NovelToon NovelToon

Trapped By The BEAST

Prolog

Memperkenalkan Trapped by the BEAST (Terjebak oleh Si Buas.)

Seorang pria misterius, berdarah dingin dan kejam bernama Kenzo Edzard Duanovic yang menyukai segala hal mengenai dunia kelam.

Masa lalu menyedihkan yang mempertemukannya kembali dengan seseorang yang memiliki sifat seperti dirinya. Keji adalah nama tengahnya. Jatuh untuk bangkit itulah dirinya. Dan Cinta adalah hal yang paling ia benci di Dunia.

Dia suka saat orang terkapar tak berdaya di bawahnya. Melihat darah membuat sisi lain dirinya berkobar dengan begitu semangat. Berkobar untuk terus menambahnya hingga habis tak tersisa. Dia suka alunan nyaring teriakan korbannya yang menggema indah di telinganya, mengalahkan alunan musik-musik di seluruh Dunia.

Hingga ia dipertemukan oleh seorang gadis bernama Crystal Letta Alterio yang siap merobeknya dan menghancurkannya hingga berkeping-keping. Crystal seorang Yatim Piatu yang tinggal bersama kakak laki-lakinya yang bekerja keras demi kehidupan mereka.

Hanya kakaknyalah satu-satunya yang ia miliki dan yang sangat berharga. Melihat kakaknya bekerja dengan begitu keras hanya untuknya, membuat hati Crystal teriris. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk bekerja part time di dua tempat berbeda di sela-sela kuliahnya.

Lelah itulah yang selalu ia rasakan setiap harinya. Jika Ayah dan Ibunya masih hidup, dia dan kakaknya tidak akan hidup seperti ini. Mengingat hal itu, kelebat-kelebat masa lalu itu membuat perasaan marah dan benci berkobar dengan sangat besar di hatinya.

Semua ini terjadi karena pria itu, pria itu yang sudah menghancurkan keluarganya, maka dia yang akan menghancurkan pria itu juga.

***

Cerita ini merupakan Sequel dari When Dangerous Man Falling Love. Cerita mengenai tokoh Kenzo, si pria berdarah dingin namun tampan.

Ini kupersembahkan (Eaakk😂) untuk kalian para pembaca yang menunggu cerita mengenai Kenzo. Karena pada penasaran sama tokoh Kenzo di ceritaku, aku buatin untuk kalian. Semoga kalian menikmatinya.

Pembelajaran kecil untuk menjadi Penulis.

Rasanya jadi Penulis?

Masih banyak yang harus aku Review ulang dari cerita-ceritaku sebelumnya, karena terkadang kurang pas dengan EYD. Namanya juga penulis, masih banyak yang harus dipelajari dan didalami setiap harinya.

Terkadang aku juga bisa mampet dan nggak dapat imajinasi buat next cerita. Aku sering udah ngetik panjang-panjang tiba kubaca lagi kurang pas dan akhirnya ulang lagi. Masih ada juga plot-plot kosong yang masih harus di tambahkan.

Itulah sebabnya terkadang aku lama update. Menjadi penulis itu tidak gampang guys. Harus siap di koreksi untuk menjadi lebih baik. pemilihan kata-kata di setiap kalimat juga penting biar enak di baca. Harus bisa membawa pembaca ke dalam cerita yang kita buat. Pembaca ikut merasa geram, marah, sedih, greget dan bahagia.

Sampai penulis terkadang merasa tertekan karena tuntutan ini itu dan komentar yang menusuk. Belum lagi sistem pembatasan kata-kata dari pihak aplikasi sehingga adanya sensor setelah di ACC. It may be hard, but all writers will always give their best to all of their readers.

Tanpa kalian sadari komentar semangat yang pembaca berikan aja membuat kita bahagia. Jadi Respect buat seluruh penulis dan yang mau memulai menjadi penulis. Kalian Hebat. *We are Great.

Sekian*.

Bagi kalian yang menanyakan Visual tokoh, kalian bisa mengimajinasikan sendiri atau bisa kalian bayangkan kalau kalianlah pemain itu sendiri😂.

