Hari ini adalah pernikahan Dinda dengan Pria idaman Nya,Mereka telah berteman sejak kecil,sejak masih kecil Dinda telah menyukai Pria tersebut dan bermimpi untuk menikahi nya kelak Ia dewasa nanti.
Tidak disangka Dinda,keinginan Dinda benar-benar terwujud,Dinda adalah anak dari seorang sopir pribadi yang bekerja di rumah Tuan Faisal Ardiansyah dan Nyonya Ratih Ardiansyah.
"Sah" Tanya Bapak penghulu yang menikahkan Mereka berdua,Usia Mereka sangat jauh berbeda,Pria itu berusia 28 tahun,sementara Dinda baru beranjak 19 tahun.
"Sah..!" Sahut keluarga besar dengan serentak.
Pernikahan ini sengaja di rahasia kan karena gadis tersebut masih berusia 18 tahun,Dua li-ma lagi Dia akan masuk di usia 19 tahun.
Dengan nama lengkap Dinda Kanya Dewi Lestari,dan suaminya dengan nama lengkap Bara Rastafara Ardiansyah,sering disebut Tuan Bara,ia bekerja sebagai pilot dan punya rekan kerja yang bernama Aditya sebagai Co-pilot.
Bara memiliki dua saudara laki - laki,kakak pertama Haikal Ardiansyah dan yang kedua Firman Ardiansyah.Ke dua saudara kandung nya tersebut telah menikah,Haikal memiliki satu anak laki - laki,bernama Raihan Ardiansyah ,sedangkan Firman belum di karunia anak sudah menikah selama li-ma tahun lamanya,namun Tuhan belum memberi keturunan kepada pasangan ini.
Istri Haikal adalah kakak ipar Bara yang pertama Dia seorang bidan senior di sebuah rumah sakit,bernama Wulan Maharani,sedangkan istri nya Firman seorang model di sebuah stasiun televisi swasta,bernama Karina Carolin.
Semua mereka berdarah Indonesia,hanya istri Firman yang bercampur Indonesia dan Korea.
Haikal bekerja di perusahaan PT.Metropolitan Ardiansyah,milik keluarganya.Sedang kan Firman ia hanya seorang Manager di sebuah Bank swasta yang ada di Indonesia.
Hanya Bara yang memiliki cita-cita ingin menjadi pilot,keinginan nya menjadi seorang pilot lantaran kekasih masa SMA nya dulu bercita-cita ingin menjadi Pramugari.
Meskipun begitu keluarga Ardiansyah lebih memilih menikahkan Bara dengan Dinda dari pada dengan mantan kekasih nya.
Setelah perjamuan pesta malam selesai,Bara segera beranjak ke kamar nya dan di ikuti oleh Dinda sebagai sang istri sah nya Bara.
"Bara..!" Panggil Dinda begitu Mereka sampai di kamar,Dinda dengan sigap langsung memeluk Bara dari belakang.
"Apa yang Kamu lakukan,Aku ingin mandi,lepas!"Titah nya berusaha menarik kedua tangan Dinda yang melingkar di pinggang,namun Dinda malah memeluk nya dengan semakin erat.
"Aku tidak mau,hari ini Aku baru melihat mu lagi setelah dua tahun berpisah,Kamu sibuk bekerja sehingga lupa datang melihat Ku!"
Dinda masih memeluk Bara dengan erat,membuat Pria ini marah.
"Dinda lepas,Kamu itu masih kecil tidak boleh sembarangan memeluk orang,apalagi seorang Pria dewasa!"
Akhirnya Bara melepaskan tangan Dinda.
"Ayah Faisal bilang,kalau Kita berdua sudah menikah Aku boleh memeluk Kamu,dan boleh tidur bersama dengan Mu !"
Dinda mengerutkan bibir nya berjalan ke arah ranjang,masih mengenakan gaun pengantin nya.
"Dinda dengar!Aku menikahi mu karena Ayah memaksa,namun hubungan Kita tetap sebagai Paman dan ponakan,ingat Kamu masih sekolah tidak boleh ada yang tau Kamu sudah menikah,Kamu ngerti?"
Bara mencoba memperingati istri kecilnya itu.
"Aku mengerti,pokoknya Aku tidak mau di tinggal lama lagi!"Sahut Dinda masih mengerutkan bibirnya.
"Berhenti mengerutkan bibir macam pan tat bebek !"
