PROLOG: Sebelumnya biar agak sopan dikit, saya terima kasih ke orang gabut yang gak sengaja nemu prastasti ini di NOVELLLTONNNN!!. Oke jadi novel ini Cuma nyeritain pengalaman saya di misi yang hampir ngambil nyawa saya, ‘"HUUUHHH’", tapi saya selamat sentosa karena kalian semua I LOVE YOU ALL HAH, so biar gak kelamaan baca aja ya jangan lupa sambil minum nasi biar gak kecapean oke what the, yaudah baca ajaya.
Zero Techno Navy Beast, adalah empat sekawan yang tinggal berada di kota jakarta. Letaknya berada di Jakarta. Mereka adalah pengangguran yang bener nganggur, mereka semua memiliki kerjaan rendah yang dimana teman mereka yang agak ‘’ANEH’’ yaitu Zero, tidak sengaja menabrak seorang AGENT class A yang membawa sebuah brosur bisa di bilang ‘YUNIKK’, setelah menolong dia. Saya tidak sengaja menginjak salah satu brosur, hingga di mulai lah awal STORY [cerita] dari AGENT HERO. Zero dan timnya mendapatkan tekanan besar dari komandan besar yang ‘’GONDRONG’’ PAHS yaitu itu BULL, komandan Bull selalu mencari cara untuk mengeluarkan Zero dan timnya dari PAHS, tapi dia memiliki trauma besar yang membuat dia melakukan itu. Banyak rintangan yang Zero dan timnya hadapi padahal mereka baru masuk menjadi AGENT, tapi karena tekad membara mereka berhasil menangkap salah satu MAFIA terjahat di dunia yaitu BLUE JACK……
‘’ngenggggggg.’’ ‘Plak’ sebuah pesawat kertas ngehantam muka seorang kantoran yang beler. ‘’weeee hihhh,’’ jatoh dari kursi palanya ngehantem meja, ‘’haduhhhh ganggu aja pergi-pergi.’’ Seorang karyawan yang sedang duduk di kursi sambil nyender dan mangap, lompat kaget sampe mantog. Dengan id namanya yaitu Marjan ’hmmmm nama yang unik.’
‘’maaffff, lagian tidur tu boss suruh bangunin eeee udah selasai belum ngetiknya.’’ Seorang karyawan sialan, kata si marjan, bukan saya. Kenalin namanya jurban. Dia adalah bawahan Marjan
‘’udahhhh sana pergi sana, ohh ya jangan lupa bangunin yang lain,’’ Marjan melihat jam yang ada di dinding kantornya, ‘’busett dah 12, oke banguin semuanya kek nya Cuma kamu yang bangun dari tadi. Siapa aja korban kamu.’’
‘’hehhhhe gak mungkin, oke saya ke kamar mandi dulu. Alam memanggil ku byee.’’ Jurban pergi ke wc meninggalkan teman kantornya yang sedang tidur.
Di luar kantor terlihat sebuah papan besar yang menunjukan sebuah plank yang bertuliskan, ‘BADAN PENGURUSAN ARSIP’. Tidak lama kemudian, di arah luar terlihat sebuah mobil avivi hitam. Sedang mengebut ke arah kantor itu, dengan jalan seperti oleng. Marjan berdiri dari kursinya, menyadari ada yang tidak beres dengan tamu hideng itu. ‘’siapa yang ngirim data di jam segini.’’ Ucap dia dengan wajah khawatir.
Marjan beranjak dari kursinya, berjalan keluar membuka pintu kaca kantor. Saat dia menyambut tamunya, mobil yang dia kira berhenti di depannya, tetap melaju dengan cepat. Marjan berlari masuk markas menyadari ada yang bahaya, membangunkan semua karyawannya yang masih tertidur dan ‘BUMMRSSSSM’ sebuah ledakan besar terjadi tepat di seluruh penjuru gedung itu. Marjan melompat sebelum selimut api menyelimutinya, mementalkan dirinya dan ujung-ujungnya mati.Terlihat di luar gedung api merah yang mengembul ke atas. Membuat seluruh karyawan hancur oleh ledakan di sertai gedung yang terkoyak besar oleh ledakan di arah depan.
‘’WIHHHH ENAK NIH BUAT BEGADANG." JUrban yang mengamati kantong plastik bertuliskan koffe. BRUMSHHHHH, "LAHH GAKGAKGAKKK!’’ Teriak Jurban di arah kejahuan gedung. Ternyata habis dari kamar mandi dia pergi beli kopi di luar dulu.
‘’kenapa!!! Padahal aku Cuma niat beli kopi doing hahh.’’ Jurban berlari menuju arah kantornya yang sudah hancur sebagian.
Jurban memasuki area kantornya nya yang sudah di penuhi oleh asap tebal dan reruntuhan, ‘’Banggggg!! Woyyy dimanaaaa kalian.’’ saat lebih jauh melangkah, tatapannya berubah menjadi melotot tajam tidak percaya akan kenyataan. Yaaaa dia melihat temannya ee maksudnya seniornya. Marjan sudah gosong dengan sebagian tubuh yang hancur.
masih dalam lautan kesedihan. Di kepulan asap muncul sebuah suara kematian ‘DORRRR’ sebuah peluru melesat keluar asap, membelah seluruh partikel debu dan menusuk lengan kiri Jurban yang masih terkaget.
‘’hahhhh siapa itu eee.’’ Kesakitan. Lirirh Jurban.
Tidak lama kemudian terdengarlah jawaban dari dalam asap semen itu. ‘’wah wahh tidak kusangka separah ini.’’ Keluarlah seorang berkumis dengan senyum iblisnya. Memakai jas celana dan dasi biru kecuali kemeja. terlihat sosoknya nampak makin jelas dengan sinar biru di matanya. sebenarnya cuma mata orang biasa biar keren dikit.
‘’hmmm kesihan sekali takdir mu hahha,’’ membungkuk menaruh tangannya di belakang ‘’aku tidak akan buang waktuku yang berharga, hanya ada dua pilihan, jadi tunjukan aku dimana arsip ‘THE LONG WORM’ maka kou hidup,’’ Jurban melotot lebih dan merinding mendengar kata yang pendek itu, seperti tahu suatu acaman besar. ‘’atau kou mati, hehe, mudah kan. Ini tidak sesulit memasak ikan banteng.’’ Senyum Blue Jack di sambut berdiri tegak lagi.
Jurban hanya bisa terdiam dan hanya berbisik di hatinya ‘’hahhhh hahhhh bagaimana dia bisa tahu ini tempat yang benar, padahal sudah banyak tempat yang di tutupi. aku harus membunuh orang ini. Tapi bagaimana caranya siallll, aha.’’ Jurban tiba-tiba teringat sesuatu.
Ini masa lalu dia dengan Marjan. ‘’Jurban,’’ panggil Marajan. Jurban lagi ngeheadshet ‘’JURBANNN!!.’’ Bentak Marjan.
‘’eeeee iya iya.’’ headsheet pendek tanpa talinya jatih ke kopi hitam di samping mejanya.
‘’cehh tidak sopan. Lihat ini di balik pintu itu,’’ Marjan menunjuk sebuah pintu otomatis, kek lift. ‘’jika suatu saat nanti ada keadaan genting, kou bisa berlindung di dalam sana,’’ tatapan sok bijak, keluar dari mata Marjan.
‘’bagaimana caranya itukan Cuma pintu lift yang mogok di tengah jalan.’’ Marjan sinis ke Jurban, membuatnya menjadi merinding.
‘’makannya dengar dulu, jika suatu saat aku mati karena melindungi tempat ini. Tekan tombol di samping pintu dengan bercak darah.’’
‘’hahh darah, kenapa.’’ Jurban Kaget dengan melotot
‘’nantinya itu akan mengeluarkan sinyal, langsung menuju PHAS. Dan jika kamu bisa menyelamatkan diri ambillah sebuah arsip yang terkurung di dalam pintu itu.’’ Marjan menjadi sinis seperti merasakan ada bahaya datang di masa depan.
Jurban berdiri dari tempat dia terjatuh dan jalan dengan terpincang-pincang menuju suatu tempat, dan di susul Blue Jack di belakangnya, berjalan santuy tanpa merasakan bahaya
‘’hem terimakasih ingin menuntun ku, hehhh kenap, kou tidak terima atas apa yang ku lakukan, hehe asal kou tahu ini bukanlah ulah ku.’’ Ucap Blue Jack dengan senyum wajah tanpa dosa.
