"Undaaaaaa"
"Yuhuuu Unda Sesel"
Seorang anak perempuan yang terus saja memanggil sang Bunda yang masih bersiap di dalam kamar.
Hingga tak lama kemudian terdengar derap kaki melangkah dari dalam kamar.
"Ayo sayang" ajak sang Bunda pada Putri kecil nya.
"Go" balas Putri nya dengan penuh semangat dan dengan cepat memegang tangan sang Bunda.
Kedua wanita berbeda usia itu pun langsung berjalan keluar dari dalam Rumah.
Kedua nya akan pergi berbelanja dan bermain di Mall yang ada di Kota Bandung.
Sebelum berangkat, tak lupa sang Bunda mengunci pintu nya lebih dulu dan setelah nya baru berangkat.
"Pake helm nya, sayang" ucap nya dengan lembut.
"Sini, aku bisa pake sendili kok" balas nya dengan menggemaskan.
Setelah nya, sang Bunda langsung saja melajukan motor nya dengan kecepatan sedang. Dia tidak akan terburu-buru karena membawa Putri tercinta nya.
Hingga 1 jam kemudian mereka sampai di Mall, Bunda dan Putri tersebut langsung saja masuk ke dalam Mall.
Selvia Nugraha, wanita yang baru berUsia 23 Tahun dan sudah mempunyai Putri yang menggemaskan, Silvio Nugraha atau orang suka memanggil nya Via.
"Kita belanja dulu ya, Nak" ucap Selvia dengan lembut.
"Oleh Nda, anti main ya" balas sang Anak dengan mengerjapkan mata lucu.
Cup
Cup
Karena terlalu gemas, akhir nya Selvia mengecupi seluruh wajah Putri nya, Vio.
"Putri Bunda sangat pintar sekali" puji nya dengan tersenyum manis.
"Hihi geli Unda" tawa Vio pecah karena lagi dan lagi sang Bunda mengecupi wajah nya.
Keduanya tertawa renyah, hingga mengundang perhatian dari yang lainnya.
Selvia membawa Vio masuk ke dalam Toko pakaian untuk Ibu dan Anak.
Dia akan membelikan beberapa pakaian untuk Putri nya dan juga dirinya, karena Selvia baru 3 hari pindah ke Bandung setelah sekian lama berada di Desa yang sangat jauh jangkauan Kota.
Rencanya, Selvia akan mencari pekerjaannya di Kota tersebut. Dia sudah membawa Ijazah di kampus nya dulu lewat sahabat nya, jadi dia akan memulai melamar pekerjaan esok hari.
Vio, gadis kecil nan manis itu pun ikut heboh memilih beberapa pakaian untuk nya. Bahkan sang penjaga Toko pun ikut di buat gemas dengan tingkah nya yang sangat menggemaskan.
Tak jarang Vio mendapatkan cubitan di pipi karena yang melihat nya sangat gemas pada diri nya, namun dia tidak marah sama sekali dan hanya tersenyum manis saja.
"Unda, Vio mau tu" ucap Vio dengan menggoyangkan tangan sang Bunda.
Selvia mengalihkan pandangannya pada arah yang di tunjuk oleh sang Anak.
"Ya Tuhan, itu dress bagus namun cukup mahal" batin Selvia dengan sendu.
"Sayang, nanti jika Bunda punya uang kita beli dress itu ya. Bunda kan baru akan bekerja, jadi Vio do'akan Bunda agar segera dapat pekerjaan ya" ucap Selvia dengan lembut sambil mengelus pipi Vio.
Vio menganggukan kepala nya mengerti, dia memeluk leher sang Bunda dengan senyuman di wajah cantik nya.
"Tak apa Nda, aku tidak mau juga kok" balas si kecil dengan riang.
"Maafkan Bunda ya, Nak" batin Selvia lirih.
Interaksi ke dua nya tak lepas dari penglihatan wanita paruh baya yang sejak tadi memperhatikan Vio dan Bunda nya, Selvia.
