NovelToon NovelToon

TERJERAT GAIRAH SANG CEO

BAB 1. HARI PENTING

Jam 11.25 siang Deandra Ailsie tiba di Universitas X setelah paginya dia mengikuti dua interview kerja. Di kampus ini, dia mengenyam pendidikan sebagai mahasiswi fakultas ekonomi. Dua bulan lalu dia di wisuda dengan predikat cumlaude. Hari ini dia datang  untuk mengembalikan buku yang dipinjam dari perpustakaan.

“Rosa dimana sih? Katanya mau ketemuan disini.” Deandra sembari melemparkan pandangan mencari sahabat masa kuliah. ‘Hmmmm sepertinya dia belum sampai, aku balikin buku dulu deh ke perpustakaan’. Rosalina Putri biasa dipanggil Rose adalah sahabat Deandra sejak sekolah menengah.

Tepat didepan pintu masuk perpustakaan, “Deandra! Tunggu.” Rosa setengah berlari ngos-ngosan mendekati Deandra. “Maaf ya aku telat, soalnya macet banget.”

“Ya, gak apa apa, lagian aku juga baru sampai koq.” jawab Deandra.

“Eh...by the way gimana hasil interview kerjamu tadi pagi?”tanya Rosa penasaran.

“Aku diterima kerja! Bagian business development” sahut Deandra dengan wajah berbinar.

“Wah hebat! Congrats ya.” Rosa memeluk

“Udah buruan gih balikin bukunya, aku lapar.” Rosa sembari memanyunkan mulutnya. Deandra tersenyum melihat tingkah lucu Rosa. “Ya udah tunggu bentar ya.” melangkah masuk kedalam perpustakaan.

“Hi, deandra. Apa kabar? Tumben kesini?” tanya Bu Yani petugas perpustakaan.

“Iya bu. Saya kabarnya baik. Ini mau balikin buku.” menyerahkan tiga buku pada Bu Yani. Setelah urusannya selesai, Deandra melangkah keluar dari perpustakaan menemui Rosa yang setia menunggu dipintu depan ruangan.

“Rosa, mau makan dimana? Jam 2 loe ada interview kerja lho.”

“Makan bakso setan tujuh turunan yuk, tuh yang di seberang jalan.” Rosa mengandeng tangan Deandra melangkah meninggalkan gedung kampus biru penuh cinta.

“Loe koq doyan makan bakso setan tujuh turunan sih? Mang gak takut berubah wujud” Deandra terkekeh

“Engak. Kita kan malaikat cantik, gitu makan bakso setan tujuh turunan….blassss semua setan ludes deh.” cerocos Rosa asal. Yah, itulah Rosa dengan tingkah lucu dan bicara suka asal bikin suasana selalu ramai.

“Asal entar gak ngeluarin bau setan aja dari bawah,” seloroh Deandra.

“Hahahaha…....” tawa mereka pecah. Saking asyiknya becanda sampai lupa melirik kanan kiri saat nyebrang jalan. Ciiittttttttt……...suara menderit sebuah mobil yang tiba-tiba mengerem membuat kedua gadis itu kaget dengan mulut menganga sambil memegang dada. Untung jantungnya gak copot lompat-lompat dijalan raya.

“Heiiiii…..orang kaya hati-hati donk kalau nyetir!” teriak Rosa sambil melotot kearah mobil maybach hitam. Weleh….sudah salah malah marah, sapa suruh jalan gak liat-liat. Pake acara ketawa kencang ditengah jalan pula, untung tuh badan gak terbang kayak setan gara-gara ketabrak mobil mewah.

“Udah ahhh...’ Deandra menarik lengan Rosa sebelum urusan makin runyam. Kedua gadis itu masuk kewarung bakso di seberang jalan. Sementara didalam mobil, pas saat kejadian itu seorang pria berperawakan tinggi, wajah tampan paripurna, tatapan tajam bak iblis pencabut nyawa terlihat kesal karena supirnya tiba-tiba menginjak rem.

“Ada apa Frans?” tanyanya pada asisten pribadinya.

“Itu tuan, tadi ada cewek nyebrang jalan tiba-tiba.” jawab Frans.

Si pria berkacamata hitam itupun melirik keluar, dia melihat wajah cantik nan manis milik Deandra, rambut panjangnya tertiup angin menampakkan leher jenjang mulusnya. Dia kembali fokus pada ponselnya melihat chat dan email yang masuk.

“Cepat jalan, kita ada meeting penting.”kata pria itu cuek.

Mobil maybach hitam itupun melaju dengan kecepatan sedang menuju sebuah gedung perkantoran mewah dipusat kota. Gedung Ceyhan Corporation menjulang tinggi membelah langit kota, pria itu bernama Verrel Aditya Ceyhan putra sekaligus ahli waris dari keluarga Ceyhan yang terkenal tajir melintir, masuk daftar majalah bisnis sebagai orang terkaya se Asia. Bukan cuma itu, Verrel juga dikenal kejam dan sadis serta doyan main perempuan.