Tapi Aku tetap akan memberikan Visual menurutku yang pas dan cocok dengan karakter mereka okey. Kalau aku sih puas dengan visual ini tapi nggak tau kaliannya.

Kenzo

Crystal

yang lainnya belum dapat Visual hanya pemeran utama aja dulu kali ya.

Cast : Kenzo Edzard Duanovic, Crystal Letta Alterio, Allaric Vian Alterio, Lily Tiffany Preston, dll.

Oh iya, banyak juga orang yang bilang, mereka suka-suka banget sama nama-nama cast yang aku buat🤭🤭. Mereka sampai bilang namanya cantik dan menginspirasi nama untuk anak kelak. Makasih ya. Semua nama-nama itu ada maknanya loh, kalian bisa cari di Google.

Segini dulu deh, kebanyakan bacotnya aku. Oh iya masih Quarantine time ya. Stay Safe ya semuanya, respect bagi orang-orang yang harus bekerja di tengah maraknya semua ini. Tetapi tetap jaga Kebersihan dan tetap berhati-hati ya.

Bye..😘

Chapter 1 - Beginning

Kenzo Edzard Duanovic, lelaki tampan yang terlihat sangat menarik di antara hiruk pikuk club yang ia datangi. Tubuhnya yang tegap dan gagah dengan rahang kokoh dan wajah yang terpahat indah.

Kenzo menikmati duduk santainya di atas sofa dengan dua gadis yang bergelayut manja di kedua sisinya. Kedua gadis tersebut dengan semangat menggoda Kenzo. Membelai dada pria itu, hingga menggoda sesuatu di bawah sana dan menggeseknya dengan sengaja.

"Mr. Duanovic." Kenzo mengangkat kepalanya saat seorang bawahannya memanggilnya dengan kepala menunduk takut.

"Ada apa?" tanya Kenzo dingin.

"Sir, bangsal 9 dibobol. Chip yang akan dilelang besok menghilang." ucapnya. Kenzo yang mendengar hal tersebut langsung berdiri dengan wajah mengeras.

"SIAL!!" teriak Kenzo kesal. Rahangnya mengeras, tatapannya menajam dan tangannya mengerat keras. Seperti ada sesuatu yang akan keluar dari dirinya. Aura di sekitarnya terasa mencekam dengan kegelapan tak kasat mata.

Setiap bangsal yang Kenzo punya terpasang dengan keamanan super ketat dan teknologi super canggih. Siapa yang berani bermain dengannya?

"Kamera pemantau?" Kenzo mendesis menakutkan. Bahkan pria di depannya hanya bisa menunduk takut jika ia menjadi sasaran kemarahan kenzo.

"Kamera pemantau error dan tak merekam apapun satu jam sebelum kejadian." jawab pria itu takut.

Grep.

Kenzo dengan tiba-tiba mencekik leher pria tersebut dan menarik wajah pria itu mendekat padanya. Tatapan tajam Kenzo seakan siap mengoyak-ngoyak pria di depannya ini yang bergetar ketakutan.

"Maaf Sir."

"Aku sangat benci ketidakbecusan." desis Kenzo lagi. Namun ada sesuatu yang berbeda, tatapan itu tak sama dengan Kenzo yang sebelumnya. Tatapan ini...... Tatapan haus darah.

Bruk.

Kenzo melempar tubuh pria tersebut ke atas meja hingga meja kaca tersebut pecah, lalu melangkah dingin dengan sarat membunuh. Tangannya gatal. Dia ingin sesuatu yang dapat meredakan amarahnya, dan itu adalah DARAH.

***

Ruangan remang-remang ini dipenuhi dengan suara des*han yang saling menyahut. Di atas ranjang yang kusut itu, terdapat kedua insan yang sedang bergulat panas dengan keringat bercucuran.

Lenguhan-lenguhan memenuhi ruangan tersebut. Hujaman demi hujaman yang diterima sang wanita membuat ia berteriak keras dengan wajah kenikmatan. Sedangkan punggung liat dan tubuh gagah tersebut dengan keras dan kuat menghujam miliknya kasar.