Setelah selesai, Selvia membawa Vio untuk bermain di TimeZone Mall tersebut. Walaupun tabungannya sudah menipis, namun ia akan tetap menyenangkan sang Putri.
"Yeye main main" ucap Vio kecil dengan sangat riang dan bahagia.
Selvia tersenyum kecil melihat wajah ceria sang Putri, lalu dia membawa Vio masuk ke dalam untuk bermain. Selvia membiarkan Vio berbaur dan bermain dengan anak yang lainnya, dia hanya mengawasi nya dari luar saja.
"Sehat selalu, Nak. Bunda akan mencari pekerjaan dan membiayai mu dengan semampu Bunda. Maafkan Bunda yang tak bisa memberimu segala nya" gumam Selvia dengan menatap Vio sendu.
"Ayah, Ibu, maafkan aku! Karena aku kalian tenang di alam sana" gumam nya lagi sambil meneteskan air mata.
Namun dengan gerakan cepat tangan Selvia menyeka air mata yang akan meluncur tersebut.
Selvia tersenyum saat melihat Putri nya yang datang dengan wajah lelah namun bahagia.
"Undaaa, au numm" ucap nya dengan cepat.
Dengan cekatan, Selvia memberikan Vio minum yang ada di tangannya, yang hampir habis karena Vio yang cukup lelah dan haus.
"Nda, ulang yuk mam" ucap Vio dengan menyender di lengan sang Bunda.
"Yaudah kita makan disini saja, mau?" tawar Selvia dengan lembut.
Vio langsung saja menggelengkan kepala nya, ia tidak mau makan disana karena pasti akan mahal dan nanti tabungan Bunda nya akan habis.
"Dak au, Unda masak aku mam" tolak nya dengan cepat.
"Baiklah, ayo kita pulang" balas Selvia tersenyum.
Vio mengangguk setuju, dia lalu memegang tangan sang Bunda. Awalnya ia akan meminta di gendong karena lelah, namun melihat Bunda nya yang membawa banyak belanjaan di urungkan niat nya.
Vio memang baru berusia 3 tahun lebih, tetapi dia sudah sangat pintar dan bahkan bisa memahami keadaan dan kondisi Bunda nya.
Kedua nya keluar Mall dengan wajah yang cukup bahagia, bahkan Vio terlihat sangat berbinar karena puas bermain disana walaupun masih banyak yang ingin dia mainkan.
Selvia melajukan motor nya dengan kecepatan sedang, dia akan membeli beberapa bahan makanan terlebih dulu di pasar dekat Rumah nya.
**
Tepat jam 2 siang, Selvia dan Vio baru sampai di Rumah kecil namun terlihat sangat menyejukan dan damai.
Vio berlari ke dalam dengan bersenandung kecil, dia ingin membantu Bunda nya untuk memasak dan menata beberapa bahan pokok.
"Nda, minum" ucap nya dengan tersenyum kecil.
Selvia tersenyum dengan mengusap pucuk kepala sang Putri dan memberikan segelas air.
"Ini Princess Bunda" ucap Selvia lembut.
"Maacih Nda" balas Vio setelah selesai dengan minum nya.
"Kamu tidur siang dulu sana, Nak. Nanti Bunda bangunkan jika sudah matang dan selesai" ucap Selvia.
Vio mengangguk patuh, dia lalu melangkah ke kamar nya dan masuk.
Sedangkan Selvia, dia melanjutkan pekerjaannya kembali menata bahan makanan. Setelah selesai, dia langsung memasak nasi dan lauk pauk untuk makan dirinya dan Vio sang Putri.
"Untung saja harta peninggalan Ayah dan Ibu lumayan banyak, jadi aku bisa pindah dan membeli Rumah serta kebutuhan yang lainnya. Nanti malam aku akan mencari pekerjaan di media sosial" ucap Selvia dengan helaan nafas.
