NovelToon NovelToon

Cinta Dan Dendam Audrey

Episode 1

Audrey K. Cartwrigh seorang gadis yang sangat populer dikampus karena kecantikan dan kepintarannya.Ia mengambil 2 jurusan yang berbeda yaitu Fakultas Ekonomi dan Desaign.

Audrey terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan Daddy Eldric Cartwrigh keturunan Inggris seorang pengusaha sukses yang memiliki berbagai jenis usaha dibeberapa negara dan Mommy Elif Gurhan peranakan Turki Sunda

yang berprofesi sebagai desaigner terkenal.

Dengan memiliki tubuh yang tinggi 178 cm dan sepasang mata yang indah Audrey juga berprofesi sebagai model.Memiliki Daddy yang tampan dan Mommy yang cantik, tidak heran Audrey juga memiliki kecantikan yang hampir sempurna.

Walaupun terlahir dari keluarga yang sukses dan kaya raya tetapi dia tidak pernah sedikitpun bersikap sombong dan memilih - milih dalam berteman.

Audrey selalu baik dan ramah pada teman - teman disekitarnya,baik itu dilingkungan kampus atau pun dilingkungan tempatnya bergaul lainnya.Karena itu tidak heran jika banyak yang mengagumi dan menyukainya.

Audrey memiliki 3 sahabat, Zia, Dea dan Bella yang jadi teman terdekatnya.

Audrey, Zia dan Dea sudah berteman sejak mereka masih kecil karena para orang tua mereka juga bersahabat.

Mereka bersekolah ditempat yang sama dari sekolah dasar hingga kuliah sekarang.

Seharusnya Audrey adalah adik kelas Zia dan Dea karena selisih umur mereka hampir 3 tahun. Tapi karena kepintaran yang dimilikinya, Audrey beberapa kali loncat kelas waktu masih duduk di bangku sekolah. Hingga pada umur 16 tahun ia sudah menyelesaikan SMA-nya bersamaan dengan teman - temannya.

Sekarangpun saat kuliah Audrey hanya dengan waktu 3 tahun sudah menyelesaikan semua mata kuliahnya dan sedang menunggu jadwal sidang buat skripsinya.

Sementara dengan Bella, mereka mengenalnya sejak bersekolah di SMA yang sama dan berteman dekat hingga lanjut dikuliahan.

Kedua sahabatnya Zia dan Dea juga memiliki wajah yang cantik khas Indonesia.

Sedangkan Bella walau tidak secantik mereka bertiga tetapi dia juga memiliki wajah yang unik. Kalau kata Zia, wajah Bella seperti wajah yang disukai om - om senang, alias wajah penggoda ... hahaha.

Sebagai anak tunggal dari orang tua yang sangat berlimpah harta, tidak membuat Audrey menjadi gadis yang manja.

Ia tetap diajarkan jadi anak yang mandiri, kuat, bekerja keras dan bertanggung - jawab dalam hal apapun.

Sedari kecil Ia sudah biasa ditempa untuk menjadi sosok yang tangguh. Karena dimasa depan Audreylah yang akan meneruskan semua usaha milik kedua orang tuanya.

Bahkan saat ini ia sudah memiliki beberapa perusahaan sendiri di - Inggris negara kelahiran daddy-nya tanpa ada yang tahu, bahkan ketiga teman dekatnya.

Hanya kedua orang tua Audrey dan Kevin kakak angkatnya yang boleh mengetahuinya demi menghindari incaran musuh - musuh Daddy Eldric didalam dunia bisnis.

Saat ini ia hanya ditugaskan untuk fokus menyelesaikan kuliahnya.

Sedangkan yang menjalankan perusahaan Daddy dan Audrey disana,Daddy menugaskan pada Kevin yang awalnya bernama Alex ... seorang anak lelaki yang sudah yatim piatu dan dibuang kejalanan pada usia 6 tahun di Inggris karena tidak mau disuruh mencuri oleh pamannya.

Pada saat melihat tubuh Kevin yang kurus dan penuh dengan luka disebabkan pamannya yang sering memukulinya, Eldric dan Elif memutuskan untuk mengadopsinya untuk menjadi Kakak Audrey yang saat itu baru berusia 1 tahun dan mengganti nama Alex menjadi Kevin.

Sejak itu mereka selalu bermain bersama, dan Kevin sangat menyayangi Audrey adiknya.

Tetapi keberadaan Kevin sebagai anak dari Eldric dan Elif sengaja disembunyikan dari pihak luar, hanya mereka sekeluarga yang mengetahuinya.

Mereka melakukan hal itu demi mengantisipasi hal - hal buruk yang mungkin terjadi dimasa depan.

Sejak bayi hingga berusia 3 tahun, Audrey dan Elif mommynya masih menetap di Inggris. Sedangkan Eldric lebih sering menetap di Indonesia demi memajukan perusahaan.

Hingga akhirnya pada saat usia Audrey 4 tahun mereka menyusul Daddy Eldric dan memutuskan menetap di Indonesia.

Kevin tetap tinggal di Inggris dan menetap diasrama demi menyelesaikan sekolahnya.

Awalnya mereka juga ingin membawa Kevin tinggal bersama di Indonesia tetapi Kevin sendiri yang meminta untuk tetap tinggal di Inggris agar keberadaannya tidak ada yang mengetahui.

Walau dengan berat hati mereka terpaksa menyetujui keputusan Kevin tersebut. Terutama Audrey yang saat itu masih sangat kecil sangat sedih karena harus berpisah dengan kakak kesayangannya.

Tetapi itu semua perlahan terobati karena hampir setiap liburan Audrey selalu mengunjungi Kevin yang kini sudah menempati mansion mereka di Inggris.

Seperti biasa dipagi hari dikediaman keluarga Cartwrigh selalu ditaburi dengan kebahagiaan.

Walau terkadang kedua orang tuanya harus sering pergi keluar negeri meninggalkan Audrey untuk menjalankan bisnis - bisnis mereka namun tidak mengurangi sedikitpun perhatian terhadap putri mereka Audrey.

Pagi ini seperti biasa mereka sarapan bersama sebelum masing - masing sibuk dengan aktivitasnya.

"Honey, jam berapa nanti selesai kekampusnya ?" tanya Eldric pada putri kesayangannya.

"Iya baby .. selesainya jam berapa ?" Mommy Elif ikut menimpali pertanyaan Eldric.

"Jam 12 dad, mom .. kenapa emangnya ?" jawab Audrey.

"Nanti selesai urusan dikampus langsung kekantor Daddy ya honey ... ada yang mau daddy dan mommy bicarakan sama kamu.

Setelah itu kita makan siang bareng diluar."

"Mau ngomongin apa sih dad, mom ? Kog ga sekarang aja .. " tanya Audrey heran.

