Kanna Bab 1
Pagi yang cerah di SMA Negeri 1 Klantang nampak siswa berlalu lalang memasuki gerbang sekolah. Kini waktu nya sudah menunjukkan untuk sholat Dhuha. Beberapa murid sudah menuju ke masjid terlebih dahulu untuk mengambil wudhu sembari menunggu imam datang. Sedangkan yang non muslim berdoa di perpustakaan.
Selepas mereka melaksanakan ibadah mereka pun segera menuju ke kelas masing masing.
"Selamat pagi anak anak" sapa Bu Warda ketika memasuki kelas.
"Selamat pagi Bu" Jawab murid murid serempak.
"Apakah semua nya berangkat?" Tanya Bu Warda selepas meletakkan tas nya di meja.
"Nihil Bu" Jawab ketua kelas yang bernama Annisa Kanna Puspita. Panggil saja Kanna.
"Baik kalau begitu keluarkan buku Sejarah nya dan buka pada halaman 57. Silahkan bisa di baca terlebih dahulu sembari menunggu tamu yang akan datang" ucap Bu Warda.
"Tamu? Memang nya siapa Bu yang akan datang?" Tanya Risma.
"Hari ini akan ada tamu dari Universitas Negeri Klantang beliau salah satu dosen muda dan juga pengusaha sukses yang hendak melakukan penelitian di kelas ini" Ucap Bu Warda.
"Kog bukan mahasiswa nya Bu?" Ucap Kanna sembari tertawa.
"Kalau mahasiswa nya yang datang nanti para buaya pada bangun" ucap Sari.
"Sudah sudah ibu tadi minta kalian untuk membaca buku bukan untuk berdebat. Lagi pula kalian semua buaya" ucap Bu Warda membuat murid murid nya tertawa.
Tiba tiba "tok.. tok.. tok.."
"Selamat pagi" ucap seseorang dari balik pintu.
"Selamat pagi, Wah tuan silahkan masuk" jawab Bu Warda yang langsung beranjak dari tempat duduk nya dan segera membuka kan pintu.
"Anda sudah datang. Maaf, karena saya tidak bisa menyambut Anda dengan layak. Mari silahkan masuk." Ucap Bu Warda. Bu Warda pun mempersilahkan tamu tersebut memasuki kelas.
Siapa yang menyangka Dosen tersebut benar benar masih muda. Tak hanya itu ia juga sangat tampan. Jas hitam yang ia pakai sangat cocok dengan porsi tubuh nya yang macho.
"Selamat pagi murid murid. Perkenalkan nama saya Ibra Rizqi Rassena kalian bisa memanggil saya Ibra" ucap dosen tersebut dengan tenang.
"Mingkem! tuh mulut sampai banjir" ucap Kanna menyenggol Tania yang dari tadi mengagumi Ibra sampai menggangga.
"Dih ganggu orang lagi halu" ucap Tania.
"Bentar Rassena? Seperti nya aku tidak asing dengan nama itu" ucap Kanna yang mampu di dengar oleh Ibra.
"Itu nama marga keluarga ku" jawab Ibra.
"Apa kamu mengenal nya?" Sambung Ibra.
"Aku seperti pernah mendengar nya. Tunggu" ucap Kanna yang langsung mengambil handphone nya. Ia tampak seperti mencari sesuatu dari ponsel nya.
"Apakah ini tuan Rassena?" Tanya Kanna yang langsung memperlihatkan nya kepada Ibra.
"Iya benar itu Ayah ku bagaimana kau bisa bertemu dengan nya?" Tanya Ibra.
"Aku bertemu dengan beliau 3 bulan yang lalu ketika aku lomba di Universitas Negeri Klantang kalau tidak salah beliau adalah Rektor Universitas Negeri Klantang apakah itu benar?" Tanya Kanna.
"Hahaha kamu pintar sekali. daya ingat mu sangat bagus. Iya ayah ku adalah Rektor Universitas Negeri Klantang" ucap Ibra dengan senyuman yang ramah.
"Hah serius?" Ucap teman teman nya yang tidak percaya.
"Apakah kita bisa memulai untuk belajar?" Ucap Ibra seketika membuat keheningan pecah.
"Kalau begitu saya tinggal dulu, kalian jangan menyusahkan tuan Ibra oke" ucap Bu Warda.
"Siap laksanakan Bu" ucap serempak anak anak.
Bu Warda pun pergi meninggalkan kelas menyisakan Ibra dan murid murid.
"Apakah ada buku absen?" Tanya Ibra.
"Maaf pak, buku absen nya di bawa Bu Warda karena setiap guru membawa sendiri dan setiap kelas tidak menyediakan nya" ucap Kanna.
"Lalu kalian kalau absen pagi?" Tanya Ibra kembali.
"Kami absen nya lewat Finger print pak" ucap Kanna menunjukkan tempat Finger print yang berada di kanan pintu masuk.
"Wah canggih juga ya sekolah kalian"
"Baiklah kalau begitu saya mau kalian memperkenalkan diri satu persatu di mulai dari pojok kiri" ucap Ibra sembari menunjuk tempat duduk pojok kiri yang di mana itu tempat duduk Kanna dan Tania.
Kanna pun akhirnya berdiri dan memperkenalkan diri nya. "Perkenalkan nama saya Annisa Kanna Puspita saya bisa di panggil Kanna, saya ber umur 17 tahun. Dan saya menjadi penanggung jawab kelas ini" kira kira itu yang Kanna ucap kan.
"Kamu punya hobi?" Tanya Ibra. Yang di balas anggukan oleh kanna.