Kemudian Selvia melanjutkan kembali memasak nya, dia takut Vio menunggu lama dan sudah lapar.
Tak lupa juga Selvia membuat puding dan memotong beberapa buah yang sudah ia beli tadi, karena Vio sangat suka dengan buah-buahan.
.
.
.
Malam menyapa dengan semilir angin yang cukup dingin, bahkan di luar terlihat hujan sedang turun membasahi Kota Bandung.
Setelah menidurkan Vio, Selvia langsung saja membuka laptop nya dan berselancar mencari pekerjaan di media sosial. Sedangkan surat menyurat nya sudah ia lengkapi dan tinggal mengirimkan pada perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja.
"Bagaimana dengan Vio jika aku bekerja nanti, ya" gumam nya dengan menatap sang Putri yang sudah terlelap di atas ranjang.
"Aku akan pikirkan nanti saja lah, yang terpenting sekarang aku mendapatkan pekerjaan dulu" ucap nya dengan penuh semangat.
Selvia kemudian mencari kembali pekerjaan, dia mencari di berbagai media dan juga berita bisnis.
Hingga manik mata nya melihat ada yang membutuhkan seorang sekertaris di Perusahaan Elang.
"Aku akan mencoba nya" gumam Selvia dengan semangat.
Dan keberuntangan sedang berpihak padanya, bahwa cv nya bisa ia kirimkan lewat email perusahaan.
Selvia langsung saja mengirimkan semua yang tertera di dalam persyaratannya tersebut.
Hampir tengah malam dia baru menyelesaikan semua nya, Selvia mengirimkan ke beberapa email perusahaan yang memang sedang membuka lowongan pekerjaan.
"Semoga saja salah satu dari mereka ada yang menerima ku, tabungan ku sudah semakin menipis" gumam nya sambil merebahkan tubuh nya di atas ranjang.
Hingga tak lama kemudian Selvia pun terlelap di samping Putri nya, dia memeluk Vio dengan sayang.
***
Esok pagi nya, Selvia memandikan Vio dan menyiapkan sarapan untuk kedua nya.
"Unda, aku mau tu" ucap Vio dengan menunjuk ke arah ayam goreng kesukaannya.
"Ini, Nak. Makan yang banyak ya" balas Selvia lembut.
Kedua nya pun makan dengan lahap, Vio memang tidak pemilih makanan apapun namun ia sangat menyukai ayam goreng, apalagi paha nya.
Setelah selesai makan, Selvia membiarkan Vio main dan dia sendiri membuka kembali laptop nya. Berharap akan ada email masuk yang membuat nya bahagia.
Namun semua nya nihil, tak ada satupun email yang masuk kesana yang mana membuat Selvia membuang nafas kasar.
"Sabar" gumam nya dengan tersenyum kecil.
"Ndaaa" panggil Vio dengan menghampiri sang Bunda.
"Kenapa sayang?" tanya Selvia lembut.
Vio duduk di samping Bunda nya, dia menatap Bunda nya dengan tersenyum lembut.
"Aku nda apa kalau Unda akan kelja" ucap nya dengan santai.
Huhh.
"Nanti Bunda akan cari pengasuh jika Bunda bekerja, karena Bunda tidak akan fokus jika meninggalkan mu sendirian, Nak" jelas Selvia mengusap lembut kepala Vio.
"Tapi, ndak ada uang Nda" lirih Vio dengan tatapan sendu.
Selvia tersenyum, ia menggelengkan kepala nya dan memeluk tubuh mungil Vio dengan sayang.
"Do'akan Bunda supaya mendapatkan pekerjaan dan uang yang banyak ya, Nak" ucap Selvia tersenyum kecil.
Vio menganggukan kepala dengan semangat, ia membalas memeluk sang Bunda dengan hangat.
"Aku sayang Ndaaa" ucap Vio lembut.
Cup.
Cup.