Jurban hanya bisa mengejek orang itu di dalam hatinya. ‘’teruslah mengoceh, sebentar lagi sampai, tahanlah aku harus tidak sampai memancing gerak-gerikku.’’ Jurban ngomong di dalam hatinya dengan amarah, ya gitulah saya mah bukan psikolog.
Saat mereka berdua telah sampai di depan pintu itu. Jurban sudah akan memancarkan jempolnya tapi tertahan.
‘’wah wah ternyata kamu memang baikyaa, baiklah sebagai imbalan kamu kukirim ke syurga,’’ Blue Jack tesenyum memperlihatkan gigi kanannya. ‘’soooo any last words.’’ Blue Jack menodongkan pistolnya tepat di depan kepala Jurban.
Jurban sudah terengah-engah. Namun tidak ada rasa takut sama sekali di hatinya, sekilas saat dia melihat lubang pistol di depannya. Pandangan terelakan ke sebelah kanan bahu Blue Jack. Dan dia melihat sesosok yang dia kenal, yaaa kalian salah, dia adalah Marjan bersama rekan-rekannya yan sudah jadi bbq ‘aku nih parah banget maaf’. Jurban tersenyum lebar membuat Blue Jack ke heranan.
‘’ohhh jadi kamu senang dengan pilihanmu, heh luar biasa. hah da apa," Blue Jack malik ke belakang. "kamu ini gila yahhh hahahah. cehhh tidak berguna. kenapa orang yang mmiliki masa depan cerah harus mati seperti ini."
Jurban tanpa mennunggu lama, langsung menekan tombol di samping pintu dengan kepalan tangan yang di penuhi darah, sontak Blue Jack kaget melihat akan hal itu. Dan membalas menembak bahu kanan dan kiri serta paha Jurban, membuatnya terpental dua kali ‘DOR-DOR’. Alarm berbunyi, dan sebuah layar besar di duatu tempat, menampilkan tanda bulat merah.
‘’apa itu.’’ Seseorang yang sedang memakan burger, teralihkan pandangannya dengan tanda merah di layar besar temannya.
Si penjaga layar lain berdiri dari kursinya, dan mengeluarkan muka panik. ‘’CEPATTTT BERI TAHU KOMANDANN!!.’’ Teriak orang itu membuat semua orang yang sedang berkerja di area yang sama, menjadi panik.
Jurban jatuh dengan kedua lutut, dan mengangkat kepalanya yang masih bisa melihat dan mengejek Blue Jack.
‘’hehhhhh sangat hina, apa yang membuatmu nekad menukar nyawamu dengan sebuah tulisan.’’ Jack menatapnya dengan jijik, kek lihat tai.
Jurban hanya tersenyum lemas, dengan mata yang sudah mulai menutup. Menatap kekosongan di belakang Blue Jack. Blue Jack mencengkram pipinya. ‘’heyyy penakut ada apa, dari tadi kou tidak membalasku, apa yang kamu lihat di belakangku,’’ Blue Jack memalikangkan kepalanya ‘’hahahahah kou gila yahh, hahhahah jadi itu alasannya kamu diam saja.’’ Blue Jack tertawa lebar merendahkan.
Di balik tertawa Blue Jack, ternyata Jurban melihat semua rekannya tersenyum kepadanya. Blue Jack berdiri dan melepas cengkramannya, lalu menodongkan pistolnya tepat di dahi Jurban yang sudah lemas, namun dia tetap melihat ke arah temannya. ‘’cehhh tidak berguna.’’ ‘DORRR’ Jurban terjatuh kebelakang dengan slowmo, memperlihatkan darah yang keluar dari dahinya. Dan mati dengan mengenaskan.
Di balik api yang menyelimuti daerah Blue Jack keluar 4 orang anak buahnya, 1 perempuan dan 3 laki-laki. "APA YANG SELANJUTNYA BOSS." sahut seorang dari mereka.
Blue Jack meratapi mayat Jurban. "apa yang meracuni otak mereka ini. Padahal nyawa kalian hanyalah budak. Seharusnya mereka berterimakasih kepada ku. CARI BERKAS ITU LALU HANCURKAN TEMPAT INI BESERTA MAYATNYA SAMPAI RATA DENGAN TANAH, KALIAN PAHAM.’’ Perintah Blue Jack sambil melihat ke belakang kiri, dengan satu matanya dan terukir senyum iblis di mukannya.
"BAIK."
‘DUARRRRR’ terlihat komplotan Blue Jack pergi jauh dari tempat tadi.
Ke esokan harinya, tepatnya di Jakarta barat. Bangun lah seorang pemuda malas di tempat tidurnya yang berada di sebuah apartemen ‘LUSIN INDAH‘. ‘’huaaaaaaaahhhhh.’’ Zero berdiri dan melihat sekeliling kamarnya, Dengan wajah yang masih ngantuk. Zero bangun dari tempat tidurnya dan berjalan dengan mata tertutup, dia berjalan menyusuri ruangannya sambil beler, ‘’ehhhhhhhh.‘’ tanpa sadar Zero ternyata menendang Kevin, kucing orange peliharaannya, Zero terjatuh ke depan dan dagunya menghantam sebuah meja yang berisi harta karun.
‘PRINGGGG trengg trengg’ suara piring berjatuhan dan tidak pecah. Kok gak pecah kepoyaa, semua piring Zero itu plastic, makannya dia kalau makan nasi pake tangan. Karena tabrakan itu jatah tempe semalam terjatuh kelantai dan membuat Zero sedih ‘’nooooooooooo, YOU FAKINGGGG DOGG HAHH.’’ Zero melempar Kevin ke sembarang arah membuat dia terbang.
Setelah itu Zero membersihkan kejadian tadi dan pergi mengambil makanan ikan yang berada di atas rak dapur, ‘’okee Loki waktunya kamu makan ee.’’ saat Zero mengambil makanan Loki dan menoleh ke aquariumnya. ‘’Lokkk eee heh Loki mana Loki Loki,’’ Zero mengelus dagunya dan berfikir. ‘’jangan bilang kalau dia Loki beneran,’’ Zero menoleh kebelakang betapa terkejutnya ia melihat Kevin kucing sialan. sedang menyimpan Loki di mulutnya, melihat hal itu Zero menjadi marah besar ke kucing laknat itu. ‘’hahh Kevinn liat saja apa yang akan terjadi padamu." Zero mengambil sapu yang yang berada di sebelahnya, mengeluarkan jurus kung fu dan langsung mengejar Kevin ke penjuru kamar.
Kejar-kejaran pun masih di mulai, kevin dengan cepat melompat kesana-kemari untuk menghindar dari serangan Zero, Zero tidak putus asa dia terus mengejar Kevin, semua barang banyak menjadi pecah dan berantakan ada yang terlempar menuju keluar apartemen. Zero terus mengejar sampai akhirnya dia punya ide untuk menangkap kevin, berfikir sejenak dan diam, memegang dagunya melihat ke atas, Setelah itu Zero dengan senyum psikopat mengambil sekaleng sarden di dalam rak dapur tadi. ‘’kevin lihat sini.’’ ternyata cara itu ampuh untuk menangkap Kevin, Kevin dengan otak hewan langsung melepas ikan tersebut dan menghampiri Zero.
‘’meong meongekkkkk.’’ Kevin di cekik
Zero.‘‘hahahaha dapet juga.’’ Zero gembira mendapatkan kucing itu, sementara Kevin meronta-ronta.
Di depan pintu kamar apaterment Zero, Zero meletakan sebuah plastic hitam yang memiliki tulisan tertempel di depannya yang bertuliskan ‘sampah’ dan ada mahluk hidup di dalamnya menggerakan plastic itu dari dalam, ‘’hah akhirnya selesai juga oke waktunya makan.’’ Zero pergi menuju sebuah sofa di depan sebuah televisei kotak tipis, dan menyetel bebas acara tvnya sambil menambul tempe tadi.
‘’sebuah gedung badan yang mengurusi. eee katanya jangan di kasih tahu," wartawan menutupi, Zero sinis.
"meledak menyatu dengan tanah, di ketahui tidak ada korban maupun bukti siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini,’’ seorang wartawan wanita menjelaskan di tempat kejadian.
Zero yang tadi melihat hanya melongo dengan tempe yang belum terkunyah di mulutnya, ‘’terus.’’
‘’terus,’’ Zero kaget wartawan menjawabnya. ‘’di tambah dengan jumlah korban yang bisa di bilang seluruh karyawan. Dan tidak ada satupun yang selamat.’’
