Bab 1
"Jodoh Tak Pernah Salah Memilih "
Pagi ini tampak begitu sibuk sekali di kediaman rumah Wiana Maharani atau biasa di sebut Ana
Tampak gadis cantik itu semakin terlihat aura kecantikan nya dengan kebaya yang membalut tubuh rampingnya, dengan sentuhan make up yang menghiasai wajah nya.
"Sempurna..."Ucap seorang MUA yang di khususkan datang di kediaman keluarga Ana.
Ana tersenyum puas dengan hasil riasan dari MUA itu,, tampak seorang wanita setengah baya yang masih terlihat cantik sudah siap dengan penampilan nya
"Wisuda mu jam berapa sayang...??"Ucap lelaki setengah baya lengkap dengan setelan jas nya memasuki walk-in closet sekaligus di jadikan tempat make up mereka.
"Jam 8 pah.."Ucap Ana sambil berdiri dan membenarkan kebaya nya di bantu petugas MUA.
"Kita berangkat sekarang,,ini sudah jam 6 lewat,,takut macet.."Ucap pria itu sambil melihat jam tangan branded yang melingkar di tangan kirinya.
"Iya pah.."Jawab Ana penuh semangat.
"Mah,, cepetan...!!"Ucap pria itu tak sabar karena istrinya masih sibuk membenarkan pakaian nya di depan cermin.
"Iya...!!"Ucap istrinya dengan wajah cemberut.
"Papah ga sabaran banget sie,,nama nya perempuan itu kalau dandan memang lama..!!!"Ucap sang istri dengan suara sedikit kencang berlalu dari hadapan suaminya.
Baru saja sang suami ingin menjawab,,Ana sudah memegang tangan sang papah sambil menggelengkan kepalanya.
"Ini hari kebahagiaan Ana,,please,, jangan ribut dulu..."Bisik Ana memohon pada sang papah.
Papah Ana tersenyum sambil menepuk pelan tangan Puteri nya yang sedang menggandeng tangan nya.
Mereka bertiga pun pergi menuju gedung tempat di mana Ana akan wisuda,, tampak sudah banyak mahasiswa dan mahasiswi yang hadir dengan senyum kebahagiaan yang menghiasi mereka.
"Ana..."Sebuah panggilan yang selalu menemani Ana selama 10 tahun terdengar jelas.
Ana dan kedua orang tua nya menoleh,, tampak seorang laki-laki dengan perawakan tinggi besar,, terlihat maskulin dengan kulit agak kecoklatan dan rambut yang baru saja di potong,,sedang berjalan menghampiri mereka dengan kedua orang tua di belakang nya.
"Satria..."Panggil Ana dengan mata berbinar.
"Kamu cantik sekali Ana.."Satria berkata dengan tatapan yang begitu terpesona dengan penampilan Ana.
"Hmm.."
Terdengar suara papah Ana.
"Eh,,om...apa kabar..??"Ucap Satria dengan wajah malu sambil mencium punggung tangan ayah Ana.
"Baik..."Ucap papah Ana dingin.
"Tante..."Ucap Satria sambil mencium punggung tangan mamah nya Ana.
Mamah Ana hanya tersenyum.
"Hallo,,om,,Tante apa kabar...??"Ucap Ana sambil mencium punggung tangan kedua orang tua Satria.
"Kami baik sayang,,kamu cantik sekali..."Ibu Satria berkata sambil mengelus lembut pundak Ana.
"Terimakasih tante..."Ucap Ana tersenyum manis.
Kedua orang tua mereka pun bersalaman,,papah Ana tampak begitu dingin,,tapi bagi mereka memang seperti itu lah sifat seorang Adrian Sudrajat,, seorang pengusaha sukses di bidang properti dan perhotelan.
"Acara akan segera di mulai,, sebaiknya kita masuk.."Ucap Adrian sambil menggandeng tangan Ana.
Ana dan mamah nya tersenyum kikuk ke arah Satria dan ke dua orang tua nya,,Satria membalas dengan tersenyum seolah-olah mengisyaratkan untuk mengikuti Adrian ke dalam.
Akhirnya mereka semua masuk ke dalam gedung,,acara di lakukan dengan penuh khidmat,,haru dan bahagia.
