NovelToon NovelToon

RICH LOVER

Keluarga harmonis

Di sebuah rumah yang terlihat sangat mewah dan besar, terdapat seorang wanita yang berjalan dengan cara mengendap endap untuk memasuki rumah tersebut. Dari ekspresi wajah nya terlihat sangat was-was dan terus berjaga-jaga agar tidak di ketahui oleh orang rumah.

Marllory Rosell Queen atau yang kerap di sapa Lory oleh teman maupun saudaranya, di umur nya yang ke 18 tahun dia harus merasakan pahitnya keluarga.

Setelah kepergian ibu nya, sang ayah memilih untuk menikah lagi dengan seorang wanita yang memiliki anak perempuan sama sepertinya dan sial nya ternyata mereka berada dalam satu kelas karena setelah ayah nya menikah, ayah nya pun menyekolahkan putri tiri nya di sekolah yang sama sepertinya.

Lory sangat enggan bersikap lembut pada mereka, semua sikap buruknya dia sudah tahu. Apakah dia akan menuruti perkataan mereka? oh tentu saja tidak, sejak ayah nya memutuskan untuk menikah Lory sama sekali mendengar kan perintah mereka karena bagi nya mereka hanyalah orang asing yang menumpang hidup dalam keluarganya.

Tapi, hari demi hari mereka selalu saja mencari masalah dengan nya. Terlebih, Cellin.... Saudara tirinya yang sangat menyebalkan itu. Wanita itu sangat pandai berakting hingga membuat sang ayah selalu memarahinya, bahkan... Dulu ayah nya tidak pernah membentaknya namun sekarang, Lory lebih sering di tampar hanya karena aduan dari mereka.

Seperti sekarang, Lory pulang terlambat karena dia harus menemani Sherin pergi ke toko buku. Karena jalanan yang sangat macet, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk istirahat sebelum akhirnya mereka ketiduran di dalam mobil.

Di liriknya jam tangan yang melingkar di tangan kiri nya, di sana terlihat pukul 22.23 yang berarti sudah tengah malam.

"Sepertinya mereka sudah lupa dengan ku haha..." Gumam nya dengan masuk kedalam rumah yang nampak gelap, namun saat dirinya hendak melangkah menaiki tangga... Lampu tiba-tiba saja menyala terang.

Terlihat dua orang wanita yang berbeda umur dan seorang laki-laki setengah baya yang nampak masih terlihat tampan dan gagah.

"Ayah lihat kan? Lory pulang terlambat lagi padahal di sekolah tidak ada kegiatan apapun, apa jangan-jangan Lory pergi dengan temannya yang nakal itu ya?" Ucap Celine dengan memanasi situasi.

"Ck..." Lory hanya mendecak sebal, dia menatap mereka dengan pandangan acuh tak acuh.

"Lory! apa begini sikap mu terhadap kami?" Marah Deri, ayah nya.

"Sudahlah suamiku, biarkan Lory istirahat. Mungkin dia sudah lelah...." Ucap Maya dengan menyentuh pundak suami nya.

Lory yang melihat itu hanya memutar bola matanya acuh, lagi dan lagi kedua wanita ular itu mencoba bersikap baik di hadapan ayah nya.

"Sudah? bukankah semua yang aku katakan ayah tidak akan mempercayai nya? jadi, untuk apa aku repot repot menjelaskan?" Tanya Lory dengan pergi begitu saja.

"Lory!!" Teriak Deri namun Lory tak menghiraukan nya dan memilih untuk segera pergi dari ruang tamu itu.

"Suamiku, sudahlah.... Jangan terlalu marah, bukankah wajar jika Lory bersenang-senang?" Lembut Maya dengan memberikan kode pada Celine.

"Tapi ibu, meskipun begitu..... Lory sudah keterlaluan, dengan pakaian nya yang seperti itu akan membuat dirinya di kenal sebagai murid yang nakal dan liar!" Ucap Celine dengan suara nya yang lembut.

Memang benar sih, Lory dan Sherin memakai pakaian yang berbeda dengan murid biasa nya. Biasanya, rok yang mereka gunakan sepanjang lutut namun untuk Lory dan Sherin, hanya sepaha. Itu pun dengan kemeja yang ketat, di tambah mereka berdua tidak pernah memakai jas sekolah nya.