Ia tak mempedulikan bagaimana wanita di bawahnya berteriak kesakitan karena keganasannya. Berulang kali wanita di bawahnya mencapai puncaknya, namun pria itu tetap tak mendapatkan puncaknya dan menggagahi wanita tersebut dengan kasar. Yang ia butuhkan saat ini mencapai puncaknya dengan begitu deras.

"KENZOHH..."

Bunyi penyatuan mereka terdengar begitu jelas. Pinggul Kenzo semakin cepat memompa saat di rasakan puncaknya akan segera datang.

"Aghhh.. ****..." desah Kenzo kasar.

Pinggulnya semakin menusuk dalam-dalam tubuh wanita di bawahnya, saat merasakan miliknya semakin membesar dan menegang.

"Sakithhh.. " wanita tersebut berteriak semakin keras tak dapat menahan sakit yang amat di intinya.

Kenzo tak peduli dan semakin memompa tubuhnya kencang, lalu menjambak keras rambut wanita tersebut untuk mendongak.

Dua gerakan menusuk terakhir, Kenzo Menyemburkan lahar panasnya sambil mendesah nikmat.

Kenzo menarik tubuhnya menjauh membiarkan wanita di bawahnya terbaring lemas dengan nafas ngos-ngosan. Kenzo bangkit, lalu memakai jubahnya dan berjalan ke sebuah lemari kayu.

Membuka pintu lemari kaca tersebut dengan begitu pelan dan mengambil sesuatu dari sana. Menutup kembali pintunya, lalu melangkah kembali menuju ranjang.

Tatapan tajamnya menusuk melihat wanita tersebut yang mulai terpejam kelelahan.

Tangannya mengerat dengan langkah mengintimidasi, mendekati wanita tersebut. Naik ke atas ranjang dan membelai wajahnya dengan gerakan lembut.

Wanita tersebut menggeliat sebentar menikmati elusan lembut yang Kenzo berikan. Hingga...

"AKHH..." suara teriakan lantang menaungi kamar tersebut.

Wanita tersebut melotot dengan mata begitu lebar dan mulut ternganga. Matanya menatap Kenzo yang tersenyum mengerikan dengan tangan yang berada di atas perut wanita tersebut.

Namun tangannya jelas menggenggam sebuah belati yang menembus perut wanita tersebut. Darah merembet keluar memenuhi tubuh wanita tersebut dan mengotori ranjang.

"HAHAHA..." Kenzo tertawa senang, lalu melepas belatinya dengan kasar, hingga darah muncrat sampai mengenai wajahnya. Menusuknya lagi ke dada wanita tersebut, hingga wanita tersebut mati di tempat dengan mata melotot.

Kenzo mengoyak perut wanita tersebut dengan belatinya hingga organ dalam wanita tersebut tampak dan keluar dari sana. Wajah Kenzo tersenyum senang seakan mendapatkan hadiah lotre besar.

"HAHAHAHAH..." tawa Kenzo pecah di dalam kamar remang-remang tersebut dengan mayat wanita yang terbaring mengerikan di atas ranjang.

Dia senang. Dia bahagia akhirnya dapat meredam amarahnya dengan sesuatu yang menyenangkan.

***

"Crys.."

"Crys... Kamu di mana?"

"Crys di dapur kak."

Suara teriakan tersebut memenuhi rumah kecil sederhana yang ditinggali oleh seorang gadis dan kakak laki-lakinya.

"Crystal, kamu mencoba memasak lagi?" tanya seorang pria tinggi tampan setelah menemukan adik perempuannya yang berkutat di dapur.

"Kak Aric pikir aku nggak bisa masak?" tanya adiknya itu dengan wajah cemberut kesal.

"Terakhir kali kamu masak, kamu salah membedakan garam dan gula, sehingga saus yang kamu buat terasa saaaaaangat manis." ucap kakaknya dengan wajah menggoda. Crystal yang mendengar hal itu semakin cemberut dan memukul perut kakaknya kencang.