Kesal Bara,lalu berbalik berjalan ke arah kamar mandi.
"Dasar Pria jahat,bibir ku di bilang pan tat bebek !"
Dinda merebahkan dirinya di atas ranjang,masih dengan posisi memakai gaun pengantin tadi pagi.
Ceklek !
Pintu kamar mandi terbuka,Bara berjalan ke arah Dinda yang terlelap,lalu menarik selimut untuk nya,setelah berpakaian Bara keluar dari kamar pengantin,menuju ruang keluarga.
"Loh pengantin baru,kenapa ikut ngumpul disini,seharusnya di kamar kan lagi ehem..ehem..!"
Goda Haikal
Ha..ha..ha..ha..
Semua orang tertawa kecuali istri Firman yang terlihat cuek.
Bara tidak menjawab,ia mengambil remot TV dan duduk di sofa single,mengantikan beberapa kali chanel televisi.
"Bar,mana istri Mu ?"
Tanya sang Ayah yang baru saja keluar dari kamar.
"Ngorok !"Jawab nya singkat.
"Ha...ha...ha..malam pertama di tinggal tidur !"
Sambung Firman,kakak kedua nya.Namun,Bara tetap tidak merespon ucapan dari kakak-kakak nya,ia memilih untuk diam saja.
"Aku besok harus kembali bekerja!"
Ucap nya membuat yang lain terdiam.
"Ayah telah menyiapkan rumah untuk kalian tinggal,dan ibu Mu juga setuju,rumah itu lebih dekat dengan sekolah Dinda,jadi Dia tidak perlu jauh-jauh untuk bersekolah !"
"Suruh sopir mengantarnya kesana,jika Aku cuti Aku baru datang untuk melihat nya !"
Jawab Bara
"Dia hanya dekat dengan Mu,temani Dia beberapa hari lagi,setelah itu baru kembali bekerja !"
Bara mengangguk nya,karena ia sendiri tidak bisa menolak permintaan sang Ayah.
"Aku kembali ke kamar !"
Baru saja berdiri,sang kakak sudah mulai menggoda nya lagi.
"Ciieee...yang mau potong pita pembuka...."
Goda Haikal.
Bugh !
"Aaaww...atiitt..."Pekik Haikal manja,kepada istrinya,masih mengelus bahu nya yang di pukul sang istri.
Wulan yang mendengar ucapan suaminya,langsung memukul Pria itu dengan tangan nya agar jangan terus - terus menggoda Bara,apalagi Bara pria yang sensitif tidak bisa di ajak bercanda,pasti bawaan nya marah-marah.
Tanpa ada respon,Bara pergi menaiki tangga menuju lantai atas,Pria ini tidak langsung masuk ke kamar,namun masih berdiri di depan pintu dengan penuh rasa keraguan di hati nya.
"Bara..."
Pria ini menoleh,ia melihat sang Ayah yang baru saja menyusul memanggil nya,ia segera berbalik.
"Ayah tau,malam ini malam pengantin kalian,Ayah juga tau Kamu lelaki normal,tapi untuk saat ini Ayah meminta agar Kamu memakai pengaman,karena saat ini Dinda masih sekolah,setelah Dia lulus baru Kamu bisa memikirkan untuk memiliki momongan,tapi untuk saat ini,Ayah minta Kamu agar memakai pengaman ya !"
Bisik Tuan Faisal dengan ragu,namun Bara dengan cepat mengangguk nya.
"Kamu ngerti maksud Ayah kan?tidak apa-apa tunda punya Anak,nanti begitu Dinda lulus kalian boleh punya anak-
sebanyak-banyak nya!"He..he..he..
Sambung Tuan Faisal sembari tertawa kecil kepada Bara,Pria ini telah memperlihatkan raut wajah tidak suka nya karena di goda oleh Ayah nya sendiri.
Ia segera membuka pintu kamar,dan menutup kembali,Bara masih berdiri di depan pintu,ia menatap ke arah Dinda yang tertidur dengan pulas.
Pria ini melangkah lebih dekat dengan ranjang,dan duduk di sisi nya,meskipun saat ini Bara hanya menganggap Dinda sebagai ponakan nya,namun ia tetap berlaku baik kepada Wanita ini selayaknya suami Dinda.
"Sayang ...bangun,ayooo Kita mulai !"
