"Maaf Aldo, kamu terlalu baik buat aku..."
Aldo sangat tercengang mendengar perkataan pacarnya, wanita itu tiba-tiba melepaskan genggaman tangan Aldo dengan ekspresi sedih.
"Sepertinya hubungan kita harus usai saat ini juga." ucapnya tanpa memandang Aldo yang masih tercengang.
Butuh beberapa saat sebelum Aldo tersadar dari keterkejutannya, "T- tapi kenapa Alyssa? Kenapa kamu tiba-tiba memutuskan hubungan kita seperti ini?"
Aldo sangat tidak percaya dengan kenyataan ini pasalnya dia dan Alyssa sudah pacaran selama sebulan terakhir, padahal mereka berdua sudah berjanji untuk membuat masa depan yang cerah tapi dia sekarang yang lebih dulu memutuskan hubungan.
"Setiap kali kita jalan, aku selalu berpikir seberapa baiknya kamu itu untuk orang yang tidak sesempurna diriku. Aku merasa tidak pantas berada di sisimu lebih lama lagi dari ini..."
"Tapi aku tidak masalah, bukankah aku sudah bilang kalau aku akan menerimamu apa adanya. Dan juga sebenarnya kamu tidak seburuk itu, kok."
"Tapi tetap saja..."
Mereka berdua berdebat di jalanan kota yang sangat sepi itu, jalanan terlihat basah pertanda hujan baru saja reda sementara Aldo dan Alyssa juga mengenakan syal untuk menghangatkan diri mereka dari dinginnya malam.
Aldo belum siap kehilangan Alyssa dan terus memohon agar dia tetap berada di sisinya sebagai pacar satu satunya.
Tapi bagaimanapun perjuangan Aldo untuk mempertahankan cintanya, wanita itu justru sebaliknya ingin berpisah dengannya tanpa alasan yang jelas.
Hingga pada akhirnya Aldo sudah tidak mampu lagi untuk mempertahankan cintanya...
"Akan ku kembalikan hadiah pemberianmu." ucap Alyssa sambil melepaskan syalnya lalu memberikannya kepada Aldo yang masih diam membisu.
"Semoga kau menemukan kebahagiaan lain tanpa diriku..." lanjut Alyssa sebelum pergi ke halte bus, meninggalkan Aldo sendirian di jalanan kota yang sepi itu.
Aldo menggigit bibirnya kesal sambil memeluk syal yang dikembalikan oleh Alyssa sebagai pertanda perpisahan mereka.
Mengangkat kepalanya, Aldo menatap langit gelap penuh bintang yang berhamburan di angkasa lepas. Sangat indah, mereka berdua baru saja menikmati pemandangan bintang dan sekarang mereka sudah berpisah.
Tangisan tidak bisa terdengar dari mulut Aldo sementara dengan air mata tak bisa jatuh karena sejatinya air matanya sudah sudah surut setelah menangisi hal yang sama bertahun-tahun ini.
"Memang apa salahnya menjadi orang baik!"
Aldo berteriak dengan keras ke atas langit untuk meluapkan seluruh emosi yang ia rasakan selama bertahun-tahun ini.
Bukan hanya sekali Aldo di putuskan oleh pacarnya dengan alasan terlalu baik, tapi berkali-kali dia sudah pernah merasakannya.
Setiap hubungan yang dia jalani tidak pernah berlangsung lama, biasanya hubungannya akan kandas di tiga minggu setelah pacaran tapi kali ini sudah mencapai satu bulan.
Bisa dibilang hubungannya dengan Alyssa adalah hubungan percintaan terlama yang pernah Aldo lalui walaupun akhirnya kandas juga.
"Setelah dipikir-pikir nasibku memang sangat menyedihkan, ya..." gumam Aldo tersenyum miris.
Dia bukanlah anak orang kaya, pendidikannya juga tidak setinggi orang lain tapi dia berhasil masuk ke perusahaan entertainment dengan kerja keras ekstra.
Gajih yang dia terima juga pas-pasan untuk kehidupannya di ibukota Jakarta, bahkan Aldo hanya bisa memberikan satu hadiah kepada Alyssa yaitu syal merah bekas mantan-mantannya.
Walaupun sad boy tapi nyatanya Aldo sudah punya mantan lebih dari 100 walaupun setiap wanita selalu memberikan luka yang sama kepadanya...
"Apa aku harus menjadi perjaka seumur hidupku?" gumam Aldo tersenyum miris.
