Casandra Dewi Astuti putri kedua Ibrahim Maulana dari Istri Keduanya, Maharani Ayu. Ibrahim Maulana adalah seorang pengusaha terkenal di Jakarta.
Casandra hidup sebatangkara setelah kematian Ayah dan Ibunya. Kedua orang tuanya meninggal akibat peristiwa kebakaran yang terjadi di pabrik sang Ayah.
Di usia 20 tahun ketika merayakan hari Ulang tahunnya, ia harus dihadapkan kenyataan bahwa kekasihnya memutuskan hubungan yang telah terjalin selama 4 tahun.
Keputusan sang kekasih membuat dunia Casandra berubah, dia memulai kehidupan yang bebas. Sampai ketika Dia bertemu dengan seorang lelaki yang mampu mengubah perilakunya.
Dia telah jatuh cinta pada sosok pria yang sangat dikaguminya. Sosok lelaki yang soleh bernama Asland Sanjaya. Asland Sanjaya adalah putra pertama Ibrahim Maulana dari istri pertamanya.
Casandra tidak mengetahui jika lelaki yang dicintainya adalah kakaknya sendiri. Karena selama ini, dia tidak mengetahui jika sang ibu adalah istri kedua sang ayah. Sedangkan Asland sendiri telah mengetahui jika Casandra adalah adiknya. Dia menunggu saat yang tepat untuk menjelaskan siapa ia sebenarnya. Asland tidak pernah menyadari jika Casandra telah jatuh hati terhadapnya.
Di hari ulang tahunnya yang ke-23, Casandra mencoba mengutarakan isi hatinya kepada Asland, tetapi tak seperti yang dibayangkan oleh Casandra, cinta yang diutarakannya ternyata tak terbalaskan, dan hal yang paling menyakitkan yang ia dengarkan tentang kenyataan bahwa Asland adalah kakak tirinya.
Kenyataan ini sangat menyakitkan bagi Casandra, hingga membuatnya sulit mempercayai sebuah rasa yang namanya cinta.
Casandra mencoba mengubah dirinya, ia mulai memperdalam ilmu agamanya. Permasalahan yang ia alami selama ini telah menjadikan sosok yang dewasa. Dia memulai memakai pakaian syar’i.
Sebenarnya sudah lama Casandra ingin berhijab, tetapi ia merasa tak pantas untuk memakai pakaian tersebut. Casandra merasa dirinya sangat kotor akibat pergaulan bebas yang ia jalani selama ini.
Tetapi atas dukungan sang kakak dan iparnya, ia memantapkan dirinya untuk berhijrah.
Casandra menjaga pergaulannya dengan lelaki, tak banyak lelaki ia tolak untuk menjadi kekasihnya.
Hingga akhirnya ia bertemu dengan Stevan, ia adalah asisten dosen ilmu hukum, ia adalah penganut agama Kristiani. Pertemuan mereka terjadi ketika Stevan harus menngantikan pak Daniel untuk membawakan mata kuliah ilmu hukum.
Stevan yang melihat Casandra langsung jatuh hati, ia menyukai sosok Casandra yang lembut dan cerdas. Casandra juga menyukai Stevan, sosok lelaki yang berkharisma menurutnya.
Steven mulai mendekati Casandra, namun ia tak pernah dipedulikan oleh Casandra. Casandra hanya menghargai Steven sebagai asisten dosen.
Casandra selalu menutup dirinya dari kaum adam. Ia lebih sering menyibukkan dirinya di dalam Perpustakaan. Casandra terkenal sebagai gadis yang cerdas dan cantik. setiap laki-laki yang melihatnya akan langsung terpesona. Tapi tak satupun yang berani mendekatinya.
Steven yang sudah terjerat oleh pesona sang gadis pujaan hatinya tak pernah lelah untuk mendekati Casandra, baginya Casandra adalah mutiara cinta yang patut diperjuangkan, wanita yang sangat anggun dan cerdas.
Sungguh memberikan pesona yang amat besar. Sampai akhirnya, Steven mendekati sahabat Casandra agar ia bisa selalu di dekat dengan gadisnya itu. Mereka bertiga selalu bertemu dan berkumpul di Cafe yang ada di dalam kampus.
