NovelToon NovelToon

Second Chance

Bab 1. Sayembara

Senin Pagi.

Seorang laki-laki yang berpakaian seperti warga sipil masuk ke dalam kantor Kesatuan Pasukan Khusus yang sedang hiruk pikuk. Dia adalah Ernest sang detektif Pasukan Khusus yang mengatasi kasus perampokan di jalan - jalan kota negara bagian Area-C.

“Kantor ini sangat ramai sekali hingga mengalahkan kantor pasar bursa saham sepertinya,” kata Ernest sambil melangkah ke tengah ruangan menembus keramaian menuju salah satu ruangan.

"Hai, bisakah kamu mengambilkan kertas-kertas yang sudah dicetak di atas sana? Karena aku baru saja mencetaknya dari sini." Teriak seseorang yang tidak diketahui kepada siapa perintahnya.

"Apa yang sedang kamu lakukan? Aku sudah lebih dahulu menyimpan berkas di atas sana untuk difotokopi" seseorang berteriak kepada yang lainnya di ruang mesin fotokopi.

"John, ayolah jangan suka taruh kopi di atas meja kerja. Ini bisa mengotori semuanya" tegur seseorang.

"Daripada kamu terus mengeluh lebih baik kamu tangani kasus ini dan ini berkasnya aku letakkan di sini, ya." Kalau yang ini, Ernest hafal betul dengan pemilik suaranya. Dia adalah Mr Jack, si Tukang Perintah, julukan untuk Komandannya.

Keributan keributan itu membuat Ernest yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu membuatnya geleng - geleng kepala. Kepalanya agak sedikit pusing setelah mengalami pagi yang buruk.

Hari itu kantor Kesatuan Pasukan Khusus bagian negara Area-C lebih ramai dari biasanya.

Ernest memberi kode kepada timnya untuk masuk ke dalam ruangan rapat. Kemudian beberapa orang terlihat mengikuti Ernest masuk ke dalam ruang rapat.

"Sean dan Daniel, tolong berikan laporan yang terbaru hari ini kepada saya." Perintah Ernest dengan enggan.

Kemudian Sean dan Daniel menghampiri Ernest dengan membawa berkas yang diminta oleh Ernest. Mata Ernest terbelalak melihat tumpukan berkas itu.

“Ini berkas yang kita terima hari ini?” Tanya Ernest memastikan bahwa perintah yang ia berikan sudah jelas.

Daniel dan Sean mengangguk. Ernest tidak tahu harus mulai darimana, akhirnya dia mendorong berkas itu ke tengah meja. Dan mengambil satu file berkas paling atas.

"Sambil saya membaca laporan ini, tolong kamu berikan presentasi tentang laporan ini kepada saya. " Perintah Ernest kepada Sean. Sean langsung mempersiapkan presentasinya.

“Hai Charlie, kamu yang akan menjadi notulen hari ini, ya. Sedangkan kamu si Anak Baru, tolong ambilkan peta di gudang arsip.” Perintah Ernest lagi

Terlihat Daniel membantu Sean menyiapkan presentasi laporan yang masuk hari ini.

Tidak berapa lama si Anak Baru datang dengan gulungan kertas yang sangat panjang, dia bahkan bukan memajangnya tapi malah memberikannya kepada Ernest

“Hei, apa-apaan kamu? Kenapa kamu berikan kepada saya?” Kata Ernest dengan suara tinggi

Charlie mendekati si Anak Baru dengan mengajarkannya cara memajang Peta saat rapat.

“Sebaiknya kamu memasangnya seperti ini,” kata Charlie kepada rekannya itu.

Sebenarnya hari itu Ernest tidak begitu baik perasaannya karena hari itu dia bangunnya kesiangan, sehingga putrinya yang bernama Hanna merajuk tidak ingin berangkat sekolah.

"Hey, Anak Baru. Siapa namamu?" Tanya Ernest

"Nama saya Mike, Pak." Jawab Mike dengan penuh percaya diri.

"Oke, Mike. Bisakah kamu membawakan saya kopi?" Tanya Ernest kepada Mike

Mike mengangguk lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Sean dan Daniel saling berpandangan sambil mengedipkan mata.

