NovelToon NovelToon

Legend Of Two Warriors

Prolog

Ribuan tahun yang lalu dimana alam semesta diciptakan oleh sang ilahi yang terbagi menjadi tiga bagian. Alam atas, alam tengah dan alam bawah.

Manusia adalah ciptaan paling lemah yang menghuni alam tengah. Makhluk yang tak mengenal jalan keabadian. Mereka hidup damai di alam tengah tanpa tahu mereka tidak hidup sendirian. Alam bawah yang dihuni oleh para iblis yang berusaha memberontak keluar dari alam bawah menghalalkan segala cara guna mencapai tujuannya untuk menguasai lapisan alam tengah.

Bencana melanda tiga alam memporak-porandakan tatanan dunia. Seluruh makhluk hidup panik. Sang ilahi seakan-akan murka kepada ciptaannya. Batu-batu yang berada di alam kekosongan bergejolak. Hujan meteor saling berjatuhan. Sebagian dewa turun ke alam tengah melindungi para manusia dari kepunahan masal.

Kaum iblis dengan sifat keserakahan mereka memanfaatkan bencana yang terjadi untuk menyerang alam tengah tanpa memikirkan hal buruk yang akan menimpa mereka sendiri. Kaum iblis mendobrak paksa batasan lapisan penghubung antar alam dunia dan menyerang umat manusia.

Dewa yang berada di alam tengah mati tanpa tersisa tak kuasa menahan hujan meteor yang berasal dari batu-batu yang berada di alam kekosongan. Manusia ketakutan melihat langit seakan-akan runtuh di depan mereka. Masing-masing menangis memohon ampunan kepada sang ilahi. Para Iblis menyerang membabi buta tanpa mengenal batas. Iblis yang tak kenal akan hati nurani dan kebajikan sangat kejam menyerang manusia.

Petir menggelegar dilangit. Awan hitam menyelimuti seluruh langit. Suara gemuruh terdengar keras. Percikan-percikan petir muncul secara bersamaan. Seluruh akses alam terputus. Para dewa tidak bisa turun ke alam tengah. Kegelisahan melanda hati seluruh dewa. Mereka hanya berharap umat manusia tidak punah.

Para manusia bersujud melihat kekacauan yang terjadi. Berpasrah akan kejadian yang menimpa mereka. Para iblis tertawa bahagia melihat kesengsaraan yang dialami umat manusia.

Petir turun dari langit satu persatu menyambar para iblis dan menghancurkannya. Setiap iblis yang terkena petir akan berubah menjadi abu. Kaum iblis tunggang langgang mencari perlindungan. Sebagian dari mereka menghalangi menggunakan kekuatan.

Mereka berusaha membuka akses kembali ke alam bawah namun tidak ada yang bisa membukanya. Seluruh akses lapisan alam telah terputus. Alam tengah dilanda kegelapan bagaikan malam tanpa akhir. Cahaya Dewa matahari tak bisa menembus gelapnya alam tengah.

Seberkas cahaya bersinar terang menembus gelapnya awan yang menyelimuti alam tengah.

Mereka semua melihat langit yang bercahaya terang seakan-akan sang ilahi turun ke dunia. Bongkahan batu besar turun dari langit yang diselimuti oleh petir bercampur dengan api layaknya batu yang keluar dari gunung berapi.

Suara dentuman dahsyat terdengar ketika bongkahan batu tersebut jatuh ke tanah.

Bongkahan batu menghantam tanah menyebabkan seluruh retakan dipermukaan dengan hempasan angin yang menyapu seluruh alam tengah. Suara gemuruh dari dalam tanah terdengar seakan-akan merespon apa yang terjadi.

Seluruh makhluk hidup yang berada di alam tengah binasa tak tersisa. Waktu seakan-akan berhenti sebentar. Terciptanya kawah raksasa disekitar batu tersebut.

Bongkahan batu perlahan retak. Terdapat sebuah prasasti di dalam bongkahan batu tersebut yang akan mengubah segalanya suatu saat nanti.

Sumber air keluar dari bawah prasasti mengucur deras tanpa henti membanjiri seluruh kawah hingga prasasti tenggelam, namun pancuran air tidak pernah berhenti hingga membanjiri seluruh alam tengah.

Awal Peradaban

Beratus tahun kemudian.....

Setelah bencana mahadahsyat terjadi, akses lapisan alam terbuka kecuali akses alam bawah yang terkunci sejak saat itu.

Dewi Shuang Er bersama dengan Dewa Deng Hui mendapatkan tugas untuk turun melihat kondisi alam tengah. Sesampainya disana, mereka hanya melihat air yang menggenang sepanjang mata memandang.

"Mengerikan..."ucap Dewa Deng Hui.

"Tidak ada satupun manusia yang hidup dan selamat dari bencana," sahut Dewi Shuang Er.

