Namanya Talita Putri Hamdan. Dia seorang gadis belia yang baru beranjak usia tujuh belas tahun. Talita saat ini sudah duduk di bangku kelas dua SMA. Talita terkenal sangat cantik dan pintar. Dia bahkan dikenal sebagai kembang desa yang ramah dan mudah berbaur di lingkungan tempat tinggalnya.
Banyak lelaki yang menyukai nya. Baik itu teman sepermainan di rumah nya, bahkan teman satu sekolah nya. Tapi, belum ada yang bisa menggetarkan hati Talita. Hingga suatu hari seorang siswa pindahan datang kesekolah Talita dan menjadi teman sekelas Talita.
Lelaki itu sangat tampan dan keren. Cara dia berpakaian sangat berbeda dan jenis barang yg di pakai nya. Merupakan barang-barang brandet. Selain mempunyai wajah yang tampan. Dia juga mempunyai pesona yang memikat.
"Azka. Silahkan perkenalkan dirimu!" Buk Aisyah meminta Azka memperkenalkan dirinya.
Buk Aisyah adalah guru walikelas Talita. Talita sekarang berada di kelas sebelas lima. Dan Talita merupakan ketua kelas di kelas itu.
"Perkenalkan. Namaku Azka Permana Putra. Aku pindahan dari pesantren *** desa sebelah. Aku tinggal di ibu kota. Tapi, karena keegoisan orang tua ku. Aku jadi di kirim ke desa ini dan tinggal dengan paman ku. Hm... ujung-ujungnya aku menjadi murid pindahan dari satu desa ke desa lainnya."
"Memang nya kamu ngarap pindah kemana?" tanya salah satu teman lelaki dikelas Talita.
"Aku pikir dengan berulah di Pesantren. Aku bakal di pindahkan ke SMA dekat rumah ku di kota" Azka berbicara sambil tersenyum manis seakan tanpa dosa.
"Wah... jadi ceritanya kamu pindah karena nakal ya?" tanya teman lelaki yang duduk di belakang Talita.
"Jangan begitu. Anggap aku pindah karena kreatifitas ku di sana tidak tersalurkan." kali ini Dia berbicara seakan menaburkan senyum sombong yang membuat Talita jadi penasaran dengan lelaki yang berdiri di depan meja nya itu.
Namun bagi teman-teman Talita yang lain. Dia malah terlihat keren karena blak-blak kan.
"Masih ada pertanyaan? jika tidak bolehkah aku duduk buk?" tanya nya lagi pada buk Asiyah.
belum sempat buk Aisyah menjawab, sebuah suara keluar begitu saja dari mulut gadis itu.
"Apakah kamu masih singel?"
Lelaki itu langsung melihat ke arah Talita.
"Gadis yang cantik. Aku suka dengan pertanyaan kamu." Ucap Azka pada Talita.
Talita kembali berkata
" Kamu cukup menjawab pertanyaanku!"
Azka kemudian ke meja tempat Talita duduk
"Aku masih single! dan jika kamu mau..., kamu boleh jadi kekasihku!" Lalu Azka melihat ke name tag Talita. "Talita."
Mukanya di dekatkanya pada Talita, dengan maksud Talita akan terjerat pesona nya. Namun sayang. Justru begitu dia menatap tajam mata Talita. Malah dia yang jatuh cinta pada Talita di pandangan pertamanya.
"Deg..., jantung Azka berdebar kencang. begitu juga dengan Talita. Siapa sangka pandangan pertama mereka saling memberikan respon satu sama lainnya.
Azka kemudian menarik tubuhnya menjauh dari Talita. Karena dia tidak mau terlihat buruk saat menatap tajam mata Talita yang penuh daya tarik.
Talita pun tidak bisa memungkiri. Peraduan Tatapan pertama mereka membuat Talita bergetar untuk pertama kalinya.
"Cie..." sorakan di layangkan teman-teman sekelas Talita. mereka jadi kikuk.
Azka kemudian tersenyum dan berusaha bersikap sesantai mungkin. Namun gerakan tangannya yang tidak beraturan membuatnya resah dan kemudian memasukan kedua tangannya kedalam saku samping celananya.
"Kamu kaget dengan pertanyaan Talita?" Buk Aisyah mencoba menebak perasaan Azka.
Azka tersenyum kecut.
