*Swusssh.....
Sebuah pesawat mendarat dengan indahnya, pesawat itu adalah pesawat pribadi dari seorang CEO dan beberapa Sahabatnya.
*sraakkkk...Pintu pesawat tergeser dengan baiknya.
“Selamat Datang Nona..”Ucap pramugari yang bertugas didalam pesawat, kepada tiga orang wanita yang menjadi penumpang hari ini.
Dari bawah tangga sudah berbaris para pria mengenakan pakaian hitam dan dasi putih serta kacamata hitam yang bisa dibilang para bodyguard.
*Tak...tak...tak
Sepatu jalan yang tidak tinggi dengan diiringi oleh langkah yang lain, seperti mendengar gerakan paskib yang begitu indahnya ditelinga. Para bodyguard yang berbaris itupun langsung membungkukkan tubuh mereka memberikan hormat.
“Selamat datang Nona” suara yang menyambut mereka dengan lantangnya. Ketiga gadis itu tersenyum dan mengangguk dengan suara yang menyambut.
Dari kejauhan berdiri seorang wanita yang tubuhnya sedikit lebih berisi serta seseorang yang disampingnya dengan tubuh yang pendek mungkin sekitar 150an.
“Selamat datang.....”Ucap mereka berdua secara bersamaan. Hanya diberi anggukkan dan senyuman.
Mereka pun masuk kedalam mobil yang sudah siap mengantar, dengan 3 mobil dibelakang untuk para bodyguard dan beberapa motor yang menemani agar tak ada kecelakaan.
Seluruh masyarakat di kota A begitu menikmati banyaknya mobil dan motor yang lewat karena kedatangan seseorang yang penting. Namun hal itu tidak mengempar awakmedia.
Tak berapa lama kemudian, mobil memasuki wilayah kediamaan mereka yang biasa dibilang kantor para pengurus masalah. Itu adalah tempat yang selalu dicari orang-orang jika tidak bisa memecahkan suatu permasalahan.
*ciitttttt......
Mobil pun berhenti bersamaan dengan motor yang juga ikut berhenti, dan dari pintu utama sudah berbaris para karyawan yang bekerja menyambut boss mereka yang baru saja tiba.
“Selamat datang Nona!!!!” ucap mereka secara bersamaan yang disambut dengan anggukkan oleh kedua gadis sedangkan salah satu gadis menikmati makanannya hanya berjalan tanpa melihat hormatnya para pelayan.
“Gimana Kak Inul, apakah ada masalah yang terjadi saat kepergian kami?”Ucap Amelya, gadis yang kedudukannya dibawah sang CEO bisa dibilang dia adalah Direktur pertama.
“Benar..siapa tahukan ada saja yang melakukan sesuatu dengan perusahaan kita”Ucap Gadis yang lebih tinggi dari mereka, ia bernama Intari, dengan nama Asli Indah lestari . namanya diubah oleh CEO perusahaan Detektif. Kedudukan Intari adalah direktur kedua setelah Amelya.
“tidak ada yang terjadi, semua berjalan baik-baik saja, seperti biasanya”Ucap Inul Octa, gadis yang masih berumur 20tahun dan yang paling tua diantar mereka. Kedudukannya berada di bawah direktur, bisa dibilang mereka manajer dari kedua direktur.
“Benar Kakak...disini berjalan seperti biasanya”Jelas Gadis berumur 16thn yang memiliki kepintaran tak jauh dari Amelya,Intari dan Inul yang mendapat IQ yang tinggi. Gadis itu bernama Nabila putri, dengan tinggi yang lebih rendah dan memiliki kecantikan tak begitu jauh dari keempat gadis yang lain. Kedudukannya sama dengan Inul sebagai manajer dari direktur.
Mereka terus berjalan sampai bertemu dengan Lift yang mengarahkan diri mereka menuju ruang pribadi yang hanya bisa dinaiki oleh para petinggi. Karyawan yang lain tetap stay di lantai 1.
Perusahaan itu memang terlihat mewah, namun jika dari pandangan orang-orang seperti tempat tinggal orang kaya, dengan 2 tingkat lantai yang berisikan para karyawan.
