NovelToon NovelToon

Cinta Untuk Tiara

Bab 1. Pertemuan

Suatu sore tepatnya di depan sebuah toko bunga, ada seorang gadis cantik yang sedang menunggu taksi untuk pulang. Ya, dia adalah Tiara. Salah satu karyawan yang ada di toko bunga tersebut namun, saat tengah menunggu taksi pesanannya datang. Dia dikejutkan karena ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi hampir menabrak seorang wanita paruh baya.

Sebelum kejadian naas menimpa, Tiara segera berlari kearah wanita tersebut dan menariknya ke pinggir jalan.

"Nyonya tidak apa-apa?" Tanya Tiara.

"Iya, saya tidak apa-apa. Bagaimana denganmu? Apakah ada yang terluka?" Jawab Bu Sarah, wanita yang telah diselamatkan oleh Tiara.

"Saya tidak apa-apa, Nyonya" Jawab Tiara sembari tersenyum ramah.

"Syukurlah, terima kasih karena sudah menolong saya" Ucap Bu Sarah.

"Sama-sama Nyonya, sudah kewajiban saya untuk saling menolong" Jawab Tiara.

"Perkenalkan nama saya Sarah. Siapa namamu?" Tanya Bu Sarah seraya mengulurkan tangan.

"Saya Tiara Nyonya, biasa dipanggil Ara." Jawab Tiara membalas uluran tangan Bu Sarah.

Dari seberang jalan, datang seorang gadis manis yang memanggil Bu Sarah. Dia adalah Sintia Anastasya anak bungsu dari Bu Sarah.

"Mama" Panggil Sintia.

"Kenapa Mama masih disini?" Lanjut Sintia bertanya pada sang mama.

"Tadi Mama hampir ketabrak mobil saat akan menyeberang. Untung ada nak Tiara yang menolong Mama." Jawab Bu Sarah.

"Mama tidak terluka kan?" Lanjut Sintia sambil memeriksa bagian tubuh sang mama.

"Tidak sayang." Jawab Bu Sarah agar anaknya tidak khawatir.

"Terima kasih, mbak Tiara sudah menolong mama saya." Ucap Sintia.

"Sama-sama. Kalo begitu saya pamit dulu, karena taksi saya sudah datang." Jawab Tiara sambil berpamitan pada keduanya.

"Baiklah, terima kasih sekali lagi. Mungkin kapan-kapan kita bisa bertemu lagi." Jawab Bu Sarah yang di angguki oleh Tiara seraya tersenyum.

****

Sesampainya di rumah, Tiara bergegas membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah selesai, dia langsung menuju dapur untuk membuat makan malam. Hidup seorang diri tak lantas membuat Tiara hidup berfoya-foya, dia lebih senang memasak makanan sendiri daripada membeli di luar.

Semenjak kepergian kedua orang tuanya, Tiara harus hidup mandiri dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Sore pun berganti dengan malam, di saat seperti ini Tiara sangat merindukan berkumpul dengan keluarganya. Dulu saat kedua orang tuanya masih hidup, setelah makan malam mereka bercengkrama di teras depan sambil menikmati teh hangat. Kebersamaan itulah yang selalu Tiara rindukan, dia berharap semoga kelak akan ada laki-laki yang mau menemaninya di saat susah maupun senang. Berjuang bersama untuk meraih kebahagiaan dalam membina rumah tangga, memiliki anak yang sholeh dan sholelah.

Tak terasa waktu sudah beranjak semakin malam. Akhirnya, Tiara memutuskan untuk tidur agar besok tidak kesiangan untuk bekerja. Karena lelah setelah bekerja seharian, dia pun langsung terbawa ke alam mimpi.

***

Keesokan harinya, Tiara tengah bersiap-siap untuk berangkat menuju toko bunga. Sebelum itu, dia menyiapkan bekal untuk makan siang. Setelah selesai barulah dia berangkat menggunakan ojek online.