"Sial. bisa - bisa nya gadis ini membuat gua jadi berdebar seperti ini!" bisik Azka dalam hatinya.
"Talita adalah ketua kelas di kelas sebelas lima ini. Dia murid teladan dan sekaligus ketua osis angkatan tahun ini hingga tahun depan pertengahan kelas tiga. Selain teladan dia juga anak yang berbaur dan kocak. Pertanyaan dia tadi adalah cara untuk mencairkan suasana agar kamu merasa nyaman. Jelas bul Aisyah pada Azka. Agar Azka bisa lebih santai kembali.
"Ahahahah. Iya buk. Tenang saya santai saja kok!" tegas Azka sambil melirik manis ke arah ketua kelas cantik itu lalu pandangan mereka beradu dan Azka mengedipkan sebelah matanya pada Talita.Talita terlihat santai dan membalas dengan kedipan mata juga.
"Gila, ni cewek bikin gua kepincut aja. Liat ya sayang. kamu bakal jatuh ke pelukanku." Batin Azka.
" Siapa yang bangku nya kosong? tanya buk Aisyah kemudian.
"Sini aja. sama gua ka! gua sendirian kok." sebuah suara dari belakang Talita mengajukan tangannya.
"Oh, Delon. Kamu duduk sendiri? tanya buk Aisyah
"Iya buk. Refan udah dua hari nggak masuk buk!" jawab Delon.
"Ok Azka. kamu bisa duduk bareng Delon. Dan kebetulan Talita di depan kamu. Jadi jika ada yang kamu tidak mengerti, kamu bisa tanyakan pada Talita!"
"Ok buk"
Azka kemudian duduk di belakang Talita.
"Hai...., gua Azka" Azka mengulurkan tangan nya pada Delon.
"Gua Delon. Senang bisa berkanalan sama loe"
Azka duduk tepat di belakang Talita.
"Hai murid teladan. Mohon bimbingannya ya!" bisik Azka di belakang kepala Talita.
Talita lalu menghadap kebelakang. Lalu menatap lekat mata Azka.
"Hai tampan. Dengan senang hati. Dan selamat datang di kelas sebelas lima." Ucap Talita dengan manis.
"Deg... ," senyuman Talita membuat Azka terpukau. Hingga dia menatap Talita dalam dan penuh kehangatan. Talita sendiripun merasakan getaran luar biasa. Mulut mereka diam, tapi mata mereka saling bicara. Lalu perlahan bibir mereka merekah pelan dan tersenyum indah penuh makna.
Kemudian Talita kembali menghadap kedepan.
Azka kemudian memgeluarkan secarik kertas dan menulis sesuatu di kertas itu dan memberikanya pada Talita dengan mengibaskan kertas itu disamping telinga Talita. Talita kemudian melirik ke samping kanan dan mengambil kertas tersebut.
Talita membuka kertas yang diberikan Azka. Sebuah nomor telpon tertera dengan dibuahi tulisan Save ya ketcan alias ketua cantik.
Talita tersenyum. Lalu mengeluarkan handphone nya dan mengirim sebuah emo welcome pada no yang di berikan Azka tadi.
Sebuah pesan washtapp masuk ke Azka dan Azka membalas dengan emo hati.
"Ntar pulang bareng ya" sebuah pesan terkirim ke Talita.
"Ok" balasan pesan Talita
Begitu jam pulang sekolah Azka dan Delon sudah menunggu Talita di gerbang sekolah. Talita pun pulang bareng teman sebangku nya. Shaha.
"Hai..., kamu pulang sama siapa?" tanya Azka.
"Aku di jemput Ayah" Jawab Talita.
"O..., anak ayah toh."
"ketua mah anak kesayangan. pulang pergi sekolah antar jemput sama ayahnya. Makanya nggak ada yang berani dekatin dia" sindir Delon.
"Apa sih?" jawab Talita.
"Nggak selalu di jemput juga. cuma jumat sabtu aja di jemput. Karena ayah pulang kerja setengah hari. Jadi bisa pulang bareng ayah sekalian lewat sini juga.
"Ooo... kalau gitu aku temanin sampai ayahnya datang ya" pinta Azka.
Talita mengangguk dan Shasa pun ikut tersenyum bahagia. Karena Azka lelaki pertama yang mau menemani Talita menantikan kedatangan Ayhnya Talita.