"Sebutkan Alamat, serta Hobi lalu kalian di sekolah ikut organisasi apa dan sebutkan jabatan kalian dalam organisasi tersebut. Serta mata pelajaran apa yang kalian sukai" ucap Ibra.
"Buset banyak bener" gumam Kanna.
"Ada apa Kanna?" Tanya Ibra ketika melihat Kanna sedikit bingung.
"Ah tidak apa apa pak. Kalau begitu saya ulangi kembali saja"
"Perkenalkan nama saya Annisa Kanna Puspita. Saya tinggal di perumahan Bumi Permai No.33 desa Johar. Saya hobi memasak, dan memanah. Di sekolah saya mengikuti organisasi Ambalan dan PMR. Untuk Ambalan saya mempunyai Seksi bidang Pradana PI dan untuk PMR saya menjadi Wakil Ketua. Saya menyukai mata pelajaran Bahasa Inggris" ucap Kanna panjang lebar lalu ia kembali duduk.
"Wah, lumayan juga ya kamu di kelas ini juga sebagai ketua kelas. Apa kamu tidak pusing?" Tanya Ibra.
"Tidak pak, karena saya melakukan nya dengan ikhlas jadi, saya menyukai nya" ucap Kanna.
"Baiklah selanjutnya" ucap Ibra menunjuk Tania.
"Perkenalkan nama saya Tania Rasya Kamil. Saya bisa di panggil Tania. Saya tinggal di perumahan yang sama dengan Kanna Perumahan Bumi Permai No.70 di sekolah saya tidak mengikuti organisasi apapun karena saya tidak menyukai nya. Saya menyukai mata pelajaran bahasa Prancis Terimakasih" ucap Tania.
Sesi perkenalan itu cukup panjang karena murid kelas itu cukup banyak. Di tambah apa yang harus mereka ucapkan juga harus mendetail.
"Baiklah, saya sudah tau nama kalian semua. Sekarang saya mau kalian mengerjakan tugas halaman 105 sampai 115 hari ini harus selesai" ucap Ibra yang langsung duduk.
"Eh buset nih manusia kagak ada adab nya sama sekali. Udah datang-datang minta perkenalan sepanjang jembatan Ampera sekarang ngasih tugas sebanyak dosa gue. Ya Tuhan tadi malam aku mimpi apa bisa bertemu manusia ini" gumam Kanna kesal.
"Pak, seperti nya tugas nya terlalu banyak dan kami baru di jelaskan sampai halaman 57" ucap Farhan.
"Baiklah kalau begitu silahkan kerjakan halaman 50 sampai 60 saja" ucap Ibra yang memberikan senyuman puas.
"Sama aja astaga ya Tuhanku tolong berikan hamba kesabaran menghadapi dosen menyebalkan ini" ucap Kanna dengan nada yang sangat pelan.
"Dia di ciptakan dari apa sih Gilak ngasih tugas gak ngira-ngira" ucap Nori kesal.
"Udah udah gak usah ribut nanti kalau di tambahin soal lagi berabe urusan nya" ucap Kanna.
Mereka pun terpaksa mengerjakan tugas yang di minta oleh Ibra dengan terpaksa.
Waktu menunjukkan pukul 09.00 waktu nya jam pergantian namun, Ibra tetap duduk santai di meja.
Kanna pun memberanikan diri nya untuk berbicara. "Maaf pak, ini sudah waktu nya pergantian mata pelajaran" ucap Kanna.
"Apa kalian belum di beritahu bahwa saya akan mengisi kelas ini selama 3 bulan penuh" ucap Ibra sembari membaca buku.
"Sungguh tidak sopan hih di ajak ngobrol tapi, tidak menatap ku sama sekali. dia lebih pantas di sebut anak TK daripada dosen" gumam Kanna kesal.
Tiba tiba Ibra menatap Kanna. Seketika itu pula Kanna terkejut dan salah tingkah.
"Nah makan tuh 3 bulan" gumam Tania kesal.
Kini jam sudah menunjukkan pukul 10.00 waktu nya istirahat. Ibra pergi meninggalkan kelas ketika istirahat untuk memberikan ruang privasi bagi murid murid nya.
"Sumpah tu dosen umur nya berapa sih bikin kesal aja" ucap Tania kesal.
"Pengen ku cekik sumpah" ucap Sari geram.
"Sabar ya Tuhan mana tadi dia ngelihat aku mendadak kan aku nya jadi takut" ucap Kanna.
"Kanna mulai sekarang kamu harus lebih hati hati sama tuh dosen. Seperti nya kamu yang bakal jadi sasaran dia terus" ucap Hasan.
"Aku juga mikir nya gitu" ucap Kanna.
"3 bulan? Kenyang gak tuh" ucap Farhan.
"Eh tapi, yakin 3 bulan kita gak ada guru masuk?, Mustahil sih menurut ku" ucap Kanna.
"Bener tuh lagian kita juga udah kelas 12 udah mau masa masa nya untuk ujian" ucap Hasan.
"BTW aku masih gak nyangka dia anak nya tuan Rassena" ucap Dhani yang duduk di atas meja.
"Turun gak Lo! Mau gue sunat lagi Lo? Enak aja duduk di meja!" Ucap Kanna marah.
"Hehehe maaf Bu ketua" ucap Dhani yang langsung turun dari meja.
"Eh eh lihat nih" ucap Sari heboh memperlihatkan ponsel nya.