Perusahaan itu memiliki ruang khusus, yaitu ruang bawah tanah yang memiliki luas lebih besar dengan kedalaman yang lumayan. Disanalah rumah bagi ketiga gadis yang memiliki kedudukan tinggi. Ruangan itu memiliki 3 kamar dengan kamar yang sudah dilengkapi, ruang makan, ruang tamu, ruang latihan seperti berlatih dance serta berlatih mengunakan senjata. Dan ruangan itu juga memiliki pemandangan yang bagus, karena perusahaan itu berada dibagian tebing yang dibawahnya terdapat kota besar di kota A. dengan melihat pemandangan dipagi dan Malam hari tidak akan membuat mata menjadi bosan.
Lift yang mereka gunakan hanya mereka yang tahu tombol mana yang menuju keruang bawah tanah.
*krauk!!...krauk!!!
Gadis yang berdiri paling depan dengan menikmati cemilan tanpa memperdulikan perbincangan dibelakangnya.
*siitttt.....
Pintu lift pun terbuka dengan lebarnya. Kaki jenjang melangkah dengan indahnya, beberapa pelayan diruang bawah tanah telah menanti kedatangan Nyonya mereka.
“Selamat datang Nyonya”ucap 10 pelayan yang menunggu didepan lift. Nyonya yang disebut itupun tersenyum dan mengangguk dengan baiknya.
Mereka pun duduk diruang tamu, mengistirahatkan tubuh yang letih karena terlalu lama diperjalanan.
“Bagaimana Evita!...apakah telah selesai urusanmu di Amerika?”Tanya Inul dengan seriusnya.
“Ah iya!...seperti yang kau lihat”ucap Gadis yang duduk dikursi khusus untuknya.dengan pakaian serba hitam dan celana panjang yang menutupi kaki jenjangnya serta rambut panjang yang terikat rapi dan mengenakan mantel santai layaknya seorang boss. Yeah dialah boss yang memiliki kedudukan sebagai CEO diperusahaan para Dectektif. Gadis itu bernama Evita, biasa dibilang Evi karena itu panggilan langsung dari sahabatnya,bisa juga Ta.
“Yah..dia telah menyelesaikannya dengan baik”Ucap Intari yang memiliki wajah cantik, berpakaian tak beda jauh dengan Evita yang mengenakan pakaian hitam. Rambut coklat yang terurai indahnya.
“Benar..seperti itulah dirinya”Ucap Amelya yang memiliki wajah imut dengan rambut yang dikepang, berpakaian tak beda jauh dengan Evita dan Intari.
“Baguslah Kak Evita bisa menyelesaikannya”ucap Nabila sambil menikmati makanan yang disajikan oleh pelayan.
“Benar Evita, kali-kali selesaikan misi detektif yang terlihat sulit”imbuh Inul. Mata Evita melirik Inul yang berani mengatakan hal itu. Inul dan Nabila adalah keluarga Evita. Nabila berasal dari Anak Adik Ayahnya sedangkan Inul adalah Adik kandung Ayahnya.
“Yeah..kan ada dirimu, pasti bisa diselesaikan”Ucap Evita yang meranjak bangun, dan pergi kekamarnya sambil merengangkan tubuhnya karena kaku diperjalanan. Amelya dan Intari yang melihat itu hanya terdiam, sedangkan Inul yang mendengarkan hal itu hanya tersenyum melihat keponakannya.
“seperti biasa, dia selalu saja dingin”Amelya yang tak terlalu suka dengan sifat Evita yang makin hari makin dingin. Namun ketidak sukaannya itu Malah membuatnya makin ingin selalu melihat Evita yang tak terlalu banyak bicara.
“Benar”Ucap Intari yang sambil menyeduhkan teh hangat yang telah disediakan oleh pelayan.Mereka berempat pun menikmati perbincangan dengan tenangnya.
-
Didalam Kamar Evita yang telah membersihkan diri, kembali kekomputernya yang memiliki empat layar namun dengan tampilan berbeda. Evita selalu memperhatikan perkembangan perusahaannya yang sebenarnya tak terlalu penting baginya, namun hal itu tetap ia jalankan sebagai seorang CEO.
“Membosankan”ucap Evita yang kemudian tertidur didepan meja kerjanya yang tidak jauh dari kasur luasnya.
-
keadaan diruang tengah.Kini tinggal Amelya dan Intari yang tengah beristirahat diruang tamu.
“Mel...ngomong-ngomong kok Evita engak keluar-keluar dari kamarnya ya?”Tanya Intari yang dari tadi ingin berbicara dengan boss mereka itu.