"Ntar aja ya baby ... okey." kata mommy Elif.

"Hmm ... Oke deh." jawab Audrey sambil mengacungkan jempolnya.

Eldric dan Elif tertawa lebar melihat tingkah anak gadis kesayangan mereka.

Sambil menikmati sarapan mereka saling melemparkan candaan. Sehingga suasana pagi dimanaion keluarga Cartwrigh dipenuhi tawa dan kebahagiaan.

Para pelayan yang melayani keluarga ini setiap hari ikut merasakan kebahagiaan mereka.

"Dad, mom ... Audrey berangkat ke kampus ya," ucap Audrey lalu mencium pipi kedua orang tuanya.

"Okey baby, hati - hati dijalan. Jangan terlalu ngebut bawa mobilnya." ujar Elif dan Eldric bersamaan.

"Siap boss ..." Audrey membalas ucapan keduanya dengan memberi hormat.

Elif dan Eldric lagi - lagi tertawa melihat tingkah Audrey.

Mobil sport merah Audrey segera keluar dari mansion yang sangat mewah itu dengan cepat.

Diperjalanan menuju kampus, hp Audrey berdering. Melihat nomer yang tertera dilayar hpnya Audrey tersenyum dan segera menjawabnya.

"Drey ... lo dimana ?" teriak Zia.

"Aduh .. budeg gue dengar teriakan lo Zi, " ucap Audrey.

"Hehehe ... Sorry honey. Abis tumben lo blom datang, biasanya kan gue yang telat." jawab Zia

sambil tertawa.

"Gue kan ga ada kelas lagi Zia sayang. Ke kampus cuma buat liat jadwal sidang doang terus jumpain doping gue ..."jawab Audrey menjelaskan.

"Iya, ya ... lupa gue. Lo udah dimana nih ?" tanya Zia.

"Ini udah mau nyampe kog. Dea Ama Bella udah pada datang blom ?"

"Udah, nih lagi ikutan nguping ... hehehe. Buruan, kami tunggu diparkiran," teriak Zia sengaja.

Sambil tertawa Audrey mematikan sambungan telepon dari Zia yang tersambung kemobilnya.

Sementara Zia yang melihat telefon udah ditutup Audrey cuma ngedumel "Dasar bule edan..."

Beberapa menit kemudian mobil sport Audrey memasuki pelataran parkir kampus.

Dari dalam mobil dia udah melihat ke 3 sahabat kesayangannya dengan setia berdiri menunggu kedatangannya.

Dengan sengaja Audrey menekan klakson mobil dengan keras begitu dekat dengan mereka.

Ia pun tertawa lebar melihat ke 3 nya melotot dengan kesal kearah mobilnya.

Setelah memarkirkan mobil, dengan tanpa rasa bersalah ia menghampiri mereka.

"Hai girls, morning ... buruan masuk ntar telat loh .. "sapa Audrey lalu memeluk sahabatnya.

"Gaya Lo drey, yang ada kita telat gara - gara nungguin Lo," omel Zia dan Bella barengan.

Sementara Dea cuma tersenyum tipis.

"Hahaha ... Sorry girls. Gue tadi gak begitu ngebut bawa mobilnya." jawab Audrey.

"Tumben lo gak ngebut,Drey ?" tanya Dea.

"Hmm ... gak ngerti gue De. Tapi tadi dijalan tiba - tiba keingat omongan Daddy n' mommy."

"Emang apa yang diomongin Daddy Ama mommy Lo ?".

"Gue gak boleh ngebut." jawab Audrey lalu membayangkan kedua orang tua nya.

"Ohh ... kalo gitu lo bener,Drey." ucap Dea.

"Honey, dari pada lo bengong sendirian diperpus mending ikutan kami masuk kelas aja."ajak Zia sambil merangkul Audrey.

"Tapi Pak Abdi tau kalo gue udah lulus mata kuliahnya, Zi .. " tolak Audrey.

" Segitu banyak mahasiswa dikelas kita. Pasti dia gak sempat merhatiin satu - satu. Yuk ah .." Zia memaksanya.

Audrey berfikir sejenak mendengar perkataan Zia. Lalu ia pun mengangguk setuju. Karena dosen pembimbingnya juga baru datang beberapa jam lagi.

Mereka berempat pun berjalan beriringan menuju kelas yang dulunya kelas Audrey juga.

Sepanjang koridor kampus banyak yang menyapa Audrey. Ada juga yang cuma menatap dengan mata penuh kekaguman.

Bahkan ada yang terang - terangan meneriakkan kata cinta pada Audrey. Sementara Audrey hanya menanggapi semua dengan memberi senyum manisnya.

Sampai dikelas mereka berempat menduduki kursi yang sudah setia menemani hari - hari mereka disini.

Suasana kelas yang awalnya bising tiba - tiba mendadak hening ketika mendengar langkah kaki Pak Abdi dosen yang terkenal killer.

"Pagi semuanya ... kita quis hari ini." ucap Pak Abdi begitu memasuki ruangan kelas mereka.

Kelas yang tadinya hening menjadi riuh seketika mendengar kata quis dari sidosen killer.

" Tapi pak, minggu lalu bapak gak ada memberitahu." protes Zia.

" Tanpa saya beritahu kalian harus tetap menyiapkan diri setiap saat, atau kamu keberatan karena gak belajar ? " tanya Pak Abdi dengan nada dingin.

Zia yang mendengar perkataan tersebut menjadi terdiam. Ia melirik kearah Audrey untuk meminta bantuannya.

" Mati gue,drey ... mana gue gak sempat belajar lagi tadi malam." ucap Zia sambil meringis.

" Iya, gue juga sama ..." timpal Bella.

Mendengar hal ini Audrey dan Dea pun tak dapat menahan tawanya.

" Emang kalian berdua pernah belajar ?" ledek Dea.

" Hee .. gak sih. Gak sempat ... " jawab Zia dan Bella bersamaan dengan santai.

" Emang dasar kaliannya aja yang males, pake alasan gak sempat lagi, " ledek Dea.

" Hehehe ... Iya sih Tapi Kitakan bisa ngandelin Lo berdua. Gak percuma punya teman jenius kaya Audrey dan pintar kaya lo, benarkan Bel ... " Zia menjawab sambil tertawa.

" Bener banget Zi ..." ucap Bella setuju mengacungkan jempolnya.

" Gue gak mungkin ujian lagi. Ntar kalo ketauan Pak Abdi bisa berabe. " ucap Audrey.

" Biarin aja Drey kali ini gak usah dibantuin ... biar tau rasa." ucap Dea pura - pura gak perduli.

Zia dan Bella memasang muka sedih kearah Audrey.

" Please ya honey, bantuin kami. Jangan pelit kaya Dea ... "

Audrey menahan tawanya sedangkan Dea melotot dengan lebar kearah Zia dan Bella.

