ayundari sosok gadis yang sangat cantik dan polos. dia adalah wanita yang sangat ramah dan juga baik maka tidak heran jika banyak pria yang mengejar cintanya.
karna sang ayah harus pindah karna urusan pekerjaan maka ia dan ibunya harus ikut kembali ke kota kelahiran kedua orang tuanya.
awalnya ayu sudah nyaman di kota ia di besarkan namun ketika mengingat kedua sahabat kecilnya dia akhirnya mau ikut pindah asalkan dia kuliah di universitas tempat kedua sahabatnya membimbing ilmu.
namun sialnya pada saat pertama pindah ke universitas yang dia inginkan dia di kerjai oleh seniornya.
"hei... kamu siswi baru ya?" ucap anita
"ia kak" ayu tersenyum.
"lihat dari penampilanmu sepertinya kamu wanita baik baik" ucap key meneliti pakaian gamis lengkap dengan hijab panjang ayu dari atas sampai bawah.ayu hanya diam menunduk.
"peraturan di universitas ini jika ada mahasiswi baru yang ingin membimbing ilmu di sini harus ada konsekuensinya" ucap key sampil tersenyum licik.
" kalian rasa apa yang cocok dilakukanya di pagi hari ini?" ucap widi tertawa bertanya ke teman temannya.
"kak kalau gue pikir bagaimana jika dia menyatakan cinta pada orang yang pertama kali masuk ke gerbang itu" ucap angelia larasati.
"ide bagus sayang. bagaimana teman teman?" ucap key tersenyum.
"ya sesuai perintas bos key. jika kamu ingin masuk ke dalam maka kamu harus menyatakan cinta ke setiap pria yang lewat pertama kali dari gerbang itu tak peduli dia tua atau muda" ucap widi dengan tatapan tajamnya. membuat semua orang yang melihatnya akan mengidik ngeri.
key adalah kepala geng di universitas itu karna orang tuanya adalah dinatur tetap di universitas itu membuatnya semakin berkuasa.
dia juga ketua geng motor andraks yang di buat dari namanya andraskey ajhiwinata. hingga membuat semua orang malas berurusan dengannya.
ayu hanya diam membisu sambil merasakan jantung yang berdebar kencang dia terus menatap ke gerbang yang dikatakan sekolompok geng itu.
hingga matanya terpaku ke arah seorang pria gagah lengkap dengan jas kantornya masuk melewati gerbang untuk pertama kalinya.
"wah kamu sangat beruntung hari ini. jadi sekarang cepat lakukan yang sudah kami katakan" ucap wandi dengan penuh penekanan sambil menyerahkan setakai mawar merah ke ayu.
ayu berjalan ke arah pria itu dengan sangat gugup. dia mencoba memberanikan diri untuk melakukan apa yang di katakan para seniornya.
bukan karna takut ke para berandal itu namun sebelum masuk ke universitas itu dia sudah di peringatkan akan hal ini oleh kedua sahabatnya.
karna malas berurusan dengan orang seperti itu dan takut jadi masalah besar jika ada keributan di saat pertama kali dia masuk kuliah. juga pasti akan jadi panjang jika kedua sahabatnya mengetahuinya.
"maaf kak" ucap ayu gugup.
pria yang tadinya berjalan dengan terburu buru akhirnya menghentikan langkahnya lalu menatap wajah cantik ayu.
"ada apa?" ucapnya singkat.
"kak apa kakak mau jadi pacarku?" ucap ayu dengan tangan gemetaran sambil menyerahkan setakai mawar ke pria yang berdiri di depannya.
mendengan ucapan gadis kecil di depannya brayen langsung tersenyum kecil sambil menatap sekumpulan brandal yang memperhatikan mereka.
