NovelToon NovelToon

Menjadi Pria Sejati Dengan Bantuan System

Chp 1: Mendapatkan System (Revisi)

"Maaf Aldo, kamu terlalu baik buat aku..."

Aldo sangat tercengang mendengar perkataan pacarnya, wanita itu tiba-tiba melepaskan genggaman tangan Aldo dengan ekspresi sedih.

"Sepertinya hubungan kita harus usai saat ini juga." ucapnya tanpa memandang Aldo yang masih tercengang.

Butuh beberapa saat sebelum Aldo tersadar dari keterkejutannya, "T- tapi kenapa Alyssa? Kenapa kamu tiba-tiba memutuskan hubungan kita seperti ini?"

Aldo sangat tidak percaya dengan kenyataan ini pasalnya dia dan Alyssa sudah pacaran selama sebulan terakhir, padahal mereka berdua sudah berjanji untuk membuat masa depan yang cerah tapi dia sekarang yang lebih dulu memutuskan hubungan.

"Setiap kali kita jalan, aku selalu berpikir seberapa baiknya kamu itu untuk orang yang tidak sesempurna diriku. Aku merasa tidak pantas berada di sisimu lebih lama lagi dari ini..."

"Tapi aku tidak masalah, bukankah aku sudah bilang kalau aku akan menerimamu apa adanya. Dan juga sebenarnya kamu tidak seburuk itu, kok."

"Tapi tetap saja..."

Mereka berdua berdebat di jalanan kota yang sangat sepi itu, jalanan terlihat basah pertanda hujan baru saja reda sementara Aldo dan Alyssa juga mengenakan syal untuk menghangatkan diri mereka dari dinginnya malam.

Aldo belum siap kehilangan Alyssa dan terus memohon agar dia tetap berada di sisinya sebagai pacar satu satunya.

Tapi bagaimanapun perjuangan Aldo untuk mempertahankan cintanya, wanita itu justru sebaliknya ingin berpisah dengannya tanpa alasan yang jelas.

Hingga pada akhirnya Aldo sudah tidak mampu lagi untuk mempertahankan cintanya...

"Akan ku kembalikan hadiah pemberianmu." ucap Alyssa sambil melepaskan syalnya lalu memberikannya kepada Aldo yang masih diam membisu.

"Semoga kau menemukan kebahagiaan lain tanpa diriku..." lanjut Alyssa sebelum pergi ke halte bus, meninggalkan Aldo sendirian di jalanan kota yang sepi itu.

Aldo menggigit bibirnya kesal sambil memeluk syal yang dikembalikan oleh Alyssa sebagai pertanda perpisahan mereka.

Mengangkat kepalanya, Aldo menatap langit gelap penuh bintang yang berhamburan di angkasa lepas. Sangat indah, mereka berdua baru saja menikmati pemandangan bintang dan sekarang mereka sudah berpisah.

Tangisan tidak bisa terdengar dari mulut Aldo sementara dengan air mata tak bisa jatuh karena sejatinya air matanya sudah sudah surut setelah menangisi hal yang sama bertahun-tahun ini.

"Memang apa salahnya menjadi orang baik!"

Aldo berteriak dengan keras ke atas langit untuk meluapkan seluruh emosi yang ia rasakan selama bertahun-tahun ini.

Bukan hanya sekali Aldo di putuskan oleh pacarnya dengan alasan terlalu baik, tapi berkali-kali dia sudah pernah merasakannya.

Setiap hubungan yang dia jalani tidak pernah berlangsung lama, biasanya hubungannya akan kandas di tiga minggu setelah pacaran tapi kali ini sudah mencapai satu bulan.

Bisa dibilang hubungannya dengan Alyssa adalah hubungan percintaan terlama yang pernah Aldo lalui walaupun akhirnya kandas juga.

"Setelah dipikir-pikir nasibku memang sangat menyedihkan, ya..." gumam Aldo tersenyum miris.

Dia bukanlah anak orang kaya, pendidikannya juga tidak setinggi orang lain tapi dia berhasil masuk ke perusahaan entertainment dengan kerja keras ekstra.

Gajih yang dia terima juga pas-pasan untuk kehidupannya di ibukota Jakarta, bahkan Aldo hanya bisa memberikan satu hadiah kepada Alyssa yaitu syal merah bekas mantan-mantannya.

