NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikah Dengan Muridku.

1.Malam Naas

"Saya terima nikah dan kawinnya Anandita putri Yasmin binti Bagus kuncoro dengan mas kawin sebuah cincin emas dibayar tunai"

"bagaimana saksi sah?"

"sah!!!!"teriak semua orang yang hadir dalam acara izab kabul dadakan di balai desa malam itu.

Anandita hanya bisa menghela nafas saat kata Sah itu diucapkan oleh para penduduk desa yang menangkapnya dengan seorang pemuda yang bahkan dia sendiri lupa menanyakan siapa namanya tadi, karena suasananya terlalu riuh.

Saat ini yang diinginkannya hanya bisa segera pulang kerumahnya dan merebahkan tubuhnya yang lelah diatas kasur dikamarnya.

Dia berharap saat terbangun esok pagi semua yang dialaminya malam ini hanya mimpi saja.

Anandita tersentak saat seorang ibu menyalaminya untuk memberikan selamat atas pernikahan yang baru saja selesai dilakukannya.

"Neng selamat ya atas pernikahannya,si neng beruntung banget walau digerebek tapi suaminya cakep Abis,"celoteh ibu itu pada Anadita.

Anandita hanya tersenyum sambil menerima uluran selamat dari ibu tersebut.

Setelah semua orang memberi selamat pada mereka berdua baru kedua mempelai boleh duduk bersanding,saat pak penghulu membacakan doa selesai nikah.

"wah pengantinnya cakep banget ayo foto bareng dulu sebelum kalian pulang"ucap ibu kades dengan antusias kepada mereka berdua.

mereka berdua hanya senyum senyum malu mendengar pujian dari bu kades.

"mas sama mbaknya juga ayo foto berdua sebagai kenang kenangan"bu kades menyuruh Anandita dan suami barunya untuk duduk berdampingan.

"fotonya pake ponsel siapa ini"

"pake punya saya saja bu"ucap pemuda yang duduk disampingnya,sambil mengeluarkan ponsel keluaran terbaru yang bergambar Apel digigit tikus.

"mas ini gimana makenya saya nggak bisa"tanya ibu kades pada pemuda itu.

kemudian dia menunjukan cara mengambil foto dari ponselnya.

"wah hp mahal memang lain ya,hasil fotonya jadi bagus banget,mbak sama masnya sudah cakep jadi tambah cakep difoto pake hp mahal punya masnya".

Setelah acara selesai Anandita jadi bingung bagaimana dia pulang malam ini mau naik angkot tapi bagaimana jalan kedepan gangnya sana yang sunyi dan gelap pikirnya.

Bagaimana kalau dia mengalami hal naas lagi nanti pikirnya.

Untuk minta tolong dengan suami barunya itu dia merasa malu karena belum kenal bahkan namanya saja dia belum sempat bertanya.

Anandita jadi ingat kejadian tadi sebelum dia akhirnya di giring kerumah pak kades oleh Hansip dan beberapa warga dengan pemuda yang sekarang menjadi suaminya itu.

Semua bermula saat dia baru pulang bertemu dengan teman almarhum ayahnya yang menawarinya pekerjaan menjadi guru di yayasan milik teman ayahnya tersebut .

Saat pulang setelah pertemuan disebuah restoran yang ada di mall,dia bermaksud untuk mengunjungi makam kedua orang tuanya yang letaknya lumayan jauh dari rumah yang ditempatinya sekarang,

Jadi saat teman ayahnya mengantarkan pulang menggunakan mobil miliknya itu Anandita meminta agar diturunkan di depan gang arah makam kedua orang tuan nya.

Setelah pulang dari makam Anandita bermaksud berjalan sampai depan gang kemudian dia akan pulang menggunakan angkot jurusan menuju rumahnya.

Tapi naas saat melewati jalan sepi sebelum sampai depan gang tiba tiba seekor anjing besar mengejarnya.

Kesialannya tidak berhenti sampai disitu,karena saat dia berlari tiba tiba hujan turun dengan lebatnya sehingga dia segera berusaha mencari tempat untuk berteduh.

Tapi naas saat dia berbelok kedalam sebuah gang sempit itu,

tiba tiba dia menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya dan sepertinya pemuda itu juga terburu buru karena hujan yang tiba tiba turun.

karena mereka berdua sama sama tidak siap saat tabrakan sehingga tubuh mereka jatuh dengan posisi kepala Anandita berada diatas junior si pemuda.