"Rassena, siapa yang tidak kenal nama tersebut Rektor sekaligus Donatur Universitas Negeri Klantang. Universitas Negeri Klantang sendiri menjadi salah satu Universitas Negeri terbaik yang banyak di minati oleh banyak kalangan. Selain menjadi Rektor putra pertama Rassena adalah seorang pengusaha besar di Asia. Sedangkan putra kedua nya Meneruskan jejak sang kakek untuk menjadi dosen di Universitas Negeri Klantang dan juga pembisnis seperti kakak nya. Di umur yang masih sangat muda kedua putra Rassena sudah mampu mandiri dengan jalur yang mereka tempuh. Sedangkan anak terakhir Rassena masih duduk di bangku kelas 12 SMA di SMA Negeri 1 Klantang. Tidak heran anak anak nya yang berpendidikan menempuh jalur mandiri hingga saat ini"
Kira kira itu yang tertulis dalam laman web yang di tunjukkan oleh Sari.
"Ngeri kali bah" ucap Hasan.
"Kata nya sih putra tertua nya sudah menikah tahun lalu namun, sampai sekarang belum di karuniai anak" ucap Sari.
"Eh bentar tadi kan di tulis kalau putri Rassena bersekolah di SMA Negeri 1 Klantang kan, nah kelas ini adalah Kelas terbaik di antara kelas kelas lain apakah salah satu dari kita" ucap Kanna yang tidak ia selesai kan.
"Weh iya juga ya" ucap Dhani.
"Kenapa gue baru kepikiran sih" ucap Tania geram.
"Pasti dia impostor kelas ini" bisik Kanna.
"Lo masih nyimpen daftar nama kelas ini ga? Kan anda ketua kelas nya" tanya Sari.
"Masih, kenapa?" Ucap Kanna.
"Dih pakai tanya. Cek lah bunda cari yang ada nama Rassena nya" ucap Hasan geram.
"Iya juga ya kenapa gak kepikiran sih" ucap Kanna.
Kanna pun membuka ponsel nya dan mencari daftar nama nya.
"Eh ini ni Kar-ina Pu-tri Ras-sen-a" ucap Kanna terbata bata.
"Hah?! Karina?!" Ucap teman teman nya terkejut.
"Dia saingan kamu Kan" ucap Sari.
"Oke gak salah lagi pasti ada konspirasi besar yang kakak adik itu rencanakan" ucap Kanna.
"Kenapa dunia ini sempit sekali ya tuhan" ucap Kanna.
Tidak lama bel pun berbunyi menandakan akan di mulai nya kembali pelajaran.
Bab 2
Sesampainya Kanna di rumah ia segera membersihkan dirinya. Setelah nya ia turun ke bawah untuk membantu bunda memasak makan malam.
"Bun, bunda tau gak tadi di sekolahan ada Dosen nyebelin banget" ucap Kanna.
"Lah? dosen?" Tanya Bunda Tari.
"Iya Bun jadi, beliau itu 3 bulan ngisi kelas kita. Tau gak Bun masa kita di suruh ngerjain tugas dari halaman 50 sampai 60 kan gak manusiawi" ucap Kanna menceritakan keluh kesah nya.
"Ya tinggal di kerjakan to sayang kamu kan pintar masa cuma soal segitu ngeluh" ucap bunda Tari.
"Kek nya aku salah orang deh buat curhat" gumam Kanna.
"Kamu mau lanjut kuliah di mana?" Tanya Bunda Tari.
"Kayaknya, di Univ Klantang aja Bun" ucap Kanna.
"Bagus deh, jadi kamu gak perlu ke luar kota" ucap Bunda Tari.
"Iya Bun, aku juga udah sempet ngobrol sama ayah tentang universitas. Sebenarnya Kanna mau masuk di universitas Gunadarma tapi, ayah gak ngebolehin Kanna. Terus Kanna di suruh milih di Klantang, Johor, Sama Ganto ya udah deh Kanna mutusin buat di Klantang aja" ucap Kanna.
"Ayah ngelarang bukan karena gak mau sayang. Kamu adalah putri kami satu satu nya kami khawatir kalau kamu jauh dari pengawasan kami. Walaupun di Klantang tapi, setidaknya kamu juga harus ngekos kan sama hal nya kalau kamu Kuliah di luar kota. Ke Klantang juga sudah luar kota." Ucap Bunda Tari.
"Iya Bunda" jawab Kanna.
"Ya sudah sekarang kamu pergi siap siap karena habis magrib bakal ada Tamu" ucap Bunda Tari.
"Astaga Bunda dari pagi Tamu Mulu. Kalau Sampek aku ketemu lagi sama itu dosen ku cekik leher nya." Ucap Kanna.
"Hus gak boleh ngomong seperti itu. Tamu adalah raja jadi, kita harus menghormati nya. Sana siap siap" ucap bunda Tari yang mendorong pelan putri semata wayangnya untuk ke kamar.
Setelah Kanna bersiap siap ia membuka sebentar ponsel nya dan mengecek apakah ada informasi.
"Anda bukan admin"
Itu hal pertama yang di lihat Kanna dari ponsel nya. Ternyata nomor tidak di kenal sudah masuk ke dalam group kelas nya dan memberhentikan Kanna sebagai admin.
"Ish siapa sih yang ngelakuin hal ini nyebelin banget" ucap Kanna kesal.
Ternyata Bu Wati sudah menambahkan Nomor Ibra ke dalam Group kelas nya dan memberhentikan admin yang lain juga.
"Nih dosen minta di apa in sih sumpah ngajak berantem ihhhh gerammm!" Ucap Kanna kesal.
Ia akhirnya turun dengan perasaan kesal.
Ia menggerutu di sepanjang tangga.
