NovelToon NovelToon

Mr. Perfect

Bagian 1

Siapa yang tak kenal dengan Deon Pramudya Angkasa seorang CEO dari perusahaan Angkasa crop yang terkenal saat ini , pemuda itu sudah mengelola perusahaan nya sendiri setelah lulus dari pendidikannya di luar negri dan ia membangun perusahaannya mulai dari nol hingga sekarang sukses dan banyak di segani oleh kalangan atas

Deon di juluki sebagai tuan sempurna karena ia memiliki daya pikat yang sangat memukau tak bisa di tolak, badannya yang atlentis karena sering berolahraga, ia memiliki bulu mata yang lentik, bola mata hitam yang menawan dan rahang yang kokoh dengan sedikit bulu tipis di rahangnya yang kokoh tersebut, bibirnya yang merah dan ****, dengan tinggi badan di atas rata rata, tatapan nya yang tajam tapi mampu membuat kaum hawa meleleh di buatnya, tak jarang ia di dekati oleh perempuan perempuan genit, tetapi ia menolaknya mentah mentah, karena merasa tak tertarik dan jijik, ya laki laki dengan segala kesempurnaannya itu ia memiliki sedikit trauma dengan wanita karena masa lalunya yang pahit, segala macam cara ia lakukan tapi tak mampu membuat perasaannya lebih baik jika ada wanita yang mendekat kepadanya

Di kantor saat ini ia sedang tiduran di sofa sebab pekerjaannya yang menumpuk kemarin karena ia tak hadir dari dua hari lalu di karenakan ia ada kepentingan bisnis di salah satu negara yang menginginkannya bekerja sama, tetapi setelah ia menyuruh Gilang Sekertaris pribadinya itu menyelidikinya ternyata perusahaan mereka memiliki masalah dengan perusahaan lain , sedangkan Deon yang tak menyukai masalah ia menolak kerja sama tersebut ia tidak rugi sama sekali walau sahamnya hilang sedikit ia tak mempermasalahkannya, yang terpenting ia tidak ingin terlihat atau dengan masalah yang bukan karena dirinya.

" Bos pulanglah bos pekerjaan yang ada di sini akan saya kerjakan, anda beristirahat lah bos lihat kantung matamu yang hitam seperti panda " Ucap Gilang hang membangunkan Deon di ruang kerjanya tanpa mengetuk pintu dan langsung masuk, ya karena Gilang adalah sahabatnya ia tak segan untuk masuk ke ruangan bos nya itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu

" Hah kebisaan kau itu ya, masuk tanpa mengatuk pintu , baiklah aku akan pulang, urus semua yang ada. Di kantor, jika ada masalah hubungi aku segera " Jawab Deon setelah ia bangun karena terusik dengan suara Gilang yang cempreng, ia pun dengan malas pun bangkit dan langsung melenggang pergi dari ruangan tersebut lalu pulang ke apartemennya menggunakan mobil nya yang ia parkir di depan kantor nya,

Sedangkan Gilang ia geleng geleng kepala dengan sahabat nya itu lalu ia pun mulai mengerjakan pekerjaannya yang sangat banyak di kantor, belum sebagian yang di kerjakan oleh Deon ia pun mengerjakan semuanya,

Di dalam perjalanan ia sangat mengantuk, ia takut akan menabarak seseorang nanti, lalu ia mencari kedai atau kafe terdekat, untung saja di pinggir jalan ia menemukan kedai kofee ia pun menuju ke sana dan membeli kopi, setelah membeli kopi ia pun duduk di bangku yang di sediakan kedai tersebut sementara mobilnya ia parkir di sebrang jalan, karena terlalu mengantuk ia pun tertidur dengan posisi duduk, dengan tangan yang ia gunakan untuk menopang kepalanya,

Seseorang yang melihat pun ingin membangunkannya tetapi ia ingin menutup kedainya terlebih dahulu, setelah menutupnya dan membersihkan tempat nya tinggal bangku dan mejanya saja yang perlunya bereskan

" Maaf tuan bisakah anda bangun sekarang " Panggilnya dan sedikit menepuk pundak pemuda yang membeli kopinya itu tetapi ia tertidur di sini setelah beberapa teguk kopi yang ia minum