Saat Anandita bemaksud bangun dari posisi tersebut tiba tiba ada beberapa orang penduduk yang memergokinya.

Jadi mereka berpikir Anandita dan pemuda itu baru saja melakukan perbuatan asusila ditempat umum.

Mereka sudah berusaha untuk menjelaskan pada bapak bapak dan pak Hansip bahwa mereka berdua tidak melakukan perbuatan asusila.

tapi tidak ada yang mau mendegarkan penjelasan mereka berdua.

Para penduduk kampung tetap membawa mereka ke rumah pak kades dan sampai disana para warga meminta agar mereka lansung dikawinkan malam itu juga sebagai hukumannya karena kepergok sedang ber *** *** ditempat umum.

Anandita tak pernah bermimpi untuk menikah dalam keadaan seperti ini,tapi untuk protes juga tidak bisa,jadi dengan terpaksa dia menuruti apa keinginan para warga yang ada di balai desa itu,pemuda itu juga sama seperti dirinya tak bisa berbuat apa apa,jadi akhirnya terjadilah pernikahan dadakan mereka berdua malam ini.

Dan sekarang setelah acaranya selesai dia bingung bagaimana caranya dia bisa pulang kerumahnya malam ini.

saat dia bermaksud untuk meminta tolong pada seorang warga untuk memanggilkan ojek untuknya tiba tiba,laki laki yang baru menikah dengannya datang menghampirinya.

"ayo ku antar pulang"ucap pemuda itu pada Anandita.

"sekarang?"jawab Anandita dengan bingung.

"yaiyalah,emang kapan lagi"jawab pemuda itu sambil berjalan didepan dan menyuruh anandita untuk mengikutinya.

"tunggu,kita pulang naik apa jam segini angkot didaerah ini sudah tidak ada"ucap Anandita sambil berusaha menjajari langkah pemuda itu.

Karena tidak melihat saat pemuda itu berhenti Anandita langsung menabrak punggung pemuda itu.

"kamu memang punya hobi nabrak orang ya"ucapnya pada Anandita.

"enak aja kamu sendiri berhenti nggak bilang bilang"jawab Anandita sewot.

"ayo naik"

"ha"Anandita hanya bengong menyaksikan pemuda itu naik keatas motor sport warna hitam yang terparkir dipinggir lapangan Balai Desa.

"itu,motor siapa"

"ya,motorku lah masak motor orang kunaiki"

"maksudku sejak kapan motor itu ada bukankah tadi,saat menabrakku kau sedang jalan kaki"

"jangan banyak tanya kau mau ikut apa tidak"tanyanya pada Anandita sambil mulai menghidupkan mesin motor sport itu yang terdengar nyaring di telinga.

Karena tau hanya itu sarana satu satunya untuk sampai kerumah mau tidak mau Anandita naik keatas boncengan motor sport milik pemuda itu.

"pegangan yang erat"ucap pemuda itu sebelum melajukan motornya di tengah gelapnya malam.

Anandita berusaha mecari pegangan disamping motor tapi tidak ada.

Mungkin motor ini dirancang hanya untuk pasangan,batinnya.

Karena tempat pegangan ternyaman saat naik motor itu adalah pinggang pasangan kita tapi Anandita tidak berani melakukannya.

Karena meskipun pemuda itu adalah pasangan halalnya tapi mereka belum saling kenal, jadi dia memilih untuk tidak berpegangan saja.

Anandita tidak paham kenapa pemuda itu belum juga melajukan motornya,malah dia melepaskan tas ransel yang tadi ada dipundaknya dan memindahkannya kedepan.

"kau ingin jatuh saat di jalan nanti,karena tidak pegangan"ucapnya sambil mengambil tangan Anandita dan melingkarkannya dipinggangnya.

"pegangan yang erat"saat tau Anandita

berusaha melonggarkan pegangan tangan yang melingkar dipinggangnya.

2.Suami dadakan.

Setelah melakukan perjalanan selama satu jam dengan Anandita sebagai penunjuk arah akhirnya Anandita sampai juga dirumahnya.

