Nasywa berlari riang setelah membaca pesan masuk dari sang kekasih yang mengatakan jika ia dan seluruh keluarganya telah tiba di depan rumahnya. Penantiannya selama tiga tahun akhirnya berakhir setelah sang kekasih menepati janjinya untuk datang melamarnya tepat di hari ulang tahunnya yang ke 19th.
"Ibu.. Ibu..." pekik Nasywa.
"Ada apa Nasywa, Kenapa berlarian?" tanya Hasna yang masih sibuk di dapur.
"Mereka sudah datang Bu, Mereka sudah datang," ucapnya dengan sangat bahagia.
"Apa! Ibu belum selesai menyajikan makanan untuk mereka."
"Biarkan saja, Yang penting temui mereka dulu."
"Baiklah, Kalau begitu Ibu ganti pakaian dulu."
"Ya, Ibu cepatlah, Biar Aku yang menyambut mereka."
Nasywa keluar dari dapur dengan setengah berlari hingga menabrak Bapak tirinya.
Sang Bapak menatap Nasywa dari ujung rambut hingga ujung kaki. Penampilannya yang tidak seperti biasanya membuat Herman begitu terpesona akan kecantikan dan keindahan tubuh putri tirinya yang kini sudah dewasa dan akan segera menikah.
Ting...
Notifikasi ponsel di tangan Nasywa kembali berbunyi.
"Lama banget sih Yank." begitulah bunyi pesan dari sang kekasih.
"E... Pak, Nasywa buka pintu dulu, Mereka sudah menunggu."
Tanpa menunggu Bapak tirinya mengangguk maupun menjawabnya, Nasywa melangkah melewatinya begitu saja, Sementara Herman langsung menoleh ke belakang dan menurunkan pandangannya pada pinggul Nasywa yang berguncang indah seiring langkah kakinya.
Ckleekkk...
Kenzo tersenyum sumringah melihat Nasywa yang sudah satu bulan ini tidak ia temui. Kenzo yang menetap di Jakarta karena pekerjaannya harus rela berhubungan jarak jauh dengan Nasywa yang tinggal di kampung halamannya di malang Jawa Timur.
Perkenalkan mereka terjadi saat Kenzo liburan ke malang dengan teman-temannya, Sementara Nasywa yang saat itu masih duduk di kelas dua SMA sepulang sekolah mengambil pekerjaan paruh waktu di salah satu kedai tempat wisata yang Kenzo kunjungi. Parasnya yang cantik dengan perawakan menarik melebihi gadis remaja seusianya membuat Kenzo jatuh cinta pada pandangan pertama. Bak gayung bersambut Nasywa juga jatuh hati dengan pembawaan Kenzo yang menyenangkan dan juga terlihat dewasa. Dan benar saja saat mereka berkenalan Kenzo memang baru saja menyelesaikan pendidikannya di Singapura.
Dari perkenalan itu juga, Mereka saling bertukar nomor telpon dan terus berlanjut melalui panggilan telepon, Video maupun sekedar chat.
Tak membutuhkan waktu lama untuk mereka merasa sama-sama nyaman dan saling mengungkapkan perasaan satu sama lain.
Kenzo yang usianya lebih dewasa kurang dari 5th dan telah memiliki pekerjaan rela terbang sebulan sekali sekedar melepas rindu dengan Nasywa.
Kini hubungan mereka telah memasuki tahun ke tiga dan telah mantap melangkah ke jenjang pernikahan. Hubungan yang sebelumnya Nasywa sembunyikan dari sang ibu karena saat itu ia masih sekolah, Akhirnya ia bisa dengan bangga berterus terang pada sang ibu setelah setahun ia menamatkan sekolahnya.
Hari ini untuk pertama kalinya sang ibu akan menemui calon menantu dan besannya. Karena dari cerita Nasywa yang mengatakan jika Kenzo bukanlah orang biasa seperti mereka, Hasna begitu lama memilah milih pakaian yang akan ia kenakan.
Sementara Kenzo dan keluarganya yang telah menunggu di ruang tamu dengan di temani Herman, Membuat Kenzo tidak betah duduk karena sang kekasih kembali masuk ke dalam. Kenzo yang merasa sudah tidak tahan lagi meminta izin pada Herman untuk pergi ke kamar kecil.