" Tolong yang duduk dibarisan dekat jendela jangan ngobrol lagi.

Ujian sudah mau saya mulai." Pak Abdi menatap tajam kearah mereka.

Audrey yang takut Pak Abdi mengenalinya menundukkan kepalanya segera.

" Sst .. pada diam deh. Pak Abdi suami lo Zi ngeliatin kita tuh ... " ucap Audrey pelan.

" Sialan loe, Drey ..." umpat Zia pura - pura kesal.

" Selama ujian saya tidak mau lihat ada yang menyontek ataupun memberi contekan. Jika ketahuan sama saya maka keduanya akan saya beri nilai E ... Paham kalian !" ucap Pak Abdi dengan tegas.

" Paham pak ..." jawab mereka semua yang berada dikelas.

Sedangkan Zia dan Bella cuma bisa meringis mendengar peringatan Pak Abdi.

" Kamu yang duduk disudut siapa namanya. Tolong bagikan ke yang lain kertas soalnya." Pak Abdi menunjuk kearah Zia.

" Sial, kenapa gue sih yang ditunjuk sibatu es ..." omel Zia.

Ketiga sahabatnya Audrey, Dea dan Bella menutup mulut mereka agar tidak tertawa mendengar omelan Zia.

" Baik pak ..." Dengan kesal Zia bangkit dari tempat duduknya.

Begitu kertas soal dibagikan kelas menjadi sangat hening seperti gak ada penghuninya.

Tanpa mereka berempat sadari dari tempat duduknya Pak Abdi memperhatikan Audrey.

Ia sangat mengenali Audrey karena selain dikenal karena kecantikan wajahnya. Ia juga sangat pintar. Pak Abdi juga tau kalo sebenarnya Audrey sudah lulus mata kuliahnya saat masih disemester bawah.

Tidak ingin membuat malu Audrey, iapun membiarkannya berada didalam kelas.

Pak Abdi memperhatikan sekeliling kelas. Masing - masing mahasiswa sibuk mengerjakan soal yang diberikannya dengan serius.

Kecuali Zia dan Bella yang gelisah menunggu kertas jawaban dari Audrey.

Sebenarnya Audrey sudah menyelesaikan jawaban dari soal yang dibagikan sejak tadi.

Tapi ia juga gak berani memberikan pada Zia, karena gak mau mengambil resiko jika ketahuan sama Pak Abdi.

Karena itu ia pura - pura masih sibuk menyelesaikan lembar jawaban.

" Kalian yang duduk dibarisan ke 3 dekat jendela, saya tahu kalian sudah selesai mengerjakan soal.

Segera antar ke saya kertas kalian," tiba - tiba Pak Abdi menunjuk kearah Audrey dan Dea.

Audrey merasa terkejut mendengarnya. Ia tak menyangka jika Pak Abdi memperhatikan.

" Baik pak ..." jawab Audrey dan Dea serempak lalu bangkit dari tempat duduk mereka.

Audrey melirik kearah Zia dan Bella yang kelihatan sangat gelisah. Melihat raut wajah keduanya ia merasa kasihan namun gak bisa berbuat apapun saat ini.

" Ini Pak ..." ucap Audrey dan Dea menyerahkan lembar jawaban mereka.

" Bagus ... buat yang lain contoh seperti mereka jika belajar dengan benar gak akan susah untuk mengerjakan soal dari saya. Jangan bangga dapat nilai bagus tapi hasil contekan ..." ucap Pak Abdi menyindir.

Zia dan Bella yang mendengar sindiran Pak Abdi cuma bisa meringis dan buru - buru mengisi lembar jawaban ujian mereka dengan asal karena waktu yang diberikan sudah hampir habis.

" Sekarang kumpul semuanya lembar jawaban kalian. Waktunya sudah habis."

" Baik pak ..." jawab mereka serentak.

Semua pada buru - buru bangkit dari tempat duduk dan segera mengumpulkan lembar jawaban mereka.

Begitu juga dengan Zia dan Bella.

Episode 2

" Sialan, tuh si kulkas ... " ucap Zia kesal.

" Iya, benar banget lo Zi ... " timpal Bella.

" Sorry ya honey ... tadi gue gak bisa bantu kalian berdua. " kata Audrey sambil merangkul Zia dan Bella. Dea pun juga ikutan memeluk teman - temannya.

" Bukan salah Lo, Drey ... si Kulkas itu aja yang kebangetan killer nya." jawab Zia.

" Iya, gak sangka gue tadi ujian ... kalo tau gue udah nyiapin contekan. " Bella berceloteh sambil tertawa.

Mendengar perkataan Bella, mereka bertiga pun ikutan tertawa.

" Drey, jam berapa Lo ketemu Ama Doping skripsi ? " tanya Dea.

" Nih, bentar lagi. " jawab Audrey.

" Abis ini kami bertiga masih ada kelas lagi. Lo gak papa kan sendiri nunggunya honey ? " tanya Zia.

" Ya, gak papa lah ... kaya anak kecil aja harus ditemani emaknya," Audrey menjawab lalu tertawa.

" Lo kan emang masih kecil dibandingkan kami ... hehehe." ledek Zia.

" Iya sih .. tau gue kalo Lo udah tua, Zi ... ," balas Audrey.

" Sialan Lo ... " umpat Zia pura - pura marah.

Audrey cuma tersenyum melihat Zia.

" Udah ah, gue mau ketemu doping dulu. Ntar menghilang lagi tuh, dosen." kata Audrey.

" Setan dong bisa menghilang." celetuk Zia.

Audrey dan yang lain pun tertawa lebar mendengar candaan yang di ucapkan Zia. Zia memang yang paling konyol dan paling cepat emosi di antara mereka berempat.

" Gila, lo ya Drey ... gue aja yang yang cuma ngambil satu jurusan. Kepala udah mau pecah.

Nah, Lo ... ngambil 2 jurusan, dua - dua nya udah selesai. Otak Lo terbuat dari apa sih, honey ? " ucap Zia kagum.

" Tau, nih Audrey ... Apa sih yang Lo cari ? Orang tua kaya - raya, Lo anak tunggal jadi tuh kekayaan cuma buat Lo sendiri. Kalo gue jadi Lo, gue tinggal nyantai nikmatin hidup." Bella menimpali dengan nada iri.

" Yang kaya kan orang tua nya bukan Audrey. Benar kan, Drey ... ?" ujar Dea.

" Benar banget De ... gue pengen berhasil dan di akui karena kemampuan sendiri. Jadi, kalau suatu saat gue harus meneruskan perusahaan Daddy ... gak akan buat orang tua gue malu." jawab Audrey lugas.

" Girls, gue jalan dulu udah waktu nya nih .. " ucap Audrey lagi.