Sekarang umurnya sudah menginjak 27 tahun dan seharusnya dia sudah membangun keluarga sama seperti teman-temannya yang seusia dengan dirinya, tapi ironisnya dia masih berjuang dalam urusan mencari jodoh.
Aldo juga tidak bisa pulang ke kampung halamannya karena keluarga dan tetangganya yang selalu bertanya "kapan nikah?"
"Gimana caranya mau nikah, pacar aja masih trial!" teriak Aldo kesal ketika mengingat seberapa menjengkelkannya tetangganya.
Aldo meluapkan emosinya sampai tersengal-sengal, namun suara aneh tiba-tiba terdengar di dalam benaknya yang membuat Aldo sontak terkejut.
[Mengonfirmasi pengguna yang cocok untuk system. Apakah anda ingin menerima penggabungan dengan system?]
Aldo terkejut, ia melihat ke sekelilingnya dan tidak menemukan keberadaan seseorang sebelum suara itu kembali terdengar.
[Anda tidak usah panik karena system sebenarnya ada di dalam diri anda.]
*Ini bukan halusinasi* - pikir Aldo.
"Apa sebenarnya kau, dan bagaimana bisa kau ada dalam tubuhku?" tanya Aldo sedikit kebingungan.
[Saya adalah system yang akan membantu Anda untuk menjadi pria sejati, anda terpilih oleh system karena anda merupakan orang paling menyedihkan di dunia ini.]
"Memangnya apa yang kau tahu tentang diriku?!" bentak Aldo marah, dia memang menyedihkan tapi ia tidak terima orang lain mengatakan hal itu dengan santainya.
[Saya tahu segalanya tentang anda yang telah putus cinta sebanyak 157 kali dan menggunakan majalah dewasa untuk ngoc-]
"STOOOP!! STOOOPP!!! Jangan katakan lebih dari itu!" teriak Aldo panik, wajahnya memerah padam ketika rahasia terbesarnya hampir terbongkar.
[Apa sekarang anda sudah yakin dengan system?]
Entah kenapa Aldo merasa system terdengar bangga ketika mengatakan hal itu.
"Yah ... selama kau tidak membongkar rahasiaku terlalu jauh..."
Aldo hanya bisa pasrah mengakui system aneh di tubuhnya itu, dia memang adalah orang menyedihkan di muka bumi, jadi dia sangat ingin merubah nasibnya itu.
"Kalau begitu aku terima penggabungan dengan system!" kata Aldo tegas dan menyerahkan seluruh nasibnya kepada system.
[Keputusan yang bijak, sekarang anda adalah tuanku!]
[Memulai penggabungan!]
[10%......30%.....60%......80%......99%.....100%]
[BERHASIL]
"Sudah?"
Aldo kebingungan pasalnya perasaannya masih sama seperti sebelumnya dan tidak ada yang spesial setelah system bergabung dengan dirinya.
[Sudah Tuan.]
[Apakah anda ingin menampilkan jendela status?]
*Ini semakin mirip game* - pikir Aldo lalu menyetujui saran system.
Sebuah layar semi transparan terlihat di depan Aldo yang menampilkan beberapa status Aldo antara lain:
...----------𝕾𝖞𝖘𝖙𝖊𝖒----------...
Nama: Aldo 【☆】
Usia: 27 tahun
Kekuatan: 9
Ketahanan: 5
Kelincahan: 5
Kecerdasan: 18
Kharisma: 21
Kemampuan Spesial: 《Tidak Ada》
Poin System: 100
Poin Kemampuan: 100
[Lucky Spin] [Inventory]
...----------𝕾𝖞𝖘𝖙𝖊𝖒----------...
"Sungguh status yang sangat menyedihkan..." gumam Aldo tersenyum pahit.
Tidak ada yang istimewa dari statusnya itu kecuali kecerdasannya yang di atas rata-rata. Aldo memang orang yang cerdas tapi sayangnya tidak meneruskan pendidikannya karena masalah finansial.
Tapi untungnya ada orang baik yang menawarkan pekerjaan di salah satu perusahaan entertainment dan Aldo masih bisa bertahan disana selama ini.
"System, apa maksud simbol bintang yang ada di sebelah namaku?"
[Itu adalah tingkatan statistik yang anda miliki, semakin besar statistik anda maka bintang itu akan bertambah. Simpelnya ini mirip seperti sistem level di video game.]
Aldo mengangguk paham sebelum bertanya tentang Poin System dan Poin Kemampuan.
System menjawab.
