiskan harinya hanya untuk belajar, belajar dan juga belajar. Saat ini Kyros berada di Swiss sebagai pelajar high school disana. Sementara Gienka ada di Jakarta, dan satu sekolah dengan Kyra, adik kembar Kyros.

Gienka tidak menyangka jika Kyros masih menyempatkan sedikit waktunya untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Karena Gienka tahu bahwa Kyros sangat sibuk sekali belajar.

Gienka tersenyum tetapi matanya berkaca-kaca. "Thanks Ky....! Kau jahat sekali kenapa kau tidak memberitahuku jika akan menelepon, aku kan bisa bersiap dan tidak tampil berantakan seperti ini di depanmu....!"

Tawa Kyros terdengar. "Jika aku memberitahumu lebih dulu tentu itu bukan kejutan namanya... Kau ini....???"

Gienka tertawa dan kembali mengucapkan terima kasih. Kyros selalu bisa membuatnya tertawa dan tersenyum. Gienka sangat bahagia ketika dia bisa berbicara dengan Kyros. Itu adalah hal yang selalu dinantikannya setiap harinya. Kemudian Gienka akan sedih sekali ketika tidak ada kabar dari Kyros, seperti beberapa hari kemarin karena lelaki itu sibuk dengan urusannya. Penantian Gienka akhirnya berbuah manis, Kyros mengejutkannya dan memberinya ucapan selamat ulang tahun, bahkan di ulang tahunnya kali ini, Gienka sama sekali tidak ingat. Selain sibuk belajar dan mengerjakan tugas sekolahnya, pikiran Gienka selalu tertuju pada Kyros yang belum ada kabar.

"Gie....!!! Gienka....!!!" Teriak Kyros karena Gienka melamun dan tidak memperhatikannya.

"Eh iya....!!! Kenapa???" Tanya Gienka.

"Malah melamun, kau sudah mengantuk ya??? Ya sudah tidur saja kalau begitu....!" Ujar Kyros.

"Eh tidak-tidak....! Aku tidak mengantuk atau melamun, aku hanya merasa senang saja kau akhirnya menghubungiku... Bagaimana dengan persiapan testnya???" Tanya Gienka lagi.

"Semua baik, aku sedikit nervous but Im good...! Well kau sendiri akan kemana nantinya?"

"Jangan tanya tentang hal itu, aku masih belum terpikirkan apapun, aku ingin menyusulmu tapi kau akan pergi juga....!" Gienka tersenyum.

"Hahaha ya sudah kau nanti langsung ke Amerika saja, Stanford or Harvard, aku menunggumu disini....! Dulu Uncle Iel kan alumni Harvard, kau langsung saja kesana...!"

"Papa menyuruhku untuk ke London dulu setelah itu pasca sarjananya baru melanjutkan kesana, ya ku pikir ide Papa bagus sih, aku mengiyakan karena bisa sedikit dekat denganmu karena masih Eropa tetapi kau malah mau melancong lebih jauh lagi... Aku jadi berpikir ulang... Hehehhe"

Kyros terkekeh mendengar ucapan Gienka. "Jadi kau ingin kuliah atau ingin dekat denganku sebenarnya???" Tanya Kyros.

"Menurutmu sendiri???" Sahut Gienka yang langsung membuat Kyros terdiam.

Melihat ekspresi Kyros yang diam dan sedikit terkejut, Gienka justru menertawakannya. Tawa Gienka begitu lepas hingga Kyros juga ikut tertawa. Setelah mengobrol beberapa saat, Gienka mulai menguap dan Kyros menyuruh agar sahabatnya itu untuk kembali tidur serta meminta maaf karena sudah mengganggu waktu tidurnya. Kyros berjanji bahwa besok dia kan menghubungi Gienka lagi jika dia sudah kembali dari sekolahnya. Gienka mengangguk, tersenyum dan mengucapkan terima kasih lagi karena Kyros sudah menjadi sahabat yang terbaik untuknya.

