Garis Yang Bertabrakan
Pertemuan
Terdengar bunyi ponsel berdering. Ada satu pesan masuk.
Mas Budi
Jina, kita akan berangkat pukul 4 sore ini. Jangan telat, kalau kamu telat kami tinggal. Kita bertemu di pintu keberangkatan 4.
Jina masih tertidur. Terlihat kamarnya sangat berantakan. Padahal ia akan pergi ke korea sore ini. Tiap Tahunnya ia akan pergi. Alasannya kali ini bukan untuk wisata lagi tapi hanya untuk bertemu pujaan hatinya.
Jina
Astaga aku ketiduran. Ini karena ngerjain deadline dari pak Hadi semalam. Sial. Mas Budi bilang aku gak boleh telat, mati aku. setengah jam lagi
Jina baru bisa tidur setelah menyelesaikan pekerjaannya pada jam 10 pagi tadi. Pantas saja sudah sore dia baru bangun.
Jina
Aku harus buru-buru. Untung aku sudah packing.
Jina langsung menghambur ke kamar mandi.
Ia harus menaiki taksi dan sampai dalam waktu 10 menit ke Bandara.
Pas banget ada taksi yang menunggu di depan apartemennya.
Tanpa pikir panjang Jina langsung masuk.
Mereka masuk kedalam taksi yang sama.
Langit
Peduli apa aku? Sana keluar, aku yang pesan taksi ini duluan.
Jina
Aku mohon. Aku akan ditinggal jika tidak sampai tepat waktu.
Sopir Taksi
Anda berdua mau ke Bandara, kan? Yasudah saya antar saja sekalian.
Langit
Tidak bisa begitu dong pak. Kan saya yang pesan taksi bapak.
Jina tersenyum pada sopir taksi.
Sopir Taksi
Anda tidak kasihan dengan nona cantik ini, Mas?
lagipula kan tujuan kalian sama.
Jina
Ayo cepat jalan, Pak.
Mereka langsung menuju Bandara.
Dikarena tadi terburu-buru, Jina tidak sempat memasang riasan di wajahnya.
Jina langsung berlari menuju pintu keberangkatan 4
Langit
Dasar perempuan tak tahu malu. Udah numpang gak terimakasih lagi. Harusnya dia yang bayar ongkos taksi
Sopir Taksi
kan masnya udah bayar waktu dipesan tadi.
Langit
Makanya itu pak, saya jadi rugi.
Sopir Taksi
Gak apa-apa mas, berbagi itu indah.
Tapi dihentikan oleh sopir taksi
Sopir Taksi
mas, ini ponsel nya tertinggal
Langit memeriksa ponsel tersebut.
Ponsel dengan case kelap-kelip itu mana mungkin punya dia
Langit
Bukan punya saya,, pak..
Langit
Punya perempuan tadi itu.
Itu memang punya Jina. Tak sengaja tertinggal. Ia menjatuhkannya saat setelah memasang riasan tadi. Ia mengira sudah memasukkannya kedalam tas. Tapi sayangnya ia hanya memasukkannya secara asal.
Sopir Taksi
Mas tolong kembalikan saja ke mbaknya tadi
Sopir itu memaksa menyerahkannya pada Langit
Langit mengambilnya dan memasukkannya kedalam saku jasnya
Langit
Kalau ketemu aku kembalikan. Kalau gak aku gak peduli
Langit
Urusan aku ga urusi dia..
Dimas
Menurut Informasi Sarah membuka toko pakaian di Dongdaemun, Semoga kamu bisa segera berjumpa dengan dia.
Dimas
Aku sudah pesan kan tiketnya, kamu tinggal berkumpul dan ketemu tour guide nya di pintu keberangkatan 4.
Dimas adalah sahabat sekaligus sekretaris Langit di Perusahaan
Langit menyuruh Dimas untuk mencari keberadaan Sarah.
Ia harus menyelesaikan masalahnya dengan Sarah
Sarah pergi begitu saja meninggalkannya tanpa sepatah kata pun
Padahal ia sangat mencintai Sarah
Ia harus bertemu dengan Sarah untuk meminta penjelasannya
Ia akan terima ditinggalkan dengan alasan yang pantas
Jina
Aku ga telat kan mas?