"Awss... Kenapa dipukul? Shhh...." tanya Aric sambil meringis mengusap perutnya yang terasa ngilu.

"Habisnya kakak ngejekin Crys terus." ucap Crys kesal sambil mengaduk masakannya malas.

"Iya, maafin kakak deh." ucap Aric lembut, lalu mengusap-usap rambut adiknya dengan lembut sambil menepuk kecil puncak kepala adiknya dengan senyum penuh kasih sayang.

Allaric Vian Alterio adalah sosok kakak yang sangat mengagumkan di mata Crystal Letta Alterio.

Crystal suka saat kakaknya mengusap kepalanya seperti ini. Ia merasa nyaman dan hangat. Semenjak ayah dan ibu mereka pergi, Crystal yang saat itu berusia 10 tahun begitu terpukul hingga drop. Ia merasa kesepian dan hanya kakaknya yang ia punya.

Kakaknya yang saat itu berusia 15 tahun mencoba lebih tabah dan menenangkan adiknya. Hanya adiknya satu-satunya harta berharga yang ia punya. Nyawapun ia berikan untuk melindungi senyum adiknya yang sangat ia cintai ini.

"Kamu kuliah siang hari ini?" tanya Aric sambil duduk di kursi meja makan yang sangat dekat dengan dapur. Ya, rumah mereka yang sangat sederhana, membuat design di dalampun dengan sangat minimalis.

"Iya. Oh iya kak, aku bakalan mulai kerja part time hari ini." ucap Crys sambil meletakkan makanan yang ia masak ke atas piring.

"Kamu fokus belajar aja, biar kakak yang cari uang buat kita." ucap kakaknya. Tiba-tiba suasana menjadi mellow, mengingat bahwa ekonomi mereka semakin menurun semenjak ayah-ibu mereka meninggal.

"Crys nggak mau ngerepotin kakak sampai banting tulang demi kita. Crys juga mau membantu. Aku sudah dewasa untuk bisa bekerja dan membantu kakak mencari uang untuk kita." ucap Crys dengan kepala menunduk dan tak membalikkan tubuhnya menatap kakaknya. Ia takut air matanya mengalir melihat wajah kakaknya yang begitu ia sayangi dengan tabah dan sabar membanting tulang demi hidup mereka.

"Kakak nggak mau kamu capek. Kuliah sambil kerja tidak mudah Crys. " ucap Aric sambil menatap punggung adiknya yang membelakanginya dengan kepala menunduk.

Crys menghela nafasnya panjang, lalu berbalik menghadap kakaknya dengan wajah berkaca-kaca.

"Aku tau itu tidak mudah. Crys tau setiap kakak pulang kerja sambil kuliah dulu. Aku sedih setiap lihat wajah kakak yang kelelahan, tetapi tetap tersenyum untuk menyambut Crys di rumah. Crys sedih tak bisa melakukan apa-apa untuk kakak." ucapnya dengan air mata yang mulai menetes membasahi pipinya. Kepalanya menunduk sambil menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

Perlahan Crystal merasakan sebuah pelukan hangat merenggut tubuhnya, membentur dada bidang kakaknya dan mengelus punggungnya naik turun.

"Kamu nggak perlu melakukan apapun untuk kakak, yang kakak mau hanya kamu dapat hidup bahagia." tangisnya semakin pecah mendengar ucapan kakaknya yang begitu ia sayangi. Satu-satunya yang ia punya saat ini. Tangannya memeluk erat tubuh kakaknya, menenggelamkan wajahnya yang penuh air mata ke dalam dada bidang Aric.

"Bagaimana Crys bisa bahagia, jika orang yang sudah membuat keluarga kita hancur seperti ini masih bisa hidup dan bersenang-senang di dunia." batinnya berteriak marah. Dendam yang selama ini ia pendam sebentar lagi akan ia wujudkan. Orang itu... Dia akan merasakan bagaimana rasanya sakit namun tak berdarah yang sesungguhnya.

