NovelToon NovelToon

BERBAGI RANJANG DENGAN ADIKKU

Bab .1.BERUBAH

senyum terukir di wajah cantik Vanesa, ketika semua teman temannya memuji kecantikan dirinya dan selalu mengatakan dirinya dan Rendra adalah pasangan yang serasi di mana kedua duanya berprofesi sama sama sebagai seorang Dokter meskipun Vanesa tergolong Dokter baru.

Pernikahan yang meriah dan sangat mewah berlangsung di kediaman Bapak Tulus Subagio yang mana beliau hanya memiliki dua putri, kebahagiaan jelas terpancar dari raut wajah sang mertua di mana mereka tidak malu malu .mengungkapkan keinginan nya yaitu ingin segera memiliki cucu.

yang mana keinginan dari mertua Vanesa selalu ditanggapi dengan senyuman, jujur Vanessa dan Rendra berencana untuk menunda kehamilannya karena Rendra belum siap untuk menjadi seorang Ayah dan hal itu mereka sepakati bersama, selain itu kesibukan keduanya yang sama sama menyita waktu, Rendra yang seorang Dokter ternama dimana karena keahlian nya yang cukup bagus di tambah dengan pewaris tunggal satu perusahaan yang mana tentu saja membuat Dokter muda Rendra memiliki kekayaan yang cukup bagus sehingga bisa dengan muda mendirikan satu Rumah sakit yang mana Langsung di bawah pimpinannya.

Pernikahan Vanesa dan Rendra yang sangat meriah, bagaikan Ratu dan Raja semalam Vanesa dan Rendra sangat di manjakan, Rendra juga hanya memiliki satu saudara laki-laki yang bernama shian.

Meskipun mereka berdua berbeda Ayah akan tetapi Rendra sangat menghormati kakaknya yang notabe berdarah campuran cina.

Dikisahkan sebelum Ibunda Rendra menikah dia sedang mengandung yang mana ayah dari bayi yang di kandung nya telah tiada akibat penyakit yang di deritanya, Ayah Rendra yang kala itu sedang bertugas di negara Tanpa sengaja bertemu dengan Ibu Maya singkat kata sang Ayah jatuh cinta meskipun keadaan dari ibu Maya kala itu sedang mengandung.

Karena ketulusan dari sang Ayah hingga mampu meluluhkan hati ibu Maya dan menerima lamaran dari sang Ayah. Kejadian pahit masih saja di terima ibu Maya dimana mertua ibu dan Ayah dari Almarhum suami tidak terima dan tidak mengijinkan shian di rawat bapak tiri karena tidak mau terjadi perselisihan dan pertengkaran dengan berat hati ibu maya merelakan bayinya di ambil ibu mertua, Ibu Maya boleh menjenguk dan melihat ataupun bermain dengan shian tapi dengan syarat datang sendiri dan tidak boleh membawa pergi shian.

Shian Tumbuh menjadi remaja yang sangat manja karena segala sesuatu yang dia inginkan selalu dapat terpenuhi kecuali kasih sayang seorang Ayah dan IBu.

Untuk itu di pesta pernikahan Rendra sang Adik Shian tidak datang, bukan karena tidak boleh tapi shian yang tidak terlalu menyukai Rendra merasa pernikahan Rendra tidak penting untuk dihadiri.

Begitu juga dengan Vanesa yang memiliki seorang adik perempuan, sang adik tidak bisa datang di acara pernikahan nya semua karena sang adik sibuk dengan kuliah dan study yang dijalaninya hanya ucapan selamat lewat telepon yang di berikan sang Adik.

Satu bulan sudah usia pernikahan Vanesa dan Rendra, mereka memilih tinggal di rumah yang di beli Rendra dari hasil kerja nya sendiri dengan satu pembantu yang selalu membatu Vanesa dalam mengerjakan pekerjaan rumah nya.

Pada awalnya Rendra mengizinkan Vanesa meniti karirnya yang juga sebagai seorang Dokter meskipun kala itu Vanesa masih bisa di bilang Dokter baru, tapi entah apa membuat Rendra mengambil keputusan sang Istri harus melepaskan karir barunya dan menggikuti dirinya bekerja di sebuah Rumah sakit milik nya yang baru di bangun dan meminta Vanesa untuk menjadi perawat di Rumah sakit pribadi nya, Vanesa tidak di ijinkan untuk menolak atau komplin dengan semua yang suaminya minta, karena itu adalah satu bentuk hukuman yang mana ketika Vanesa resmi menjadi Dokter pulang tidak tentu di tambah satu foto mesra Vanesa dengan para Dokter lain hal itu membuat darah Rendra mendidih dan marah ketika Vanesa menolak maka dia dihadapkan dengan dua pilihan berpisah atau mau menjadi

perawat di Rumah sakit nya dengan imbalan gaji yang setara dengan gaji dirinya sebagai seorang Dokter baru.