"baik aku menerimamu jadi pacarku. mulai sekarang kita adalah pasangan kekasih" ucap brayen mengambil setangkai mawar yang di berikan ayu lalu berjalan melewati segerombolan brandal itu.
brayen mencoba memperhatikan satu persatu sekelompok brandal yang ada di depannya. lalu tatapannya berhenti ke anggel berlahan tatapan itu berubah dengan tatapan rasa benci.
sadar dengan tatapan brayen anggel hanya diam menunduk tak berani berbicara. sama seperti sewaktu kecil dulu sampai sekarang brayen tak pernah mengangap anggel sebagai adiknya.
apalagi melihat tingkah anggel yang sekarang berhubungan dengan pria brandal sperti key membuat brayen semakin membenci bahkan jijik berdekatan dengannya.
brayen berjalan dengan tergesa gesa tanpa memperdulikan kehobohan para mahasiswi yang dia lewati.
sesampainya di tempat yang ia tuju brayen langsung saja masuk ke ruangan itu.
"permisi pak" ucap brayen ke dosen yang memanggilnya.
tidak perlu di tanya lagi apa alasan brayen membuang buang waktu untuk datang ke universitas itu di tengah tengah kesibukannya di dunia bisnis yang begitu padat.
sudah pasti karna ulah sang adik dan juga sepupunya yang membuat ulah hingga membuatnya harus turun tanggan sendiri karna orang tuanya dan juga pamannya sudah menyerah dengan sikap kedua adiknya itu.
yang sudah baca novel pertama author pasti sudah tau kehobohan apa saja yang di lakukan adik perempuan brayen semasa di kandungan. di kandungan saja sudah seperti itu apalagi sudah dewasa seperti sekarang.
"permisi pak" ucap brayen ramah lalu menatap kedua mahasiswa yang berdiri di sudut ruangan itu.
"silahkan duduk tuan" ucap dosen itu ramah sambik mempersilahkan brayen untuk duduk.
brayen hanya tersenyum ramah lalu duduk sambil menyilangkan kedua kakinya berhadapan dengan dosen adiknya itu.
"maaf tuan karna sudah mengangu waktu anda. tapi ini karna tindakan kedua adik anda yang sudah kelewatan membuat kami harus membuat tindakan untuk mereka berdua" ucap dosen itu to the point karna tau dia sedang berhadapan dengan orang penting yang tidak suka basa basi.
"kerusuhan apa lagi yang mereka buat?" ucap brayen singkat.
"mereka bertengkar hebat dengan mahasiswi lain hingga membuat kantin kami hancur dan membuat penjual kantin rugi besar" jelas dosen itu.
"berapa kerugiannya?" ucap brayen singkat. karna brayen tau jika masalah perkelahian bukan adiknya yang mulai duluan. kedua adiknya memanglah sangat heboh tapi untuk masalah berkelahi pasti ada api terlebih dahulu.
mendengar ucapan brayen dosen itu hanya diam membisu sambil menatap brayen dengan penuh tanda tanya. tak seperti biasanya brayen langsung menyuruh dosen itu langsung menghukum kedua adiknya.
mengingat satu bulan lalu kedua adiknya itu mengerjai dosen baru yang masuk ke kelas mereka dengan tegas brayen langsung menyuruh kedua adiknya itu membersihkan seluruh universitas itu.
"itu sudah saya transfer uang ganti runginya. kalau boleh saya tau dengan siapa kedua adik saya bertengkar? karna yang saya lihat yang di pangil cuman saya" ucap brayen tegas.
karna brayen tau jika orang yang berkelahi dengan kedua adiknya telah di lindungi oleh pihak universitas. jika tidak sudah pasti mereka juga akan ikut di panggil seperti kedua adiknya.
melihat dosen itu hanya diam membisu dengan sigap brayen langsung menatap tajam dosen itu.