Walaupun sad boy tapi nyatanya Aldo sudah punya mantan lebih dari 100 walaupun setiap wanita selalu memberikan luka yang sama kepadanya...

"Apa aku harus menjadi perjaka seumur hidupku?" gumam Aldo tersenyum miris.

Sekarang umurnya sudah menginjak 27 tahun dan seharusnya dia sudah membangun keluarga sama seperti teman-temannya yang seusia dengan dirinya, tapi ironisnya dia masih berjuang dalam urusan mencari jodoh.

Aldo juga tidak bisa pulang ke kampung halamannya karena keluarga dan tetangganya yang selalu bertanya "kapan nikah?"

"Gimana caranya mau nikah, pacar aja masih trial!" teriak Aldo kesal ketika mengingat seberapa menjengkelkannya tetangganya.

Aldo meluapkan emosinya sampai tersengal-sengal, namun suara aneh tiba-tiba terdengar di dalam benaknya yang membuat Aldo sontak terkejut.

[Mengonfirmasi pengguna yang cocok untuk system. Apakah anda ingin menerima penggabungan dengan system?]

Aldo terkejut, ia melihat ke sekelilingnya dan tidak menemukan keberadaan seseorang sebelum suara itu kembali terdengar.

[Anda tidak usah panik karena system sebenarnya ada di dalam diri anda.]

Ini bukan halusinasi - pikir Aldo.

"Apa sebenarnya kau, dan bagaimana bisa kau ada dalam tubuhku?" tanya Aldo sedikit kebingungan.

[Saya adalah system yang akan membantu Anda untuk menjadi pria sejati, anda terpilih oleh system karena anda merupakan orang paling menyedihkan di dunia ini.]

"Memangnya apa yang kau tahu tentang diriku?!" bentak Aldo marah, dia memang menyedihkan tapi ia tidak terima orang lain mengatakan hal itu dengan santainya.

[Saya tahu segalanya tentang anda yang telah putus cinta sebanyak 157 kali dan menggunakan majalah dewasa untuk ngoc-]

"STOOOP!! STOOOPP!!! Jangan katakan lebih dari itu!" teriak Aldo panik, wajahnya memerah padam ketika rahasia terbesarnya hampir terbongkar.

[Apa sekarang anda sudah yakin dengan system?]

Entah kenapa Aldo merasa system terdengar bangga ketika mengatakan hal itu.

"Yah ... selama kau tidak membongkar rahasiaku terlalu jauh..."

Aldo hanya bisa pasrah mengakui system aneh di tubuhnya itu, dia memang adalah orang menyedihkan di muka bumi, jadi dia sangat ingin merubah nasibnya itu.

"Kalau begitu aku terima penggabungan dengan system!" kata Aldo tegas dan menyerahkan seluruh nasibnya kepada system.

[Keputusan yang bijak, sekarang anda adalah tuanku!]

[Memulai penggabungan!]

[10%......30%.....60%......80%......99%.....100%]

[BERHASIL]

"Sudah?"

Aldo kebingungan pasalnya perasaannya masih sama seperti sebelumnya dan tidak ada yang spesial setelah system bergabung dengan dirinya.

[Sudah Tuan.]

[Apakah anda ingin menampilkan jendela status?]

Ini semakin mirip game - pikir Aldo lalu menyetujui saran system.

Sebuah layar semi transparan terlihat di depan Aldo yang menampilkan beberapa status Aldo antara lain:

...----------𝕾𝖞𝖘𝖙𝖊𝖒----------...

Nama: Aldo 【☆】

Usia: 27 tahun

Kekuatan: 9

Ketahanan: 5

Kelincahan: 5

Kecerdasan: 18

Kharisma: 21

Kemampuan Spesial: 《Tidak Ada》

Poin System: 100

Poin Kemampuan: 100

[Lucky Spin] [Inventory]

...----------𝕾𝖞𝖘𝖙𝖊𝖒----------...

"Sungguh status yang sangat menyedihkan..." gumam Aldo tersenyum pahit.

Tidak ada yang istimewa dari statusnya itu kecuali kecerdasannya yang di atas rata-rata. Aldo memang orang yang cerdas tapi sayangnya tidak meneruskan pendidikannya karena masalah finansial.

Tapi untungnya ada orang baik yang menawarkan pekerjaan di salah satu perusahaan entertainment dan Aldo masih bisa bertahan disana selama ini.

