NovelToon NovelToon

JOURNEY MY FOOTBALL

Chapter 1 : Awal Mula

"Yann.... Aryann....bangun udah pagi!!" teriak wanita paruh baya dari ruang tengah didepan kamar yang di dalam kamar ada seorang pemuda yang masih meringkuk di alam mimpi.

"yannn....Aryan Pratama Radja!! " teriaknya lagi penuh penekanan.

"Iyaa bu..., " Spontan pemuda yang bernama Aryan itu bangun dari alam mimpi, pernah suatu ketika ia telat beberapa menit bangun, maka terjadi banjir bandang dadakan dikamarnya, karena di siram satu ember penuh oleh sang ibu tercinta.

"Cepet bangun udah pagi!!... Nanti kesiangan!!" teriaknya sambil berlalu.

"Iyaa ini dahh bangun."ucap ku beranjak dari kasur mengucek mata menolak melek,memang merdu sekali suara Ibu ku itu, melodi di pagi hari haha.

Namaku Aryan, Aryan Pratama Radja,Aku tinggal di sebuah kontrakan sederhana dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi bersebelahan dengan dapur, 1 ruang tamu,bersama ibuku bernama Yani Mila 30 tahun, Amila widayanti adik ku 11 tahun, Ardian Radja adik keduaku 6 tahun. Jika kalian bertanya,dimana ayah ku?dia meninggal 2 tahun lalu meninggalkan kami berempat karena kecelakaan, kami semua sedih dan ibu terpaksa menjadi kepala rumah tangga, ia bekerja di rumah makan di depan rumah kontrakan.

Aku bergegas merapikan kasur, mengambil handuk pergi mandi,berpakaian kemeja dan celana serba hitam, menuju dapur disana ibu sedang merapikan makanan untuk ku sarapan sebelum berangkat kerja part time di sebuah Gathering, sebernarnya ibu melarang karena belum saatnya aku bekerja di umur ku yang baru 16 tahun akhir, tapi aku terus meyakinkan Ibu ku dengan alasan aku sudah beranjak dewasa karena beberapa hari lagi aku berulang tahun ke 17 tahun.

Dan akhirnya aku di izinkan bekerja, walaupun gajinya tidak seberapa setidaknya dapet meringankan beban Ibuku.

Dengan begitu terpaksa aku mengubur mimpi ku menjadi Mega Bintang di rumput hijau untuk menjadi anganku saja, terkadang aku bermain bola amatir dengan teman teman ku sekedar mengobati mimpi ku.

_ _ _

" Bu aku berangkat."Selesai sarapan aku pamit pergi pada ibuku dan mencium tangannya.

"Iyaa,hati hati Arr. " Ucap ibu ku.

"Iyaa"

Aku menuju base gathering dengan berjalan kaki, setelah menempuh 15 menit berjalan akhirnya sampai tujuan, segera merapikan barang barang untuk gathering pesanan client.

Akhirnya sampai di tempat sesuai keinginan client, para staf segera menyiapkan peralatan untuk acara client, event kali ini adalah Party Birthday, disini aku biasanya sebagai waiters tapi kali aku bertugas menjaga stand makanan, acara berlangsung lancar dari jam 16:00 - 08:00 acara formal, 09:00-01:00 adalah acara puncak,lepas acara selesai para staf segera merapikan peralatan untuk nanti di pakai kembali.

Para staf sampai dibase gathering mengembalikan peralatan pada tempatnya, dan yang ditunggu tunggu menerima upah kami 250.000 perorangan tidak besar tapi cukup untuk sehari hari.

03:00

Aku pulang jalan kaki badan serasa remuk semua , kaki ku mati rasa karena berdiri seharian, sampai rumah membersihkan diri , tidur mengistirahatkan tubuh.

_ _ _

12:30

Tok tok tok

" Aryan...!! "teriak seseorang di luar rumah.

"Huaa..., siapa si ganggu orang tidur aja," Ujar ku menguap, beranjak dari kamar "bentarr...."ku intip dari jendela ternyata Ridwan teman ku biasa main bola.

"yaa wan kenapa?" kataku dengan muka bantal.

"Abis kerja kau yan?" tanya Ridwan"heh Ayoo kita main bola di lapangan progresif star bareng anak anak"sambungnya.

" Iyaa, gada sepatu aku, ada juga sudah jebol tuhh" tunjuk ku pada sudut rumah tempat rak sepatu.