Sementara ditempat lain, tepatnya di warung bakso. Kedua gadis tadi melahap bakso sambil mengelap peluh yang bercucuran akibat kepedasan. Bibir mereka bengkak kayak digigit tawon...he he he muka merona merah persis kayak abis kena damprat mertua. Rose meneguk es jeruk sampai habis. “Huffff…..kenyang banget”ucapnya sembari mengelus perut. “Wah….baru terlihat indahnya dunia.” racaunya.

“Gila loe ya Rosa, naruh saus cabenya banyak gitu. Entar sakit perut baru tau, awas ya kalau sampai loe bikin kacau entar.” Deandra menatap heran sahabatnya yang doyan makan pedas level berlapis itu. Padahal Rosa ada interview kerja jam 2 siang.

“Udah yuk, mending loe pergi sekarang entar telat. Mendingan  sampai disana awal jadi bisa siap-siap.” ajak Deandra.

Setelah membayar makanan, mereka menaiki taksi online yang sudah dipesan terlebih dahulu. Siang ini jalanan tidak macet, sehingga mereka sampai disebuah gedung perkantoran tepat jam1.10 siang, masih banyak waktu untuk persiapkan diri.

Rosa dan Deandra melangkah penuh percaya diri dengan senyum manis, menyapa sekuriti yang berdiri dipintu masuk. “Maaf nona mau kemana?” tanya seorang sekuriti bertubuh agak gempal. “Saya ada interview kerja jam 2 pak.” jawab Rosa.

“Silahkan langsung ke resepsionis ya.” seraya sekuriti mengarahkan kedua gadis itu ke lobi utama. Dua orang wanita berpakaian seksi dengan makeup smoky cetar membahana dibagian resepsionis, menatap kearah Rose dan Deandra yang mendekat.

“Selamat siang, ada yang bisa saya bantu.” tanya seorang resepsionis berambut sebahu.

“Selamat siang mbak, saya diundang bagian HRD untuk interview.” jawab Rosa sopan.

Tumben dia bisa ngomong sopan, biasanya juga ngomel gak karuan nih cewek.

“Silahkan naik ke lantai 3, disana bagian HRD nanti akan diarahkan disana.” jawab resepsionis itu tanpa senyum melihat kearah Deandra yang diakui punya kecantikan paripurna dan tubuh ramping nan mulus. Wah….bakal ada saingan baru nih pikir si wanita itu.

“Ros, aku tunggu kamu disini ya.” kata Deandra. “Baiklah. Doain aku ya.”Rosa melangkah menuju lift dan naik ke lantai 3. Saat keluar dari lift pandangannya tertuju pada sosok pria berusia tak muda lagi sedang berbicara dengan dua orang tak jauh dari lift.. Dari wajahnya terlihat pria itu tegas dan berwibawa. Apakah dia pemilik perusahaan ini? Pikiran gadis itu bertanya-tanya.

Tak lama pria tua itu masuk ke lift sementara dua pria lainnya menatap kearah Rosa. “Maaf nona, ada keperluan apa ya?” tanya pria berjas biru dongker, yang tak lain adalah Dion Wiguna, manajer bagian HRD.

“Maaf sebelumnya pak, saya diundang untuk interview kerja.” jawab Rosa sambil tersenyum manis. Eleeehhh jangan sampai ada yang jatuh cinta melihat senyummu.

“Jadi kamu ini kandidat yang sudah lolos seleksi sebelumnya?”

“Benar pak.” jawab Rosa singkat.

“Baiklah. Silahkan tunggu sebentar. Interview jam 2 bukan?”tanyanya sambil melangkah masuk kedalam ruangan.

Tak lama, ada beberapa orang yang datang untuk interview. Deretan kursi berjejer pun seketika penuh oleh beberapa orang yang mengikuti interview. Tepat pukul 2 siang, interview dimulai, satu persatu peserta pun dipanggil secara bergantian memasuki ruangan kaca disebelah kiri.

Rosa diterima bekerja dibagian administrasi. Tak lama kemudian Rosa turun ke lobi menemui Deandra yang masih setia menunggunya. Begitu Deandra melihat Rosa keluar drai lift, dia langsung berdiri berjalan menghampiri sahabatnya.

“Aku diterima!”seru Rosa memeluk Deandra kegirangan, mereka berpelukan sesaat. Beberapa orang yang ada di lobi menatap kedua sahabat itu sambil senyum. “Makasih ya mbak. Sampai berjumpa lagi.”kata Rosa pada resepsionis sambil berjalan menuju pintu keluar. Kedua resepsionis hanya menatapnya dingin.

Bahagia? Pastinya. Akhirnya kedua gadis itu bisa kerja diperusahaan besar sesuai impian mereka, mesikupun berbeda perusahaan. Keluar dari gedung, keduanya singgah di  mal  terdekat untuk beli beberapa pakaian kerja karena lusa mereka sudah mulai bekerja. Selesai belanja, keduanya berpisah karena beda arah dan pulang kerumah masih-masing.