"Bunda! Ih bunda tau gak Dosen nyebelin tadi pagi ngebuat Kanna berhenti jadi admin kelas! Dia pikir dia siapa merubah admin seenak jidat nya sendiri!" Ucap Kanna sembari menuruni anak tangga.
Hingga ia terdiam mematung ketika ia melihat wajah yang tidak asing.
"Mampus tuh manusia di sini. Tadi, aku ngomong nya kenceng gak ya?" Gumam Kanna.
"Ada apa Kanna?" Tanya ayah.
"Eh tidak ada apa apa ayah Kanna sedikit kesal tadi." Ucap Kanna.
"Kanna sini sebentar nak" panggil ayah Kanna.
"Perkenalkan ini Tuan Rassena, ini putra kedua nya, dan ini putri nya. Itu istri tuan Rassena dan itu ibu tuan Rassena" ucap Ayah Kanna menunjukkan anggota keluarga Rassena.
"Salam kenal saya Annisa Kanna Puspita" ucap Kanna.
"Tadi kamu marah marah kenapa kan?" Tanya Karina.
"Oh tidak apa apa" ucap Kanna.
"Oh iya, saya dengar kamu dan Karina satu kelas dan kalian saling bersaing ya?" Tanya tuan Rassena.
"Hehe iya tuan" ucap Kanna.
"Kanna permisi dulu ke dapur mau bantu bunda" ucap Kanna menghindari tatapan tajam Ibra.
"Ibra, nenek suka dengan dia nenek mau dia" ucap nyonya besar keluarga Rassena.
"Bunda kenapa gak ngomong sih kalau yang bakal datang keluarga Rassena" ucap Kanna kesal.
"Bunda juga kaget sayang" ucap Bunda Tari.
"Kalau begitu sekarang kamu Hantar kan teh ini ke depan bunda harus menyelesaikan yang lain" ucap Bunda Tari menyerahkan Nampan berisi 7 gelas air.
Kanna mau tidak mau harus menghantarkan teh tersebut ke depan.
"Silahkan" ucap Kanna sembari meletakkan teh di meja.
"Kanna ke sini sebentar nak" panggil ayah nya.
Ayah nya menepuk sebelas sofa nya untuk memberitahu Kanna agar duduk di sebelah ayah nya.
"Ada apa ayah?" Tanya Kanna.
"Nyonya besar mau ngomong sesuatu ke kamu" ucap ayah Kanna.
"Begini, kedatangan kami ke sini adalah untuk bersilaturahmi dengan keluarga kamu. Dan juga kami ingin melamar kamu" ucap Nyonya besar dengan raut wajah yang sangat bahagia.
"Hah? Melamar? Untuk siapa? Di keluarga anda yang seumuran dengan saya hanya Karina" ucap Kanna terkejut.
"Lamaran ini untuk Ibra. Oma ingin melihat Ibra menikah sebelum Oma di panggil oleh yang kuasa. Ibra adalah cucu kesayangan Oma" ucap Nyonya besar sembari memegang pundak Ibra.
"Gak! Aku masih ingin kuliah perjalanan karir ku masih panjang!" Ucap Kanna.
"Kanna tolong dengar kan ayah, Tuan Rassena sudah banyak membantu keluarga kita. Bahkan rumah yang kita tempati ini juga berkat tuan Rassena. Jika dulu tuan Rassena tidak memberikan ayah pekerjaan mana mungkin kita bisa tinggal di tempat yang sangat layak ini" ucap ayah Kanna.
"Berapa harga yang mereka berikan atas diri ku ayah?" Ucap Kanna dengan mata yang sudah berkaca kaca.
"Kanna, ayah hanya ingin membalas Budi kepada keluarga tuan Rassena" ucap ayah Kanna.
"Kalau Kanna tau dari dulu Kanna lebih memilih menjadi miskin daripada harus menerima pemberian ini yang itu menyangkut harga diri Kanna!" Ucap Kanna.
Air mata nya kini tidak lagi dapat terbendung. Air mata nya lolos membasahi pipi nya. Kanna beranjak dari duduk nya dan pergi ke dalam kamar nya.
"Kanna! Tolong dengar penjelasan ayah dulu Kanna!" Teriak ayah Kanna.
"Saya tau ini berat bagi Kanna om. Jadi, berikan waktu dulu kepada Kanna. Biarkan dia memikirkan keputusan nya" ucap Ibra.
"Oma, Oma jangan sedih ya. Ibra pasti bisa luluh in hati Kanna" ucap Ibra meyakinkan Hati nenek nya itu.
"Om, Karina boleh ke kamar Kanna?" Tanya Karina.
"Tentu saja. Silahkan kamar Kanna di tengah ya di depan pintu nya ada tulisan nama nya" ucap ayah Kanna.
"Karina akan coba ngomong sama Kanna ya Oma" ucap Karina dan di balas anggukan oleh Oma.
Karina berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Kanna.
Tok.. tok.. tok..
"Kanna, aku boleh masuk?" Ucap Karina.
Namun, tak ada balasan Karina mendorong pelan pintu kamar Kanna dan ternyata tidak di kunci. Karina pun mencoba membuka pintu nya lebih lebar.
Setelah terbuka dengan sempurna Karina memasuki kamar Kanna.
"Kanna? Kamu di mana?" Panggil Karina namun tidak ada jawaban.
Karina mendengar gemercik air dari kamar mandi Kanna. Ia membuka nya sedikit dan lagi lagi tidak di kunci.
Ia begitu terkejut ketika melihat Kanna tergeletak di lantai kamar mandi dalam keadaan Air Shower menyala.