"Mulai lagi si Bos." Gumam Daniel sambil tersenyum

Sean hanya menanggapinya dengan tertawa.

"Hey kalian, saya mendengar apa yang kalian bicarakan karena saya masih di sini." Kata Ernest menegur Sean dan Daniel.

"Maafkan kami, Pak," jawab. Sean dan Daniel bersamaan.

Ernest bangkit dari duduknya dia membuka pintu ruang rapat dengan satu tangannya di pinggang

"Hei kalian berisik sekali. Tidak bisakah kalian tidak untuk saling berteriak satu sama lain? Lihat, di sini ada tim khusus yang menangani perampokan di seluruh negara bagian Area-C sedang mengadakan rapat penting. Bisakah kalian diam? Kami sangat terganggu" Seru Ernest.

Seketika ruangan itu mendadak hening mendengar seruan Ernest.

“Terima kasih,” Ernest berterima kasih kepada mereka karena sudah mau mendengarkannya untuk diam.

Namun, ketika Ernest masuk ke dalam ruangan lagi dan menutup pintunya, mereka mulai riuh kembali. Ernest sudah menyerah. Dia hanya duduk sambil menggeleng-gelengkan kepala.

“Apakah rapatnya sudah bisa dimulai?” Tegur Ernest kepada Mike yang malah terlihat sedang memisah-misahkan file diatas meja itu.

“Sebentar lagi, Pak. Saya sudah memisahkan ini jadi tiga bagian tadi, dan saya sudah tandai. Rupanya ini malah dijadikan dua tumpukan oleh Pak Sean dan Pak Daniel. 5 menit lagi selesai, Pak” Jawab Mike yang terlihat cekatan saat memisahkan map file tersebut.

Rapat tim pun dimulai.

“Melihat dari data statistik, berarti kasusnya meningkat dua puluh persen dari bulan lalu.” Kata Daniel.

“Artinya, ada peningkatan rata-rata tiap bulan 12 - 15% dalam kurun waktu satu tahun ini,” Sean menambahi.

Terlihat lima orang di dalam ruangan tersebut sangat serius membahas perampokan yang akhir-akhir ini selalu meresahkan masyarakat apalagi disertai oleh pembunuhan.

“Anehnya perampokan yang disertai oleh pembunuhan itu tidak meninggalkan jejak sama sekali.” Daniel memberikan komentar.

"Pelaku ini sepertinya sangat lihai dan hafal lingkungannya karena dia melakukannya tanpa terpantau oleh kamera pengawas. Dia juga sama sekali tidak meninggalkan sidik jari" Ernest memberikan kesimpulan kepada laporan yang diberikan oleh Sean dan Daniel.

"Pak!" Kata Mike sambil memberanikan diri untuk mengangkat tangannya.

Ernest hanya melirik kepada Mike tanpa menanggapi acungan tangannya.

"Bagaimana menurutmu, Daniel?" Tanya Ernest.

Daniel yang merasa rikuh dengan Mike dan akhirnya menunjuk Mike.

"Kamu bilang apa tadi, maaf saya tidak dengar?" Tanya Daniel kepada Mike dengan mengabaikan wajah Ernest yang kesal.

"Terima kasih, Pak. Saya lihat di sini ada beberapa kasus yang tenggat waktunya sudah dekat, dan..."

"Apa maksudmu beberapa kasus? Kamu tidak melihat tumpukan berkas -berkas ini? Ini bisa puluhan, bahkan kamu bilang ini beberapa?!" Ernest memotong pembicaraan Mike.

"Baik, Pak. Saya minta maaf," kata Mike lagi.

"Sudah, sudah, lanjutkan," kata Daniel kepada Mike.

"Kita sama-sama sudah mendengar presentasi dari Pak Sean dan Pak Daniel, ruang lingkupnya terlalu luas sementara pasukan kita terlalu sedikit, kasusnya juga terlalu banyak, ini benar-benar tidak sebanding ..."

"Apakah kamu baru saja mengeluh? Kalau kamu tidak mau kerja silahkan keluar dari kesatuan Pasukan Khusus ini," bentak Ernest pada Mike.

"Bisa saya lanjutkan, Pak?" Tanya Mike sambil melirik ke arah Daniel. Karena sejauh ini hanya Daniel yang membelanya.