" Ya udah ... ntar kita ketemuan lagi setelah urusan Lo selesai. Kami juga mau masuk kelas." balas Zia.

" Oke ... bye. " jawab Audrey.

Lalu ia pun bergegas pergi menjauh dari teman - temannya.

" Yuk ah masuk kelas ... gue mau belajar biar pintar kaya Audrey." ucap Zia dengan mimik dibuat serius.

" Hahaha ... gaya Lo Zi. " Dea dan Bella tertawa.

Audrey yang sudah sampai di ruangan doping nya terkejut melihat Pak Abdi juga berada disana.

Ia mendadak khawatir, jangan - jangan Pak Abdi mau memarahi nya karena hal tadi.

" Permisi pak ... ada yang ingin saya tanyakan sama bapak. " ucap Audrey pelan.

" Baik ... tapi Pak Abdi tadi ijin ke saya buat bicara sama kamu. sebentar. " jawab Pak Rizal dosen pembimbing Audrey.

Audrey tidak bisa menutupi rasa terkejut nya mendengar perkataan dopingnya. Ia pun melirik kearah Pak Abdi dan ternyata Pak Abdi juga sedang menatapnya dengan tatapan serius.

" Aduh .. mati gue. Pasti Pak Abdi marah karena hal tadi." ucapnya dalam hati.

" Audrey ... " panggil Pak Abdi.

" Eh, Iya pak ... " jawab Audrey terkejut.

" Bisa saya bicara sama kamu ? "

tanya Pak Abdi dengan nada dingin.

" Bisa Pak .... Silahkan." jawab Audrey dengan cepat menutupi rasa khawatirnya.

" Tapi bukan disini, di ruangan saya. " ucap Pak Abdi melihat Audrey.

Audrey melihat kearah dosen pembimbingnya begitu mendengar perkataan yang baru diucapkan oleh Pak Abdi. Tapi dopingnya cuma mengangguk pelan ke arah Audrey.

Dengan menarik napas pelan, ia pun menganggukkan kepalanya.

" Baik, Pak ... Tapi maaf sebenarnya saya harus segera ke Fakultas Desaign begitu selesai dengan Pak Rizal." jawabnya.

" Saya tahu. " jawab Pak Abdi singkat.

" Permisi, Pak Rizal .. saya pinjam sebentar mahasiswi kesayangan bapak." ucap Pak Abdi mencoba bercanda.

" Hahaha ... Silahkan, Pak Abdi bisa aja. " jawab Pak Rizal tertawa.

Pak Abdi melangkah keluar dari ruangan yang terpaksa diikuti oleh Audrey dari belakang. Ia sudah dapat menduga apa yang akan dikatakan Pak Abdi nanti padanya.

Begitu mereka hampir sampai di depan ruangan Pak Abdi, Audrey heran melihat Pak Abdi tiba - tiba menghentikan langkahnya. Hingga tak sengaja kepala Audrey membentur dada Abdi.

" Maaf .. Maaf pak, saya gak sengaja. " ucap Audrey gugup.

" Hmm .. Lain kali kalau jalan hati - hati. " jawab Abdi menutupi tawanya agar tidak keluar melihat wajah Audrey yang merah karena gugup.

" Baik, Pak ... " jawab Audrey cepat.

" Silahkan masuk .. " Abdi membuka pintu ruangannya yang disediakan pihak kampus.

" Iya Pak ..."

" Ayo .. Silahkan duduk." kata Abdi.

" Terima kasih, Pak ... " jawabnya sopan lalu segera duduk.

" Kamu tahu kenapa saya memanggil keruangan ini ? " tanya Abdi lalu melihat Audrey dengan tatapan yang sulit di artikan.

" Saya tahu, Pak ... Saya salah dan saya minta maaf. " ucap Audrey dengan wajah bersalah.

" Apa kesalahan kamu ? " tanya Abdi singkat.

" Tadi saya masuk dan ikutan ujian di kelas bapak ..." jawabnya menyesali perbuatannya tadi.

" Kenapa kamu lakukan kalau sudah tahu salah ?. "

Audrey hanya diam tak menjawab, karena dia bingung harus menjawab apa.

" Saya tahu kamu udah lulus mata kuliah saya. Benarkan ... ? " tanya Abdi lagi.

" Iya, Pak ... " jawabnya lirih.

Abdi yang melihat mata Audrey merasa sangat bersalah jadi merasa iba. Sebenarnya Abdi tidak ingin memperbesar kesalahan Audrey, tapi ia harus melakukannya.

" Saya tahu kamu itu pintar dan baik. Tapi bukan berarti karena kamu pintar bisa sembarangan.

Baik itu bagus tapi jangan karena kamu ingin membantu teman - temanmu, kamu malah merugikan diri kamu sendiri. " ujar Abdi panjang.

Audrey tertunduk menyesal karena merasa bersalah. Baru kali ini dia mengalami hal yang memalukan.

Kalau tahu jadi seperti ini, ia tidak akan menuruti ajakan Zia.

" Saya hanya ingin mengingatkan kamu ... kalau kamu benar - benar perduli pada teman - teman terdekatmu seharusnya kamu membantu mereka dalam hal belajar. Kamu bisa mengajari yang tidak mereka mengerti.

Bukan membantu dengan cara memberi mereka contekan. " Abdi melanjutkan lagi.

" Saya minta maaf, pak ... " ucap Audrey dengan nada sedih.

" Saya gak marah sama kamu. Saya juga yakin kalau kamu sebenarnya terpaksa karena merasa gak enak menolak ajakan temanmu. Tapi jangan karena kamu baik lantas bisa dimanfaatkan oleh orang lain."

" Kalau mereka ingin dapat nilai bagus seperti kamu, mereka juga harus berusaha belajar. Bukan dengan memanfaatkan kamu."

" Tapi mereka tidak sedang memanfaatkan saya, pak ..." jawabnya tidak setuju dengan perkataan Pak Abdi.

" Baik kalau kamu berkata seperti itu. Mungkin kamu tulus buat membantu mereka. Tapi sampai kapan kamu bisa membantu mereka. Bukankah kamu sudah mau wisuda ? Itu berarti mereka harus sudah terbiasa tanpa kamu yang selama ini menolong agar nilai - nilai kuliah mereka bagus."

Audrey membenarkan dalam hati apa yang baru saja dikatakan Pak Abdi.

Ia akan segera meninggalkan kampus dan teman - temannya setelah wisuda. Ia tidak mungkin bisa selalu bersama teman - temannya. Apalagi seusai wisuda sudah ada tanggung - jawab besar yang akan dikerjakannya.

Selama ini ia ternyata telah membuat kesalahan besar. Niatnya yang baik ingin membantu mereka agar dapat nilai bagus malah membuat Zia dan Bella semakin malas.