Mereka menjelajahi penjuru alam tengah mencari daratan yang tersisa menemukan sumber air yang mengucur deras dari dasar tanah.

"Sumber air yang tanpa henti mengeluarkan air menyebabkan bencana berkepanjangan dan sulitnya peradaban dimulai kembali,"ucap Dewi Shuang Er melihat keadaan yang terjadi.

Menggunakan kekuatan Dewa, mereka mencoba menghentikan air yang keluar dari dalam tanah. Kekuatan mereka yang tanpa sengaja menyentuh prasasti membuat getaran energi di dalam air.

Sekejap fenomena ajaib terjadi ketika kekuatan mereka menyentuh prasasti tersebut.

Air yang semula keluar dengan derasnya, seketika berubah menjadi menyerap seluruh air yang ada dengan cepatnya hingga menimbulkan pusaran besar.

Air yang menggenangi daratan berangsur-angsur surut hanya menyisakan beberapa daerah yang masih tergenang air. Kawah yang tercipta dari hantaman batu raksasa masih tergenang oleh air, mirip seperti sebuah danau.

Mereka sedari awal melihat sebuah benda di dalam pusaran, akhirnya turun untuk melihat benda apa yang berada di bawah sana. Air yang menggenang di dalam kawah terbuka ketika mereka mulai mendekati prasasti.

Dewi Shuang Er bersama dengan Dewa Deng Hui melihat dengan seksama batu prasasti tersebut.

"Apakah kau mengerti?"tanya Dewa Deng Hui.

Dewi Shuang Er menggelengkan kepalanya."Aku tidak mengerti apa maksud dari prasasti ini. Yang aku tahu hanyalah prasasti ini yang kemungkinan menyebabkan sumber air keluar dari dalam tanah dan menggenangi daratan"

Dewa Deng Hui menatap intens prasasti tersebut."Aku akan mulai membacanya, semoga kita mengerti maksudnya dan melaporkan apa yang telah kita temukan"

"Bencana terjadi, dunia terguncang.

Semua makhluk mati tanpa tersisa.

Peradaban akan dimulai dengan cinta.

Manusia tak lagi makhluk lemah.

Mereka akan menapaki jalan keabadian"

"Manusia telah musnah, apa maksud dari manusia tak lagi makhluk lemah dan menapaki jalan keabadian?"pikir Dewi Shuang Er.

"Kita harus kembali untuk melapor,"ucap Dewa Deng Hui.

Mereka keluar dari dasar kawah dan berada dipinggir kawah bersiap untuk kembali ke alam atas.

Getaran kecil terasa menyebabkan mereka mengurungkan niat untuk kembali. Permukaan tanah dasar kawah perlahan retak tepat pada jejak kaki mereka.

Bongkahan batu yang tergambar jejak kaki mereka terlepas dari dasar kawah dan melayang di atas danau.

"Jejak kaki milik kita?"ucap spontan Dewi Shuang Er.

Batu-batu kecil yang datang dari segala arah segera menempel pada bongkahan batu tersebut hingga membentuk celah-celah kecil. Air dari danau segera mengisi celah tersebut hingga penuh dan menyerap energi langit. Cahaya keluar dengan terang membuat mereka menutup mata menghindari silaunya.

Dewa Deng Hui dan Dewi Shuang Er sangat terkejut melihat pemandangan di depan mereka. Melihat sepasang manusia duduk bersila menutup mata berada di depan mereka sendiri. Sepasang manusia yang tercipta dari jejak kaki mereka. Manusia tersebut membuka mata mereka bersamaan.

"Hormat kami"

Memulihkan kondisi dari keterkejutan yang mereka alami dan memulai berbicara.

"Manusia!"ucapan pertama yang keluar dari mulut Dewi Shuang Er.

Mereka menganggukkan kepalanya. Saat ditanyai bagaimana mereka tercipta, mereka tidak bisa menjelaskannya.

"Kami akan kembali dan melaporkan apa yang terjadi. Mulai sekarang, kalianlah yang akan memulai peradaban kembali alam tengah"ucap Dewa Deng Hui.

"Namamu adalah Cui Mei. Kau mendapatkan berkah dariku sebagai wanita dengan sifat kelembutan dan kasih sayang,"ucap Dewi Shuang Er.

"Dewi kelembutan dan kasih sayang telah memberikan berkah. Maka aku Dewa jodoh memberimu nama Hong Ming dan berkah ku. Aku merestui hubungan kalian,"ucap Dewa Deng Hui.

Kawah danau bercahaya terang setelah kedua utusan dari alam atas memberikan berkahnya.

"Danau yang menjadi tempat kelahiran kaum manusia pertama setelah kehancuran akan dikenal sebagai danau Zaoqi Shenghuo"ucap Dewi Shuang Er.