Sudah 3 bulan Steven jalan bareng Novita, sahabat Casandra. Tidak ada cinta yang hinggap di hati Steven untuk Novita, sedangkan Novita sangat mencintai Steven.
Steven jarang mengajak Novita bertemu di luar kampus, mereka tidak pernah berjalan berdua, Steven hanya menemui Novita jika sedang bersama Casandra.
Cinta yang dirasakan oleh Steven kepada Casandra tidak pernah surut, meskipun Casandra selalu menghindari Steven, ia tetap berusaha menaklukkan hati Casandra, meskipun di antara mereka ada penghalang yang sangat besar yaitu perbedaan keyakinan.
Visual
Cassandra sebelum berhijab
Setelah berhijab
Steven/Al Fatih
~Happy reading~
~Happy reading~
“ Maksud lo apa Rand ??” Casandra bertanya di sela tangisannya.
Dia tidak menyangka Randi, kekasih yang telah menemaninya selama 4 tahun ini memutuskannya di hari bahagianya. Pesta ulang tahun yang seharusnya dirayakan dengan penuh kebahagian harus hancur seketika karena sang kekasih yang amat dicintainya.
“Maafkan aku San, aku tidak bisa bersamamu lagi, seminggu lagi aku akan menikah dengan wanita pilihan nenekku. Dia wanita yang baik, dia sangat lembut dan soleha. Aku menginginkan wanita sepertinya untuk mendampingiku dan menjadi ibu untuk anak-anakku kelak” Casandra hanya bisa menatap sang kekasih dengan rasa sesal yang mendalam.
Kata-kata yang dilontarkan Randi bagaikan sebuah cambukan bagi Casandra, betapa rasa sakit yang ditorehkan begitu besar. Dunianya terasa runtuh, hancur berkeping-keping.
Casandra berjalan meninggalkan Randi dengan tatapan kosong. Dia benar-benar tak menyangka, Randi meninggalkannya setelah semua yang telah ia berikan kepada Randi. Betapa hancur hati Casandra, lelaki yang dicintainya akan menikahi wanita lain. Ia berjalan menuju sebuah Bar yang tak jauh dari Cafe tempatnya bertemu dengan Randi. Ia ingin menenangkan pikirannya yang telah kacau itu.
“ San kamu kenapa? Cerita sama saya, apa Randi nyakitin kamu ? “ Casandra hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Ayu, sahabat sekaligus teman kelasnya.
Semenjak kedua orang tuanya meninggal, Casandra hanya tinggal bersama Ayu di Apartemen milik Ayahnya. Ayu menatap wajah sahabatnya dengan tatapan sendu. Ia merasa tak tega melihat sahabat yang selalu ceria itu harus menjadi pendiam. Ayu duduk di samping Casandra mencoba menenangkan sahabatnya.
“Yu, Randi memutuskanku, seminggu lagi ia akan menikah dengan wanita pilihan neneknya”. Casandra menarik napas dan membuangnya secara kasar. “ Dia menerima perjodohan itu, dia menginginkan wanita pilihan neneknya kelak yang akan menemaninya, dia menginginkan wanita baik-baik untuk menjadi istrinya. Menurutnya aku bukan wanita baik Yu. Setelah apa yang ku berikan kepadanya, ia malah meninggalkanku “. Ayu menarik Casandra dan memeluknya mencoba memberikan rasa nyaman kepada sahabatnya.
Ia sangat terkejut mendengarkan penuturan sahabatnya. Ia tak menyangka hubungan Casandra dengan Randi sudah sejauh itu, sampai-sampai Casandra menyerahkan harta paling berharga bagi perempuan.
Ayu memang perempuan yang suka ke Bar dan mabuk-mabukan tetapi ia tak pernah mau disentuh oleh lelaki yang belum sah menjadi suaminya, meskipun itu kekasihnya. Ia tak habis pikir, Casandra yang terlihat polos itu rela melakukan itu.