"Bunda lebih sayang kamu, Nak" balas nya dengan menghujani kecupan di wajah mungil Vio.
Setelah puas memeluk sang Bunda, Vio melepaskannya dan kembali ke bawah untuk bermain.
Sedangkan Selvia, dia kembali fokus pada laptop yang ada di depannya. Dia akan mencari pekerjaan kembali di setiap sosial media, dia tidak akan pernah putus asa dan akan tetap semangat demi sang buah hati, Vio.
Hingga jam makan siang tiba, Selvi memutuskan untuk makan di luar karena Vio ingin sekali makan bakso yang dekat dengan Taman Kota.
Vio sangat riang saat ia dan sang Bunda sudah sampai di kedai bakso yang berada di pinggir jalan.
"Ayo pat Nda" ucap Vio dengan tak sabar.
"Iya sayang tunggu dulu sebentar, Bunda akan pesan dulu sama abang nya" balas Bunda tersenyum kecil.
Vio mengangguk patuh, kemudian kedua nya duduk di kursi yang sudah di sediakan disana. Vio duduk dengan tenang namun wajah nya sudah menunjukan wajah tak sabar ingin makan.
"Uh napa lama anget" gerutu nya dengan kesal.
Selvia hanya diam dengan tersenyum kecil, dia mengusap lembut kepala sang Putri.
"Yey siap" riang nya saat si abang penjual bakso menyajikannya di hadapan Vio.
"Acih bang" ucap Vio dengan tersenyum
"Iyaa anak cantik" balas abang bakso terkekeh kecil.
Kemudian Selvia dan Vio makan bakso tersebut dengan santai, disana hanya ada mereka berdua saja karena pembeli yang lainnya sudah selesai dan pulang
Vio makan dengan sangat lahap, bahkan dia belepotan saking lahap nya.
"Sayang, jangan buru-buru" tegur Selvia sambil membantu membersihkan bekas makanan di wajah Putri nya.
"Hehe" kekeh Vio dengan menampilkan gigi rapih nan bersih nya.
Selvia menggelengkan kepala dan kembali memakan bakso milik nya.
Namun, manik mata nya menangkap anak laki-laki remaja yang sedang di keroyok oleh anak-anak sebaya nya.
"Sayang, tunggu disini dan jangan kemana-mana ya" ucap Selvia pada Vio.
"Ya , Nda" patuh Vio tanpa bertanya apapun.
Selvia langsung menghampiri anak lelaki tersebut dengan tergesa.
Tak lupa ia juga menitipkan Vio pada penjual bakso disana.
"Hei hei hentikan" teriak Selvia saat sudah di dekat gerombolan tersebut.
Sekelompok anak tersebut pun langsung saja berlarian karena takut akan orang-orang disana yang mulai berdatangan.
"Hei Nak, kamu tak apa?" tanya Selvia sambil membantu anak lelaki tersebut.
Tak hanya Selvia yang membantu menghentikan aksi tersebut, ada beberapa warga yang kebetulan melihat nya.
"Dek tak apa?" tanya salah satu dari warga.
"Tak apa Bu, terimakasih ya" jawab nya dengan tersenyum namun meringis.
Selvia membantu untuk duduk di kursi yang ada disana, orang-orang pun mulai meninggalkan kedua nya dan menyisakan Selvia dan anak tersebut.
"Minumlah, Nak" ucap Selvia sambil memberikan sebotol air minum untuk nya.
Anak tersebut menerima dan meminum nya hingga tandas, namun perut nya yang memang lapar pun malah berbunyi yang mana membuat nya sangat malu.
"Kamu lapar? Ayo ke kedai bakso itu untuk makan" ajak Selvia tersenyum kecil.
"Terimakasih, Kak" balas nya dengan menundukan kepala karena malu.
Lalu kedua nya melangkah ke kedai dimana Vio sedang menunggu nya.
Tak lupa juga Selvia memesan bakso untuk anak tersebut.
"Nda, sapa?" tanya Vio yang sudah selesai makan nya.