Bagi Rendra yang tidak hanya memiliki profesi sebagai Dokter tapi juga seorang pimpinan perusahaan yang baru di limpahkan kepada nya memberikan gaji yang setara dengan gaji Dokter baru tidak lah sulit, Rendra berlimpah uang, karena pada dasarnya Rendra putra satu-satunya meskipun dia memiliki saudara tiri, akan tetapi untuk hal gono gini harta kakak tiri Rendra tidak di beri hak untuk mendapatkan nya dan hal itu tidak bermasalah karena Kakak tiri Rendra juga orang yang tidak kekurangan uang bahkan kelayakan dari Rendra bisa di bilang hanya sepertiganya.

Demi cinta dan keutuhan Rumah Tangga akhinya Vanesa menerima semua yang di perintahkan Suaminya, bagi Vanesa tidak masalah asal uangnya tidak berubah karena Vanesa harus membiayai sekolah adiknya meskipun itu bukan tugasnya dan meskipun orang tua nya tidak meminta karena bagi Vanesa bisa membantu sedikit beban orang tua itu menyenangkan.

Sikap Rendra mulai terlihat membingungkan ketika pernikahan mereka sudah mulai memasuki bulan ke tiga dan selanjutnya indah dan manis hanya terasa dua bulan awal pernikahan saja.

"Mbok yem...apa semua sudah siap?"

"Sudah Bu...! semua peralatan yang dibutuhkan Pak Rendra sudah siap."

"Baiklah, trimakasih!

"Mas mbok Yem bilang semua sudah siap,"

"Iya, sayang! ini mas juga sudah mau berangkat."

Vanessa mengantar kepergian suaminya dari pintu setelah mobil suaminya pergi Vanessa kembali masuk kedalam dengan mempersiapkan diri untuk berangkat kerja akan tetapi tiba-tiba telepon rumah berbunyi.

Kring..... kring.. kring..!

bergegas Vanessa pergi keruang tamu dan mengangkat telepon.

"Halo...!"

"Hallo mbak Assalamualaikum."

"Walaikumsalam, ini Eva ya..!

"iya dong mbak, masak sama adik sendiri ngak kenal."

"Tumben telpon mbak ada apa?"

"Hehehe...itu mbak mau minta di kirimin uang jajan aku mau minta sama Ayah ngak enak hati karena Ayah baru kirim uang dua Minggu lalu sedangkan uang yang Ayah kirim sudah ludes, mbak tolong ya kirimin aku uang gini aja aku pinjem deh, soalnya aku butuh banget mbak coba minta sama siapa lagi kalau bukan sama mbak.

Vanesa menghela nafas panjang dan menghembuskan nya dengan kasar.

"Va...kamu harus bisa ngatur uang, jika begini terus berapapun yang kami kirim tidak akan pernah cukup.

"Mbak aku pinjem deh, masak tega lihat adik di perantauan gak pegang uang."

Vanesa mendenggus kesal, entah mengapa rasanya tidak ihklas jika harus ngurusin biaya adiknya, tiba-tiba pintu rumah di buka dan sang suami sudah berdiri di hadapannya.

"Mas kok balik lagi apa ada yang tertinggal?" tanya Vsnesa heran kenapa tiba-tiba suaminya datang.

"Siapa yang telpon sayang!"

"Bukan siapa siapa ini juga sudah selesai ngobrolnya," tanpa mengguncapkan apapun Vanesa langsung menutup telpon Eva yang menunggu, Dia semakin binggung karena tiba-tiba telpon di matikan.

"Tadi mas belum jawab ada apa kok balik lagi."

"Oh itu hp mas tertinggal."

"Oh kirain masih kangen dengan aku," goda Vanesa yang langsung membuat sang suami tersenyum dan menarik Vanesa masuk ke dalam kamar, tanpa menunggu Rendra langsung menyerbu bibir merah yang selalu menggoda nya.

Akiba dari pemanasan bibir Rendra mengeluh pada istrinya.

"Sayang kau menggodaku bagaimana ini, lihat adik kecilku jadi bangun," desis Rendra di sela sela cumbuannya.