" Itu gampang kau pakai saja punyaku,"sembari menyerah kan sepatu yang di bungkus kantong plastik "nih cepat kau siap siap anak anak dah nungguin tuh"ucap Ridwan.

" Oke, kau tunggu di dalam saja"ucap ku masuk kedalam untuk siap siap di ikuti Ridwan, orang yang sering membantu semenjak kepergian ayah, aku bersyukur memiliki teman sepertinya"kalo mau minum ambil ajaa wan"ucap ku masuk ke kamar

"Iyaa" balas Ridwan.

Selesai bersiap kami menuju lapangan progresif menggunakan motor antiknya Ridwan, jika kalian tidak mengetahui lapangan progresif seukuran setengah lapangan sepak bola pada umumnya, dan biasanya menggunakan rumput sintetis.

Setibanya ditempat kami disambut candaan teman teman.

" Yo, Duo Taring udah nyampe nihh"sapa Kiki

"Awas kasih jalan buat Super Star kita " ucap kaka

"Jangan di puji ntar jadi lord diaa" kataku

"yee kau jugaa ogeb" balas Ridwan

"Hahaha" disambut gelak tawa yang lain.

Mereka berdua adalah pelawaknya ketika berkumpul yang berposisi sebagai center back, tapi ketika bermain meraka adalah dua tower yang sulit di tembus.

Selepas melakukan pemanasan kita hompimpa untuk menentukan tim agar adil, menurut ku lebih ke hoki si haha.

Masing-masing tim berisi 5 orang:

Dika

Gk

Kiki, Rian

Cb Cb

Ari, Agung

St St

Aryan, Ridwan

St St

kaka, Aris

Cb Cb

Dede

Gk

pertama melakukan koin tos, Tim Aryan memilih angka ,Agung memilih burung, koin dilempar di udara jatuh ke tanah koin menunjukkan angka menghadap ke langit.

Babak pertama bola berada di tim Aryan, setelah semua orang siap Aryan mengoper pada Ridwan ia mengoper pada kaka ia megoper ke agung mengumpan ke depan di ambil Aryan di blok oleh kiki dan Rian, Aryan passing ke sayap kanan di ambil ridwan ia menggiring bola kedepan di bayangi oleh rian lalu ia Sprint ke sayap kanan lalu cut back di sambut Aryan dengan mudah menceploskan bola ke sudut kiri gawang, Dika hanya bisa pasrah melihat bola bersarang digawang yang ia jaga.

"yeahh Goll... kagaa jadii lord!! " canda Ridwan merangkul pundak ku

"sialan..." kataku

"Hahaa... " tawa semua orang

Jual beli serangan terjadi, kita bermain dari jam 15:30-17:30, dengan durasi 45x2,sisa digunakan untuk istirahat sudah tidak terhitung berapa gol telah tercetak, karena kita bermain bola bukan mencari skor angka melainkan mendapat kesenangan bermain bola bersama.

Permainan telah usai, kita beristirahat sejenak menikmati langit senja menjelang, diselingi obrolan santai.

"Yan, kenapa gak masuk SSB aja skill mu pasti meningkat" ucap Kiki.

"Benar yan, belum lagi bisa ikut seleksi club" ucap Agung.

"Ngomong ngomong soal seleksi,besok lusa akan ada seleksi scout youth dari luar negeri" ucap Dika serius.

" Yang benerr!! " teriak semua orang spontan menanggapi ucapan Dika dengan candaan"hahaa"disambung dengan gelak tawa semua orang.

"Ehh.... Beneran. " Dika mengeluarkan selembar kertas poster dari tasnya, berisi pengumuman seleksi youth yang di hadiri scout Inggris, Francis, Belgia, Belanda, Italia,Rusia, dan Jerman, namun kuota terbatas scout tiap negara.

Kubaca poster itu dengan teliti, sampai pada pengumuman tanpa biaya 'gratis' berhasil menyunggingkan bibir ku lebar, seleksi di adakan di stadion GBLA selama 4 hari, pada tanggal 25-29 maret 2006.