"System, apa maksud simbol bintang yang ada di sebelah namaku?"

[Itu adalah tingkatan statistik yang anda miliki, semakin besar statistik anda maka bintang itu akan bertambah. Simpelnya ini mirip seperti sistem level di video game.]

Aldo mengangguk paham sebelum bertanya tentang Poin System dan Poin Kemampuan.

System menjawab.

[Poin System berguna untuk memutar roda keberuntungan yang memiliki banyak hadiah kemampuan spesial dan barang penting lainnya, sementara Poin Kemampuan berguna untuk meningkatkan kemampuan yang anda miliki nantinya.]

"Mungkin dengan ini nasib burukku sebagai perjaka 27 tahun akhirnya sirna..." gumam Aldo yang kembali mendapatkan harapan.

Chp 2: Diusir Dari Kosan (Revisi)

Keesokan paginya, Aldo terbangun agak siang karena kelelahan setelah hari yang panjang. Ia menguap lebar sebelum melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 10.34.

"Sepertinya, tidak masuk kerja sehari tidak akan jadi masalah," gumamnya pelan, meski sudah bisa membayangkan wajah bosnya yang merah padam jika dia datang terlambat.

"Lagipula, aku punya hal yang lebih penting untuk dilakukan hari ini. System, kau di sana?" panggil Aldo.

[Saya selalu bersama Anda, Tuan.]

Syukurlah, ini bukan mimpi, pikir Aldo dengan lega.

"Ada misi untukku hari ini?" tanyanya penuh harap, berharap system memberinya sesuatu yang menarik. Namun, jawaban yang ia terima malah membuat semangatnya sedikit luntur.

[Pria sejati harus memiliki tubuh yang eksotis agar bisa menarik perhatian wanita. Jadi, misi pertama Anda adalah berolahraga.]

--- 𝔐𝔦𝔰𝔰𝔦𝔬𝔫 ---

[Misi Harian]

Joging sejauh 1 km

Push-up sebanyak 30 kali

Sit-up sebanyak 30 kali

[Hadiah]

10 Poin System

10 Poin Kemampuan

Uang tunai Rp10.000

--- 𝔐𝔦𝔰𝔰𝔦𝔬𝔫 ---

"Apa tidak ada misi yang lebih berguna daripada olahraga? Seperti misi yang langsung memperkuat tubuhku atau memberiku kekayaan instan?" Aldo mengeluh sambil menghela napas.

[Saya adalah system yang dirancang untuk membantu Anda menjadi pria sejati, bukan untuk membuat Anda kaya. Masalah uang itu tanggung jawab Anda sendiri.]

[Lagipula, system sudah cukup baik dengan memberikan hadiah tunai. Apa itu masih kurang?]

Sejujurnya, Rp10.000 terasa sangat kecil bagi Aldo. Uang itu bahkan tidak cukup untuk membeli nasi bungkus yang layak. Namun, ia tahu menolak misi hanya akan menyulitkan dirinya sendiri di kemudian hari.

"Baiklah, aku terima misinya," katanya akhirnya sambil bangkit dari tempat tidur.

Hanya dengan mengenakan sepatu usang, celana pendek, dan kaus putih lusuh, Aldo bersiap untuk memulai misinya. Namun, langkahnya terhenti ketika seseorang memanggilnya.

"Eh, Tuan Aldo sudah bangun? Tumben siang begini. Apa semalam terlalu asyik bersenang-senang dengan pacarmu sampai lupa waktu?" sindir seorang wanita dengan nada tajam.

Aldo mendapati Bi Santan, pemilik kos-kosannya, berdiri di depan pintu dengan senyuman sinis. Wanita itu adalah janda beranak satu yang gemar berbicara tanpa filter.

"Ah, Bi Santan. Kemarin saya sangat lelah karena pekerjaan, jadi bangunnya agak siang," jawab Aldo dengan senyum terpaksa.

"Oh, begitu ya? Maaf kalau saya salah sangka," balasnya, pura-pura terkejut. "Ngomong-ngomong, putriku akan menikah beberapa bulan lagi dengan seorang manajer kaya. Saya harap kamu bisa datang ke pestanya."

"Benarkah? Kalau begitu, tolong sampaikan ucapan selamat dariku," jawab Aldo, meski senyum di wajahnya terasa semakin berat.