"mana ruangan CCTV?" ucap brayen tegas dengan tatapan mata elang membuat dosen itu ketakutan seketika.
karna pihak universitas tidak mengetahui bagaimana keluarga adhijaya sebenarnya. membuat mereka tidak segan untuk melimpahkan semua masalah ke kedua penerus keluarga adhijaya.
pihak universitas hanya tau jika keluarga adhijaya hanya keluarga sederhana melihat dari sikap dan gaya hidup mereka yang tidak gelamor seperti orang terpandang lainnya.
bersambung....
anissa memang terus mengajarkan kedua anaknya untuk selalu rendah diri. tidak mempublikasikan apa saja yang mereka miliki. hingga kesederhanaan telah menjadi kebiasaan dalam keluarga mereka termasuk putranya brayen.
walaupun telah mencapai semua keinginannya tapi dia terus saja hidup dalam kesederhanaan dan menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya.
hingga hanya orang tertentu saja yang mengetahui siapa dia sebenarnya. karna perkataan sang mama tercinta yang pernah mengatakan kepadanya
" tak perlu memperlihatkan hartamu untuk orang yang gila akan harta, tak perlu memperlihatkan kebaikanmu kepada orang yang melihat keburukanmu saja. biarlah mereka menganggapmu seperti yang mereka pikirkan. yang terpenting kamu melakukan yang terbaik bagimu dan terbaik di mata Allah. karna dialah hakim yang sebenarnya"
kata kata itu terus saja tersimpan di ingatannya. hingga membuatnya selalu menyembunyikan hal apa saja yang ia lakukakan baik itu di dunia bisnis maupun di kehidupan sehari hari.
****
brayen memasuki ruang cctv untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. apa penyebab hingga kedua adiknya terlibat perkelahiaan yang begitu hebat.
awalnya penjaga cctv tidak memperbolehkannya namu karna tak kuat menahan emosi karna merasa keluarganya sedang di permainkan hingga membuat brayen harus menunjukkan taringnya sebenarnya.
"tolong tunjukkan cctv di kantin sekitar pukul 07.00 " ucap brayen ke penjaga cctv.
"maaf tuan. menurut peraturan di kampus ini tidak boleh ada sebarangan orang yang memeriksa cctv kami" ucap penjaga itu tanpa memperdulikan brayen.
"kamu tunjukkan sekarang atau aku hancurkan seluruh kampus ini beserta isinya" ucap brayen sambil menatap tajam penjaga cctv itu.
"maaf tuan ini sudah aturannya. jika anda ingin memeriksanya maka tanyakan ke tuan jeniver" ucap pengawal itu ketakutan dengan tatapan brayen.
"pangil dia sekarang" betak berayen.
"baik tuan" penjaga cctv itu langsung menghubungi tuan jeniver selaku pemilik universitas itu.
tak butuh waktu lama akhirnya orang yang mereka tunggu akhirnya tiba. brayen hanya menatap tuan jeniver dengan tatapan elangnya tanpa ada kata kata yang keluar dari mulutnya.
"maaf tuan. ada perlu apa anda menyuruh saya kemari?" ucap jeniver ramah.
"saya hanya ingin mengecek cctv di kantin sekitar pukul 07.00 tadi" ucap brayen sambil menatap tajam jeniver.
"memang ada masalah apa tuan" ucap jeniver tak tau menau tentang keributan yang telah terjadi di universitasnya.
"kedua adik saya telah melakukan perkelahian dengan seseorang. saya hanya ingin memastikan kejadian yang sebenarnya" ucap brayen tegas.
mendengar ucapan brayen jeniver langsung menatap dosen yang menangani masalah ghilea dan juga galang.
dosen itu langsung membisikkan masalah yang terjadi. mendengar ucapan pegawainya jeniver hanya mencoba menelan salivanya kasar.
"coba perlihatkan rekaman cctv sesuai permintaan tuan brayen" ucap jeniver gugup.
mendengar perintah tuan jeniver kedua pegawainya hanya bisa saling berpadangan. tak punya pilihan penjaga cctv itu langsung saja memperlihatkan rekaman yang di minta brayen.
di rekaman itu terlihat jelas lea dan sahabatnya sedang membawa mampan berisi makanan mereka namun tiba tiba dia terjatuh dan menumpahkan makanannya ke seorang mahasiswi yang sedang bergabung dengan teman temannya.
di kantin sekitar pukul 07.00 wib.
lea dan mia sahabatnya sedang berjalan menuju meja kosong sambil membawa mampan berisi sarapan mereka.
namun karna terhalang kaki mahasiswa yang sedang duduk hingga membuat mia kesandung lalu tak segaja mia menumpahkan makanannya ke anggel yang duduk di depannya.