"kau ikut aja yan... siapa tau lolos seleksi bermain di luar negeri gaji disana kan tinggi" ucap Agung

"Masa gaji tinggi setiap cetak gol pingsan hahaa" goda kiki

"Itu selebrasi ogeb" balas kaka menjitak sodaranya itu

"hahaa... " disambut gelak tawa semua orang atas kelakuan adik kakak itu

Anehnya yang aku alami dengan perkataan kawan kawan ku itu berbeda, kata Ridwan tadi aku sempat pingsan beberapa menit setelah mencetak gol babak kedua, dan yang aku alami bola yang aku tendang menembus jala dan jaring lapangan, dan menghantam kakek kakek tua ,setelah ia ku tolong kakek tua itu memberi ku sebuah tas kain berwarna hitam dengan hiasan emas di sisinya,yang membuat ku bingung setelah ku cek jala dan jaring tetap utuh tidak terkoyak sama sekali, kata Ridwan mungkin aku hanya halusinasi aku pun berpikir begitu, tidak mau ambil pusing.

Selesai istirahat kami bubar pulang ke rumah masing-masing.

Setelah sampai rumah aku mandi membersihkan diri, makan, istirahat ke kamar merenungkan ucapan Dika tadi sembari merapikan barang dalam tas bekas main bola.

Plukk

Sebuah tas kain terjatuh dari dalam ransel ku.

"Apaa inii.... tas Ini kan darii... "

Chapter 2 : Ki Margi &Tas Kain hitam

Flashback

POV Aryan

Angin bertiup di bawah terik matahari sore , sekumpulan pemuda bermain bola di lapang , menikmati masa muda yang menyenangkan.

Mereka tidak menyadari sedang di perhatikan oleh seorang pria tua di pinggir lapangan,mengenakan pakaian jubah

serba putih,janggut putih panjang,menggunakan sebuah tongkat kayu dengan ukiran emas kuna di gagangnya , sorot matanya tajam mengikuti gerak gerik seorang pemuda, matanya terus menyoroti gerak anak tersebut.

"Itu dia orangnya, dia adalah orang yang terpilih, memiliki tekad kuat seperti batu cadas memecah ombak, tanggung layaknya singa merajai singa..."Gumam pria tua itu mengelus janggut panjangnya, berjalan perlahan dengan tongkatnya sambil terus memperhatikan gerik anak itu.

_ _ _

Di babak kedua masing masing tim saling jual beli serangan, bola sekarang berada di kaki tim Aryan setelah serangan tim Agung dapat di tahan Dede, dia melempar bola kearah Ridwan,dia berhasil mengontrol bola lalu menggiring bola melakukan serangan balik mencari posisi Aryan.

"Yann!!" teriak Ridwan melepas umpan lambung melewati bek lawan,dengan harap Aryan dapat mengejar bola,Aryan berhasil mengontrol bola dengan paha kaki kanan melihat arah gawang dan melepaskan tendangan voli.

Whushh

Bola melengkung kesudut atas kanan gawang dengan deras melewati tangan Dika masuk kedalam gawang, hingga merobek jala belakang mengarah ke seorang pria tua yang berjalan di belakang gawang, menghantam pria tua itu namun berhasil di tahan dengan tongkatnya terdengar suara 'Bug'.

Aryan yang panik lari menghampiri pria tua itu. "Kek, kakek tidak apa apa?" tanya Aryan cemas sambil memegang lengan kakek itu.

"Tidak apa apa nak ,kakek baik baik saja." Jawab Kakek itu. Setelah memastikan kondisi kakek itu Aryan melempar bola pada temannya dan memapah kakek itu ke kursi panjang pinggir lapangan.

"Yann, mau ke mana!!" teriak Ridwan, Aryan hanya menunjuk kesebuah kursi "oh... Cepetan mau mulai lagi nih."Jawab Ridwan mengerti.

Aryan bingung dengan sikap teman temannya yang tidak menghormati orang yang lebih tua biasanya mereka tidak seperti ini apalagi kakek ini baru saja terkena bola dari tendangannya, dan jelas mereka mereka melihatnya tadi "mereka mengapa yaa, ga kek biasanya,...mungkin karena sudah ku kutangani tetapi mesti mereka tak boleh acuh begitu." Batin Aryan tetap berpikir positif, Aryan mendudukkan kakek itu pada kursi panjang.

"Duduk kek, minum dahulu, " Aryan menyerahkan botol minum dari tasnya "kek beneran tidak apa apa?...ada yang sakit ga? " Aryan kembali memastikan kondisi kakek itu, karena takut kualat pada orang tua.