Bunda hanya tersenyum, dia lalu menyuruh anak tersebut duduk di samping Vio.
"Siapa nama kamu, Nak?" tanya Selvia lembut.
"Yogi, Kak" jawab nya.
"Oh akak Ogi" ucap Vio dengan mangguk-mangguk.
Yogi tersenyum kecil, dia merasa sangat gemas dengan tingkah Vio.
"Kenapa kamu sampai di keroyok tadi, Yogi?" tanya Selvia penasaran.
Hufh.
Yogi menghela nafas dengan kasar saat teringat hal barusan.
"Saya di paksa mencopet oleh mereka, namun saya menolaknya dan mereka malah mengeroyok saya, Kak" jawab nya dengan helaan nafas kasar.
Dan entah kenapa Yogi malah menceritakan diri nya yang hanya anak yatim piatu dan tak di urus oleh Adik Ayah nya hingga mengakibatkan dia menjadi pengemis untuk makan.
Yogi terus saja bercerita sambil makan, bahkan dia juga sempat meneteskan air mata nya karena mengenang mendiang sosok kedua orangtua nya.
"Mau gak kamu ikut dengan Kakak, nanti kamu akan menjaga anak Kakak saat Kakak bekerja?" ajak Selvia saat mereka sudah keluar dari kedai bakso.
Yogi langsung mengangguk dengan semangat, tanpa pikir panjang dia menyetujui nya karena sangat suka pada Vio dan ia juga akan jauh dari orang-orang yang selalu mengucilkannya.
"Yeay Vio apat Abang" ucap Vio dengan semangat.
Selvia terkekeh melihat tingkah Putri nya.
"Yasudah ayo kita pulang" ajak Selvia pada kedua nya.
Kemudian mereka pergi dengan mengendarai sepeda motor milik Selvia.
Sebelum ke Rumah, Selvia membeli beberapa helai pakaian untuk Yogi kenakan disana nanti nya.
Hingga tak berselang lama mereka sampai juga di Rumah. Vio mengantarkan Yogi ke kamar mandi yang ada di kamar satu lagi, tak lupa ia juga membantu membawa pakaian Yogi.
Selvia sendiri, dia duduk di ruang tamu dan membuka laptop nya kembali.
"Ya Tuhan" gumam nya dengan lirih.
Selvia mendapatkan email bahwa ia besok bisa langsung ke perusahaan Elang Group untuk wawancara.
Dia sangat bahagia, tak henti-henti senyuman tersemat di bibir nya.
"Alhamdulilah, terimakasih Ya Allah" ucap Selvia dengan tulus nan bahagia.
Selvia lalu menyiapkan segala nya untuk di bawa ke sana esok pagi, dia juga langsung bergegas membereskan beberapa syarat yang harus di bawa kembali ke perusahaan.
.
.
.
Malam itu, Selvia membiarkan Yogi tidur bersama Vio di kamar sebelah.
Selvia juga sudah mengajarkan Yogi agar bisa menjaga Vio saat dia bekerja nanti, Selvia bersyukur karena Yogi bersedia dan bahkan ia juga bahagia bisa menjaga Vio.
*
Ke esokan pagi nya, Selvia menyiapkan sarapan dan Yogi sedang membersihkan diri bersama dengan Vio.
"Unda" teriak Vio dengan tertawa nyaring dari arah kamar.
Selvia tersenyum melihat keduanya yang terlihat Abang dan Adik. Bahkan Yogi terlihat sangat menyayangi Vio.
"Ayo kita sarapan dulu, Nak" ajak Selvia dengan lembut.
"Baik Bunda" balas kedua nya serempak.
Selvia terkekeh, dia kemudian menyiapkan makanan untuk Vio dan Yogi sendiri menyiapkan makanannya sendiri.
Ketiga nya lalu memulai sarapan mereka dengan damai dan tenang, bahkan Yogi pun sangat menikmati menu sarapan yang sederhana itu.