Daniel hanya mengangguk.

"Baiklah akan saya lanjutkan. Mengingat data - data yang tadi, hal itu tidak sebanding dengan tenggat waktu yang kita dapat. Saya punya usul, bagaimana kalau kita juga melibatkan masyarakat untuk menangani kasus ini?" Usul Mike.

"Sudah saya duga, ide kamu pasti gila," kata Ernest dengan nada meremehkan.

“Apa maksudmu dengan melibatkan masyarakat? Kita tidak boleh gegabah, apalagi sampai membahayakan warga sipil. Apakah kamu sudah memikirkan perkataanmu?” Tanya Sean tidak mengerti.

“Benar. Apakah kamu punya konsepnya?” Tanya Daniel.

“Konsepnya seperti sayembara, Pak. Ini akan memudahkan kita mengurangi peningkatan kejahatan di jalan karena masyarakat ikut mengawasi dan membantu memberikan bukti kejahatan para pelaku. Hal ini bisa mempersempit ruang gerak mereka,” Mike memberikan usul.

Terlihat Daniel dan Sean mengangguk - angguk sambil tersenyum . Sepertinya mereka menyukai usul Mike. Mereka melirik ke arah Ernest yang terlihat sedang berpikir.

“Ayolah, kawan. Tidak ada yang buruk dengan usul Mike. Kita bisa mencobanya, semoga itu bisa mengurangi tingkat perampokan di kota kita.” kata Daniel mendesak Ernest.

Beberapa saat kemudian, Ernest terlihat mengangguk setuju. Sebenarnya dia bangga atas usulan Mike, tapi dia ingin agak sedikit keras dengan Mike untuk menempa potensi Mike yang bagus.

“Oke, lanjutkan Mike,” kata Daniel bersemangat.

Mereka mendengarkan rencana sayembara yang diusulkan oleh Mike. Beberapa kali Sean dan Daniel memberikan usul dan koreksi.

Sedangkan Ernest hanya diam dan mendengarkan. Baginya Sean dan Daniel sudah cukup mewakili pikiran Ernest. Karena mereka sudah bekerja sama hampir 10 tahun.

Setelah rencana itu disepakati, mereka langsung melibatkan Mr.Jack ke dalam rencana mereka.

“Kita harus mendapatkan persetujuan Mr Jack,” kata Daniel mengingatkan.

“Huh, sebenarnya aku malas menemuinya.” Sahut Ernest bersandar pada kursinya.

“Tapi kita butuh menjalankan ini dalam minggu ini. Saya yakin hal ini akan disambut oleh masyarakat kita dan jika ini berhasil, tidak hanya tim kita yang dapat promosi, Mr Jack juga. Katakan saja begitu padanya,” bujuk Daniel.

Ernest melirik kepada Daniel dengan rasa kesal.

“Bagaimana kalau kamu saja yang mengatakan padanya?”

Daniel menanggapinya dengan tertawa.

“Betul kata Daniel. Jika ini berhasil, tim lain pun kan mengikuti jejak kita dan kita pun akan dianggap sebagai pelopor,” Sean membantu Daniel untuk mempengaruhi pikiran Ernest.

“Stop … Stop … Baiklah, aku akan menemuinya dan mencoba berbicara dengannya. Tunggu sebentar ya, kalau sampai 10 menit aku tidak kembali, sebaiknya kalian susul saya,” Ernest pun pergi sambil  membawa beberapa lembar berkas rencana sayembara yang diambilnya dari tangan Charlie.

Sean, Daniel dan Charlie pun tertawa setelah Ernest meninggalkan ruangan itu. Mereka membayangkan saat Ernest bertemu dengan Mr Jack nanti. Mereka mengetahui Ernest dan  Mr Jack tidak pernah akur dalam urusan pekerjaan.

Mike sebagai anggota baru dalam tim mereka hanya terdiam tidak mengerti kenapa mereka menertawakan Ernest.

“Humm … Pak,” Kata Mike ragu-ragu menyela pembicaraan seniornya.

“Ya? … “ Daniel langsung berpaling ke arahnya dengan tersenyum.