“Ah..entahlah Indah, mungkin lagi tidur”Jawab Amelya yang kini tengah sibuk menonton acara drama yang disiarkan dengan penuh kebahagiaaan.
“Drama ini sepertinya drama yang berlebihan...masa ada cewek yang mau di bagi suaminya?...coba aja bikin berbagi istri pasti seru tuh”Komentar Amelya tentang drama yang ia tonton.
“Benar....kan sekali-kali merasakan istri dibagi wkwkwk”Ucap Intari diiringin dengan tawanya yang membuat Amelya juga ikut tertawa.
.....
Perusahan Detektif bukanlah perusahaan yang sering dicari, namun selalu saja ditemukan jika orang yang punya masalah yang sulit untuk diselesaikan, mereka akan meminta bantuan dengan para detektif untuk menuntaskan kasus yang mereka alami. Dan lagi bukan hanya mereka yang sering dicari, polisi juga berguna dalam menangani kasus seperti kehilangan dan juga tak beda jauh dengan tugas para detektif.
...****************...
#note
Usia Inul :20thn, Nabila:16thn, Evita:19thn, Amelya:19thn, Indah:19thn.
Bosan?....tenang coba lanjut dibaca🤭
Pagi harinya~
Suasana dikediaman para detektif begitu tenang dan damai. Para manager dan para karyawan lain mulai bekerja seperti biasa. Jam masuk dimulai pukul 07:00 pagi, mereka juga dipersilahkan untuk sarapan terlebih dahulu, dan bekerja tepat jam 8 pagi. Semua karyawan yang sudah terbiasa dengan hal itu telihat begitu rapi jika mereka memulai pekerjaan.
Bagi para karyawan yang bekerja disana, mereka bukan merasa lelah bahkan merasa takut karena sikap yang muncul dengan para boss mereka. Diri mereka Malah merasa begitu tenang dengan bekerja disana, bukan hanya mendapat sebuah pelajaran, mereka juga mendapat sebuah pengalaman. Tidak hanya itu mereka juga bersiap untuk menghadapi permasalahan jika nyawa mereka jadi taruhan.
Orang yang bekerja di perusahaan para dektektif itu hanya orang yang beruntung bertemu,apa lagi bisa masuk di perusahaan itu. Karena hanya beberapa karyawan yang mampu bertahan bahkan mampu mengkorbankan diri mereka hanya untuk menyelesaikan sebuah kasus dan itu semua perlu keberanian diri.
Tetapi dari semua itu mereka bukan hanya mati sia-sia, berkat mereka misi yang dijalankan bisa terselesaikan dan tak sampai itu keluarga mereka mendapat jaminan penuh dibawah pengawasan Evita sebagai CEO sampai sang keluarga merasa tercukupi.
“Pagi semuanya” Sapa Intari yang telah bangun lebih pagi dengan pakaian yang begitu indahnya, tampilannya menampilkan seseorang yang profesional lebih dari pada biasanya. Dan lagi Intari yang memiliki kaki jenjang itu selalu membuat orang gagal fokus jika bersamanya karena postur tubuh yang begitu anggun.
“Pagi...bosss”
“Pagiii...”
“Selamat pagi juga tetua Indah"
Panggilan Tetua memang sering terdengar karena hubungan mereka dengan boss mereka juga tidak boleh diremehkan, sehingga panggilan itu pun tersebar hingga keluar, namun hanya orang-orang yang tahu saja siapa tetua yang dekat dengan boss itu. Dan yang dekat dengan Evita adalah Indah lestari dan Amelya.
“semangat kerjanya ya”Ucap Amelya yang menyusul Intari dengan langkah kecilnya. Tampilannya tak kalah jauh, hanya saja Amelya lebih sering mengenakan rok panjang dengan kemeja santai dan syal yang dikenakan di leher putihnya.
Bukan hanya tampilan,Amelya juga sering dipanggil Tetua karena dirinya juga dekat dengan Boss mereka. Berbeda dengan Nabila dan Inul yang merupakan keluarga langsung dari Boss mereka.
“siap..semangat selalu hadir disetiap harinya”Ucap Nabila yang mengenakan pakaian pekerja kantor umumnya. Ia membawa tablet dengan beberapa dokumen ditangannya.
“ooh..hei Nabila!..ada apa dengan dokumen itu?” Tanya Amelya yang melihat Nabila, sambil mengajaknya mengobrol bersama.