Sesampainya di toko, Tiara bergegas membersihkan lantai dan kaca dari debu yang menempel. Lalu dia merapikan bunga yang ada di pajangan. Sesudah membersihkan toko dia duduk sejenak sambil menunggu kedatangan temannya yang lain.

"Pagi Ra." Sapa Nisa teman Tiara yang ada di bagian merancang bunga.

"Pagi juga, Sa" Jawab Tiara.

"Tumben belum ada yang datang?" Tanya Nisa sambil menyimpan tas di dalam loker.

"Mungkin masih di jalan."

"Ya udah yuk, kita mulai kerja." Sambung Tiara.

Jangan lupa like dan komen ya 😍😘😘😘

Bab 2. Mahesa Pratama

Di sebuah perusahaan yang ada di tengah kota, sosok laki-laki berparas tampan yang memiliki sifat dingin sedang duduk di kursi kebesarannya. Ya, dia adalah Mahesa Pratama. Putra sulung dari Bu Sarah dengan Pak Ridwan.

Dia dulu adalah orang yang ceria dan hangat. Namun, kini karena kejadian di masa lalunya, membuat Mahesa berubah bersikap dingin pada siapa saja. Di khianati kekasih yang paling dicintainya mampu merubah diri Mahesa.

Semua berawal ketika Mahesa sedang dalam perjalanan dinas ke luar kota, dia memiliki rencana ingin memberikan kejutan pada sang kekasih yang kebetulan berada di kota yang sama dengan Mahesa.

Olivia Wijaya yang akrab di sapa Oliv, dia seorang model yang terkenal di Kota X. Dia memiliki sikap yang arogan pada semua orang, meskipun itu keluarga terdekatnya. Dan ada satu hal yang tak pernah diketahui oleh Mahesa yaitu Oliv memiliki hubungan gelap dengan managernya sendiri.

Flashback on

Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya tibalah Mahesa di Kota X. Sebelum itu, Ia memutuskan mencari hotel terlebih dahulu untuk menginap selama beberapa hari ke depan. Sesampainya di hotel, dia langsung merebahkan diri di ranjang guna melepas penat. Lalu dia bangkit menuju kamar mandi guna membersihkan diri dan akan bergegas menuju tempat di mana kekasihnya menginap.

Sesampainya di hotel di mana kekasihnya berada, Mahesa langsung mengetuk pintu kamar Oliv.

Tok tok tok

"Ya sebentar." Jawab Oliv dari dalam.

Ceklek

Begitu membuka pintu, betapa terkejutnya Oliv saat mengetahui bahwa yang mengetuk pintu kamarnya adalah Mahesa. Dengan muka yang pucat pasi, Oliv mulai bertanya pada Mahesa.

"Sayang, kenapa nggak kabari dulu kalau mau kesini?" Sembari menormalkan degup jantungnya.

"Sengaja karena ingin membuat kejutan, memangnya kenapa?" Jawab Mahesa seraya bertanya pada kekasihnya.

"Siapa yang datang, Honey?" Tanya seseorang dari dalam kamar yang di tempati Oliv.

Deg...

"Siapa yang ada di dalam?" Tanya Mahesa dengan sorot mata yang tajam.

Oliv mulai gelagapan dan berkeringat dingin, dia bingung akan menjelaskan pada Mahesa. Seolah mulutnya terkunci rapat.

"Bu-bukan siapa-siapa Sayang" Jawab Oliv dengan terbata-bata.

"Apa ini yang kau maksud dengan jadwal yang padat?" Tanya Mahesa dengan intonasi tinggi.

"Jadwal padat karena sedang bermesraan dengan laki-laki lain di sini. Padahal aku sangat mempercayaimu bahwa kamu adalah orang yang setia. Ternyata dugaanku salah." Sambung Mahesa sembari menahan amarah yang siap meledak dan tangan yang terkepal kuat.

"Sayang, aku bisa jelaskan sama kamu. Ini tidak seperti yang kamu fikirkan." Pinta Oliv berharap Mahesa mau mendengarkan penjelasannya.