"Rumah kamu dimana?" tanya Azka pada Talita.
"Cuma sepuluh menit kalo pake kendaraan"
"Aku antar aja boleh ngga?" tanya Azka.
"Kan dah di bilang, aku di jemput ayah, nah itu ayah aku datang" Talita menunjuk sebuah mobil sedan merah. Talita lalu masuk ke mobil dan di ikuti oleh Shasa.
"Bye.... cowok tampan" teriak Talita pada Azka sambil melambaikan tangannya.
"Bye ketcan" Azka tersenyum manis. Dia yakin Talita adalah gadis yang dia impikan selama ini.
"Hei bro sampai kapan loe bakal melambai terus?" tanya Delon pada Azka.
" Wkwkwkw, sori. Gua kepincut banget sama tu cewek." Jawab Azka polos.
"Hm... mending loe pikir-pikir lagi deh" ujar Delon.
"Memangnya kenapa?"
Delon meninggalkan Azka, dan Azka berlari kecil mengerjar Delon. Lalu Azka menghentikan langkah Delon dengan meraih tangan Delon ke belakang hingga Delon spontan berbalik bertatapan dengan Azka.
"Kenapa lon? loe suka dia juga?"
"Ini bukan masalah suka Ka. Gua cuma nggak mau loe patah hati. Makanya sebelum loe terlanjur cinta gua bilangin ya. Talita itu anak orang paling terpandang di kampung kita ini. Tidak satupun yang diijinkan memasuki pagar rumah Talita. "
"Terus masalah nya apa?"
"Masalahnya. Gimana mau kencan sama cewek yang di sekap terus dirumah kayak itu?" jelas Delon.
Azka langsung tertawa renyah.
"Gua pikir karena loe suka dia juga makanya loe larang gua"
"Gua suka dia, nggak ada yang nggak suka dia dikampung ini. Dia cantik, ramah banget, nggak pernah pacaran dan baik. Hanya itu tadi. Dia nggak bisa dibawa kemana mana." Jelas Delon.
"Kalau masalah itu biar gua yang jalani, yang penting loe dukung gua ya sob!" ucap Azka merasa sudah langsung dekat dengan Delon.
"Wokeh" Delon akhirnya tersenyum lagi.
Azka kemudian menarik tangan Delon kembali ke arah sekolah.
"Woi...., woi...., ngapain bro?"
"Kita ambil sesuatu dulu" jawab Azka.
Dengan pikiran yang sedikit bingung, Delon percayakan langkah nya pada Azka. Ntah kemana Azka membawanya berjalan. Yang jelas mereka berjalan kembali ke arah sekolah.
Disamping sekolah mereka ada kantor lurah. Azka memasuki halaman kantor lurah tersebut kemudian mendekati sebuah motor CBR merah. Azka mengeluarkan kunci dan menghidupkan mesin motor tersebut.
"Wuiiiii, ajib bener... ini motor siapa Ka?" tanya Delon pada Azka.
"Motor lurah di dalam" jawab Azka sekenanya.
"Beneran ka?" tanya Delon lagi.
"Ya nggak lah, ini motor gua Lon. Kalo milik orang lain. Ngapain gua punya kuncinya?"
"Siapa tau loe disuruh markirin tu motor tadi" jawab Delon asal sambil tertawa.
Azka tertawa lepas. "Wkwkwkwk, teman ****** loe. Yuk naik, gua antar pulang" Dan mereka berdua tertawa lepas sambil banyak melakukan pembicaraan di jalan.
Rumah Delon lumayan jauh, sekitar dua puluh menit perjalanan pakai kendaraan. Mama Delon adalah salah satu guru di SMA mereka. Tapi mama Delon jam sepuluh tadi sudah pulang karena hanya mengajarkan satu mata pelajran pada hari jumat.
"Yuk masuk"
Mereka sampai dirumah Delon dan sebuah rumah semi permanen yang lumayan besar. Dihiasi bunga-bunga. Kamar Delon berada di teras rumah. Jadi mereka tidak harus masuk ke rumah utama.
Hari pertama Azka langsung akrab dengan Delon. Mereka terlihat asyik. Dinding kamar Delon bertempelkan poster-poster penyanyi rock. Kamar sederhana itu sangat sejuk dan nyaman. walaupun tidak ada apa-apa di dalam nya selain sebatang kasur dan sebuah lemari kecil.Juga ada sebuah meja pelajaran yang mana semua buku tersusun rapi. Delon terlihat sangat rapi.
