Anaia Devandy
Akrab biasa di sapa dengan nama Naia.
Ia adalah putri tunggal dari Bu Derafani dan Pak Vendy Hartono.
Namun Naia bisa di bilang, ia adalah gadis yang kurang beruntung. Karena ia terlahir dari keluarga yang berantakan, atau istilah yang biasa kita kenal dengan sebutan "Broken Home".
Ayah dan ibu nya berpisah saat ia masih berusia dua tahun.
Ibu nya memilih pergi, dan meninggalkan Naia bersama Ayah, Kakek nya yang bernama Widja, dan juga Nenek nya, yang bernama Sukma Wati.
Namun saat umur Naia memasuki usia 10 tahun. Ayah nya meninggal dunia, karena terserang penyakit jantung.
Dan kini ia di urus dan di sekolahkan oleh kedua Kakek dan Nenek nya.
Naia memiliki sahabat yang bernama Mely. Sejak kecil hingga sekarang mereka masih selalu bersama-sama.
Saat ini Naia dan Mely tengah duduk di Bangku Sekolah kelas XI (sebelas) di SMA Taruna.
Naia adalah gadis periang. Ia memiliki hoby bernyanyi.
Namun sekarang, Naia menjadi gadis pemurung setelah kepergian Ayah nya.
Bahkan penampilan nya juga sangat berbeda dari teman - teman lain nya. Karena ia malas sekali untuk merias diri.
Wajah nya tampak sangat lusuh, kulit nya kusam, dan juga rambut yang terlihat berantakan karena hanya di ikat asal-asalan.
Itu sebab nya ia di jauhi, bahkan juga sering di hina oleh teman - teman nya dengan julukan si cupu, kampungan, dan norak.
Namun seketika Naia merubah penampilan nya menjadi gadis yang sangat cantik, setelah mengenal Andri Ratdy Sanjaya.
Pria berparas tampan, dan juga tidak sombong.
Bukti nya Andri mau mengajak Naia untuk berkenalan, walaupun ia tau penampilan Naia sangat berbeda jauh dari gadis - gadis lain nya.
-
-
-
-
Awal mula
Siang ini di Sekolah, karena ini jam mata pelajaran terakhir, yang masuk kelas adalah Bu elsa guru kesenian. Ia memberitahukan tentang acara pentas seni yang akan di adakan pada saat perpisahan anak kelas XII (dua belas) di SMA Taruna.
"Anak-anak kalian di wajibkan untuk ikut berpartisipasi di dalam acara tersebut. Guna untuk menambah nilai UAS (Ulangan Akhir Semester) kalian". Jelas bu Elsa pada semua.
"Ia Bu". Sahut mereka dengan kompak
Bu Elsa pun membagi murid di kelas tersebut menjadi lima kelompok.
Naia pun mendapatkan bagian di kelompok tiga.
Bersama dengan Ajeng, Jeni, Rudi, dan juga Reja.
"Ah...! kenapa aku harus berkelompok dengan mereka sih !" . Gerutu lirih Naia dengan nada sedikit kesal, sembari mengepalkan kedua tangan nya.
Ajeng, Jeni, Rudi, dan juga Reja. Mereka itu adalah satu geng, yang paling sering membully Naia. Itu sebab nya Naia merasa suka dengan keputusan tersebut.
Tapi beruntung nya Ajeng cs pun menolak untuk berkelompok dengan Naia.
Dan akhir nya Naia pun merasa lega.
Namun na-as ternyata bukan hanya Ajeng cs saja yang menolak Naia, tetapi juga seluruh teman-teman sekelas nya pun ikut menolak nya.
"Ada apa dengan kalian ini ? kenapa kalian tidak ada yang mau berkelompok dengan Naia ?". Tanya Bu Elsa dengan penuh rasa penasaran.
"Karena Naia itu kuper Bu, kampungan, udik, norak. Pasti dia juga tidak memiliki keahlian apapun.
Itu sebab nya kita tidak mau berkelompok dengan nya". Sahut mereka dengan silih berganti.
Naia pun merasa sangat sedih mendengar jawaban dari teman-teman nya itu.
Bu Elsa pun merasa tidak tega saat melihat kearah Naia. Ia pun langsung datang menghampiri Naia.
"Sabar ya nak, kamu buktikan saja kepada mereka kalau kamu tidak seburuk yang mereka katakan". Ucap Bu Elsa memberi semangat pada Naia sembari memeluk nya.
Naia pun hanya menganggukkan kepala dan berusaha menghapus air mata nya.
Setelah Bu Elsa merasa Naia sudah tenang, Bu Elsa pun kembali ke tempat duduk nya. Namun tiba-tiba,
"Bu saya ingin mengundurkan diri dari kelompok lima". Ucap Mely sembari mengacungkan tangan nya ke atas.