Mas Budi
Semenit lagi kamu bakal telat
Jina
Maaf deh, ga ulangi lagi
Mas Budi
Mana mungkin kamu gak pernah telat, Jina...
kamu kan ratunya telat
Jina
Ayo tunggu apalagi.. Mari kita berangkat!! Yang lain udah pada kumpul kan?
Mas Budi
Yang lain sudah ada didalam. Tapi masih ada satu orang lagi yang belum datang.
Jina
Oh ternyata aku bukan yang terakhir. Syukurlah
Jina langsung bergabung dengan yang lainnya
Langit tiba di pintu keberangkatan 4
Langit
Benar, anda tour guide nya?
Mas Budi
Iya mas. Mari ikuti saya, tamu-tamu yang lain sudah menunggu didalam.
Langit
yang lain? Bukankah saya sendiri saja? kan saya pesan tour pribadi
Mas Budi
Tidak mas. Silahkan periksa kembali itenary nya. Mas langit ikut tour kelompok
Terpaksa Langit mengikuti Budi
Langit mengirim pesan pada Dimas
Langit
Gw suruh lu pesan tour pribadi kampret, kenapa jadinya kelompok?
Dimas
maaf, nj!r. Cuma itu yang ada. Lu bilang lu harus buru-buru. yaudah gw pesan aja apa yang ada dan berangkatnya cepat.
Mas Budi
Semuanya sudah berkumpul. Sekarang ayo kita berangkat dan naik ke dalam pesawat
Langit Melihat Jina berada dalam rombongan itu. Ia hanya melihat sekilas dan tak peduli
Langit lupa memberikan ponsel Jina
Saat di pesawat Langit dan Jina duduk di bangku yang bersebelahan
Jina
hai.. Kita berjumpa lagi. Kau juga ke korea? ngapain? liburan yah? jalan-jalan yah?
Jina
Aku bisa membantumu menjawab semua hal tentang korea. Ini kali ketiganya aku kemari. Jadi aku sudah hafal.
Jina
orang mau baik malah ditolak
Jina
Oya lupa. Makasih ya atas tumpangan yang tadi
Jina
Ke Korea mau ngapain sih? jarang-jarang lo ada cowok mau pergi ke korea. Perginya juga sendiri lagi, Di tambah lagi cowok kaku kayak kamu
Ada Pesan masuk dari ponsel mereka.
Jina mendengar ponselnya berdering.
Tapi ia tak bisa menemukannya dalam tasnya.
Jina
Aku mendengarnya berbunyi?
Jina mengeluarkan semua isi tas nya
Langit terganggu dengan yang dilakukan Jina
Jina
Ponselku tidak ada! Bagaimana ini?
Jina
Tapi aku mendengar bunyinya
Jina
Hei, kamu liat ponselku tidak?
Jina mulai panik. Ponselnya sangat penting baginya.
Jina mulai mencolek Langit sebab langit tak membantunya
Jina
Hei es batu, kau lihat ponselku tidak?
warnanya pink ada kelap-kelipnya.. Aku tidak bisa menemukannya.. Kau lihat tidak?
Langit teringat ponsel yang diberikan sopir taksi tadi padanya
Jina langsung mengambilnya
Jina
Kenapa ga kasih dari tadi sih?
Jina
Kamu sengaja ya? kalau mau minta no hp ku tinggal sebut aja, ga perlu ngambil ponsel segala
Langit
dasar perempuan ga tahu terimakasih
Langit
ponselmu itu tadi tertinggal di taksi
Langit
makanya kalau di taksi itu duduk manis, bukannya pake bedak sama gincu kayak badut
Langit
Siapa juga yang mau no hp mu
Jina
Apa benar aku menjatuhkannya?