‘’busettttt berati jadi kuburan dong itu gedung, kenapa gak ada Agent atau apa gitu yang menyelidiki, hehhh ada-ada saja orang jahat jaman sekarang, eee jahat yang dulu sama sekarang sama aja.’’ Zero berdiri dan akan mencuci piringnya namun Tiba-tiba Zero diam termenung, teringat sesuatu. "dan tidak ada satupun yang selamat." Zero menjadi sinis lalu dia berbicara di dalam hatinya.
‘’huh kenapa ya hidupku begini terus, apa aku tidak bosan, aku memilki mimpi yang tinggi namun apa yang kulihat hanyalah omong kosong belaka, aku ingin berubah mendapatkan kerjaan yang seru gaji yang tinggi walaupun itu berbahaya tapi aku ingin seperti itu, aku hanya seorang guru bahasa inggris namun….. dan gaji ku juga tidak seberapa,’’ lalu Zero terdiam seebentar dan tiba-tiba dia tersenyum. ‘’aku memiliki janji yang harus di tepati, oke pasti biasa.’’ Ucap Zero dengan senang.
Zero sekarang pergi ke suatu tempat yang dimana dia harus melewati jalanan kota, di sana banyak orang yang berlalu lalang. Melewati dengan beda arah untuk kepentingan mereka, banyak kerumunan yang akan mengantri untuk menyebrang di lampu merah, dan diantara kerumunan tersebut ada seorang pencuri. Dia melewati setiap orang dengan mata yang terus melihat ke arah dompet orang-orang. ‘’wih ada mangsa nih.’’
Mangsa yang pertama yang dia incar adalah Zero. Saat Zero sedang ngupil di sekitar banyak orang, Zero membuat orang-orang jijik kepadanya, tapi Zero tidak peduli dan lebih memilih menatap males lampu merahnya, menungggu untuk jalan.
Pencuri sudah jalan agak menunduk, melihat dompet Zero yang terlihat keluar. Si Pencuri berlari, melesat bagai maling yang beraksi menembus para orang kaya-kaya nora, ‘maksud nora ini gak mau nuggu lampu merah’ Pencuri itu mengarahkan tangannya ke celana pendek Zero. Dannnn ‘’hmmmm susah amat keluarnya,’’ DUKKKK Pencuri berhasil mengambil dompet Zero.
Maling itu segara memutari tubuh Zero. namun dia harus jatuh tertahan tali. Tapi itu Cuma awal ending malingnya. Ternyata Zero mengikatkan dompetnya dengan tali rapia lalu di ikat di area sabuk. "hahaha ngapain kou eeee." pencuri itu masih menarik, membuat Zero terbawa dan harus menabrak tiang lampu lalu lintas. SPANGGG.
Zero bangun lalu ngupil menjadi sinis. Pencuri itu langsung berlari menyebrang jalan yang masih lampu merah, ‘THETTTTT’ Pencuri itu hampir tetabrak tapi dia berhasil menyebrang ke tepi, lalu menghilang dengan cepat.
‘’apa-apaan orang itu, kou kira aku bodohhaaaa.’’ Zero menyebrang bersama rombongan tadi, mereka melihati Zero dengan penuh keheranan, masih belum sadar dengan kejadian itu.
Masih dalam perjalan. Zero sempat melihat rombongan militer yang melewati jalan dengan terburu-buru, memasuki sebuah mobil tahanan. Saat Zero melihat ke arah kaca tahanannya, Zero di plototi oleh seorang yang asing, menggunakan baju orange dengan sebuah masker besar entah itu kain atau besi yang jelas bikin serem. Serempak mereka berdua beradu pandangan dan pergi.
"ahhshittt ngapain itu orang liat-liat. mending ngupil aja." Zero menghiraukan orang tadi dan lebih memilih untuk ngupil
Pindah ke si pencuri tadi, pencuri lari terbirit-birit karena takut di sangka maling. yaaa emang maling dia. Dia menghembuskan nafasnya beristirahat sejenak bukan terakhir, lalu pergi menuju pasar yang ramai orang.
Banyak pedagang yang menjual dagangannya, ibu-ibu tukang nawar, di waktu yang kosong itu, si pencuri belum puas, dia harus mendapat satu mangsa hari ini, minimal sehari sepuluh korban. Di waktu melihat sekeliling, dia melihat seorang bapak-bapak yang sedang menelepon dan terlihat dompet besar disaku belakangnya, Pencuri berjalan santay seolah bukan maling tapi orang menawan, tangan Pencuri sudah memegang dan masuk kedalam kantong tersebut namun tiba-tiba terdengar suara teriakan Zero ‘‘KUCING SIALANNN!.’’
Ternyata Zero teringat tentang celana panjangnya di rumah yang terlempar keluar karena kejar-kejaran bersama Kevin. Yaaa bisa di bilang Zero keluar rumah bermodal celana pendek, setelah itu Zero jalan membungkuk dengan gaya orang marah dan pergi menjauh dari situ. karena teriakan tadi semua orang yang berada di pasar menengok ke arah Zero termasuk pencuri itu, setelah Zero pergi keadaan menjadi normal si pencuri menengok kedepan ternyata si bapak tadi sudah menyadari dan melihat kearah pencuri tadi, mereka saling bertatapan ‘’MALING-MALING.’’ Teriak si bapak di tengah kerumunan. Si pencuri langsung pucat dan ia segera di ‘MUKBANG’ orang-orang di sana seperti di film zombie.
Pindah di suatu tempat yang panas, berupa sebuah saung kecil hmmm biasanya buat ngeronda. Zero duduk di bawah saung itu dan berfikir keras. ‘’aha okeee coba aku telepon dulu.’’ Zero menelepon teman-teman nya untuk berkumpul di saung itu.
1.Techno\= Techno adalah teman Zero yang sama-sama tinggal di Jakarta barat, Techno anak yang stay cool, banyak perempuan yang mengejarnya namun ia tidak mau menerima mereka semua karena mempunyai alasan sendiri. Techno pintar dalam hack dan computer dan ia berjualan nasi goreng di depan rumahnya yang viral di medsos.
‘’halo maaf lagi sibuk.’’ Techno mengangkat telepon.
‘’buset okeee,’’ Zero terkesima.
‘’siapa ini ohh Zero oyy maaf maaf ada apa kamu pengen numpang makan lagi,’’ terlihat banyak wanita di depan tokonya yang meminta ke Techno untuk foto.
‘’weeee poto dong heyy aku minta fotonya.’’ Techno dengan stay nya dia mendinginkan udara di sekitarnya, membuat para wanita terpesona.
‘’bukan wee, berisik sekali itu ada apa itu harga semen naik kah,’’ Zero susah menedengar suara Techno di karenakan para wanita.
‘’bukan ngaco itu biasalah,’’ Techno senyum-senyum sendiri.
‘’apa sembako semen kah.’’ Zero keheranan.
‘’sudahlah ada apa,’’ Tchno membenarkan
rambutnya.
‘’oke jadi aku punya rencana bagaimana kita mencari pekerjaan,’’
‘’ohh oke diamana tempatnya,’’
"’tempat biasa,’’’ Zero menjawab tempatnya.
‘’oke oke aku datang.’’ Techno menutup telepon. ‘’sampai jumpa ya.’’ Sahut dia mengangkat tangannya, Wanita yang banyak tidak terima Techno pergi dari tempatnya.
‘’hahh jangan pergi dulu’’ Techno tetap tidak peduli, perempuan di tempat itu hanya bisa menyapa Techno balik.
Ternyata diarah kejahuan terlihat seorang bapak-bapak yang menggunakan pakaian batik coklat dan orange, mengintip di balik pintu rumahnya, dia adalah Pak Samid bukan bapak kou ya. Dia orang yang belum menikah dari muda sampai tua namun dia sebagai pak rt di sana, dia tinggal sebelah rumah Techno. Pak Samid datang menyapa para wanita ‘‘halooo nona-nona.’’ Sahut dia sok di pelanin.
Para wanita langsung buang muka dan pergi dari tempat itu meninggal kan Pak Samid, Pak samid yang terkena BRUTAL DAMAGE jatuh dengan lutut nya dan mengeluarkan sedikit air mata ’’kenapaaa.’’
lalu Zero menelepon orang yg kedua .2.Navigation\= Navigation singkat aja Navy, sama seperti Tehno, Navy juga teman sekaligus tinggal di Jakarta barat, profesi Navy sebagai pembuat puisi, namun karena orang Jakarta sedikit yang suka puisi ‘mungkin’ jualannya dia tidak laku.