"Kenapa Mely ?". Tanya Bu Elsa pada Mely
"Saya sahabat nya Naia Bu, jadi saya ingin berkelompok dengan Naia saja Bu". Jelas Mely pada Bu Elsa.
"Baik lah kalau begitu Mely akan berkelompok dengan Naia di kelompok enam". Ucap Bu Elsa menyetujui nya.
Treed... Treed...Treed...
Bel sekolah pun berbunyi. Tak terasa waktu nya pulang pun tiba.
Setelah keluar kelas,
"Mel tunggu." Ucap Naia menghentikan langkah Mely.
Seketika Mely pun menghentikan langkah nya, lalu membalikkan tubuh nya kearah Naia.
"Ada apa Nai ?." Tanya Mely pada sahabat nya itu.
Tanpa menjawab, Naia langsung memeluk tubuh sahabat nya itu dengan erat.
"Hey kenapa ? Ada apa dengan kamu Nai ?" Tanya Mely kebingungan.
"Terimakasih karena kamu sudah mau berkelompok dengan ku, terimakasih juga karena kamu sudah membela ku.
kamu emang sahabat terbaik ku Mel." ucap Naia sembari meneteskan air mata di bahu Mely.
"Hey kenapa harus berterimakasih sih, itu semua kan sudah menjadi kewajiban ku sebagai sahabat mu.
Sudah jangan menangis lagi, percayalah aku akan selalu ada untuk mu." Ucap Mely sembari perlahan melepaskan pelukan Naia, lalu mengusap air mata nya.
"Nai sory ya aku duluan pulang, soal nya udah di tunggu Mama di depan." Ucap Mely sembari menggenggam tangan Naia.
"Kamu nggak apa-apa kan jalan sendirian ke parkiran ?, aku buru-buru soal nya. Lanjut ucap nya.
"Nggak apa-apa kok Mel kamu duluan aja. Kasian Mama kamu kalau harus nungguin kamu terlalu lama." Ujar Naia sembari mengangkat dagu menunjuk ke arah pintu gerbang.
"Kamu hati-hati pulang nya ya Nai, bay.!" Ucap Mely sembari melambaikan tangan nya ke arah Naia.
"Oke bay.!" Jawab Naia sambil membalas lambaian Mely.
"Enak ya jadi Mely masih punya orang tua yang lengkap. Pagi di antar Ayah nya, dan pulang di jemput sama mama nya.
Nggak seperti aku, punya Ibu tapi entah dimana. Hufht !" Gerutu Naia sambil terus melangkahkan kaki nya menuju parkiran. Tempat dimana ia memarkirkan motor scooter nya.
Tidak lama kemudian ia pun langsung tancap gas.
Setelah melewati pintu gerbang sekolah. Naia pun melajukan motor nya menuju Danau. Tempat dimana biasa ia mencurahkan semua isi hati nya.
Sesampai nya disana, ia pun duduk di bawah pohon yang cukup rindang untuk menghindari terik nya matahari pada siang hari.
Naia terus memandangi air danau yang tampak begitu indah, dengan warna biru yang senada dengan langit cerah pada saat itu, sembari bernyanyi.
\- **Song peaces**
Lirik : Untuk apa aku hidup (youtube)
Tak pernah ada yang menghiraukan ku
Aku di kucilkan, bahkan ku di hindari
Semua ini menyiksa batin ku
Aku sendiri...
Reff :
Aku kesepian tanpa belaian mu Ibu
Aku kesepian tanpa belaian mu Ayah
Aku kesepian tanpa belaian mu
Aku kesepian...
Itu adalah lagu yang sering di nyanyikan Naia, ketika ia sedang bersedih.
Tanpa ia sadari air mata nya mengalir dengan deras, dan dada nya pun terasa sangat sesak.
Akhirnya ia pun bangkit dari tempat duduk nya, dan berjalan mendekat ke bibir Danau. Sembari memungut beberapa batu krikil yang ada di sekitar nya.
" Ya Allah apa aku seburuk itu, sampai-sampai mereka tidak ada yang mau berteman dengan ku.
Jika itu benar, lantas kenapa aku harus di lahirkan ke dunia ini ya Allah.
Kenapa... Kenapa... Kenapaaa..." Teriak Naia dengan sangat keras untuk meluapkan semua kesedihan nya. Sembari melemparkan batu-batu yang sudah ia kumpulkan ke tengah-tengah Danau.
"Ehemb !" Tiba-tiba terdengar suara pria menyapa nya.
Naia pun terkejut, ia segera mengusap air mata nya, dan membalikkan tubuh nya ke arah peria itu.
"Ka...Kamu siapa?" Tanya Naia terbata-bata.
"Kenalin nama aku Andri." Ucap pria itu sembari menjulurkan tangan nya ke arah Naia.