"ahh.." pekik anggel karna merasa panas di pahanya karna terkena tumpahan makana mia.
"maaf aku tidak sengaja" ucap mia gugup sambil membersihkan rok mini anggel.
"sayang kamu tidak apa?" ucap key langsung kenepis tanggan mia.
"sudah sayang. aku tidak apa apa hanya panas sedikit saja" ucap angel manja.
"kamu pasti sengaja ingin melukai kekasihku kan?" bentak key sambil menunjuk wajah mia.
"maaf kak sungguh aku tidak sengaja. kaki ku tadi kesandung kaki kakak ini" ucap mia gugup sambil menunjuk ke arah widi.
"kau yang jalan tidak pakai mata. kenapa kau malah menyalahkan kakiku?" bentak widi.
"aku tak mau mendengar alasanmu. karna kau telah melukai wanitaku maka kau berurusan denganku" ucap key menatap tajam mia sambil berjalan mendekatinya. karna merasa sangat takut mia pun mulai melangkah mundur.
lea yang sedari tadi hanya diam akhirnya bertindak karna tak terima sahabatnya di hakimi secara tak adil di depannya.
"apa kakak tidak dengar. sahabatku terjatuh karna ulah teman kakak sendiri. jadi jangan salahkan dia jika makanannya mengenai kekasih kakak" bentak lea lancang.
mendengar ucapan lea, key langsung beralih menatap wanita yang bertubuh munggil yang telah berani membentaknya.
"apa kau bilang tadi?" bentak key tak lupa dengan tatapan tajamnya.
"kakak tuli atau gimana? apa perlu aku mengulangi perkataanku sekali lagi?" ucap lea lantang.
"apa kau bilang" ucap key langsung mengangkat tanggannya hendak menampar wajah mulus lea.
melihat itu galang tak tinggal diam dia langsung menangkap tanggan kekar yang hendak melukai kakak sepupunya.
"beraninya sama perempuan. dasar banci" ucap galang sambil menepis kasar tangan key.
tak terima dengan ucapan galang key yang telah di surut emosi langsung melayangkan tinju ke wajah galang.
bughh....
satu layangan tinju berhasil mendarat mulus di wajah galang hingga mengakibatkan sudut bibirnya terkoyak mengeluarkan darah.
tak terima galang langsung membalas serangan key. melihat itu anggel mencoba menderai keduanya namu sayangnya di saat ingin menderai keduanya layangan tinju pun mendarat halus di wajah mulusnya.
"aaww..." teriak anggel yang tersungkur di lantai karna tumbukan galang.
melihat itu lea langsung menghampiri anggel mencoba untuk membantunya.
"kakak tidak apa apa?" ucap lea memeriksa wajah aggel.
"minggir" ucap key mendorong kuat tubuh munggil lea hingga jatuh tersungkur di lantai.
melihat itu galang yang tak terima langsung mendedang tubuh key hingga jatuh tersungkur. melihat bos mereka yang tergeletak widi dan wandi langsung membantunya menghajar galang.
melihat sang adik di keroyok lea tak tinggal diam langsung membantu sang adik. lea langsung menendang wandi dengan sekuat tenaganya hingga mengakibatkan pria gagah itu jatuh tersungkur.
"jika berani lawan aku." ucap lea menantang.
wandi yang melihat seorang gadis kecil yang bertubuh munggil menentangnya langsung tersenyum meremehkan.
"apa kau yakin ingin melawanku?" ucap wandi tersenyum.
