NovelToon NovelToon

Musuhku Jodohku

Bab.1 Antara benci dan cinta beda nya tipis.

"Hai...." Sapa Andi sambil senyum - senyum.

Dalam hati ku " Kenapa tuh orang kesurupan kali yah ?" Tumben dia negur aku, biasanya juga ga pernah menganggap aku ada.

" Tuh dada nya besar sebelah, kaya nya busa di dada mu jatuh satu." Kata Andi sambil berbisik di telinga ku.

"A.... cowok ca." Teriak ku, tapi mulut ku keburu di bekap sama Andi.

Berisik nanti orang dengar bukan aku saja yang malu, kamu juga pasti malu.

Aku terbangun dari tidur ku, ya mimpi buruk itu selalu terulang - ulang terus, sebenernya kejadian itu terjadi saat aku masih SMA dan itu adalah kejadian paling memalukan dan mimpi buruk dalam hidup ku.

Nama ku Dinda, anak pertama dari dua bersaudara, Adik ku bernama April usiaku sama April cuma beda satu tahun dan kami kuliah ditempat yang sama cuma beda jurusan, walaupun kami Adik kakak sifat kami sangat beda jauh, April itu cantik, lemah lembut, baik dan aku sebaliknya tomboi dan muka ku juga pas-pasan pernah dulu sempet kesal ada yang bilang kalau kami bukan saudara kandung, aku saat itu sangat marah sekali.

Saat aku sedang membantu ibuku di dapur Adik ku April menghampiri kami sambil berkata, " Ma masak apa ? maaf aku ngantuk banget jadi ga langsung ngebantuin Mama." Ya itulah Adik ku April, Mama sangat disiplin mendidik aku tetapi kalau ke April masih banyak toleransi.

Tapi aku ga pernah iri sama April karena aku sangat sayang sekali sama April.

Aku dan Adik ku tiap hari berangkat ke kampus berboncengan naik motor, ya kami sering berangkat bareng maklumlah keluargaku bukan orang kaya, tapi pulangnya kadang aku sendirian, karena

banyak sekali laki - laki yang mengantri untuk mengantarkan April pulang.

Saat sampai di kampus Aku dan April berpisah karena kami beda jurusan dan gedung nya pun berbeda.

Siang nya saat aku dan Ani sahabat ku berjalan menuju kantin, aku lihat April bersama teman - temannya dan kulihat salah satu nya adalah Andi.

Deg... Deg...

Entah mengapa sampai sekarang hatiku selalu berdebar bila ketemu sama dia dan aku pun langsung menunduk kan pandangan ku karena tiap ketemu Andi, aku selalu minder dan malu.

Andi itu cinta pertama aku, lebih tepat nya cinta bertepuk sebelah tangan dan perasaan ini ku tutup rapat tanpa seorang pun yang tahu, Andi itu selain orang yang aku suka dia juga sekaligus orang yang aku benci, pasalnya dia itu cowok playboy dan menyebalkan.

Flash back on

Dulu waktu jamannya masih SMA dia pacaran sama teman aku namanya Nita, Andi menduakan Nita dan ga tangung - tanggung dia selingkuhnya sama Cinta teman baik nya Nita.

Aku sebagai sahabat nya ga terima dong dan jujur saja aku juga patah hati saat itu juga, aku waktu itu melabrak Andi " Kamu kok tega - tega nya mempermainkan Nita dan Cinta, apa salah mereka sama kamu ?"

" Apa maksud mu Dinda?"

" Jangan pura - pura pikun kamu Andi."

" Orang seperti kamu yang ga bisa menghargai orang lain ga pantas untuk di cintai."

" Apa masalah nya sama kamu Dinda? sebaik nya kamu kalau ga paham masalahnya, Kamu jangan ikut campur, jangan - jangan kamu juga cinta sama aku."

Bruk...

Dinda menonjok Andi tanpa memberi kesempatan untuk membela diri, " ini peringatan terakhir buat cowok brengsek kaya kamu Andi." Lalu Dinda meninggalkan Andi yang babak belur.

Sejak saat itu aku sama Andi jadi musuhan tidak pernah bertegur sapa dan lebih parahnya lagi saat busa di BH ku jatuh dan itu menjadi bahan lelucon buat Andi yang membuat ku seperti tidak punya harga diri lagi itu membuat ku tambah membenci nya.