"Istirahatlah dan semoga bertambahnya umurmu kau semakin dewasa dan tidak kekanak-kanakan lagi... Aku sangat menyayangimu Gie.... Happy Birthday ....!" Ucap Kyros.

"Thanks Ky.... Aku juga merindukanmu.... Aku menunggu hadiahku darimu datang kesini....!" Goda Gienka.

Kyros tertawa. "Kau pasti akan dapatkan hadiahmu dariku, sekarang istirahatlah....!"

Kyros kemudian menutup panggilan videonya dan Gienka meletakkan ponselnya diatas tempat tidur, tanpa di duga Gienka berdiri dan berjoget dengan sangat bahagia. Dia tidak tahu kenapa tetapi perasaannya tiba-tiba saja berbunga-bunga. Kyros menghubunginya, memberinya ucapan selamat ulang tahun juga akan mengurimkan hadiah untuknya, mungkin itu yang membuat Gienka sangat bahagia saat ini, di ulang tahunnya yang ke 18. Kyros selalu bisa membuatnya merasa terbang. Sejak dulu Kyros selalu bisa memenangkan hatinya, dan setiap hari Gienka selalu merindukannya. Gienka sesekali berpikir apakah dia menyukai Kyros lebih dari sekedar sahabat atau ini hanya murni perasaan bahagia karena sahabat terdekatnya begitu perhatian, Gienka tidak tahu. Tapi Gienka akhirnya meyakinkan dirinya bahwa dia memang menyukai Kyros lebih dari sekedar sahabat.

Gienka terus melompat diatas tempat tidurnya layaknya ranjang itu trampolin dengan perasaan bahagia yang tidak bisa dia gambarkan. Dan tiba-tiba saja Gienka setengah berteriak.

"I love you on my birthday Ky, and every day, now and forever. I love you so much Ky.... Aku sangat merindukanmu....!" Teriak Gienka sambil melipat kedua tangannya memeluk dirinya sendiri.

★★Visual

ANNORA GIENKA ARIEL HARSYA

KYROS ADITYA SAHASYA

KYRA ADITYA SAHASYA

Eps 02 (Surprise)

Gienka melempar tubuhnya ke atas tempat tidurnya, dia sedikit berkeringat karena melompat-lompat untuk meluapkan kebahagiaannya. Dia akhirnya menyadari bahwa kerinduannya serta pikirannya yang setiap hari teringat kepada Kyros adalah ungkapan perasaannya pada lelaki itu, dan dia selama ini ternyata menyukai Kyros. Dan meskipun dia mengatakan bahwa dia mencintai Kyros hanya kepada dirinya sendiri bukan di depan Kyros, tetapi Gienka masih memiliki banyak waktu untuk mencari tahu apakah lelaki itu memiliki perasaan yang sama kepadanya atau tidak. Karena Gienka berharap suatu hari Kyros akan menepati janjinya saat kecil untuk menikahinya suatu saat nanti.

Gienka tersenyum menarik selimutnya dan memeluk boneka beruang besarnya. Boneka itu adalah pemberian Kyros beberapa tahun yang lalu sebelum lelaki itu pergi ke luar negeri untuk bersekolah disana. Gienka selalu memeluknya setiap malam dan membuatnya selalu teringat dengan Kyros. Dan Gienka sangat merindukan Kyros, entah kapan lelaki itu akan pulang untuk liburan sebelum nanti pergi lagi lebih jauh. Gienka berbaring miring memeluk boneka beruangnya dan tersenyum bahagia kemudian memejamkan matanya untuk tidur.

Saat Gienka mulai ingin terlelap, tiba-tiba sebuah gedoran di pintu kamarnya membuat dia terlonjak, dan sayup-sayup terdengar suara Geffie adiknya yang memintanya untuk membuka pintu. Gienka mencoba mendengarkan lagi untuk memastikan dan memang benar itu seperti suara adiknya.