Nama Satria pun di panggil sebagai mahasiswa terbaik dengan IP tertinggi,,tentu saja membuat Ana begitu bangga melihat kekasihnya menjadi mahasiswa terbaik.
Ana mengakui jika Satria memang sangat pandai,,dia pun banyak di ajari oleh Satria,,tepuk tangan dan kebahagiaan menggema di ruangan itu.
Semua orang yang hadir begitu bangga dan bahagia dengan prestasi Satria,,tapi tidak dengan Adrian,, tatapannya begitu dingin dan tajam menatap Satria yang sedang memberikan sambutan sepatah dua patah kata.
Sampai akhirnya masing-masing mahasiswa dan mahasiswi yang lulus di panggil satu persatu ke depan untuk di Lantik kelulusan oleh rektor,,mengucapkan janji wisuda,,dan serangkaian kegiatan lainnya.
Akhirnya acara wisuda pun selesai,,semua tampak sibuk berfoto-foto,,begitu juga dengan Ana dan Satria,, mereka sibuk berfoto-foto dengan orang tua, Dosen,,rektor dan kawan-kawan mereka,,tak lupa mengabadikan momen mereka berdua.
"An,, keluarga ku ingin mengajak keluarga mu makan siang..."Ucap Satria saat mereka selesai berselfi ria.
"Oh ya..."Ucap Ana dengan mata berbinar bahagia.
Satria mengangguk dan tersenyum.
Mereka berdua pun menghampiri kedua orang tua mereka yang sedang duduk,, tampak mamah dan papah mereka sedang mengobrol santai,, kecuali Adrian yang sibuk dengan ponselnya.
"Om,,tante,,kami ingin mengajak kalian makan siang.."Satria berkata saat menghampiri mereka.
"Oh,,boleh Satria.."Ucap mamah Ana sambil tersenyum,,Ana pun ikut tersenyum.
Seketika senyum mereka memudar saat melihat Adrian sibuk mengutak-atik ponsel nya.
"Pah.."Mamah Ana memanggil lembut suaminya.
"Hmm.."Jawab Adrian tanpa menoleh sedikit pun ke istri nya.
Mamah Ana yang bernama Rima hanya menghela napas.
"Satria dan keluarga nya mengajak kita makan siang pah.."Kali ini Ana yang berbicara.
Adrian langsung menghentikan jari yang berselancar di ponselnya,, menatap puteri dan istrinya,, kemudian menatap Satria dengan kedua orang tua nya.
"Baiklah,,tapi maaf saya tidak bisa lama.."Ucap Adrian.
"Ya om,, tidak apa-apa,,kami mengerti kesibukan om.."Ucap Satria sopan,,di iringi dengan anggukan kedua orang tua Satria.
Akhirnya mereka menuju resto yang sudah di siapkan Satria untuk makan siang mereka.
Makan siang berjalan dengan penuh bahagia dan canda tawa di antara mereka,, kecuali Adrian yang tetap memasang wajah dingin nya dan terlihat menjaga jarak dengan keluarga Satria.
Ana tidak begitu peduli,, karena sikap sang ayah seperti itu,,bisa mengajak nya makan siang saja sudah luar biasa.
Saat di sela obrolan,, ponselnya Adrian berbunyi.
"Hallo.."
"Siap pak..."
"Tenang saja,,tidak akan menolak.."
Ucap Adrian mematikan ponselnya menatap tajam ke arah Satria dan Ana.
"Bisa kita pulang sekarang.??."Ucap Adrian dengan tatapan dingin ke arah puteri dan istrinya.
Rima dan Ana saling tatap ,kemudian menatap Satria dan kedua orangtuanya.
"Oh,, silahkan pak Adrian,, terimakasih atas waktu nya.."Ucap ayah Satria sopan.
Adrian menjawab dengan anggukan.
"Om,,tante,, terimakasih banyak makan siang nya.."Ucap Ana berpamitan sambil mencium punggung tangan kedua orang tua Satria.
"Iya sayang sama-sama..."Ucap ibu Satria sambil mencium pipi kiri dan kanan Ana.
"Terimakasih ya atas makan siang nya.."Ucap Rima juga sambil berpamitan.