Sepasang Kekasih

Waktu berlalu hingga berjalan beratus-ratus tahun setelah sepasang manusia tercipta kembali dan memulai peradaban baru.

Para manusia yang berkeinginan menjadi Dewa dapat menempuh jalan keabadian menjadi seorang kultivator dengan hidup kekal abadi.

Manusia-manusia yang memiliki kekuatan lebih kuat dari yang lainnya mendirikan dinasti dan menjadi pemimpin.

Keserakahan yang menyelimuti hati manusia membuatnya berkeinginan menundukkan daerah lain. Perang berkecamuk tanpa henti, nyawa melayang bagaikan kapas berterbangan.

Hingga suatu ketika seorang pendekar yang dapat menyatukan seluruh daratan dan membagi wilayahnya hingga kedamaian tercipta. Berbagai sekte bermunculan guna melatih para kultivator menjadi orang yang lebih baik untuk menjaga alam tengah dari marabahaya. Mereka menganut prinsip kebajikan bahwa manusia adalah makhluk yang sama dimata sang ilahi. Manusia biasa maupun yang menempuh jalan keabadian. Sudah menjadi tugas dan tanggungjawab bagi kultivator untuk melindungi sesamanya.

Sebuah gunung menjulang tinggi tertutup oleh awan jauh dipelosok hiruk-pikuk aktivatas manusia, hiduplah sepasang kekasih yang tinggal di puncak gunung yang bernama gunung tersembunyi.

"Apakah kita tidak akan turun gunung?"

Seseorang yang tengah menyapu dedaunan yang berjatuhan menghentikan kegiatannya ketika kekasihnya bertanya.

"Apa maksudmu? Dibawah sana terlalu mengerikan, aku takut kau akan terluka"

"Hua Yan, Apa kau lupa bahwa sekarang alam tengah telah damai"

Hua Yan meletakkan sapunya ke pohon persik di sampingnya dan menghampiri kekasihnya yang telah menyiapkan makanan.

"Aku tahu, aku hanya akan turun untuk membawa pendeta agar menikahkan kita,"ucap Hua Yan.

"Kau menggodaku!"

"Hahahahah, aku berbicara serius. Aku mencintaimu. Jiang Qing"

Jiang Qing mengabaikan perkataan Hua Yan yang tengah menggodanya, ia menyajikan teh bunga persik kesukaan kekasihnya.

"Kau memang pandai dalam membuat teh,"puji Hua Yan.

Kepakan sayap terdengar mengalihkan perhatian kekasih tersebut. Elang putih terbang merendah mendekati Hua Yan.

"Berita apa yang kau bawa?"tanya Hua Yan.

Elang putih mengepakkan sayapnya satu kali membuat Hua Yan mengerti maksudnya. Bandul kalung yang berada di leher elang ia ambil.

"Semoga bukan berita buruk, firasatku tidak enak,"ucap Jiang Qing.

Hua Yan menyentuh bandul kalung tersebut dan menyalurkan kekuatannya. Suara terdengar dari bandul yang menjelaskan bahwa terdapat rumor mengenai danau suci yang membuat siapapun yang mendapatkannya akan menjadi Dewa dalam sekejap mata dan naik ke alam atas.

"Kedamaian akan berakhir,"ucap Hua Yan.

Elang putih pergi meninggalkan Hua Yan atas perintahnya. Hua Yan menatap kekasihnya dengan intens.

"Aku tidak peduli dengan danau suci yang mereka maksud. Aku akan melindungimu ketika kekacauan terjadi hingga kemari,"ucap Hua Yan memegang tangan Jiang Qing menyalurkan ketulusannya.

"Kaum iblis pasti tengah berusaha untuk kembali. Apakah kau hanya akan melihat mereka saling membunuh? Musuh kita bukanlah sesama, melainkan kaum iblis"

"Akses alam bawah terputus sejak ratusan tahun lalu, mereka tidak akan bisa untuk keluar dari alam bawah"

"Apakah kau lupa, makhluk apa yang paling paling mengerikan?"tanya Jiang Qing.

"Iblis!"jawab teguh Hua Yan.

Jiang Qing mendekati Hua Yan mengusap pipi kekasihnya. "Kau salah, makhluk yang paling mengerikan adalah manusia. Hati manusia bisa berubah kapan saja, mereka yang memiliki kebencian dalam hatinya akan memunculkan iblis dan menguasai tubuhnya"

Hua Yan terdiam mendengar ucapan kekasihnya. Tanpa cinta, manusia dapat mudah dikendalikan.

"Pikirkan baik-baik perkataan ku, aku hanya memberimu saran"ucap Jiang Qing menuangkan teh ke dalam cangkirnya.

Hua Yan tersenyum manis. Lesung pipinya tercetak jelas. Mereka menikmati teh dibawah pohon persik melihat pemandangan matahari tenggelam yang tampak indah di ufuk barat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!