Karena mereka tahu kalau ada Audrey yang bisa diandalkan.

" Sekali lagi saya minta maaf, pak.

Saya baru menyadari kalau selama ini yang saya lakukan bukannya untuk membantu malah semakin menjerumuskan mereka." ujar Audrey.

" Saya senang kamu sudah mengerti apa yang saya maksud.

Saya harap kamu juga melakukan hal yang sama di saat kamu nanti menghadapi dunia kerja." Abdi memberikan nasehatnya.

" Iya pak ... Terima kasih."

" Baiklah, saya melakukan hal ini karena saya peduli sama kamu.

Kamu itu mahasiswi kesayangan banyak dosen di kampus ini termasuk ...." Abdi menghentikan perkataannya karena sadar tidak mungkin dia membiarkan Audrey tahu perasaannya.

Audrey yang mendengar ucapan Pak Abdi tiba - tiba terhenti langsung melihat dengan wajah bertanya.

" Ya sudah .. karena kita sudah selesai. Silahkan kamu lanjutkan urusan dengan Pak Rizal. " ujar Abdi.

Mendengar hal itu, Audrey pun merasa lega. Ia pun ingin segera keluar dari ruangan ini.

Ia lalu bangkit dari tempat duduknya.

" Terima kasih, pak. Saya permisi keluar. " katanya sopan.

" Ya ... silahkan, " jawab Abdi.

Audrey pun menganggukkan kepalanya pada Pak Abdi dan bergegas keluar dari ruangan.

Begitu keluar dari ruangan ia menghela nafas dengan sangat lega.

Sementara Abdi melihat Audrey yang telah keluar dari ruangannya merasa dapat bernafas dengan bebas lagi. Sedari tadi saat bersama Audrey di ruangan ini, ia merasa sesak karena sulit bernafas dengan baik.

Selama ini ia berusaha mengakhiri perasaan sukanya pada Audrey. Karena ia tahu ada seseorang yang sangat mencintai Audrey sejak lama. Bahkan sebelum Abdi mengenal Audrey.

Jadi walau dengan terpaksa, ia harus mengakhiri perasaan sukanya tanpa bisa memulainya.

Siapa yang bisa menolak pesona dari kecantikan Audrey. Begitu juga dengan Abdi.

Walaupun awalnya ia ditugaskan untuk menjaga Audrey dari jauh oleh orang yang mencintai Audrey.

Ia tidak menyangka kalau bisa jatuh cinta. Bahkan ia sempat mengejek orang tersebut karena mencintai anak kecil.Karena saat ia ditugaskan menjaga Audrey usianya masih sangat muda.

Tapi seiring waktu, semakin dia mengenal sifat Audrey yang sangat baik pada orang - orang di sekitarnya. Abdi semakin menyukainya.

Sikap Audrey jauh lebih dewasa dibandingkan dengan teman - temannya yang lebih tua usianya.

Karena itu Abdi selalu bersikap dingin agar tidak ada yang menyadari tentang perasaannya.

Abdi tersadar dari pikirannya yang mengingat tentang Audrey ketika mendengar hp nya berbunyi. Ketika ia melihat nama yang ada dilayar, ia berusaha menutupi rasa gugup yang hadir di dirinya.

" Halo ... " Abdi menyahut panggilan tersebut.

" Halo, my bro ... Sehatkan ? " tanya orang disana.

" Alhamdulillah aku sehat. Kamu sehat jugakan ? " balas Abdi.

" Gue lagi gak sehat. "

" Kamu sakit ... sakit apa ? "

" Sakit rindu ... rindu sama my honey Audrey. " jawab pria ditelepon bercanda.

Abdi yang mendengarnya langsung tersenyum kecut. Ia terdiam lalu menghela nafas dengan berat.

" Hei, haloooo ... Lo masih disana di ? " teriak pria tersebut karena tak mendengar suara Abdi.

" Ya, sorry bro .. aku sambil kerja soalnya." bohong Abdi.

" Owh ... kalau gitu gue tutup teleponnya biar gak ganggu kerjaan Lo. "

" Gak gitu juga bro .. aku gak sesibuk kamu. Makanya sampai sekarang kamu belum ada waktu buat menemui Audrey. " jawab Abdi lirih.

" Lo benar my bro ... tapi sebentar lagi begitu tiba waktunya, gue akan selalu berada di sisinya. Gimana keadaan my honey ? "

" Baik .. dia selalu baik. " jawab Abdi membayangkan wajah Audrey.

" Baguslah .. gue cuma dengar itu. Gue titip Audrey selagi gue belum bisa hadir di sana untuk menemaninya. "

Abdi berusaha keras menutupi rasa sakit di hatinya karena cemburu mendengar perkataan tersebut.

" Kamu jangan khawatir. Aku akan selalu memperhatikannya."

" Thanks bro .. see you later."

" Okey ... "

Panggilan telepon itu segera diakhiri oleh pria tersebut.

Abdi pun terasa lega, karena ia khawatir pria itu tahu isi hati nya.

Sementara itu Audrey yang telah menyelesaikan semua urusannya segera menuju kantin untuk menemui teman - temannya.

Ia melihat mereka sudah duduk manis di tempat biasanya.

Ia menghampiri mereka bertiga dengan tersenyum manis.

" Hai, ayang - ayangku ... udah pada selesai kuliah nih ? " tanyanya begitu duduk di samping Zia.

" Udah dong, Lo gimana ? " jawab Zia lalu balik bertanya.

" Alhamdulillah .. besok jadwal gue sidang. " kata Audrey dengan nada senang.

" Aseekk ... kalo gitu, abis ini kita nongkrong di mall biar Lo tambah semangat buat besok. " ujar Zia memberi usul.

" Maaf Zi, kali ini gue gak bisa ikut ya. " tolaknya dengan perasaan gak enak.

" Kenapa gak bisa .. kan Lo pasti gak perlu belajar buat sidang besok. Ayuk dong, honey ... " ujar Zia lagi.

" Sorry dear .. Tapi tadi pagi Daddy sama mommy menyuruh gue buat ke perusahaan kalau urusan gue udah selesai. " jelas Audrey.

" Owh, gitu ... ya udah deh. Kalau gitu kami bertiga aja yang pergi ya, honey ... buat ngilangin stress. " kata Zia. Dea pun mengangguk setuju.

" Ada urusan apa Lo disuruh kesana, Drey ? tanya Bella yang penasaran.

" Blom tau gue, Bel ... tadi Daddy bilang ada yang mau di omongin."

" Oh .. enak banget hidup kaya lo ya, Drey. Udah orang tua Lo kaya - raya, sayang banget lagi Ama Lo." ujar Bella dengan nada iri.