“Ada yang ingin saya tambahkan lagi dengan laporannya, ini penting,”

“Apa itu?” Tanya Sean.

Bab 2. Temuan Mike

Sean tampak tidak sabar ingin mendengarkan ‘yang penting’ dari laporan itu menurut Mike.

“Sebaiknya tahan dulu, kita tunggu Ernest ya,” kata Daniel.

Mike hanya mengangguk. Dia terlihat gelisah saat menunggu Ernest, padahal baru saja keluar. Daniel memperhatikannya.

“Itu Ernest. Kita tunggu sampai dia selesai mengomel ya, nanti baru kamu lanjutkan,” kata Daniel kepada Mike.

Sean dan Charlie tertawa geli mendengar arahan Daniel pada juniornya. Tapi memang begitulah kenyataannya.

Ernest masuk ke dalam ruangan itu dengan membanting saat menutup pintu.

“Jual mahal sekali dia, aku tahu kalau dia itu setuju dengan usul kita. Sepertinya menghambatku adalah kesenangan buatnya. Sebaiknya kita lanjutkan saja rencana Mike,” Ernest membanting map di tangannya ke meja.

Pintu dibuka dan muncul kepala Mr Jack disana.

“Ernest, saya mendengarmu” setelah mengatakan itu, Mr Jack menutup pintunya dan pergi. Ernest terdiam sesaat mendengarnya, kemudian dia duduk di kursinya.

Daniel, Sean dan Charlie yang hafal dengan adegan itu hanya tersenyum.

“Charlie, nanti kamu minta bantuan bagian humas dan publikasi untuk menjalankan sayembara ini ya. Dan Mike, kamu yang bertanggung jawab dengan sayembara ini,” kata Ernest.

“Mike ingin menyampaikan sesuatu lagi,” kata Daniel.

Ernest menoleh ke arah Mike.

“Saya harap bukan ide gila lagi,” sahut Ernest.

“Silahkan lanjutkan, Mike,” kata Sean sambil tersenyum pada Mike. Dia merasa kasihan kepada Mike yang gugup menghadapi Ernest.

“Saya mempunyai beberapa temuan penting disana,” kata Mike sambil menunjuk ke arah tumpukan file - file itu.

“Oh iya benar, mengapa kamu membaginya seperti ini?” tanya Sean.

“Inilah mengapa saya mengajukan untuk membuat Sayembara,” sahut Mike.

“Saya tidak mengerti. Tolong jelaskan hubungan sayembara, dengan temuan penting kamu itu,” kata Daniel lagi.

"Ini bukan kasus yang mudah. Coba Bapak lihat lagi beberapa kasus dengan pembunuhan beberapa di antaranya dengan pola yang sama. Ini berarti kasus pembunuhan berantai. Saya tidak asal bicara karena semalam saya sudah mempelajarinya." Kata Mike dengan tegas.

Mendengar itu, para senior Mike langsung memajukan posisi duduknya. Mereka ingin mendengarkan penjelasan Mike dengan seksama.

Mike mulai berdiri dekat kursinya, karena merasa gugup dengan cara seniornya memandang ke arahnya. Ini pertama kalinya dia presentasi di depan seniornya.

“Berkas - berkas itu sudah saya pisahkan. Yang di kiri adalah berkas perampokan tanpa pembunuhan, hampir tujuh puluh persennya sudah kita tangani.” Kata Mike lagi.

“Tumpukan file yang ditengah adalah berkas perampokan dengan pembunuhan, lima puluh persennya sudah ditangani oleh tim yang menangani pembunuhan. Mereka melimpahkannya pada kita karena ada unsur pembunuhan yang tidak sengaja karena perampokan. “ Lanjut Mike yang sudah mulai mengatasi rasa gugupnya.

“Sedangkan yang di ujung kanan sana di depan Pak Daniel itu adalah kasus perampokan dengan pembunuhan berantai.” Mike melanjutkan penjelasannya.

Ernest, Sean, dan Daniel dibuat terkejut oleh pernyataan Mike.

“Pembunuhan berantai? Kok masuk sini?” Tanya Ernest.

“Iya Pak. Mungkin terbawa bersama tumpukan file yang itu,” Jawab Mike.