Setelah pemuda itu menghentikan motornya Anandita segera turun dari motor milik pemuda itu.

"makasih udah ngantar aku pulang"ucap Anandita sambil berjalan kedepan pintu rumahnya,bermaksud untuk masuk kedalam

"biar aku saja"ucap pemuda itu sambil mengambil kunci yang ada ditangan Anandita.

Anandita hanya membiarkan saja saat pemuda itu masuk kedalam rumahnya setelah berhasil membuka kunci pintu rumahnya.

"ini rumahmu"tanya si pemuda pada Anandita,sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangtamu mungil di rumah Anandita.

"iya.silahkan duduk"Anandita mempersilahkan si pemuda untuk duduk di sofa yang ada diruang tamu itu.

"em"pemuda itu hanya bergumam sambil

menjatuhkan tubuhnya diatas sofa ruang tamu.

"kau mau minum sesuatu"tanya Anandita berusaha bersikap ramah pada pemuda itu.

"tidak usah aku mau langsung istirahat saja"jawabnya sambil merebahkan tubuhnya yang tinggi itu disofa yang ada diruang tamu rumah Anandita.

Mendengar apa yang dikatakan pemuda itu Anandita terkejut.

"Apa!kau mau tidur dirumahku"

"ya"jawab pemuda itu sambil memalingkan wajahnya kearah dinding dengan memakai tangannya sebagai bantal.

"kau gila,bagaimana kalau ada yang tau kau tidur dirumahku dan menggerebek kita"

"biarkan saja"

"apa maksudmu"ucap Anandita marah sambil berjalan mendekat ke sofa tempat pemuda itu merebahkan tubuhnya.

"kau lupa sekarang kita sudah menikah dan aku adalah suamimu"

Anandita terhenyak mendengar apa yang dikatakan oleh pemuda itu,dia benar benar telah melupakan status mereka tadi.

"atau perlu kuingatkan dengan cara lain supaya kau ingat tentang status kita"ucap pemuda itu lalu bangun dari sofa dan berdiri di hadapannya, membuat Anandita harus mundur agar wajah mereka tidak saling bersentuhan.

"kenapa"ucap pemuda itu karena melihat Anandita mundur beberapa langkah kebelakang.

"itu.."Anandita bicara sambil menundukan wajahnya"bisakah kita tidak melakukannya malam ini.."ucap Anandita semakin menundukan wajahnya.

karena mengatakan hal itu membuat wajahnya memerah dan itu pasti dilihat oleh si pemuda yang berdiri sangat dekat dihadapannya.

"kenapa,kau tidak sedang dapat tamu bulanan kan"

"bukan..."Anandita semakin gugup mendengar pertanyaan yang dilontarkan si pemuda,

Itu mungkin memang pertannyaan biasa.

Bahkan profesinya sebagai guru biologi itu merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada murid muridnya,tapi saat mendengar seorang pemuda yang menanyakan masalah itu secara terang terangan dihadapannya, membuat Anandita merasa sangat malu.

"lalu..."pemuda itu bicara sambil melangkah semakin mendekat kearah Anandita membuatnya semakin gugup.

Sehingga secara reflek Anandita memundurkan lagi tubuhnya kebelakang, sampai menabrak meja tamu yang ada dibelakangnya.

Hampir saja Anandita terjatuh kebelakang kalau saja pemuda itu tidak segera meraih tubuh Anandita dengan tangannya.

Tapi perbuatan si pemuda malah membuat tubuh mereka menempel hal yang dihindari Anandita sejak tadi.

"kau suka sekali menjatuhkan dirimu,atau kau memang sengaja melakukannya untuk mengodaku"pemuda itu bicara tepat ditelinganya,sehingga nafas hangat dari si pemuda membuat tubuh Anandita jadi merinding.

Anandita tidak bisa lagi bicara untuk membalas perkataan si pemuda karena lidahnya terasa kelu.

posisi mereka yang sangat dekat membuat Anandita merasa nafasnya menjadi sesak seolah oksigen yang dihirupnya berpindah menjadi milik si pemuda.

Apalagi saat wajah pemuda itu hanya berjarak beberapa centi lagi dari wajahnya,membuat Anandita secara reflek memejamkan matanya,karena tak sanggup lagi beradu pandang dengan pemuda itu,yang membuat tubuhnya meremang mengiginkan sesuatu untuk pemuda itu lakukan padanya.