"Satria,, terimakasih ya.."Ucap lembut Ana sambil menatap sendu Satria.
"Iya sayang,, sama-sama.."Ucap Satria sambil menggenggam tangan Ana.
"Ana,,ayo cepat..."Ucap Adrian menatap tidak suka ke arah tangan Satria yang sedang menggenggam tangan Ana.
"Iya pah.."Ucap Ana.
Keluarga Ana pun pergi meninggalkan resto itu.
Satria menatap nanar kepergian Ana dan kedua orangtuanya.
"Ayo Sat,,kita pulang.."Ucap ayah Satria sambil menepuk pelan pundak Satria.
Satria mengangguk dan mereka pun pergi meninggalkan resto.
***************H
Jangan lupa novel author yang pertama ya Darah Daging Yang Di Benci masih on going juga.
Jangan lupa Author selalu meminta dukungan,,Vote,,Like dan komen nya dari reader semua.
Selamat pagi.
Selamat beraktifitas.
Bab 2
"Jodoh Tak Pernah Salah Memilih "
Ana merasa tak enak dengan keluarga Satria,,Ana tidak mengerti dengan sikap ayah nya,, padahal ayah nya tahu hubungan Ana dengan Satria,,di mana kedekatan mereka terjalin saat duduk di bangku SMP.
Ayah nya memang bersikap dingin tanpa kecuali dengan siapa pun termasuk Satria,,berbeda saat dia bersama Ana kehangatan dan kelembutan akan terpancar dari wajah angkuh nya.
Walaupun 10 tahun Ana dan Satria menjalin kasih,,tapi pertemuan sesama orang tua hanya bisa di hitung oleh jari,, sedang kan Ana sendiri sudah sering sekali bertemu dengan orang tua Satria,, karena Ana sering di undang oleh orang tua Satria untuk main ke rumah mereka.
Begitu juga dengan Satria,,sering berjumpa dengan mamah Ana karena sering mengantar jemput Ana.
"Mah,, kenapa sie sikap papah tidak berubah pada Satria..??Ana bertanya dengan wajah cemberut sambil membersihkan make up di wajah nya.
"Papah mu Khan memang seperti itu An,,kamu seperti baru kenal saja.."Rima mamah Ana berkata sambil membuka sanggul di rambut nya.
"Tapi Ana dan Satria itu sudah pacaran 10 tahun mah.."Ucap Ana dengan nada kesal sambil mengusap kasar wajah nya dengan kapas.
"Nanti kita akan bicarakan baik-baik dengan papah,, sekarang lebih baik kamu mandi istirahat,,mamah juga mau mandi dan istirahat.."Rima berkata sambil mengelus lembut pundak Ana,, mencium pipi nya dan pergi berlalu meninggalkan Ana di dalam kamar.
Setelah kepergian Rima,,Ana pun meraih ponselnya dan menghubungi Satria,,selain tidak enak hati,,Ana sudah merasakan rindu pada laki-laki itu,, padahal mereka sudah berpacaran sangat lama,,tapi entahlah perasaan Ana tidak berubah bahkan sangat mencintai Satria.
Satria lelaki yang berbeda,,dia sangat menjaga kesucian Ana,,sejauh dan selama mereka berpacaran,, mereka hanya beberapa kali melakukan ciuman.
Satria pernah berkata,,jika seorang pria benar-benar mencintai seorang wanita,,dia akan menjaga kehormatan wanita nya bukan malah menghancurkan.
Ana tersenyum sendiri saat mengingat hari-hari yang sudah mereka jalani dan lalui,,Ana pun menekan tombol yang layar nya ponsel nya tertera nama My Lovely.
Tak menunggu lama,, panggilan pun tersambung dan terdengar suara pria yang selalu membuat hari-hari nya berwarna.
"Hallo,, Assalamualaikum An.."Ucap Satria lembut diseberang sana.
Entahlah setiap Satria memanggil nama nya dengan sebutan An,,Ana merasakan kebahagiaan, sebutan itu seperti sebutan kesayangan Satria untuk nya.
"Waalaikumsalam Sat,,kamu sudah sampai rumah..??"Tanya Ana lembut.
"Sudah An,,20 menit yang lalu,,kamu sendiri..??"Tanya Satria.