Tanpa sadar Deon malah menarik perempuan yange membagunkannya itu duduk di pangkuannya dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher sang perempuan yang menjual kopi di kedai kopi itu

" Tu tuan tolong bangun, tuan bangunlah disini banyak orang " Ucapnya agak keras walau terdengar lembut, Deon yang terusik pun membuka matanya dan ia bertemu dengan manik mata coklat yang ada di hadapannya itu, sejenak ia terpesona melihatnya

" Tuan, heii bisa lepas kan saya "

" ....... "

" Tuaaannn halooooo" Ucap perempuan itu sedikit meninggikan suaranya dan menggoyangkan telapak tangannya di depan wajah pemuda itu

" Ahh iya maaf " Ucap Deon seraya melepaskan rangkumannya dan seketika perempuan tersebut berdiri tegak setelahnya

" Maaf tua saya ingin itu tutup kedainya saya ingin membereskan bangku dan mejanya tuan, " Ucapnya nya lagi

" Ahh iya, maaf saya ketiduran, permisi " Jawabnya lagi tetapi sebelum ia pergi ada beberapa orang yang mencegahnya yaitu warga sekitar

" Dua orang beduanan pakek acara pangku pangkuan lagi jangan pergi anda " Ucap bapak bapak di sana yang melihat itu ia tahu bahwa pemuda itu akan pergi, dan ia mengatakan hal tersebut

" Maaf Pak saya pikir anda salah paham " Ucapnya dan ingin berlaku pergi namun ia tak menyangka bahwa orang yang bicara tersebut adalah paman dari perempuan yang menjual kopi di kedai tersebut

" Hai Nisa kau beduaan dengan pria mana lagi hah, mau jadi apa kamu, kerja tak becus, sekarang bayar sewa tempat tinggal mu " Ucapnya sedikit berteriak, Deon tak jadi pergi karena mendengar teriakan orang tersebut

" Maaf paman pelanggan hari ini sepi, besok aku akan membayarnya paman, " Bela Permpuan itu yang bernama Nisa Faradilla

" Maaf maaf, berduaan sama laki laki kaya itu hmm, jangan jangan kamu udah jadi jalangnya orang itu hah jawab kamu " Ucapnya sarkas sambilrnalar Nisa

" Tidak paman, paman kau salah paham dia hanya pelanggan kopi di kedai ku saja " Ucapnya sambil memegang pipinya yang panas bekas tamparan pamannya itu

" Halah jangan bohong kamu, aku lihat tadi kau berada diboangkuannya jika bukan ****** apa, wanita murahan cih. . . , pergi dana kau jangan berani pulang lagi kerumah " Bentaknya

" Jangan paman, jangan usir Nisa paman.. . . " Ucapnya dengan air matanya namun sangat paman tak menghiraukan nya dan malah merusak keribak kedai kopi milik Nisa da dengan teriakannya ia berkata bahwa Nisa adalah perempuan murahan dan sabagainya.

Orang orang yang melihat itupun tak jarang melihat dan ikut mencibir , sedangkan Deon ia masih tetap diam disana melihat semuanya ingin membantu tetapi itu bukan urusannya, jika tidak membantunya maka ia merasa bersalah, akhirnya ia menghampiri Nisa kembali

" Hah sudahlah, untuk apa kau tangisi , ikut aku sekarang " Ucapnya seraya menarik tangan Nisa

" Tuan, tidak lepas kan saya " Tolak Nisa tetspi karena tenaganya kurang maka ia tak bisa berbuat banyak ia mengikuti langkah Deon yang menyeret tangannya kemudian Deon membuka pintu mobilnya yang berada di sebrang jalan lalu memasukkan Nisa kedalam mobil, setelah itu ia pun mulai masuk ke dalam mobil dan mengemudikan nya, sebelum itu agar Nisa tak kabur ia mengunci pintu mobilnya.

" Tuan tolong turunkan saya tuan, tuan kedai saya, ku mohon, tuaaannn" Ucap Nisa dengan segala kekesalannya karena mobil yang sudah melakukan, ia memiliki ta turun tetapi Deon tak mengizinkannya ia tetap melahirkan mengemudikan mobilnya hingga tiba di apartemennya .