Deri sendiri heran, dulu Lory tidak seperti itu. Lory sangat penurut bahkan tidak pernah berani melawan perkataan nya, namun sekarang? Lory nampak susah di atur dan semakin tak terkendali.

"Suamiku, apa yang Celine katakan ada benar nya. Bahkan, guru di sekolahnya pun sering menghubungi ku dan mengatakan bahwa Lory jarang masuk kelas dan selalu membuat masalah." Tambah Maya.

"Tapi, meskipun begitu.... Lory masih bisa memperhatikan posisi nya sebagai juara umum setiap tahun nya bukan?" Ucap Deri yang membuat Maya dan Celine tersenyum tak suka.

"Itu benar, Lory memang sangat hebat dan cerdas." Angguk Maya dengan tangan yang mengepal.

"Kalau begitu, Celine tidur dulu ayah, ibu. Selamat malam..." Pamit Celine dengan mengecup pipi Maya dan Deri.

Deri hanya tersenyum dan mengelus rambut Celine, Deri sudah menganggap Celine seperti putri kandungnya sendiri.

Sedangkan, di lantai dua. Lory menatap keharmonisan mereka bertiga yang membuat nya muak! jika saja Lory lemah, mungkin dia sudah pergi dari rumah ini. Hanya saja, Lory tidak ingin mengecewakan almarhum mama nya. Dia ingin semua warisan ayah nya jatuh ke tangannya saja, mereka tetap orang asing bagi nya.

Bukannya serakah, tapi Lory tidak bisa mengalah dengan orang yang sudah merebut keluarga nya. Terlebih, mereka sangat licik dan selalu merencanakan sesuatu yang jahat untuk nya.

"Ternyata benar, laki-laki lebih mudah mendapatkan pengganti dan melupakan momen indah yang dulu." Senyum Lory dengan menatap foto mama dan ayah nya yang terpasang besar di samping pintu kamarnya.

•••

Pagi ini Lory sudah siap dengan seragam sekolahnya yang seperti biasa, pendek dan ketat. Meskipun begitu, Lory semakin seksi dan cantik karena Lory memiliki kulit yang putih bersih di tambah bentuk tubuh yang sempurna.

Wajar saja jika Lory sangat terkenal di sekolahnya, bahkan hampir semua laki-laki ingin menjadi pacarnya. Namun, tak ada satupun yang menarik perhatian nya, apakah dirinya tidak normal? entahlah, yang jelas Lory masih belum menemukan sosok yang pas untuk nya.

Lory menuruni tangga dengan langkah santai, di meja makan sudah ada keluarga bahagia itu yang tengah bercanda satu sama lain dengan Deri yang mengacak-ngacak rambut Celine, sepertinya kehadiran nya di sana tidak lah di butuhkan.

"Mau kemana kau? sarapan dulu..." Panggil Deri pada Lory yang pergi setelah mengambil susu kotak nya.

"...." Tak ada jawaban dari Lory yang pergi begitu saja.

"Lory, ibu akan membuatkan bekal untuk mu ya...." Teriak Maya namun lagi-lagi tak di gubris oleh Lory.

"Ibu, biarkan aku yang membawakan bekal untuk nya. Sepertinya Lory belum makan dari semalam...." Ucap Celine.

"Baiklah..." Angguk Maya dengan tersenyum kecil pada Celine.

"Maaf merepotkan kalian, entah kenapa sikap Lory sangat jauh berbeda dengan dulu. Dia bukan tipe anak yang pembangkang seperti ini..." Lirih Deri dengan memijat pelipisnya yang terasa berdenyut.

"Sudahlah suamiku, bukankah ini juga sudah menjadi tugasku? tidak hanya Celine, Lory pun sudah aku anggap seperti putri kandung ku sendiri." Jelas Maya.

"Benar ayah, bukankah kita adalah saudara?" Tanya Celine dengan merangkul lengan Deri.

"Kalian memang sangat baik, aku sangat beruntung karena bisa bertemu dengan kalian berdua." Lega Deri yang membuat Maya dan Celine tersenyum.... Miring.