Flash back off

Sekarang gosip yang beredar di kampus ku dia tuh sedang dekat dengan April tapi tiap aku tanya ke April tentang hubungannya dengan Andi dia selalu mengelak dan katanya tidak ada hubungan apa - apa hanya temenan.

" De kamu tau kan dulu waktu SMA Andi tuh pernah menduakan Nita sama Cinta, aku ga mau kamu di perlakukan kaya gitu dan menjadi korbannya Andi, dia tuh playboy ga jelas, makanya kalau bisa mah jangan pacaran sama dia." Ujar ku saat aku tanya hubungan April sama Andi.

 " Ka Dinda... sini." Seru April sambil melambaikan tangannya saat aku dan Ani sudah masuk kantin, sebenarnya aku enggan mendekat karena ada Andi tapi mau gimana lagi, aku langsung duduk di kursi samping April dan memesan baso makanan favoritku.

Apesnya posisi ku sekarang berhadapan langsung dengan Andi dan baso favorit ku ini rasanya ga enak karena ada Andi yang dari tadi terus menatapku dengan tajam.

"Ah... mungkin perasaan ku saja." Gumam ku, dan saat aku mengangkat wajahku dan benar saja mata kami bertemu.

Uhuk...

Aku tersedak karena grogi, rasanya seperti sedang ada konser di dadaku.

Deg.. Deg.... Untung aja orang lain ga dengar kalau dengar, malu aku.

" Din makanya pelan - pelan dong, itu makan apa k......n ? makan sampe belepotan gitu, tuh ada saos di pipi." Kata Andi sambil menunjuk pipiku yang sebelah kanan.

" Mana... ?" Kata ku panik sambil mengelap pipiku.

" Hahaha.... Itu masih ada ." Tunjuk nya lagi, sambil tertawa.

Saat Andi ngomong kaya gitu, rasanya aku pengen menghilang, malu banget dan muka ku memerah seperti kepiting rebus, untung saja tempat sampah jauh kalau dekat kaya nya aku pasti sudah nyemplung ke dalamnya.

" Andi jangan ganggu Kakak ku, ga ada kok kak ." Lerai April saat melihat Andi seperti ngerjain aku.

" Dasar cowok brengsek." Gumam ku sambil mengepalkan tangan ku di bawah meja.

" Apa Din, kalau ngomong itu yang jelas jangan menggerutu ?" Ucap Andi.

Aku melotot ke arahnya " Males ya ngomong sama orang ga jelas kaya kamu." Ujarku agak ketus.

" Kak berhenti berantem semua orang melihat ke arah kita malu tahu." April melerai aku dan Andi.

" Kaya nya cewek yang ngejar - ngejar kamu itu harus di periksa mata sama telinganya."

" Kamu iri yah?" Andi membalas ucapan ku seperti mengejek.

" Hahaha... mimpi, walau kamu laki - laki terakhir di dunia ini ga sudi aku sama kamu, lebih baik aku menjadi jomblo selamanya."

" Hati - hati dengan ucapan kamu Dinda, jangan sampai kemakan omongan mu sendiri." Andi berkata dengan sinis.

" Sudah - sudah jangan berantem terus, ingat benci dan cinta itu beda nya tipis gimana kalau nanti kalian jadi suka beneran." April melerai kami.

" Ga sudi." Ucap aku dan Andi bersamaan sambil buang muka.

Bab.2 Si Tukang PHP

" April pulangnya bareng aku yah ." Kata Andi.

Aku langsung melihat respon April dan dia menerima ajakan Andi, Aku juga langsung melihat Andi dan saat yang sama dia juga sedang melihat ke arahku dan tatapan kami bertemu.

deg...

Ternyata perasaan ini masih ada padahal aku sudah sekuat tenaga untuk membunuh perasaan ini karena menurut akal ku b......n macam Andi tak pantas untuk dicintai tapi hatiku berkhianat alias akal ku dan hatiku tidak sinkron.

 Saat sampai di rumah, ku lihat Andi sedang duduk di teras sedang ngobrol bersama April dan tampak sesekali Andi dan April tertawa ceria mungkin obrolannya sangat menarik atau perasaan mereka yang sedang berbunga - bunga.

" Kak sini gabung sama kita ." Ajak April

Aku sambil berjalan mendekat " Maaf Dek Kakak capek banget mau istirahat dulu, kalian lanjutkan aja ngobrolnya."