"Kak....!!! Kakak.... Bangun... Cepat buka pintunya..... Tolong kak... Kakak.....!!!" Suara Geffie semakin keras dan terdengar panik.

Bergegas Gienka bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju pintu lalu membuka nya.

Gienka langsung terdorong oleh Geffie dari depan membuat dia hampir terjatuh. Geffie langsung menutup pintu kamar kakaknya dan napasnya terengah, keringat dingin juga mengucur di dahinya. Gienka bingung dengan apa yang terjadi dengan adiknya itu. Ini sudah larut malam dan adiknya panik seperti sedang melihat hantu. "Kenapa Geff.... Kau kenapa???" Tanya Gienka.

"Di bawah.... Di bawah ada orang, mereka memakai topeng dan membobol pintu depan.... Aku sedang mengerjakan tugas diruang tengah dan aku mendengar keributan dibawah... Kakak bagaimana ini, Papa dan Mama kan sedang ke luar kota, mereka sepertinya penjahat atau pencuri... Bagaimana ini...???" Ujar Geffie panik.

Ariel dan Maysa memang saat ini sedang pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan. Dan di rumah ini memang hanya ada Gienka dan Geffie serta kedua pelayan yang kamarnya ada di bagian belakang. Gienka menemani Geffie karena adiknya itu sendirian di rumah.

"Lalu kenapa tadi kau berteriak? Mereka pasti mendengar suaramu dan itu sangat berbahaya, haruanya kau menghubungiku atau menghubungi Papa...?" Ujar Gienka.

"Ponselku ada di kamar kak, aku panik dan takut sekali... Kak..! Cepat hubungi Papa... Aku takut sekali....!" Geffie masih panik dan memegang lengan Gienka kuat-kuat.

Gienka kemudian berjalan mengambil ponselnya dan menghubungi Ariel. Dia sebenarnya masih bingung, kenapa bisa ada penjahat atau pencuri di kompleks perumahan ini, padahal ini dijaga sangat ketat sekali. Tetapi Gienka tidak mau ambil pusing dan dia langsung menghubungi Papanya. Beberapa kali dia mencoba tetapi tidak ada jawaban. Gienka juga mencoba menghubungi Maysa, tetapi sama, mereka tidak menjawab. Ini sudah tengah malam dan sepertinya mereka juga sudah tidur.

Geffie kemudian memberi saran agar menghubungi Elea dan Danist. Tetapi belum sempat menghubungi mereka, pintu di gedor sangat keras oleh seseorang dan terdengar teriakan seorang pria yang meminta agar mereka membuka pintu itu karena pria itu tahu bahwa di kamar itu ada orang. Geffie langsung memeluk Gienka dan ketakutan jelas terlihat di wajah kakak beradik itu. Geffie bahkan menangis.

"Kakak.... Bagaimana ini....!!!" Tanya Geffie panik.

Gienka juga tidak tahu harus bagaimana. Mereka hanya berdua, pelayan yang ada di belakang juga pasti tidak mendengar. "Kakak kan sudah bilang, kita menginap saja di rumah Papa Dan, tapi kau tetap memaksaku untuk menemanimu disini....! Lihat sekarang, aku juga bingung Geff harus bagaimana....!!"

Gienka pun mencari kontak Danist dan menghubungi Papa sambungnya itu. Sayangnya tidak ada jawaban juga dari Danist. Gienka berganti menghubungi Elea, berkali-kali dia mencobanya tetapi tetap saja tidak ada jawaban. Ini terlalu larut, orang tuanya pasti sedang tidur dengan lelap.

"Cepat buka.........!!!!! Atau aku akan mendobraknya dak aku akan langsung menembak kalian di dalam sana.... Cepat buka....!!!" Teriak pria itu dengan suara keras sekali.