Bara terlihat mengelus -elus wajah kecil Dinda,Wanita ini tersenyum,dan tersipu malu saat mendengar ucapan dari suaminya.
"Bar.....!"
"Ssshhhtt!"
Bara meletakan jari telunjuk nya di bibir Dinda membuat Wanita ini menghentikan ucapannya.
"Panggil nya Mas,jangan Bara lagi,kan Aku sudah suami Kamu !"
Bisik Bara di telinga Dinda,membuat Dinda tersipu malu,wajah nya memerah,bibirnya tersenyum,Bara menatap nya dengan me sum semakin membuat Dinda grogi.
Melihat Bara yang terus menatap nya,Dinda pun memajukan bi bir nya ke arah Bara,seseorang yang sudah siap menerima serangan ci uman yang hangat itu.
plak plak plak !
"Aaakkhh !"
Bara menampar pelan wajah Dinda saat melihat gadis di depannya yang akan bersikap bodoh.
"Bara apa yang Kamu lakukan,kenapa Kamu disini!"
Dinda langsung bangkit dan duduk diatas kasur,Bara menatap nya dengan mengerutkan dahinya .
"Aku datang membangunkan Kamu untuk sholat,ayooo sholat!jangan tidur saja kayak ..ba..."
"Ba bi !itu kan yang mau Kamu bilang !"
Dinda menatap Bara dengan kesal,Pria ini segera bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi.
"Segera bangun dan sholat !"
"Segeya banyun dan shoyat !"Ejek Dinda saat Bara sudah beranjak ke kamar mandi,namun pria ini masih bisa mendengar nya.
"Coba ulang lagi?"Ucap Nya berdiri di depan kamar mandi,menatap kearah Dinda,gadis ini menciut dan tersenyum bodoh,Bara pria yang baik,namun belum ada orang yang bisa bercanda sepuasnya dengan laki-laki ini.
"Aku akan segera turun!bantu Aku melepaskan gaun Ku!"Pinta Dinda berjalan ke arah Bara.
"Buka sendiri,jangan menyusahkan orang !"
"Bantu!bantu Aku ..!Bara....!"
Teriak Dinda dengan keras,Bara menutup telinganya "Sungguh menyebalkan !"Gumam Bara berjalan ke arah Dinda yang berdiri di depan kaca rias.
Dinda berdiri di depan kaca rias,ia menatap dirinya yang masih mengenakan gaun pengantin,Bara berdiri di belakang Dinda.
"Kamu liat kita ini sangat cocok berdua,kamu pangeran Aku ratu nya !"He...he...he..
Bugh !
Bara memukul kepala Dinda,gadis ini menatapnya dengan mengerutkan bi bir.
"Bi bir pan tat ayam !"
Cibir Bara.
Dugh !
"Ukkhhh..!"
Dinda menginjak kaki Bara yang beralas sandal jepit.
"Dinda..!"Pekik Bara dengan keras.
"Apa ?" Dinda menatap ke arah Bara,sehingga pandangan mereka berdua bertemu.
Sreeettttt.......
Resleting gaun pengantin Dinda terbuka,sehingga menampakan punggung putih mulus milik istrinya.
'Hemm...kagum Kau kan,liat punggung Ku yang putih mulus itu,Aku sudah pakek scrub pemberian Mama mertua!'Hi...hi...hi..
Dinda tersenyum dalam hati nya melihat ke arah Bara.
"Bara,wajah mu memerah,apakah Kamu sakit ?"
Suara Dinda mengagetkan Pria ini,dan segera melepaskan resleting di tangan nya.
'Merah?bagaimana bisa Aku tersipu hanya melihat punggung nya saja '
"Cepat ganti baju Mu,dan bersihkan riasan Mu itu macam badut saja!"Gerutu Bara,lalu segera pergi ke kamar mandi.
"Badut?tadi pan tat ayam,sekarang Badut ?Aku harus bisa memberi nama untuk Dia juga!"
"Sapi Banggala Ha..ha..ha.."Gumam Dinda yang masih berusaha melepaskan gaun nya,lalu tertawa.
"Apa yang gadis itu pikirkan !"
Gumam Bara di kamar mandi mendengar tawanya Dinda.
Begitu selesai mandi,Bara keluar dari kamar mandi,dan melihat Dinda yang masih duduk di tepi ranjang,dengan handuk kecil yang berbalut di tubuh nya.
Gluk !
Bara menelan ludah.