Aku berlalu meninggalkan mereka dan entah mengapa hati ku rasanya sakit seperti ada yang mencubit, kadang aku juga heran sama diriku sendiri kenapa aku mempunyai perasaan benci dan cinta untuk Andi padahal kalau di pikir - pikir apa bagus nya Andi selain ganteng kayanya yang lainnya ga ada bagus - bagus nya.

Andi POV

Ini bukan yang pertama kalinya Dinda seperti menghindari aku, dulu aku satu SMA sama Dinda dan entah kenapa sejak pertama kali bertemu aku sangat penasaran sama dia dan jiwa playboy ku meronta untuk menaklukan Dinda.

Ya Dinda cewek paling cuek yang pernah saya kenal disaat cewek - cewek di sekolah ku mengejar ku hanya dia yang diam tanpa ekspresi melihatku.

Menurutku Dinda itu ga cantik tapi manis dan cara berjalan dan bicara nya ga ada feminim - feminimnya sama sekali, apalagi dia ikut karate sehingga temen cowoknya lebih banyak dari pada temen ceweknya tapi itu yang membuatku penasaran.

Dan puncak nya adalah masalah Nita dan Cinta sahabat baiknya, Dinda langsung melabrak ku dan Dinda tidak tanggung - tanggung mempermalukan aku di depan umum dan membuatku babak belur, padahal dia belum jelas duduk permasalahannya dan saat itu ingin aku bekap mulutnya yang cerewet itu, sayang aja dia cewek kalau cowok mungkin sudah aku t...k balik.

Andai dia tau kebenarannya entah apa yang akan dia katakan, padahal waktu itu aku, Nita dan Cinta tidak ada hubungan apa - apa, aku ga tau Nita sama Cinta ngadu apa sama Dinda sampai dia marah segitunya sama aku, yah aku ga pernah nembak Nita atau pun Cinta, aku mendekati mereka karena aku juga ingin mendekati Dinda tapi bukannya dekat sama Dinda malah hubunganku sama dia makin jauh.

Aku dan Dinda sekarang kuliah di tempat yang sama dan sama - sama mengambil jurusan ekonomi dan ternyata April, Adiknya Dinda kuliah di sini juga walaupun beda jurusan dan aku deketin adik nya, namanya juga usaha.... hehehe.

Pernah Dinda mendatangiku dan mengatakan " Andi aku peringatkan sama kamu, jangan mainin April kalau kamu ga serius mending kamu tinggalin aja dia, kecuali kamu serius aku izinkan, awas aja kalau sampai dia menangis gara - gara kamu, habis kamu." Dan aku saat itu hanya membalasnya dengan senyum, kadang aku juga berfikir apakah aku ini sudah ga waras gitu, kok bisa - bisanya suka sama cewek model begitu.

Dinda POV

" Kakak... " Tiba - tiba April masuk ke kamarku langsung memelukku, yah dia memang sangat manja pada ku.

"Ada apa Dek ?"

" Kak kayak nya aku suka deh sama kak Andi, kalau menurut kakak gimana?"

Deg....

Entah perasaan apa ini pas mendengar kalau April suka sama Andi hati ku rasanya ga nyaman.

" Menurut Adek sendiri gimana?"

" Ih.. Kakak ditanya ko malah tanya balik, Kakak kan pernah satu kelas sama dia dan sekarang juga di jurusan yang sama setidaknya mungkin Kakak tau dia tuh gimana?"

" Ya kalau menurut Kakak sih dia playboy Dek, seperti yang dulu pernah Kakak ceritain tentang hubungan dia sama teman Kakak, tapi ya itu balik lagi ke kita nya yakin ga Adek sama dia mungkin saja pas sama Adek dia insaf Kakak kan ga tau, karena Kakak juga ga begitu dekat sama dia jadi ga tau karakternya gimana, tapi alangkah baik nya di pikirkan dulu baik - baik. "

" Emang Andi sudah nembak gitu Dek ?"

" Ya belum sih Kak tapi kayanya dia tuh kaya PDKT gitu sama aku Kak."

" Ya aku hanya bisa berdoa semoga dia yang terbaik buat Adek dan kali ini serius ga main - main lagi, dan Adik aku pelabuhan terakhirnya.

" Aamiin... " April mengamini ucapan ku Dan setelah itu April keluar dari kamarku.

Dret... dret......

Handphone ku bergetar, ada pesan masuk, saat ku buka ternyata ada pesan dari Ani, sahabatku. " Din kamu denger gosip ga kalau Andi sama April tu jadian." Aku terdiam saat membaca pesan itu dan tidak membalasnya.