Karina pun segera berlari ke bawah dengan wajah ketakutan.
"Om k-ka-kanna om!" Ucap Karina terbata bata.
"Kanna kenapa?" Tanya ayah Kanna.
"Kanna pingsan om!" Ucap Karina.
Bunda Kanna dengan cepat berlari ke kamar Kanna begitu pula dengan orang orang yang ada di ruang tamu.
Ayah Kanna terkejut melihatnya Keadaan Kanna di kamar mandi.
Ia segera mematikan Shower nya dan menggendong Kanna keluar kamar mandi.
Bunda Kanna juga langsung menyelimuti Kanna dengan handuk.
"Ayah, sebaiknya ayah dan yang lain turun ke bawah untuk makan. Bunda akan Menganti baju Kanna dulu" ucap bunda Kanna.
Ayah Kanna dan yang lain nya langsung turun ke bawah untuk makan malam sedangkan Bunda Kanna membantu Kanna mengganti baju.
"Ehm Tuan Sena tolong maafkan ketidaknyamanan ini" ucap Ayah Kanna.
"Tidak apa apa tuan Rajesh kami bisa memaklumi nya" ucap Tuan Rassena.
"Sebaiknya malam ini kalian menginap di sini karena tidak baik kalian berkendara di malam hari" ucap Ayah Kanna.
"Apa kami tidak merepotkan Anda tuan?" Tanya Ibra.
"Tentu saja tidak" ucap Ayah Kanna.
"Karina bisa tidur dengan Kanna" ucap Ayah Kanna.
"Terimakasih banyak om" ucap Karina.
"Ayo ayo silahkan di makan. Sebagai besar makanan ini yang memasak kanna loh" ucap ayah Kanna.
Tidak lama bunda Kanna turun untuk bergabung dengan yang lain nya.
"Bagaimana keadaan Kanna?" Tanya Oma.
"Syukurlah Kanna Tidak apa apa Nyonya seperti nya dia tadi syok jadi dia pingsan" ucap Bunda Kanna.
"Ibra, setelah Kanna menjadi istri mu Oma mau kamu jaga dia Baik baik. Jika sampai Kanna sakit Kamu yang akan Oma hukum" ucap Oma dengan tegas.
"Oma, ayo lah kan Kanna juga belum bilang setuju atau tidak" ucap Nyonya Rassena.
"Tapi, Oma mau dia yang jadi Istri Ibra! Ibra adalah cucu Oma yang paling Oma sayang jadi, Oma mau dia bahagia dengan pilihan Oma!" Ucap Oma dengan tegas.
"Tante, masakan Kanna enak banget besok Karina boleh kan minta di ajarkan memasak sama Kanna" ucap Karina.
"Tentu saja nona" ucap Bunda Kanna.
"Tante tidak perlu memanggil ku nona cukup panggil aku Karina" ucap Karina.
"Baiklah kalau begitu" jawab bunda Kanna.
"Tuh, Kanna saja pintar memasak. Masakan nya enak pula betah Oma kalau begini" sindir Oma.
"Oma, gak boleh gitu atuh" ucap Tuan Rassena.
"Kenapa? Memang benar kan?" Ucap Oma yang keras kepala.
Malam sudah menunjukkan pukul 22.00 Ibra tidur bersama Tuan Rassena sedangkan Oma tidur bersama Nyonya Rassena.
Karina masih terjaga di kamar Kanna sembari memainkan ponsel nya.
"Ugh" lenguh Kanna.
"Kau sudah bangun" ucap Karina membantu Kanna duduk.
"Apa yang kau lakukan di kamar ku?" Tanya Kanna sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Aku menginap di sini bersama yang lain. Bagaimana keadaan mu?" Tanya Karina.
"Syukurlah aku sudah baik baik saja" ucap Kanna.
"Boleh kah aku katakan sesuatu?" Tanya Karina.
"Tidak ada yang melarang mu berbicara dari tadi" ucap Kanna.
"Jujur saja Aku iri dengan diri mu. Kau mempunyai keluarga yang sangat menyayangi mu, Tidak seperti ku" ucap Kirana.
"Kenapa kau mengatakan hal itu kepada ku? Jangan bilang kau menggunakan Trik ini untuk membuat ku bersimpati kepada mu" ucap Kanna.
"Terserah kau mau mengganggap nya apa. aku terlahir dari Rahim seseorang yang ingin menjadi orang ke 3 ayah ku" ucap Kirana menyandarkan kepalanya di dinding.
"Maksud mu kau bukan anak dari Nyonya Rassena?" Tanya Kanna terkejut.
"Iya, aku lahir dari selingkuh an ayah ku. Tapi, ibu ku tetap menyayangi ku seperti putri nya sendiri tapi, Oma. Oma sama sekali belum menerima ku sepenuh nya. Kau tau, aku berusaha mendapatkan nilai terbaik agar aku bisa satu kelas dengan mu. Oma meminta ku untuk mengawasi mu setiap waktu" ucap Kirana dengan senyuman yang getir.
"Jadi, selama ini kau mengawasi ku?!" Ucap Kanna tidak menyangka bahwa Karina benar benar mengkhianati nya.
Kirana mengangguk kan kepala nya sebagai pertanda kebenaran.
"Kau ingat ketika kau jatuh dari tangga? Oma memarahi ku karena tak bisa menjaga mu" ucap Karina.
"T-tunggu kenapa Oma mu begitu terobsesi dengan ku? Banyak wanita yang lebih cantik daripada aku kenapa harus aku?" Ucap Kanna.