Ernest mencoba merebut tumpukan berkas  yang berada di depan Daniel. Dia mencoba membuka 1 berkas paling atas dan dilanjutkan membuka 1 berkas paling bawah.

“Kamu bantu saya saja memeriksa berkas - berkas ini. Semua hasil temuan kamu, katakan saja kepada Charlie agar dia bisa mencatatnya di glassboard." Ernest bahkan melarang Sean untuk membuka berkas - berkas laporan tentang perampokan saja.

Ernest meminta Sean untuk membantunya memeriksa laporan perampokan dengan pembunuhan berantai bersamanya.

Karena Ernest memilih bekerja sama dengan Sean, Mike pun memilih untuk memeriksa file nya bersama Daniel. Terlihat Mike menunjukkan beberapa temuannya pada Daniel saat memeriksa kumpulan berkas kasus perampokan disertai pembunuhan.

Mike yang berdiri di samping Ernest, mencoba menunjukkan beberapa temuannya pada Ernest.

“Lihat foto - foto ini, Pak. Dan kasus yang ini, bandingkan foto - fotonya. Ini terlihat mirip.”  Mike seperti tidak peduli dengan sikap Ernest sebelumnya.

Begitu pula dengan Ernest yang mulai serius memperhatikan apa yang sedang ditunjukkan Mike kepadanya. Ernest terlihat beberapa kali mengangguk dengan laporan Mike.

Diam-diam Sean berpindah duduk ke sisi Daniel, dan membantunya memeriksa laporan itu.

Sedangkan Charlie sudah bersiaga di glassboard dengan spidolnya. Dia mencatat semua poin - poin penting yang disampaikan oleh Ernest Sean dan Daniel.

Mendengar penjelasan Mike kepada Ernest, Sean dan Daniel saling berpandangan. Sepertinya mereka berpikiran yang sama, sehingga mereka langsung menoleh ke arah Ernest ingin melihat ekspresi wajah Ernest mendengar penuturan Mike.

Ernest terlihat berkeringat, sesekali dia menyekanya dengan sapu tangannya. Dia juga beberapa kali mengusap mulutnya. Hal itu membuat Sean dan Daniel khawatir.

“Sebaiknya kita tidak mengambil kasus ini, Pak” kata Charlie tiba-tiba.

Sean dan Daniel langsung menatap ke arah Charlie yang berdiri tegang disana.

Namun Ernest tidak mempedulikan perkataan Charlie. Dia terus mendengarkan penjelasan Mike sambil membaca beberapa kasus.

‘Sepertinya Charlie juga paham masalah ini’ tulis Daniel di secarik kertas yang diberikan kepada Sean.

‘Benar, hanya Mike yang tidak tahu tentang ini. Aku mengkhawatirkan Ernest.’ tulis Sean.

‘Seharusnya aku yang mendengarkan tadi, agar bisa aku cegah Mike.’ tulis Daniel. Wajahnya terlihat menyesal.

‘Sudah terlanjur. Memang seharusnya berkas ini tidak masuk kesini.’ tulis Sean lagi.

“Kalian tidak memeriksa kasus itu?” tanya Ernest menunjuk tumpukan file di hadapan Daniel.

“Ernest, kasus ini bukan urusan kita. Aku akan mengatakannya pada Mr Jack.” Daniel berusaha berdiri dari duduknya.

Namun Ernest sudah lebih dulu berdiri.

“Aku akan mengambil kasus ini, aku saja yang akan menghadapi Mr Jack,”  kata Ernest dengan wajah datar membuat Sean dan Daniel semakin khawatir.

“Kalian pelajari kasus lainnya saja, dan buat jadwal baru untuk penyidikan,” perintah Ernest. Ernest keluar dari ruangannya menuju ke ruangan Mr Jack yang ada di sebelah ruangan Ernest rapat tadi.

Ernest duduk di hadapannya Mr Jack yang sibuk membaca beberapa tumpukan file diatas meja kerjanya. Dia berusaha sedikit menjelaskan temuan timnya, dan mengajukan diri untuk mengambil kasusnya.

Mr Jack yang terlihat tidak mempedulikan Ernest, diam - diam menyimak apa yang dikatakan Ernest. Setelah mendengar penjelasan Ernest tentang temuannya, Mr Jack khawatir tentang Ernest.