“ Yang sabar ya San, kamu juga berhak mendapatkan pria yang baik San, kamu harus membuktikan kepada Randi, kau bisa mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik daripada dia”, Casandra melonggarkan pelukannya dengan Ayu, ia menatap wajah Ayu denga tatapan sendu, “ Nggak mungkin Yu, mana ada laki-laki baik yang mau menerimaku, kamu lihat saja, laki-laki berengsek kayak Randi aja manginginkan perempuan baik Yu, apalagi yang notabennya emang laki –laki baik”. Casandra lalu menunduk, “Aku kotor Yu, aku tak pantas menginginkan mendapatkan laki-laki soleh walaupun itu hanya dalam mimpi sekalipun”, Casandra hanya bisa menangisi hidupnya yang amat menyakitkan ini.
Ayu hanya bisa diam dan kembali memeluk sahabatnya dalam diam. Ia berpikir, apa pun yang akan ia katakan tak mampu mengubah pemikiran sahabatnya ini. Ayu yakin saat ini Casandra butuh waktu untuk merenungi permasalah yang tengah di hadapinya.
Setelah dirasa nyaman, Casandra mengajak Ayu pulang ke Apartemen miliknya. Sesampai di Apertemen, Casandra langsung masuk ke kamarnya dan menaiki ranjangnya. Ia mencoba menutup matanya, namun matanya seakan sulit dipejamkan. Di dalam kesendiriannya Casandra mencoba meratapi nasibnya. Ia ingin mencoba melupakan perlakuan Randi. Ia akan bertekad untuk melupakan lelaki yang telah menghancurkan dunianya. Tanpa terasa Casandra telah berada dalam alam mimpi.
Keesokan paginya, Casandra dengan pakaian yang minim keluar dari kamarnya. Ayu yang melihatnya kaget. “ Kamu mau kemana San? Kok pakaian kamu itu kayak gitu sih Sand? Ini bukan gaya mu Sand, jangan pakai baju kayak gitu, di luar banyak laki-laki jalalatan yang akan menatapmu seakan menelanjangimu” Ayu mencoba menahan Casandra yang sudah ada di ambang pintu Apartemennya.
Tak biasanya Casandra memakai pakaian seperti itu keluar rumah. Ia hanya khawatir jika di luar sana ada laki-laki yang mengganggu sahabatnya.
Dengan acuhnya, Casandra meninggalkan Ayu yang masih berdiri dengan rasa kagetnya itu. Ayu yang menyadari jika Casandra telah tidak terlihat di hadapannya hanya bisa menghela napas dengan kasar. Ia benar-benar tidak habis pikir apa yang ada di fikiran sahabatnya itu.
Sekitar pukul 2 dini hari, Casandra pulang dengan penampilan berantakan. “ San kamu darimana ? kok kamu kacau kayak gini sih San? “ Ayu kemudian berdiri menghampiri Casandra yang dalam keadaan mabuk.
Ia mengantar Casandra masuk ke kamar dan membaringkannya. Ayu menatap Casandra dengan tatapan iba, ia hanya bisa menangisi sahabatnya itu. Ketika hendak meninggalkan Casandra, Ayu menghentikan langkahnya, “ Mau kemana lo Ran ? inikan lo suka ? membuat hidup gue hancur, gue udah nemu pengganti lo, dia lebih jago di atas ranjang daripada lo Ran “ Casandra tertawa dengan kerasnya. Ayu yang mendengarkannya hanya bisa menangis, tak mampu melihat kondisi sahabatnya itu, ia berlari menuju kamarnya.
Semenjak malam itu, Casandra selalu pulang dini hari dalam keadaan mabuk. Ayu yang serasa iba dengan keadaan sahabatnya itu pun mencoba berbicara pada Casandra.
Sama halnya saat ini, “ Sand, aku mau ngomong sama kamu,”, Casandra duduk di samping Ayu. “ San bukannya aku mau ikut campur urusan kamu, tapi aku hanya tidak bisa melihatmu terus-terusan kayak gini San, jalanmu masih panjang, jangan ngehancurin hidupmu hanya karena lelaki berengsek seperti Randi, aku...", kata-kata Ayu harus terhenti karena dengan wajah penuh amarah Casandra berdiri meninggalkan Ayu yang duduk di sofa.