"Sama,,aku juga sudah di rumah,,nie lagi mau bersih-bersih.."Jawab Ana.
"Ya sudah kamu bersih-bersih An,,terus langsung istirahat.."Ucap Satria.
"Iya,,kamu juga istirahat ya Sat.."Ucap Ana.
"Iya sayang,, Assalamualaikum.."Ucap Satria.
"Waalaikumsalam.."Ucap Ana yang kemudian menutup telepon nya dengan tersenyum bahagia.
Ana pun segera melangkah kan kaki nya menuju kamar mandi.
*************
Sementara di rumah sederhana Satria,,tampak Satria yang sedang merebahkan diri nya di kasur tersenyum bahagia saat menutup ponselnya.
Satria pun membuka laci meja belajar nya,,dan mengeluarkan sebuah kotak kemudian membuka nya,, tampak sebuah cincin dengan ukiran sederhana tapi tampak terlihat indah.
"Aku akan segera memakai kan cincin ini di jari manis mu An.."Ucap Satria tersenyum bahagia.
Saat itu pintu kamar terbuka,, tampak wanita paruh baya yang sederhana dan masih terlihat aura kecantikan nya melangkah masuk ke kamar Satria dan duduk di kasur di samping puteranya,, menatap cincin yang berada di genggaman Satria.
"Indah sekali cincin ini nak.."Ucap ibu Satria sambil melihat cincin di tangan putera nya.
"Pasti buat Ana ya..??"Tanya Ibu Satria yang bernama Mirna.
"Ya bu,,ini untuk Ana,,bagus tidak.?"Tanya Satria menatap ibu nya.
"Bagus sayang,,Ana pasti suka.."Ucap Mirna lembut sambil tersenyum dan mengelus lembut pundak putera nya.
"Satria sudah menyiapkan ini lama bu,,dan Satria pikir sudah saat nya Satria memberikan cincin ini kepada Ana.."Satria berkata sambil menatap bergantian ibu nya dan cincin yang berada di genggaman nya.
"Ibu sama bapak tidak keberatan khan,, jika baru lulus kuliah Satria sudah melamar Ana..??"Tanya Satria menatap dalam mata ibu nya.
Mirna tersenyum dan mengusap kepala Satria.
"Ibu mengijinkan nak,, InsyaAllah ayah mu juga pasti mengijinkan.."Ucap Mirna lembut masih terus mengusap kepala puteranya.
"Terimakasih bu,, Satria janji akan bekerja dengan rajin,,agar bisa menghidupi dan mencukupi Ayah,,ibu dan Ana.."Satria berkata sambil menggenggam tangan ibu nya dan menatap dalam mata ibu nya.
"Kamu tidak usah memikirkan kami nak,, melihat kamu bahagia,,itu sudah cukup kebahagiaan untuk kami.."Ucap Mirna masih dengan tersenyum walaupun matanya sudah mulai berkaca-kaca.
"Ayah dan ibu InsyaAllah masih bisa mencari uang.."Mirna berkata dengan suara parau,,air mata yang di tahan nya sudah mulai melewati sudut matanya.
"Terimakasih bu,, terimakasih atas kebaikan dan kasih sayang yang tulus yang kalian berikan untuk Satria.."Satria berkata dengan suara parau sambil mengusap air mata ibu nya.
Satria berusaha keras untuk tidak menangis,,dia tahu sekali bagaimana perjuangan orang tua nya untuk menyekolahkan nya dari Taman Kanak-kanak sampai hari ini dia menjadi sarjana.
Perjuangan yang sangat berat,, sehingga membuat Satria giat dan tekun belajar untuk meraih beasiswa.
Dengan otak encer dan segudang prestasi nya dari sekolah dasar sampai kuliah,, Satria bisa bersekolah di sekolah ternama dan kalangan elit karena beasiswa yang di raih nya.
Itulah awal dia berkenalan dengan seorang gadis bernama Ana,,gadis cantik,,supel,,cerdas dan populer di sekolah terutama di kalangan pria.
Banyak yang mendekati Ana,,tapi entahlah Ana justru malah dekat dengan nya,, kedekatan keduanya menumbuhkan cinta monyet di antara mereka sampai akhir nya cinta mereka berubah menjadi cinta serius saat mereka memasuki sekolah menengah tingkat atas.