"Trus bagaimana dong suruh bobo lagi deh adiknya, mas kan mau kerja."

"Ngak bisa sayang, kalau ngak di tidurkan lebih dulu."

"Maksud mas Rendra bagaimana?

"Begini ..!

Tanpa meminta persetujuan dari sang istri Rendra langsung menaikkan Rok sang Istri dan membuang sembarangan penutup segitiga yang menghalangi jalannya pertempuran.

Vanesa sedikit terkejut dengan ke brutalan sang suami yang tiba-tiba minta jatah tanpa tau waktu.

"Mas....jangan...!" Vanessa mencoba menutupi goa nya yang mulai terbuka.

"Aku sudah tidak tahan sayang."

"Mas.....mas... tunggu mas kan mau kerja jangan beginj nanti bisa terlambat.

"Lebih baik terlambat dari pada ngak dapat."ucap Rendra dengan senyum liciknya.

"tapi mas....Vsnesa belum selesai mengucapkan kata kata bibir nya sudah di bungkam dengan bibir Rendra dan kedua tangan Rendra sudah aktif bermain kesana kemari, Vanesa tak lagi bisa berkata apa apa selain mengeluarkan suara suara indah yang semakin mengoda.

Perlahan tapi pasti Rendra mulai menyuntik gerbang goa milik Vanesa tak berselang lama setelah seluruh jarum suntik itu masuk Rendra mulai melakukan gerakan senam naik turun dari ritme yang awalnya lambat ke tempo cepat dan semakin cepat yang menimbulkan suara gema indah dari bibir Vanesa, Rendra melakukan ritme cepat sedikit lama tapi kemudian dengan sedikit kasar Rendra menarik jarum suntik nya yang tadinya bersarang dalam goa.

Senyum licik Kembali terbit dari bibir Rendra, dia sangat suka mengoda dan membuat sang istri kelimpungan dengan hawa panas yang di berikan nya, sengaja Rendra melakukan itu entah mengapa apa kepuasan sendiri jika melihat istrinya tak bisa sampai mencapai puncak kenikmatan, Rendra yang seorang dokter selalu suka dengan kebersihan dan tidak suka jika ada kotor atau becek sehingga Rendra tak sekalipun membiarkan istrinya sampai keluar, karena hal itu menurutnya tidak enak untuk nya karena becek di tambah tidak ada niat untuk memiliki seorang anak untuk sementara waktu.

Ada sedikit kekecewaan yang terlihat dalam mata indah Vanesa ketiika jarum itu di tarik sebelum dia menikmati rasa yang indah.

"Apa sudah selesai mas! tanya Vanesa lesu antara masih belum merasa lega setelah di obrak abrik dan malu jika meminta di ulang lagi.

"Belum sayang sebentar ya..! Rendra turun dari Ranjang dan mengambil air minum sengaja Rendra menjeda waktu agar situasi panas dari sang istri redah dan benar setelah sepuluh menit Hawa panas sang istri yang mau ke titik puncak sudah redah dan di saat sudah reda dengan sangat egois Rendra kembali' menyuntik kan adik kecil nya ke goa Vanesa tak lupa Rendra menggunakan pengaman, Rendra mempercepat ritmenya dan sebelum sang istri ikut merasa akan ketitik puncak dan kekuar Rendra sudah mencapai puncak lebih dulu dan lagi lagi mrncabut suntiknya kemudian meninggalkan sang istri dengan kekecewaan.

Rendra tersenyum puas melihat kekecewaan di wajah sang istri, sebelum dia masuk ke dalam kamar mandi. Tiga puluh menit kemudian Rendra keluar.

"Sayang kau mandilah, biar segar trimakasih ya atas kenikmatan nya, kau juga puas kan sayang."

"Vanesa yang sebenarnya tidak puas terpaksa mengagguk dan mengiyakan jika dirinya juga sudah puas meskipun semua itu bohong.

Rendra mengecup lembut kening sang istri "Mandilah aku akan bersiap untuk berangkat."

"Baik, mas!"Vanesa masuk kedalam kamar mandi dengan kekecewaan yang terpendam.

Sementara Rendra yang bersiap untuk berangkat terganggu oleh suara telpon yang berasal dari ponsel istri nya, karena sang istri lagi mandi Rendra segera menggangkat telpon.

"Halo..!

"Ha-halo, mbak Vanesa apa ada?"tanya suara telpon yang tak lain adalah Eva sang adik, dia sangat terkejut ketika yang mengangkat telpon adalah suami kakaknya.