Navy sedang menulis di kamarnya yang berantakan. Tidak lama kemudian terdengar suara alrm telepon ‘’trettttttttt’’ suara coretan. ‘’eeeeeee.’’ kecoret lurus kedepan, halaman yang Navy tulis ‘’hmmmmmmmm.’’ dengan suara berat dia mengangkat teleponnya ‘’WOYYYYYY.’’
Zero terkejut hampir menerbangkan hpnya. ‘‘ee ni Navy bukan oh maaf ya bye.’’
‘’ya ini Navy ada apa Zero.’’ Jawab dia judes.
"jadi gini aku punya rencana bagaimana kita mencari kerjaan aku dan Techno sedang menunggu di basecamp oke.’’
‘’ini ke 35 lima kalinya telepon sialan ini bikin puisi ku rusak.’’ Keluh dia dengan sedikit amarah.
Zero dengan wajah tanpa dosanya. ‘‘ohhh kamu masih bikin okee kalau begitu semangat.’’ ‘TET’
‘’oke oke.’’ Jawab Navy agak marah.
Pindah tempat dimana Zero menelepon orang yang ketiga yaitu .3. Beast\= Beast adalah teman Zero yang agak pintar dia orang yang selalu memukul Zero, ketika Zero berbuat aneh, Beast adalah seorang yang ahli memancing, konon ceritanya dia pernah dapat hiu di kali Jakarta.
Beast sedang memancing di pinggir sungai dengan berpakaian ala orang gabut dan topi serta bangku kecil hijau alias kursi. ‘’hmm dimana ikannya,’’ kail tertarik ‘’wih dapat eee besar kayanya eee rasakan ini hiiyyaaa.’’ terdengar suara mancing mania mantap di saku Beast yang berasal dari suara telepon ’’heeee siaaaapa ini yang nelepon sudah tau lagi susah,’’ Beast mengangkat teleponnya ‘’halooo.’’
‘’WOIIIIII!! Beast ayo cari kerjaan.’’
‘’bodoh mikir coba eeenanti aja lagi susah inih.’’
‘’eee kenapa ohh baiklah.’’
‘’ehhh dimana-dimana kumpulnya.’’
‘’di tempat biasa.’’ ‘drukkppppp’ suara ombak menerjang terdengar dari hp Zero, Zero sinis mendengar itu. Setelah itu datanglah Techno dengan Navy disebelahnya. Kenapa mereka cepat datang, yaaa cuma berapa meter. Zero dengan senang menyambut mereka ‘‘wihh sudah pada datang,1.2….lah satu lagi mana.’’
‘’siapa. Beast?" Ucap Navy
‘’sudah di telepon belum.’’ Techno mencari tahu.
Zero menunjukan chatannya. ‘‘sudah tapi ini orang belum datang jangan-jangan.’’ Zero melotot.
‘’jangan jangan apa?’’ Techno jadi risau. Tapi tetap stay.
‘’di makan hiu kali.’’ Zero berulah.
‘’hahah ngaco kamu, mana mungkin orang kuat seperti itu dimakan.’’ Techno sedikit tersenyum.
Zero membuat alasan ‘‘biasaaa jadi kemarin dia digigit lele memar bekasnya.’’
‘’gak nyambung bodoh.’’ Membantah Techno.
"tapi dia terluka kan.’’ balas Zero kalau Beast itu tidak kuat, lalu dari kejahuan terlihatlah seorang yang memakai topi ‘MUGIWARAAA’ pemancing dengan baju yang basah kuyup lalu menghampiri mereka bertiga, ternyata itu adalah Beast.
wajah penuh amarah terukir untuk Zero. Setelah sampai dia langsung memukul Zero tepat di depan mukanya, ‘’hmmmmmuuuuuuuu,’’ slowmo. ‘’hehh kenapa datang datang mukul tidak jelas sekali kou ini.’’
Beast dengan nada kesal. ‘’ini gara-gara kamu nelepon liat tuh pancingan ku.’’ Beast menunjukan pancingan nya yang patah di tengah.
‘’buset kok bisa putus.’’ Heran Zero dengan wajah tanpa dosa.
Beast memukul kepala Zero sekali lagi. ‘’sudah tahu lagi adu mekanik sama ikan tidak tahu apa kamu! Malah nelepon, liat tu jadi basah mau nyuci gak.’’
‘’ya maaf kan gak tau wajarkan manusia.’’
Zero nada lemas dan menggaruk kepalanya.
‘’Manusia-manusia ku pukul lagi mukamu.
Bodo amat cuci,’’ Techno dan Navy hanya tertawa di belakang. ‘’apa kamu tikus.’’ Beast melotot ke Navy yang memiliki gigi monyong.
Navy membalas ejekan Beast, ‘’heeee 50.’’ setengah pintar.
Techno mendinginkan keadaan, semuanya menjadi tentram. ‘’heee sudah-sudah yang waras diam.’’ Beast langsung skak. ‘’Zero.’’ Panggil Techno.
‘’hah?’’ Zero kebingungan.
‘‘lanjutin tadi apa.’’
Navy ikut membalas ‘’ehh iya tadi apa kesini.’’
‘’gak jelas awas kamu.’’ Beast mengancam.
‘’oke-oke jadi gini bagaimana kita cari kerjaan baru yang gajih nya di atas.’’
Navy menjawab kata-kata Zero ‘’emang apa,’’
‘’bagaimana kalau buruh pabrik.’’ Lanjut Zero menjawab.
‘’nanti seperti itu lagi.’’ Beast teringat sesuatu.
‘’apaan.’’ Techno yang lupa hal itu.
‘‘kebakaran masa lupa sih.’’ Balas Beast.
‘’ohhh yang itu bodoh bodoh hahaha.’’ terlihat sebuah pabrik mobil yang kebakaran dan
diluarnya ada boss pabrik tersebut yang jatuh dengan lutut, di belakangnya terdapat Zero dan kawan-kawannya .Zero memegang wadah bensin Navy yang melihat itu panic. ‘’ee sembunyikan.’’ Ucap Navy dengan nada panic setengah berbisik.
Zero teringat. ‘’ohh ya.’’
‘’syukur gak ketahuan gara-gara kamu sih kita di pecat.’’ Navy bilang ke Zero.
‘’bener bala banget.’’ Beast menyindir Zero.
‘’bagus-bagus ada kemajuan.’’ Techno tidak tahu di pihak mana.
‘’ya maaf itu kan aku di suruh.’’ Zero mulai menjelaskan.
‘’di suruh bakar tempatnya.’’ Navy bertanya.
‘’bukan ada atasan yang nyuruh aku buat isi bensin, tapi mobil yang kuisi itu belum di lass sama tukang nya. Masih kerangka.’’
‘’makannya liat-liat katanya detektif kok otak bodoh.’’ Beast menyindir.
‘’ngapain bodohh.’’ Techno tertawa mendengar itu.
Zero di dalam isi hatinya ‘’perasaan dia sama aku biologinya pintaran aku dah,’’ berbicara normal ‘’ya jadi gimana jadi buruh.’’ ucap Zero.
‘’kaya nya gak’’ Techno menolak, menyipitkan matanya sok stay cool, membuat Zero sinis.
‘’huuuhh baiklah kalau jadi chef,’’ balas Zero mencari jalan keluar.
Navy memotong pembicaraan dengan nada tegas. ‘’gak nanti aku lagi korbannya.’’ di lihatkan Navy memakai baju pelayan mengantar makanan di gerobak makanan ke seorang Ibu-Ibu kaya, ‘’selamat di nikmati’’ sahut Navy dengan sopan.
Si Ibu mencoba soup yang di berikan Navy. ‘’baik saya coba ya srupp pehhhh,’’ muncrat ke muka Navy ‘’apa ini kamu pengen saya diabetes. Asin!!, banget.’’ Ucap Ibu Nerang kecewa.
‘’eee maaf ibu perkejaan saya Cuma mengantarkan makanan.’’ Navy mulai senyum-senyum sendiri.
‘’saya tidak peduli, saya marah jika bintang restoran ini tidak ingin di turunkan habiskan semua soup ini sekarang juga.’’ Navy Cuma bisa menurut sedangkan di dapur Techno memasak dengan stay cool dan menggunkan ear phone. Membuat para chef wanita terpesona.
Sedangkan Zero dan Beast sedang sibuk memasak soup tadi. Zero sedang mencoba soupnyanya. ‘’sruppp kurang asin srupp kurang asing.’’ sedangkan Beast mengikuti intruksI Zero untuk menaruh garam dan centong yang di pakai Zero tidak mengambil soup baru tapi yang di centong saja karena itu rasanya sangat asin.