Putri Bi Santan adalah salah satu mantan Aldo beberapa bulan yang lalu. Namun, Aldo sudah lama melupakan semua mantan pacarnya karena jumlahnya yang terlalu banyak.

"Lalu, bagaimana denganmu? Kapan menikahnya?" tanya Bi Santan dengan nada menyindir.

Aldo tersenyum tipis. "Setelah aku menemukan wanita yang sempurna, aku akan menikahinya. Daripada terburu-buru menikah lalu bercerai, lebih baik menunggu yang terbaik."

Jawaban itu jelas ditujukan untuk menyindir Bi Santan, yang pernah menikah muda namun berakhir dengan perceraian. Wajah wanita itu seketika memerah karena marah.

"Kau... minta maaf sekarang atau aku usir dari tempat ini!" bentaknya.

Aldo, yang sudah muak, hanya mengangkat jari tengah ke arah wanita itu. "Simpan saja tempat menjijikkanmu itu bersama mulut kotormu!"

"Bagus! Keluar dari sini sekarang juga, dasar laki-laki tak tahu diri!" teriak Bi Santan.

Penghuni kos dan tetangga yang mendengar keributan itu hanya bergumam pelan.

"Nenek tua itu ribut lagi."

"Mentang-mentang punya menantu kaya, makin sombong saja."

Tatapan tajam Bi Santan membuat mereka buru-buru pergi. Sementara itu, Aldo mengemasi barang-barangnya ke dalam ransel besar. Barangnya memang sedikit, jadi tidak butuh waktu lama baginya untuk berkemas.

Kos-kosannya itu memang jauh dari nyaman—malam penuh nyamuk, siang dipenuhi kecoak, dan suara tikus bertarung di plafon membuat tidur Aldo tak pernah nyenyak.

Namun sebelum ia sempat pergi, Bi Santan kembali menghadangnya. "Eh, bayar dulu uang sewa bulan ini!"

Aldo menghela napas panjang. Dengan enggan, ia menyerahkan Rp1 juta untuk menutup urusan itu.

"Sekarang pergi, dan jangan pernah kembali!" seru Bi Santan puas.

Tanpa sepatah kata lagi, Aldo meninggalkan kos itu. Dalam hatinya, ia bersumpah akan membalas dendam suatu hari nanti.

[Sikap tegas dan keberanian Anda untuk tidak tunduk pada orang lain layak diapresiasi. Anda mendapatkan: 50 Poin System, 50 Poin Kemampuan, +5 Kharisma.]

Menarik juga, aku bisa mendapatkan hadiah hanya dengan bertindak, pikir Aldo sambil tersenyum tipis.

(Author: Maaf teks ini lebih pendek dari biasanya karena banyak yang dipotong setelah revisi)

Chp 3: Misi Tak Masuk Akal (Revisi)

Lapar, haus, dan kelelahan.

Tiga hal itu adalah perasaan yang mendominasi Aldo saat ini.

Matahari bersinar terik di langit, seolah-olah bersekongkol dengan nasib buruk untuk menguji ketahanannya. Panas yang menyengat menambah berat ransel besar yang menggantung di punggungnya, membuat langkahnya semakin terasa berat.

Tanpa tujuan yang jelas, Aldo terus berjalan menyusuri jalan raya setelah diusir dari kos-kosannya. Hingga akhirnya, pandangannya menangkap sebuah halte bus di kejauhan. Tempat itu tampak sepi—lokasi sempurna untuk sekadar beristirahat.

Dia menjatuhkan tubuhnya di kursi halte, bersandar lemas, lalu meregangkan otot-otot kakinya yang seolah-olah akan patah kapan saja. Tangan Aldo merogoh sakunya, mengambil dompet lusuhnya untuk mengecek sisa uang.

"79 ribu rupiah... Aku benar-benar jatuh miskin," gumamnya lirih. Meski demikian, ia sedikit lega karena masih memiliki simpanan di rekening banknya.

Dengan layar ponsel retak yang hampir tak terbaca, Aldo membuka aplikasi perbankan. Melihat saldo yang tersisa sekitar tiga juta rupiah, ia tersenyum tipis. "Setidaknya ini cukup untuk menyewa kos-kosan baru selama sebulan," ujarnya pelan sebelum menyimpan kembali dompetnya.