"Oh, Nesa lagi mandi ada apa ya?"

"Ngak ada apa apa kok mas, Nanti saya telpon lagi.'ucap Eva gugup.

"Hei .. Kenapa malu malu bicaralah nanti aku sampai kan,"

"A-aku butuh uang mas dan Aku..

Belum juga Eva melanjutkan ucapannya Rendra sudah memotong nya.

"Butuh uang berapa Nanti aku kirim."

"Yang benar mas!

"Tentu saja kamu kan adik dari istriku jadi kamu adikku juga katakan butuh berapa."

"Sepuluh juta mas!

"Ok, kirimkan alamat sama no rekening kamu Nanti aku kirim.

"Ini beneran kah mas!

"Iya."

"Trimakasih, ya mas!

"ya.'

Eva menutup telpon dengan hati berbunga-bunga sebentar lagi dia akan mendapatkan kiriman uang dari kakaknya.

Bab.2.SALAH TINGKAH

Kebahagiaan tiada tara terpancar dari wajah cantik Eva, karena sebentar lagi dia akan mendapatkan uang kiriman dari kakak iparnya, kesedihan dan kegelisahan karena kekurangan uang semua akan segera teratasi. Senyum manis tersungging dari bibir Eva.

"Beruntung aku memiliki kakak ipar yang baik hati dan pengertian,"desis Eva salam hati meskipun dia tak pernah sekalipun melihat wajah dari sang kakak ipar. Namun dia bisa membayangkan betapa kakaknya Vanesa sangat beruntung memiliki suami seperti itu jika sana seorang adik yang belum pernah dilihat nya saja sudah sangat baik apalagi sama kakaknya sudah pasti surga dunia yang akan kakaknya dapatkan.

"Wah ceria sekali kamu Va ada apa nih!"

"Coba tebak!"

"Apa, ya? aku ngak tau Va, kamu bahagia karena apa."

"Sini...! duduk sini, kamu kan tau kalau kakakku baru Nikah kan?

"ya aku tau trus apa hubungannya."

"Eih... tunggu dulu, jangan suka potong pembicaraan, aku belum selesai bicara."

"Ok.....ok... lnjut kan!"

"Begini aku kan telpon sama kakakku, ngak di angkat dan yang mengaggkat kakak iparku karena di tanya terus akhirnya aku cerita tujuan aku telpon kakak, aku lagi butuh uang dan kakak iparku bertanya berapa aku jawab sepuluh juta dan kau tau.....tanpa bicara apa apalagi kakak ipar ku langsung mengiyakan dan dia bilang secepatnya,"

"Wah, baik banget tuh kakak iparmu, kalau aku biro biro punya kakak ipar baik, dia mau menegurku saja aku sudah bersyukur, terkadang aku binggung dan kasian sama kakakku kok bisa bisanya mau di nikahi laki laki keras dan angkuh seperti itu, di rumah selalu bikin kesal karena sikap nya yang tak mrngaggap keluarga ku ini saudara."

Wah kalau begitu kakak dan keluarga ku sangat beruntung punya kakak ipar seperti dia."

"Bagaimana rencana besok, apa kamu jadi ikut atau tidak?"

"Sudah pasti lah ikut, kan ini kesempatan, lagi pula aku akan segera mendapatkan transferan uang."

"Cieee..... traktir aku dong jika uang kiriman nya sudah datang."

"Tenang saja, pasti itu." ucap Eva sambil tersenyum bahagia.

Di sisi lain Vanesa yang sudah selesai mandi dan sudah Menganti bajunya keluar kamar mencari keberadaan suaminya.

"Mas...! kamu dimana, mas.....!

"Non Nesa mencari Pak Rendra ya?"

"Iya, Bik! dimana Mas Rendra."

"Baru saja berangkat Non,"

"Oh jadi sudah berangkat kerja,"

"Iya, Non batu saja berangkat nya."

"Oh ya sudah Mbok Yem Kembali kerja saja ya."

Vanesa pergi mencari ponsel yang seingatnya di taruh di atas narkas.

"Di mana ponselku tadi kan ada disini, kok tidak ada " Gumam Vsnesa dalam hati.

Ketika pikiran nya sedang binggung mencari tiba-tiba terdengar bunyi telpon yang berasal dari ponselnya. Mata Indah Vanesa membulat seketika ketika bunyi suara dering ponsel itu berasal ruang tamu dan ternyata ponsel nya tergeletak di dekat TV.