Kembali kesuasana.
Navy agak kesal karena Zero dan Beast meliriknya ‘’apa liat liat.’’ Ungkap dia ketus.
Zero dan Beast menahan tawa.
‘’gak itu Cuma ada katak terbang.’’ Navy mencoba melihat ke atas apakah ada katak terbang.
‘’oke jadi yg terakhir bagaimana kalau kita jadi guru.’’ Ucap Zero.
‘’guru? Hmm kalau aku Cuma bias hack wifi tetangga, sama masak.’’ jawab Techno.
‘’kalau aku Cuma bias mancing.’’ Balas Beast.
‘"kalau aku.."
‘’tidak aku khawatirnya seperti yang dulu.’’ Techno memotong kata-kata Navy, beast dan Zero tertawa melihat itu. dilihatkan Zero dan kawannya selesai mengajar
‘’sampai jumpa ya anak anak.’’ Zero menutup pelajaran dan murid-murid membalasnya
‘’sampai jumpa.’’ lalu masuklah seorang guru mtk, namun setelah Guru itu masuk para murid langsung tertidur, si Guru terheran dan membangunkan mereka lagi.
‘’anak-anak kenapa tidur.’’ Dia masih keheranan.
murid-murid di kelas seni itu serontak menjawab ‘’Bu Guru kata Guru Zero kalau pelajaran mtk mah bikin pusing lebih baik tidur.’’ setela mendengar itu, si Ibu Guru langsung keluar sekolah dan berteriak
‘’ZEROOOOO KAMU APAKAN ANAK-ANAK INI." sedangkan Zero dan kawannya sudah berlari di luar.
‘’so bagaiman.’’ Tanya Zero.
‘’hmmmm kayaknya gak juga.’’ Techno menolak tawaran lagi.
‘’sudah hanya itu.’’ Tanya Navy.
‘’iiiiiya hmmmm bagaimana kalau kita jadi agent?.’’ Mengusulkan.
‘‘agent-agent stress aja kamu ini sudah lah aku lanjut mancing, nanti makan, biasanya juga aku yang kasih makan sudah ya kering juga ini baju.’’
‘’hmmmmm ehhh awassss.’’ Zero berteriak, memperingati sesuata yang datang di belakang Beast. Yaitu sebuah pukulan yang di lancarkan seorang berpakaian aneh.
Beast menyadari hal itu, dia berbalik menarik tangan kanan. Pukulan orang itu sudah di kerahkan, beast menangkis pukulan itu dengan tangan kiri lalu menonjok dagunya, membuat dia terpental sedikit. Di bantu lagi oleh Navy dengan tendangan kedepan lurus, sehingga orang itu kesakitan dan memegang perutnya. Tapi di situ Zero langsung berlari maju, melompat, dan mengeluarkan tendangan seperti liu-kang ‘DUKKKKK’ membuat orang itu tersungkur jauh, saat Zero menghampirinya, dia belutut dan membuat isyarat ampun dengan kedua tangannya dan pergi.
‘’kenapa orang itu,’’ Tanya Zero ‘’haha hebatkan. Lah terus kou ngapain’’ tanya Zero ke Techno.
‘’nonton cehhhh itu mah gampang.’’ Techno Membuang tangannya.
‘’celakalah orang yang sombong.’’ Zero sinis.
‘’hahhaa iya ro iya.’’
‘’ huhhhh yaudah kalau kalian pengen pergi silakan.’’ Ungkap Zero.
‘’yaudah aku pergi nanti kalau kerjaan kasih tau ya.’’ Navy pergi dari tempat itu.
‘’huh kasihan para wanita itu sampai jumpa ya.’’ Zero sinis. Techno pergi di susul Beast.
lalu setelah semua orang pergi, Zero juga pergi dari tempat itu sambil berjalan entah kemana.
dari jam 11 sampai jam 1, di sebuah sampingan jalan kosong kendaraan besar. tiba-tiba ada orang yang berteriak di belakang Zero ‘’PENCURIII TOLONGG.’’ Zero pun langsung memalingkan wajahnya, melihat ke sebelah kanan dan ia melihat pencuri yang mengendarai motor, satu dibelakang memegang tas nya yang satu mengemudi.
Setelah itu Zero langsung berlari ke jalan melompat dan dia mengeluarkan, ‘’TENDANGA GARUDA.’’ Zero mengeluarkan tendangannya sampai membuat si pencuri kaget menepuk pundak temannya yang membawa, lalu si pencuri pengendara terpental keluar dari motornya dikira selamat ternyata kepala dia menabrak tiang polisi ‘tengggggg’ mentalnya seperti orang mabuk, tas yang mereka curi terjatuh berbarengan dengan mentalnya pencuri yang membawa motor dan Zero berhasil jatuh kearah berlawanan dari sebelum dia menedang tadi atau menembus motor.
Sedangkan yang duduk belakang, hanya pasrah motornya di bawa angin, dia menabrak sebuah warung kopi dan ternyata di dalamnya terdapat banyak polisi yang sedang nongkrong.
‘’pak kita itu polisi,’’ polisi yang mendengarkan anak buahnya hanya risih diam meminum kopi. ‘’kita harus jaga setiap waktu, terus jika ada kejahatan di luar sana bagaimana, saya sebagai polisi sejati merasa malu pak dengan istirahat kita.’’
‘’ceppp udah nanti juga malingnya datang ke kita sendiri, eeeee’’ pencuri yang terbawa motor itu menabrak warung kopi tersebut. ‘’udah saya bilang apakan.’’ Ucap boss polisi tadi.
Lalu Zero langsung mengambil tas tersebut dan mengembalikannya kembali ke orang asing yang memanggilnya. ‘’ini kak tasnya eeee hmm kayak kenal kakak kan JEREMYPOWER.’’ Tanya Zero dengan penuh kaget, melihat youtuber yang selalu dia tonton ada di depannya.
‘’hehh pertama makasih ya oh ya aku Jeremypower jadi sebagai ucapan terimakasih apa yang bisa ku lakukan.’’
‘’wuuuuuuuahhh ini bener kak Jeremy kak aku ini subscriber kakak wah kakak jago sekali
mainnya belum lagi perjuanganya hebat lah.’’ Zero menjelaskan dengan semangat.
‘’ehhhhhh.’’ Jeremy merasa tidak nyaman.
‘’oh ya kak kenalkan aku ……. Panggil aku zero.’'
‘’ohh jadi kamu Zero perkenalkan aku Jeremy.’’
‘’oke jadi untuk merayakan pertemuan ini bagaimana hmmmmmm.’’ Zero memegang dagunya.
Jeremy melihat kedepan, sontak dia terkejut melihat pencuri tadi sedang di amuk masa. ‘‘lebih baik kita pisahkan dulu amuk masa itu.’’ Ucap dia terbata-bata.
‘’eeeh iyaa.’’ Setelah membereskan masalah Zero dan Jeremy sedang bermain game di tepi jalan.
‘’yehhh yehh menang lagi terima kasih ya kak jadi makin GG aja main nya.’’
Jeremy merendah. ‘’enggak biasa aja kamu hebat juga mainnya…eee Zero kenapa kamu tidak ikut di wawancara, sekarang liat tuh malah orang asing yang di tanyai reporter, padahal pahlawannyakan kamu.’’
‘’eeee jadi gini kak aku jadi pahlawan itu niatnya menolong bukan di liat ya kalau di pikir-pikir dari tadi kenapa saya tidak menagih upah setelah menolong kakak.’’ Jeremy hanya termenung diam.
‘’kamu benar Zero.’’
‘‘ohya kak kenapa kakak pakai baju berdasi kemeja lengkap kayak gini, memang mau ke nikahan, bukannya kakak youtuber.’’ Tanya Zero ingin tahu.
‘’oh ini rahasia dan youtuber Cuma kerja sampingan sudah ya nanti lain kali aku ajak main sambil recording ok.’’ berlari pergi.
’’okeeeeeeeeeeeeee.’’ teriak zero dari kejauhan. Setelah itu Zero pergi dari tempat itu dan melihat orang ramai di sertai wartawan, Zero hanya tersenyum dan pergi dari tempat itu sambil memakai celana pendek yang di sorot kamera seseorang.
Di setiap jalan yang Zero telusuri dia hanya menatapi tanah, sekarang Zero tidak tahu harus kemana dia hanya menunduk melihat jalan sambil berbicara di hatinya ‘’hmmmm ada yang aneh, rahasia, youtuber Cuma kerjaan sampingan eeeeeee.’’ ‘drukkkk’, Zero tidak sengaja menabrak seseorang yang berpakaian kantoran, kacamata kotak, jas hitam serta dasinya juga dan topi yang mendelep itu lohh topi mafia yang di atas nya ada belahan dua.