Jina
Aku tahu ya caranya berterimakasih
Jina
Tinggal diucapkan.. Terimakasih... Terimakasih sudah mengembalikan ponselku
Jina
aku kan harus keliatan cantik mau ketemu sungjin-oppa. makanya aku pake riasan. ini namanya lipstik bukan gincu. Gincu? bahasa tahun berapa itu? kuno banget
Jina memperlihatkan lipstik pada Langit yang dikira langit adalah gincu
Jina memeriksa pesan yang masuk
Itu pesan grup yang dikirim oleh Budi
Mas Budi
Wisatawan semuanya, saya harap bantuannya untuk dapat bekerjasama dengan baik dalam perjalanan kita kali ini. Tolong pastikan teman sebelah anda selalu berada didekat anda agar kita semua tetap bersama dan tidak ada yang tersesat. Saya mohon bantuannya.
Jina
Astaga kenapa aku harus sebelahan sama es batu ini. Malas banget jagain manusia kaku begini
Jina
Periksa tu pesan yang masuk
Ketiduran
Butuh waktu lebih kurang 7 jam penerbangan baru mereka sampai di korea
Semoga saja mereka sampai sebelum tengah malam
Jina
Punya teman sebelah bukan lagi kayak manusia
Jina
Ga bisa diajak ngobrol. Kan seru kalau teman sebelah punya ketertarikan yang sama akan korea. Bisa ngabisin waktu buat cerita-cerita tentang korea. Cerita tentang budayanya kah, idolnya kah apa ajalah pokoknya..
Jina
Sekalian aku bisa pamer kalo aku sudah tau semua dan bisa bahasanya juga
Jina
tapi kenyataan yang ada aku malah duduk sebelah manusia macam dia
Jina
mana ada manusia sebagai makhluk sosial yang seperti dia
Jina
Melihat perempuan cantik disebelahnya saja dia tak tertarik
Jina
Dia hanya seperti sebongkah es batu
Jina
Ya Tuhan,, Aku gabut sekali
Langit dari tadi hanya menatap layar tabletnya
Ia memeriksa pekerjaannya
Sebagai direktur RLI (Red Line Investmen) Ia takkan membuang percuma waktunya begitu saja seperti saat ini
Jina
Apa sih yang dia lihat?
Jina melirik layar tablet Langit yang tampak hanya grafik-grafik yang ia tak mengerti
Jina
Masih bisanya mengerjakaan pekerjaan dalam kondisi seperti ini
Jina
Pergi liburan kok bawa-bawa perkerjaan
Langit
Gabut aja sendiri ga usah ngajak-ngajak
Jina
Masa iya kamu pergi liburan masih ngerjain pekerjaan,
Langit
Aku bukan pergi untuk liburan
Langit
Ga usah kepo, Bukan urusan mu
Langit tidak merespon. Dia tidak peduli dikatai begitu oleh Jina
Tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh Jina selain tidur.
Ia tertidur dan kepalanya menempel di bahu Langit tanpa sengaja
Langit tentu merasa risih dan terganggu
Langit
Ganggu aja sih ni cewek
Langit mendorong kepala Jina dengan jarinya ke arah jendela
Tanpa sengaja kepala Jina malah membentur jendela
Bukannya terbangun Jina malah tidur makin pulas
Langit telah selesai dengan pekerjaannya
Sementara masih ada waktu tiga jam lagi hingga sampai
Langit pun ikutan tertidur
Sebelum tertidur, Langit sempat memperhatikan Jina.
Langit
eh ngomong apaan.. gw kemari kan mau ketemu Sarah.
Kini kepala Jina kembali menempel di bahu Langit
Sementara kepala Langit menempel di atas kepala Jina
Mereka sangat dekat seperti pasangan kekasih yang baru menikah
Setiap penumpang yang lewat akan menatap dan merasa iri melihat kedekatan mereka
Mas Budi
Bakal tercipta pasangan baru setelah perjalanan ini. Mereka terlihat sangat cocok. wkwkwkwk
Mas Budi
Tapi, bukankah Jina kembali ke Korea untuk bertemu Sungjin?
Dia kan sangat menggilai Sungjin.
Budi baru keluar dari toilet dan mendapati pemandangan kedekatan Jina dengan Langit
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan Budi mengambil foto mereka yang tertidur. Siapa tahu ia bisa gunakan ini nanti untuk menggoda Jina. Budi memang sangat dekat dengan Jina hingga ia sering bercanda dan mengerjai Jina
Sungjin adalah translator asal korea yang juga merupakan agen dari kantor perjalanan yang sama dengan Budi.