Kamar kecil menjadi alasan Kenzo untuk menyusul sang kekasih yang meminta izin untuk membuatkan minum untuk mereka. Namun belum ada sepuluh menit ia menunggu, Kenzo begitu tidak sabar sehingga ia menyusul Nasywa dan mencari-cari dimana letak dapurnya.
Suara sendok dan gelas beradu menarik pendengaran Kenzo yang tak sengaja melewatkan ruang dapur. Ia berbalik badan dan kembali ke ruangan yang sebelumnya telah ia lewati. Senyumnya seketika kembali terukir saat melihat sang kekasih yang tengah sibuk menyiapkan minuman dan nakanan ringan untuk keluarganya.
Ia pun melangkahkan kakinya tanpa bersuara dan mendekap tubuh Nasywa dari belakang. Namun rasa terkejut Nasywa membuat gelas di tangannya terjatuh ke lantai.
"Hah!"
Prankkkkk...!!!
"Apa yang pecah?" terdengar suara sang ibu yang berteriak dari dalam kamarnya.
"E... Ge-gelas Bu, Akan Nasywa bersihkan."
Kenzo terdiam bingung melihat Nasywa yang terlihat begitu ketakutan.
Hal itu ia lihat dari wajah dan tangan Nasywa yang gemetar memunguti pecahan gelas yang ia jatuhkan.
"Kenapa kamu begitu takut? Ini hanya gelas," ucap Kenzo memegang tangan Nasywa.
"T-tidak, Aku hanya merasa kaget saja, Kenapa kamu datang diam-diam seperti itu" elak Nasywa melepaskan tangan Kenzo dengan lembut dan kembali memunguti pecahan gelas tersebut.
Bersambung....
📌 Hallo para pembaca dan pengikut setia ku, Bertemu lagi dengan karya receh terbaru Author yang akan berbeda dari cerita-cerita sebelumnya. Kali ini Author akan menyajikan Sad Story' yang akan menguras air mata Anda, Jadi buat yang suka cerita sedih wajib banget dukung Novel ini, Biar Author semangat Update nya 🤗❤️
Nasywa terus membersihkan pecahan gelas dengan tegang hingga tangannya tergores pecahan gelas tersebut.
"Auwh" ringisnya.
"Nasywa!" Kenzo langsung meraih tangan Nasywa dan menyesap darah segar yang keluar dari ujung jarinya.
"Kenapa kamu begitu takut ini hanya gelas, Apa ibu mu begitu galak sampai kamu ketakutan seperti ini?"
Nasywa menggelengkan kepala dan melepaskan tangannya dari genggaman tangan Kenzo. kemudian ia membelakangi Kenzo dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Nasywa apa yang terjadi? Apa ada yang kamu sembunyikan dari ku?"
"Aku tidak tau, Perasaan ku tiba-tiba tak menentu, Seperti akan ada sesuatu yang terjadi, Perasaan ku..." Nasywa menjeda ucapannya dan berbalik badan menatap Kenzo.
"Aku tidak bisa menggambarkannya Ken, Perasaan ku benar-benar tidak enak."
"Tenanglah Sayang... Perasaan seperti ini wajar terjadi pada setiap gadis yang akan menikahkan, Jangan terlalu di pikirkan, Hmm?"
Nasywa menganggukkan kepalanya. Meskipun hatinya masih begitu resah merasakan perasaan aneh yang baru kali ini ia rasakan.
"Sekarang tersenyumlah dan beri Aku satu ciuman mu." dengan senyum termanisnya Kenzo menunjuk bibirnya sendiri.
"Dasar mesum! Pergilah dari sini," ucap Nasywa yang memerah sambil mendorong tubuh Kenzo menjauhkannya dari hadapannya. Namun Kenzo yang sudah di selimuti kerinduan tidak menyerah dan menarik tangan Nasywa hingga tubuhnya merapat penuh kepelukannya.
"Aku sangat merindukan mu Sayang." bisik Kenzo dengan suara parau.