“ah itu Kak.....dokumen ini perlu tanda tangan dari Kak Evita, aku lupa memberikannya kemarin”
“ooh...dia belum bangun kayaknya, kau tunggu saja nanti, atau serahkan saja padaku, akan ku berikan kepadanya”
“tidak perlu Kak, Kakak juga ada kerjaan, ini sudah menjadi tugas ku, jadi biar aku yang menyelesaikannya”
“kau memang gadis yang rajin dan bertanggung jawab” Ucap Amelya sambil berjalan menuju keruangannya ditemani oleh Intari.
“tapi jarang-jarang si boss itu datang bahkan bangun pagi”Ucap Intari yang melangkah menuju ke arah kantor miliknya.
“emangnya kenapa kalau aku bangun pagi?” suara seorang wanita berdiri didepan mereka dengan pakaian hoodie dan celana panjang serta sandal santai dan rambut yang tertutup oleh hoodie di kepalanya.
“eh”
“eh”
“eh”
“eh"
“eeehhhh”ucap Evita mengakhiri kata terkejut dari tiga orang yang sekarang menjadi empat orang karena Inul berpaspasan dengan mereka.
“Nabila!...mana berkas yang harus ku tanda tangani?”Ucap Evita yang langsung mengambil berkas itu dan langsung Ia tanda tangani tanpa basa-basi. Sedangkan mereka hanya terdiam karena terkejut dengan hal yang terjadi didepan mata mereka.
“eh..Evi, kau sekarang sudah bangun pagi ya?”Tanya Intari merasa ada kejangalan dengan tingkah sahabatnya itu.
“ooh..aku terbangun jam 4 pagi, jadi aku langsung ke ruanganku untuk menyelesaikan sisa berkas yang harus ku urus”Ucap Evita sambil mengaruk kepalanya karena gatal. Sebenarnya dirinya sudah bangun dari jam 2 pagi.
“jadi kau belum mandi” Tanya Amelya yang menyadari kejadian didepannya.
“iya..aku baru saja ingin mandi”Ucap Evita dengan datarnya dan langsung pergi meninggalkan mereka. Dengan diiringi oleh seketaris pribadi Evita yang mengatur semua jadwal dirinya.
Berbeda dengan Intari dan Amelya yang memilih untuk mengatur jadwal mereka sendiri tanpa bantuan lain. Namun. mereka merasa wajar karena sebenarnya Evita berada diluar jangkauan jika dirinya sudah tidak bisa mengurus jadwal bahkan kegiatannya sendiri.
“Sebastian, kita akan rapat hari ini, atur jadwalnya dengan baik-baik”Ucap Evita yang langsung menuju kearah lift untuk ke ruang bawah tanah.
“baik!..akan saya kerjakan”Ucap Sebastian, Ia adalah Seketaris Evita yang setia bahkan tidak akan meninggalkan Evita dari tugasnya. Ia memiliki keluarga. usianya masih muda dari Evita, dan ia tidak terlalu memikirkan tentang hubungan, ia Malah lebih tekun dalam pekerjaannya.
Evita yang mendengar hal itu langsung menutup lift dan pergi kekamarnya untuk membersihkan dirinya.
-
Amelya dan Intari yang tengah memeriksa dokumen didatangi oleh seorang karyawan yang memberitahukan bahwa ada klien yang ingin menyelesaikan masalahnya.
Hal ini bukanlah urusan mereka, namun jika klien mereka berada dalam masalah level atas, maka harus di periksa langsung oleh Amelya dan Intari.
Dalam ruangan khusus pelanggan mereka, Intari dan Amelya kaget melihat wajah seorang wanita yang meminta bantuan itu.
“kau itu!..ehm Sania bukan?”Ucap Intari yang menyadari wajah yang pernah diberitahu oleh Evita. Karena Sania adalah Sahabat SMP Evita.
“ah..hallo, salam kenal, aku Sania, yeah aku juga kenalan Evita”Ucap Sania. Ia adalah sahabat Evita namun kedekatan mereka begitu berjarak karena Evita menghilang dalam hubungan persahabatannya, entah karena apa.
“ooh..hallo juga, dan salam kenal juga, aku Amelya, panggil saja Amel..dan dia adalah Indah”Ucap Amelya menjelaskan segalanya tanpa basa basi.