Jina sudah bertemu dengan Sungjin dua kali berturut-turut setiap kali ia ke Korea.
Bisa juga dikatakan Jina adalah Pelanggan tetap agen perjalanan ini
Makanya Budi sangat mengenal Jina
Jina juga sangat menyukai Sungjin
Alasannya kembali ke Korea untuk ketiga kalinya adalah kali ini ia akan mengungkapkan perasaannya pada Sungjin
Di Korea, perempuan yang menyatakan perasaannya terlebih dahulu itu sudah dianggap biasa
Makanya Jina akan memberanikan diri untuk mengatakan perasaannya pada Sungjin
Selamat Datang di Korea
10 menit lagi mereka akan mendarat di Bandara Incheon, Korea Selatan
Jina terlebih dahulu bangun
Ia merasakan kepalanya berat
Kepala mereka saling berbenturan
Langit
Lahh aku yang nanya harusnya,
Langit
seenaknya aja nyandar di bahu orang
Jina
Tapi kamu juga menikmatinya
Mereka sudah mendarat dan turun satu per satu
Langit
Periksa lagi barangmu, ntar ada lagi yang tinggal
Mas Budi
Selamat datang di Koreaa...
Mas Budi
Negeri berjuta pesona,
Mas Budi
Kita akan langsung menuju penginapan. Harap semuanya tetap bersama dan periksa kembali barangnya.
Jina
Mas Budi, Sungjin-oppa mana?
Jina
Bukankah dia harusnya menyambut kita?
Mas Budi
kamu sudah sangat merindukannya?
Langit menatap penasaran, seperti apa tampang Sungjin.
Mas Budi
Kamu harus tahan rindu kamu deh, ji.. Sungjin besok pagi baru datang menyambut kita
Mas Budi
ga usah kecewa, kan udah ada cowok tampan lagi disamping kamu. Gantiin Sungjin sementara
Mas Budi
kalau kamu ditolak Sungjin.. kamu masih punya cadangannya
Mas Budi
Pinter banget ya kamu menarik pria tampan. Untung aku ga tampan" amat, jadi aku ga tertarik sm kamu hahahahah
Jina
apaan sih mas budi, resek ih :((
Mas Budi
mas langit, selamat datang di korea...
ga usah cemas mas, mas langit dapat partner seperti Jina. Jadi mas langit aman. Jina mah dah hapal banget. Negeri ini mungkin bisa dikatakan rumah kedua baginya
Mas Budi
Jadi mas langit jangan jauh-jauh dari Jina biar ga tersesat
Jina
Dia emang dingin kayak es batu
Jina
Kenapa sih pake di pasang-pasangin? Bukannya kita tour kelompok? Biasanya juga ga gini..
Mas Budi
Biar gampang tournya Jina, kalau kelompok itu susah ngaturnya...
Mas Budi
Bukannya kamu senang dapat partner ganteng gitu?
Jina
Ganteng jidatku... Bongkahan es gitu dibilang ganteng
Mas Budi
Ayo kita berangkat ke penginapan
Mereka dijemput oleh bus pariwisata dan menuju tempat penginapan
Sesampainya di tempat penginapan
Semua orang sudah mendapat kunci kamarnya masing-masing
Mas Budi
Untuk makan malam nanti akan diantar ke kamar masing-masing
Mas Budi
Untuk pilihan menu akan dikirim lewat pesan grup. Harap cek pesannya. Terimakasih. Selamat Beristirahat.
Semua menuju kamar masing-masing
Jina dan Langit berjalan kearah yang sama
Jina
Kamu kamar no berapa?
Tak ada jawaban dari langit
Jina
emang dasar es batu, orang nanya ga dijawab
Mereka sama-sama keluar dari lift
Langit mendahuluinya dan masuk ke kamar 304
Jina
Lah dia sebelahan sama aku?
Jina masuk dan langsung merebahkan tubuhnya ke tempat tidur
Jina
Kalau aku mandi? terdengar tidak ya sampai ke sebelah?