Sudah pukul empat sore. Azka pamit pulang. Tapi belum lama keluar dari rumah Delon. Azka menerima sebuah pesan.
"Aku liat status WA Delon. kamu lagi dirumah Delon ya?"
"Iya, ni baru mau pulang." balas Azka.
"kenapa? kangen?"
"Wkwkk. anggap saja iya" balas pesan dari Talita.
"Otw" pesan terkirim
Azka langsung gas ke rumah Talita.
Sesampai di pagar rumah Talita. Ada satpam mengawal di pintu gerbang. Talita terlihat di ujung pintu rumah, tapi dia tidak mendekat.
"Pergi kesamping dekat pohon rambutan yang menjorok keluar pagar tembok." sebuah pesan terkirim ke Azka.
Azka berdiri lalu di bawah pohon tersebut. Tidak lama kemudian sebuah suara dari atas kepala Azka memanggilnya.
"Hei cowok tampan!" Talita memanggil Azka dari atas pohon rambutan itu. Pohonnya lumayan besar dan ada sebuah dahan bercabang yang menyatu dengan tembok pagar Talita .
"Wow.." Azka terlihat takjub dengan Talita si ketua kelas cantik pintar, sekarang ditambah lagi dia jago manjat. Jiwa petualang sepertinya ada didiri Talita. Tentu saja Azka suka itu. Jika benar, maka Talita dan dia adalah duo orang yang mempunyai ke pribadian yang sama.
Talita kemudian berusaha duduk di atas pagar tembok tersebut. Kemudian tangannya memberikan aba-aba agar Azka mendekat dan menyambut Talita saat Talita melompak.
Akhirnya Talita melompat dan tepat jatuh dalam pelukan Azka. Lagi, mata mereka bertemu pandang dan sebuah senyum menghiasi dua bibir insan yang saling mengagumi itu.
"Ayo"
Talita langsung mengambil helm yang berada di atas motor Azka.
"Aku yang pake helm ya!"
Azka hanya mengangguk, kemudian menghidupkan mesin motornya. Dia hanya menjalankan motornya dan tidak tau akan membawa Talita kemana.
"Belok kanan!" Talita memberikan aba-aba.
"Nah kesana, diujung jalan sana ada pantai. Kita kesana ya!" ajak Talita.
"Oke"
Azka memakirkan motornya. Pantai itu sangat indah dan bersih. ada beberapa meja dan kursi yang tersusun rapi dan ada yang berjualan.
"Desa ini hanya desa kecil, Begitupun pantainya. Tapi sangat indah dan bersih. Aku sering kesini menghabiskan waktu." terang Talita
"Benarkah? bukannya kamu tidak diijinkan keluar rumah?" tanya Azka lagi.
Talita mengereyitkan jidatnya. "Siapa bilang?"
"Delon"
"Hm..., gapapa. Biar saja mereka beefikir begitu" Talita lalu tersenyum dan bermain ombak.
Mereka berdua berjalan dan berlarian menyusuri pantai. Talita terlihat cantik dengan kaos oblong putih lengan pendek dan celana seperdelapan itu. Kulitnya yang sao matang memperlihatkan aura gadis desa yang polos dan belum tersentuh polesan make up atau skiencare apapun.
Lelah berlarian...., Talita menghempaskan tubuhnya di atas pasir putih kering itu. Azka menatap silau dengan terpaan cahaya matahari sore yang mulai tenggelam. Cahaya yang indah, warna langit yang memikat hati . Apalagi sosok gadis cantik bertema langit sunset terbaring penuh pesona tertawa indah sambil mengatur nafasnya yang tidak beraturan karena sesak habis berlarian penuh canda.
"Kamu lelah?"
Azka berjalan mendekat kemudian berdiri dan menutupi cahaya matahari yang menyinari tubuh indah Talita. Talita menutup sebagian matanya dengan tangannya karen ingin melihat sosok Azka yang berdiri dengan keren nya di hadapannya.
Ada hasrat, Azka mendekat dan duduk di samping Talita. Lalu mereka berpandangan penuh rasa. Azka hendak menyentuh gadis itu. Dia menatap tajam dan dalam, bibir merekah Talita yang tersenyum mengundang hasrat Azka semakin menggebu. Tapi setelah itu Azka membuang pandangan nya ke laut agar pikiran kotornya lenyap. Dan mereka akhirnya memutuskan pulang.