"jangan memandang orang rendah terlebih dahulu sebelum mengetahui bagaimana orang itu sebenarnya" ucap lea tersenyum lebih meremehkan.
mendengar ucapan lea, wandi langsung menyerang lea. dengan lincah lea langsung mengelak lalu menendang perut wandi dengan begitu kuat.
melihat keahlian lea dalam ilmu bela diri wandi langsung tercenggang tak percaya. jika gadis munggil di hadapannya bisa mengalahkannya dengan mudah sangat mudah.
bersambung....
perkelahian menjadi begitu sengit. lea melawan wandi dengan begitu lincahnya dengan tubuh mungilnya membuatnya semakin mudah untuk mengerakkan tubuhnya.
para mahasiswa yang melihat itu hanya tercengang tak percaya akan keahlian lea. mereka tak menyangka jika seorang mahasiswi yang suka membuat onar dan merepotkan siapa saja yang ada didekatnya rupaya ahli dalam ilmu bela diri.
lea memang terkenal dengan jiwa bar barnya. namun dia tidak pernah berkelahi maupun membuat rugi orang sekitarnya.
karna perkelahian semakin besar dan memporak porandakan keadaan kantin yang semakin hancur hingga terdengar ke teliga dosen.
mendengar berita itu seorang dosen sebut saja namanya pak jefri yang biasa menangani masalah masalah mahasiswa langsung turun tangan dan memangil brayen sebagai wali galang dan lea
namun kelompok key malah di bebaskan dari masalah itu karna takut keluarga ajhiwinata berhenti menjadi donatur ke kampus mereka.
kembali ke ruang cctv.
melihat rekaman itu dengan jelas rayhan langsung mengepalkan tangannya tak terima kedua adiknya di tindak tidak adil oleh pihak kampus.
"apa kau sudah tau kejadian sebenarnya?" ucap brayen mencengkram kerah baju dosen yang menangani masalah kedua adiknya.
"maaf tuan. lebih baik kita bicarakan ini dengan baik baik" ucap jeniver menenangkan brayen yang sudah di sulut emosi.
"pangil semua mahasiswa yang ikut dalam masalah ini" ucap jeniver ke pak jefri.
"tapi pak?" ucapnya gugup akan tindakan tuan jeniver.
"tidak ada tapi tapian. cepat panggil mereka atau jabatanmu jadi taruhannya" ancam jeniver dengan tegas.
mendengar ucapan pemilik kampus tempatnya mengajar jefri langsung saja pergi dengan tergesa gesa karna takut dia kehilangan pekerjaan karna masalah ini.
tak menunggu lama jefri akhirnya pak jefri berhasil membawa kelompok key kehadapan brayen. melihat kedatangan ketiga brandalan itu tak lupa dengan anggel dan juga sahabatnya anita. brayen langsung saja memperhatikan wajah mereka satu persatu.
melihat wajah mereka brayen langsung mengingat kejadian sewaktu ia masuk ke kampus tadi. melihat kelakuan mereka brayen semakin yakin jika wanita yang menembaknya tadi juga korban kejahilan mereka.
key dengan lantang membalas tatapan brayen tanpa rasa takut sedikit pun. melihat tatapan key, brayen bukannya takut malah tersenyum meremehkan.
"aku mau bicara dengan orang tua mereka" ucap brayen singkat.
"baik tuan" ucap jeniver langsung menyetujui.
"tapi pak? apa tidak akan jadi masalah nantinya. bapak tau sendirikan bagaimana keluarga ajhiwinata" ucap jefri gugup.
"itu kita pikirkan nanti. lebih baik kita selesaikan masalah ini sebelum masalah yang lebih besar akan terjadi" ucap jeniver takut karna dia adalah orang yang beruntung karna mengetahui bagaimana sebenarnya orang yang sedang ia hadapi.
"baik pak. saya akan menghubungi mereka" ucap jefri mengalah.
****
di lobi kampus.
terlihat pasangan suami istri yang sudah paru baya berjalan dengan begitu kesalnya. sepanjang jalan istrinya terus saja mengerutu karna pihak kampus berani memangilnya hanya karna masalah sepele.
" pi. papi harus beri pelajaran ke tuan jeniver karna telah berani membuat putra semata wayang kita jadi malu seperti ini hanya karna masalah sepele. bikin malu saja" omel rita ajhiwinata.