"Ken... Jangan lakukan ini, Semua sedang menunggu kita." bibir Nasywa menolak belaian jemari Kenzo yang menelusuri bawah telinga lalu turun ke lengannya. Namun desiran hebat yang ia rasakan dalam tubuhnya membuat ia terpejam menikmati sentuhan sang kekasih yang begitu ia rindukan.
"Bersabarlah, Tidak lama lagi kita akan menikah," ucap Nasywa mencoba menolak dan meredam hasratnya.
Ya, Selama berpacaran keduanya memang selalu menjaga batas saat sedang bertemu. Mereka hanya saling berpelukan untuk melepaskan kerinduan dan mengecup kening ketika Kenzo harus kembali ke Jakarta. Namun kali ini Kenzo merasa tidak sabar lagi ingin mencicipi manisnya bibir merah muda yang begitu menggodanya.
"Sekali saja," rengek Kenzo dengan memegang kedua sisi pipi Nasywa.
"Ken... Hmpttt..." ucapan Nasywa terhenti saat Kenzo tanpa se izin nya melahap bibirnya. Nasywa yang mendapat ciuman pertamanya memejamkan mata sambil mencengkram erat kedua pundak Kenzo merasakan sensasi ciu'man Kenzo yang begitu lihai hingga membuat Nasywa terbuai.
"Begini kah rasanya bercum'bu," batin Nasywa.
Melihat sang kekasih yang terus memejamkan mata menikmati ciu'mannya Kenzo tersenyum dan mengikis jarak dengan terus menatap wajah cantiknya. Hal itu membuat Nasywa memerah dan menunduk malu.
"Aku akan memberikan lebih dari ini," ucap Kenzo dengan nada menggoda hingga membuat Nasywa semakin memerah. Namun justru Nasywa terlihat begitu menggemaskan di mata Kenzo hingga ia kembali mendekap tubuh Nasywa dengan rasa sayang yang luar biasa ia rasakan dalam hatinya.
"Aku mencintai mu, Sangat-sangat mencintai mu, Aku tidak tau apa yang akan terjadi pada ku jika Aku kehilangan mu."
"Sssttttt..." Nasywa menggelengkan kepala sambil menempelkan jari telunjuknya di bibir Kenzo yang langsung di sambut dengan kecupannya.
"Jangan bicara hal buruk, Aku tidak ingin ada malaikat lewat dan mengamini ucapan mu."
Kenzo tersenyum dan mengecup kening Nasywa hingga aksi mereka di hentikan oleh suara dehem seseorang.
"Ehemm!"
"Bapak..." Nasywa langsung mendorong tubuh Kenzo menjauh darinya melihat Bapak tirinya yang sudah berdiri di ambang pintu dengan tatapan tajamnya.
"Mereka sudah begitu lama menunggu, Cepat bawakan minumannya." tegas Herman sambil melirik Kenzo dengan sinis.
"Iya Pak,"
Melihat tatapan sinis calon mertuanya dan Nasywa yang tertunduk patuh, Menimbulkan rasa penasaran Kenzo akan sikap Bapak tirinya.
"Apa dia suka memarahi mu?"
"E... Tidak, Yang dikatakannya benar, Aku harus segera membawa minuman ini untuk keluarga mu," ucap Nasywa mengangkat nampan yang berisi minuman.
"Akan ku bawakan," ucap Kenzo yang tidak memperpanjang rasa penasarannya.
"Tidak, Kamu tamu, Biar Aku yang melayaninya, Pergilah."
"Kamu mengusir ku dan menganggap ku tamu?"
"Keeen..."
"Ya baiklah, Cepatlah menyusul, Aku tidak bisa menunggu lama untuk melihat wajah cantik mu." Kenzo mencubit kecil pipi Nasywa dan meninggalkan dapur.
Nasywa menghelai nafas panjang dan keluar membawa minuman segar dan cemilan ringan untuk calon suami dan mertuanya.
Bersambung....
Kedua orang tua Kenzo tersenyum senang melihat calon menantunya yang terlihat begitu lembut dan penuh sopan santun. Sejak Kenzo memperlihatkan foto Nasywa kepada mereka. Mereka langsung menyetujui hubungan keduanya tanpa mempermasalahkan kesenjangan sosial antara mereka. Karena yang terpenting bagi mereka adalah putranya bahagia dengan pelilihannya sendiri.