" Lo bertiga dari lahir udah kaya. Gak kaya gue, buat kuliah aja harus kerja paruh waktu dulu. Kalo gak gara - gara orang tua gue banyak hutang mungkin nasib gue gak separah ini." lanjut Bella dengan kesal dan menutupi tatapan iri nya ke Audrey.

Audrey dan yang lain langsung memeluk Bella. Mereka tahu kehidupan Bella memang agak sulit.

" Bel ... yang sabar ya. Lo jangan sedih, sekarangkan kami bertiga ada buat Lo." ucap Audrey lembut.

" Iya Bel ... ngapain sih Lo sedih. Seperti biasa kita senang - senang bareng. Apa yang kita pakai, Lo kan ikutan juga.

Bella yang mendengar itu merasa marah tapi memendamnya dalam hati. Lalu dengan cepat ia menutupi dengan tersenyum.

" Udah, ah ... gak kelar - kelar ntar kalau ngobrol terus. Gue jalan duluan ya, bye girls ... " ucap Audrey.

" Bye honey .. sampai ketemu besok. " jawab Zia diikuti Dea dan Bella.

" Drey, gue lupa bilang Ello titip salam Ama Lo. " teriak Zia pada Audrey.

Audrey menoleh lalu membuat isyarat oke dengan tangannya.

Episode 3

Mobil sport milik Audrey perlahan masuk ke parkiran perusahaan milik daddy nya dan ia pun segera memarkirkannya.

Sekuriti kantor yang melihat mobil Audrey buru - buru menghampiri.

Dengan senyum manisnya Audrey menyapa " Siang pak. "

" Siang non Audrey. Mau jumpai bapak ya ? " tanya pak sekuriti sopan.

" Iya pak. Daddy adakan ?."

" Ada non, Ibu juga baru datang." jawab pak sekuriti menjelaskan.

" Pak, kemarin kan saya udah pernah bilang, panggil nama saya saja. Gak usah pake non segala."

ujar Audrey.

" Hehe .. Gak enak, non kalau nanti di dengar sama bapak. " jawabnya.

" Hmm ... ya udah terserah bapak aja kalau gitu. Ok, deh ... saya ke dalam dulu ya pak. " ucap Audrey sopan.

" Ya .. Silahkan, non." jawab pak sekuriti.

Audrey pun berjalan meninggalkan pak sekuriti. Pak sekuriti melihat dengan tatapan kagum ke arah Audrey dan berkata pada teman kerjanya.

" Non Audrey itu udah cantik, baik lagi. Padahal kaya raya. Ya, kan Man .... " kata pak sekuriti.

" Iya, No ... Non Audrey baik ke semuanya. Gak ada yang di beda - bedain." jawabnya setuju.

Dengan anggun Audrey melangkah masuk ke dalam perusahaan. Karyawan - karyawan perusahaan yang melihatnya menatap dengan penuh kekaguman.

Terutama para karyawan pria yang begitu terpesona dengan kecantikannya.

Audrey yang selalu ramah pada semua menganggukkan kepala dan memberikan senyum manisnya.

" Ayang gue makin cantik aja. " bisik salah satu pegawai pada temannya.

" Mimpi lo, bro ... Hahaha, " jawab temannya sambil tertawa.

" Iya, makanya jangan bangunin gue. " jawabnya kocak.

" Kerjaan tuh yang di urusin, jangan kebanyakan mimpi. Ntar, kena pecat, mau lo ..." kata temannya lagi.

" Eh, iya ... untung Lo ingatin. Gue masih belom selesai ngerjain yang di suruh Pak manajer." ucapnya tersadar sambil menepuk jidat lalu bergegas kembali ke mejanya.

Sementara Audrey yang sudah sampai di lantai ruangan tempat daddy nya berada berjalan dengan cepat, karena ia sudah gak sabar ingin mendengar apa yang mau di bicarakan oleh kedua orang tuanya.

Vina sekretaris Daddy segera berdiri begitu melihat kehadiran Audrey.

" Siang, Drey. Bapak dan Ibu sudah menunggu dari tadi. " ucap Vina.

" Siang mbak Vina. Makasih ya, mbak ... " jawab Audrey dengan tersenyum ramah.

" Iya ... Sama - sama. " jawab Vina juga tersenyum.

" Keluarga yang sempurna." ucap Vina dalam hati ketika melihat Audrey sudah melangkah masuk ke ruangan daddynya.

Saat Audrey masuk, ia sengaja berjalan dengan pelan sehingga orang tuanya yang lagi terlihat sangat serius berdiskusi tidak menyadari kehadirannya.

" Ehem ... Ehem, serius amat sih. Sampe anaknya masuk gak kedengaran." kata Audrey sambil berdehem.

Daddy Eldric dan Mommy Elif pun langsung menghentikan diskusi begitu mendengar suara Audrey.

Lalu mommy Elif segera menghampirinya.

" Kog, gak bilang kalau kamu udah nyampe sayang. " ucap Mommy Elif memeluk Audrey.

Sedangkan Eldric menatap dengan penuh rasa cinta pada kedua wanita kesayangannya.

" Abisnya Audrey liat, daddy n' mommy lagi serius banget. Lagi bahas apaan sih, mom ... ? " tanya Audrey penasaran.

Eldric dan Elif yang mendengar pertanyaan Audrey langsung saling menatap. Lalu dengan tatapan sedih Elif melihat Audrey.

" Mommy kenapa, kog jadi sedih gitu ? Apa karena pertanyaan Audrey tadi, mommy jadi sedih. Maafin Audrey, ya mom ... " ucapnya dengan nada menyesal.

Eldric lalu memeluk keduanya, matanya terlihat berkaca - kaca. Audrey tertegun melihat kedua orang tuanya tiba - tiba menjadi sedih.

" Mom, dad ... sebenarnya ada apa ? " tanya Audrey pelan.

Eldric terlihat menghela nafas berat mendengar pertanyaan Audrey. Sementara Elif langsung meneteskan air matanya yang sudah coba di tahan sedari tadi.

" Dad ... what is it ? Kenapa mommy menangis ? Ada masalah apa sebenarnya ? " tanya Audrey bingung menatap kedua orang tuanya.

" Honey, dengarin Daddy ya. Ada masalah penting yang mau kami sampaikan." ucap Eldric lembut menatap anak kesayangannya.

"Iya, dad ... tapi masalah penting apa yang bisa membuat mommy nangis seperti ini. Biasanya mommy selalu kayak wonder woman. Iyakan mom ... ? " Audrey mencoba bercanda.

Mommy yang mendengar perkataan Audrey langsung menghentikan tangisnya dan segera tersenyum sambil mengelus kepala Audrey.

Audrey yang melihat mommy tersenyum menarik nafas lega.

" Honey, besok pagi Daddy n' mommy harus pergi. " kata Eldric.

" Loh, jadi kenapa? Masa cuma gara - gara ini mommy menangis, dad ... " ucap Audrey.