Nabrak mobil

Lory mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia sangat amat kesal karena harus melihat keluarga bahagia itu yang merusak pagi nya yang indah.

Meskipun di kenal sebagai wanita nakal dan pembuat onar, Lory juga merupakan murid yang sangat berprestasi meskipun terkadang dia sering tidak masuk kelas. Bagi nya, pelajaran tersebut selalu di ulang hingga membuat nya hafal di luar pikiran, jadi untuk apa dia mendengarkan penjelasan yang membosankan itu?

Dari arah yang berlawanan, terlihat sebuah mobil mewah yang masih nampak berkilau dan sepertinya itu keluaran terbaru. Karena tak terlalu memperhatikan jalan, mobil yang Lory kendarai pun melintasi mobil tersebut dengan jarak yang sangat dekat hingga membuat salah satu kaca spion mobil nya patah dan menggores panjang mobil mewah tersebut.

Dengan cepat Lory mengerem mobilnya dengan mendadak,dia langsung keluar untuk melihat keadaan mobil nya yang nampak kaca spionnya nya yang menggantung mengenaskan.

Tapi bukan hanya itu, saat melihat mobil mewah yang tengah berhenti karena lampu merah itu pun langsung membuat Lory panik dan cemas. Karena terdapat goresan besar di sana dan itu pun sangat panjang....

"Permisi nona, apakah anda yang sudah membuat kekacauan ini?" Tanya seorang laki-laki yang memakai kaca mata dengan wajah yang lumayan tampan.

"Ahh iya, iya itu saya. Bukankah anda juga melihat keadaan mobil saya yang sama mengenaskan nya?" Keluh Lory dengan menunjukan kaca spionnya yang memang sangat parah karena hampir jatuh, ehh tidak..... Saat laki-laki itu menoleh, kaca spion itu pun putus dan terjatuh dengan begitu mengenaskan.

"Saya melihatnya tapi, kenapa anda tidak melihat jika ada mobil disini? bukankah anda seorang pelajar? apa anda masih belum mahir membawa mobil?" Tanya nya dengan penuh penekanan.

"Saya memang seorang pelajar, saya juga tidak bisa membawa mobil karena itu sangat berat! Tapi untuk mengendarai nya, saya sudah ahli tuan." Balas Lory dengan apa adanya namun hal itu justru membuat laki-laki itu berkedut, antara lucu dan jengkel.

"Terserah anda nona, intinya tuan saya sangat marah mengenai hal ini karena mobil yang saya bawa ini masih sangat baru dan.... Harganya pun bisa membeli beberapa puluh mobil yang anda bawa ini, ehh salah... Maksudnya yang anda kendarai ini." Jelas nya.

"To the poin aja tuan, mau ini kan? ambilah.... Saya sudah telat, jumlah nya memang tidak besar tapi saya janji akan membayar nya lagi. Berikan nomor rekening nya, mana?" Tanya Lory dengan mengulurkan tangannya setelah memberikan kartu atm-nya itu.

"Apa anda tahu harg..."

"Ya, yaa saya sangat tahu. Ini mungkin masih belum setengahnya dari hasil ganti rugi mobil anda, karena ini bukan ATM utama saya, setelah sampai di sekolah saya akan mengirimkan sisa nya..." Jelas Lory.

"Ahh bai..." Ucapan laki-laki itu terpotong saat seseorang keluar dari dalam mobil mewah tersebut, Lory mengeryit heran karena dia merasa familiar dengan sosok laki-laki itu.

Setelah berfikir beberapa saat, akhirnya Lory ingat bahwa sosok laki-laki di depannya itu adalah Sherin! Mateo Owen. Sosok laki-laki sempurna dalam semua yang sempurna! Pantas saja Sherin begitu menyukai nya, ternyata memang setampan itu.

"Tidak perlu, saya pikir anda bukan seorang pelajar. Tapi ternyata, hanya seorang pelajar yang nakal." Ucap Mateo dengan menatap Lory dari atas hingga bawah, mungkin karena pakaiannya yang memang pendek dan ketat hingga membuat lekuk tubuhnya terlihat.