Dia sedang membawa banyak brosur, karena tabrakan itu, brosur yang orang asing bawa itu berjatuhan semua. ‘’ee maaf paman maaf,’’ Zero melihat seorang yang dia kenali di medsos ‘’hmmmm tunggu dulu e..e..ekaya kenal hah om Fury bukan yang kaya itu.’’
Agent itu mengambil brosur tadi dan datang lah sebuah mobil bmw hitam menjemputnya di pinggir jalan, awalya saya kira angkot
Agent tadi agak malu menutup mukanya dengan menarik topinya serta berkata ‘’tidak…tidak kou tidak tau aku.’’ sambil berjalan santuy dan masuk kedalam mobil hitam yang terlihat sangat mahal.
Karena cengo/bengong Zero merasa tidak sadar kalau dia menginjak satu brosur, lantas Zero ingin memberikan brosur itu tapi mobilnya Sudah berangkat jauh ‘’ee apa ini hehhh! OYYYY satu lagi pamannn paman ee maksudku om FURYYY haduh gak berahlak aku ni.’’ teriak Zero di belakang, membuat kedua tangannya seperti toa. ‘’masih ada satu lagi.’’
‘’ambil saja semoga kamu sukses.’’ balas Om Fury kejahuan.
‘’eeeee…hmmmmm emang ini benda apa hmmm…,’’ membaca ‘’weehhh.’’ Zero terkejut dan langsung melipat kertas tadi dan dia berlari sangat cepat dan senang ‘’haaaahaaaahahahaakhirnyaaaa.’’ saking cepatnya dia lari tanpa sadar melewati mobil yang Om Fury bawa.
Fury yang sedang menelepon mendengar suara Zero dan membuka kaca mobil belakang sebelah kiri. ‘‘hahahahaha.’’ Fury melongok melihatnya sambil menelpon seseorang.
‘‘jadi serperti itu apa yaa korban total 14 orang, pak pak halo pak apa ada masalah halo Pak Fury.’’ Tanya seseorang di dalam telepon Om Fury.
‘’gak itu Cuma ada katak terbang.’’ balas Fury yang dari tadi masih melongok ke Zero.
Zero ternyata berlari menuju tempat tadi, yaitu basecampnya dan langsung menelepon kawan-kawannya. Techno sedang melayani pelanggan. ‘tettttt’ menjepit hpnya dengan pundak kanan ‘’apa lagi, hahh yang benar, baik oke aku pergi, selamat tinggal.’’ Techno ingin menutup tempatnya namun ia melihat seseorang yang sedang sedih di depan rumah nya dengan otak ips Techno memanfaat kan itu, Techno menghampiri pak Samid, dan memintanya untuk menjaga warungnya selagi dia pergi, pak Samid yang mendengar itu langsung mengambil kunci tokonya dan berlari ke Arah toko namun saat sampai, semua wanita sudah pergi dan dia merasa tidak ingIn melakukan itu dan akan mengembalikan kunci, namun saat dia melihat kebelakang Techno sudah menghilang ‘’eehhheee kenapa.’’ jatuh dengan lutut.
Dan bagian Navy, saat Navy menulis, hpnya ia tumpuk dengan buku banyak, dia sudah siap ancang-ancang kalau hp membuat nya terkejut dengan menyimpannya di bawah tumbukan buku hingga bunyinya akan kecil ‘’oke sudah aman baik saatnya melanjutkan,’’ mulai menulis ‘tettttttt’ suara telepon yang terhubung ke jbl ‘’ahhhhhhh.’’ tercoret kearah depan lagi, setelah itu teleponnya terangkat namun tidak langsung di balas. karena bosan ke coret melulu, Navy mengamuk merobek semua kertas dan buku dengan berteriak seperti monyet ‘’huuuuu hahhhhh hhhhhaaa hu.’’ Zero yang mendengarkan itu sinis ke hp nya ‘’huuuuhhh oke sudah tenang baik siapa ini hahh apa! Yang benar,’’ gembira ‘’oke aku dalam perjalan, asik asik.’’ Navy tersenyum dan langsung pergi.
Berbeda dengan Beast dia baru sampai di tempat mancingnya dan akan duduk di kursi palstik kecil hijaunya, teleponnya menerima panggilan dan mengeluarkan suara mimi peri ‘’SAHURRRRRRR.’’ Beast terkejut ‘‘EEEETONGKOL.’’ ‘Brussss,’ dia terjatuh lagi kesungai.
Karena Beast dari tadi tidak mengangkat, Zero mengirim text saja, setelah itu Techno dan Navy pun datang, Navy yang penasaran langsung bertanya, ‘’mana coba lihat.’’
‘‘hmmmm.’’ Zero mengeluarkan sebuah kertas yang terlipat di kantongnya, lalu tersenyum. ‘’hehhhhh hhehe.’’
‘’apa itu, jangan bilang kertas tagihan hutang.’’ tanya Techno membuat Zero sinis.
‘’bukan ini adalah kunci kesuksesan kita.’’ jawab Zero.
‘’coba lihat.’’ Navy yang penasaran.
Zero memilpat kembali dan memasukannya ke kantong. ‘’gak tungu Beast dulu hmmm,’’menunggu 10 menit. ‘’heh dimana ini orang.’’
Techno agak kesal. ‘’sudah di telepon belum.’’
‘’sudah tapi gak diangkat yasudah aku kirim text saja hmmm nahh itu dia woyyy, lah.’’
ternyata Beast datang dengan keadaan basah, setelah sampai Zero melihat kepalan Beast, Zero berfikir pasti dia akan memukulnya lagi, Zero langsung membuka lipatan itu dan saat sudah sampai Beast sudah melempar pukulan tepat di depan muka Zero, namun Zero memperlihatkan kertas tadi dan pukulan pun tidak jadi di hantam.
‘’apa itu.’’ tanya Beast.
‘’ini heh kebalik coba kita lihat.’’
Navy mencoba melihat. ‘’apa it.. .’’Techno menggeser kepala Navy, membuatnya sinis.
‘’hmmm.’’
‘’ini….ini apaya.’’ Zero sama-sama kebingungan.
Beast ingin mengambil brosurnya. ‘’bodoh coba sini.’’
‘’jangan mendekat, kamu basah sudah duduk saja di luar sambil mengeringkan baju mu.’’ semua orang setuju.
‘’buset awas ya jatah ikan aku abisin.’’ Ucap Beast ketus.
‘’hmmm ini brosur tunggu ini brosur menjadi agent.’’ Ucap Zero
‘’wahh agent.’’ Navy terpukau.
Techno mulai menghalu. ‘‘wihhhhhh dengan ini aku akan kaya.’’
‘’agent hahh saya menolak sudah ya aku pergi.’’ Ucap Beast dengan mentah-mentah.
‘’lahh kenapa Beast.’’ Tanya Zero.
‘‘nanti gagal mati lagi aku masih ingin memancing, sudah ya aku pergi.’’
Zero mengeluarkan ceramahnya. ‘‘Beast kenapa kamu ini, bukannya kamu ingin membahagiakan keluarga mu Beast aku tahu ini memang berbahaya tapi kalau keluarga mu di incar oleh musush bagaimana, bukannya 5 hari yang lalu ayah mu pulang dengan perut yang tertusuk pisau. Kamu memiliki cita-cita untuk membuat sebuah kafekan?, dan itu perlu modal yang banyak sedangkan kamu hanya memancing bukannya itu perlu uang yang banyak apakah itu cukup. Kalau itu semua belum cukup terus siapa yang akan melindungi keluargamu jika ayahmu sudah pergi.’’
Beast termenung sebentar.
Beast mulai menjawab ‘‘baiklah aku ikut tapi ada syaratnya tutup matamu.’’
Zero merasa curiga. ‘‘hmmmm oke jangan aneh-aneh kou ya.,’’ Zero menutup matanyanya. ‘’eooooooooo,’’ slowmo. ‘’heh kok mukul sih.’’ Ucap Zero tidak terima.
‘’itu syaratnya terima gak.’’