Melihat Anandita menutup matanya pemuda itu tidak menyia nyiakan kesempatan untuk segera mencicipi bibir indah dihadapannya yang sangat menggoda untuk segera di *****.

Anandita hanya diam saja saat dirasakannya bibir pemuda itu menempel dibibirnya,dia bingung harus melakukan apa karena ini adalah ciuman pertamanya.

Melihat Anandita tidak membalas ******* bibirnya pemuda itu mengubah taktik ciumannya menjadi gigitan gigitan kecil dibibir indah Anandita agar dia mau membuka mulutnya,dan benar saja Anandita mulai membuka mulutnya. jadi pemuda itu segera memasukkan lidahnya kedalam mulut Anandita dan mulai bermain disana

Awalnya Anandita hanya diam saja tapi lama kelamaan dia mulai memainkan lidahnya membalas permainan lidah si pemuda didalam mulutnya,lama mereka melakukan pergumulan mulut,sampai paru paru mereka seakan kosong oleh oksigen barulah mereka menghentikan pagutan itu.

"masuklah"ucap si pemuda pada Anandita,dengan nafas masih memburu akibat ciuman panas mereka barusan.

Anandita hanya memandang bingung pada pemuda dihadapannya itu.

"masuklah"ulang pemuda itu padanya,sambil melepaskan tubuh Anandita yang masih dalam pelukannya dan menyuruhnya masuk kedalam kamar tidur.

"kau.."

"aku akan tidur diruang tamu malam ini"ucap pemuda itu sambil kembali kesofa dan mulai merebahkan tubuhnya disana.

"ya"jawab Anandita lalu masuk kedalam kamar tidur dan menguncinya.

Sampai didalam kamar Anandita memandang dirinya dicermin meja rias miliknya.

Ditatapnya bibirnya yang baru dicium oleh pemuda yang sudah jadi suaminya itu.

Ternyata seperti itu rasanya berciuman lebih nikmat dari pada hanya membaca di novel pikirnya sambil tersenyum kecil.

tapi kembali dia teringat sesuatu,mereka sudah menikah,sudah tinggal serumah bahkan sudah melakukan kontak disik walaupun hanya berciuman tapi itu juga termasuk kontan fisik,gumamnya pada diri sendiri,tapi dia melupakan sesuatu,dia lupa menanyakan siapa nama orang yang sudah jadi suaminya itu,bagaimana ini,gumamnya dengan gusar.

untuk bertanya sekarang tidak mungkin,karena siapa tau dia sudah tidur jadi Anandita memutuskan untuk menanyakannya besok pagi saja sebelum dia berangkat bekerja.

*****

Pagi harinya*

Entah sudah suara alaram yang keberapa sebelum Anandita akhirnya terbangun dari tidurnya.

Dilihatnya jam diponselnya,pukul 06.50 wib.

oh sial aku kesiangan,dia langsung bergegas kekamar mandi yang ada diluar kamar tidurnya, dan segera menyiram tubuhnya dengan gayung kemudian menggosok tubuhnya dengan sabun sebentar dan membilasnya,kemudian tidak lupa Anandita menyikat giginya secara kilat.

hanya 5 menit mandi tersingkat yang pernah dilakukannya selama ini.

Kemudian dipilihnya baju yang paling nyaman dipakainya untuk bergerak,yaitu sebuah kemeja warna biru gelap dan celana panjang berwarna abu pucat

Anandita mengikat keatas rambutnya agar tidak rusak saat dia berangkat pakai ojek online nanti,karena tidak mungkin dia pergi kesekolah menggunakan angkutan umum jam segini.

Disambarnya tas kerja yang ada diatas meja,kemudian dia bercermin sebentar sambil menunggu ojek pesanannya datang.

Sudah siap ucapnya dicermin sambil memoles lipglos dibibirnya yang berwarna pink.

Dia keluar saat mendengar suara klanson tukang ojek yang sudah menunggunya didepan,segera diambilnya kunci rumah dan bersiap untuk mengunci pintu itu,tapi tiba tiba dia seperti melupakan sesuatu.

Apa pikirnya sebelum benar benar menutup pintu rumahnya.