" Hmm ... mommy sedih karena kali ini harus ninggalin kamu lebih lama dari biasanya. "

Kening Audrey sedikit berkerut perkataan daddy nya.

" Memangnya berapa lama, sih dad ... ? "

" Mungkin 3 bulan atau bahkan lebih, honey ... " ucap Daddy menjelaskan.

Mata Audrey langsung terbelalak menatap tak percaya pada ke dua orang tuanya. Berarti kalau sampai begitu lama, mereka tidak akan bisa menemani Audrey saat wisuda nanti.

" Dad, mom ... kenapa bisa begitu lama. Kalau memang Daddy n' mommy gak bisa pulang. Nanti siapa yang menemani Audrey wisuda ? Wisudanya kan bulan depan, dad ... " ucap Audrey sedih.

" Maafkan kami honey ... perusahaan Daddy yang di luar lagi ada masalah."

" Begitu juga dengan mommy, ada yang mencuri desaign - desaign mommy yang rencananya baru mau mommy keluarkan akhir tahun ini." mommy Elif menambahkan.

" Kog bisa dad, mom ... ? Siapa yang berani berbuat curang pada Daddy n' mommy ...? " tanya Audrey heran.

" Karena itulah kami berdua harus segera berangkat untuk menyelidiki dan menyelesaikannya. Daddy curiga ada orang dalam yang berkhianat pada kami. Seperti biasa kalau kami pergi mungkin akan sulit dihubungi ... " ucap Daddy berat.

" Tapi kalau gak bisa cepat selesai, gimana dengan wisuda Audrey ? " tanyanya pada kedua orang tuanya.

" Doakan biar cepat selesai ya sayang. Kalaupun memang kami sampai tidak bisa menghadiri acara wisuda kamu. Mommy yakin kamu bisa mengatasinya seperti selama ini. Ya, sayang ... " mommy Elif berkata dengan lembut menghibur Audrey.

Mata Audrey mulai terlihat berkaca - kaca. Rasanya ia ingin menangis, tapi ia tidak ingin membuat orang tuanya yang sedang ada masalah jadi tambah bersedih karena keegoisannya.

Akhirnya dengan menutupi rasa sedihnya, ia berkata " Okey, mom, dad ... don't worry.

Kalian berdua harus segera pergi biar para penghianat itu cepat ditemukan. Jangan khawatirkan Audrey di sini. Audrey bisa sendiri, lagian nanti ada teman - teman Audrey yang nemani."

Mendengar hal itu kedua orang tua Audrey tak mampu menahan rasa sedihnya. Mereka juga sangat kecewa tidak bisa menghadiri hal penting dalam perjalanan hidup anaknya.

Tapi mau bagaimana lagi, semua yang mereka lakukan saat ini, suatu saat demi kepentingan Audrey juga.

" Udah, dad, mom ... Audrey gak papa. Sekarang Audrey lapar nih ... " ucap Audrey dengan manja, mengalihkan agar orang tuanya tidak bersedih lagi.

Mendengar hal itu kedua orang tuanya tersadar dan langsung memeluk Audrey dengan erat.

Mereka mengelus punggung Audrey lembut.

Eldric dan Elif sangat bersyukur memiliki seorang anak yang sangat pengertian seperti Audrey.

" Ayo, kita keluar. Daddy juga udah kelaparan dari tadi. " Eldric mencoba bercanda buat menutupi perasaan sedih mereka bertiga.

" Dan saat kita makan ada hal penting lainnya yang akan Daddy sampaikan sama kamu, honey. " Eldric berkata lagi.

Audrey melihat Daddy Eldric dengan mata khawatir. Ia takut ada masalah yang lebih besar yang ingin dibicarakan oleh daddy nya.

" Apa sih, dad ... Kenapa gak sekarang aja." bujuk Audrey karena penasaran.

" Sabar, honey ... kita makan dulu biar peliharaan di perut Daddy berhenti demonya." kata Eldric dengan wajah lucu.

Mommy Elif dan Audrey tertawa melihat mimik wajah yang dibuat Eldric.

" Ayo, dad ... ." ajak Audrey pada daddy Eldric sementara tangannya menggandeng lengan Mommy Elif.

" Mommy aja nih yang di gandeng ? " ujar Eldric cemburu.

" Hehehe ... sorry, dad." kata Audrey lalu menggandeng Eldric juga.

Merekapun segera bergerak keluar dari ruangan.

Melihat boss beserta keluarganya telah keluar, Vina sang sekretaris buru - buru berdiri dari tempat duduknya. Lalu dengan tersenyum ramah pada Elif dan Audrey, ia menganggukkan kepalanya.

" Saya pulang sekarang. Nanti kalau ada hal penting mengenai perusahaan hubungi Bima saja." ujar Eldric menyebut nama asistennya.

" Baik pak." jawab Vina cepat.

" Oh, iya sayang. Kemana Bima, kog dua hari ini mommy gak melihat dia datang ke rumah ? " tanya Elif.

" Bima lagi ke kantor cabang buat ngurusin kerjaan." jawab Eldric.

" Hmm ... pantesan.

Ok, Vin ... kami pergi dulu. Titip perusahaan ya." kata Elif ramah.

" Baik Bu Elif ... " jawab Vina dengan hormat.

Dengan mesra, Elif merangkul Eldric dan Audrey. Lalu segera berjalan memasuki lift khusus CEO dan keluarga.

Begitu mereka sampai di lantai bawah, para karyawan langsung mengangguk dengan hormat.

Mata mereka melihat dengan penuh rasa kekaguman.

Eldric dan keluarganya terlihat begitu sempurna.

Setelah Eldric dan keluarga berlalu, mereka pun ramai bergosip.

" Gilak ya ... Pak Eldric ganteng banget. Gue mau walau dijadikan yang kedua." ucap Agnes genit.

" Hah, gak ngaca Lo ! " ketus Nia.

" Iri Lo kan ... bilang aja kalau Lo iri sama gue secara gue lebih cantik dan sexy dari pada lo." jawab Agnes kepedean.

" Iri sama Lo, gak salah dengar gue. Lagian kalau jadi orang jangan kepedean. Lo itu ibarat debu jika di bandingkan sama Bu Elif, alias gak ada apa - apanya.

Benarkan yang gue bilang ... " bantah Nia tertawa melecehkan.

Teman - teman mereka yang mendengar ucapan Nia ikutan menertawakan Agnes.

Mereka memang banyak yang gak suka melihat sikap Agnes. Selain sombong, ia juga genit.

Padahal mereka semua tahu, kalau Agnes bisa masuk ke perusahaan karena jadi simpanan salah satu direktur.

Melihat mereka menertawakannya, Agnes pun melotot marah.