“kalau begitu, berarti kau adalah orang yang memiliki masalah level tinggi ya?”Ucap Intari tanpa memikirkan suasana yang cangung itu. Untungnya Evita tidak berada disana.
“aku tidak tahu akan hal itu, kalian boleh menentukan levelnya”Ucap Sania sambil duduk karena dipersilahkan oleh Amelya.
“kalau begitu..ceritakan masalahmu?”Ucap Amelya yang duduk menghadap kearah Sania.
Intari dan Amelya pun mendengarkan cerita dengan seksama tanpa menghentikan cerita itu, karena mereka ingin cerita yang lebih rinci hingga mereka bisa menemukan titik penyelesaiannya.
“jadi seperti ini......
-story Sania
Hari minggu tepatnya hari pernikahan Sania. Semua orang bersiap-siap menyambut hari bahagia itu.
“Sania!, bangun sayang, sekarang bisakah kau mandi, habis itu kau harus dimandikan agar tidak gugup berada didekat suamimu nanti”
“iya mah..ini aku juga mau mandi kok”Ucap Sania yang nyatanya masih dikasur.
“benarkah itu...kau saja tidak bangun dari kasurmu”Jelas Ibunya yang memang tahu dengan tingkah putrinya itu.
“iya iya mah”Ucap Sania dengan bangun terpaksa dan berusaha untuk memelekkan matanya karena mengantuk.
Sania pun mandi dengan cepat, dan kemudian tradisi biasa keluarganya digunakan untuknya, agar dirinya tidak gugup berdekatan dengan suaminya dan juga berguna untuk dirinya agar didepan suaminya terlihat indah dan kecantikkannya tidak luntur.
Setelah itu, Sania pun dimulai dengan merias wajahnya. Kulit putih itu terlihat halus dan bersih. Make up pun dituangkan kewajahnya sehingga membuat dirinya terlihat berbeda dari yang lain, karena dirinya tidak pernah berdandan sebelumnya.
“lihatlah...dia terlihat cantik kakak”Ucap Tante Sania ke ibunya.
“jelas dia kan putriku” balas Ibunya yang membuat semua orang tertawa dengan hal itu. Sania yang didandani hanya terdiam karena malu dengan ejekan yang diberikan. Walau begitu hari itu benar-benar cerah dan bersinar, seperti hari biasanya, namun tiba-tiba.....
Acara yang mau dimulai itu terhenti oleh berita mengejutkan dari pihak mempelai laki-laki.
“apa?..aku tidak setuju jika ini dibatalkan”
“tapi paman, ini menyangkut pernikahan putrimu, takutnya ini bermasalah untuk pernikahan Reagel dan Sania nanti”Jelas sepupu mempelai lelaki yang datang membawa berita.
“kenapa?..apa yang terjadi hingga pernikahan ini harus ditunda dulu?”
“jadi begini..tadi pagi, kami diteror oleh sebuah bingkisan yang berisi sebuah daging hewan dengan penuh darah yang masih segar, kami merasa ini tidak baik, jadi pihak keluarga kami memutuskan untuk menundanya, dan akan dilanjutkan jika keadaan sudah aman”jelasnya dengan rinci sambil menunjukkan foto bingkisan yang mereka bawa.
“tapi...acara ini, agh!...”Ayah Sania dengan berat hati menerima penundaan pernikahan putrinya itu, sehingga dirinya terduduk lemas setelah memunda pernikahan.
Malu itulah yang terjadi dikeluarganya, banyak tamu undangan yang sudah hadir, namun terpaksa memulangkan mereka dengan wajah yang sedih. Sania yang mendengar amarah Ayahnya hanya bisa menitikkan air mata didalam kamar, karena tahu apa yang terjadi. Ia juga mendapat pesan dari Calon suaminya itu, yaitu Reagel yang mengatakan maaf karena tidak bisa menyelesaikan masalah ini.
Sania hanya menerima kejadian itu, bahkan dirinya sering disemangati pihak keluarga, dan juga disemangati oleh Reagel calon suaminya itu. Tetapi hatinya begitu sakit karena harus menunggu hal yang tidak ia ketahui apakah bisa diselesaikan apa tidak.
Hingga beberapa hari kemudian, ia sempat berpikir tentang sahabatnya.
“hmm...aku lupa kalau aku menyimpan foto Evita dan Santi dikamarku”Ucapnya yang tengah membersihkan kamarnya.