" Ya Allah ikhlas kan lah, mungkin ini yang terbaik bagi ku." Gumam ku.

Besok nya saat aku sedang berjalan di lorong kampusku sendirian dan dari jauh aku juga melihat Andi berjalan dari arah yang berlawanan denganku dan mendekat ke arahku dan langsung ku tundukan tatapan mataku dan saat sudah dekat " Din aku mau bicara sama kamu."

" Apa...? " Kataku sambil ku buang tatapan mataku kearah lain.

" Kalau bicara itu, lihat orang yang bicara sama kamu, matanya jangan jelalatan kemana - mana." Kata Andi sambil tersenyum.

Dan tiba - tiba Andi menarik tangan ku menuju ke taman kampus, dan kami duduk di bangku taman.

" Ada apa sih narik - narik tangan aku bisa ga sih ga usah pegang - pegang nanti kalau ada yang lihat bisa salah paham."

" Kamu denger gosip itu juga kan Din?"

" Gosip apaan?" Kataku pura - pura ga tahu.

" Gosip tentang aku sama April."

" O.... itu, ia aku denger, awas aja kalau kamu nyakitin Adik aku, habis kamu sama aku." Ujar ku sengit dan aneh nya dia malah tersenyum melihat ku yang bicaranya berapi - api dan agak keras.

" Din aku ga ada hubungan apa - apa sama April, aku anggap dia Adik ga lebih, " Dan tentu saja omongannya itu menyulut amarahku.

" B......k, kamu mau mempermainkan Adik ku." Lalu aku m......k muka nya dan dia diam saja tak membalas pukulan ku.

" Aku peringatkan sama kamu Andi kalau kamu tidak ada perasaan apapun pada April jauhi dia dan jangan kasih harapan palsu sama April ." Dan aku meninggalkan dia dengan ujung bibirnya mengeluarkan darah.

Sejak saat itu hubungan ku dengan Andi makin memburuk, dan Andi pun menjauhi April juga sejak kejadian itu.

Dan asal tau saja April menangis sore hari nya, katanya tadi di kampus Andi langsung klarifikasi tentang gosip itu ke April dan Andi bilang kalau Andi menganggap April Adik ga lebih, dan April patah hati dan hatiku juga ikut sakit melihat Adik ku yang aku sayang menangis sesenggukan, dan aku makin benci ke Andi si cowok PHP itu.

" Sabar ya dek mungkin dia bukan yang terbaik buat kamu, kamu tuh cantik pasti banyak cowok yang ngantri buat mendapatkan hati kamu, dia mah ga ada apa - apa nya." Kataku menghibur April.

Bab.3 Menyesal

Andi POV

Sejak kejadian pemukulan itu, aku makin jauh dengan Dinda, niatnya ngedeketin Dinda malah kaya gini jadinya.

Aku kesel banget sama Dinda sampai hati dia n....k aku dengan alasan yang ga jelas, April aja belum aku apa - apa in, kok marah sampai segitunya, atas dasar apa coba dia marah sama aku, aku nembak April juga enggak cuma gara - gara aku anterin pulang dan ngajakin dia ngobrol masa aku sampai babak belur, dasar cewek aneh dan bar - bar.

Jujur aja kalau aku lawan bisa saja, gini - gini juga aku tuh pemegang sabuk hitam, sayang aja dia cewek, dan sudah ke dua kali nya dia salah paham sama aku, dasar cewek gila ga klarifikasi main pukul - pukul aja.

" Andi kemana aja kamu, aku cari kemana - mana taunya malah ngelamun disini, ada apa bro, kaya lagi banyak pikiran?"

"Eh... galih ngagetin aja ga apa - apa aku lagi kesel aja, tuh sama si Dinda gila itu dia kaya ga punya salah sama aku, padahal dia udah bikin aku babak belur ga ada minta maaf atau apa kek padahal bisa aja aku laporin dia ke

pihak kampus biar di skor atau apa gitu biar ga keterlaluan lagi mentang - mentang bisa karate, kalau sampai orang tua ku tau dia pasti udah dikeluarin dari kampus ini, nyokap ku aja ga pernah mukul aku dia seenaknya memperlakukan aku kaya gt."

" Sabar bro, jangan kebawa suasana, gimana kalau kita kerjain dia, kamu sakit hati kan sama Dinda gimana kalau kita bikin malu dia sampai dia ga sanggup tampil di muka umum lagi." Usul Galih.

Andi menyipitkan matanya menghadap ke arah Galih " maksud mu apa ?"