Deandra pulang kerumah peninggalan orangtuanya yang kini dia tempati. Satu-satunya keluarga yang dia punya hanyalah paman dan bibi nya, sejak kedua orangtuanya meninggal dunia akibat kecelakaan tragis beberapa tahun silam. Surya sang paman adalah adik dari ayahnya, seorang pria yang suka judi dan mabuk-mabukan.

Dulu Surya bekerja mengurus bisnis warisan keluarga, namun akibat kebiasaan buruknya bisnis itupun bangkrut dan dia terjerat hutang.  Sementara istri Surya bernama Diah membuka usaha salon kecantikan, dia seorang wanita yang suka foya-foya.

Tergiur dengan tawaran uang besar dari temannya bernama Tika, Diah dan Surya bekerjasama dengan Mami Tika mencari gadis-gadis muda untuk dijual. Tak jarang mereka pergi ke desa-desa mencari gadis belia yang bisa mereka tawari uang untuk dijual. Salon kecantikan milik Diah hanya kedok belaka agar bisnis esek-eseknya tidak ketauan. Deandra bahkan tidak pernah tau soal bisnis gelap paman dan bibinya. Yang Deandra tahu pamannya punya utang dalam jumlah besar.

 

“Akhirnya sampai rumah.” Deandra menutup pintu rumah dan menguncinya. Masuk ke kamar tidur, meletakkan tas diatas meja dan menanggalkan pakaian. Berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Usai mandi, dia merebahkan diri diatas ranjang sambil memainkan ponselnya. Membalas chat dari Rosa dan melihat-lihat akun medsos nya.

Tak terasa hari sudah menjelang pukul 8 malam. Deandra masih merasa kenyang, turun dari ranjang berjalan kearah lemari pakaian dan mengeluarkan sepasang baju untuk dipakainya besok. Ya, besok adalah hari pertamanya bekerja. ‘Ayah, Ibu…..andai kalian ada disini bersamaku merasakan kebahagiaanku. Lusa aku mulai bekerja, aku tidak akan menyusahkan paman dan bibi lagi.’  Sejak kematian kedua orangtuanya, paman dan bibinya yang mengambil alih tanggung jawab atas Deandra.

Warisan peninggalan orangtuanya malah habis dihambur-hamburkan oleh paman dan bibinya. Yang tersisa hanyalah rumah yang kini ditempati oleh Deandra. Dia bahkan terpaksa bekerja paruh waktu untuk membiayai hidup dan kuliah, ketrampilan merajut dan melukis sedikit membantunya. Karena kecerdasannya, Deandra bisa kuliah dengan beasiswa. Kini semua bebannya terasa lebih ringan, selesai kuliah dan punya pekerjaan.

“Akhirnya aku bisa bernapas lega, aku akan menabung sebagian gajiku nanti.” angan Deandra mulai memikirkan rencana kedepannya. Tak terasa dia pun terlelap dalam mimpi dan angan-angan. Apakah hidupnya kelak akan lebih baik? Atau malah sebaliknya?

BAB 2. SIAPA DIA?

Gadis yatim piatu berusia 22 tahun yang baru selesai kuliah 2 bulan lalu bernama Deandra Ailsie. Tinggi 165cm dengan berat badan proporsional, kulit putih mulus, rambut panjang dan mata bulat yang indah. Sikap ramah dan periang yang banyak disukai orang.

Pagi ini Deandra sudah bersiap-siap pergi kerja, mengenakan celana hitam, kemeja biru dongker dan scarf dileher, rambutnya diikat ekor kuda. Dengan riasan tipis warna natural dan lipstik merah muda menambah kecantikannya. Tak lupa dia mengisi perut dengan roti selai dan kopi sebelum berangkat.

Ting!

Notifikasi pesan masuk.Ah….ada chat dari Rosa. Segera membalasnya dengan emoticon lucu. Rosa mengajaknya ketemuan sepulang kerja. Jarak kantor mereka tidak terlalu jauh. Deandra mengiyakan dan memasukkan ponsel ke dalam tas lalu berjalan keluar rumah. Taksi online sudah menunggunya didepan rumah. Pagi ini udara cukup adem karena hujan melanda kota hampir setiap malam. “Mas, ambil jalur tercepat ya.”kata Deandra pada supir taksi. “Baik nona,” jawabnya singkat dan mengarahkan mobil ke tujuan.

Saat dipersimpangan jalan utama, taksi yang ditumpangi berhenti karena lampu merah. Dia mengarahkan pandangan keluar jendela. Disebelah ada mobil mewah warna hitam dengan kaca gelap, Deandra tidak bisa melihat orang yang berada didalam. Tatapannya terpaku pada mobil itu. Sementara didalam mobil mewah itu, Frans duduk didepan kemudi dan seorang pria berjas duduk di jok belakang.