"Satria janji tidak akan membiarkan ibu menangis.."Ucap Satria yang masih terus mengusap air mata ibu nya.
"Satria juga janji akan selalu membahagiakan ibu dan ayah.."Ucap Satria lagi dengan mata mulai berkaca-kaca.
"Satria hanya membutuhkan doa dan ridho dari ayah dan ibu.."Ucap Satria dengan suara parau dan sudah tidak bisa menahan air matanya lagi.
Satria mulai menangis tampak punggung nya yang bergetar menahan tangisan.
Mirna langsung membawa Satria ke dalam pelukannya dan mengelus lembut punggung puteranya.
"Setiap saat,, setiap waktu,, ayah dan ibu selalu mendoakan mu nak,,dan kami selalu meridhoi setiap langkah mu yang benar nak.."Ucap Mirna lirih.
"Terimakasih Bu.."Ucap Satria sambil melepaskan pelukan nya dan mencium kedua tangan ibu nya.
***********
Bagaimana rencana Satria?-?
Apakah berjalan lancar untuk melamar Ana..??
Ikuti ya ceritanya terus.
Jangan lupa Author selalu meminta dukungan,, Vote,, like dan, komen.
Jangan lupa terus ikuti novel pertama author
Bab 3
"Jodoh Tak Pernah Salah Memilih "
"Ajak keluarga Satria untuk makan malam di sini.."Ucap Adrian kepada istri nya,,saat istri nya memasuki kamar mereka.
"Apa..?? Papah mengundang keluarga Satria untuk makan malam di rumah kita..??"Tanya Rima tak percaya sambil menatap suami nya penuh selidik.
"Kenapa..??Ada yang aneh kalau aku mengundang orang untuk makan malam di rumah kita..??Tanya Adrian dengan tatapan dingin dan tajam nya.
"Bukan begitu pah.."Belum sempat Rima meneruskan ucapannya Adrian sudah memotongnya.
"Aku mau pergi menemui klien dulu,, siapkan pakaian ku..!!"Ucap Adrian sambil beranjak dari tempat tidur.
" Siapkan makan malam dan segera beritahu keluarga Satria..!!"Ucap Adrian penuh penekanan sambil menuju kamar mandi.
Rima menghela napas,, perkataan dan perintah suami nya itu bagaikan keputusan yang sudah tidak bisa di ganggu gugat.
Rima segera menuju walk in closet,,dan menyiapkan pakaian yang akan di kenakan suaminya hari ini.
Tak lama Adrian pun keluar dari kamar mandi,, dan segera berpakaian.
"Aku hanya pergi sebentar,, sebelum acara makan malam aku usahakan sudah pulang.."Ucap Adrian yang sedang memasang kancing kemeja nya.
"Iya pah,,mamah akan menyuruh pelayan untuk menyiapkan makan malam yang spesial.."Ucap Rima membantu mengancingkan kemeja Adrian.
Adrian mengangguk.
"Aku akan menemui Ana dulu.."Ucap Adrian sambil melangkah keluar kamar.
Rima mengikuti langkah Adrian,,tapi bukan ke kamar Ana,,dia menuju dapur untuk memberi tahu para pelayan untuk menyiapkan makan malam yang lebih banyak dan spesial karena akan ada tamu.
"Ana.."Adrian memanggil sambil mengetuk pintu kamar Ana.
Tiga kali Adrian memanggil nama Ana,,Ana pun membuka pintu.
"Papah.."Ucap Ana dengan muka bantal dan suara parau menandakan kalau dia baru terbangun dari tidur nya.
"Hai,,anak papah yang cantik lagi bobo siang ya..??Maaf mengganggu sayang.."Ucap Adrian lembut sambil mengusap rambut Ana.
Ya begitulah Adrian walaupun dia angkuh dan dingin tapi jika dengan Ana,,hati,,sikap dan tingkah nya akan sangat lembut dan penuh kasih sayang.
"Papah rapi banget,,mau kemana..??Ana berkata sambil bergelayut manja di lengan Adrian.
"Papah mau ada urusan Sebentar,.."Ucap Adrian memeluk Ana.