"Silahkan Om, Tante..." ucap Nasywa meletakkan minuman dan cemilan untuk mereka.
"Terimakasih, Duduklah Sayang," ucap Sekar sang calon mertua.
Nasywa mengangguk dan duduk di hadapan mereka dengan tegang. Meskipun ia telah menjalin cinta dengan Kenzo selama 3th, Namun ia belum pernah bertemu secara langsung karena selama ini mereka menetap di Singapura. Hanya melalui telpon dan panggilan video saat Kenzo mengunjunginya, Itupun hanya beberapa kali.
"Ternyata kamu lebih cantik dari yang di foto," ucap Sekar.
"Tentu saja, Putraku tidak akan pernah salah memilih." sambung Clarence menepuk punggung putra kesayangannya.
Kenzo tersenyum bangga dengan terus menatap pujaan hatinya yang tidak lama lagi akan ia nikahi. Namun bukan Kenzo saja yang menatap Nasywa, Herman pun tak melepaskan pandangannya pada Nesywa seolah tak rela anak tirinya akan segera di nikahi oleh kekasihnya.
"Sayang... Kemana ibu mu, Kenapa begitu lama?" tanya Sekar mengagetkan Kenzo dan Herman yang seolah larut dalam pikirannya masing-masing.
"E... Akan Aku panggilkan." Nesywa beranjak dari duduknya berniat ingin memanggil sang ibu. Namun baru saja ia membalikkan badan. Terlihat sang ibu yang melangkah dengan begitu anggunnya.
"Itu dia ibu ku," ucap Nasywa menoleh kembali ke arah calon mertuanya.
Pandangan Sekar yang terhalangi oleh tubuh Nasywa, Membuat ia harus berdiri karena tak sabar ingin menyambut calon besannya.
Keduanya saling melempar senyum sesaat sebelum akhirnya mereka terdiam seakan mengingat sesuatu.
"Ada apa Mih? Apa Mamih mengenal Ibu Hasna?"
"Hasna?" ucap Sekar sedikit mengingat nama itu.
"Apa ibu baik-baik saja" tanya Nasywa mulai merasa risau.
Begitupun dengan Clarence yang merasa tidak asing dengan nama itu.
Sekar dan Hasna kembali saling memandang dan mulai mengingat masa lalunya.
#flashback
Suara tangis bayi laki-laki yang baru berusia dua minggu terus menangis di gendongan sang ibu yang terlihat begitu frustrasi karena ASI-nya yang tidak kunjung keluar. Hal itu membuat sang suami merasa khawatir dan memanggil Dokter ke rumahnya. Namun Dokter yang mengatakan jika ASI sang istri sulit keluar akibat operasi caesar darurat dan perdarahan setelah persalinan membuat sang suami semakin khawatir akan kondisi istri dan putra pertamanya.
Dokter pun menyuruhnya tidak khawatir berlebihan dan melakukan apa yang sudah ia sarankan. Setelah itu Dokter pamit pulang.
"Baiklah Tuan Clarence, Saya pamit pulang dulu," ucap Dokter.
Ya pasangan suami istri itu adalah Clarence Fabian dan Sekar Ayu, Orang tua dari Kenzo Clarence Fabian. Pasangan berbeda negara itu yang tengah mengunjungi orang tua Sekar mengalami kecelakaan hingga Sekar harus melakukan operasi caesar darurat untuk menyelamatkan nyawa sang bayi sebelum waktu kelahirannya. Kini putra mereka telah lahir selamat dan tak lagi menggunakan inkubator. Namun sepertinya susu formula tidak cukup membuatnya tenang hingga seringkali ia menangis dan sulit di diamkan.
"Biar saya antar," ucap Rahayu ibunda dari Sekar.
"Permisi Tuan..." ucap Dokter berpamitan kepada Clarence.
Sesampainya di pintu, Dokter yang berpapasan dengan seorang wanita mengangguk kepada wanita itu dan masuk ke mobilnya.
Sementara Rahayu langsung menyambut wanita itu dengan rasa yang cukup terkejut. "Hasna..."
"Nyonya..."
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!