Bagian 2

Setelah sampai di apartemennya ia pun langsung turun keluar dari mobil, kemudian ia memeutari kemudian ya dan membukakan pintu mobil untuk Nisa

" Keluar " Perintah Deon pada Nisa , dengan cepat Nisa pun kelurahan dari dalam mobil

" Terimakasih tuan, saya akan pergi " Ucapnya lalu ia berjalan pergi, tetapi sebelum ia bejalan suara Deon yang terdengar menghentikan langkahnya

" Siapa yang menyuruhmu pergi hmm " Suaranya mengintruksi

" Tuan ta tapi saya "

" Masuk, ikuti aku " Ucapnya lagi dengan pasrah Nisa mengikuti Deon masuk ke dalam apartemennya

Saat berada di ruang tengah Deon menyuruh Nisa untuk duduk

" Duduk " Perintahnya , karena Nisa terlalu takut dengan sorot mata jama Deon tanpa kata ia pun duduk menuruti perkataan Deon

Setelah Nisa duduk Deon pun ikut duduk dan membaringkan dirinya di paha Nisa, Nisa yang tersadar pun terkejut dan ingin menegur Deon memintanya tidak melakukan hal aneh apapun

" Ehh tuan maaf tapi ... "

" Diam " Ucapnya memotong perkataan Nisa, setelah beberapa menit ia memejamkan matanya, ia pun membuka suaranya dan bertanya pada Nisa

" Nama mu " Ucapnya dingin, Nisa ya g merasa di tanyain pun menjawab

" Na nama saya, Nama saya Nisa Faradilla Tuan " Jawab Nisa sopan

" Jangan panggil saya tuan Bisa " Tegur nya

" Lalu saya harus manggil Tuan siapa tuan? " Tanya Nisa karena ia tak tahu harus memeangbil dengan sebutan apa, nama saja ia tak tahu

" Hahh panggil saya Deon jangan ada panggilan tuan, aku tak menyukainya " Ucapnya lalu ia pun bangkit dari tidurnya dan pergi meninggalkan Nisa sendirian di sana, ia menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya dan menenangkan fikirannya

" Hahh kenapa akau jadi begini Gila.... Bodohnya aku... , bukannya risih atau apa aku malah ingin berdekatan dengannya, aneh nya aku tak merasakan perasaan itu, " Gumamnya saat ia mengguyur badannya dengan air hangat di kamar mandi untuk merilekskan tubuh nya dan menyegarkan fikirannya

Di ruang tengah Nisa sendirian bingung melakukan apa karena ia tak tahu menahu, pasalnya ia di bawa kematian tanpa pe jelasakan , ia masih merenung memikirkan nasip kedai nua yang hancur akibat pamannya mengobral abrik nya dan perkataan pamannya yang menyakitkan hatinya, dan ia bingung tak tahu ingin tinggal dimana karena pamannya sudah mengusirnya dari rumah nya dan uangnya di ambil oleh pamannya tadi

Lama menunggu Deon ia pun tertidur karena merasa lelah , setelah Deon membersihkan tubuh nya dan berganti pakaian santai ia pun menuju ruang kerjanua dan melihat kerjaan kantornya sebentar, setelah selesai ia berniat ingin memesan makanan karena perutnya yang lapar, dan ia teringat dengan Nisa yang masih ada di ruang tengah, segera ia pun melihatnya di sana sesudah memesan beberapa makan siang untuk nya dan Nisa

" Tidur, manis sekali " Ucap nya dalam hati, tak lama karena tak mau membangunkannya ia pun hanya membenarkan posisi Nisa tidur agar lehernya tak sakit saat bangun

Beberapa menit kemudian makanan yang ia pesan pun datang, langsung saja ia menyantap makanan tersebut, sesudah menerimanya, ia menyisakan satu kotak makan siang untuk Nisa nanti.

Kemudian setelah ia kenyang ia pun menuju ke sofa lainnya dan tidur di sana ya badannya sangat lelah ia belum cukup tidur hari ini , karena ia merada pusing dan kelelahan tanpa banyak waktu setelah ia membaringkan dirinya ia pun sudah tertidur menjelajahi alam mimpinya

Sementara, Deon tertidur Nisa pun terbangun ia melihat Deon tidur di sofa sebrang da ia melihat ada satu kotak makan dan satu note kecil yang bertuliskan " Makanlah, " Lalu dengan ragu iapun memakan makanan tersebut, karena tak ingin mengecewakan Sang tuan rumah dan menghargai pemberiannya maka ia pun memakan makanan tersebut dengan cepat.