"Kenapa bisa ada di sini!" dan ini siapa lagi yang telpon pakai nomor private.

" Halo....!

"Halo sayang ini Bunda, Nanti malam ajak suamimu makan malam di rumah ya, bunda lagi masak enak untuk kalian."

"Bunda .. kenapa repot repot segala, kami makan apapun asal itu masakan bunda pasti enak deh,"

"Ngak repot kok sayang, Nanti malam datang ya!

"Baik, Bunda! pasti kami datang, tapi kenapa bunda telpon pakai di private segala."

"Oh....itu!"bunda khawatir suami kamu yang angkat jadinya bunda private."

"Maksud nya mau buat kejutan buat mas Rendra ya Bun."

"Benar sekali, ya sudah bunda tutup dulu telpon nya ingat Nanti malam kalian datang untuk makan malam ya."

"Baik, Bun!"

Vanesa segera menutup telpon nya dan memasukkan ponsel hapenya ke dalam tas.

"Mbok..!

"Iya, Non!"

Dengan tergopoh-gopoh pembantu Vanesa langsung keluar, ketiika Mbok Yem sudah dekat Vanesa segera membuka pembicaraan.

"Mbok, Nanti malam aku dan mas Rendra tidak pulang makan, mbok masak untuk makan mbok sendiri saja."

"Oh, iya Non!

"Ya, sudah aku berangkat dulu ya mbok."

Vanesa segera menuruni anak tangga dan masuk ke dalam mobilnya. Vanesa dan Rendra sama sama bekerja sebagai Dokter meskipun dengan jabatan yang berbeda,Vanesa seorang perawat cantik di kantor tempat Rendra bekerja sebagai dokter dan mereka berdua menikah karena terlibat cilok, cinta lokasi karena sering, bertemu dan bersama akhirnya tumbuhlah cinta.

Vanesa datang dengan sedikit tergesa gesa menuju ruangan Dokter Rendra suaminya, tanpa menggetuk pintu Vanesa langsung membuka pintu, hal itu mengejutkan Rendra yang sedang sibuk dengan pekerjaan nya.

"Kalau mau masuk itu ketuk pintu dulu jangan asal masuk dan nylonong saja, ini kantor kamu harus bisa membedakan mana rumah mana kantor tempat bekerja." seru Rendra sedikit emosi tiba-tiba ruang kerjanya dibuka tanpa diketuk dulu pintunya.

"Maaf, mas! aku lupa, "

"Kalau lagi kerja jangan panggil Mas,kamu harus bisa bersikap bijak dan profesional."Vanesa menelan ludahnya dengan kasar ketiika suaminya menegur apa yang dilakukan nya.

"Maaf, mas!

"Ya, sudah lah cepat katakan ada apa? kenapa kau ke sini."

"Aku mau bilang Bunda meminta kita untuk makan malam di Rumah nya."

"Seperti nya aku tidak bisa Nis, kamu saja yang datang, aku sangat sibuk Nanti malam ada Acara yang tidak bisa di tunda sampein maaf ku ke bunda ya, kamu tidak apa apa kan sayang."

Vanesa menelan ludahnya dengan kasar ada secuil kekecewaan tapi mau bilang apalagi selain menerima.

"Gak papa kok Mas!ucap Vanesa dengan tersenyum kecut menahan kesedihan hatinnya.

"Trimakasih, atas pengertiannya sekarang kamu balik lagi ke tempat kerja mu aku juga mau cepat menyelesaikan pekerjaanku."

Vanesa mengagguk, kemudian melangkah pergi.

Menjelang Malam Vanesa sudah bersiap akan berangkat ke rumah Bunda meskipun tidak bersama dengan Rendra sang suami.

Jalanan terlihat macet Vanesa terpaksa harus sabar menunggu di tambah lagi dengan hujan yang tiba-tiba menguyur bumi. Satu jam kemudian Vanesa baru sampai di rumah sang Bunda.

Mendengar suara bel berbunyi seorang wanita cantik yang sudah berumur segera membuka kan pintu. Tidak menunggu lama pintu pun terbuka.

Senyum tersungging dari bibir wanita cantik paruh baya.

"Masuk, Nak! dengan senyum tertahan Vanesa pun masuk ke dalam Rumah, terlihat sang Bunda keluar pintu mata indahnya menegok ke kiri dan kanan kemudian kembali masuk ke dalam.

"Nesa...!dimana suamimu apa kamu tadi berangkat sendiri."

Dengan tersenyum kecut Vanesa menjawab.