[Poin System berguna untuk memutar roda keberuntungan yang memiliki banyak hadiah kemampuan spesial dan barang penting lainnya, sementara Poin Kemampuan berguna untuk meningkatkan kemampuan yang anda miliki nantinya.]
"Mungkin dengan ini nasib burukku sebagai perjaka 27 tahun akhirnya sirna..." gumam Aldo yang kembali mendapatkan harapan.
...****************...
[Ilustrasi Aldo]
Keesokan harinya Aldo terbangun dari tidurnya cukup siang karena saking lelahnya dia kemarin malam, ia menguap lebar sebelum melihat jam dinding yang menunjukkan jam 10:34.
"Sepertinya tidak datang bekerja satu hari tidak masalah." gumam Aldo yang bisa membayangkan kemarahan bosnya jika dia datang terlambat.
"Lagipula aku punya hal yang lebih penting untuk diurus hari ini, system kau disana?" lanjut Aldo sambil memanggil system.
[Saya selalu bersama anda tuan.]
*Syukurlah itu semua bukan mimpi* - batin Aldo lega.
"Kau punya misi untukku hari ini?" tanya Aldo berharap sesuatu yang bagus dari system, tapi jawaban system tidak sesuai harapan Aldo.
[Pria sejati harus memiliki tubuh yang eksotis agar bisa menarik gairah wanita, jadi misi pertama untuk anda adalah berolahraga.]
----------𝔐𝔦𝔰𝔰𝔦𝔬𝔫----------
[Misi Harian]
-Melakukan joging sejauh 1 km
-Melakukan push up sebanyak 30 kali
-Melakukan sit up sebanyak 30 kali
[Hadiah]
10 Poin System
10 Poin Kemampuan
Uang tunai Rp 10.000
----------𝔐𝔦𝔰𝔰𝔦𝔬𝔫----------
"Apa tidak ada misi yang lebih berguna daripada olahraga? Seperti misi yang langsung memperkuat tubuhku atau memberiku kekayaan secara instan?"
Aldo sedikit kecewa dengan system miliknya yang ternyata tidak seberguna system yang biasa dia baca di novel ataupun komik.
[Saya adalah system yang membantu anda menjadi seorang pria sejati, bukan untuk membantu anda menjadi kaya. Masalah uang itu adalah urusan anda sendiri.]
[Lagipula system sudah berbaik hati memberi anda hadiah uang tunai untuk setiap penyelesaian misi, apakah itu masih kurang banyak?]
*Sejujurnya itu kurang banyak, uang 10.000 bisa habis dengan mudah hanya untuk membeli nasi bungkus, memangnya apa yang dia tahu*? - batin Aldo tak habis pikir.
Tapi meskipun begitu Aldo tidak bisa menolak misi yang diberikan oleh system kepadanya karena itu mungkin saja akan menuntunnya ke masa depan yang lebih cerah.
"Kalau begitu akan ku terima misinya." kata Aldo lalu beranjak bangun dari tempat tidurnya.
Dengan hanya mengenakan sepatu robek, celana pendek, dan kaos putih, Aldo berangkat untuk melaksanakan misi yang diberikan kepadanya.
Namun belum sempat pergi dari kos kosannya, dia tiba-tiba dipanggil oleh seseorang.
"Eh, tuan pulang malam sudah bangun. Tumben bangun siang-siang, apa semalam terlalu asyik bersenang-senang sama pacarmu sampai lupa waktu?"
Aldo memutar matanya malas meladeni wanita yang sedang menyindirnya dengan keras, wanita itu adalah adalah pemilik kos kosan yang Aldo sewa, seorang janda anak satu dengan mulut omong kosongnya.
"Ah Bi Santan, kemarin saya sangat kelelahan dengan pekerjaan saya, jadi saya bangun siang deh hari ini..." kata Aldo mencoba tersenyum di hadapan wanita rubah itu.
"Begitu ya, kalau begitu maaf karena sudah salah sangka." Bi Santan menutup mulutnya tampak terkejut walaupun jelas terlihat dia hanya berpura-pura.
"Oh benar, beberapa bulan dari sekarang putriku akan segera menikah dengan seorang pria manajer kaya raya, bibi harap kamu bisa datang ke pestanya." lanjut Bi Santan menekankan kalimat kaya raya.
"Begitukah? Kalau begitu berikan ucapan selamat dariku kepada putrimu yang cantik dan baik hati itu." balas Aldo masih tetap dengan senyuman yang dipaksakan.