Tiba-tiba pria itu mengarahkan pandangan ke taksi yang tepat berada disamping mobilnya. Matanya menatap Deandra, wajah cantik dan fresh gadis itu membuat si pria tak mengalihkan tatapannya. Deandra tidak sadar jika ada seorang pria yang sedang menatapnya lekat dari dalam mobil mewah disebelahnya. Pikirannya sibuk menghayal jika suatu hari nanti bisa naik mobil bahkan punya mobil mewah sambil senyum-senyum sendiri.

“Pemandangan indah pagi hari,” ucapnya pelan namun terdengar oleh Frans. “Apa tuan?tanya Frans heran sambil melirik dari kaca depan. “Tidak apa-apa.”jawab pria itu datar. Tetap memandang Deandra yang tersenyum manis. ‘Hmmmm bibir ranum’batinnya tiba-tiba pria itu merasakan gejolak gairah ditubuhnya.

Lampu berubah hijau dan kendaraan pun melaju meninggalkan perempatan itu. Selang 20 menit kemudian, taksi yang ditumpangi Deandra tiba di depan gedung kantor, tempat kerjanya mulai hari ini. Setelah membayar taksi, dia melangkah masuk kedalam gedung dan masuk ke lift. Sebelumnya, dia sudah tanda tangan kontrak dan diberitahu letak ruang kerja. Lantai 5 bagian business development.

Divisi Business Development bertanggung jawab untuk mengembangkan strategi pengembangan bisnis, pasar dan customer untuk jangka panjang. Melakukan riset untuk produk baru dan pasar baru yang potensial. Selain itu juga merencanakan program pemasaran baru yang menarik minat investor.

 Deandra melangkah keluar dari lift dan berpapasan dengan seorang pria tampan.

“Selamat pagi pak,” sapa Deandra ramah.

“Selamat pagi. Deandra bukan? Staff baru saya?” tanyanya.

‘Darimana pria ini bisa tau namaku? Pikir Deandra heran. Sepertinya mereka belum pernah bertemu. Atau mungkin dia atasanku?

“Benar pak.” Deandra sambil melemparkan senyum pada staff lain yang masuk keruangan itu.

“Saya Arion Pradipta.”mengulurkan tangan pada Deandra.

“Saya Deandra Ailsie. Cukup panggil Dean.” Deandra balas menjabat tangan Arion. Pria itu menatap wajah cantik didepannya. Sebenarnya saat dia menerima CV Deandra dari bagian HRD, dia sudah tertarik pada gadis itu.

Apalagi gadis didepannya ini punya prestasi segudang, dia yakin Deandra adalah orang yang tepat. Gadis itu bisa membantunya mengembangkan divisinya. Arion Pradipta adalah sodara sepupu dari Verrel Aditya Ceyhan. Dia dipercaya memegang posisi kepala cabang. Arion berusia 32 tahun, sudah menikah dan memiliki sepasang anak kembar.  Saat mereka berbincang, beberapa pasang mata menatap Deandra dengan sinis. ‘Huh, karyawan baru. Pasti mau cari muka sama si bos’ pikir mereka.

Kantor tempat Deandra bekerja adalah salah satu cabang perusahaan milik Tuan Verrel. Arion memperkenalkan Deandra pada seluruh karyawan disana. “Oh iya Dean. Kamu akan menggantikan Katarina sementara karena dia akan cuti minggu depan.”

“Seminggu ini dia akan mengajarimu. Saya harap kamu tidak mengecewakan saya.”lanjut Arion lagi.  “Baik, pak.” jawab Deandra,

Setelah Arion pergi keruangannya, Deandra menghampiri Katarina. “Kamu tau siapa Arion Pradipta?” tanya Katarina padanya. “Dia manajer departemen ini kan?”balas Deandra bertanya. “Bukan. Dia adalah kepala cabang disini.” jelas Katarina.

“Ha!” Deandra kaget. Ternyata pria tadi pimpinan perusahaan ini. “Makasih ya mbak info nya. Saya benar-benar tidak tahu soal itu.” jawabnya sedikit cemas. Apakah tadi aku bersikap kurang sopan? Apa ada kalimatku yang salah? Aduh…...gimana ini? Baru saja bekerja sudah bikin kacau’ pikirannya berputar-putar.

Plak!

Tamparan lembut di pipi menyadarkan dari lamunan. “Jangan melamun. Ayo, ikut saya. Saya akan tunjukkan ruanganmu dan tugas-tugas yang harus kamu kerjakan setiap harinya.” ujar Katarina sambil berjalan diikuti Deandra dari belakang. Pagi ini dilaluinya dengan penuh semangat. Mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan Katarina tanpa mengeluh.

“Saya senang kamu bekerja dengan semangat.” kata Katarina menatap Deandra. “Semoga kamu betah kerja disini,”lanjutnya. Deandra tersenyum”Mudah-mudahan ya mbak.” Katarina mengajarinya dengan telaten, sikapnya yang baik membuat Deandra merasa betah meskipun baru mulai bekerja. Dia merasa nyaman bekerja sebagai asisten Katarina, malah sikap perempuan itu pada Deandra seperti seorang kakak.