Terdengar suara guyuran air. Langit sedang mandi di kamarnya
Jina
Suara air.. jangan-jangan dia lagi mandi
Jina
Berarti terdengar dong sampe sebelah aku ngapain disini
Jina
Aku harus mandi juga sekarang, kalau aku mandinya nanti, terus terdengar sama dia,, bisa-bisa dia mikir aneh-aneh
Jina langsung menghambur ke kamar mandi
Ia biasanya mandi sangat lama, karena pikirannya aneh-aneh. Ia mempercepat saja mandinya.
Pesan masuk di ponsel mereka
Mas Budi
Silahkan pilih menu untuk makan malam:
1. Jjajangmyeon
2. Jamppong
3. Bulgogi
4. Kimchi jiggae
5. Bibimbap
Respon ditunggu sampe 15 menit
Jina memeriksa pesan yang masuk
Sudah 10 menit sejak pesan masuk
Langit masih belum merespon
Mas Budi
Mas langit mau makan malam apa?
Jina
Apa dia tidak makan malam?
Jina
Tapi tadi dia juga tidak makan di pesawat
Jina mengetuk-ngetuk dinding kamar Langit
Suaranya terdengar sampai ke kamar Langit
Jina
Heii es batu? kamu di tanyain tu di grup mau makan apa tidak?
Jina
Nih anak masih idup ga sih?
Jina mendekatkan telinganya di dinding
Tidak ada suara apapun terdengar
Jina akhirnya memutuskan masuk lewat pintu kamar Langit
Sudah tiga kali ketukan dan Jina sudah memanggil-manggil tapi tetap tidak ada respon
Jina makin keras mengetuk
Tadi Langit sedang sibuk berusaha menghubungi no Sarah lewat telpon hotel karena jika lewat ponselnya pasti Sarah enggan mengangkatnya.
Langit muncul dari balik pintu dengan pakaian mandinya. Ia sudah merasa terganggu dengan suara ketukan
Dia masih belum menggantinya dengan piyama
Jina
Ga liat pesan masuk? Mas Budi kan dah bilang buat liatin pesan grup. Orang mau pesan menu buat makan malam
Langit masuk dan memeriksa ponselnya
Karena pintu terbuka, Jina nyelonong aja masuk ke kamar Langit
Jina
Pintunya terbuka ya aku pikir aku disuruh masuk
Jina
Kamu udah putuskan mau makan apa?
Jina
atau kamu mau aku jelasin apa aja menunya? Aku pikir kamu tidak tahu makanan yang ditulis itu sejenis apa?
Makanya kamu ga balas, kan?... Aku saranin makan Bibimbap aja itu pake nasi.. Enak loh, kalo aku sih maunya makan jamppong lagi kepengen mie
Jina
Laah... Kenapa tiap orang mau baik malah ditolak
Langit
Atau kau sengaja mengikutiku?
Langit
Mau tidur bersama disini?
Langit membalas pesan Budi
Siapa bilang Langit tidak tahu sejenis apa makanan yang ditulis tersebut
Ia sudah pernah memakannya saat di Jakarta bersama Sarah
Langit
Bulgogi juga pake nasi, aku lagi kepengen makan daging. Apaan bibimbap cuma banyakan sayuran. Dasar
Sarah juga fansgirl Korea. Jadi Waktu mereka masih bersama Sarah juga sering memaksa Langit ikut makan makanan korea.
Langit tahu sedikit tentang Korea melalui Sarah. Tapi untuk ke negaranya langsung. Baru kali ini, itupun untuk mencari keberadaan Sarah bukan untuk bersenang-senang.
Jina
Duduk bareng dia aja aku ogah lama-lama... apalagi tidur bersama dia.. dasar cowok omes(otak mesum)
Jina
Kenapa aku dapat partner dia?
Jina
Dikutuk karena apa aku ini?
Jina
Untung besok ketemu Sungjin-oppa
Jina
Semoga aku bisa berdua-duaan sama Sungjin-oppa
Jina
Bodo amatlah sama es batu itu
Langit kembali berusaha menghubungi no Sarah
Hanya jawaban dari operator yang mengatakan kalau no yang ia tuju tidak dapat dihubungi
Langit
Apa Sarah sengaja menghindar dan mengganti no ponselnya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!