"Heh, semua sudah jelas Oliv. Apalagi yang ingin kamu jelaskan. Bahkan di saat aku mempercayaimu bisa menjaga kesetiaan dalam hubungan kita, kamu justru malah asyik kencan dengan managermu sendiri. Niat hati aku ingin memberi kejutan, ternyata aku yang di buat terkejut dengan kelakuanmu itu" Pungkas Mahesa seraya tersenyum getir.

"Mulai hari ini, jangan pernah hubungi aku dan jangan pernah muncul di hadapanku lagi. Aku anggap hubungan kita sudah berakhir, sudah cukup untukku mempertahankan kamu. Bersenang-senanglah dengan kebebasanmu sekarang." Ucap Mahesa lalu pergi meninggalkan Oliv yang masih mematung di depan pintu kamarnya.

Flashback off

Sejak saat itulah, sikap Mahesa yang dulu hangat menjadi sosok yang dingin. Bahkan banyak wanita yang mendekatinya namun, tak pernah sekalipun digubris oleh Mahesa. Pengkhianatan yang dilakukan Oliv membuat Mahesa sangat membenci wanita, dan menganggap bahwa semua wanita sama seperti mantan kekasihnya.

Jangan lupa tinggalkan like dan komen 😍😘😘😘

Bab 3. Tak Ingin Menikah

Setelah kejadian sore yang menimpa Bu Sarah, beliau mempunyai rencana ingin menjodohkan Tiara dengan Mahesa.

"Sin, bagaimana pendapatmu tentang Tiara?" Tanya Bu Sarah memulai percakaan dengan sang putri.

"Menurutku, dia orang yang baik dan sopan. Kenapa tiba-tiba Mama bertanya begitu?"

"Emm, sebenarnya Mama ingin menjodohkan dia dengan kakakmu. Mama sudah tua, pengen punya cucu biar rumah jadi rame." Jawab Bu Sarah dengan harapan anak sulungnya cepat menikah dan hidup bahagia.

"Mama yang sabar, semoga saja kakak mau menuruti permintaan Mama. Aku juga berharap setelah kakak menikah, dia bisa kembali seperti dulu lagi." Ucap Sintia sembari menggenggam lembut tangan sang mama.

"Semoga saja kakakmu bisa berubah."

*****

Di lain tempat, Tiara yang saat ini sedang istirahat setelah makan siang. Ingin meminta ijin pada pemilik toko bunga, karena dia akan mengunjungi makam kedua orang tuanya.

Tok tok tok

"Masuk." Terdengar sahutan dari dalam.

"Permisi Pak, saya mau minta ijin ingin mengunjungi makam orang tua saya. Jadi, hari ini saya masuk sampai siang saja." Pinta Tiara dengan sopan.

"Baiklah, tidak apa-apa. Tapi besok tetap masuk seperti biasa."

"Terima kasih, Pak." Ucap Tiara seraya menunduk hormat.

"Kalau begitu saya permisi dulu. Selamat siang, Pak." Sambung Tiara lalu keluar dari ruangan tersebut. Dan dijawab anggukan kepala oleh pemilik toko.

***

Sesampainya di makam, tak lupa Tiara membeli bunga terlebih dahulu untuk di tabur di atas makam kedua orang tuanya.

"Assalamualaikum ayah, ibu. Maaf aku baru sempat kesini lagi. Aku sangat rindu kalian, rindu berkumpul dan bercanda bersama." Ucap Tiara dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ara benar-benar kesepian, di saat lelah ingin berkeluh kesah tak ada tempat yang senyaman pelukan kasih sayang dari kalian."

Akhirnya, setelah sekian lama memendam beban pikiran sendiri, tanpa ada tempat untuk sekedar bersandar dari pahit getir kehidupannya selama ini. Tiara mengeluarkan segala uneg-unegnya. Tak lupa Tiara berdoa semoga kedua orang tuanya di tempatkan di tempat yang layak di sisi Allah SWT. Lalu menaburkan bunga yang di belinya tadi.