"Iya, Bun! Mas Rendra lagi sibuk,"

"Oh, begitu tapi seharusnya Suami kamu itu mementingkan kamu dari pada pekerjaan nya."

"Sudahlah, Bunda! Mas Rendra lagi sibuk sekali jadi di maklumi saja Bun."

"Baiklah, ayo kita makan."ajak sang bunda dengan perasaan kecewa.

Disisi lain Rendra sedang sibuk menelepon satu Nomor yang sudah dia simpan di dalam ponsel nya.

"Kring.... Kring...Kring...!tak lama kemudian terdengar suara jawaban dari sebrang.

"Halo...!"ini siapa ya?"

"Halo..!ini benar Eva bukan."

"Benar, ini siapa ?"

"Aku, Rendra!

"Oh, Mas Rendra suami kak Nesa ya.'

"Iya, aku cuma mau tanya sudah masuk Belum uangnya."

"Oh, ya aku lupa mas, Besok aku cek!

"Sekarang saja, coba telpon ke bank apa sudah masuk uang yang ku kirim."

"Mas, kirimnya kan baru tadi bagaimana bisa masuk dengan cepat."

"Pakai kilat Sayang!"

"Deg...!Eva menelan ludahnya dengan kasar Panggilan Sayang dari sang kakak ipar kenapa tiba-tiba serasa membuat jantung nya bedegup kecang dan Senang.

"Va ...! Apa kau masih disitu."

"I-iya, Mas!

Terdengar suara Rendra tertawa.

"Ha-ha-ha....!Pasti kamu lagi mikirin ucapanku dan pasti pipi kamu bersemu merah itu dan pastinya bikin gemes, sudah jangan pikirkan ucapanku cepat kau telpon Bank jika sudah masuk kamu telpon aku, ok."

"I-,iya, Mas!

"Aku tutup dulu telponnya."

Setelah telpon di matikan Eva segera menelpon Bank dan menanyakan tentang pengiriman uang, Alangkah terkejut nya Eva ketiika pihak bank menggatakan sudah masuk, Eva merasa tak percaya tapi hatinya langsung berbunga bunga senang dan seperti yang di pesankan oleh Rendra jika uang nya sudah masuk Eva Harus telpon Rendra.

Setelah memencet Nomor telpon, dan tak lama kemudian terdengar suara dari sebrang.

"Bagaimana?"

"Iya, Mas sudah masuk, trimakasih."

"Va...!

"Ya, Mas!

"Aku kan belum pernah melihat mu kamu kan tidak datang di pesta pernikahan kakak mu jadi boleh kan kita Video Call saja.

"Tapi, Eva jelek, Mas, Eva malu."

"Sudahlah tidak apa-apa, mau ya Video call sama Mas."

"Iya, Mas!

Tidak menunggu lama Rendra merubah panggilan telpon nya dengan Video Call, Eva menelan ludahnya dengan kasar ketiika melihat sosok tinggi putih bersih dan sangat rupawan.

"Hei....Mana wajahmu jangan sembunyi."

Dengan malu malu EVa memperlihatkan dirinya. Cantik dan berisi, itulah Pandangan pertama Rendra ketiika melihat Eva, merasa d tatap Eva menunduk kan kepala nya yang entah mengapa menjadi salting melihat Wajah Rendra yang tampan.

"Nah, sekarang kita sudah tau satu sama lain jadi kalau ketemu di jalan aku bisa tau kalau kamu adiknya Nesa."

"Iya, Mas!

"Ya sudah aku tutup telpon dulu ya, kalau butuh apa apa telpon aku ok."

EVa yang terpesona dengan ketampanan Rendra tidak bisa berbuat apa-apa selain mengagguk, ludahnya begitu kelu melihat wajah yang ada di depannya.

Bab 3.EMOSI

Malam sudah sangat larut waktu sudah menunjukkan pukul 10 00 , akan tetapi sang istri belum juga pulang dan menampakan batang hidungnya, Rendra mondar-mandir sambil sesekali menatap ke bawah, Dia berharap mobil sang istrinya segera tiba di Rumah.

Dari pukul 10.00 hingga pukul sebelas malam sang istri belum juga pulang hal itu membuat Rendra semakin kesal dan garam.

"Awas saja kalau kau pulang Nanti," geram Rendra dalam hati yang mana lampu ruang tamu kini di padamkan dan dirinya duduk di sofa dalam suasana gelap.