"Kakek tidak apa apa, kakek baik baik saja, " Kakek kembali meyakinkan Aryan "panggil saja Ki Margi. " Ucap ki Margi memperkenalkan diri.

"Oh Ki Margi...aki mau ke mana?" tanya Aryan.

"Aki mau ke alamat ini, " Sembari mengeluarkan selembar kertas berisi sebuah alamat "kamu tahu alamat ini?"tanya ki Margi.

"Oh jalan ***, ini di depan ki lumayan jauh si ki kalau nyikreuh maa, " ujar Aryan melihat alamat di selembar kertas"nanti Aryan anter, aki istirahat dahulu saja di sini, Aryan mau ke teman teman dahulu bentar yaa ki " ujar Aryan beranjak pergi dari kursi.

"Nak Arr... "ucapan ki Margi terhenti melihat Aryan kembali menuju kursi.

"Oiyaa ki, nih ada makanan , aki makan sambil istirahat yaa. " Ucap Aryan menyerahkan sekantung plastik makanan dari dalam ranselnya.

"Pemuda ini memang orang yang terpilih... " batin ki Margi, semulanya ki ingin meminta makanan pada Aryan , namun Aryan terlebih dahulu memberikannya padanya " ini sudah saatnya " batin ki Margi.

"Nak Aryan kemari sebentar... " panggil ki Margi, seraya memasukkan tangan kanan kedalam jubah putih nya.

"Iyaa ki ada apa? " tanya Aryan membalikkan badan bingung menatap ki Margi.

"Ini untuk kamu...." ucap ki margi mengeluarkan tas kain berwarna hitam dengan hiasan emas tiap sisinya, menyodorkan kepada Aryan.

"Buat saya ki?... " Ucap Aryan bingung dengan situasinya.

"Iyaa Ambillah! " bujuk ki Margi

"T-Terima kasih ki" Menerima tas kain itu dengan perasaan bingung"isinya apaa ki?... "tanya Aryan penasaran mengamati Tas yang di pegang nya.

" Di dalam nya ada cincin, buku teknik dan pengetahuan sepak bola pada zaman saat Indonesia masih bernama Hindia Belanda yang berhasil lolos Piala Dunia " Terang ki Margi

"Woahh...Piala Dunia.."Aryan antusias penuh minat, dan mencoba membuka tas di genggaman nya, saat Aryan membuka tas nya terjadi ledakan kecil muncul kepulan asap menerpa wajahnya

Boom Blousss

Seketika pandangan Aryan kabur memudar gelap.

Pov off

.

.

.

.

Di babak kedua masing masing tim saling jual beli serangan, bola sekarang berada di kaki tim Aryan setelah serangan tim Agung dapat di tahan Dede, dia melempar bola kearah Ridwan,dia berhasil mengontrol bola lalu menggiring bola melakukan serangan balik mencari posisi Aryan.

"Yann!!" teriak Ridwan melepas umpan lambung melewati bek lawan,dengan harap Aryan dapat mengejar bola,Aryan berhasil mengontrol bola dengan paha kaki kanan melihat arah gawang dan melepaskan tendangan voli.

Whushh

Bola melengkung kesudut atas kanan gawang dengan deras melewati tangan Dika masuk kedalam gawang, dia hanya bisa memandang bola bersarang di gawang yang dia jaga untuk kesekian kalinya.

Bugh

Aryan jatuh tengkurep ke tanah setelah menendang bola, teman teman nya mengira dia kehilangan keseimbangan saat mendarat, namun beberapa detik kemudian tak kunjung bangun.

"Woii ini si Aryan mengapa!!" teriak Dika pertama kali menyadari karena Aryan tempat di depan nya, semua teman teman nya mendekat.

"Yann... Heyy.. . Yann" panggil Dika membangunkan Aryan

"Dia mengapa Dik? " tanya Ridwan mendekat

"Gatau sesudah nendang bola di langsung jatuh " terang Dika

"Yann...Aryann bangun heyy.. . " panggil Ridwan membalikkan badan Aryan, menepuk nepuk pipinya "coba pake pake" Usul kaka mengibaskan kaus kaki ke wajah Aryan

"Uhuk... Uhukk"

"Hahaa...akhirnya" disambut tawa semua orang

Aryan bangun dengan kondisi yang menyedihkan

" Nihh minum duluu " Ridwan menyodorkan air minum

" Aman gaa nihh" tanya Aryan curiga karena trauma

"Gaa udah di campur racun hahaa.. . . Yaa aman laa" canda Ridwan " Kau tadi mengapa yaan? "sambung Ridwan khawatir

Aryan memenggak air yang di beri Ridwan, membasuh wajahnya, dan menceriakan kejadian yang dia alami, di balas dengan gelak tawa semua orang karena cerita Aryan tidak masuk akal.