Katarina bekerja sebagai manajer business development dan Deandra mendapatkan posisi sebagai asistennya. Katarina sudah memiliki seorang asisten, namun Arion memutuskan untuk merekrut seorang asisten lagi untuk membantu Katarina. Entah apa yang merasuki pikiran seorang Arion Pradipta memberikan posisi itu pada Deandra yang baru lulus kuliah. Tapi dia yakin akan keputusannya. Apa mungkin seorang Arion jatuh cinta pada Deandra? Tidak tidak.

...*******...

Diruangan direktur. Terlihat Arion duduk dibelakang meja kerja sambil memeriksa dokumen dan menandatangani. Tak lama ponselnya berdering “Halo, Opa.” “Sedang apa kamu?”tanya seseorang padanya. “Ya, kerja donk opa. Emangnya mau ngapain lagi?”jawabnya sembari tertawa. Sang kakek bernama Yahya Magani Ceyhan, pendiri dari Ceyhan Group. Sejak mengundurkan diri, Verrel menggantikan posisi sang kakek sebagai CEO. Sedangkan Arion sebagai direktur disalah satu cabang perusahaan. Ceyhan Group punya banyak perusahaan diberbagai bidang. 

“Apa kamu ada bertemu Verrel?”tanyanya. 

“Mungkin siang nanti opa. Ada yang bisa aku bantu opa?” tanyanya lagi.

 “Carikan gadis untuk Verrel. Opa jengah lihat kelakuannya.”

“Hahahaha opa ada-ada saja. Dia kan punya banyak wanita, opa.” Arion terkekeh, dia tahu betul kelakuan dari sepupunya itu yang dingin, terkenal sadis, kejam dan doyan wanita.

“Huh….semua wanita gak benar.”mendengus kesal. “Pokoknya kamu harus carikan gadis baik-baik untuknya.”

“Opa...sebenarnya...”belum selesai bicara, ucapannya dipotong sang kakek “Apa gadis yang kemarin?” tanyanya penuh semangat.

“Iya, opa. Sepertinya gadis itu cocok. Tapi…..aku takut kalau.”jawab Arion dengan suara melemah.

“Soal Verrel, urusan opa.” sahutnya menutup telepon.

Terdengar ketukan dipintu “Masuk” katanya.Tampak seorang pria berjalan masuk “Hai Frans. Apa kabar?”Arion berdiri sambil memeprsilahkan pria itu duduk. “Kabar baik, Saya datang untuk mengambil dokumen yang diminta Tuan Verrel.” katanya. Pria itu adalah Frans, asisten pribadi Tuan Verrel. “Apa Verrel sedang dikantor sekarang?”tanyanya pada Frans.

“Tidak. Tadi dia keluar. Kenapa?”

“Tidak apa-apa. Saya bermaksud menemuinya. Tapi mungkin lain waktu.”seraya menyerahkan dokumen kepada Frans. Kedua pria itu berbincang membahas soal meeting untuk peluncuran produk terbaru.

Terlihat Arion menelepon seseorang, minta dibawakan bahan presentasi untuk produk baru.  Tak lama ketukan dipintu ruangannya, setelah mempersilahkan masuk terlihat Deandra melangkah mendekati meja kerja Arion. Menyerahkan dokumen berisi bahan presentasi yang sudah dipersiapkan Katarina untuk produk baru perusahaan.

Setelah menyerahkan dokumen, Deandra pun pergi meninggalkan ruangan Arion. “Siapa dia?”tanya Frans tanpa mengalihkan mata dari ponsel.

“Karyawan baru. Kenapa? Tertarik?” canda Arion.

“Tidak.” jawab Frans. Mencoba mengingat-ingat dimana dia pernah melihat gadis itu.

Arion hanya memandang kearah Frans saat pria itu berdiri dan melangkah keluar sembari berkata “Jangan lupa, minggu depan buat presentasi yang bagus.”

Arion menugaskan bagian business development untuk mempersiapkan bahan presentasi. Biasanya Katarina ikut presentasi untuk peluncuran produk baru, berhubung Katarina cuti minggu depan maka kali ini Arion punya rencana lain, ia ingin Deandra yang akan ikut presentasi. Mengingat kemampuan gadis itu menguasai bahasa asing, dia juga pernah bekerja part time sebagai marketing. Arion sangat yakin, Deandra akan mampu menarik minat investor.

Arion menelepon Katarina dan minta Deandra segera menemuinya.  Lima menit kemudian Deandra sudah berada kembali diruangan Arion. “Maaf pak. Ada yang bisa saya bantu?” tanya gadis itu sembari menundukkan kepala, ada rasa cemas takut jika dia telah melakukan kesalahan.

 

“Begini Deandra. Jumat depan akan ada meeting dengan investor untuk produk baru. Saya minta kamu ikut hadir dan bantu saya presentasi.” jelas Arion. Seketika wajah Deandra terangkat karena kaget. Hari ini, pertama kerja dia sudah diminta untuk ikut presentasi.

“Tapi pak...”terbata ingin menolak.