"Ayah, ibu Ara pulang dulu. Nanti kalau ada waktu Ara kesini lagi." Pamit Tiara lalu bergegas meninggalkan makam. Hari ini dia berencana ingin ke minimarket, membeli kebutuhan yang sudah hampir habis.

****

Setibanya di minimarket, Tiara langsung mengambil keranjang untuk tempat belanjaannya. Dia membeli ayam, sayur, buah dan tak lupa keperluan untuk mandi dan mencuci. Setelah di rasa cukup, dia langsung menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya.

Namun, tanpa sengaja saat akan menuju kasir. Dia bertabrakan dengan seseorang.

Brukk

"Aduh, maaf Tuan. Saya tidak sengaja." Ucap Tiara sambil memunguti belanjaannya yang terjatuh.

"Hmm, lain kali hati-hatilah!" Jawab Mahesa dengan datar.

Ya, seseorang yang baru saja di tabrak Tiara adalah Mahesa. Yang kebetulan sedang membeli minuman kaleng.

"Baik Tuan, sekali lagi saya minta maaf." Pungkas Tiara yang dijawab deheman oleh Mahesa.

Selesai melakukan pembayaran, Tiara bergegas pulang karena merasa lelah dan ingin segera merebahkan diri sekedar melepas penat.

***

Di sisi lain, Mahesa merasakan ada suatu getaran aneh saat pertemuan tidak sengaja dengan Tiara sewaktu mampir di minimarket.

"Ada apa denganku? Tidak mungkin aku jatuh cinta pada gadis itu." Gumam Mahesa sebelum melajukan kendaraannya.

Mahesa lalu pergi meninggalkan minimarket tersebut. Dia segera pulang karena sejak tadi mamanya menelpon menyuruhnya untuk cepat pulang. Entah apa yang ingin mamanya bicarakan, Mahesa tidak tahu.

30 menit kemudian, Mahesa sudah sampai di rumah sang mama.

"Apa yang ingin Mama bicarakan, kenapa harus sekarang?" Tanya Mahesa setelah bertemu dengan Bu Sarah di ruang keluarga.

"Mama ingin membicarakan sesuatu denganmu, Mama ingin kamu menuruti permintaan Mama untuk menikah dengan gadis pilihan Mama. Dia gadis yang baik dan sopan." Pinta Bu Sarah to the poin.

"Sudah berapa kali aku bilang, kalau aku tidak akan menikah. Bagiku semua wanita itu sama saja, sama-sama pengkhianat." Jawab Mahesa dengan tegas.

"Jangan menilai wanita hanya karena masa lalu kamu, Nak. Tidak semua wanita seperti yang kamu pikirkan. Apa kamu berfikir kalau Mama dan adikmu juga seorang pengkhianat?"

"Bukan begitu maksud Mahesa, Ma. Saat ini aku belum memikirkan tentang menikah apalagi sejak kejadian waktu itu." Terang Mahesa dengan lirih.

"Lalu sampai kapan kamu akan terus merenungi semua yang sudah terjadi? Mama sudah tua Mahesa, Mama juga ingin menimang cucu. Mama ingin di saat terakhir hidup Mama, Mama bisa melihat hidup anak-anak Mama sudah bahagia." Ucap Bu Sarah dengan air mata yang mengalir deras.

"Sejak kepergian papamu untuk selamanya, Mama merasa kesepian. Kamu sibuk bekerja, adikmu kuliah. Di rumah sebesar ini hanya ada Mama dan beberapa asisten rumah tangga saja."

"Mama mohon Mahesa, kali ini saja turuti permintaan Mama." Sambung Bu Sarah memohon pada Mahesa agar mau menurutinya.

"Baiklah, akan Mahesa pikirkan dulu. Mahesa akan usahakan." Ucap Mahesa dengan helaan napas panjang, yang dijawab anggukan kepala oleh Bu Sarah.

Tinggalkan like dan komen kalian, ya 🙏😊

Biar makin semangat buat nulis bab baru 😍😍😘😘😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!