Badan Gienka gemetar dan Geffie mulai menangis. Gienka menyuruh Geffie untuk ke kamar mandi dan bersembunyi disana. Sementara dia akan membuka pintu dan menghadapi pria itu. Gienka punya tanggung jawab untuk menjaga keamanan adiknya, dan dia harus berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi Geffie, meskipun Gienka sebenarnya ketakutan sekali.

Geffie menolak dan meminta agar bisa menemani kakaknya, sayangnya Gienka menolak dan tetap memaksa adiknya ke kamar mandi untuk bersembunyi. Geffie pun menurutinya, dan berjalan menuju kamar mandi, menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Sementara Gienka melangkah pelan dan berhati-hati menuju pintu kamarnya. Dia memegang handle pintu itu menurunkannya dan membukanya sambil gemetar ketakutan.

"Surprise......!!!" Teriak beberapa orang kemudian terdengar juga suara confetti membuat Gienka refleks menutup kedua telinganya.

Semua orang bertepuk tangan dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Gienka membuka matanya dan menemukan orangtuanya, nenek, kakek serta sahabatnya. Ada Ariel, Maysa, Elea dengan kue ditangannya dan lilin angka 18tahun, ada Danist, Orang tua Elea, Mama Danist, Mama Maysa juga adiknya Friddie, serta Kyra, Louis, dan Phobie adik Louis. Di samping Danist ada seorang laki-laki bertubuh atletis tersenyum kepadanya, itu adalah bodyguard dari Kyra, sudah pasti suara pria yang mengancam tadi pasti suara dari bodyguard Kyra. Geffie juga keluar dari kamar mandi tertawa terbahak-bahak melihat ketakutan kakanya tadi.

Mata Gienka berkaca-kaca dan dia menghela napasnya karena merasa lega sekali. Tadi rasanya jantungnya ingin copot. Ternyata dia dikerjai oleh Geffie. Merasa kesal Gienka memukul bahu Geffie.

"Ayo tiup lilinnya, lnanti keburu meleleh...!" Ucap Friddie.

Elea kemudian mendekati putrinya membawa kue yang terlihat menggoda itu. "Ayo sebelum meniupnya, ucapkan keinginanmu..!" Ujar Elea.

Gienka menutup matanya lalu mengucapkan permohonan bahwa dia ingin melihat semua orang terdekatnya berbahagia, dan dia juga ingin bisa mendapatkan kebahagiaannya. Berharap Tuhan mau mendengarkan keinginannya untuk bisa bersatu bersama Kyros. Gienka tahu bahwa perjalanannya masih panjang sekali, tetapi dia hanya ingin bersama laki-laki yang sudah sejak kecil mengikatnya untuk dijadikan sebagai istri Kyros. Meskipun itu hanya janji dari seorang anak berusia 5tahun, tetapi Gienka merasa bahwa Kyros pasti akan memenuhi janjinya dulu.

Gienka membuka matanya lalu meniup lilin dan semua orang bertepuk tangan.

Eps 03 (Do'a Terbaik)

Elea meletakkan kue yang di pegangnya dias sebuah meja yang ada di samping pintu kamar Gienka. Elea mendekati putrinya lalu memeluknya dengan erat diselingi airmata penuh kebahagiaan. Kini Gienka nya bukan lagi bayi kecilnya yang menggemaskan dengan pipi tembemnya, tetapi Gienka yang ada di depannya tumbuh menjadi gadis cantik yang baik hati, penuh perhatian, penuh tawa juga sangat cerdas dan selalu menjadi kesayangan semua orang. Elea melepas pelukannya dan mencium kedua pipi Gienka serta keningnya, menatapnya dalam dan mata Elea berkaca-kaca.