Namun Naia tidak menghiraukan nya. Ia malah berlari meninggalkan pria itu, menuju ke motor nya.
"Hey tunggu." Teriak Andri berusaha menghentikan langkah Naia, Tetapi tidak berhasil.
"Dasar cewek aneh." Dengus Andri
"Emb tapi suara nya lumayan juga."
"Ah sudah lah." Gerutu Andri sembari memetik tali gitar nya.
Sesampainya di depan pintu rumah.
Tok...Tok...Tok...Tok...
Suara tangan Naia mengetuk pintu. Tak lupa ia mengucapkan salam.
"Ia sebentar." Sahut Nenek dari dalam rumah.
"Nenek !" Sapa Naia setelah melihat Nenek membukakan pintu untuk nya.
Ia pun langsung mencium punggung tangan Nenek .
"Sayang kamu kok baru pulang jam segini, dari mana saja ?." Tanya Nenek dengan suara lembut nya.
"Maafin Naia ya Nek, hari ini Naia pulang nya telat. Soal nya Naia mampir dulu ke Danau tadi." Jelas nya pada Nenek.
Nenek pun tidak mau melanjutkan bertanya lagi, karena ia tahu betul kebiasaan cucu nya itu.
"Ya sudah ganti baju dulu gih. Habis itu cuci tangan, terus makan.
Nenek sudah menyiapkan makanan di meja makan." Ujar Nenek pada cucu nya itu.
"Ia Nek. Tapi Naia mau langsung mandi aja, habis itu baru makan. Jawab nya pada Nenek
"Ya sudah terserah kamu saja. Tapi jangan lupa makan ya." Gumam Nenek lagi.
"Siap Nenek ku sayang." Sahut Naia
"Selesai mandi, Naia pun langsung menuju ke meja makan.
Dan setelah makan Naia pun kembali ke dalam kamar.
Sembari rebahan di atas tempat tidur, "Andri".
Tiba-tiba ia teringat pada pria yang bertemu dengan nya di Danau tadi.
"Wajah nya begitu tampan." Gerutu nya sembari memandangi langit-langit kamar nya.
Dan tak lama kemudian ia pun terlelap dalam tidur nya.
Hari pun sudah semakin larut. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 07 : 00 WIB malam.
"Nai bangun sayang, ayo kita makan malam dulu." Ucap Nenek yang sudah berdiri di tepi tempat tidur cucu nya itu.
"Ia Nek." Jawab Naia sembari menggeliatkan tubuh nya.
"Nek apa Kakek sudah pulang ?" Tanya Naia kepada Nenek.
"Belum sayang. Tadi Kakek mu menelfon memberi kabar, kalau pulang nya di undur sampai besok lusa. Karena masih ada pekerjaan yang harus di urus di sana." Jelas Nenek sembari menggandeng tangan Naia.
"Naia rindu dengan Kakek Nek." Rengek nya sembari membuntuti langkah Nenek menuju ke meja makan.
" Cucu ku ini emang kelewat manja dengan kakek nya. Baru di tinggal tiga hari saja sudah rindu." Gumam dalam hati Nenek, sembari tersenyum dan di menggelengkan kepala melihat tingkah manja cucu nya.
Setelah menyantap makan malam, Nenek dan Naia pun melanjutkan berbincang-bincang di ruang keluarga.
"Nek hari ini Naia sedih sekali." Ucap nya sembari menyandarkan kepala di bahu Nenek.
"Sedih kenapa sayang ?, apa yang sudah terjadi pada mu hari ini ?" Tanya Nenek.
Naia pun menceritakan semua kejadian di sekolah tadi siang, pada Nenek nya.
"Nak gimana kalau kamu merubah penampilan mu ?, siapa tahu dengan cara seperti itu mereka tidak akan menghina mu lagi." Ujar Nenek memberi saran pada Naia.
"Tapi Naia lebih suka berpenampilan seperti ini Nek." Bantah nya pada Nenek
"Pikirkan lah lagi, ini semau demi kebaikan mu juga." Ucap Nenek lagi
"Ia Nenek nanti pasti Naia pikirkan lagi." Sahut Naia
"Terimakasih Nek ata atas saran nya. Naia sayang sama Nenek." Ucap nya sembari memeluk tubuh Nenek
"Ia sayang, Nenek juga sayang sama kamu." Jawab Nenek sambil membalas pelukan Naia.
"Ya sudah masuk kamar gih, tidur ini sudah malam. Besok kan kamu sekolah."
"Ia Nek Naia tidur dulu ya." Emuach. Ucap nya sembari mencium pipi Nenek.
Nenek pun membalas nya dengan mencium kening Naia.
Naia pun masuk kamar, dan tertidur dengan lelap.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!