“Jangan khawatir. Saya tahu kamu baru bekerja disini. Kamu punya cukup waktu untuk bersiap diri. Saya akan minta Katarina membantumu untuk presentasi.”kata Arion menenangkan Deandra.

“Apa bapak yakin? Saya tidak mau mengacaukan semuanya nanti.”jawab Deandra ragu.

“Saya yakin.”

“Baiklah, Saya janji akan lakukan yang terbaik dan tidak menyiakan kesempatan ini.”sembari tersenyum tipis. Dia tidak mau mengecewakan Arion yang sudah memberinya kesempatan.  “Kalau begitu saya permisi, pak.”

Arion mengangguk seraya menatap kearah Deandra melangkah keluar.

BAB 3. TUAN BESAR

Siang itu tepat saat jam makan siang. Saat semua orang sedang menyantap makan siang mereka, beristirahat sebentar dari penatnya pekerjaan. Hujan rintik-rintik yang turun siang itu, mengurangi pengapnya udara di ibukota.

Sementara siang itu, disuatu tempat terlihat seorang pria yang sedang berada disebuah kamar bersama seorang wanita. Kesibukan mengurus perusahaan membuatnya penat, membutuhkan penyegaran.

Pria itu adalah Verrel Aditya Ceyhan, sang CEO kejam dan sadis. Terlihat dia sedang mencumbu seorang wanita, ******* mengalun kencang di bawah kendali pria, di salah satu kamar hotel bintang lima, di ibukota.  “Ahhh….”  Wanita dengan penampilan berantakan itu menikmati setiap cumbuan Verrel. Bahkan saat pria itu berkali-kali membolak balikkan tubuhnya, ia tampak mendesah tanpa malu. Riasan wajahnya luntur karena keringat, maskara meleleh.

“Arghhh! Sial!” umpat Verrel berteriak karena tak kunjung mendapat pelepasan.  Sudah satu jam tapi tak ada tanda-tanda rasa itu datang.  Kenapa? Apa yang salah? Padahal semua ini sudah jadi kebiasaannya yang ia lakukan selama bertahun-tahun.

“Tuan?” wanita itu melirih.  Kecewa karena Verrel menghentikan pergerakannya.  “Pergi! Jangan pernah tunjukkan wajahmu lagi dihadapanku!” perintah Verrel.  Sepasang mata elang Verrel menatap tajam.  Ia mendekat, mencengkeram tangan wanita itu dan menarik turun ke lantai.

“Pergi!”bentaknya

“Ba….baik, Tuan.” Wanita itu mengumpulkan sisa tenaga berusaha bangkit mengenakan pakaian dan berjalan keluar.  Tertatih ketika akan menuju pintu kamar hotel VVIP. Namun, belum sempati buka pintu, ehhhh wanita itu lemas melorot terjatuh dan pingsan.

Verrel tak peduli, itulah sifatnya yang tidak pernah peduli pada perempuan yang disewanya.  Ia memanggil pengawal di depan pintu agar segera menyingkirkan wanita itu.  Tak ingin tersiksa dalam hasrat yang belum terpuaskan, pria itu menghubungi seseorang.

“Siapkan satu gadis sekarang juga! Aku akan membayar dua kali lipat” Perintah Verrel langsung di sambut baik seorang wanita yang biasa dipanggil Mami Tika.

Wanita cantik usia 40 tahun “Baik, Tuan.  Saya akan segera mendapatkan dan mengirimkannya.”  Seraya menunggu, Verrel meraih botol sampanye untuk ia teguk.  Dengan mata terpejam ia menikmati setiap cairan yang mengalir ke tenggorokannya.

Hari ini entah kenapa hasratnya menggila sangat.  Setelah mencumbu wanita pilihannya namun tak membuatnya puas.  “Sial! Sial!” geram Verrel dengan napas memburu.  Gigi menggeletuk seolah ingin mencabik-cabik mangsa.  Gejolak hasrat di dalam dirinya membuat kepalanya pusing tujuh keliling.  Ia bangkit setelah melemparkan botol sampanye ke lantai,menuju kamar mandi untuk mendinginkan diri. 

Dibawah guyuran air dingin Verrel memejamkan matanya.  Menikmati setiap tetes air membasahi seluruh tubuhnya.  Ia pikir setelah selesai mandi hasrat itu akan mereda.  Paling tidak untuk sementara bisa ditahan.  Namun, nyatanya mandi tidak meredam keinginannya.

Sementara ditempat lain,dirumah Mami Tika yang mendapat perintah dari Tuan Verrel pun berusaha menghubungi Surya, karena saat ini ditempatnya memang lagi kosong stok, Tika pun menghubungi Surya yang bermuka pas-pasan tapi sok ganteng ‘Tuan Besar minta seorang gadis sekarang, bayarannya dua kali lipat” kata Tika melalui telepon. 