"Selamat ulang tahun putri Mama yang cantik, semua doa terbaik selalu mama panjatkan pada Tuhan untukmu, semoga kau selalu bahagia, dipenuhi dengan cinta dari semua orang, selalu jadi kebanggaan kami semua serta harapanmu semoga dikabulkan oleh Tuhan...." Elea mengusap rambut panjang Gienka dan airmatanya mulai menetes. "Kau sudah dewasa, jagalah dirimu dengan baik seperti yang selalu Mama katakan padamu, kau harus melakukannya, Mama sangat mencintaimu...!" Ucap Elea dan dia kembali memeluk Gienka.

Gienka membalas pelukan Mamanya. "Gie juga sangat mencintai Mama, Gie akan melakukan semua yang sudah Mama dan Papa ajarkan untuk menjadi anak yang berbakti dan berguna bagi semua orang...!"

Gienka kemudian melepaskan pelukan Mamanya lalu menyeka airmata yang jatuh di pipinya sambil tersenyum. Dia selalu menjalankan dan mendengarkan dengan baik semua pesan yang Elea berikan padanya. Bagaimana harus bersikap ketika menghadapi sesuatu dan betapa pentingnya menjaga diri serta kehormatan sebagai seorang perempuan. Dimana seorang perempuan harus bisa menahan diri dari segala sesuatu yang bisa merugikan, serta kehormatan terpenting seorang perwmpuan hanya bisa diberikan kepada suaminya kelak ketika sudah menikah. Dimasa saat ini banyak perempuan yang tidak bisa menahan diri dan memberikan yang seharusnya hanya boleh diberikan pada suami, bukan pada kekasih atau semacamnya. Dan Gienka akan berusaha keras untuk menjaga diri dari hal demikian.

Setelah Elea, kini giliran Ariel yang mendekat ke Gienka. Ariel tersenyum kemudian mencium kening Gienka dengan lembut. Ariel tersenyum memandangi wajah putrinya. Dia teringat dulu selalu menjemput Gienka ke sekolah dan membawanya ke kantor, menyiapkan sudut khusus untuk putrinya itu bermain, bahkan itu dilakukannya hingga Gienka lulus dari sekolah dasar. Tetapi saat ini putrinya sudah beranjak dewasa, semakin cantik dan selalu ceria.

Setelah melewati berbagai hal yang menyulitkan hidupnya, dan drama yang hampir tidak berujung. Ariel mulai merubah hidupnya setelah mengetahui bahwa apa yang dilakukannya di masalalu bisa saja terjadi dengan anak-anaknya dan dia menghindari hal itu terjadi, dan tidak ingin anak-anaknya menjadi korban dari keegoisannya seperti dulu. Itu sebabnya dia sampai sekarang berusaha menjadi Ayah yang baik, juga selalu mengajarkan betapa pentingnya menghargai orang lain serta tidak merendahkan mereka. Sudah cukup kesalahan yang dilakukannya dulu, saat ini fokusnya hanya untuk menjaga kedua putrinya, menjadikan mereka kebanggaannya serta selalu mengajarkan hal positif untuk keduanya.

"Happy birthday putri Papa yang cantik....!" Ariel mengusap pipi Gienka lembut. "Sekarang kau bukan lagi remaja, kau sudah 18tahun dan ini adalah usia yang tepat untuk mulai merangkai impian dan cita-citamu, segala doa yang terbaik dari Papa untukmu, Papa hanya ingin kau bahagia itu saja, karena kebahagiaan Gienka adalah kebahagiaan kami semua... Yang terpenting kau harus selalu jadi orang baik" Ariel memegan kedua rahang Gienka dan mendaratkan kecupan manis di dahi putrinya.

"Thanks Papa Iel....! Gie selalu menyayangimu...!" Gienka memeluk Papanya dengan erat, Ariel pun membalas pelukan itu.