"Apakah orang tua mu belum menceritakan kebenaran yang sesungguhnya kepada mu?" Tanya Kirana. Kanna hanya menggeleng kan kepala nya sembari mengingat apakah orang tua nya pernah mengatakan sesuatu.
"Aku lahir di waktu yang sama dengan putri ibu ku tapi, karena kecerobohan ayah mu ketika menyetir membuat ia menabrak ibu ku dan membuat saudara ku meninggal dunia. Ayah mu berjanji akan memberikan mu kepada keluarga ku sebagai istri dari salah satu kakak ku. Karena itulah keluarga ku benar benar menjaga mu karena kau adalah calon istri kakak ku!" Ucap Kirana.
"Ini semua bohong!" Ucap Kanna tidak percaya. Air mata nya kembali mengalir membasahi pipi nya.
"Kalau kau tidak percaya maka tanyalah kepada ayah mu! Apa kau tau sebenarnya kau mempunyai 1 saudara laki laki tapi, aku tidak tau di mana keberadaan nya" ucap Karina.
"Kenapa kau bisa tau banyak tentang hal ini?" Tanya Kanna.
"Ayah dan ibu yang menceritakan semua nya" ucap Karina.
"Kakak mu, harus bekerja di perusahaan kakak pertama ku sebagai jaminan jikalau kau tidak mau menikahi kakak ku maka kakak mu akan di jadikan budak. Tapi, aku tidak tau dia sekarang di tempatkan di mana" ucap Karina.
"Budak?! Hah?! Jaman apa ini?! Ini sudah merdeka dan keluarga mu masih menganut sistem budak?! Kuno sekali!" Ucap Kanna kesal.
"Tolong beritahu aku di mana kakak ku" sambung Kanna.
"Orang tua mu saja tidak tau dia ada di mana apa lagi aku. Jika kau ingin tau di mana kakak mu maka menikah lah dengan kakak ku kau bisa menyelidiki nya sendiri" ucap Kirana.
"Bagaimana aku bisa menikah Kiran, aku masih terlalu muda. untukmengemban tugas sebagai istri! Kau dan aku seumuran bagaimana bisa aku menggendong anak lebih dulu dari mu!" Ucap Kanna sembari menatap tajam Kirana.
"Aku ada cara, kau bisa mengajukan beberapa syarat untuk pernikahan itu aku yakin Oma tidak akan menolak nya. Karena dia benar benar menyukai mu" ucap Kirana.
"Bagaimana kalau rencana itu gagal?" Ucap Kanna.
"Aku akan selalu ada di pihak mu Kan" ucap Kirana.
"Aku akan memikirkan nya lagi nanti. Sekarang sudah larut tidur lah" ucap Kanna.
Kanna akhirnya memposisikan tidur nya. Ia menarik selimut dan segera tidur agar dia tidak bangun terlambat.
Begitu pula dengan Kirana.
Bab 3
Malam begitu cepat berlalu Kanna bangun tatkala mendengar Alarm ponsel nya. Ia segera bangun dan membersihkan diri. Setelah ia selesai ia membangun kan Kirana agar ia segera mandi. Tatkala Kirana sedang Mandi Kanna pergi keluar kamar untuk menuju ke bawah.
Ia sudah terbiasa setelah membersihkan dirinya dan kamar ia turun untuk membantu Bunda nya menyiapkan sarapan.
"Selamat pagi bunda" sapa Kanna.
"Pagi sayang bagaimana keadaan mu?" Tanya Bunda.
"Kanna sudah membaik bunda" ucap Kanna.
"Kamu istirahat saja. Bunda bisa menyiapkan ini sendiri" ucap Bunda.
Kanna pun akhirnya memilih untuk ke ke taman sembari menunggu senyuman dari mentari pagi.
Ia duduk di kursi taman sendirian sembari menghirup udara pagi yang segar.
Tiba tiba terlintas di pikiran Kanna ia ingat pernah melihat foto laki laki menggendong nya ketika kecil. Tapi, itu bukan ayah nya.
Kanna pun beranjak dan berlari masuk ke rumah.
Ia langsung naik ke kamar nya dan mencari album foto nya ketika kecil.
"Kamu mencari apa?" Tanya Kirana.
"Bukan urusan mu, ini adalah kamar ku" ucap Kanna yang masih sibuk mencari album nya.
"Ketemu!" Ucap Kanna.
Ia lantas membuka album tersebut dan mencari keberadaan foto kakak nya.
Namun, hebat nya foto yang seharusnya berada di tempat nya sudah hilang dari album tersebut.
Kanna semakin heran dengan semua yang terjadi.
"Apa yang kau cari?" Tanya Kirana.
"Aku ingat dulu aku pernah melihat foto laki laki menggendong ku ketika aku bayi. Dia seperti anak anak yang berumur 7 tahun. Di foto itu bunda berdiri di sebelah nya menjaga ku agar tidak jatuh. Apakah dia kakak ku?" Ucap Kanna.
"Tapi, foto itu sekarang tidak ada" sambung nya. Tatapan Kanna masih dalam satu arah sembari mengingat kembali kemana perginya foto tersebut.
"Kemungkinan besar itu adalah kakak mu karena orang tua ku membawa kakak mu ketika kau masih bayi"ucap Kirana.
"Kanna! Cepat turun!" Panggil Bunda nya dari balik pintu.
"Iya bund sebentar" ucap Kanna.
"Ayo turun!" ajak Kanna.
Mereka berdua pun turun ke bawah untuk bergabung dengan yang lain nya.
"Bagaimana keadaan mu sayang?" Tanya Oma.