Sampai menjelang malam Deon pun belum ki Jung bangun dari tidurnya, sedangkan Nisa karena tak tahu harus melakukan apa ia pun membersihkan seluruh apartemen Deon sampai malam, setelah selesai ia berniat untuk membersihkan dirinya dibubarkan mandi dapur, karena Deon sedang tidur ia tak takut, dan ia cepat cepat dengan kegiatan mandinya, sesudah ma di dan memakai pakaiannya ia pun berencana untuk membangun kan Deon yang sedari siang tidur hingga kini

" Tuan, ehh maksud saya Deon, bangun ini sudah malam " Panggilnya sambil menepuk tangannya pelan agar tidak terkejut

" Deon bangun sudah malam, aku sudah menyiapkan makan malam, maaf menggunakan dapur mu " Panggilnya lagi, tetapi tak ada reaksi apapun dari Deon bangun dari tidur nya

Dengan ragu ia meletakkan punggung tangannya di dahi Deon, betapa terkejutnya ia merasakan panas yang ada di badan Deon

" Astaga panas sekali badannya, pasti dia sangat kelelahan " Gumamnya pelan, lalu sedetik setelah tahu ia bahwa badan Deon panas dan Deman ia pun mengambil air dingin di baskom kecil dan handuk untuk mengompres nya agar panas naya turun serta mencari obat Demam yang ada di kotak obat di atas almari kecil dekat TV

Beberapa saat setelah Nisa mengompres Deon, Deon pun terbangun dari tidurnya karena merasa kedinginan luar biasa

lalu ia pun melihat Nisa tertidur di lantai sebab mengompres nya, dengan hati hati ia meletakkan handuk kecil itu di atas meja dan pelan pelan mendudukkan dirinya agar tak membangunkan Nisa

Karena Nisa sensitive dengan suara atau apapun karena ia tak benar benar tidur ia pun merasa terusik, dan merasakan bahwa Deon bangun, lalu ia pun terbangun dari tidur nya yang hanya memejamkan matanya saja tanpa benar benar tidur

" Apa aku membangunkanmu, maaf " Ucapnya pada Nisa

" Ohh tidak aku tak bnar benar tidur, ohh iya aku menyiapkan bubur untukmu, dan obat deman, minumlah agar cepat sembuh " Perintahnya lalu ia memberikan satu pil obat demam dan segelas air putih yang ia persiapkan sejak tadi sambil menunggu Deon bangun dari tidurnya

" Tidak... Aku tidak mau meminum obat pahit itu " Tolak Deon dengan Suara serak khas orang bangun tidur

" Jika kau tak minum kau akan tampabah sakit, lihat tubuhnya sangat panas " Ucapnya lembut tetapi penuh dengan tekanan, ia menghilangkan rasa takutnya, karena ia merasa sangat takut jika Deon sakit da bertambah parah, Tia tidak mau itu, ia akan merasa bersalah membuat pemuda di hadapannya itu sakit, karena membantu nya tadi

" Kau sangat berani padaku, tidak ada wanita yang seberani dirimu memaksaku u tuk meminum obat " Ucapnya lemah, dengan ragu ia mata ih ih atau itu tetapi ia ragu untuk menelannya

" Aku, akan sangat takut jika kau sakit, aku akan merasa sangat bersalah, memiliki uatmu sakit karena melihat dan membantumu dari paman ku tadi " Jelasnya

" Itu tidak ada hubungannya dengan aku sakit " Terang Deon ia masih memegang obat tersebut dan melihatnya ia merasa takut untuk menelannya, pernah sekalinya menelannya dengan paksa tetapi hasilnya ia mengeluarkan obat itu dalam sekejap, karena ia akan sangat kesulitan u tuk menelan obat dan dadanya yang selalu berdebar ia tak bisa tenang dan menelan obat itu dengan mudah

" Kenapa kau pandangi dan kau pengang obatnya, cepat telanlah " Surutnya kembali karena ia merasa gemas, melihat sedari tadi nobarnya hanya di pegang dan dinoandangi saja oleh Deon