"Nakal? nakal seperti apa yang anda maksud tuan?" Tanya Lory dengan menaikkan sebelah alisnya.

"...... Wild!" Ucap nya dengan tersenyum miring.

Lory yang mendengar itu langsung terkekeh, namun hal itu hanya berlangsung sekejap karena ekspresi Lory langsung berubah datar yang kini tengah menatap Mateo tak suka.

"Jangan menilai seseorang dari penampilannya, bisa saja wanita yang terlihat tertutup tapi selalu terbuka di bagian tertentu." Bisik Lory di telinga Mateo yang hanya diam karena mencium aroma Lory yang sangat manis.

"Hmm... Itu memang benar, tapi.... Setidaknya kau mengancingkan kemeja mu terlebih dahulu." Senyum Mateo yang langsung membuat Lory mengecek baju nya, memang benar jika kancing kemeja bagian atas nya terbuka hingga memperlihatkan tangtop nya yang berwarna putih.

"Kau!!!" Malu Lory namun Mateo hanya tersenyum simpul, karena malu dan kesal menjadi satu akhirnya Lory memilih untuk pergi dan meninggalkan mereka berdua yang berbeda ekspresi.

"Tuan, kenapa anda melepaskan nya begitu saja? bukankah anda ingin ganti rugi yang sepadan?" Heran Roy, sekertaris nya.

"Tidak perlu, sebaiknya kau selidiki siapa gadis menarik tadi." Ucap Mateo yang membuat Roy melotot dengan mulut yang terbuka lebar.

"M-maksud anda? gadis tadi? tuan..... Gadis itu masih sekolah, apakah anda serius?" Kaget Roy yang memastikannya lagi.

"Apakah aku terlihat seperti sedang bermain-main?" Balik tanya Mateo dengan ekspresi yang serius.

"Ahh baiklah...." Pasrah Roy.

"Apakah ini masih bisa di katakan pedofil?" Gumam Roy yang masuk kedalam mobilnya.

Untuk Lory sendiri, dia sangat amat malu mengenai kejadian tadi. Apakah laki-laki itu melihat dada nya? secara kan tadi dia mendekati nya untuk berbisik, bukankah dia bisa melihatnya dengan jelas dari atas?

Memikirkan hal itu semakin membuat Lory malu, meskipun dia nakal dan selalu berpakaian seksi tapi untuk hal semacam itu Lory tidak pernah gegabah, dia sangat menjaga jarak dengan laki-laki mana pun. Kecuali sahabat nya yang kini tengah menunggu nya di depan gerbang, Sherin dan Yoga yang nampak terlihat cemas dan khawatir.

Namun, saat melihat mobil Lory masuk kedalam parkiran baru lah mereka bernafas lega dan segera menghampirinya.

"Lory, kau masih utuh kan? apakah nenek lampir itu melakukan sesuatu padamu?" Tanya Sherin dengan memeriksa seluruh tubuh Lory bahkan sampai memutar nya berkali-kali.

"Aku sendiri terkejut saat mendengar penjelasan dari Sherin mengenai kalian berdua kemarin, jika saja aku bisa pulang lebih cepat dan bisa menemani kalian ke perpustakaan mungkin kau akan baik-baik saja." Ucap Yoga dengan ekspresi merasa bersalah nya.

"Aku tidak apa-apa, dan lagi... Aku tidak mau membahas hal yang sudah-sudah." Ucap Lory yang tahu arah pembicaraan mereka, mereka berdua seperti ini karena dulu pernah melihat kondisi Lory hanya benar-benar buruk! Datang ke sekolah dengan wajah yang memar di pipi kanan nya dan juga luka cakaran di wajah dan sekitar tubuhnya yang lain.

"Tapi, mobil mu...." Heran mereka berdua, mengingat kejadian tadi membuat Lory kembali malu dan kesal. Hingga akhirnya Lory memilih pergi karena takut mereka akan bertanya lagi, dia sendiri pun bingung apa yang harus ia katakan pada mereka?

Masalah

Mateo terdiam dalam waktu beberapa saat, ini pertama kalinya dia begitu menyukai aroma seseorang. Padahal, sudah banyak gadis dan wanita yang mendekati nya dengan berbagai aroma parfum yang mahal. Namun tak ada satupun yang membuat nya tertarik, justru dia merasa mual dan jijik.