"Kanna sudah lebih baik Nyonya" ucap Kanna.
"Jangan panggil Nyonya. Panggil Oma" ucap Oma dengan senyum sumringah.
"Heheh Oma" ucap Kanna.
"Ayah, Kanna mau menikah dengan pak Ibra" ucap Kanna.
"Uhukk" Ibra terbatuk karena Kanna memanggil nya pak.
"P-pak?" Ucap Ibra.
"Iya terus siapa?" Ucap Kanna dengan wajah sombong.
Ibra mencoba menahan diri nya agar tidak marah.
"Maafkan Kanna tuan dia belum tau anda berumur berapa jadi dia memanggil anda pak" ucap Ayah Kanna.
"Tidak apa apa ayah" ucap Ibra.
"Ayah?! Sejak kapan aku mengizinkan mu memanggil nya ayah?! Dia adalah ayah ku!" Ucap Kanna, ia menatap tajam ke arah Ibra dengan perasaan marah.
"Dia juga akan menjadi ayah mertua ku setelah kau menjadi istri ku" ucap Ibra yang menanggapi tatapan Kanna dengan santai.
"Sudah sudah sebentar lagi kalian akan menikah apakah kalian akan terus bertengkar seperti ini?" Ucap Nyonya Rassena.
"Hahahaha biarkan saja. Kanna, Ibra masih ber umur 23 tahun masih muda bukan?" Ucap Oma.
"Aku masih berumur 17 tahun dan aku harus menikah dengan om om berumur 23 tahun? Hah bersyukurlah kamu mendapatkan gadis perawan seperti ku" ucap Kanna.
Seketika membuat gelak tawa di dalam ruang makan tersebut.
"Lalu kapan kalian akan menikah" tanya Karina.
"Minggu ini!" Ucap Ibra dengan cepat.
"Duh seperti nya ada yang tidak tahan untuk menikah nih ya" goda Nyonya Rassena.
"Ibuuu" renggek Ibra.
"Sudah jangan merenggek kau akan segera menikah tapi, tingkah mu masih seperti anak kecil!" Ucap Oma nya.
"Tapi, aku ada beberapa syarat dan kalian harus memenuhi nya jika tidak, maka aku tidak mau menikah'" ucap Kanna.
"Apa Syarat nya? Pernikahan yang mewah? Mahar yang besar? Atau apa?" Tanya tuan Rassena.
"Aku mau pernikahan ini di langsung kan secara sederhana dan hanya di hadiri oleh pihak keluarga" ucap Kanna.
"Hal yang sepele" ucap Ibra yang menganggap nya ringan.
"Ke dua" sambung Kanna membuat Ibra terkejut.
"Setelah menikah, aku ingin mempunyai rumah sendiri" ucap Kanna.
"Kamu gak mau tinggal sama aku?" Tanya Kirana.
"Bukan begitu tapi, aku hanya ingin tinggal berdua dengan suami ku. Kami pasti akan sering mengunjungi kalian" ucap Kanna.
"Baiklah itu bukan masalah besar" ucap Oma
"Ke tiga, pak Ibra tidak boleh menyentuh ku sebelum aku lulus kuliah!" Ucap Kanna yang seketika membuat semua orang terkejut.
"Persyaratan apa apaan ini?!" Ucap Ibra kesal.
"Mau atau tidak jika tidak ya sudah" ucap Kanna sombong.
Ibra sangat ingin mengunyah bocah itu namun, ia harus menahan nya jika tidak rencana nya untuk menikah akan gagal.
"Baiklah itu saja atau masih ada lagi?" Tanya Ibra.
"Kau tidak boleh mencampuri kehidupan ku, entah dunia pertemanan ku, sekolah ku, atau apapun tentang ku!" Ucap Kanna.
"Ku kabul kan" ucap Ibra.
"Tapi, aku juga punya persyaratan untuk mu! pernikahan ini akan ku publikasikan setelah kau lulus SMA" ucap Ibra.
Seketika semua rencana Kanna menjadi bumerang bagi nya.
Tapi, jika ia tidak setuju ia tidak akan bisa bertemu dengan kakak nya.
"Baiklah" ucap Kanna.
"Tapi, sebelum itu jawab jujur dulu pertanyaan ku" ucap Kanna.
Ia melihat kedua orang tua nya sesekali ia melirik ke arah Ibra.
"Bunda, bunda tidak pernah bohong kepada Kanna tolong jawab pertanyaan Kanna.
di mana kakak?" Tanya Kanna.
"K-kanna"
"Tolong jawab di mana kakak?!" Tanya Kanna sekali lagi.
"K-kakak mu sedang bekerja di luar negeri" ucap ayah Kanna.
"Benar kah? Lalu kenapa kakak tidak pernah pulang?" Tanya Kanna.
"Sudahlah, di saat yang berbahagia ini kenapa kita membahas hal yang tidak penting" ucap Oma mengalihkan pembicaraan.
"Siang ini juga kalian berdua akan ke butik pilihan Oma" ucap Oma.
"Tidak, aku hanya akan pergi jika Kirana ikut!" ucap kanna.
"Kanna" ucap Kirana.
"Oh ya sudah aku tidak mau pergi" ucap Kanna.
"Kau ini benar benar keras kepala!" Ucap Ibra kesal.
"Ini hanya masalah kecil Ibra biarkan adikmu ikut" ucap Nyonya Rassena.
"Sayang kamu ikut Kanna ya" ucap Nyonya Rassena.
"Baiklah" jawab Kirana.
Siang hari nya mereka ke butik mewah langganan milik keluarga Rassena untuk membuat gaun pengantin Kanna.