“Bagaimana, Jack? Timku memohon untuk menangani kasus ini.” bujuk Ernest.

“Tidak … Tidak … Tidak. Ini bukan tentang tim kamu. Saya yakin ini ambisi kamu. Semua sudah berlalu Ernest. Bisakah kamu melupakannya?” Mr Jack meletakkan kacamata dan pena miliknya ke meja. Dia menyandarkan punggungnya ke kursi kerjanya yang empuk.

Mr Jack melihat wajah Ernest yang putus asa.

“Kamu tidak boleh terus menerus seperti ini Ernest. Mau sampai kapan? Ini semua sudah usai.” Mr Jack mencoba meyakinkan Ernest.

“Aku akan buktikan kalau aku benar,” Ernest berdiri dan melangkah keluar ruangan Mr Jack.

“Apapun alasannya, aku tidak izinkan. Itu bukan wewenang kamu lagi, Ernest,” Mr.Jack berseru agar Ernest mendengarnya sebelum menutup pintu.

Ernest kembali ke ruang rapat timnya.

Melihat wajah itu, Sean dan Daniel tahu bahwa Ernest tidak mungkin bisa ditolak.

“Kita akan mulai melakukan penyelidikan ini hari ini. Aku harus menemukan buktinya. Setiap hari kita akan berkumpul di rumahku. Kita melakukannya segalanya dari sana, jangan sampai Mr Jack tahu,” kata Ernest.

“Tapi Pak … “ Mike merasa heran kepada Ernest yang tidak ingin Mr Jack mengetahuinya. Padahal Mr Jack atasan mereka.

“Kamu Anak Baru, sebaiknya diam. Nanti kamu juga akan mengerti, tidak semua perlu kamu bicarakan,” sahut Daniel kesal.

Mike duduk dan terdiam.

“Oke Tim, sekarang kita bagi tugas ya. Charlie, jangan lupa kamu catat semuanya ke dalam Laporan Kerja Internal Tim. Ingat, sebaiknya tidak kamu berikan kepada Mr Jack.”

“Kita akan bawa berkas yang diperlukan, angkut semuanya sekarang ke rumah saya. Kita bergerak sekarang.”

Terlihat rekan - rekan kerja Ernest langsung melaksanakan perintahnya dengan tergesa-gesa. Ketika mereka akan keluar ruangan, ternyata sudah ada Mr Jack yang melarang mereka dan menghadang. Namun Ernest dan timnya berusaha menerobos Mr Jack.

“Ernest, apakah kamu sudah gila? Hentikan semua ini! Ernest! ... Ernest!” teriak Mr Jack ketika melihat Ernest dan timnya pergi.

Mr Jack kesal karena diabaikan. Dia bahkan menendang kursi kosong didekatnya. Semua dalam ruangan kantor itu pun memperhatikan Mr Jack.

“Apa yang kalian lihat? Hah! Kembali bekerja, jangan sampai kasus kalian diambil yang lain,” Mr Jack membentak seisi ruangan, kemudian dia kembali masuk ke dalam ruangan kecilnya sebagai kantornya.

Bab 3. Bukti Kasus Pembunuhan

Ernest hanya tinggal berdua dengan Hanna, putrinya. Kadang-kadang Avril, adiknya Ernest, menginap disana untuk membantu menjaga dan menemani Hanna.

Ernest membuat rumahnya jadi kantor sementara. Namun sesekali Ernest dan kawan - kawannya pergi ke kantor utama untuk mengambil data pendukung untuk penyelidikannya.

Di kantor Pasukan Khusus.

Ernest mengendap-endap saat datang ke kantornya. Dia menyelinap masuk ke ruang arsip. Lalu dia keluar lagi dengan membawa satu map tipis dari ruang arsip. Dia kembali mengendap-endap saat akan keluar dari kantornya.

Mr. Jack keluar dari ruangannya, kemudian memergoki Ernest yang sedang mengendap-endap.

“ERNEST!!!” Mr. Jack berteriak memanggil Ernest.

Ernest menoleh ke arah Mr. Jack.

“Ya ampun, aku ketahuan, “ Gumam Ernest.

Dia segera berdiri dari jalan jongkoknya, dan berbalik badan.