"Tuan, wanita tadi bernama Marllory Rosell Queen. Nama panggilan nya Lory, dia masih bersekolah dia sekolah elit dan baru saja naik ke kelas 12. Umurnya pun belum genap 18 tahun." Jelas Roy dengan memberikan kertas yang berisi identitas Lory.

"Deri Kelard? bukankah seharusnya dia bermarga Kelard?" Heran Mateo.

"Itu, semenjak ibu kandungnya tiada nona Lory tidak lagi menggunakan marga ayah nya. Karena, karena tuan Deri menikah lagi dan membawa putri tiri yang usia nya hampir sama dengan nona Lory. Mungkin, ada masalah internal juga..." Tambah Roy.

"Hmm, aku mengerti.... Bersikap nakal dan bertingkah seperti itu, hahah... Dia terlalu manis untuk di lewat kan." Tawa Mateo yang langsung membuat Roy menghela nafas berat.

"Tuan..."

"Siang nanti, batalkan semua pertemuan ku." Senyum Mateo yang di balas anggukan oleh Roy, sepertinya Mateo tidak main-main.

•••

Lory melewati lorong koridor yang banyak sekali murid yang tengah berbincang atau pun bergosip ria, saat melihat kedatangan nya mereka langsung diam karena takut. Bagaimana pun, Lory di kenal sebagai wanita yang barbar dan tidak pernah mau mengalah.

"Lory! tunggu sebentar..." Panggil seseorang, terlihat sosok laki-laki tinggi dan tampan tengah berjalan ke arah nya.

Marvin Hawk, ketua OSIS di sekolahnya yang sangat populer. Selain menjadi OSIS, Marvin pun menjabat sebagai ketua basket.

"Hah?" Tanya Lory malas.

"Sampai kapan kau akan seperti ini? apa kau tidak bosan menjadi perbincangan murid dan guru?" Heran Marvin dengan memakaikan almamater nya pada Lory dengan paksa.

"Ih apaan sih?" Marah Lory dengan melepaskan kembali almamater nya.

"Lory!" Geram Marvin namun Lory tidak mendengarkan nya dan memilih untuk pergi dari sana.

"Bukankah sudah aku katakan, Lory tidak suka di kekang." Ucap Sherin dengan menepuk pundak Marvin.

"Sudah menyerah?" Tanya Yoga dengan tersenyum penuh ejekan.

Mereka berdua menjadi saksi tentang rasa suka Marvin terhadap Lory saat mereka masuk ke sekolah ini, tapi semua yang Marvin lakukan tak membuat hati Lory tergerak sedikit pun.

"Marvin, ada apa?" Tanya seseorang dengan suara lembutnya, namun hal itu justru membuat Sherin dan Yoga menatapnya jijik.

"Sepertinya sudah muncul virus keluaran terbaru, ayo pergi supaya kita tidak tercemar kegatelan nya." Ucap Sherin dengan menggandeng lengan Yoga.

"Apa maksud kalian? aku hanya menyapa Marvin saja, apakah itu salah?" Tanya Celine dengan ekspresi sedih nya.

"Tentu saja salah, bahkan sangat salah! Apa kau tidak melihat kami? apa kau anggap kami tunggul?" Tanya Yoga yang membuat Celine terdiam.

"Tunggul? hahaha... Kita hanyalah tunggul di mata orang buta sepertinya." Tawa Sherin.

Marvin tahu, bagaimana hubungan mereka dengan Celine selama ini. Bahkan dia pun sangat tahu penyebab berubahnya Lory sekarang, dulu saat mereka masih sekolah menengah pertama, sikap Lory tidak seperti ini.

"Masih belum bubar ternyata..." Ucap Lory yang berjalan melewati mereka.

"Kau mau kemana?" Tanya Marvin dengan memegang tangan Lory.

"Tas, tas ku ketinggalan di dalam mobil." Balas Lory dengan melepaskan cekalan tangan Marvin.

Marvin, Sherin dan Yoga hanya bisa menghela nafas panjang. Ternyata Lory masih sama seperti dulu, ceroboh dan pelupa.