"Oh,tuhan aku melupakan suamiku",pikirnya sambil menepuk jidadnya sendiri.

3.Hari pertama sebagai istrimu?,gurumu?

SMA Sabumi,sebuah sekolah swasta terkenal yang ada dikota A,tempat para anak orang kaya bersekolah.

Sebuah yayasan sekolah besar,yang banyak menjadi incaran bagi tenaga tenaga pendidik untuk bisa mengajar disana.

Karena hanya lulusan dari universitas universitas ternama yang biasanya diterima mengajar disekolah bergengsi itu.

Itu pun harus melalui seleksi ketat atau lewat jalur rekomendasi senior disana.

Anandita sangat beruntung bisa menjadi pengajar disini,meskipun dia agak ketar ketir saat mendengar khabar yang beredar tentang bagaimana mereka biasanya memperlakukan guru baru,tapi Anandita berusaha untuk tetap optimis.

Walaupun hari pertama mengajar harus diwarnai sandiwara terlambat bangun dan terlambat sampai disekolah.

pukul 8.00 Anandita baru sampai diarea sekolah SMA Sabumi.

Bel sekolah pasti sudah berbunyi dari tadi karena sekarang suasana sekolah sudah sunyi hanya ada satpam yang berjaga diposnya saat Anandita baru turun dari ojek online yang dia naiki.

Setelah memberikan ongkos ketukang ojek online Anandita segera berjalan menuju pos satpam untuk minta dibukakan pintu pagar agar dia bisa masuk kedalam area sekolah.

"Permisi pak maaf menggangu, bisa minta tolong bukakan pintu pagar depan sekarang"

"maaf dek mau cari siapa ya,sekarang sudah pada masuk kelas kalau adek ada keperluan dengan murid disini nanti aja tunggu jam pulang sekolah"

"maaf pak saya mau ketemu pak Markus,sudah ada janji dengan beliau bisakan"

"adek keponakannya pak Markus ya,saya baru tau pak Markus punya keponakan semuda ini setau saya pak Markus keluarganya sudah pada tua"

"Maaf pak saya bukan keponakannya pak Markus saya kesini bertemu pak Markus untuk wawancara jadi guru menggantikan pak Handoko"

"oh maaf bu,saya kira keponakan pak Markus karena ibu masih kelihatan sangat muda"

"makasih pak pujiannya tapi saya sudah berumur 23 tahun bulan kemaren"

"wah nggak nyangka,saya kira ibu baru berumur 18 tahun,kalau begitu silahkan masuk bu"ucap satpam itu ramah,sambil membukakan pintu pagar sekolah.

"Mari saya antar keruangan pak Markus"tawarnya sambil berjalan didepan Anandita menuju kantor guru yang jaraknya lumayan jauh dari pintu depan sekolah.

sepertinya aku harus berangkat lebih pagi mulai besok supaya tidak terlambat karena sekolah ini sangat besar,gumam Anandita sambil mengikuti satpam itu berjalan.

"ini bu ruangannya"tunjuk si satpam pada Anandita.

"makasih banyak pak"balas Anandita sambil berjalan masuk keruangan kantor guru yang sangat besar.

Untung ruang kepala sekolah letaknya terpisah denhan ruang guru,kalau tidak bakal tersesat aku mencari ruangannya batin Anandita.

tok tok..

"Permisi pak"

"masuk,ada perlu apa kalau mau mendaftar sekolah harusnya keruang administrasi bukan kesini,apa waktu didepan pos satpam tadi tidak diberi tau"

"sudah katanya ruang kepala sekolah disini pak"

"iya,ini memang ruang kepala sekolah,mana walimu biar aku bicara langsung"

"saya sendirian pak,saya kesini, mau menyerahkan surat rekomendasi ini pak"

"mana saya lihat,anak muda sekarang memang tidak ada tatakramanya untuk urusan sekolah saja tidak mau diatur sama orang tua maunya ngurus sendiri sok bisa"

Anandita duduk sambil mendengarkan ocehan dari pak Markus yang ngomel tidak jelas.

'Sabar Anandita ini baru hari pertama wajar kalau banyak yang belum percaya kemampuanmu,tapi nanti buktikan bahwa kamu bisa,'suara hati Anandita.

setelah membuka surat yang diserahkan oleh Anandita pak Markus tampak mengernyitkan keningnya seolah tak percaya bahwa gadis yang duduk dihadapannya adalah seorang guru karena penampilannya lebih mirip gadis remaja dengan rambut panjang yang diikat tinggi keatas.