Satu bulan sudah Azka menjadi murid disekolah Talita dan akhirnya ujian naik kelas pun tiba. Azka dan Talita semakin akrab. Mereka layaknya pasangan kekasih. Namun karena tidak ada ikatan dan pernyataan cinta mereka bisa di bilang hanya TTM alias teman tapi mesra.
Karena mereka tidak menjalin ikatan khusus. Maka sejak pertama masuk hingga saat ini. Azka tetap saja jadi incaran kakak dan adik kelasnya. Azka sangat tampan dan dia terkenal sebagai cowok keren dari ibu kota. Belum lagi Azka ke sekolah menggunakan motor CBR tentu di kampung itu sangat mencolok.
"Ta..., ntar aku jemput ya!" ucap Azka yang dari tadi sibuk memandangi Talita makan jajanannya di kelas.
"Kemana?"
"Ke tempat faforit kamu dong" ucap Azka sambil ikut mencomot jajanan Talita.
"Boleh. Tapi nanti aku ijin ayah dulu y!"
"Tumben ijin. Biasanya juga main kabur aja majat pohon". Azka menggoda Talita
"Wkwkkwkwk...., sudah saatnya aku jadi anak baik" jawab Talita.
Azka dan Talita tertawa renyah. Setiap hari, ada saja pembahasan mereka yang bikkn mereka kerap ngakak kayak orang gila. Meski begitu, sama sekali tidak mengurangi kecantikan Talita.
Azka selalu nyaman saat di dekat Talita. Mereka bagaikan saudara kembar yang tidak seraga. Karena semua yang disukai Azka juga di sukai Talita, mereka mempunyai selera yang sama juga soal makanan, pelajaran bahkan hobi. Jadi disetiap pembicaraan apapun mereka selalu nyambung.
"Seru terus ni pasangan kekasih ngobrolnya"
Delon tiba-tiba datang ikut nimbrung dan sambil mencomot jajanan Talita juga.Talita dan Azka saling berpandangan. Lalu kembali mereka tertawa ngakak.
"Kebiasan buruk kalian. Selalu tertawa saat orang lain bicara" Delon sebal dan mengambil semua kue dari tangan Talita. Azka lalu merebutnya kembali dan menyerahkan pada Talita.
Azka memukul pundak Delon dengan buku.
"Loe apa-apaan sih"
Delon membalas Azka dengan mengatupkan tangannya melingkar ke leher Azka. Mereka berdua kembali mulai. saling menyerang. Dan lagi Talita di bikkn pusing sama tingkah kedua temannya itu.
" Bel masuk dah bunyi. Kalian mau kek gini sampai kapan?" Talita mulai memutar tubunya dan duduk lurus menghadap papan tulis.
********
Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi.
"Ye...... mari pulang"
"Ta. Langsung siap-siap ya. nanti aku cuma ganti pakaian langsung jemput kamu. Jangan makan di rumah. Temanin aku makan siang ya! sekalian ada yang mau aku bicarakan nanti." ucap Azka serius.
"Hm... oke cowok Ganteng"
"Hahahahaha.... ketcan gitu deh"
Azka membalas gombalan Talita.
Talita kemudian membalas Azka dengan menjulurkan lidahnya dan membesarkan sebelah mata kirinya dengan menarik bagian bawah matanya degan jarinya telunjuknya, sambil berkata "wek".
"Waduh...., kok makin cantik?" ucap Azka gemes
Lalu mereka berdua tertawa cengengesan sambil menutup mulut. Karena guru mereka sudah berada di depan kelas.
Mereka berdua memang sama. Selalu bisa mengendalikan keadaan. Mereka paling bisa menjadikan suasana selalu penuh kecerian.
Karena hari ini adalah hari senin. Maka Talita pulannya jalan kaki bareng Shasa. Namun Azka dan Delon tidak mau ketinggalan. Mereka juga memilih jalan kaki mengantarkan Talita dan Shasa pulang.
"Kamu ngapain?" Talita bertanya pada Delon dan Azka yang terus mengikuti langkah mereka dari belakang.
"Anter kalian pulang lah. Ngapain lagi coba?" Jawab Azka sekenanya.