"Kenapa tidak menggunakan baju mandi ?sekarang Kamu sudah dewasa,tidak boleh sembarangan mengenakan handuk kecil seperti ini!"
Marah Bara lagi,langsung berjalan ke arah lemari,wajahnya memerah melihat pa ha mulus Dinda,yang kecil dan pinggang nya yang ramping.
"Bilang aja Lo naksir liat tubuh Gue kan ?"Dinda bangkit dari duduk nya.Lalu menghampiri suaminya.
"Kamu bilang apa barusan ?"
Bara berbalik menatap Dinda yang sudah berada di belakang nya.
"Tidak ada!"
Jawab Dinda segera menyembunyikan ke dua tangan nya di belakang.
Bara berbalik,namun Dinda menarik nya.
"Bara...!"Panggil Dinda,seraya menarik lengan Bara,sehingga membuat Pria itu menatap Dirinya.
"Lo naksir Gue gak ?"
Tanya Dinda mengerutkan dahinya,Bara malah menyempitkan matanya mendengar pertanyaan sang istri.
"Dinda,ini Bara kasih tau ya,Kamu itu di depan Ibu sama Ayah,jangan sesekali ngomong Lo Gue,karena Ayah gak kan suka ngerti ?"
Bara memegang bahu Dinda,seraya menggoyangkan nya pelan,sembari mengingatkan gadis ini.
"Apa beda nya Kamu Aku,Lo Gue,sama-sama tentang Bara dan Dinda kan yang di bahas,ya bahasa Lo Gue itu kan bahasa jaman sekarang,masak Bara ketinggalan!"
Protes Dinda,melipatkan kedua tangan di dada.
"Ini bukan soal ketinggalan,tapi Ayah sama Ibu gak suka,Kamu masak gak paham bahasa manusia!"
Bara menaikan satu alisnya.
"Eh sapi Banggala !Gue paham bahasa manusia,Gue kan sejenis nya,lah Lo yang gak peka dengan bahasa manusia !"
Ujar Dinda sambil berkacak pinggang di depan Bara.
"Apa Kamu bilang !"
Bara melangkah lebih dekat dengan Dinda,Gadis ini mundur,namun handuknya malah melorot.
"Aagggrhhh...!"
"Eeehh..!"
Dinda segera menarik handuknya kembali,sementara Bara berbalik badan segera saat melihat handuk Dinda melorot di depan nya.
Deg..
Deg ..
Deg...
Jantung Bara berdegup begitu kencang,meskipun hanya melihat sekilas,Bara sudah melihat indahnya payu dara milik Dinda,dan choco chip berwarna coklat muda ada disana.
'Apa yang baru saja ku liat!ada dua gunung dan satu sarang burung !'
Bara belum berani berbalik,sementara Dinda masih mencoba membenarkan handuk nya.
"Lo jangan berbalik dulu!"
Titah Dinda.
'Kenapa ini handuk pakek melorot lagi,bikin Gue saja,untung saja sarang burung udah Gue bersihin !'
Begitu selesai membenarkan handuk nya,Dinda segera berjalan ke arah kamar mandi.
"Bara siapkan baju Dinda!"
Teriak Dinda begitu sampai di kamar mandi,Bara masih terdiam.
Meski Dinda masih kecil,namun payu dara nya sudah begitu menonjol,mampu membuat aset milik Bara yang bersemayam di sana bergejolak kaget,saat kedua mata nya di suguhkan dengan pemandangan indah.
Bara menyadari kalau dirinya bisa terpancing dengan keberadaan Dinda,namun ia tidak bisa terus-terusan berada di dekat Dinda,itu akan membuat Dirinya dalam bahaya.
Bara meletakan piyama milik Dinda di atas ranjang,ia segera keluar dari kamar nya,menuju kamar tamu.Saat Bara berjalan menuju kamar tamu,Tuan Faisal sang Ayah Bara menegur nya.
"Bara!"
Mendengar ada suara yang memanggil,Bara segera menoleh,ia melihat Ayahnya sudah berada di belakang dimana ia berdiri.
"Kamu mau kemana ?"
Tanya Tuan Faisal penuh rasa curiga,bagaimana tidak malam pertama malah keluyuran di luar kamar pengantin,membuat orang curiga saja.
Bara masih berdiri di depan kamar tamu,Ayah nya menghampiri Dia.