Perlu diketahui jika putri Bi Santan adalah salah satu mantan pacar Aldo beberapa bulan yang lalu, dan sekarang Aldo sudah tidak punya perasaan lagi padanya dan semua mantannya, bahkan dia sudah tidak ingat lagi siapa-siapa saja mantannya karena terlalu banyak.
"Lalu bagaimana denganmu, kapan nikahnya?"
Bi Santan memberikan pertanyaan yang sangat dibenci oleh Aldo, jika dia bisa maka dia akan menikah dengan pacar pertamanya dulu. Tapi sayang takdir tidak merestuinya.
Mengingat nasibnya itu membuat Aldo menjadi lebih kesal lagi.
"Setelah aku menemukan wanita yang sempurna, maka saat itu juga akan ku nikahi dia daripada terburu-buru menikah dan berakhir dengan perceraian." jawab Aldo serius sambil menatap mata Bi Santan langsung.
Jelas perkataannya itu ditujukan untuk menyindir Bi Santan yang dulu buru-buru menikah dan berakhir dengan perceraian yang menyakitkan.
Wajah Bi Santan memerah karena marah, ini adalah pertama kalinya dia dipermalukan oleh orang yang lebih muda darinya, terlebih lagi itu adalah orang yang sangat ia benci.
"K- kau, minta maaf sekarang atau aku akan mengusirmu dari tempatku!" geram wanita itu.
Aldo sudah muak dengan wanita rubah itu yang terus-menerus mencari gara-gara kepadanya. Aldo tidak ingin bergantung lagi kepada orang lain untuk hidup, jadi dengan santainya Aldo mengacungkan jari tengah ke wajah wanita itu.
"Simpan saja tempat menjijikkanmu itu bersama dengan mulut kotormu!"
"Kalau begitu sudah ku putuskan, kau akan keluar dari kos kosanku untuk selamanya. Tidur saja kau di kolong jembatan dasar laki-laki brengsek!" teriak Bi Santan keras.
Kejadian itu sempat menarik perhatian penghuni kos dan tetangga lainnya, tapi mereka hanya bersikap acuh seolah-olah itu adalah hal yang biasa.
"Nenek tua itu bikin masalah lagi."
"Mentang-mentang punya menantu kaya, dia sudah berani bikin masalah."
"Bi Santan memang begitu orangnya, mending kita tidak usah ikut campur!"
Tatapan tajam Bi Santan mendarat kepada para tetangga yang sedang bergosip tentang dirinya, membuat orang-orang itu langsung pergi dari sana.
Sedangkan Aldo tanpa basa-basi langsung mengemasi barang-barangnya ke dalam sebuah ransel besar, barang-barangnya memang sedikit jadi tidak butuh waktu lama untuknya mengemasnya.
Kos kosannya itu memang sudah tidak layak pakai, banyak nyamuk ketika malam hari dan banyak kecoa saat siang hari, belum lagi suara pertempuran tikus dari atas plafon membuat tidur Aldo tidak pernah nyenyak.
Yah, itu memang fasilitas yang pas untuk kos kosan senilai 1 juta perbulan...
Aldo ingin segera pergi, tapi Bi Santan kembali mencegatnya lagi, "Ehh!! Main pergi seenaknya aja, bayar dulu biaya sewa bulan ini!"
*Ini bahkan belum setengah bulan dan dia sudah meminta uang sewa bulan ini? Sungguh wanita rubah lick*! - pikir Aldo.
Tapi dia tidak terlalu memikirkan hal itu dan langsung memberikan 1 juta kepada wanita itu karena sudah muak berurusan dengannya.
"Nah, begitu dong..."
Dengan senyum lebar Bi Santan menjadikan uang pemberian Aldo sebagai kipas untuk dirinya sendiri.
"Sekarang pergilah dan jangan sampai Bibi liat berkeliaran di kawasan ini." lanjut Bi Santan dengan sombongnya.
*Tch! Tunggu saja kau dasar wanita \*\*\*\*\*\*, aku pasti akan membalasmu suatu hari nanti*! - batin Aldo serius lalu pergi begitu saja dari hadapan wanita itu.
Hanya dengan melihat wajahnya saja sudah membuat Aldo naik darah karena emosi.
[Bersikap layaknya seorang pria sejati, tidak tunduk kepada orang lain khususnya pada seorang wanita, mengambil keputusan dengan tegas dan berani menanggung resiko. Anda mendapatkan hadiah: 50 Poin System, 50 Poin Kemampuan, 5+ Kharisma]
*Jadi aku bisa mendapatkan hadiah hanya dengan bertindak ya ... ini menarik*! - pikir Aldo.