Tiba-tiba langkah Casandra terhenti dan berbalik menghadap Ayu “Lo nggak usah ikut campur ma hidup gue, terserah gue mau ngapain, itu bukan urusan lo, lo ngak ada hak ngelarang gue, “. Casandra langsung membanting pintu Apartemen dan meninggalkan Ayu yang hanya bisa menangis mendengar bentakan dari sahabatnya yang sudah bersamanya selam 5 tahun ini.
Sudah dua bulan Casandra dan Ayu tidak berbicara, Ayu selalu menghindar jika bertemu dengan Casandra. Setelah kejadian hari itu, Ayu meninggalkan Apartemen milik Casandra.
Casandra selalu mengejar Ayu dan mencoba meminta maaf kepada Ayu, tapi Ayu tak pernah mau berbicara dengan Casandra. Sudah hampir dua bulan Casandra selalu mendatangi Ayu di kostnya, tapi hasilnya nihil. Bagai ditelan bumi, Ayu tidak pernah terlihat di hadapan Casandra.
Casandra dengan wajah lesuh, ia meninggalkan kost Ayu. Di tengah perjalanan ia menabrak seorang lelaki yang sepertinya dari mesjid, karena ia menggunakan baju kokoh. Ia terlihat sangat tampan dengan memakai baju kokoh tersebut. Wajahnya sangat meneduhkan jika dipandang.
Casandra hanya bisa terdiam menatap laki-laki yang ada di hadapannya, ia terpesona dengan laki-laki tersebut.
“ Maaf dek, kamu ngak apa-apa? “ Aslan mencoba menyentuh pundak Casandra yang hanya berdiri di depannya.
Bagaikan magnet sentuhan Asland menarik kembali kesadaran Casandra yang beberapa saat lalu hilang entah kemana.
“Adek nggak apa-apa kan ? “ Asland mencoba mengulangi pertanyaannya yang tak terjawab tadi.
“ Iya mas, ngak apa-apa kok” saut Casandra dengan cengengesan. Ia salah tingkah dengan pandangan laki-laki di hadapannya itu.
Ya ampun dek, ada apa denganmu dek? Kamu benar-benar butuh didampingi, melihat gayamu seperti ini membuat hati mas terluka. Benar kata mbamu, mas harus membimbingmu dan mengubah gayamu. Pakaianmu tak enak dipandang gumang Asland dalam hati.
“Mas nggak apa-apa kan tadi ? maaf tadi saya nggak sengaja nabrak mas”, Casandra turun dari motornya dan mendekati Asland.
Asland hanya tersenyum lalu menggeleng. Casandra yang melihat senyum Asland pun semakin terpesona dengan laki-laki di hadapannya.
“ Oh iya, namaku Casandra, ini nomor handphoneku, kalau ada apa-apa mas bisa menghubungiku” Casandra meberikan nomor handphonenya lalu berpamitan.
Ia tak sanggup berlama-lama di hadapan laki-laki itu. Asland pun hanya bisa tersenyum. Tidak ada yang dapat ia ucapkan. Lidahnya terasa kaku untuk berbicara. Ia sangat merasa menyesal, sebagai seorang kakak ia tak mampu membimbing sang adik.
~Bersambung~
Jangan lupa like dan comentnya ya 🙏
~Happy reading~
Pagi yang cerah, matahari telah menampakkan dirinya di hamparan langit biru. Casandra berjalan menuju kelasnya dengan wajah yang berseri-seri. Ini awal yang baru menurutnya, seolah ada semangat baru yang masuk ke relung hati yang amat dalam. Ia melangkahkan kakinya sambil bernyanyi-nyanyi.
Setiap orang yang ia temui disapa dengan senyuman yang sangat manis. Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat sosok yang telah lama ia cari. Ia melihat Ayu yang berjalan menuju parkiran.
“ Yu... tunggu Yu. Kamu kemana aja sih Yu, dua bulan aku cari kamu, kamu hilang kayak ditelan bumi aja. Aku setiap hari ke kostmu tapi tak pernah bertemu dengan mu,” Casandra menarik tangan Ayu. Mengajak Ayu duduk di bangku dekat parkiran.