Sania mengingat bahwa Evita tidak datang kepernikahannya bahkan tidak mengucapkan selamat, hingga Sania pun memutuskan untuk bertamu dirumah sahabat dekatnya itu, namun ia tidak bisa menemuinya karena Evita tengah keluar negri, dan entah kenapa Ayah Evita memberikan sebuah alamat untuknya hingga ia datang ke perusahaan tepatnya tempat tinggal Evita sekarang.
...****************...
Jangan Lupa Like and Comment😊
“seperti itulah kejadiannya, aku juga punya foto bingkisan itu..anehnya bingkisan itu selalu dikirim setiap hari minggu seperti tidak mengizinkan pernikahan itu terjadi..kami juga berusaha untuk memakai hari lain, namun sayangnya Reagel selalu dipadatkan dengan pekerjaannya jika dihari kerja”jelas Sania setelah menceritakan segalanya, dengan mata berkaca-kaca, ia juga memberikan foto yang ia dapatkan dari Reagel.
“jadi kalian menunda pernikahannya sampai kapan?”Tanya Amelya yang merasa iba dengan Sania.
“entahlah....untungnya Ayah Evita memberikan alamat ini kepadaku..sehingga aku tahu bahwa Evita ternyata telah sukses besar”Ucap Sania dengan di iringi senyuman.
“kasihannya kau, Evita bukannya benci padamu apa lagi pada Reagel itu, tapi karena cinta pertama Evita, ia tak ingin membuat pernikahan kalian hancur jika ia datang ke acara itu, tapi Evita juga waktu itu engak ada di sini, jadi dia benar-benar engak tahu kalau dirimu menikah”Benak Amelya dan Intari yang memahami keadaan itu.
“kau beruntung bisa datang kesini...kasus ini akan kami selesaikan, dan akan kami berikan petunjuk langsung kepadamu”Ucap Intari yang mencatat point penting dalam kasus itu.
*tuk tuk tuk
Suara pintu ruangan khusus itu diketuk oleh seseorang dari luar, membuat suasana tegang tadi sedikit ditenangkan.
“masuklah”ucap Amelya.
Inul yang mengetuk pintu itu pun masuk dengan wajah terkejut melihat Sania duduk diantara mereka.
“eh Nia” Ucap Inul sambil menghampiri mereka.
“ooh hai Inul”Sapa Sania yang memang mengenali Inul karena sempat berteman dengannya.
“hai juga....ooh ya rapat telah selesai, hasil rapatnya juga bagus Intari...Amelya”Inul yang datang ingin memberi kabar bahwa rapat dadakan yang diadakan langsung oleh Evita tanpa dihadiri oleh Amelya dan Intari. Ia tidak mengetahui situasi yang terjadi dengan ruangan khusus itu.
“hmm..baik kak inul, baguslah kalau begitu”Ucap Intari yang ingin mengakhiri pembicaraan Inul. Namun mereka dikejutkan dengan kedatangan seseorang.
*tak tak tak
Langkah sepatunya sudah bisa dikenali siapa yang tiba didepan mereka itu.
“bagian yang ini kamu harus rancang dengan bagus lagi kalau bisa, dan beri sedikit perkataan kecil disini...dan....”Ucap Evita yang berdiri didepan empat orang gadis yang ia kenali apa lagi salah satunya adalah orang yang selalu ia anggap penting. Dengan berhentinya berbicara kepada Seketarisnya, Evita membelakkan matanya melihat Sania berdiri didepannya dan langsung memeluk Evita yang masih memasang wajah terkejut itu.
“EVITA...agh! kau kemana saja?..aku menunggu mu dihari pernikahanku, dan aku juga mencarimu”Ucapnya setelah memeluk Evita.
Dengan wajah datar Evita menanggapi pembicaran itu.
“maaf...aku sedang diluar negeri waktu itu jadi tidak sempat memberitahumu...”Ucapnya dingin.
“jadi Evita tahu kalau sahabatnya itu menikah?”benak Intari dan Amelya secara kompak mengatakan hal yang sama.
Dengan mengelengkan kepala. Sania mengatakan “tidak apa-apa, lagian kau pasti sibuk iya kan”Dengan perasaan senangnya setelah lama melepas rindu untuk Sahabatnya itu.