Setelah selesai, Vio dan Yogi mengantarkan sang Bunda ke depan Rumah.
"Nak, kamu di Rumah bersama dengan Abang ya dan ingat jangan nakal" ucap Selvia sebelum pergi.
"Baik Bunda, Bunda jangan khawatir ya aku akan menjaga Adik Vio" balas Yogi dengan yakin.
Selvia mengusap lembut kepala Vio dan Yogi, bahkan ia mengecup kepala kedua nya.
"Dah Nda" ucap Vio sambil melambaikan tangannya pada sang Bunda.
Vio pun melajukan motor nya ke perusahaan Elang Group. Dia membawa semangat yang membara dan juga kegigihan yang tinggi.
Sehingga tak lama kemudian Selvia sampai di gedung yang cukup besar di Kota Bandung. Selvia menarik nafas nya perlahan lalu membuang nya perlahan, dia melangkah ke dalam perusahaan.
"Maaf Nona, dimanakah ruangan HRD?" tanya Selvia pada resepsionis.
"Silahkan anda naik ke lantai 3, nanti disana akan ada ruangan yang bertuliskan HRD" jawab resepsionis tersebut dengan ramah.
"Terimakasih, Nona" ucap Selvia tersenyum.
Selvia langsung masuk ke dalam lift dan menuju ke lantai dimana ruangan yang akan dia tuju.
Huh.
"Aku gugup sekali" gumam Selvia dengan menarik nafas dalam.
Ting.
Selvia langsung menuju ke ruangan HRD yang berada tak jauh dari tempat lift berada.
Tok
Tok
Selvia mengetuk pintu terlebih dulu sebelum ia masuk ke dalam.
"Masuk"
Terdengar suara yang berasal dari dalam ruangan, dan Selvia langsung masuk setelah mendapatkan izin.
"Selamat pagi, Bu" sapa Selvia.
"Pagi, apakah anda Nona Selvia?" tanya wanita paruh baya tersebut.
Selvia menganggukan kepala nya dan menyerahkan cv yang di minta oleh pihak perusahaan.
"Silahkan duduk terlebih dulu, Nona. Saya akan memeriksa data anda" ucap nya dengan ramah dan lembut.
"Terimakasih, Bu" balas Selvia yang langsung saja duduk.
Wanita paruh baya tersebut pun langsung saja membuka cv Selvia, dia melihat semua nya dan merasa puas karena Selvia memang cukup pintar.
"Selamat Nona, anda di terima di perusahaan Elang dan akan bekerja mulai sekarang" ucap nya dengan mengulurkan tangannya pada Selvia.
Selvia bangun dari duduk nya, dia menerima uluran tangan tersebut dengan senyuman menghiasi wajah cantik nya.
"Terimakasih, Bu" balas Selvia dengan penuh haru dan tersenyum manis.
"Mari saya akan antarkan ke ruangan dimana anda bekerja, anda akan bekerja sebagai sekertaris Direktur di perusahaan ini" jelas wanita tersebut dengan lembut.
Mata bulat Selvia mengerjap dengan sangat lucu, dia tidak percaya bahwa dia akan bekerja menjadi sekertaris.
"Ba baik Bu" balas nya dengan terbata.
Kepala HRD pun mengantarkan Selvia ke ruangannya yang ada di lantai 5. Dia juga di kenalkan pada Direktur perusahaan tersebut dan di suruh duduk terlebih dahulu.
Dan disinilah Selvia berada, di ruangan Direktur yang begitu luas dan nyaman.
"Siapa nama anda, Nona?" tanya wanita cantik di depannya.
"Selvia Nugraha, Nyonya" jawab Selvia sopan.
Wanita di hadapannya tersenyum sambil menganggukan kepala.
"Perkenalkan nama saya Ajeng Dwi E, ini semua daftar yang harus kamu pelajari dan juga semua kegiatan saya ada disana" jelas Ajeng dengan tenang.