" Tuhh liat jaringnya masih utuh hahaa"

"Aya aya wae maneh maa hahaa"

"Mungkin kau kurang minum Yann jadi berhalusinasi" kata Ridwan

Aryan pun berpikir begitu dia kurang minum jadi berhalusinasi, "tetapi mengapa terasa begitu nyata" dalam benaknya

Tampak seorang pria tua tersenyum dari kejauhan lalu memudar menguap di udara.

Flashback off

Chapter 3 : Tas kantung Hitam : History Football Of Indonesia

Kamar Aryan

Pluk

Suara benda terjatuh dari dalam tas ransel.

"Apaa inii.... Ini kan darii... "sebuah kantung kain hitam bercorak emas kuna berukuran sedang terjatuh di atas kasur " Ini kan tas darii..." mengucek mata tidak percaya yang baru saja dilihat nya.

" Artinya kejadian sore tadi bukan halusinasi ku saja " Memungut tas dari atas kasur menatapnya penuh minat, mencoba membuka ikatan kantung itu, namun terhenti teringat kejadian di sore hari saat membukanya terjadi ledakan.

Aryan menaruh kembali kantung itu ke atas kasur,dengan badan menjaga jarak dari kantung hanya kedua tangannya saja terurur membuka ikatan tali secara perlahan,ikatan telah terbuka setengahnya, tetap waspada bila terjadi ledakan mendadak.

Tali telah telah terbuka sepenuhnya muncul kepulan asap putih sontak Aryan reflek melompat kebelakang tidak ada ledakan seperti sore tadi, tanpa mengurangi kewaspadaan Aryan mengintip kedalam kantung dari kejauhan, terdapat buku ukuran sedang berwarna cokelat termakan waktu dan sebuah cincin.

Sedikit menurunkan kewaspadaannya perlahan mengambil buku dari dalam kantung, menatap lekat lekat setiap sudut buku, mengusap kover buku dengan rangkain akar merambat berwarna emas menyelimuti tiap sisi, membuka halaman pertama terdapat tulisan 'histori football of Indonesia' dengan cetak kuna berwarna emas, membuka halaman kedua 'Hindia Belanda' Aryan kembali teringat ucapan ki Margi, Aryan membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat penuh minat dengan mata kagum.

.

.

.

.

( Real Life )

Hindia Belanda

TIM Nasional (Timnas) Indonesia dahulu pernah mengikuti ajang Piala Dunia. Namun, kala itu tim Tanah Air yang bermain di kompetisi sepakbola terbesar di dunia tersebut bernama Timnas Hindia Belanda.

Timnas Hindia Belanda pernah mencicipi bermain di Piala Dunia pada edisi 1938 yang berlangsung di Prancis. Kala itu, Timnas Hindia Belanda kebanyakan berasal dari pelajar dan mahasiswa yang dipilih dari NIVU (Federasi Sepakbola Hindia Belanda).

Bagaimana dengan Indonesia? Dalam sejarah perhelatan Piala Dunia, Indonesia pernah mencatatkan diri sebagai negara yang lolos ke putaran final atau melewati fase kualifikasi. Piala Dunia yang dimaksud adalah Piala Dunia tahun 1938 di Prancis.

Lolos Tanpa Kualifikasi Piala Dunia

Pada tahun 1938, kala itu Indonesia ( Hindia Belanda ) masih jadi negara jajahan Belanda dan memakai nama Dutch East Indies untuk Piala Dunia. Saat itu, Indonesia tercatat menjadi negara Asia pertama yang lolos ke ajang sepakbola paling bergengsi tersebut.

Berbeda dengan kualifikasi Piala Dunia saat ini, dahulu beberapa benua yang belum pernah berpartisipasi sejak 1930 akan diberi undangan untuk mewakili benuanya. Termasuk saat itu Benua Asia yang belum pernah menjajal panggung Piala Dunia sejak pertama kali digelar.