‘’oke-oke. baik kita lihat.’’ Zero dan kawan-kawannya mulai membaca isi brosur itu. ‘’Salam hormat orang-orang yang berbakat, kami P.A.H.S atau lebih jelasnya ’PROTECT ASSOSINATION HUMAN SOSIALITY’ sebuah yayasan dunia yang bercabang bertujuan menangani semua permasalahan social. Kami sedang membuhtukan agent hebat baru. dengan adanya kehadiran para agent maka dunia ini akan damai dari ancaman manusia-manusia jahat. Indonesia adalah salah satu cabang dari P.A.H.S yang berdiri di kota Jakarta pusat, sedangkan pusat nya berada di ada di kepoyaa,’’ Zero sinis. ‘’itu rahasia, dengan ini kami mencari agent yang pantas dan hebat kiterianya. yaitu\= cerdik, lincah, dan pandai dalam pelajaran\= sejarah - biologi –fisika - mtk dan bahasa ingris. persyaratan\= ktp - fisik yang kuat. gaji para agent tergantung dia berada di kelas apa A B C, di buka pada tanggal 5 sampai 20 febuary.’’
Zero bertanya ke semua orang. ‘‘ee sekarang tanggal berapa.’’ Navy melihat jam.
‘‘itu hp buat apa.’’ bingung Techno ke pemikiran Zero.
‘’ohh ya.’’
‘’hii bodoh tahu bodoh banget.’’ sindir Beast ke Zero.
‘’sekarang tanggal 19 febuary,’’ semua diam.
Laluuuu berubah panic. ‘’heeeh hayu cepat sekarang hari terakhir.’’ Ucap Zero panic.
‘‘benar juga.’’ Balas Zero.
‘’slow saja.’’ Navy sok tahu keadaan.
‘’heh kok pada slow sih ayo cepat.’’ Balas Zero.
‘‘di Jakarta ini.’’ Balas lagi Navy.
Beast menyindir Zero lagi. ‘‘slow apa bodoh banget kou ini.’’
‘’brengsek hee ini Jakarta barat dan sekarang sudah jam 3 kalau kita berangkat besok memang tahu tempatnya.’’ Ucap Zero dengan nada tinggi.
‘’benar juga.’’ Techno berfikir.
Zero berbicara di hatinya ‘’ini orang sok stay ngomong itu mulu.’’
‘’tumben kamu pintar ro.’’ Beast menyindir Zero lagi.
‘’parah.’’ Ucap Navy yang ketawa.
Zero mengeluarkan muka kesal. ‘‘sudah ayo berangkat sekarang, oh ya Beast masak ikannya.’’
‘‘ikan apaan Cuma dapat 2 biij.’’
‘‘tapi adakan dari pada kita kelaparan oke,’’ beast langsung pergi ‘’lah gak di jawab.’’
Mereka semua pulang kerumahnya masing-masing. Zero mengambil tas, berlari ke lemari, mengambil semua bajunya ‘’aaaaaa.’’ Lemarinya jatuh. ‘’huhhhhh hampir saja. Ohya ktp-ktp di manaya,’’ tiba-tiba Zero teringat dengan celana hitamnya yang terlempar keluar jendela. ‘’TIDAKKKKKK.’’
Saat Zero sudah di bawah dia melihat dua orang yang sedang menodongkan sebuah pisau. seseorang berpenampilan seperti kantoran tapi culun. Satu orang sedang mencoba memakai celana Zero. ‘’ hmmm lihat pantas tidak eee siapa itu.’’
‘’cepat mana hah." tegas seorang yang mengancam orang kantoran ini.
"aku tidak tahu.’’ jawab dia.
Awalnya Zero bengong lalu tersenyum bengis. ‘’hohoho.’’ Membuat dua orang itu merinding.
Saat Navy sedang menyiapka barang dia lupa sesuatu ‘’oke ini sudah itu sudah tinggal apa yaa.’’ Navy melihat sekitar kamarnya. Lalu mengambil sebuah foto ‘’hahh iya hampir saja lupa.’’
Saat Beast pulang, dia sempat terdiam sebentar , mengamati rumahnya yang kumuh lalu masuk kedalam.
‘’huhhh terimakasihya dekkk.’’ Orang yang di todong pisau tadi berterima kasih ke Zero karena menyelamatkannya. Dua orang tadi sekarang dalam ke adaan mengenaskan. Yang satu badannya di masukan keban-ban mobil yang satu terikat dan menggeliat seperti cacing.
Zero mendekati mereka, sontak mereka semua mencoba menjauh, ‘’hihhhh gr kou aku penyuka milikku sendiri hah.’’ Zero mengambil celananya yang tergeletak di sebelah orang yang terikat lalu pergi.
‘’huhhhhhh.’’ Tidak lama ke mudian terdengar suara dua orang yang tidak asing.
‘’pak kita itu polisi, kita haru berpatroli dengan benar, kalau kita,’’ Pak Polisi yang mendengarnya risih. ‘’santuy-santai begini, bagaimana ke amanan rakyat bisa terjamin.’’
Polisi memalingkan wajahnya ke kanan untuk menghilangkan pegal tapi dia terkejut sudah mendapati dua orang jahat yang terikat. ‘’pak apakah bapak mendengarkan say ee pak.’’
‘’its show time.’’ Polisi itu menarik topinya ke bawah dan berlari menuju dua orang itu sembari di ikuti juniornya.
‘’pakkkkk tunggu pakkk.’’
Zero sudah dalam perjalanan, namun dia terhenti karena ada telepon dari Techno. ‘’HALOOO.’’
‘’rooo roo tolong aku roo.’’
‘’hahhh tolong apan kamu belum siap-siap.’’
‘’jadi gini,’’ Techno menjelaskan cerita Pak Samid. ‘’gitu rooo.’’
‘’hehhh kou ajalah.’’
‘’ayolah roo ayolah please ini mah ayo please, kamu kan agent katanya pasti gampang.’’
‘’iye-iyee.’’ Di perlihatkan Zero bersama Navy sedang mengawasi Pak Samid dari jauh dengan teropong kamera hp. ‘’hmmmmm ngapain dia, udah kamu tunggu di sini aja,’’ ucap Zero.
‘’oke-oke thank you ya.’’
‘’sok stay sihh.’’
‘’emang stay ngaco.’’
‘’berisik.’’ Balas Zero
Zero berjalan menuju warung yang sedang di jaga Pak Samid, ohhh ya warungnya yang ngisis bapak-bapak, hmm bisa di bilang hampir mirip sama warteg. Zero sempat melirik saat masuk, saat Pak Samid melihatnya, Zero membuang muka, lalu dia berlagak seperti orang yang sedang mereview barang. Zero melihat dia harus masuk kerumah Techno namun dia harus dapat kuncinya dahulu di Pak Samid. Zero mendekati Pak Samid ‘’eeeee nasi goring bungkusnya pak.’’
‘’berapa dek,’’ balas dia.
Zero di dalam hatinya. ‘’buset dekk,’’ bicara normal ‘’100 bungkus.’’ Memberikan senyum iblis ke Pak Samid. Pak Samid terkejut di susul semua orang di tempat itu memalingkan wajahnya ke Zero.
‘’eee buat……stok puasa,’’ semua orang melanjutkan pekerjaan mereka.
‘’oooongomong gitu pedas atau standar.’’ Balas Pak Samid.
‘’asem aja pak.’’ Pak Samid ketus dan mulai pergi.
Zero melihat pak samid masuk ke dapur me lewati pintu rumah Techno. ‘’haha.’’ Zero berlari masuk kedalam, di dalam Zero sempat melihat Pak Samid sedang meracik bumbu, Zero mengintip, Pak Samid mengusap lehernya menandakan dia merinding, saat memalingkan wajah untuk melihat Zero menarik dirinya ke sebelah pintu. Zero mulai berkeliling mencari kamar Techno.
‘’hmm aha ketemu.’’ Saat masuk betapa kaget atau biasa saja dan jijik, karena Zero melihat kamar Techno yang bersih rapih tapi di penuhi foto Techno. Ada yang di beri apalah itu di tempel di dinding dan banyak lagi. ‘’tempat apa ini,’’ Zero merasa tersiksa.
Diluar Techno sedang menunggu Zero sambil merapikan kuku panjangnya. ‘’hmmm hahhh.’’
‘’huekkkkk aku harus segera pergi dari sini.’’ Zero mengeluarkan sebuah kertas dari kantongnya.
Dan dia langsung melotot tajam, terkejut lalu menyenderkan dirinya ke tembok. ‘’hehhhhh apa iniiii.’’ Zero dengan nada sedih, yaaa kalau kalian ingin lihat terdapat dua lembar yang terisi penuh oleh barang-barang yang harus Zero bawa. Setelah selesai dan beristirahat sebentar. Dia duduk menyender, menggaruk kepalanya, tapi tanpa sengaja dia menyenggol sebuah botol parfume hingga jatuh. ‘DRINGGGGG’ suara itu membuat Pak Samid tambah merinding. Sambil bergetar dia mencoba mencari asal suara.