"Ka..., bukannya habis ni kita mau ketemu. Harusnya kamu langsung pulang ganti baju!"
"Aku nggak tega liat cewek cakep jalan sendirian" ucap Azka .
"Aku tu sama Shasa Ka. Kamu tu yang aneh, itu motor kamu tinggal terus balek lagi kesekolah ambil motor. Terus jemput aku lagi. Sebanrnya kamu mau ngapain? ngukur jalan?" ledek Talita.
"Iya nih. loe ngapain si ? mending loe anter gua pulang dulu, ntar baru jemput Talita. Kalo kek gini kayak nggak da kerjaan aja loe!" ucap Delon.
Azka menghentikam langkahnya.
"Iya ya. Ntah, mau gimana lagi. Kamu kayak ada maghnet gitu. Narik aku terus" gurau Azka serius
"Untung tarik menarik, kalau tolak menolak gimana ayo?" Talita kembali godain Azka.
"Hahahah" mereka ngakak bersamaan.
******
Talita sampai dirumah. Kali ini dia sengaja minta ijin ayahnya untuk pergi bersama Azka. Karena Talita sudah punya rencana mengenalkan Azka pada Ayahnya.
"Ibu. Talita mau pergi sama teman. Tapi Talita mau ijin Ayah dulu, Talita telpon ayah ya bu" tanya Talita oada ibu nya.
"Biasanya kamu juga manjat pohon. nggak pake ijin" ucap ibu Talita sambil tersenyum.
"Hahahah..., Talita mau ketemuan sama teman cowok bu. Rencananya mau Talita ajak kesini nanti bu. Mau di kenalin sama ibu dan ayah. Namun sayangnya kami cuma temanan. Jadi Talita nunggu waktu yang pas bu." Talita bercerita sambil memeluk tubuh ibunya.
Ibu Talita sedang merajut topi di teras rumah. Ibu Talita sangat suka menikmati hari sambil merajut. Karena anak nya hanya Talita semata wayang. Jadi semua pekerjaan rumahnya memang tidak butuh waktu lama untuk mengerjakannya. Sisanya, hampir sepanjang hari digunakan untuk merajut.
"Yaudah, telpon sana ayah kamu. Ibu yakin, lelaki yang akan kamu kenalkan pasti anak yang baik. Karena anak gadis ayah dan ibu, paling pintar mencari apa yang tepat untuk nya!"
Ibu bicara sangat yakin. Aku juga sebenrnya tidak tau mengapa sangat menyukai Azka. Tapi aku takut untuk mengungkap rasa. Aku takut saat rasa terungkap dia malah menjauh. Dan semua hal manis kami ini tinggal kenangan. Jadi, aku memilih diam dan menanti. Jika dia berucap cinta. Maka aku akan langsung mengatakan iya tanpa ragu. gumam Talita dalam hatinya.
"Ayah...., Talita ijin keluar ya! mau pergi makan sama teman Talita!"
"Teman yang mana?" tanya Ayah di seberang telpon sana.
"Lelaki yang ayah liat setiap menjemput Talita pulang sekolah dihari jumat ayah. Azka."
Talita memang sempat mengenalkan Azka pada ayahnya. Karena Azka sendiri tidak pernah takut untuk bertemu ayah Talita.
Disetiap pertemuan ayah dan Azka , walaupun hanya di jalan. Kami sepanjang jalan pulang sering membicarakan Azka. Ayah pun sepertiny Tau Azka anak yang baik dan ayah tidak pernah melarang Talita untuk dekat dengan Azka.
Pesan ayah hanya satu
"Jaga diri dan harga dirimu" ucap Ayah talita
"Ok. Pergilah. Tapi ingat! jangan pulang malam ya!"
"Paling sampai melihat sunset ayah" ucap Talita.
"Baiklah sayang. Ati-ati dan pamit sama ibu kamu. Kali ini suruh dia jemput lewat pagar. Jangan dibalik tembok pohon rambutan!" ucap ayah.
Mendengar ucapan ayah sontak membuat Talita tertawa keras dan mengagetkan ibu nya yang asyik merajut.
Azka datang. Talita langsung keluar pagar. Dan pamitan dengan ibunya. Azka hanya sampai pintu pagar rumah. Karena Talita sudah buru-buru keluar duluan dan menaiki motor Azka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!