Awalnya, perwakilan Benua Asia bukanlah Indonesia melainkan Jepang. Namun, pada tahun 1937 Jepang terlibat dalam Perang Asia Timur sehingga mengundurkan diri dari Piala Dunia.

Akhirnya, timnas Indonesia pun menggantikan Jepang dan langsung lolos ke babak putaran final Piala Dunia 1938 tanpa harus melewati babak kualifikasi.

Hungaria Jadi Lawan Pertama

Lolos tanpa kualifikasi tak membuat timnas Indonesia melewati lawan dengan mudah. Pada babak pertama gelaran Piala Dunia 1938, Indonesia langsung melawan unggulan saat itu yakni Hungaria.

Digelar di Velodrome Municipal, Reims, Tim Indonesia ( Hindia Belanda) yang dilatih Johan Mastenbroek harus mengalami kekalahan telak 0-6 melawan Hungaria. Timnas Indonesia kebobolan empat gol di babak pertama dan ditambah dua gol di babak kedua.

Dikarenakan pada saat itu Piala Dunia masih menggunakan sistem gugur sejak pertandingan pertama, maka Indonesia pun langsung tersingkir setelah kalah melawan Hungaria.

Meski begitu, FIFA tetap mencatat bahwa Indonesia merupakan negara yang pernah lolos ke putaran final Piala Dunia namun dengan jumlah pertandingan paling sedikit.

Alumni Unair Jadi Kapten Timnas

Dari gelaran Piala Dunia pertama Indonesia tahun 1938 muncul seorang kapten tim bernama Achmad Nawir. Dia merupakan alumni dari universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Nawir merupakan mahasiswa asal Maninjau, sumatra Barat, yang pernah mengenyam Sekolah Kedokteran Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) atau yang sekarang dikenal dengan Fakultas Kedokteran Unair pada 1929/1930.

Pada tahun 1938, Nawir yang masih seorang mahasiswa lolos seleksi masuk tim nasional Hindia Belanda untuk Piala Dunia di Prancis dan terpilih secara aklamasi menjadi kapten tim HBS pada April 1938.

Menurut laporan Javapost, ada 17 pemain Indonesia dengan rata-rata usia 22 tahun yang berangkat ke Piala Dunia Prancis 1938, yang terdiri atas satu orang etnis Jawa, tiga Tionghoa, tiga Ambon, dua sumatra, dan delapan pemain Indo-Eropa

Tak ayal ada banyak pemain asal Belanda yang justru membela Timnas Hindia Belanda. Namun, beberapa pemain pribumi alias asli asal Indonesia yang turut serta bermain untuk Timnas Hindia Belanda. Lantas siapa saja mereka?

Berikut 5 Pemain Pribumi yang Ikut Bela Timnas Hindia Belanda di Piala Dunia 1938:

Achmad Nawir

Kapten timnas Hindia Belanda pernah dipimpin oleh seorang dokter muda nan cerdas. Dia bernama Achmad Nawir. Pria yang lahir pada 1911 ini berposisi sebagai gelandang dalam timnya.

Berbagai sumber menyebut, Achmad merupakan pesepak bola yang merumput bersama HBS Surabaya. Satu ciri khas yang selalu melekat padanya adalah, dia selalu menggunakan kacamata saat bertanding.

Informasi lain yang diunggah PSSI melalui akun Twitternya menyebut, Achmad adalah mahasiswa kedokteran di NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School) sejak 1929. Meskipun Hindia Belanda tidak menuai hasil positif saat piala dunia, namun Achmad dipandang sebagai orang yang berpengaruh dan membawa timnya untuk bermain apik. Achmad Nawir dinyatakan sebagai dokter pada 1939 dan wafat pada tahun 1995.

Frans Alfred Meeng

Satu lagi warga pribumi yang merumput di Piala Dunia 1938 adalah Frans Alfred Meeng. Dia lahir pada 18 Januari 1910 dan merupakan pemain sepak bola di SVVB Batavia.

Frans dinyatakan lolos seleksi sebagai pemain tim Hindia Belanda dengan posisi kiper, dan berhak berangkat ke Prancis. Sekitar enam tahun usai perhelatan piala dunia itu, Frans dikabarkan meninggal dunia dalam kecelakaan kapal pada 1944.

Kapal Jepang yang ditumpanginya karam usai diserang oleh kapal selam Inggris. Saat meninggal, Frans masih berusia 34 tahun.