Bersambung....

Cerita Kenzo perdana Part satu.

semoga suka.

bye.😘

Chapter 2

Siang hari ini yang terasa lebih panas dari biasanya, terlihat seorang gadis berlari kencang dengan wajah panik. Rambutnya yang terikat ponytail, berayun ke kanan-kiri seiring kecepatan larinya.

Tas ransel dan beberapa buku di tangannya tak membuat kecepatan larinya berkurang. Hingga akhirnya, ia berhenti tepat di depan pintu kelas yang tertutup.

Tubuhnya membungkuk sebentar dengan nafas ngos-ngosan untuk menetralkan pundaknya yang terlihat naik-turun karena kelelahan sambil merapikan pakaiannya, sebelum akhirnya membuka pintu di depannya.

Cklek.

Perlahan ia membuka pintu kelas tersebut dan ia memasukinya dengan kepala menunduk. Beberapa pasang mata menatap kedatangannya terutama seorang Dosen yang sempat berhenti bicara sambil menatap ke arahnya.

Gadis tersebut mengambil duduk di barisan tengah dan duduk di samping seorang gadis yang melempar senyum padanya.

"Kamu terlambat lagi Crys." bisik gadis di sebelahnya, tepat setelah bokongnya bertemu dengan kursi.

"Huhh... Aku sudah berlari secepat mungkin." bisik Crystal sambil membuang nafas lelah.

Crystal meletakkan bukunya dan mulai mengikuti pelajaran Dosen di depannya.

***

Dua jam berlalu dan akhirnya pelajaran tersebut selesai. Crystal duduk dan merapikan bukunya dengan sangat lambat. Ia benar-benar lelah. Sudah dua minggu berjalan setelah ia mulai bekerja paruh waktu di sebuah restoran. Hal itulah yang membuatnya akhir-akhir ini sering terlambat kuliah.

"Crys."

Crystal menoleh ke sumber suara saat namanya dipanggil.

"Kak Leo."

Agleo Sarvis Raven, pria tampan jangkung yang menjadi Asisten Dosen di mata kuliahnya kali ini. Leo adalah mahasiswa tahun ketiga dan terkenal sangat pintar di tambah tampangnya yang menarik.

"Hai. Mau ke kantin bareng?" tanya laki-laki bernama Leo tersebut dengan senyum manis.

"Tapi aku sudah bersama Lily kak." ucap Crys sambil menoleh pada Lily yang duduk di sebelahnya.

"Kalau kakak nggak masalah, kita bisa pergi bertiga." ucap Crystal lagi dengan senyum yang begitu manis.

Leo ikut tersenyum melihatnya. "Boleh." jawabnya senang.

Crystal tersenyum senang dan membereskan bukunya lebih cepat. Setelah selesai, ia bangkit berdiri dan menarik lengan Lily bersamanya.

"Yuk kak." ajak Crystal.

Mereka bertiga berjalan sejajar keluar dari kelas hingga akhirnya sampai di kantin kampus. Lily duduk dengan tenang di samping Crystal. Sedangkan Leo duduk di hadapan dua gadis tersebut.

"Kalian pesan apa?" tanya Leo.

"Aku ambil menu makan siang 2A kak." jawab Lily.

"Aku tidak usah kak, aku bawa bekal dari rumah." ucap Crys dengan senyum lebar.

Leo menatap ke arah Crys lama dan akhirnya mengangguk paham. Leo melangkah pergi untuk mengambil makan siang mereka.

Sedangkan Crys mengeluarkan kotak bekal dari dalam tas ranselnya, lalu meletakkannya di atas meja.

"Kak Aric yang masakin lagi?" tanya Lily dengan senyum menggoda.

"Iya."

"Uhhh... Seneng deh kalau punya kakak seperti kakakmu Crys." ucap Lily.

"Aku juga beruntung punya kak Aric. Cuman dia satu-satunya yang aku punya." ucap Crys dengan senyum manisnya. Tersirat rasa bersyukur di senyum itu.