“Sayang, gimana menurutmu, kira-kira kamu ada gadis yang bisa dikirim sekarang? Tanya Surya pada Diah yang berada disampingnya. Senyum licik terpancar dari wajahnya “Mau berapa? Ada dua di salon baru masuk kerja kemaren.”sahutnya.  “Tika, ada 2. Apa keduanya mau dikirim ke Tuan Besar?” tanya Surya dengan mata berbinar membayangkan jumlah uang yang akan diterimanya. “Bawa saja satu sekarang.” jawab Tika dari seberang seraya menutup sambungan telepon. Mami Tika khusus menyediakan wanita penghibur untuk kalangan tertentu saja.

“Ayo mas, kita jemput gadis itu kesalon.” ajak Diah pada suaminya. Mereka harus segera membawa gadis itu ke hotel. “ha ha ha ha ha…..kita akan dapat uang banyak malam ini.” kedua manusia itu tertawa bahagia. “Ada gunanya juga gadis itu mau ikut kita, bisa menghasilkan uang banyak.” ujar Surya membayangkan tumpukan uang yang akan dia terima dari Tuan Besar.

Dalam mobil, Diah meraih ponsel dalam tas menelepon seorang staff salon “Suruh gadis baru berambut sebahu itu bersiap-siap. Saya jemput sekarang.”katanya. Sementara di salon milik Diah, ada dua orang gadis muda. Kedua gadis itu berasal dari desa yang berbeda. Keluarganya terlilit hutang saat Surya dan Diah datang menawarkan uang dalam jumlah besar, membayar hutang mereka dan menjanjikan pekerjaan, keluarga kedua gadis itupun mengijinkan anaknya ikut ke kota. Kenyataan hidup yang pahit!

Seorang staff salon membantu memilih pakaian dan merias wajahnya. Gadis itu tidak sadar jika mereka akan dijual. Tak lama kemudian modil yang dikendarai Surya dan Diah tiba didepan salon. Gadis yang sudah didandani cantik itu naik keatas mobil. “Saya mau dibawa kemana bu?”tanya gadis yang memakai mini dress warna biru. “Ada orderan merias wajah dari langganan saya. Kita akan bertemu mereka di hotel X.”ujar Diah.

“Tapi kenapa harus pakai baju ini?”tanya gadis itu lagi. Diah yang mulai kesal menjawab ketus “Kamu harus tampil cantik dan menarik! Kamu kan kerja salon.”

“Iya. Maaf bu.” jawab gadis itu seraya menundukkan wajah mendengar nada suara Diah yang marah.

Dua puluh menit kemudian,mereka sampai didepan hotel bintang lima tersebut.  Surya dan Diah mengajak gadis itu masuk menuju lift. Dua pengawal dan seorang wanita  sudah menunggu di lobi dan melihat kedatangan mereka langsung mengarahkan mereka menuju lift khusus Tuan Besar.  Terlihat wanita itu menyerahkan selembar cek dengan nominal tinggi pada Surya.  Laki-laki paruh baya itu tersenyum melihat nominal di cek tersebut, lantas Diah berkata “Kamu ikut mbak itu ya."

Nanti kami jemput kalau sudah selesai.” sambil melangkah pergi meninggalkan hotel. Ketiga orang tadi membawa kedua gadis  masuk kedalam lift menuju lantai teratas. Si wanita membawa gadis itu masuk kedalam sebuah kamar. Disana terlihat sudah ada makanan terhidang diatas meja. “Kamu makan dulu. Setelah itu saya akan bawa kamu ketemu majikan saya.”katanya. “Baik mbak. Terima Kasih.” sahutnya. Melihat hidangan yang menggiurkan, gadis yang berasal dari desa itupun menyantap makanan dengan lahap. Senyum menyeringai terlihat di wajah si wanita yang tak lain adalah kaki tangan Mami Tika.

Sebelumnya kedua pengawal sudah memasukkan obat perangsang kedalam minuman. Sementara di kamar sebelah, kamar VVIP milik Tuan Besar, dia gelisah menunggu. Kepalanya berdenyut akibat hasratnya belum terpuaskan hari ini. Selesai makan, gadis itu merasa tubuhnya terasa panas. Merasakan sesuatu yang aneh, gejolak gairah yang tidak ia pahami.

Maklum saja gadis desa yang belum berpengalaman. Gadis itu terlihat menggeliatkan tubuh, ada rangsangan mendambakan sesuatu, sentuhan….belaian. ******* mulai terdengar keluar dari bibirnya. “Mbak….koq badan saya begini.” bertanya pada wanita yang berdiri dekat pintu. Tak lama si wanita memanggil kedua pengawal yang menunggu diluar,  menarik gadis itu yang sudah hilang kendali.

Pintu kamar VVIP diketuk oleh dua pengawal yang membawa tubuh gadis muda yang sudah tak terkontrol lagi.  Seorang pria hanya memakai handuk dipinggang dengan rambut basah membuka pintu dan memberi isyarat pada pengawalnya untuk membawa gadis itu masuk.