Isaac Pattiwael

Issac merupakan pemain timnas Hindia Belanda yang ikut memperkuat tim tersebut dalam ajang Piala Dunia tahun 1938 di Prancis. Pria Maluku ini lahir pada 23 Februari 1914. Dalam tim, Issac diketahui berposisi sebagai penyerang.

Isaac pernah berkontribusi menyumbangkan satu gol ke gawang Hungaria. Namun, gol itu dianulir wasit. Kalah 0-6 dari Hungaria, membuat Isaac dan rekan-rekannya harus pulang ke kampung lebih cepat lantaran sistem kompetisi yang diusung saat itu adalah sistem gugur.

Kepada anak dan cucu-cucunya, Isaac kerap menunjukkan foto saat dia berada di Prancis dan menceritakan pengalamannya membela Hindia Belanda. Kepada sang cucu, John Pattiwel, Isaac menyampaikan rasa haru dan bangganya.

Sebab, dia bisa merasakan tampil di kompetisi sekaliber Piala Dunia dan mewakili Hindia Belanda, terutama bagi masyarakat Maluku. Isaac kemudian tutup usia pada tahun 1987, di usia 73 tahun.

Sutan Anwar

Pemain VIOS Batavia, Sutan Anwar menjadi salah satu punggawa tim Hindia Belanda yang melenggang ke Piala Dunia 1938. Ketika itu, dia dipercayakan mengemban posisi sebagai gelandang. Sutan merupakan pria asal sumatra Barat yang lahir pada 21 Maret 1914.

Suvarte Soedamardji

Warga pribumi lain yang bermain untuk timnas Hindia Belanda adalah Suvarte Soedamardji. Pria kelahiran 6 Desember 1915 ini menempati posisi sebagai penyerang di dalam timnas.

Selain bermain untuk Hindia Belanda, dia diketahui juga aktif bermain di HBS Surabaya. Suvarte wafat di usianya yang ke-64 tahun pada 1979.

Daftar 17 Pemain Timnas Hindia Belanda ( Indonesia )

Kiper:

Mo Heng Tan (HCTNH Malang)

Jack Samuels (Hercules Batavia)

Bek:

Frans G. Hu Kon (Sparta Bandung)

Dorst, J. Harting Houdt Braaf stan (HBS Soerabaja)

Teilherber (Djocoja Djogjakarta)

Gelandang:

Frans Alfred Meeng (SVBB Batavia), Achmad Nawir (HBS Soerabaja),

Anwar Sutan (VIOS Batavia),

G.H.V.L. Faulhaber (Djocoja Djogjakarta),

G. Van den Burgh (SVV Semarang)

Striker: Suvarte Soedarmadji (HBS Soerabaja), Tan Hong Djien (Tiong Hoa Soerabaja),

Tan See Han (HBS Soerabaja),

Herman Zomers (Hercules Batavia),

Isaac Pattiwael (VV Jong Ambon Tjimahi),

M.J. Hans Taihuttu (VV Jong Ambon Tjimahi),

R. Telwe (HBS Soerabaja)Ceri

Pelatih: Johannes Ch. J. Mastenbroek (Belanda)

.

.

.

.

Fyi

Piala Dunia 2022 akan digelar 21 November hingga 8 Desember mendatang.

Daftar 27 Tim Negara Lolos Piala Dunia 2022

Qatar (tuan rumah)

Jerman (tanggal lolos 11 Oktober 2021)

Denmark (12 Oktober 2021)

Brasil (11 November 2021)

Belgia (13 November 2021)

Prancis (13 November 2021)

Kroasia (14 November 2021)

Spanyol (14 November 2021)

Serbia (14 November 2021)

Swiss (15 November 2021)

Inggris (15 November 2021)

Belanda (16 November 2021)

Argentina (16 November 2021)

Iran (27 Januari 2022)

Korea Selatan (1 Februari 2022)

Jepang (24 Maret 2022)

Arab Saudi (24 Maret 2022)

Ekuador (24 Maret 2022)

Uruguay (24 Maret 2022)

Kanada (27 Maret 2022)

Ghana (29 Maret 2022)

Senegal (29 Maret 2022)

Portugal (29 Maret 2022)

Polandia (29 Maret 2022)

Tunisia (29 Maret 2022)

Maroko (29 Maret 2022)

Kamerun (29 Maret 2022)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!