Satu jam kemudian tepat pukul 12.00 malam terdengar suara langkah kaki memasuki Rumah, membuka pintu dengan perlahan lahan dan berjalan mengendap endap bagaikan seorang maling.

Perlahan lahan tangan halus itupun mulai membuka pintu kamar, Namun belum sampai tangan itu membuka pintu sebuah suara menghentikan langkah kakinya.

"Baru, pulang?"

Sontak saja wanita yang hendak membuka pintu kamar pun akhirnya menoleh.

"Mas Rendra, belum tidur."

"Aku bertanya belum kamu Jawab." tukas Rendra dengan suara tinggi sangat terlihat jelas jika dirinya sedang marah.

Vanesa menarik nafas panjang dan menghembuskan nya dengan perlahan, mencoba tetap tersenyum dengan segala perilaku dan tingkah dari suaminya yang beberapa bulan terakhir ini sangat jauh berbeda dengan saat saat pertama mereka menikah.

Rendra yang penyayang, Rendra yang begitu lembut kini berubah menjadi sosok laki-laki yang sangat dingin dan mudah marah.

"Iya, mas! tadi di jalan ada kemacetan."

Rendra bangkit dari tempat duduknya setelah menghidupkan lampu Yang ada di ruang tamu. Dengan langkah tegap Rendra menghampiri Vsnesa yang berdiri di depan pintu kamar.

Tatapan mata tajam Rendra begitu terlihat menakutkan, Vanesa tetap berusaha tenang meskipun hatinya sedikit bergetar dan gugup, terlebih tanpa sadar netra indah Vanesa sempat melihat tangan suaminya menggepal dengan kuat.

Vanesa menggigit bibir bawahnya ketika Rendra semakin dekat.

"Apa kau berkata dengan jujur.'

"Tentu saja, Mas, aku berkata jujur."

Rendra tersenyum miring sebelum tiba-tiba dia mencengkram rahang istrinya dengan kasar.

"Bicara yang jujur atau aku akan lebih bersikap tidak baik padamu."

"Mas, lepaskan sakit!

"Aku bilang bicara yang jujur."

"I-iya, Mas! aku sudah bicara jujur."

"Baiklah, kali ini aku mempercayaimu tapi jika aku mengetahui kamu berani bohong padaku, aku tidak segan segan akan memberimu pelajaran."ucap Rendra sambil melepaskan cengkraman tangannya.

Vanesa bernafas dengan lega.

"Aku pergi mandi dulu mas sudah malam ."

"Pergilah."

Didalam kamar mandi Vanesa menarik nafas panjang dan menghembuskan nya dengan kasar.

"Hampir saja, kenapa mas Rendra bisa securiga itu, dia sekarang benar benar aneh dan . menakutkan."desis Vanesa sambil menguyur tubunya dibawah shower, tiga puluh menit kemudian Vanesa sudah menyelesaikan ritual mandinya dan bergegas masuk ke dalam kamar, setelah Menganti baju kotor nya dengan baju tidur.

Ruangan kamar terlihat sepi Rendra tidak ada di dalam itu artinya Rendra masih berada di ruang tamu, Vsnesa berfikir mungkin Rendra lagi sibuk nonton TV.

Dengan santai dan dengan perasaan nyaman Vanesa segera menjatuhkan tubuhnya di atas Ranjang yang empuk.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu di buka.

"Kau sudah tidur."

"Belum, mas, tapi ini sudah ngantuk jadi aku tidur dulu ya mas."

"Tunggu....! badan ku terasa pegal semua tolong kamu pijit."

Vanesa mendelik tak percaya dengan apa yang suaminya inginkan.

"Ayo, kenapa diam saja!'

"Mas, sudah malam aku sudah mengantuk lagi pula aku tidak terlalu bisa memijit, mas besok pergi ke tukang pijit saja ya," tolak Vsnesa seraya merebahkan tubuhnya di atas Ranjang.

Rendra yang kesal dengan ulah sang istri langsung menarik nya dengan kasar, hingga menimbulkan jeritan kecil.

"Auuuw.... Mas, sakit."

"Kau mau membangkang perintahku?" Triak Rendra berapi-api, membuat Vanesa benar benar tercengang di buat nya.

"Mas sakit tau, kenapa kau marah marah begini, ini sudah malam besok aku harus masuk pagi, iya kalau Mas masuk sesuka hati boleh, sedangkan aku tidak bisa, aku hanya seorang perawat biasa yang harus melayani semua kebutuhan Dokter disana mengertilah mas."