"Kak Aric udah tampan, pintar, jago masak, jago semua, pekerja keras lagi. Beruntung cewek yang dapatin kak Aric nanti." tambah Lily dengan mata berbinar-binar sambil membayangi kakak Crystal yang beberapa kali pernah ia temui.

"Aku mau yang terbaik untuk kak Aric." ucap Crys sedih sambil menatap bekal di atas meja. Dia sudah terlalu membebankan kakaknya selama ini. Dia ingin yang terbaik untuk kakaknya itu.

Tanpa sadar Leo sudah berada di hadapan mereka sambil meletakkan dua nampan makanan ke atas meja. Crys tersadar dari lamunannya, lalu melempar senyum ke arah Leo.

"Ini dia makan siangnya." ucap Leo sambil menyodorkan makan siang ke arah Lily.

Lily tersenyum senang dengan pipi merona. "Makasih kak." ucapnya malu-malu.

Leo membalas dengan senyum manisnya. Crystal, Lily dan Leo menikmati makan siang mereka sambil berbincang ringan.

***

Crystal POV

Setelah pulang kuliah, aku buru-buru pergi ke tempat kerjaku. Part-time malamku yang baru, aku bekerja di Bar Nightingale yang begitu terkenal di kota ini.

Aku bekerja sebagai pelayan yang mengantar minuman dan pesanan. Aku tidak bekerja sebagai pelayan plus-plus yang melayani nafsu para baji*gan di sini. Aku hanya membutuhkan uang yang cukup untuk makan dan hidup.

Aku berganti pakaian dengan pakaian khusus pelayan. Aku bersyukur pakaian pelayan di sini tidak yang aneh-aneh. Roknya tidak kependekan dan bajunya juga tidak terlalu ketat.

"VVIP akan datang malam ini!" bisik teman sekerjaku bernama Rachel. Gadis pendek dengan rambut sebahu dan mata yang bulat. Dialah yang merekomendasikan tempat ini untuk part time malamku sebagai pelayan yang sama seperti dirinya.

"VVIP?" tanyaku memastikan.

"Iya. Pria-pria kaya, baik muda dan tua akan sangat banyak. Terutama VVIP kelas 1, yang berisi pria-pria muda kaya dan otoriter." ujar Rachel panjang lebar dengan wajah bergidik.

"Jangan coba-coba membuat masalah apapun pada mereka kalau kau masih ingin bekerja di sini. Ini pertama kalinya kau melihat tamu VVIP bukan? Untungnya karena kau anak baru, kau tidak perlu melayani mereka. " tambahnya lagi.

Aku mengangguk perlahan dengan pikiran melayang. Semoga hari pertamaku berjalan dengan lancar dan tak terjadi hal-hal yang mengerikan.

"Ayo!" aku mengangguk dan mengikuti langkah Rachel dari belakang.

Aku berdiri tepat di samping Rachel saat kami masuk ke dalam barisan para pelayan yang bersiap menyambut para tamu VVIP di lorong pintu masuk.

Di samping itu, para wanita penghibur mengambil barisan sebelah kanan dengan penampilan super menggoda.

"Mereka datang!" bisik kepala pelayan di depan. Aku berdiri tegap dengan tangan terlipat di depan sambil menundukkan kepala.

"Selamat datang di Nightingale." ujar kepala pelayan tersebut. Aku mendongak sedikit untuk menatap orang pertama yang sampai di sini.

DEGH..

Seketika jantungku berdetak kencang dan rasa sesak perlahan menggerogoti dadaku. Di sana, orang yang selama ini kucari, berjalan dengan wajah dingin dan penuh pesona.

Dia.... Pembunuh itu.

Sebuah tato dengan simbol yang tidak kumengerti menarik penuh perhatianku. Berada tepat di leher kanan, tepat dibawah telinganya. Tato yang tertanam jelas di ingatanku selama ini, satu-satunya cara untuk mengetahui siapa pembunuh yang kucari.

simbol tatonya.

Bersambung...

Huhu... share ya, like dan komen. vote juga.

Bye..😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!