Namun, sebelum sempat mematikan layar ponselnya, sebuah panggilan masuk. Nama "Ibu" terpampang di layar. Tanpa berpikir panjang, Aldo segera mengangkatnya, mengubah nada bicaranya menjadi lebih ceria.

"Ibu, ada apa? Tumben menelepon jam segini."

Di seberang, terdengar suara lembut dan polos milik ibunya.

“Tidak ada yang khusus, Nak. Ibu cuma ingin tahu kabarmu. Kamu baik-baik saja, kan? Tidak ada masalah dengan pekerjaan atau... hal lain?”

“Ah, tenang saja, Bu. Aku baik-baik saja. Tidak ada masalah di sini. Bagaimana dengan Ibu, Ayah, dan adik-adik? Apa kalian sehat-sehat saja?" balas Aldo dengan ramah.

"Kami semua baik-baik saja. Oh iya, kamu punya cukup uang, kan? Kalau butuh, bilang saja. Penjualan beras kami dua hari terakhir lumayan bagus. Ibu bisa kirim uang kapan saja."

Aldo tersenyum getir, menahan keinginan untuk berkata jujur tentang kondisinya. "Tidak perlu, Bu. Gajiku di sini cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Lebih baik uangnya Ibu simpan untuk keperluan rumah atau belikan sesuatu untuk Ayah dan adik-adik."

“Baiklah, kalau itu maumu. Tapi kalau butuh sesuatu, jangan ragu-ragu bilang ke Ibu, ya.”

Obrolan mereka berlangsung hangat hingga sekitar sepuluh menit, sampai akhirnya pertanyaan yang selalu membuat Aldo gugup terlontar.

"Oh ya, kamu kapan menikah, Nak? Kamu tahu kan, Ibu dan Ayah sudah tua. Kami ingin sekali menimang cucu sebelum terlalu terlambat. Bagaimana kalau kamu menikah saja dengan Novita?"

Nama itu membuat Aldo tertegun sejenak. "Novita?" gumamnya dalam hati. Ia mengerutkan dahi, mencoba mengingat siapa wanita itu di antara deretan panjang mantan pacarnya.

[Novita adalah pacar pertama Anda sepuluh tahun lalu. Anda sendiri yang memperkenalkannya kepada ibu Anda.]

System yang setia di dalam pikirannya memberikan informasi secara otomatis. Oh, ya, Novita! Pacar pertama yang pernah meninggalkannya tanpa alasan jelas. Aldo mendengus pelan, menyalahkan dirinya sendiri karena dulu terlalu banyak curhat pada ibunya.

"Ada apa, Nak? Hubunganmu dengan Novita baik-baik saja, kan?" tanya sang ibu, menyadari keheningan Aldo.

Dengan cepat, Aldo merespons. "Ah, iya, Bu! Hubunganku dengan Novita baik-baik saja. Pokoknya Ibu jangan khawatir. Aku pasti akan menikah dan memberikan Ibu cucu sebanyak-banyaknya."

“Cukup lima sampai sepuluh cucu saja sudah bikin masa tua kami bahagia, Nak. Ibu tunggu kabar baiknya, ya.”

Setelah itu, panggilan berakhir, meninggalkan Aldo dengan pikiran kusut. Ia duduk terpaku, merenungkan percakapan tadi. Namun, suara system tiba-tiba memecah kebisuannya.

[Misi Baru Terpicu]

---𝔐𝔦𝔰𝔰𝔦𝔬𝔫---

[Misi Spesial]

Temukan Novita

Menikahlah dan miliki 10 anak

Buat orang tua Anda bangga

[Hadiah]

1 Miliar Poin System

1 Miliar Poin Kemampuan

1 Miliar Dolar

Tambahan usia 100 tahun

---𝔐𝔦𝔰𝔰𝔦𝔬𝔫---

"Apa-apaan misi gila ini?!" teriak Aldo, frustrasi.

[Pria sejati adalah pria yang mampu menunjukkan kejantanan melalui keturunannya.]

"Kau serius?! Aku bahkan tidak tahu harus mulai dari mana!" Aldo menjatuhkan tubuhnya kembali ke kursi halte, memegang kepala sambil menghela napas panjang.

"Mungkin, sebaiknya aku makan dulu sebelum memikirkan semua omong kosong ini." Aldo bangkit perlahan, melangkah mencari tempat makan terdekat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!