•••

Siang ini, Mateo sudah berdiri di depan mobil nya. Dia berada di gerbang sekolah Lory yang kini mulai ramai para murid, mereka sangat terkejut dengan kemunculan Mateo yang menjadi idola mereka selama ini.

Mendengar tentang Mateo, Sherin segera berlari menuju gerbang dengan menyeret kedua temannya, Lory dan Yoga yang nampak pasrah dengan tingkah nya itu.

"Oh astaga, dia sangat tampan!" Heboh mereka.

"Benar, tubuhnya pun sangat seksi dan hot..."

"Kira kira ada apa dia kemari?" Heran mereka.

Sedangkan untuk Lory, dia hanya menatap heran Mateo. Tapi tidak dengan Sherin yang berteriak tidak jelas, apakah setampan itu? tapi memang benar juga, Mateo sangat tampan dengan kemeja yang terbuka di bagian atas nya dan di gulung hingga siku.

Dada nya yang bidang dan otot tangannya yang menggoda membuat mereka berteriak histeris, Yoga sendiri menatap kesal ke arah Sherin jar berisik.

Karena keributan itu, membuat kepala sekolah dan beberapa guru langsung turun tangan. Mereka menyambut antusias kedatangan Mateo yang datang secara mendadak, tentu saja hal itu membuat mereka sangat senang.

"Selamat siang tuan Mateo, apa ada sesuatu yang anda butuhkan?" Tanya kepala sekolah dengan antusias.

"Tidak ada, saya hanya ingin bertemu dengan seseorang." Balas Mateo dengan menatap ke arah Lory yang asik memainkan ponselnya.

"Bertemu? siapa dia? biar saya panggilkan untuk anda." Balas kepala sekolah tersebut dengan bersungguh-sungguh.

"Tidak perlu, saya sudah melihatnya." Balas Mateo dan langsung melangkahkan kakinya mendekati Lory, Sherin yang berada di samping Lory pun hanya bisa menganga dengan mulut yang terbuka lebar. Jika saja Yoga tidak menahan tubuhnya, mungkin Sherin akan jatuh karena lemas.

"Kita bertemu lagi Lory..." Ucap Mateo dengan berdiri di depan Lory.

"Ya." Angguk Lory dengan nada yang malas.

"Kenapa kau pergi begitu saja? bukankah urusan kita belum selesai?" Tanya Mateo dengan menatap Lory yang tinggi nya hanya sepundak dirinya.

"Urusan? urusan apa?" Heran Lory dengan menatap Mateo, mata hitam legam nya membuat Lory tenggelam dalam tatapan nya yang tajam namun mampu membuat nya tenang dan hanyut dalam kenyamanan.

"Bukankah kau akan bertanggung jawab?" Tanya Mateo yang kini langsung membuat Lory melotot dan paham apa yang di maksud laki-laki di depannya itu.

"Diam!! Aku, aku akan bertanggung jawab." Panik Lory, jangan sampai kedua temannya tahu jika dia menabrak mobil laki-laki di depannya. Jika tidak, mereka akan heboh kembali.

"Bagus." Senyum Mateo yang membuat orang-orang di sana terpesona.

"...."

"Kalau begitu, pulang sekolah nanti aku akan menjemputmu disini. Jangan terlambat dan.... Jangan kabur!" Bisik Mateo sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka yang cengo.

"Cihh, kau pikir aku takut dan tidak mampu?" Kesal Lory dengan mengusap ngusap telinganya, karena tadi Lory merasakan jika bibir Mateo menempel di telinganya.

"Lory..." Panggil Sherin dan Yoga yang nampak meminta penjelasan, melihat itu Lory hanya menghela nafas kesal dan pergi dari sana.

Lory pergi ke arah kantin karena perutnya terasa sangat lapar, kedua orang di belakangnya masih saja setia mengekori nya hingga membuat Lory jengah.

"Aku akan menceritakan nya tapi kalian jangan banyak tanya lagi oke?" Pasrah Lory akhirnya yang di balas anggukan oleh mereka berdua.

Akhirnya, Lory pun menceritakan kejadian pagi tadi yang tidak sengaja ia lakukan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!