"Nanti malam Satria dan orang tua nya akan makan malam di sini.."Ucap Adrian sambil mengelus kepala Puteri nya.
"Yang benar pah.??."Tanya Ana tak percaya menatap wajah Adrian.
Adrian mengangguk.
"Papah sudah menyuruh mamah mu untuk menyiapkan semuanya dan mengundang keluarga Satria.."Adrian berkata sambil menatap teduh mata Puteri nya.
"Maafkan papah nak,,papah harus melakukan ini demi kebaikan mu,,walau itu akan membuat kamu sakit dan kecewa.."Ucap Adrian dalam hati.
"Terimakasih ya pah,,mau mengundang keluarga Satria ke rumah,,Ana sayang sekali sama papah.."Ana berkata dengan memeluk kembali tubuh papah nya,,mata dan wajah nya berbinar penuh kebahagiaan.
"Iya sayang.."Ucap Adrian sambil memejamkan mata nya sesaat,, berharap yang terbaik untuk Puteri yang di kasihi nya.
"Ya sudah,,papah berangkat sekarang.."Ucap Adrian sambil melepaskan pelukan nya dan mencium kening Ana.
"Biar Ana antar papah sampai depan.."Ana berkata sambil menggandeng tangan papah nya,,dan mereka beranjak meninggalkan kamar Ana.
Sesampainya di depan pintu rumah,,Ana mencium punggung tangan Papah nya,, kemudian Adrian pun masuk kedalam mobil setelah mencium kening Ana.
Rima yang melihat itu,,hanya menarik napas.
"Adrian ,,Kamu bisa sangat dekat dan sayang sekali dengan Ana,, sedangkan dengan aku,, kadang kita seperti orang asing.."Ucap Rima dalam hati dengan tatapan nanar ke arah Ana dan Adrian.
Saat Ana berbalik dan akan melangkah ke dalam,,Rima buru-buru menata hati nya agar terlihat tenang dan biasa saja.
"Mamah.."Panggil Ana yang melihat Mamah nya yang berada di ruang tamu,, kemudian berlari kecil memeluk mamah nya.
"Mamah ngapain disini..??"Tanya Ana yang terus memeluk mamah nya.
"Oh,,itu tadi mamah mendengar suara mobil papah mu,,saat mamah baru sampai ruang tamu,, ternyata papah sudah berangkat.."Ucap Rima tersenyum dan setenang mungkin untuk menutupi perasaan nya.
"Mah,,papah mengundang keluarga Satria untuk makan malam di sini.."Ucap Ana dengan mata berbinar bahagia menatap Rima.
"Iya sayang,, mamah sudah menyuruh para pelayan untuk menyiapkan makan malam yang banyak dan spesial karena kita mau kedatangan tamu.."Rima berkata sambil mencubit pelan hidung Ana.
"Karena yang akan datang juga tamu yang spesial mah.."Ucap Ana dengan tertawa bahagia.
"Iya dech,,yang spesial di hati Puteri mamah yang cantik ini.."Ucap Rima sambil mencubit gemas pipi Ana.
"Mamah.."Mereka pun tertawa bahagia.
"Ya sudah mamah akan menghubungi orang tua Satria,,dan kamu cepat hubungi Satria.."Ucap Rima mengelus lembut rambut Ana.
"Siap mamah ku yang cantik.."Ucap Ana bahagia melepaskan pelukan nya dan mencium pipi Rima,, kemudian berlari kecil dengan penuh semangat dan bahagia ke dalam kamar nya.
Rima menggelengkan kepalanya dan tersenyum melihat tingkah Puteri manja nya.
Rima pun langsung menghubungi kedua orang tua Satria untuk mengundang makan malam.
Tentu saja orang tua Satria tidak menolak bahkan mereka bahagia sekali,,10 tahun Satria dan Ana berpacaran baru pertama kali keluarga Ana mengundang mereka makan malam.
Sedangkan Ana sudah terbiasa makan malam atau makan siang di rumah Satria,, bahkan Ana sering belajar masak dengan ibu nya Satria.
Satria pun sangat bahagia mendengar kabar dari Ana,,dia langsung membuka laci,,dan mengambil kotak yang berisi cincin yang sudah lama ingin di berikan nya untuk Ana.