"ia mi. papi akan beri dia pelajaran karna telah berani menyalahkan putra kita" ucap dedi ajhiwinata.
kedua orang tua key memang sangat memanjakannya hingga membuatnya jadi semena mena ke semua orang karna kekuasaan sang papi yang begitu tinggi.
mereka tidak pernah menyalahkan ataupun menegur key jika key membuat ulah. bahkan mereka mendukung dengan alasan supaya semua orang tunduk kepadanya.
namu kali ini dia berhadapan dengan orang yang salah. dia tidak tau siapa sebenarnya orang yang sedang ia hadapi.
brakk...
dedi menendang pintu ruangan jeniver dengan begitu kerasnya hingga membuat semua orang yang di dalam kesentak kaget.
di saat semua orang masih mengontrol jantung mereka key malah tersenyum sinis melihat kehadiran kedua orang tuanya.
"kamu pasti menyesal karna telah berani mengusikku" ucap key dengan lantang ke brayen.
"mari kita lihat siapa yang akan menyesal" balas brayen menatap tajam key.
"ada masalah apa hingga kau berani mengangu waktuku?" ucap dedi menatap tajam jeniver.
"maaf karna telah menganggu waktu anda. tapi kami hanya ingin menyelesaikan masalah yang dibuat putra anda" ucap jeniver tenang
"memang masalah apa yang sudah di lakukan oleh putraku?" bentak dedi tak terima.
"putra anda dan teman temannya telah melakukan perkelahian dengan mahasiswa dan mahasiswi kami hingga membuat kantin kampus ini hancur" jelas jeniver.
"memang berapa kerugian yang di buatnya? saya akan mengantinya tiga kali lipat" ucap rita dengan sombongnya.
"maaf nyonya ini bukan masalah uang. tapi.." belum selesai bicara rita langsung saja memotongnya.
"tapi apa? apa karna mereka?" ucap rita menatap brayen dan kedua adiknya.
"ia ini karna saya dan kedua adik saya" jawab brayen dengan tatapan elangnya.
"memang berapa uang yang kalian perlukan?" ucap rita dengan sombongnya sambil menatap rendah brayen.
" maaf tante kami tidak perlu uang tante" ucap lea berani karna tak terima kakaknya di hina di depannya.
"jadi apa yang kalian inginkan? kekuasaa, jabatan atau apa? " ucap rita kembali meremehkan brayen.
"ingat di atas langit masih ada langit. di bawah tanah masih ada tanah. jadi tidak usah sombong dengan apa yang anda miliki" ucap brayen tenang sambil memberi kode agar kedua adiknya tidak ikut bicara.
"saya tidak sombong namun bicara yang sebenarnya" ucap rita tak mau kalah.
"sudah nyonya lebih baik kita bicarakan ini baik baik" ucap jeniver menengahi.
"baiklah. jadi apa yang ingin anda lakukan ke putra saya dan teman temannya?" ucap dedi menatap tajam jeniver.
"saya ingin anda ganti rugi akan kerusakan yang putra anda lakukan. kami juga akan memberi sansi kepada mereka" ucap jeniver tenang.
"baiklah saya akan menganti rugi akan kerusakan yang di lakukan putra saya. tapi, saya juga akan berhenti memberikan donasi ke kampus ini" ancam dedi tersenyum sinis.
karna dia menyangka jika dia berhenti menjadi donatur di kampus itu maka kampus itu akan kesulitan dalam masalah keuangan.
pastinya juga nama kampus itu akan tercap jelek karna tidak bisa memengang kepercayaan dari orang yang ternama seperti keluarga ajhiwinata.
"baiklah. jika itu yang tuan inginkan maka mulai hari ini kampus kami tidak ada urusan lagi dengan keluarga anda" ucap jeniver dengan tenang.
mendengar ucapan jeniver dedi dan rita langsung membulatkan matanya kaget akan keputusan jeniver.
tak seperti yang mereka bayangkan jeniver akan memohon kepada mereka supaya tidak berhenti menjadi donatur di kampusnya. namu nyatanya jeniver dengan mudahnya menyetujui keinginannya.
karna kesal dengan ucapan jeniver mereka langsung pergi dengan begitu kesal diikuti oleh key dan teman temannya sambil menatap tajam kearah brayen dan kedua adiknya.
bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!