" Aku ahhh, kenapa harus di hadapan mu... " Ucapnya menahan malu ia malu mengakui bahwa ia kesusahan untuk menelan obat itu

" Katakan saja aku tidak akan menertawakan " Yakinnya karena ia yakin bahwa orang di hadapannya itu memiliki beberapa kesulitan dengan obat, melihat ia bagaimana melihat dan memegang obatnya yang belum ia telan juga

" Hahh sudahlah , aku kesulitan untuk menelannya, " Jujur Deon lemah katena ia merasa sangat pusing dan kedinginan tetapi ia tahan

" Bilang dari tadi jika kau kesulitan aku akan membuatnya mudah untuk di telan " Ucaonya lalu dengan cepat ia mengambil obat itu dan mengambil sendok bubur yang ia siapkan u tuk bubur nya dan menuangkan dekitit air dari gelas minum lalu melarut kan obat nya,

Setelah obat itu larut Nisa pun menyuruh Deon meminumnya dengan cepat

" Minumlah, obatnya sudah larut " Perintahnya lagi

" Tanpa banyak bicara Deon pun meminum obatnya walau terasa pahit ia menahannya, dan ia menjadi g hilangkan pahit dengan meminum air putih dari gelas tadi,

" Sudah sekarang tunggulah aku membwrsihkan ini dan mengambil sendok untuk mu makan dan memanaskan buburnya, jika kau pusing tidurlah lagi aku akan membangun kan mu nanti " Ucapnya dan di angguki oleh Deon

Setelah ia Nisa pergi kedapur ia pun membaringkan tubuhnya kembali dengan posisi memeluk dirinya sendiri karena ia merasa sangat kedinginan tetapi badannya sangat panas

Nisa yang memanaskan bubur nya setelah membersihlan sendok yang ia gunakan untuk obat ia pun kembali dengan satu mangkuk bubur yang sudah ia hangatkan dan sendok yang baru juga gelas minum di atas nampan ia kembali ke Deon yang sedang berbaring mungkin ia tidur

" Deon bangunlah, makan dulu " Panggilnya

Deon yang mendengar panggilan Nisa ia segera vangun dan mendudukkan dirinya, dengan telaten ia menyuapi Deon hingga bubur itu habis, setelah meletakkan mangkuk bubur yang kotor itu di dapat Nisa oun tak tahu lagi harus apa karena ia tidak biasa, ya dia di rumah orang makan ia tahu agar tidak macam macam

" Nisa bisa tolong saya " Panggil Deon ia bangkit dari duduknya dengan menggigil karena dingin

" Ya " Ucap Nisa singkat

" Bantu saya menuju kamar saya, saya tidak kuat " Ucap Deon pada Nisa dengan segera ia membantu Deon menuju kamarnya, ya Deon menunjukkan kamarnya, ia tahu Nisa adalah gadis polos

Setelah sampai di kamar nya ia membaringkan tubuhnya di kasur king size nya dang menykimuti dirinya tetapi ia masih kedinginan

" Apa kau perlu bantuan " Tanya Nisa karena ia melihat Deon sangat kedinginan walau ia tahu tubuh pria ini sangat panas

" Ya, bisakah kauengambilkan aku jaket hangat ku di kamari Pakaikan yang di sana, atas sendiri warna hitam yang ada bulu halusnya " Ucap Deon menunjuk lemarinya , dengan cepat Nisa menuju kesan dan membuka almari nya da mengambil jaket yang di katakan oleh Deon , setelah mengambil ia menutup kembali pintu almari dan menyerahkan jaket itu pada Deon

" Ini pakailah, aku akan keluar " Ucapnya belum selangkah ia beranjak suara Deon menghentikannya lagi

" Jangan pergi, tidurlah disini " Suruh Deon yang sedang memakai jaketnya

" Hah kenapa, aku orang asing di sini, kenapa kau biasa saja, bagaimana nanti jika aku melakukan hal yang macam macam di rumah mu " Ucap Nisa dengan nada tak suka

" Aku tak bisa menjelaskannya padamu, besok aku akan menjelaskan semuanya, tidurlah di sini untuk semalam saja, aku pastikan, aku tak akan bermacam macam dengan mu, aku sedang sakit Nisa " Jelasnya panjang dan dengan perasaan kesal Nisa pun menuruti pria yang sedang sakit itu, itu tak paham dengan dirinya, mau maunya saja ia di suruh suruh oleh orang yang bernama Deon tersebut ia pun bergumam dalam hatinya

Nisa berbaring di samping Deon, ia pun langsung memejamkan matanya untuk tidur, dan Deon pun juga sama ia memejamkan matanya untuk tidur, tak lama mereka pun tertidur .