“pakailah pakaianmu dengan benar”Ucap Evita yang memasangkan Syalnya dileher Sania yang sekarang pakaiannya menunjukkan sesuatu yang tidak baik. Dulu mereka sering bersaing, baik dalam penampilan.
“Terimakasih”dengan wajah tersenyum menghiasi ruangan itu, Evita hanya memasang wajah datarnya karena dirinya hanya memandang seseorang didepannya sebagai gadis biasa yang datang meminta pertolongan namun dilubuk hatinya gadis itu tetap sahabatnya.
“hmm...maaf menganggu kalian, aku mau mengambil berkas kemarin.....Amelya, bisa kau berikan kepadaku?”Ucap Evita yang ingin mengakhiri percakapan itu. Amelya yang paham dengan kejadian itu langsung mengambil berkas yang disuruh dan langsung memberikannya ke Evita.
“lanjutkanlah pembahasan kalian, dan Amelya terimakasih”Ucap Evita yang keluar bersama dengan seketaris Sebastian yang mengiringinya.
*clek
Pintu itu pun tertutup dengan lembut oleh sebastian yang menghormati tamunya. Dan suasana yang tenang tadi kembali tegang, karena mereka mengerti situasi sekarang.
Sebagai seorang sahabat seharusnya Evita lebih banyak berbicara, namun perubahannya sekarang tidak membuat Sania benci, melainkan Ia senang bisa melihat Sahabatnya lagi.
“dia bekerja disini, Inul?”Tanya Sania setelah melihat sahabatnya itu keluar ruangan dengan jas yang begitu rapi.
“ah itu....”Belum sempat menjelaskannya, Sania Malah menganggap Evita adalah karyawan yang bekerja bersama mereka.
“tidak ku sangka dia ternyata kerja disini, sebagai karyawan bagaian apa?”Ucap Sania dengan percaya dirinya membuat Intari dan Amelya langsung keringat dingin karena bingung memberitahukan hal itu, apa lagi jika Evita tahu akan hal itu bukan kasusnya yang akan selesai Malah akan dibuat tambah runyam oleh Evita. Sama seperti kasus yang dilakukan klien dulu yang songgong didepan Evita hingga Evita yang bermuka datar itu pun membuat masalahnya makin runyam dan tidak bisa diselesaikan, bahkan sampai memohon didepan Evita agar bisa membantunya, sayangnya itu tidak berguna lagi untuk Evita yang sudah muak melihat kelakuan kliennya itu.
“jadi bagaimana..apakah kasusku bisa terselesaikan?” dengan wajah berseri karena melihat Sahabatnya membuat suasana menjadi sedikit lebih tenang dan bahagia.melupakan ucapannya tadi.
“ah iya...akan kami kabari jika kasusmu selesai kami pecahkan”
“terimakasih” Ucap Sania yang kemudian pamit untuk pulang dengan wajah yang bahagia.
Kepergian Sania membuat Amelya dan Intari serta Inul mengela nafas panjang.
“bagaimana kalian akan menyelesaikannya?”Tanya Inul.
“akan ku ajak Evita untuk ikut dalam kasus ini”Jelas Amelya yang ingin menyatukan tali persahabatan yang rengang itu, mungkin jika dibiarkan maka akan terputus dengan cepat.
“aku setuju Mel”Ucap Intari yang memahami apa yang dimaksud Amelya.
Inul yang mendengarkan hal itu tersenyum, karena ia merasa bahwa hubungan persahabatan Evita memang selalu menarik.
Intari dan Amelya melangkah menuju keruangan Evita yang kini tengah sibuk mengurus dokumen yang penting baginya sedangkan yang tidak penting ia serahkan keseketarisnya untuk diperiksa lebih lanjut.
*brak
Intari membuka pintu ruangan itu secara dadakan membuat Evita menatap tajam kearahnya.
“maaf heheh”Intari tahu bahwa tidak ada yang berani melakukan hal itu kecuali dirinya, dan dirinya selalu membuat Evita menahan amarah karena harus meladeni kelakukan Intari.
“ada apa?”Tanya Evita melihat kedua Sahabatnya itu datang dengan terburu-buru seperti mendapatkan kasus yang menarik.