"Baik Nyonya, saya akan pelajari terlebih dulu dan maaf jika saya sedikit lama dalam mempelajari nya" balas Selvia dengan sopan dan mengambil berkas yang ada di tangan Ajeng.
Ajeng tersenyum kecil, dia merasa bahwa Selvia adalah orang yang bisa di andalkan dan juga akan menyenangkan.
"Tidak apa, aku akan memberimu waktu selama 1 bulan untuk mempelajari semua nya dan aku sendiri yang akan membantu dan memantau mu, Selvia" ucap Ajeng dengan senyuman di wajah nya.
"Terimakasih, Nyonya. Kalau begitu saya permisi dulu" pamit Selvia sambil menundukan kepala sopan.
Ajeng mengangguk, dia membiarkan Selvia mempelajari semua nya dan hanya akan di berikan pekerjaan sedikit agar dia bisa cepat paham.
Ruangan Selvia tepat di depan ruangan Ajeng, sehingga membuat mereka tidak akan kesulitan ataupun lambat jika ada panggilan mendesak.
"Semangat" gumam nya dengan tersenyum.
Selvia membuka berkas yang mengatur semua keperluan dan jadwal Ajeng, dia akan mempelajari hal itu terlebih dulu.
Tak lupa juga dia mengerjakan beberapa pekerjaan yang sudah ada di atas meja kerja nya.
Hingga waktu terus berlalu dan Selvia masih mengerjakan pekerjaan yang lumayan banyak di hadapannya.
***
Berbeda dengan Yogi, pria remaja yang akan menginjak 15 Tahun tersebut baru saja pulang bermain dari Taman bersama sang Adik, Vio.
Karena sejak tadi Vio merengek ingin bermain di luar dan mau tak mau Yogi membawa nya ke Taman.
"Dek, ayo kita tidur siang dulu" ajak Yogi lembut.
"Ote Bang, Vio uga antuk" balas Vio dengan mengucek mata nya.
Yogi menggendong Vio untuk masuk ke dalam kamar, dia akan menidurkan Vio terlebih dulu sebelum nanti dia akan menyiapkan makanan untuk kedua nya.
Tak lupa juga Yogi membersihkan tubuh Vio agar tidur nya nyaman.
Yogi merebahkan tubuh Vio agar dia bisa langsung terlelap, dia mengusap punggung Vio dengan lembut.
"Kalian adalah malaikat penyelamat ku, aku akan menjaga mu Vio agar aku bisa membantu meringankan Bunda Selvia bekerja. Namun, saat kamu sudah bisa mandiri dan aku sudah dewasa aku akan bekerja untuk membantu ekonomi Bunda" gumam Yogi sambil menatap wajah Vio lembut.
"Tumbuhlah jadi wanita yang kuat, cerdas dan tangguh. Agar kelak Bunda Selvia akan bangga padamu, Vio" gumam nya lagi.
Yogi beranjak bangun dari tiduran nya, dia menyelimuti tubuh mungil sang Adik. Setelah nya, dia langsung keluar dan menuju ke dapur.
Yogi membuka kulkas dan mengambil beberapa sayuran yang dapat ia masak dengan mudah. Kehidupannya dulu yang memang sederhana membuat dia bisa melakukan semua hal.
"Aku juga akan memasak untuk Bunda, pasti dia akan kelelahan setelah bekerja seharian" gumamnya dengan semangat.
Kemudian Yogi menyiapkan segala nya, dia memasak menu sederhana dan hanya 2 menu saja yang dia akan masak hari ini, karena dia juga harus menghemat agar Bunda nya tidak merasa bahwa dia boros.
Yogi berkutat menyiapkan segala nya dengan hati bahagia dan tanpa ada paksaan sama sekali, bahkan ia memasak dengan wajah yang tersenyum.
"Semoga Bunda dan Vio suka" batinnya saat masakannya sudah matang.
.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!