Bagian 3

Keesokan harinya Deon bangun lebih awal tetapi ia masih di tempat tidur ia meraih pndelnya untuk mengabari Gilang sekertaris pribadinya itu

" Haloo Gilang " Ucapnya saat sambungan telpon tersembunyi pada Gilang

" Ada apaan kamu telfon aku sepagi ini Deon kau mengganggu mimpi indahku " Kesal Gilang pada Deon di sambungan telpon tersebut

" Handel pekerjaan kantor untuk dua hari ya, aku tak bisa ke kantor sekarang, " Ucapnya langsung ke point

" Hahh dua hari, pekerjaan kantor sekarang lagi banyak banyakk nya Deon apa kamu sakit hingga tidak bisa masuk " Omel Gilang

" Ya aku sakit maaf, gaji bulan ini aku tambah deh bagaimana " Ucapnya

" Baiklah, cepat subuh agar aku bisa meledek mu lagi " Ucapnya nya lalu mematikan sambungan telfon tersebut

Deon pin meletakkan ponselnya kembali ia beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, ia mengguyur badannya dengan air hangat, ya Deon terbiasa mandi dengan air hangat karena ia marasa sangat rileks dan segar setelah mandi dengan air hangat, jika cuaca tidak panas makan ia mandi dengan air hangat tetapi jika cuaca panas maka ia mandi dengan air dingin kecuali saat ia sakit ia akan ma di dengan menggunakan air hangat.

Setelah selesai mandi ia pun mengganti pakaiannya untung saja Nisa belum terbangun dari tidur nya, ia membiarkannya tidur, lebih lama, Deon keliru dari dalam kamar setelah memaki pakain santainya yang berlengan panjang dengan sweater rajut yang hangat ya dia masih kedunginan walau tidak sedingin semalam, badannya juga masih panas ,

Deon menuju dapur untuk memasak sarapannya, ia memasak nasi putih, tempe goreng dan telur ceplok saja ia menyiapkan dua piring untuk nya dan Nisa

Tak lama setelah Deon selesai memasak Nisa oun keluar dari kamarnya dengan wajah bingung mencari Deon

" Deon kau dimana " Panggilnya setengah berteriak

" Aku di dapur Nisa, kemarilah " Jawab Deon yang merupakan dengar teriakan panggilan Nisa

Dengan segera Nisa menuju Dapur , dan melihat Deon sedangengiapkan sarapan pagi

" Kau masih sakit, kenapa memasak , dan kenapa kau tidak membangunkanku " Ucap Nisa ia sudah duduk di kursi meja makan dengan piring yang sudah terisi nasi dan kaum pauk serta gelas minum di sampingnya Deon oun juga duduk dengan piring yang sama isinya

" Maaf, kau tidur sangat nyenyak aku tak mau membangunkanmu , makanlah lalu bersihkan dirimu " Suruh Deon

Setelah mengucapkan kata-kata itu Deon pun memakan sarapannya, ya Nisa pun juga memakannya walaunia merasa sedikit tidak nyaman tetapi ia menutupinya dengan senyuman manisnya itu

Setelah selesai makan dan membersihkan tempat makan tersebut Nisa pun membersihkan dirinya di kamar mandi dapur, sedangkan Deon ia menyiapkan pakain ganti untuk Nisa ia tahu, karena sekarang ia membawa Nisa di rumah nya, dan Nisa tidak membawa apapun, ya karena Deon dengan paksa mengajak Nisa pulang ke apartemen nya ini tanpa membawa apapun, secara ia membawanya di tengah jalan saat ia ingin menutup kedai kopi yang sekarang sudah rusak ulah paman dari Nisa sendiri

" Deon maaf aku tak punya pakaian ganti lagi, ini adalah baju buang kemarin " Ucapnya sedikit takut ia tak bisa keluar dari kamar mandi sekarang karena ia mencuci bajunya dan sekarang ia tak punya pakain ganti