Ayu hanya mengikuti Casandra. Ia terdiam melihat sahabatnya itu, seakan ada yang berbeda dari sosok Casandra yang dulu dikenalnya.
“ Yu maafkan aku ya, aku tahu aku salah. Tak seharusnya aku membentakmu hari itu. Yu semenjak kamu pergi dan menghindariku, aku sedih banget Yu. Tak pernah bersemangat” Casandra berhenti berbicara, ia memandangi sahabatnya yang kini duduk di sampingnya.
Ayu masih diam, tak ada satu kata pun yang ia ucapkan seolah ia bertemu dengan orang yang ia tak kenal. Casandra menunduk, ada rasa sakit yang tiba-tiba hinggap di dadanya. Senyum yang tadi menghiasi wajahnya seolah sirna seketika.
Ayu yang kini memandangi wajah sahabatnya. Ia menarik Casandra lalu memeluknya dalam tangis.
“Maafkan aku Yu “ ujar Casandra dalam isak tangisannya. Ayu semakin erat memeluk Casandra. Ia hanya mengangguk.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang tengah memperhatikan mereka dari kejauhan. Orang itu lalu tersenyum.
“ Syukurlah dek, kamu sudah bertemu dengan sahabatmu, semoga kamu bisa berubah lebih baik lagi dek” gumang Asland.
Iya, orang yang tengah memperhatikan keduanya adalah Asland. Asland selalu mengikuti Casandra, ia tidak ingin jika sesuatu terjadi padanya.
Setelah dirasa Casandra telah aman, Asland meninggalkan tempatnya lalu pergi menuju perusahaanya.
Asland Sanjaya adalah putra kedua Ibrahim Maulana, Ayah Casandra. Asland adalah kakak tiri Casandra. Sudah 3 tahun ia mencari keberadaan adiknya, namun semalam takdir mempertemukan mereka.
Cassandra tanpa sengaja menabrak Asland yang berjalan dari Mesjid. Mereka bertemu tanpa diduga. Asland yang langsung mengenali wajah Casandra, karena sebelum Ayahnya meninggal. Ia diberikan wasiat untuk menjaga adik tirinya. Ia tak tahu keberadaan adiknya, ia hanya berbekal sebuah foto keluarga sang Ayah bersama istri keduanya.
Ibu Asland telah meninggal 3 tahun yang lalu, ia yang dulunya tinggal di Semarang kini merantau ke Jakarta untuk mencari sang adik.
Di Jakarta ia membangun usaha Tekstil selama 3 tahun ini, usahanya semakin berkembang. Ia sudah menikah dan mempunyai seorang putri yang sangat cantik.
Di Perusahaan Asland.
“ Pak ini laporan penjualan kita bulan ini “ Andini menyerahkan laporan penjualan kepada Aslan.
Aslan membaca dengan teliti laporan tersebut. Ia sangat puas dengan hasil kerja karyawannya. Penjualan bulan ini semakin meningkat.
“Terima kasih Din, kerja yng bagus. Berikan reword kepada team pemasaran yang telah bekerja sebaik ini”
“Baik pak, apa masih ada yang bapak perlukan, “ ucap Andini dengan sopan.
“Tidak ada, kembalilah ke tempatmu bekerja.” Andini mengangguk lalu meninggalkan ruangan Aslan.
Setelah Andini keluar, Aslan kembali memikirkan Casandra. Ia harus mencoba mendekati Casandra, agar ia bisa menjaganya lebih dekat.
Setelah berpikir kini muncul ide agar ia bisa selalu di dekat Casandra. Ia menelpon Casandra.
“Halo, assalamualaikum, ini benar nomor Casandra”
“Iya, maaf dengan siapa saya berbicara ?”
“Saya Asland, yang semalam kamu tabrak di jalan XXX”
Oh namanya Aslan. Gumang Casandra dalam hati.
“Halo, halo, halo “ Casandra terkejut
“Maaf, ada apa ya mas? “ Casandra bertanya dengan gugup.
“ Bisa kita ketemu di Cafe XX jam 4 nanti? “ tanya Asland.