“Jangan kabur, Ernest!” Mr. Jack berusaha mengejar Ernest yang sedang berjalan cepat menghindari Mr. Jack.

Lama kelamaan Ernest menjadi berlari kecil saat mengetahui Mr. Jack yang hampir mendekat.

Kejar - kejaran di antara mereka menjadi pusat perhatian dalam kantor.

Ernest berhasil keluar dari gedung itu, dan di depan gedung itu sudah ditunggu oleh Daniel yang sudah menunggunya di mobil dengan mesin menyala.

“Cepat jalan,” kata Ernest setelah masuk ke dalam mobil itu. Daniel tertawa dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ernest.

Akhirnya Ernest berhasil lolos dari Mr. Jack. Ernest mengintipnya dari kaca spion mobil, terlihat Mr. Jack yang terengah-engah di depan gedung kantor Pasukan Khusus. Ernest tersenyum.

Ponsel Ernest berdering, dia menerima panggilan itu.

“Hei, arsip apalagi yang kamu curi? Cepat kembalikan sekarang atau kamu akan aku ajukan mutasi,” terdengar suara Mr. Jack yang marah dan mengancam.

Ernest tidak menghiraukannya, dia mematikan ponsel nya.

“Besok sampel - sampel yang kita punya kirim ke laboratorium untuk penyelidikan lebih lanjut.” Kata Ernest.

“Mike sudah mengirimnya hari ini, dia juga menguji DNA dari sampel - sampel itu, semoga hasilnya bisa cepat keluar,” sahut Daniel.

“Cepat juga ya cara kerja Mike,” puji Ernest.

*****

Sean memberikan kode kepada Daniel untuk segera bicara dengan Ernest.

Daniel melirik ke arah Ernest yang sibuk membaca beberapa lembar kertas di tangannya. Dia ragu mendekatinya.

Sean membawa Daniel ke halaman samping sambil berbagi rokok dengannya.

“Kamu yakin akan meneruskan penyidikan kasus ini?” Tanya Sean.

“Kamu tahu sendiri, Ernest itu keras kepala dan ambisius. Mana mungkin aku mencegahnya. Apalagi ini ada hubungannya dengan masa lalunya,” sahut Daniel.

“Iya, tapi kejiwaannya akan mempengaruhi penyelidikan ini, Dan,” balas Sean.

“Kalau saja yang tewas itu istrimu, pasti kamu tidak akan mengatakan hal ini,” tiba-tiba Ernest sudah ada di belakang mereka.

“Ern, aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya peduli padamu,” sahut Sean sambil mengejar Ernest yang kembali masuk kedalam rumah.

*****

Penyelidikan hari ke-7.

Saat mendatangi rumah Ernest, Mike terlihat tersenyum.

“Pasti ada kabar baik,” Sean berkomentar ketika melihat map yang ada di tangan Mike.

“Kamu mendapatkannya?” Tanya Ernest yang menyambut Mike.

Mike mengangguk dan senyumnya semakin lebar.

Ernest bertepuk tangan dan tertawa karena merasa senang. Kemudian dia membentangkan tangannya dan memeluk Mike.

“Kerja bagus, terima kasih. Ayo kita buka, aku ingin memastikannya” kata Ernest tidak sabar.

Ernest membuka isi map yang dibawa Mike. Dia tersenyum lebar dan merasa puas.

“Ayo. Kita Ayo kita harus segera membuat laporan untuk ditunjukkan kepada Mr. Jack” kata Ernest dengan nada gembira.

Ketika Laporan selesai dibuat, Ernest segera membawanya ke kantor utamanya untuk ditunjukkan kepada Mr. Jack.

“Coba kamu lihat ini, Jack” kata Ernest sambil menyerahkan berkas laporannya itu ke meja Mr. Jack.

Mr. Jack melihat wajah Ernest begitu gembira

“Apa yang kau bawa kali ini Ernest? Ini apa?” Mr Jack memegang map yang tadi diletakan diatas mejanya oleh Ernest.

“Cobalah kau lihat pasti kamu tidak akan percaya pada apa yang aku katakan kalau tidak ada bukti ini,” sahut Ernest. Senyum lebar di bibirnya seperti tidak mau hilang.