"Kenapa masih disini ?bukan kah seharusnya Kamu ada di kamar Mu?"
Tanya Tuan Faisal kepada Anaknya.
"Eh...Aku mau tidur disini,dikamar Dinda tidur nya ngorok,Aku gak kan bisa tidur !"
Bohong Bara.
"Ayah tau Dinda,ia gak mungkin seperti itu,cepat balik sana !"
Tuan Faisal memegang bahu anaknya,sambil mendorong pelan Bara.
"Eeh..tunggu !jangan lupa pakek pengaman ya !"Bisik Tuan Faisal,membuat Bara naik pitam,Pria ini menatap ke arah Nya yang terus-terusan mengingat itu.
"Ayah cuma becanda,cepat sana ke kamar,Dinda sudah nungguin tuh !"Sambung Tuan Faisal lagi,yang melihat raut wajah Bara berubah menjadi marah.
"Heeemm!!"Bara mengerucutkan bi bir saat mendengar ucapan Tuan Faisal,AyahNya tertawa geli melihat anak bungsu nya yang mau malam pertama.
Bara naik lagi ke lantai atas,kini ruangan tamu,meskipun ruangan keluarga terlihat begitu sepi,semua anggota keluarga nya telah masuk kamar,Bara segera melangkahkan kaki nya menuju kamar pengantin Nya.
Bara memegang handle pintu kamar,jantung nya berdegup kencang.
Deg..Deg..Deg..
'Aku mau tidur,kenapa harus begini malu,ingat Bara,Dia hanya keponakan Mu,bukan istri pada umumnya atau kekasih Kamu tidak perlu
gugup '
"Huufff...!"
Bara menghela nafas nya,lalu memutar handle pintu.
Ceklek!
"Bara...Lo sudah kembali?Gue pikir Lo akan tidur sama Ayah dan Ibu!"
Ucap Dinda santai,raut wajah Bara menghitam,ia marah,namun tidak bisa berbuat apa-apa pada gadis itu.
'Heeeh..Aku kerjain Kamu pan tat ayam!'
Bara melangkah ke arah ranjang dimana Dinda sedang sibuk memainkan ponsel nya.
"Kenapa Aku harus tidur bersama Ayah dan Ibu,disini kan ada Istri Ku,lagian malam ini malam pernikahan Kita !"
Goda Bara,duduk di depan Dinda,kedua tangan nya menompang di kasur.
Gluk !
Dinda menelan saliva nya.
"A...apa maksud..Lo..?"Tanya Dinda dengan terbata.
"Maksud A...aku........"
Bara maju lebih dekat lagi dengan Dinda,namun gadis ini malah salah tanggap.
*Duaaaakkkk!
"Aaaahhh"
Bugh* !
Dinda menendang Bara hingga jatuh ke bawah.
"Dinda.......!" Pekik Bara dengan kencang sembari memegang pinggang nya yang sakit.
Dinda menutup kedua tangan nya saat Bara meneriaki diriNya.
"Sakit ya,sini Gue bantuin!"
Dinda turun dari ranjang nya,ia ingin meraih tangan Bara,namun Pria ini menepis nya.
Plak.
"Aku bisa sendiri!"
Jawab nya berusaha untuk berdiri,namun pinggang nya masih sakit.
Sementara di kamar Tuan Faisal,dan istrinya yang belum tidur masih terdengar suara teriakan Bara,karena kamar yang di tempati Bara tidak kedap suara.
"Mah,dengar itu suara anak Kita!" Ucap Tuan Faisal memegang bahu istri nya yang tidur membelakangi dirinya.
"Ayah sudah suruh Dia memakai pengaman kan?jangan sampai brojol saat Dinda masih sekolah !"Protes ibu berbalik melihat suaminya.
"Sudah,tenang saja,Ayah gak lupa soal itu!"
Jawab Tuan Faisal sambung mengancungkan jempol nya ke arah istri.
Di tempat lain,tempat nya di depan kamar Bara dan Dinda,sudah ada Firman dan Haikal,serta kedua istriNya.
Mereka sengaja memberi kamar yang tidak kedap suara kepada pengantin baru,agar bisa menggoda nya besok pagi.
"Bara ..aaahh....tolong...hentikan Dia....!"
Suara teriakan Dinda yang begitu keras membuat Firman dan Haikal panas dingin,mereka berdua menatap sang istri yang juga ikut menguping di depan pintu kamar.