" Kamu tau kan Arie hari kamis depan ulang tahun, gimana kalau kita jebak kasih minuman dicampur obat perangsang terus kamu garap aja di sana biar tahu rasa dan ga kasar lagi sama kamu"

" Gila kamu ...,ga akan aku ngelakuin kaya gitu, lagian nanti apa kata orang tua ku, ga ah..."

" Ya kamu, cemen bro...!" Lalu Galih pergi.

Pulang kuliah kepala ku pening, pas sampai rumah Mang Amir langsung membuka gerbang seperti biasanya " Selamat siang Den, kok tumben sudah pulang Den ? " Tanya Mang Amir.

" Ia Mang aku gak enak badan, Mama ada Mang?"

" Ada Den."

Mama ku sebenarnya tidak bekerja tapi Mama selalu sibuk sama teman - temanya dan tiap hari ada aja kegiatan.

" Assalamualaikum Ma." Aku langsung nyium tangan Mama.

" Waalaikumsalam sayang, loh kok tumben sudah pulang biasanya sore baru pulang ke rumah."

" Ia Ma aku lagi ga enak badan, kepala aku pening." Mama ku langsung menempelkan tangannya ke dahi ku.

" Ga panas, ada masalah ?" Tanya Mama ku kepo.

" Ga Ma, mungkin karena aku cape, Andi istirahat dulu ya Ma."

" Kamu sudah makan belum sayang ? "

" Sudah Ma di kantin." Lalu aku pergi kamar ku.

Adinda POV

Saat aku berjalan mau ke kantin, aku melihat Andi duduk di taman seorang diri, sejak kejadian itu sebenernya aku merasa bersalah tapi ya sudah lah itu juga kan salah dia sendiri jadi orang kok hobi nya PHP in cewek - cewek dasar buaya darat.

Pulang kuliah aku janjian sama Ani dan Siska sahabatku, kami mau jalan - jalan ke mall yang ada di kota ku, rencananya kita mau cari kado buat ngasih ke Arie, yang rencananya hari kamis mau dirayakan ulang tahunnya di sebuah hotel bintang lima dan memang kabar nya Arie itu anaknya orang kaya dan tajir melintir.

Pada saat di stand sepatu "Din... " Ani mencolek aku, yang sedang fokus ngeliatin harga sepatu yang pantas buat kado dan pas juga dengan uang saku ku, maklumlah uang saku dari orang tua ku tidak besar.

" Ada apa sih, dari tadi colek - colek aku terus?"

" Tuh...." Kata Ani, sambil ngasih kode pake gerakan matanya, dan pada saat aku menengok ke kiri mengikuti mata Ani di sana tampak Andi bersama cewek cantik.

" Cih... entah itu korban rayuannya Andi yang ke berapa kalinya, kasian cantik - cantik ko gampang ketipu." Aku langsung menarik tangan Ani dan Siska menjauh dari Andi dan cewek nya.

Karena lelah berkeliling mall, akhirnya kami istirahat dan makan di mall.

" Din sebenernya kamu kenapa sih kok kalau lihat Andi, kaya ketemu sama musuh bebuyutan ? "

" Kan aku pernah cerita sama kamu Ani, kalau Andi tuh pernah nyakitin orang - orang yang aku sayang dan yang paling parah Adik ku Ani coba kalau kamu jadi aku gimana ?"

" Ya ia sih... tapi kasihan juga loh lihat dia babak balur sama kamu, sebenar nya kalau menurut aku, dia ga seburuk seperti yang kamu kira deh."

" Maksud mu ?" Aku langsung nge gas, dengan suara gue yang lumayan keras dan orang - orang langsung melihat ke arah ku dan aku langsung memelankan suara ku.

" Maksudnya apa Ani ?" Tanyaku penasaran.

" Din pernah ga sih kamu pikir, kalau kamu di hajar babak belur kaya gitu, apa tindakan mu? mungkin kamu lapor ke pihak kampus minimal lapor orang tua kamu dan orang tus kamu ga terima terus kamu dikeluarin dari kampus dan yang lebih parahnya, bisa aja dia laporin kamu ke polisi dengan alasan tindakan kekerasan, secara kamu tau kan kalau Andi itu anak nya salah satu donatur terbesar di kampus kita tercinta."

" Sudahlah Ani jangan takut - takuti aku." Aku langsung diam, memikirkan apa yang Ani katakan, apakah memang aku sudah keterlaluan, tapi ya sudah lah nasi sudah menjadi bubur dan pantang bagi aku buat minta maaf sama dia.