Lapar, haus, dan lelah, itu adalah perasaan yang dirasakan oleh Aldo.
Matahari bersinar sangat terik, membuat Aldo yang berjalan kaki di pinggir jalan raya sangat kepanasan. Ransel besar di punggungnya terasa lebih berat seiring lelahnya dirinya.
Aldo berjalan tanpa arah tujuan setelah diusir dari kos kosannya. Hingga akhirnya Aldo melihat sebuah halte bus di depannya, itu adalah tempat yang sempurna untuk beristirahat terlebih lagi halte bus itu sepi.
Ia bersandar pada kursi halte bus dan meregangkan otot kakinya yang rasanya bisa patah kapan saja. Aldo merogoh sakunya dan mengambil dompetnya untuk melihat sisa uangnya.
"79 ribu rupiah, aku benar-benar miskin..." gumam Aldo melihat nominal uang tunai yang ia bawa, tapi untungnya dia juga memiliki simpanan di rekening banknya.
Melalui handphone dengan layar retaknya, Aldo melihat jumlah saldo rekeningnya dan tersenyum tipis karena masih tersisa sekitar 3 jutaan.
"Setidaknya dengan ini aku bisa menyewa kos kosan untuk sebulan." gumam Aldo lalu menyimpan dompetnya.
Dia juga ingin menyimpan handphonenya tapi handphonenya itu berbunyi tanpa ada yang menelpon Aldo.
"Ini dari ibu."
Aldo mengangkat panggilan dari ibunya itu dan merubah intonasi suaranya menjadi lebih riang dan bersemangat.
"Ada apa bu? Tumben menelponku jam segini."
Di seberang telepon terdengar suara polos seorang wanita, “Tidak ada yang khusus. Ibu hanya meneleponmu untuk memastikan bagaimana keadaanmu.”
Beberapa saat kemudian, wanita itu melanjutkan, “Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini? Apa kamu dapat masalah dengan pekerjaanmu? Kamu tidak terlibat dengan orang-orang jahat, kan?”
“Tidak bu, baik-baik saja. Ibu dan ayah tidak perlu mengkhawatirkanku, bagaimana dengan kondisi ibu, ayah, dan adik? Apa kalian baik-baik saja?” jawab Aldo dengan suara ramah.
“Kami semua baik-baik saja disini. Ngomong-ngomong apa kamu punya cukup uang untuk dibelanjakan? Dalam dua hari terakhir, kita mendapatkan rezeki yang lumayan banyak dari penjualan beras kami. Jadi bagaimana kalau kami mengirimimu sedikit uang?"
Aldo dengan dengan sabar menunggu ibunya selesai bicara sebelum dia menjawab, “Tidak perlu Bu. Pekerjaannku disini lumayan menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhanku, jadi Ibu tidak perlu mentransfer uang kepadaku. Simpan atau belikan baju saja untuk kalian.”
"Baiklah kalau begitu, nanti kapan-kapan kalau kamu butuh uang kamu bisa telepon ibu."
"Iya, iya..."
Walaupun sebenarnya Aldo sedang sangat membutuhkan uang, tapi dia tidak bisa menerima uang pemberian orang tuanya yang sudah dicari dengan susah payah.
Sebagai anak tertua setidaknya Aldo ingin meringkan beban kedua orang tuanya.
Keduanya mengobrol selama hampir 10 menit sebelum akhirnya pertanyaan yang hadir setiap kali percakapan mereka kembali dilontarkan oleh ibunya kali ini.
"Oh ya, kamu nikahnya kapan? Kamu tahu sendiri kan kalau ibu dan ayah sudah tua dan sangat ingin seorang cucu. Ibu harap kamu bisa menikah secepatnya dengan Novita."
Siapa Novita? - pikir Aldo sangat kebingungan.
Dia sudah berpacaran dengan lebih dari 100 orang wanita yang bahkan sudah mulai dia lupakan nama mereka, jadi Aldo telah melupakan wanita yang bernama Novita, dan bagaimana bisa wanita itu dikenal oleh ibunya?
[Novita adalah pacar pertama Tuan 10 tahun lalu, dia bisa dikenal oleh ibu Tuan karena anda sendiri yang memperkenalkannya.]
System mengingatkan Aldo kembali akan wanita yang menjadi pacar pertamanya, saat itu Aldo sangat senang karena akhirnya punya pacar dan malah curhat kepada ibunya.