"ehem,jadi anda adalah guru baru yang akan menggantikan pak Handoko mengajar biologi"

"benar pak seperti tertulis dalam surat rekomendasi saya"

"ya baiklah karena anda sudah datang dan hari ini kebetulan pak Handoko tidak ada jadi anda bisa mulai mengajar sekarang,apakah anda bisa"

"saya bisa"

kalau begitu biar pak Darius yang akan mengantar anda kekelas XII IPA 2 dan juga menunjukan dimana meja anda"

"baik pak saya permisi"Anandita pun langsung keluar dari ruang kepala sekolah dengan perasaan lega.

Satu rintangan sudah terlewati,ucapnya dalam hati.

"selamat pagi"sapa seorang pria saat Anandita baru keluar dari ruang kepala sekolah.

"pagi"

"kenalkan saya Darius yang akan mengantarkan anda berkeliling"

"oh ya saya Anandita panggil saja Dita supaya lebih mudah"

"wah nama yang cantik secantik orangnya"ucap pria itu sambil berjalan disamping Anandita.

"makasih pujiannya"balas Anandita dengan tersenyum sopan.

"ini ruangan Anda,boleh aku panggil kamu saja agar terkesan lebih akrab"

"ya,tidak masalah"

"baiklah sekarang kita kekelas penuh teror itu"

"maksudnya"

"bukan apa apa"

Kelas XII IPA 2 terletak diujung bangunan utama lumayan jauh kalau aku berjalan dari ruangan kantorku batinku sepertinya untuk menghemat waktu saat mengajar aku bisa istirahat diperpustakaan atau di kantin sekolah, batin Anandita.

"ini kelasnya"

"makasih sudah mengantar kesini"

"ya,bisa minta nomor ponselmu"

"ha,untuk apa"

"kita sama sama mengajar disini jadi wajar kalau aku punya nomor ponselmu agar lebih mudah saat menghubungimu nanti"

"oo,ini"Anandita memberikan ponselnya agar Darius bisa mencatat nomor ponsel miliknya.

"baiklah nanti kuhubungi,selamat mengajar"ucap Darius lalu pergi meninggalkan Anandita didepan kelas.

Dari dalam kelas terdengar suara gaduh dari para murid yang berceloteh,Anandita menarik nafas dalam sebelum memutuskan masuk kedalam kelas.

"kamu bisa Anandita,kamu pasti bisa"gumamnya memberi semangat untuk dirinya sendiri.

"selamat pagi anak anak"sapanya berusaha bersikap berwibawa didepan para murid dikelas itu.

"pagi bu!!!!"

"perkenalkan saya guru biologi kalian yang baru ,menggantikan pak Handoko yang sudah pensiun"

"wah ibu benar seorang guru,kenapa unyu sekali"celetuk seorang murid pria.

"iya,ibu terlalu muda untuk jadi guru,ibu lebih cocok jadi belahan jiwaku"

"ehem,boleh ibu absen kalian sebagai perkenalan"

"dengan senang hati bu,"

"baik kita mulai"Anandita mulai mengabsen satu persatu murid yang ada dikelas itu dari yang laki laki sampai yang perempuan.

"Gavin Putra Bagaskara"

"ada"

seketika Anandita tersentak mendengar suara orang yang disebutkan namanya.

"kamu.."Anandita serasa tak percaya pria yang menikah dengannya tadi malam ternyata muridnya sendiri.

Anandita hanya memandang pria itu berjalan duduk menuju kursinya.

"hai bro,dari mana saja lo baru datang jam segini"

"kawin"jawab gavin dengan santainya,membuat Anandita yang mendengarnya langsung terbatuk.

"gila lo kita nggak ketemu semalam aja lo udah kawin,emang perawan mana yang lo kawinin"

"tu"gavin menunjuk Anandita dengan dagunya membuat Anandita langsung melotot kearahnya.

"gila lo masak kawin dengan guru sendiri,nggak lucu tau"

Anandita bernafas lega saat mendengar teman yang mengajak bicara gavin mengangap itu hanya candaan saja.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!