"Kanna kamu suka model yang mana?" Tanya Oma sembari membuka kan beberapa model yang tampak bagus.
"Oma, aku tidak mau gaun gaun ini" ucap Kanna.
"Kenapa? Apa model nya tidak bagus atau kamu tidak suka dengan kain nya?" Tanya Oma.
"Oma, Kanna mau yang sederhana saja. Kanna tidak mau terlalu glamor" ucap Kanna.
"Maaf nyonya, saya mempunyai model yang cocok untuk nona muda. Gaun nya memang tampak sederhana namun, sangat cocok untuk nona muda" ucap pemilik butik tersebut.
"Akhr aku mau pulang" ucap Kanna kesal.
"Nona, tolong setidaknya di coba dulu" ucap pemilik butik tersebut.
Kirana pun memberikan isyarat agar mau mencoba gaun pernikahan nya.
Akhirnya Kanna pun mau mencoba nya. Ia pergi bersama pemilik butik ke tempat ganti baju.
"Bagaimana nona anda menyukai nya?" Tanya pemilik butik tersebut.
"Aku suka" ucap Kanna.
"Bagaimana jika kita membiarkan Oma dan kak Ibra melihat nya?" Ucap Kirana.
Kanna berjalan keluar untuk menunjukkan gaun tersebut kepada Oma dan Ibra.
"Oma, Kanna akan keluar memperlihatkan gaun nya. Kiran jamin Oma pasti suka" ucap Kirana.
"Benar kah?" Ucap Oma yang bersemangat untuk melihat Kanna.
Ibra terpanah dengan kecantikan Kanna. Gaun nya memang sederhana namun, itu benar benar cocok untuk Kanna.
Ibra tak henti henti nya menatap Kanna.
"Wah cantik sekali pengantin Oma" ucap Oma.
"Kalau begitu kita ambil yang ini" sambung Oma.
"Oma ini terlalu mahal" ucap Kanna.
"Tidak ada yang terlalu mahal untuk mu sayang" ucap Oma.
Sore hari nya mereka mengantarkan Kanna pulang sekaligus keluarga Rassena berpamitan pulang ke rumah. Karena banyak sekali persiapan yang harus di buat sebelum hari pernikahan.
Kanna pergi membersihkan diri nya di kamar mandi sembari membasuh rambut nya ia memikirkan apakah apa yang dia lakukan ini sudah benar.
Ia ingin bertemu dengan kakak nya. Kakak yang sudah menyelamatkan kehidupan Kanna.
Setelah membersihkan diri Kanna pergi untuk membaca buku.
Karena dengan hal tersebut dapat membuat hati Kanna damai.
"Ya Tuhan Tolong kuatkan hamba untuk melalui segala nya. Maafkan hamba yang sudah melakukan dosa ini" gumam Kanna ketika ia sudah selesai membaca buku.
Ke esokan pagi nya.
"Weh kemana aja Lo kemarin?" Tanya Tania.
"Kan? Weh! Kanna!!" Panggil Tania sembari mengguncang tubuh Kanna pelan.
"Ha? Kenapa?" Tanya Kanna terkejut.
"Tadi tokek habis ku telan! Etdah bocah di panggil kek serasa manggil di kutub Utara. Kemarin Lo kemana gak berangkat sekolah?" Ucap Tania.
"Oh kemarin aku gak enak badan" ucap Kanna berbohong.
"Eh tau gak kemarin si dosen ngeselin itu juga gak berangkat beuh kita dari pagi sampai sore jamkos bah hahahaha senang nya dalam hati jamkos setiap hari" Ucap Tania yang bahagia hingga membuat nya bernyanyi.
"Selamat pagi anak anak" sapa Ibra.
"Nah, baru juga nyanyi kenapa harus muncul sekarang sih etdah" ucap Tania kesal.
"Tuhan lagi marah suara kamu sih jelek" goda Kanna.
"Hari ini saya akan memperlihatkan Film dokumenter yang nanti silahkan bisa di ambil makna serta informasi informasi menarik di dalam nya lalu buatlah laporan tentang Film yang kalian tonton" ucap Ibra.
"Ketua kelas silahkan nyalakan LCD nya" ucap Ibra. Namun, Kanna tidak menanggapi nya Kanna masih melamun memikirkan hari yang akan dia jalani ketika ia sudah menikah nanti.
"Kanna! Woi Lo di panggil pak Ibra tu!" Ucap Tania.
"Kenapa? Mikirin apa? Sok sok an banyak pikiran kayak orang Mau nikah aja" ucap Ibra meledek kanna.
Seketika Kanna merasa geram wajah nya merah padam hingga membuat Tania merasakan hal yang tak biasa.
"Okay fine! Saya keluar!" Ucap Kanna. Kanna akhirnya pergi meninggalkan kelas dan lebih memilih untuk duduk di markas yang tidak di ketahui banyak orang.
Sedangkan Ibra tidak memperdulikan nya. "Ingat jika dia meminta hasil rekapan nya jangan di berikan biar tau rasa" ucap Ibra dengan mengukir senyum licik nya.
"Ya Tuhan kenapa nasib ku harus begini? Harus di perbudak oleh keadaan hiks hiks hiks" Tangis Kanna seketika pecah ia tak kuasa membendung nya lagi.
Kanna terus menghindari pelajaran dengan ia pergi ke markas nya.
Namun, aneh nya ia bisa mengerjakan setiap tugas nya tanpa bantuan orang lain. Padahal dia tidak ada di kelas.
Sungguh menakjubkan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!