Mr. Jack ragu-ragu membukanya

“Ini pasti tentang penyelidikan itu,” kata Mr. Jack lagi.

“Tepat sekali,” sahut Ernest dengan bangga.

“Sudah berapa kali kamu aku peringatkan untuk tidak melanjutkan penyelidikan itu,” sahut Mr. Jack sambil membanting map itu dengan kesal.

“Apa salahnya kalau aku membuka lagi penyelidikan itu? Kenapa kamu melarangnya, Jack?” Tanya Ernest yang tidak percaya dengan sikap Mr. Jack.

“Kita masih bersahabat kan, Jack?” Tanya Ernest lagi sambil mendekati wajah Mr. Jack untuk melihat ketulusan komandannya itu.

“Aku tidak melarangnya kamu membukanya kembali. Tapi, jika ingin kasus itu diteruskan, serahkan saja pada kami, biar divisi yang berhak untuk menyelidikinya,” sahut Mr. Jack sambil menghindari tatapan Ernest dan menjauh darinya.

“Lagi pula kasus istrimu itu sudah ditutup karena pelakunya sudah ditangkap dan dipenjara. Aku hanya tidak ingin kamu terluka karena harus mengingat kejadian itu lagi.” Kata Mr.Jack lagi.

“Omong kosong. Dari dulu kamu selalu menghalangiku!” Kata Ernest geram.

Mr. Jack mengabaikan kemarahan Ernest. Dia segera menekan nomor telepon di mejanya.

“Panggilkan satu tim divisi pembunuhan ke ruangan saya sekarang,” kata Mr. Jack.

Tidak berapa lama kemudian, datang 7 orang masuk ke dalam ruangan Mr. Jack.

Ernest menoleh ke arah Mr. Jack dengan sangat marah.

“Pengkhianat kamu, Jack,” Ernest yang akan meninggalkan ruangan itu, merebut mapnya dari tangan Mr Jack.

Namun Mr. Jack menghindar dan dia meminta tolong kepada mereka yang ada di ruangan itu untuk membawa paksa Ernest keluar dari ruangannya. Ernest memberontak, tapi dia kalah tenaga.

Setelah berada di luar ruangan Mr.Jack, Ernest mencoba masuk kembali. Dia tidak rela hasil kerja keras dia dan timnya dikerjakan oleh tim lain. Ernest membuat keributan di kantor itu dengan memukulkan kursi ke pintu Mr.Jack.

Akibat ulahnya yang membuat keributan di dalam kantor akhirnya Ernest dibawa oleh beberapa petugas dan dia dimasukkan ke dalam sel yang berada di dalam kantor itu.

Setelah beberapa jam kemudian, Mr. Jack akhirnya selesai rapat dengan divisi pembunuhan, dia menghampiri Ernest yang berada di dalam sel

"Lepaskan dia!" Perintah Mr Jack kepada para petugas yang sedang berjaga di sana.

Saat Ernest keluar dari selnya dia langsung menghampiri Mr Jack dan meninju wajahnya.

Mr. Jack yang tidak siap atas serangan dari Ernest akhirnya terhuyung jatuh ke lantai.

Beberapa petugas menghampiri mereka dan berusaha untuk melerai. Namun dilarang oleh Mr Jack.

"Aku akan menyerahkan penyelidikan ini kepada tim kamu tapi dengan satu syarat," Mr. Jack mencoba bernegosiasi dengan Ernest

Ernest tersenyum karena merasa lega mendengar kabar dari Mr Jack.

"Apa syaratnya?" Tanya Ernest.

"Syaratnya kamu harus keluar dari penyelidikan tim kamu," sahut Mr Jack

"Kamu akan aku pindahkan ke bagian administrasi untuk mengurus arsip dan membuat berita acara di kantor depan," lanjut Mr Jack.

Ernest tertawa setelah mendengar   syarat dari Mr. Jack.

"Hanya itu syaratnya?" Tanya Ernest.

Mr Jack mengangguk, Ernest menatap kedua mata Mr Jack. Sejenak dia tidak percaya atas keputusan dari Mr. Jack. Setelah berpikir beberapa saat akhirnya Ernest mengangguk setuju.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!