"Wulan,Kamu dengar suara teriakan Dinda lebih kencang dari suara teriakan Kamu waktu itu!"Seru Haikal melirik ke arah istrinya.
Dugh !
Wulan kembali memukul kepala suami nya yang sembarangan bicara.
"Itu karena punya Bara lebih besar !ha..ha..Hmmmp!"
Firman segera menutup mulut nya saat ia akan tertawa besar.
"Siapa bilang punya Bara besar,saat kecil ia yang paling kecil anu Nya,Aku yang paling besar !"
Protes Haikal.Namun,Wulan wajah nya sudah memerah mendengar ucapan suaminya.
"Wulan saja sampai me....."
Wulan segera menutup mulut suami nya yang sembarangan bicara itu,Firman tertawa kecil melihat Kak iparnya yang malu.
"Ssstttt!"
Firman meletakan jari telunjuk di bibir nya,ia mendekatkan daun telinganya ke sisi pintu kamar Bara.
"Kenapa Mereka tidak bersuara,apa jangan -jangan Dinda mati di tindih Bara!"
Ujar Firman kaget dan segera berdiri dengan tegak.
"Huuusss...Kamu apaan sih!"
Wulan menepis ucapan Firman yang tidak masuk akal.
"Apa sudah masuk ?"
Terdengar suara Dinda dari dalam kamar,Haikal tertawa geli.
"Eeehh...!masih idup,barusan Dinda bilang apa udah masuk ?"he..he he..
Firman kembali mendekatkan daun telinga ke pintu.
"Bagaimana sih udah sejam disini masak belum masuk - masuk juga "
Protes Firman kembali berdiri, "Aku akan masuk ke dalam !" Sambung nya.
"Eeeh...Kamu mau apa ?"
Karin menarik tangan suaminya,yang hendak masuk ke dalam kamar Bara.
"Ya mau masuk ke dalam,Aku akan mengajari nya bagaimana cara masukin agar cepat masuk !"
Jawab nya,tanpa dosa.Karin menepuk jidat nya,Haikal menggelengkan kepalanya.Wulan juga ikut menahan tawa nya mendengar ipar nya yang kocak itu.
"Kamu sendiri saja dulu susah masuk,sok-sok an mau ajarin orang !"Cibir Karin.
"Huuusss,jangan buka kartu!"He..he..Firman menutup mulut istrinya,menatap nya ke arah Haikal.
"Heeem..!Kamu membohongi Ku ya,katanya sekali jeblos langsung masuk !" Ujar Haikal masih menatap ke arah Firman.
"He..he...Aku kan terpaksa bohong,hadiah yang di pertaruhkan mengiurkan !"Jawab nya spontan membuat Wulan dan Karina kaget.
"Hadiah?hadiah apa ?"
Tanya Wulan dan Karina serentak,ke dua Pria itu saling memandang satu sama lain.
"Hadiah nya,mobil Ferrari 458 Speciale,keluaran terbaru,siapa yang malam pertama nya jebol lebih awal Dia pemenang nya!Aku berbohong sama Haikal kalau Aku jebol pertama!"
Jelas Firman,masih terlihat kikuk di depan istrinya dan juga kak ipar nya.
"Tapi nyata nya Kamu jebol baru ti-ga hari!"
Spontan ucapan Karina mengagetkan Haikal dan Wulan.
"Lah Kami Dua hari !" Jawab Wulan.
"Jadi Aku pemenang nya !"
Sambung Haikal.
"Tapi itu tidak sah lagi,semua nya sudah berlalu!"Jawab Firman.
"Tidak bisa!berikan kunci mobil Nya kepada Ku!"
Haikal berusaha memeriksa saku piyama yang di kenakan Firman.
"Tidak ada!tidak ada disini!"Jawab Firman yang berusaha mengelak.
"Ada,berikan !"Haikal tetap memaksa untuk mengambil kunci mobil.
"Tidak ada !itu...itu di kamar !"
Jawab Firman,yang sudah di tekan di daun pintu kamar Bara.
Ceklek !
"Aaaaaahhhh....!"
Bugh !
Bara membuka pintu kamar,Haikal dan Firman yang berkelahi di depan pintu kamar nya,segera jatuh ke lantai saat pintu kamar terbuka.
"He...he...he.."
Wulan dan Karina tertawa kikuk saat melihat Bara yang membuka pintu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!