" Keluarlah kau membawa handuk bukan aku sudah menyiapkan pakain mu di dalam kamar " Perintah Deon,

Dengan takut takut Nisa pun kelur dari dalam kamar mandi dan langsung berlari kecil masuk kedalam kamar Deon, ternyata Deon sudah menyialkan pakaiannya , setelah berganti pakaian Nisa ingin menjemur pakainnya yang ia cuci tadi

" Deon dimana tempat untuk menjemur pakainan " Tanya Nisa sedikit kikuk

" Ohh di sana " Tunjuk dekn di halaman belakang apartemennya yang tak jauh dari dapur, Nisa bisa melihatnya karena pintu halaman terbuka,

Beberapa menit setelah Nisa menjemur pakainnya ia menghampiri Deon kemabli di ruang tengah

" Deon bisakah kita bicara sebentar " Panggil Nisa pada Deon

" Ya bicaralah " Jawab Deon

" Deon maaf aku berada di rumah mu, kenapa kau membawaku kemari Deon aku merasa tak enak " Ucapnya

" Ohh itu aku tidak tahu kenapa, saat melihat mu kemarin dengan paman mu yang tak tahu malu aku merasa sedikit bersalah dan ya aku membawa mu kemari " Jelas Deon

" Tapi aku orang asing yang baru saja kau kenal kemarin Deon " Terang Nisa kembali

" Lalu kenapa, apakah tidak boleh " Tanya Deon pada Nisa pasalnya ia hanya ingin saja mengajak Nisa ke apartemen nya setelah kemarin membuatnya tidak ingin meninggalkan Nisa, ia tak tahu mengapa ia sendiri masih bingung dengan perasaannya dan dirinya sendiri sekarang

" Ya secara kita tak saling kenal untuk apa kau membawa ku kemari Deon, aku akan pergi setelah kau sembuh itu akan lebih baik untuk ku dan dirimu " Jelas Nisa

" Tidak kau tidak akan pergi mana mana, jika kau ingin kembali bersama paman mu aku tak akan biarkanmu, lalu jika kau pergi kau akan kemana " Ucapnya sedikit keras

" Maaf tapi aku tak bisa tinggal bersamamu di sini kita tak ada ikatan apapun Deon, aku akan mencari tempat tinggal nanti " Jawab Nisa penuh dengan tekanan

" Kau butuh pekerjaan bukan, kedai kopi mu sudah tak ada kemarin paman mu merusaknya " Ucap Deon

" Aku bisa mencari pekerjaan ku sendiri Deon "

" Aku punya pekerjaan untuk mu asal kau kau tidak pergi dari sini " Tawar Deon pada Nisa

" Apa kau bercanda " Kesal Nisa pada Deon

" Aku tidak bercanda, kau bisa menjadi asisten pribadiku, otomatis kau akan bersama dengan ku selama aku membutuhkan mu " Ucapnya tenang

Nisa pun hanya bisa menghela nafas panjang, tak ada gunanya anta berdebat dengan Deon ia akan selalu kalah dengan berat hati ia pun menerima tawaran Deon

" Baiklah, tapi akun ingin tidur di kamar terpisah " Ucap nya pasrah tak tahu lagi harus bilang apa pada pria tampan itu

" Oky kau bisa menggunakan kamar tamu, aku tahu kau kemarin membersihkan apartemen ini bukan kau pasti tahu tempatnya " Ucap Deon pada Nisa

" Bagaimana bisa " Ucap Nisa terkejut

" Mudah saat aku bangun, kemarin dan memintamu untuk mengantarku ke kamar aku melihat bahwa tempat ini sangat bersih " Jawab Deon

" Maaf aku sudah berbuat aneh aneh di sini tanpa persetujuanmu " Ucap Nisa dengan rasa bersalah

" Tidak papa aku tak mempermasalahkan itu " Jawab Deon

" Maaf "

" Berhenti meminta maaf Nisa, kau bisa mengerjakan apa yang kau inginkan di sini, aku tak melarangmu, aku mengizinkan mu Nisa jadi kau tak perlu merasa tak enak atau takut " Jelas Deon pada Nisa