Verrel langsung mendekati gadis yang terbaring diatas ranjang. Melempar asal handuk yang terlilit di pinggangnya. Dia menyentuh wajah gadis itu “Masih polos.”ujarnya. Si gadis yang sudah dibawah kendali obat perangsang, bereaksi begitu mendapat sentuhan dari pria itu. tak mau menunggu lama, melepas paksa pakaian gadis itu membuatnya terkejut atas tindakan pria bertubuh tinggi didepannya. Bibirnya dilumat sementara si pria menyentuh tubuhnya.

Tanpa menunggu lama, dia menghunjam dan merenggut kesucian gadis itu. Ahhkkkk…..teriak kesakitan terdengar dari mulutnya sambil meneteskan airmata. Dia tak menyangka apa yang terjadi. Hunjaman disertai rintihan kesakitan tak dihiraukan pria itu. Ia hanya ingin mendapatkan pelepasan yang sudah ditunggunya sejak tadi. Gadis bertubuh mungil itu pingsan seketika. Si pria bertubuh tinggi dan berotot itu mendapatkan pelepasan tanpa kenikmatan sedikitpun.

Kecewa karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, Verrel berjalan ke kamar mandi membersihkan tubuh. Verrel menutupi tubuh gadis itu dengan selimut, memanggil pengawalnya dan menyuruh mereka membawa gadis itu.

“Gadis itu pingsan tuan. Apa perlu dibawa ke dokter dulu.”tanya seorang pengawal.

“Lakukan yang menurutmu baik. Setelah gadis itu sadar, berikan dia uang.”jawab pria itu lagi.

“Baik, tuan.” kedua pengawal langsung membawanya pergi.

Hari ini, Verrel benar-benar kecewa, kesal dan marah. Entah apa yang sudah terjadi pada dirinya. Dia dikenal sebagai seorang pebisnis sukses dan handal tak terkalahkan, kejam dan sadis, suka main perempuan.

Di usianya yang sudah tiga puluh tahun, dia belum menikah. Tepatnya, dia tidak berniat untuk menikah. Baginya semua perempuan itu sama saja, hanya mengincar harta, status sosial.

Sikap Verrel yang suka main perempuan bukan tanpa alasan. Dia kecewa pada ayahnya yang punya wanita simpanan dan punya anak haram. Perbuatan sang ayah, membuatnya sangat marah karena sudah menyakiti ibunya. Belum lagi wanita simpanan ayahnya sering menganggu kehidupan ibunya, sehingga sang ibu sempat mengalami depresi dan menjalani perawatan. Sejak itu, Verrel membenci perempuan penggoda, semua wanita yang menggodanya akan mendapatkan hukuman.

Semua wanita tergila-gila pada Verrel, punya wajah tampan diatas rata-rata, tubuh tinggi kekar berotot, menjadi kekasih Verrel adalah idaman para wanita karena itu berarti dapat menikmati kekayaan keluarga Ceyhan, menaikkan status sosial mereka. Verrel tahu itu, sehingga membuatnya jijik memandang para wanita diluar sana yang berusaha mencari perhatiannya, bahkan rela menyerahkan tubuh mereka.

Meskipun mereka tahu Verrel sangat kejam, namun meeeka tak ada yang peduli. Bagi para wanita itu bisa bersama Verrel dan menjadi kekasihnya adalah suatu kebanggaan.

Terlihat Verrel berjalan keluar dari hotel, masuk kedalam mobil sport miliknya. Mengendarai mobilnya menuju ke kantornya. Disana sudah ada Frans,sang asisten menunggu.  Memasuki ruang kerjanya yang berinterior mewah, Frans duduk di sofa dihadapan Verrel. Menyerahkan dokumen dari Arion, jam sudah menunjukkan pukul 6 sore.

“Selesaikan semua tugasmu. Besok pagi kita berangkat ke Singapura.” katanya pada Frans.

“Baik, tuan.” sambil mengangguk. “Apa kita akan menginap semalam disana?”tanyanya lagi. “Mengingat Tuan William mengundang kita makan malam besok.”

“Tidak perlu. Sampaikan padanya kita sudah ada janji.” Frans sangat mengenal sifat Verrel yang enggan memenuhi undangan Tuan William. Dia tahu maksud undangan Tuan William pasti ingin menyodorkankan putrinya. Verrel mengenal putri dari Tuan William, gadis penggoda yang sama sekali bukan tipenya.

“Ingatkan Arion soal pertemuan dengan para investor. Minta dia persiapkan presentasi terbaik dari divisinya.”

“Baiklah. Apa tuan mau pulang sekarang?”tanya Frans. “Ya, kamu antar saya pulang sekarang. Saya mau istirahat. Kita akan sangat sibuk beberapa hari kedepan mengecek kantor cabang di luar negri.” jawabnya dengan suara dingin.  Frans bukan tak tahu suasana hati bos nya hari ini. Dia merasa senang ‘pulang awal berarti dia bebas malam ini’.

Beberapa hari ke depan Verrel dan Frans akan sibuk mengurus perusahaannya di luar negri, waktunya habis untuk bekerja mengurus perusahaan.

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!