Semua orang pun bergantian satu persatu memberi ucapan selamat kepada Gienka. Danist juga masih enggan memeprcayai bahwa putri kecilnya yang manja dan menggemaskan itu sudah tumbuh besar menjadi pribadi yang luar biasa, serta selalu menebar banyak tawa jika berada disekitar mereka. Danist sering mendengar bahwa dulu Elea juga sama seperti Gienka, dimana Elea selalu datang untuk membuat keceriaan, lalu semua berubah ketika Elea menjadi seorang ibu dimana dia masih tetap menjadi orang yang baik, tetapi keceriaannya beralih menjadi tegas dan penuh tanggung jawab. Dan itu berhasil membuat Elea menjadi ibu yang luar biasa untuk Gienka dan juga Friddie. Apa yang dulu tidak bisa Danist lihat dari Elea saat ini bisa dia lihat dari Gienka. Meskipun Gienka adalah keponakannya tetapi Danist tidak pernah sekalipun membedakan antara Gienka dan Friddie, kasih sayang yang dia berikan sejak dulu hingga saat ini juga sama, Ariel juga melakukan hal yang sama dimana Ariel juga sudah menganggap Friddie sebagai putranya sendiri. Serta tidak pernah membeda-bedakan antara Gienka, Geffie ataupun Friddie. Ketiga anak itu tumbuh dan menjadi saudara kandung yang saling menjaga dan menyayangi.

Sampai saat ini Danist dan Elea juga tidak pernah menjelaskan secara detail kepada Gienka tentang apa yang dulu terjadi diantara mereka dan Ariel, ketika Gienka menanyakan hal itu. Danist dan Elea tidak ingin jika mereka menceritakan semua itu justru akan berdampak dengan sikap Gienka kepada Ariel. Mereka tidak ingin Gienka justru menilai buruk Papa kandungnya sendiri. Itu adalah sebuah aib yang harus bisa mereka jaga untuk kestabilan Gienka. Lagipula masalah itu sudah berlalu dan sudah tidak ada lagi yang perlu dibahas, Ariel sudah menjadi pria yang sangat baik bertanggung jawab juga orang yang luar biasa dengan kejeniusannya dan sangat dikagumi oleh banyak orang. Gienka hanya harus tahu itu saja dari Ariel, tidak perlu tahu dengan masalalu Ariel. Manusia bisa berubah, jika berubah menjadi lebih baik makan kita harus menutup aib keburukannya di masalalu, jika dia berubah menjadi buruk, maka yang harus kita ingat adalah kebaikannya di masalalu tanpa harus menjudge keburukannya saat ini. Karena kita bukan Tuhan yang boleh menentukan itu baik atau buruk, dan Tuhan sendiri adalah pemaaf untuk setiap hambanya yang menyesali perbuatan buruknya.

Danist memberikan doanya pada Gienka agar Gienka selalu diberi kesehatan dan selalu menjadi pribadi yang rendah diri.

Kali ini giliran Kyra yang memeluk sahabatnya itu dengan erat. "Happy birthday Gie.... Happy birthday dear... Have a very amazing birthday! Enjoy all the cakes, hugs, love and happiness today. You deserve it, my sweet friend. All the best for you!" Gumam Kyra sambil memeluk erat Gienka.

Sejak bayi, mereka sudah bersahabat dan persahabatan itu sudah seperti persaudaraan. Kyra sangat menyayngi Gienka, begitu juga kedua orangtuanya yang juga sudah menganggap Gienka seperri anak mereka sendiri.

"Thanks Ra...! Kau memang sahabat terbaikku di dunia ini, aku sangat menyayangimu...!" Ucap Gienka.

Kyra memelpaskan pelukannya dan menggenggam jemari Gienka sambil tersenyum. "Semoga kau selalu bahagia, dan aku sudah mengundang seluruh teman-teman kelas kita untuk datang ke pestamu nanti, juga ada titipan hadiah dari Ky, tapi nanti saja, sekarang aku tidak membawanya...!" Kyra kembali memeluk Gienka dan sekali lagi dia mengucapkan selamat ulang tahun untuk sahabatnya itu dengan perasaan gembira.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!