"Oh, jadi itu alasan mu menolak bukanlah aku suamimu aku berhak meminta apapun darimu, layani aku malam ini juga."

"Mas,aku capek ini sudah sangat malam sudah pukul satu lebih mas, besok saja ya?" rengek Vanesa meminta agar suaminya mau mengerti.

"Apapun yang aku minta dan suruh kau harus mengerjakan tidak boleh ada kata penolakan bukankah kau menolak memijit, jadi layani aku saja itu lebih enak kan?"ucap Rendra seraya menarik dan merobek baju sang istri dengan kasar.

Membuat Vanesa menjerit kecil, karena terkejut juga sakit.

Vanesa tidak pernah bermimpi jika Dokter Tampan yang menikahinya yang dulunya sangat lembut penuh cinta pengertian dan penuh kasih kini bagaikan seorang preman jalanan yang sangat brutal.

Seluruh tubuh Vanesa terasa remuk lebih lebih Rendra tidak memberikan kesempatan untuk beristirahat meskipun hanya sepuluh menit, Rendra melakukan aksinya dengan sangat kasar bahkan sensitif milik Vanesa belum sempat basah masih kering bagaikan pohon yang tak pernah di siram sudah harus berkali-kali mendapatkan suntikan benda tumpul yang keras milik suaminya.

Rendra semakin liar dan brutal dengan aski Ranjang nya sedangkan Vanesa hanya bisa meringis menahan sakit, tidak ada kenikmatan sedikit pun yang dirasakan nya selain sakit dan sakit.

Entah sudah berapa kali Rendra melakukan nya, Vanesa seakan tak ingat apapun karena dia pingsan.

Sementara Rendra tersenyum puas melihat istrinya tak berdaya. Dengan cepat malam itu juga Rendra membersihkan dirinya didalam kamar mandi, kemudian menatap wajahnya pada dinding cermin.

"Kau yang membuat luka di hatiku maka terimalah semua hukumanmu jangan lagi kau pernah bermimpi hidup dengan ku hari harimu akan bahagia, kau akan menderita sama seperti hatiku yang sudah kau buat hancur dan menderita, aku tidak pernah menyangka jika kau ternyata wanita ***. *** yang tak lebih dari wanita wanita malam lainnya.

"Aaaaaraaaangh... !" pyar! kaca di dalam kamar mandi hancur akibat pukulan tangan Rendra.

Vanesa yang kala itu tersadar dari pingsan nya terbangun dengan tertatih tatih ke arah kamar mandi dimana dia mendengar suara benda keras jatuh.

Perlahan-lahan Vanesa membuka pintu kamar dan terlihat lah tangan Rendra yang berdarah dan kaca yang sudah tak berbentuk.

"Mas ..! kamu kenapa ayo aku obati lukamu."tawar Vanesa lembut.

Rendra yang tadinya sudah tenang melihat wajah cantik istrinya kembali bayang bayang menyakitkan menari nari di atas kepala nya membuat Akal Rendra tesulut emosi dan kembali' akal Rendra konslet.

"Kau sudah sadar rupanya, ayo!"

Rendra langsung menarik tangan istri nya dan dengan kasar langsung mengendorg dan melemparkannya di atas Ranjang, membuat Vanesa binggung dan Kembali ketakutan, terlebih Rendra pun mulai merangkak naik ke atas Ranjang.

"Mas ..!" kau mau ap-apa?"

"Kira bercinta lagi, puaskan aku."

"Kan sudah mas, kan....baru saja kita melakukan nya."

"Diam, kau....! apa kau pikir aku gila bercinta dengan orang pingsan."

"Kan sebelum pingsan sudah mas."

"Kau pikir tiga kali itu sudah memuaskan ku, kerjakan saja apa yang ku minta, awas jika kau pingsan lagi aku akan terus menunggu dan meminta sampai aku merasakan puas, kau mengerti.'

"I-iya!"

"Layani aku dengan benar,'

"I-iya..!"

Karena tidak mau mendapatkan pukulan dan terus terusan di mintai jatah akhirnya Vsnesa berusaha menikmati meskipun suaminya menyetuh dengan kasar.

Melihat Vanesa yang terlihat pasrah dan berusaha menerima setiap ulahnya yang brutal tiba-tiba hati Rendra sedikit luluh, permainan kasarnya perlahan lahan berubah menjadi sangat lembut dan memabukkan membuat Vsnesa sedikit demi sedikit menikmati nya hingga terdengar suara desa han yang indah hingga kedua nya mencapai puncak bersama sama.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!