Zero menjadi sangat panik, dia mencoba mencari cara bagaimana bisa selamat, sampai akhirnya dia teringat saat dia mengintip Pak Samid. Bahwasannya kalau dia itu penakut. Dengan cepat dia pergi ke are ketampanan mengambil semua barang stay cool Techno, dan merias mukannya.
Pak Samid sudah berada di lorong ruangan . Kakinya melangkah gemetar hebat sambil mengangkat tangannya seperti trex. ‘DRINGGGGTENG TENG TENG’ terdengar banyak suara botol dan barang berjatuhan di kamar Techno.
Pak Samid menelan ludahnya mengerakan tangan kanannya ke gagang kamar Techno. Saat Pak Samid terbuka. Setelah pintu terbuka, dia melihat sekeliling, di kiranya tidak ada orang, Pak Samid menguatkan dirinya untuk masuk. Saat melihat-lihat dia menyepatkan dirinya melihat fot Techno yang tertempel di dinding. Sama seperti Zero Pak Samid menjadi sinis.
Di waktu mengamati tiba-tiba pintu tertutup. Pak Samid tidak berani melihat ke arah belakang, yaitu tempat adanya pintu. Bibirnya bergetar, ekspresi wajahnya ketakutan parah, dia mencoba untuk berdoa tapi malah menjadi gagap, seluruh tubuhnya bergemetar. Dan terlihat Zero keluar dari lemari sebelah pintu, dengan pakaian koko putih sarung putih, dengan muka yang di penuhi apalah itu. Dan dia menggunakan hlm yang di celana hitam panjang, saat keluar hlm jatuh ‘DUKKK’ membuat Pak Samid terkejut, Zero memegang kepalanya, seperti mengisyaratkan ‘’HADUHHH SIALL’’ tapi itu tidak membuat Pak Samid menoleh.
Zero berjalan perlahan ke arah kiri. Di waktu bersamaan Pak Samid menoleh, di waktu dia menoleh dia meliahat sebuah benda aneh yang memiliki rambut panjang, Pak samid mencoba memegang tapi tidak ada reaksi. Saat dia melihat dalamnya terdapat foto Techno sedang tersenyum, yang di tempelkan bola dan di masukan ke hlm. Pak Samid heran bingung namun, di waktu dia mengamati hlm itu Zero muncul di belakangnya dan pemandangan di luar memperlihatkan kedamaian bapak-bapak yang sedang memakan nasi gorang, tapi tersedak. ‘’AAAAAAAAAAA’’
semua bapak kaget sampai ada yang jatuh dari kursi, mereka masuk kedalam rumah, dan menemukan Pak Samid dalam ke adaan pingsan. Tak lama kemudian sebuah hlm menggelinding ke arah mereka, semua orang panik, di saat bola berhenti salah satu dari mereka mencoba memegang. Di lihat sebuah foto Techno menempel di dalamnya, membuat semua orang heran. Sewaktu sudah selesai mereka perlahan melihat seseorang muncul di depan mereka, mulai dari bawah sampai atas, saat bagian muka Zero tersenyum lebar, seperti psychopath dan.
Techno sedang mengamati kukunya. ‘’AAAAAAAAAAA’’ Techno terkejut sekalikus tertawa.
Dan tidak lama kemudian keluarlah Zero dengan bangga. Menggunkan topi panjangnya, membawa tas sebelah kanannya dan sebuah plastic. ‘’hahhahahah hebat-hebat-hebat aku bangga padamu.’’ Ucap Techno sambil memukul punggung Zero.
‘’thank you saya memang agent yang hebat. Sudah ayo pergi dari sini.’’
‘’ayo boss.’’
Berpindah waktu di mana mereka naik bis dan menikmati perjalan, serta Zero sambil merekamnya untuk konten youtubenya. Banyak gedung maupun tempat-tempat yang belum pernah Zero lihat sebelumnya, ‘’wahhh jadi ini pusat.’’ Zero sangat terpukau. Dengan pemandangan di luar kaca bis.
‘’Nora amat sih.’’ Sindir Beast.
‘’hmmmm ehhhhh apa itu. Beast coba lihat sini.’’
‘’apa,’’ Zero menunjuk benda asing yang terbang tinggi di atas suatu gedung. ‘’pesawat itu.’’
‘’hmmmm ngapain pesawat terbang sekarang gabut amat.’’
Beast memukul kepala Zero ‘’yaaa patrol lahhhh bodoh, dasar nora.’’
‘’emang iya hmmm.’’ Zero masih belum percaya, karena dia berfikir berbeda dengan Beast, yaa karena saya mengamati.
‘’serah kamu capek aku ngasih tahunya dasar nora.’’
Zero berdiri dari kursinya dan meregangkan badannya, saat melihat kebelakang dia melihat Navy tidur dengan posisi mulut nyangap. Tiba-tiba dia duduk kembali mengambil hpnya lalu menoel pundak Beast.
‘’tuhh tuhh.’’ Menunjuk kebelakang, Beast memberi jempolnya mengisyaratkan iya.
Zero berdiri sedikit, dadanya di tempatkan di atas kursi bis dan memotret Navy sebanyak mungkin.
Malam pun tiba, dimana mereka sudah sampai di Jakarta pusat, mereka turun dari bis namun tidak tahu harus kemana.
‘’ro ro zerooo.’’ Navy yang lelah, berjalan dengan mata tertutup dan kerut dahi ke atas.
‘hmmmmm.’’ Zero malas menjawabnya.
‘‘kita tidur dimana.’’
‘‘hmmmm,’’ Zero malas menjawabnya lalu dia melihat sekeliling jalan myang mereka lewati. ‘’hah itu dia.’’
‘’di sini depan mall.’’ ucap Beast yang sedikit tidak menerima. Banyak sih.
‘’yaa emang mau dimana lagi.’’ Balas Zero
‘’ya mikir aja nanti ada pencuri gimana bodoh banget.’’
‘’hmmmmm aha kita simpan tas kita di tong sampah.’’
‘‘yaudah nih tolong taro aku sudah ngantuk banget tolong ya. hmmm’’ Beast memberi senyum sok manis.
‘’yaa ya.’’ jawab Zero dengan berat hati.
Techno menghampiri Zero dan memberikan tasnya. ‘‘nih sekalian tolong.’’ langsung tidur.
‘’weee kok pada nitip ke aku sih, tas siapa lagi ini Navy bantuin aku Navy-Navy hah sial mereka semua tidur cehhh.’’ Mereka berempat pun tidur di depan mal yang berada dekat pinggir jalan, bermodal kardus keesokan harinya Zero bangun terakhir sedangkan Techno sedang membaca novel dengan segelas cangkir kopi dan Navy serta Beast sudah selesai olahraga.
‘’Ro olahraga, Ro pemalas kali kamu ini ohhh ya ikannya habis gak kebagian Ro’’
Zero langsung melotot, segar dan kaget. ‘’HAHHHHHHH.’’ teriak Zero sampai membuat Techno terkejut dan membuat kopinya jatuh
‘’hahhh roo roo lihat nihh.’’
‘’YANNG BENAR SAJAA!! Kalian menghabiskan ikannya tanpa diriku.’’ Zero dengan nada tinggi, cepat.
‘’iya,’’ Beast menjawab dengan wajah tanpa dosa dan Navy hanya tertawa di belakangnya. Setelah itu Zero berdiri dan pergi menuju tempat sampah, mengambil tasnya. Keadaan mall masih sepi karena waktu mereka bangun, pagi sekali.
Zero langsung membuka tasnya dan mengambil sebuah roti serta sekotak susu, namun dia menemukan kejanggalan, ada sebuah kertas yang bertuliskan tolong.
"apa ini TOLONG Hiihhhhh jadi merinding aku." Zero meremas lalu membuangnya. makanan tadi ia langsung memakannya dengan cepat tanpa melihat ke arah kawannya. Setelah makan dia langsung berlari sekeliling mall, Navy dan Beast hanya melongo ‘’oke haaaaaaaaa,’’ berlari mengelilingi mall satu kali, maksudnya memutari mall. ‘’huhhuh awas saja kalian ini tapi kalian sudah siap-siap, oke waktunya melanjutkan perjalanan.’’ Sahut Zero ke kawannya.
‘‘iyalah dari pada kamu liat tu Techno sudah stay dari tadi.’’ sindir Beast.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!