“Mal!...ikutlah dengan kami, aku ingin kau juga membantu aku dan Indah menyelesaikan kasus Sania”
“kenapa?...bukannya kalian berdua sudah cukup untuk menyelesaikannya”
“eh...dia juga sahabatmu”
“tidak ada sangkut pautnya dengan persahabatanku, lebih baik kalian meminta bantuan dari Inul, itu sudah cukup dan paling kalian bisa menyelesaikannya lebih cepat”Ucap Evita yang kemudian beralih ke rak dokumen lalu mencari dokumen yang ia inginkan.
“Mal...apa kau takut menemui Reagel?” pekik Amelya yang memahami sahabatnya itu.
“maksudmu?”
“iya Mal..jangan-jangan kau suka lagi dengan Reagel?”Tambah Intari.
“Indah mulutmu itu sepertinya suka mengungkit hal yang tidak baik”
“biarin...kalau kau tidak menyelesaikan kasus ini, berarti kau memang tidak setuju sahabatmu itu menikah dengan cinta pertamamu yang kau buang itu”Jelas Intari yang langsung menyerahkan memonya dan pergi meninggalkan ruangan.
“benar Evi!..kalau begini kau memang masih mencintainya”Tambah Amelya yang kemudian menyusul Intari.
“haduh...kapan kalian dewasa sih...”Ucap Evita yang kemudian pasrah dengan paksaan dari Sahabat konyolnya itu, ia pun memeriksa memo Intari yang tertulis
Faktor permasalahan
-siapa yang mengirim bingkisan itu?
-apa maksud dari bingkisan itu?
-dan kenapa pekerjaannya menjadi lebih banyak dari sebelumnya?
-dan jarang bertemu dengan sania karena urusan pekerjaannya.
Evita yang memahami isi memo itu pun langsung membuka cctv ruangan kunjungan, dengan mendengar kisahnya, Evita langsung memahami siapa dan apa sebab hal itu terjadi.
“jadi ini alasan pernikahan kalian tertunda...terlalu mudah untung ditebak”Ucap Evita yang langsung mencoret bagian kertas memo dengan membulati bagian akhir dari catatan Intari
...-dan jarang bertemu dengan sania karena urusan pekerjaannya....
Setelah melakukan pengamatan,Evita pun pergi keruangan kantor Intari dan Amelya.
“kalian ada waktu bentar?”
“hmm”dengan ucapan yang sama mereka berdua pun mengikuti Evita tanpa mendengar alasannya. Karena mereka tahu bahwa sang pemimpin itu pasti sudah menemukan titik penyelesaian permasalahan dari sahabatnya itu.
“Indah..lihat sekarang dia membantu moga talinya cepat kembali erat”dengan kode mata Amelya seperti mengatakan hal itu kepada Intari yang mengangguk memahami tatapan yang diberikan.
Mereka bertiga duduk diruangan rapat khusus mereka, yang dimana hanya orang terpenting berada diruangan itu.
“baiklah...aku sudah menentukan siapa pelakunya”
“siapa?..apa maksudmu ada orang ketiga?”Ucap Amelya yang langsung tahu karena memang itu yang ia pikirkan.
“mungkin lebih tepatnya orang keempat”
“ehh...tapi kan seharusnya ketiga mal?”Tanya Intari.
“kau benar..namun pihak ketiga ini menyetujui pernikahannya, hanya saja ada pihak keempat yang tidak setuju”
“jadi bagaimana kita menyelesaikannya?”Tanya Amelya dengan menatap serius Evita.
“kalian selidiki siapa yang didepan orang ketiga itu”
“dengan?”Tanya Intari yang mulai memahami maksud Evita.
“kalian mata-matai Reagel yang bekerja diperusahaan dengan memperhatikan dia masuk dan keluar kerja itu saja dulu”
“jadi maksudmu, kami hanya perlu mengawasi ia masuk kerja apa tidak, dan pulang kerja itu saja?”Imbuh Amelya.
“benar..setelah itu kalian akan bertemu dengan orang ketiga itu”
“bagaimana ketemu dengan orang ke empat...”Intari yang tadinya ingin melanjutkan pertanyaannya menjadi terdiam karena sudah memahami apa yang dimaksud dengan Evita.
“kalau begitu akan kami selesaikan hari ini”Imbuh Amelya yang juga paham dengan masalah itu, hingga akhirnya mereka saling tersenyum.
Kepergian Amelya dan Intari membuat Evita kembali kewajah datarnya.“yeah semoga kalian cepat menemukannya”benak Evita.
...****************...
Jangan Lupa Like and Comment😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!