Sambil menatap ke arah Nia, ia pun berkata dengan kasar " Lo liat aja apa yang bisa gue lakuin. Jangan nyesel Lo nanti."

Nia yang mendengar ancamannya hanya tertawa lebar.

Sementara Audrey dan orang tua nya baru saja selesai menikmati makanannya.

" Daddy ... peliharaan Daddy udah gak demo lagi kan. Sekarang katakan apa yang mau Daddy sampaikan ke Audrey. "

Eldric melirik kearah isterinya begitu mendengar perkataan Audrey.

Dengan berat ia mengatakan,

" Honey, sebenarnya Daddy dan Mommy sudah menjodohkan kamu."

Mata Audrey langsung terbelalak dan menatap tak percaya pada Daddy dan Mommy nya.

Audrey lalu berkata dengan serius menatap Eldric " Dad, jangan becanda dong."

" Daddy serius, honey. " jawab Eldric.

Audrey terhenyak mendengarnya dan masih tak percaya dengan omongan Eldric.

" Mom .. Daddy, tuh ngerjain Audrey. " ucapnya manja memeluk Elif.

Elif pun menatap dengan sedih. Ia membalas pelukan Audrey lalu membelai dengan sayang wajah Audrey.

Kemudian dengan lembut ia berkata pada Audrey " Sayang, dengarkan dulu penjelasan Daddy sampai selesai ya. "

Audrey mengerutkan dahinya sambil menatap Elif penuh tanya.

" Honey, kamu sudah Daddy jodohkan dengan Erland. Dia anak sahabat baik Daddy dan mommy."

Eldric berkata lagi dengan nada tegas.

" Erland anak yang baik, walaupun dia terlihat angkuh dan dingin. Tapi hanya dia yang bisa menjaga kamu nanti." lanjut Eldric.

Audrey yang masih sangat terkejut, lalu sibuk bertanya dengan dirinya sendiri.

" Apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa gue harus dijodohkan.

Siapa itu Erland ? Kenapa harus dijodohkan dengan orang yang belum gue kenal sama sekali.

Kenapa tiba - tiba, sementara gue baru aja mau wisuda. "

Mommy Elif yang melihat anaknya terdiam melamun segera menambahkan perkataan suaminya.

" Sayang, ini masih dijodohkan bukan langsung dinikahkan. Setelah 1 tahun, selesai kamu wisuda dan kerja di perusahaan, kalian baru akan menikah."

" Iya, sayang ... Erland juga orang yang sangat sibuk dengan pekerjaannya. Jadi dia yang meminta waktu 1 tahun untuk memberi kamu waktu agar menerima pernikahan kalian nanti." lanjut Elif seraya menggenggam jari Audrey.

Audrey pun tersadar dari lamunannya ketika tangan Elif menyentuh jarinya.

Dengan nada kecewa ia berkata,

" Daddy kan tahu kalau Audrey pengen serius menjalankan perusahaan Audrey yang di Inggris selesai wisuda.

Lagian ini zaman apa masih ada di jodoh - jodohin."

" Ini semua kami lakukan agar kamu ada yang jagain, sayang.Dan cuma Erland yang bisa melindungi kamu dari orang - orang yang berniat jahat kalau kami tiba - tiba gak ada.

" Benar honey ... Daddy dan mommy gak tahu sampai kapan bisa bersama kamu. Saat waktunya tiba hanya Erland yang punya kemampuan membantu dan melindungi kamu selain Kevin tentunya.

" Dad ... tapi gak harus nikah juga." ucapnya dengan nada memelas.

" Bukan sekarang, masih 1 tahun lagi.

" Dad ... Erland itu siapa, bentuknya gimana ? Audrey sama sekali gak tahu dan tiba - tiba harus nikah. Audrey gak mau ,dad ... " ucap Audrey manja sambil memeluk daddy nya.

" Maaf honey, ini sudah jadi keputusan kami berdua dan ini yang terbaik buat kamu." tolak Eldric tegas.

" Mom ... Audrey gak butuh orang lain, ada mommy, Daddy dan kak Kevin yang bisa melindungi Audrey." ucap Audrey sambil meneteskan air mata.

Mommy Elif yang melihat anak kesayangannya menangis jadi ikut menangis. Ia gak tega melihat anaknya sedih seperti ini.

Selama ini Elif dan Eldric selalu membuat Audrey tertawa bahagia. Karena bagi mereka, Audrey adalah segala - gala nya.

Audrey anak yang selalu membuat mereka bangga dan bahagia dengan berbagai prestasi yang di raihnya. Begitu pula dengan sikap Audrey yang selalu baik, mandiri dan tidak pernah membantah perkataan mereka.

Selama ini tidak sekali pun ia pernah berkata kasar pada Elif dan Eldric.

Eldric juga tidak bisa menahan perasaan sedihnya, namun ia harus bersikap tegas dalam hal keputusan kali ini. Mereka melakukannya karena ingin yang terbaik buat Audrey.

Banyak orang yang tidak menyukai keberhasilan Eldric dan Elif dalam dunia bisnis dan Eldric yakin cuma Erland yang bisa melindungi Audrey.

" Sayang ... mommy tahu, sekarang kamu merasa keputusan yang kami buat tidak adil bagi kamu. Tapi yakinlah, suatu saat nanti kamu akan bahagia dengan hal ini. " ucap Elif meyakinkan Audrey.

" Tapi mom, jika untuk melindungi Audrey, kenapa gak menikah dengan kak Kevin aja. Dari pada dengan orang yang tidak pernah Audrey kenal sama sekali." kata Audrey masih belum terima.

" No, honey .. itu gak mungkin terjadi. Kevin adalah kakak kamu. Walaupun dia cuma anak angkat kami, tapi dia sudah seperti anak kandung kami sendiri. Status Kevin sama dengan kamu, kalian berdua adalah anak Daddy dan mommy." bantah Elif tidak setuju.

" Kevin saat ini belum mempunyai kekuatan yang besar seperti Erland, Honey ... " kata Eldric menegaskan.

" Sayang, udah ya ... jangan sedih. Sebaiknya sekarang kita pulang. Nanti di rumah kita bicarakan lagi.

Mommy gak suka liat kamu cemberut gitu .. jelek, tau." Elif berusaha mencairkan suasana.

Audrey yang masih kesal menarik sudut bibirnya tersenyum mendengar perkataan mommy Elif.

" Iya, sebaiknya kita lanjutkan di rumah. Anak daddy tetap paling cantik. Ayo, honey ... kita pulang ya. " kata Eldric membela Audrey.

Audrey melebarkan senyumnya begitu Daddy memujinya.

Rasa kesal di hatinya sedikit menghilang.

" Tau ah ... " ucap Audrey lalu bangkit dari tempat duduknya.

Eldric dan Elif pun lalu mengapit Audrey dan menggandengnya keluar ruangan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!