“ Iya bisa, bisa mas, saya pasti datang” jawab Casandra dengan semangat.
Aslan hanya bisa tersenyum. Ia bahagia akan bertemu kembali dengan adik yang selama ini dia cari. Aslan kemudian mematikan teleponnya.
Setelah mematikan teleponnya, ia kembali menelpon seseorang.
“Halo assalamualaikum sayang, mas mungkin pulang agak telat, mas mau bertemu dengan Casandra” ujar Aslan kepada sang istri .
“Waalaikum salam mas, iya mas, salam ya sama Casandra, ajak ke rumah ya mas,”. Fatimah merasa senang mendengarkan suaminya.
“ Maaf sayang, mungkin mas belum bisa jujur di depan Casandra, mas khawatir ia tidak mau bertemu mas jika Casandra tahu siapa mas sebenarnya” Aslan menarik napas lalu membuangnya dengan kasar.
“Mas rencana hanya ingin mendekatinya, jika waktunya sudah pas baru mas berbicara jujur kepada Casandra”, ujar Asland dengan nada sedih.
Fatimah hanya bisa mendukung sang suami. Menurutnya, Aslan pasti telah memikirkan dengan baik-baik terlebih dahulu sebelum bertindak.
“Mas matikan dulu telponnya ya sayang, salam sama putri kita. Assalamu Alaikum”.
Di Cafe XX
Di sebuah cafe ternama di jakarta, tampak seorang gadis sedang duduk menikmati jus jeruk kesukaannya. Ia selalu melirik pintu masuk, ia tak sabar bertemu dengan lelaki yang telah mencuri hatinya semalam.
Hari ini ia akan bertemu dengan lelaki yang ditabraknya semalam. Tak lama kemudian, sosok yang dari tadi ditunggunya kini tela tiba dan berdiri di hadapannya.
“ Udah lama dek nunggu mas?" tanya Asland sambil duduk di depan Casandra.
Casandra hanya menggeleng lalu tersenyum. Casandra begitu gugup berhadapan dengan Aslan. Dia hanya bisa menunduk, tak mampu memandang wajah leleki yang ada di hadapannya.
“Maaf ya, tadi mas banyak kerjaan di kantor jadi agak telat “, Casandra masih terdiam.
“ Hmm... kamu pasti bingung kenapa saya mengajakmu bertemu?” Casandra hanya mengangguk, ia masih terpesona dengan senyum Aslan.
“ Ok sebenarnya saya kesini mau minta tolong kepada kamu, di perusahaanku butuh karyawan di bagian pemasaran, saya tahu kamu mahasiswi marketing. Kamu mau kan bantu saya ?” tanya Aslan dengan ramah.
Wah kesempatan nih dekat dengan mas Aslan. Gumang Casandra.
Ia senyum-senyum sendiri. Aslan pun menggoyangkan pundak Casandra untuk menyadarkannya.
Bagaikan magnet, sentuhan tangan Aslan langsung menarik kesadaran Casandra. Semburat merah langsung saja muncul di kedua pipi Casandra.
“Kamu kenapa? Kamu mau kan bantu saya ?” tanya aslan, dengan senyuman yang tak pernah hilang dari wajah tampannya.
” Mau, mau mas, mau pakai banget malah, apasih yang ngak buat mas Aslan yang tampan ini? Hehehe” jawab Casandra dengan cengengesan.
“Tapi mas bagaimana dengan kuliah saya ?" tanya Casandra.
“Bisakan kamu pindahkan di jam malam saja, bagaimana ? “ usul Asland.
“Nanti saya bantu untuk mengurus berkasnya, kebetulan salah satu rekan bisnis saya dosen disana, dia juga yang mengusulkan kamu untuk membantu saya”, Casandra hanya mengangguk membenarkan usul asland.
Tidak terasa mereka sudah satu jam lewat mengobrol di dalam Cafe, aslan pun berpamitan. Sebelum pergi ia sempat menawarkan untuk mengantar Casandra, tetapi Casandra menolak karena ia mengendarai motor kesayangannya.
~Bersambung~
Jangan lupa like dan coment nya ya 🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!