" Tapi aku... " Ucapan Nisa terhenti karena ia melihat mata tajam dari Deon iya masih merasa tidak enak dan banyak merepotkan bahkan ia sendiri tak pantas karena ia baru kenal dengan denominasi kemarin sebagai pelanggan kopi nya dan sekarang Deon malah mengizinkannya ia tinggal di apartemen nya ini, Nisa merasa seperti orang yang tak berguna , walau begitu ia menutupi semuanya dengan baik dan tersenyum dengan manis, meskipun hatinya menolak akan hal itu

Nisa dengan tenang duduk di samping Deon yang sedang bersandar di sofa ruang tengah sambil mendengarkan acara TV walau ia tak melihat TV tersebut, hingga siang hari dan Nisa ia ingin memasak makan siang untuk mereka berdua.

" Deon aku akan memasak makan siang nya kau tidurlah, ku rasa badan mu panas lagi pagi tadi kau tidak minum obat bukan " Ucap Nisa seraya berdiri dan hendak berbalik menuju dapur

" Ahh iya aku tidak meminumnya, tidak usah memasak kaunlwsan saja makanan, bahan makanan di kulkas sudah habis tadi pagi " Terang Deon lalu mengambik ponsel nya yang ia letakkan di samping ia duduk

" Tapi aku tak mempunyai ponsel Deon " Ucap Nisa

" Kau tak punya ponsel, ya sudah ini pakailah ponsel milik ku besok Sekertaris ku akan datang ke mari dan mengantarkan ponsel mu serta keperluan mu yang lain " Jelas Deon pada Nisa seraya menyerahkan ponselnya ke Nisa

" Terimaksih, dan maaf aku merepotkan mu lagi "

" Tidak kau tidak merepotkan ku, kau sekarang menjadi asisten pribadiku, kau harus selalu siap saat aku membutuhkan mu apa kau mengerti "

" Ya aku mengerti, omong omong kau ingin makan apa aku tak tahu di sini banyak pilihannya " Tanya Nisa yang kebingungan mencari menuju makanan karena di sana tertadapat banyak menu makanan

" Terserah padamu aku suka semua makanan yang enak kalo tidak enak aku tak akan memakannya " Jawab Deon dengan mata yang terpejam

" Baiklah aku akan memilih menu nasi padang dan minumnya teh hangat saja boleh "

" Iya boleh asal kau suka "

Setelah memesan Nisa mengembalikan ponsel milik Deon dan Deon pun meletakkan kembali ponselnya di sofa dekat ia duduk sembari menunggu pesanan mereka datang ia pun bertanya pada Nisa

" Nisa orang tuamu apakah masih ada "

" Tidak mereka sudah tidak ada hanya paman ku yang ada dan bibi ku lalu kedua saudara ku dari bibi saja " Jawab Nisa

" Ohh maaf, aku tak tahu, tapi apakah bibi dan paman mu memperlakukan mu dengan baik dari yang ku lihat kemarin paman mu tak suka dengan dirimu " Tanya Deon basa basi

" Ya mereka memperlakukan aku dengan baik jika mereka. Ingin uang ku tapi jika aku tak memiliki uang maka mereka akan memperlakukan aku seperti kemarin, mereka memang membenciku dari dulu entah alasannya apa aku pun tak tahu semenjak orang tuaku tiada sikap mereka berubah " Jelas Nisa pada Deon yang mendengarkannya dengan matanya yang terpejam karean Deon masih belum sembuh sepenuhnya

" Apakah karena harta "

" Mungkin, sudah lah jangan membahas itu, aku sudah tak masalh toh sekarang paman tak akan mencariku, aku berada di sini bukan karena kau membawaku dari jalan kemarin saat kedai tutup, tanpa membawa apapun pula "

" Hahahahah ku tak tahu aku tak tahu, bagaimana bisa aku langsung membawa kemari, jujur saja aku tak pernah berbicara dengan perempuan ini pertama kalinya buat ku dan aku bisa cerita dan berbicara panjang lebar dengan mu tanpa ada bayang bayang dan perasaan tak nyaman " Ungkap Deon di sertai dengan tawanya

" Ohh bukankah kau tampan, biasanya orang tampan memiliki banyak penggemar dan wanita di sekitarnya kenapa kau tidak " Rasa penasaran Nisa pun datang tiba tiba .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!