Sejak pulang dari mall, aku langsung mengurung diri ku di kamar dan malas melakukan kegiatan apapun.

Tok..tok...

" Kak boleh aku masuk?" April masuk ke kamar ku.

" Kak kenapa?" Tanya April.

" Apanya yang kenapa Dek ?" Tanya ku bingung.

" Ih... ditanya malah nanya lagi, ada apa Kakakku tersayang kok tumben ga kaya biasanya, berasa aneh aja biasanya rumah ini rame karena suara Kakak yang heboh dan tiba - tiba diam ga ada suaranya kaya sapi yang ditinggal sama pasangannya." Goda April sambil tersenyum.

" Aduh... sakit tau Kak." Saat aku jitak kepala nya.

" Habisnya ngeselin kok bisa - bisanya Kakaknya disamain kaya sapi, kalau aku sapi kamu juga sapi dong." ujarku gemes.

" Dek kalau menurut kamu Kakak keterlaluan ga yah?"

"Yang mana Kak ?"

Lalu aku ceritakan apa yang aku dan Ani obrolin saat di mall tadi dan April mendengarkan ceritaku.

" Kak... sebenernya Kak Andi memang ga pernah nembak aku, mungkin aku nya aja yang menanggapinya beda, aku kira dia juga ada perasaan sama aku ternyata dia cuma anggap aku sebagai Adik ga lebih, sakit aku Kak saat dia bilang kaya gitu makanya aku nangis terus saat itu".

" Kapan dia bilang kaya gitu Dek ?" Tanyaku penasaran.

" Ya saat habis kejadian Kakak mukul dia, dia nemuin aku dan menjelaskan duduk perkaranya awalnya aku sakit hati Kak tapi ya sudah lah kalau perasaan memang tidak bisa dipaksakan."

Sekarang aku dikamar sendirian setelah April balik ke kamarnya, dan entah kenapa aku gelisah sudah tidur bolak balik dan mencoba menghitung domba, sapi, kerbau sampai seribu dan mata ini enggak mau terpejam juga, dan bayangan Andi saat aku hajar terbayang - bayang terus dan merasa berdosa.

" Apa perlu aku minta maaf sama dia yah ?" Gumam ku tapi sisi hatiku yang lainnya melarang " Jangan - jangan bisa gede kepala dia."

Alhasil besok paginya, aku ngantuk banget padahal ada mata kuliah pagi dan suara Mama pun sudah terdengar manggil - manggil namaku.

Aku keluar dari kamar dengan wajah lecek karena ga tidur semalaman dan di mataku ada lingkaran hitam.

" Kamu kenapa Din ko lemes gitu?" Sambil telapak tangannya di tempelkan di dahi ku.

" Ga panas kok." Dan Mama melanjutkan memasak.

" Kalau memang lagi enggak enak badan tiduran lagi aja, nanti kalau sudah matang Mama bangunin." Aku langsung memeluk Mama terharu.

" Rasanya aku pengen jadi kecil lagi deh pengen di peluk sama Mama." Ujar ku.

" Tumben manja, kirain kalau anak tomboi ga bisa manja." Mama menggoda ku.

" Ih Mama... ke anak sendiri masa ngomong gitu." Ujar ku sambil cemberut.

" Ada apa Din? barangkali Mama bisa ngasih solusinya?"

" Ma aku udah salah sangka sama orang apa yang harus aku lakukan?"

" Minta maaf lah Din"

" Tapi mah aku gengsi kalau harus minta maaf duluan, lagian semua ini terjadi kan karena dia juga yang mulai."

Lalu Mama menyentuh tangan ku " Dengan kita meminta maaf duluan itu enggak bikin kita rendah, minta maaflah biar rasa tidak nyamannya cepat hilang dan kayanya Mama akan dapat calon mantu nih." Kata Mama sambil menggodaku dan blush pipi ku memerah karena malu.

" Mama...." Kata ku malu - malu.

Saat tiba di kampus

" Hai...Din, kenapa tuh mata ko kaya mata panda?" Sapa Ani.

Saat berjalan masuk kelas aku lihat Andi sudah ada di dalam dan dia sedang ngobrol sama teman - temannya, aku memilih duduk di belakang karena aku tuh suka ngantuk dan di belakang tuh merupakan tempat yang strategis untuk membuat pulau, hehehe ..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!