"Ana,, malam ini aku akan melingkar kan cincin ini di jari manis mu,,aku akan melamar mu Ana.."Ucap Satria dengan senyum penuh kebahagiaan dan meletakkan kotak cincin itu di dadanya,, membayangkan Ana memakai cincin pemberian nya.
*****************
Tempat jam 7 malam keluarga Satria sampai di kediaman keluarga Ana.
Kehadiran mereka di sambut hangat oleh Ana dan Rima,, sedangkan Adrian seperti biasa dengan wajah dingin dan datar nya.
Adrian hanya berbicara sedikit sekedar berbasa-basi kepada Anton ayah Satria.
Makan malam pun mereka lalui dengan sedikit obrolan ringan,, tampak kebahagiaan terpancar dari mata Satria dan Ana.
Adrian hanya menghela napas,, apakah setelah dia melakukan ini masih ada kebahagiaan di mata Puteri nya.
"10 tahun,aku rasa cukup untuk waktu kalian bersama,, maafkan papah nak.."Ucap Adrian dalam hati sambil menatap bergantian Ana dan Satria.
Selesai makan malam ,,mereka pun bersantai di ruang keluarga,, tampak Ana duduk di sebelah Satria,,Rima di sebelah Adrian,, dan Mirna di sebelah Anton.
Satria merasa ini adalah waktu yang tepat untuk melamar Ana.
Satria menarik napas mencoba untuk berbicara.
"Om, tante terimakasih banyak sudah mengundang kami untuk makan malam.."Ucap Satria sambil mengatur napas berusaha menenangkan hatinya yang berdegup kencang.
"Ya sama-sama,,,maaf juga 10 tahun kalian berhubungan baru malam ini saya mengundang kalian datang ke rumah kami.."Ucap Adrian datar.
"Tidak apa-apa pak,,kami tahu kalau pak Adrian ini orang sibuk.."Ucap Anton tersenyum ramah.
Adrian tidak menjawab hanya menyunggingkan senyum tipis nya.
"Satria,, terimakasih kamu sudah menjaga Ana,, walaupun waktu kebersamaan kalian sangat lama tapi kamu laki-laki yang bisa diandalkan dan sangat menghormati wanita.."Ucap Adrian menatap tajam ke arah Satria.
"Itu sudah kewajiban saya om,,saat kita mencintai dengan tulus seorang wanita,,kita tidak akan mengedepankan nafsu dengan merusak kehormatan nya,,sampai agama mengatakan halal dengan cara melakukan pernikahan yang sah.."Ucap Satria tegas dengan tersenyum dan menoleh ke arah Ana yang sedang menatap nya sendu.
Rima,,Anton dan Mirna pun tersenyum,, kecuali Adrian.
"Untuk itu saya mengucapkan banyak terimakasih,, karena kamu sudah membantu menjaga Puteri saya.."Ucap Adrian menarik napas.
Tiba-tiba Adrian meraih tas kecil yang tadi di bawa nya saat makan malam,, kemudian Adrian mengambil buku kecil dan pulpen dan menaruh nya di atas meja.
"Ini cek,, silahkan kamu tulis nominal yang kamu mau,, sebagai biaya selama ini kamu sudah menjaga Puteri saya Ana.."Ucap Adrian sambil menyodorkan buku kecil berupa cek dan pulpen ke arah Satria.
Tentu saja semua orang terkejut dengan perkataan Adrian.
"Ini maksudnya apa om.."Ucap Satria meraih buku kecil itu dan memperhatikan nya.
"Tadi saya sudah bilang kalau itu cek,, silahkan kamu tulis berapa nominal yang pas atas kebaikan mu pada Puteri saya.."Ucap Adrian dingin sambil menatap tajam ke arah Satria.
Wajah Satria memerah menahan emosi yang kini bergejolak di hati nya.
********************
Apa alasan Adrian memisahkan Satria dan Ana..??.
Bagaimana hubungan yang sudah terjalin lama antara Satria dan Ana..??
Ikuti dan dukung author untuk cerita ini,,ga kalah seru lho dengan novel author yang pertama "Darah Daging Yang Di Benci".
Jangan lupa tinggalkan jejak,,Vote,, like dan komen.
Terimakasih
Selamat Malam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!