Namun sayangnya hubungan mereka berdua tidak berlangsung lama karena Novita sendiri yang meninggalkan Aldo tanpa sebab yang jelas.
Entah apa yang dipikirkan ibunya jika dia tahu jika Aldo sudah memacari lebih dari 100 wanita, yang pasti Aldo tidak akan membiarkan orang tuanya tahu hal itu.
"Ada apa nak? Apa hubunganmu dengan Novita kurang baik?"
"A- ahh ... aku dan Novita baik saja bu. Pokoknya ibu tenang saja karena aku pasti akan segera menikah dan memberikan kalian banyak cucu!"
"Hehehe, tidak usah banyak-banyak kok, cukup 5 sampai 10 cucu sudah bisa membuat masa tua ayah dan ibu cerah kembali"
"Ibu rasa sudah cukup sampai disini, ibu menantikan kepulanganmu membawa cucu kami nantinya." lanjut ibu Aldo terkekeh geli sebelum menutup panggilan teleponnya.
Aldo belum menurunkan handphonenya dari telinga, tatapan matanya kosong sementara tubuhnya mematung ketika mendengar perkataan terakhir ibunya.
Namun suara system langsung menyadarkan diri Aldo.
[Misi baru terpicu]
----------𝔐𝔦𝔰𝔰𝔦𝔬𝔫----------
[Misi Spesial]
-Menemukan Novita
-Segera menikah dan buat 10 orang anak
-Buat orang tua anda bangga dengan kejantanan anda dalam membuat anak
[Hadiah]
1 miliyar Poin System
1 miliyar Poin Kemampuan
1 Miliyar Dollar
100 tahun tambahan umur
----------𝔐𝔦𝔰𝔰𝔦𝔬𝔫----------
"Apa-apaan misi nyeleneh ini!" teriak Aldo emosi, rasanya ingin sekali dia memukul system atas misi bodoh yang diberikannya itu
[Pria sejati adalah pria yang kuat bercinta, semakin banyak anak yang anda miliki akan menunjukkan kejantanan anda yang hakiki dalam memuaskan sang istri.]
"Ini adalah hal terbodoh yang pernah aku dengar, kenapa kau dengan begitu mudahnya mendengarkan perkataan ibuku yang tidak masuk akal?"
Suatu misi akan muncul jika ada pemicunya, dan misi kali ini pemicunya jelas adalah ibu Aldo.
[Anda tidak usah khawatir tuan karena system akan selalu membantu anda.]
[Mendapatkan hadiah khusus dari system: pil kuat pria sejati, dengan mengonsumsi pil ini maka babymaker anda akan menjadi sekuat naga.]
"Apa-apaan dengan hadiah ini? Aku tidak butuh barang aneh ini sama sekali! Dan apa itu babymaker?"
[Itu adalah-]
"Tidak usah dijelaskan!" teriak Aldo memotong system yang ingin mengatakan hal sensitif dengan entengnya.
Aldo duduk kembali di kursi halte bus dengan sangat frustasi, dia tidak tahu harus memulai dari mana untuk melaksanakan misi sialan itu.
Dia tahu jika misi itu sangat tidak masuk akal, tapi hadiah yang disediakan juga lebih tidak masuk akal.
Aldo berpikir kalau membuat anak itu mudah, tinggal maju mundur keluar dalam maka jadilah anak.
*Ilmu yang aku pelajari dari video edukasi ranjang yang sering aku tonton untuk menghilangkan stress ternyata akan sangat berguna di saat seperti ini* - pikir Aldo.
Membuat anak memanglah gampang, tapi tanggung jawab sebagai orang tua yang sangat sulit. Apa nantinya yang harus Aldo berikan untuk anaknya saat lapar? Tidak mungkin batu kerikil, kan?
Jadi untuk membuat anak Aldo harus memiliki sejumlah uang yang besar terlebih dahulu.
Okey, sampai disana sudah jelas. Jadi sekarang masalahnya siapa wanita yang ingin mengandung anak Aldo? Dia bahkan selalu gagal dalam urusan pacaran, bagaimana mungkin dia mendapatkan wanita yang sempurna?
Memikirkan semua hal itu membuat kepala Aldo menjadi pusing bersamaan dengan perutnya yang semakin keroncongan.
"Sebaiknya aku mencari makanan terlebih dahulu sebelum memikirkan langkah selanjutnya, lagipula aku bisa menyelesaikan misi itu kapan saja."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!