"Aww!"
Seseorang cewe terjatuh dengan salah satu tangan yang memegang cup minumannya.
Di depannya juga ada seorang cewe yang berdiri menatapnya datar dengan baju bagian depan yang basah terkena minuman cewe yang terjatuh tadi.
Anak-anak datang menggerombol melingkari kedua cewe itu. Mereka penasaran dengan apa yang terjadi.
"Aku tadi udah minta maaf Kak, aku gak sengaja numpahin minuman aku di baju Kakak, tapi Kakak gak usah sampai dorong aku juga kan, Kak," ucap cewe yang terjatuh itu, matanya berkaca-kaca.
Cewe di depannya masih memandangnya datar. Anak-anak yang melingkari mereka mulai berbisik-bisik mencaci cewe yang berdiri itu.
"Gak punya hati banget yah!"
"Iya! Padahalkan udah minta maaf!"
"Iya! Padahal cuma bajunya gak sengaja kena minuman aja sampe dorong segala!"
"Emang bener yah gosip yang beredar kalau dia itu gak punya hati!"
"Iya! Percuma cantik, pinter! Tapi hati busuk!"
"Iya gak guna banget! Ternyata tampang yang cantik gak jamin hatinya juga cantik!"
Dan banyak cacian lainnya. Sedangkan cewe yang dicaci hanya diam, pandangannya masih datar. Ia pergi melewati gerombolan orang-orang yang menurutnya tak penting itu.
"Dih bener-bener batu dan beku yah!
Dikatain juga gak peduli! Main nyelonong aja!"
"Huu!"
"Dasar gadis berhati batu!"
Semua anak menyoraki kepergian cewe itu. Sedangkan anak yang jatuh tadi menyeringai diam-diam.
Dia dibantu berdiri oleh beberapa anak yang menggerombol tadi,
"Kamu gak papa, 'kan?"
"Iya!"
"Lain kali jangan berurusan sama dia!"
"Maaf tapi dia kakak aku!"
"Kakak!!!" kaget beberapa anak itu.
Cewe itu menunduk,
"Iya dia Kakak aku," ucapnya terdengar sendu.
Lalu terdengar bisikan-bisikan lagi
"Ih gak nyangka! Ini Adeknya lo!"
"Jahat bener yah! Sama Adik sendiri juga!"
"Iya! Bener-bener deh, emang gak punya hati dia!"
"Emang dasar gadis berhati batu!"
Lagi-lagi tanpa sepengetahuan mereka, cewe yang terjatuh tadi diam-diam menyeringai.
"Kak! Aku pergi dulu yah mau ke Kelas," ucap cewe itu
"Eh iya silakan dek!" ucap beberapa anak tersebut
"Yang sabar yah!" ucap seseorang lagi
"Iya, Kak! Misi," ucap cewe itu.
Ia pergi dengan lengkungan yang menghiasi bibirnya.
***
Terlihat dari kejauhan tempat kejadian terjadi,4 orang cowo berjalan santai, hendak menuju Kantin. Namun dari kejauhan itu mereka melihat beberapa anak-anak menggerombol di depan kantin.
Samar-samar terlihat seorang cewe cantik keluar dari gerombolan itu dengan keadaan baju bagian depan basah bekas minuman dengan muka datar. Gerombolan itu menyoraki kepergian cewe itu. Dan salah satu kalimat yang terdengar jelas oleh ke empat cowo itu adalah,
"Dasar gadis berhati batu!"
Tepat saat sorakan itu terdengar, cewe cantik itu melewati mereka dengan muka datarnya, sepertinya hendak ke loker. Satu dari keempat cowo itu mengernyit bingung dengan sebutan yang diberikan untuk cewe datar tadi.
"Gadis berhati batu?" celetuk cowo itu
,cowo yang mempunyai paras tampan di- antara keempatnya.
"Dia bintang emasnya sekolah! Gadis cerdas, pintar, cantik! Namun disebut-sebut dia tuh 'Gadis berhati batu'!" jelas salah satu dari ketiganya, yang mempunyai lesung pipi.
Sedangkan kedua cowo lainnya hanya diam mengiyakan.
"Why?" tanya cowo tadi
"Gak tau juga sih! Kabarnya sih gitu!
Kata anak-anak sekelasnya juga dia itu gak pedulian orangnya sama temen sekelasnya!"
"Siapa namanya?"
"Auristela chalondra"
Seorang cowo melepaskan helmnya.
Dan seketika para kaum hawa yang melihatnya langsung berteriak histeris.
Ia berdecak kesal, "Nasib orang ganteng!"
Ia turun dari motornya. Ia melangkah menuju koridor, dan seketika para kaum hawa menyerbunya.
"Ck kebiasaan!" decaknya
Ia mulai mencari cara supaya terlepas
dari penggemarnya yang agresif ini.
Ia mengalihkan perhatian mereka dengan menunjuk sesuatu. Lalu ia buru-buru lari. Sadar telah dikelabui, para kaum hawa itu langsung berteriak,
"Eh itu si Adelard kabur!" teriak salah satu cewe.
Mereka langsung menengok, dan mengejar cowo itu.
"Adelard Adelio!!"
Adelard lari, ia melihat papan nama kelasnya sudah kelihatan, ia buru-buru mengencangkan larinya. Masuk kelas, mengunci pintunya, bersandar pada pintu dan menghelas nafas,
"Huh!"
Ia tidak akan takut lagi, walaupun di kelasnya sendiri juga banyak fans-fansnya, namun tenang, ia punya 3 bodyguard.
Gratis, tidak perlu dibayar dan itu pastinya sahabatnya sendiri!.
Ia menghampiri ketiga sahabatnya yang duduk di pojok belakang. Setiap langkahnya tidak henti-hentinya diperhatikan oleh kaum hawa, yang tengah menahan nafasnya, berusaha untuk tidak menerjang Adelard.
Adelard duduk di kursinya, masih mengatur nafasnya. Dan apa respon para sahabatnya?mereka malah menertawakannya. Sahabat laknat emang!.
"Hahaha lo sih kesiangan! Makanya di terjangkan tuh!" ejek salah satu sahabatnya
"Berisik lo Brady Fransisco!" kesal Adelard
Sahabatnya ini adalah orang yang paling gampang berteman, karena memang sifatnya yang humoris. Tingkahnya pun terasa bebas. Cerewet, banyak tingkah, suka bikin kesal sahabat-sahabatnya.Tapi tanpa dia, persahabatan ini pasti akan sepi, tidak seru.
"Hahaha sans dong bro! Kenapa lo gak pacari mereka satu-satu sih?! Lumayan tuh! Kalau lu udah ngikutin kaya gue, pasti udah banyak cewe tuh yang lu gebet!! Ikutin saran gue nih!Seorang Yeeshai Vincent! Sang pemberani penakluk hati! Pasti enak deh! Ya gak, Gal?" celetuk sahabatnya yang satu lagi, yang mempunyai lesung pipi.
Sahabatnya ini playboy! ditambah punya wajah tampan dan ia punya lesung di kedua pipinya, memberi kesan manis padanya. Sekali kedip, banyak cewe-cewe nempel!
"Berisik!!!"
Nah satu lagi nih yang bersuara, orang paling judes, dingin, irit bicara, sekali ngucap juga pedes, nusuk ke ati! Tapi sayangnya tampan. Dia lah Galen Aileen. Tenang namun penuh cahaya.
"Hahaha!"
Adelard dan Brady menertawakan Yeeshai. Sedangkan Galen? Tidak peduli.
"Eh, Lard! Tapi si Yeeshai ada benernya juga!Masa lo gak tertarik sama salah satu pun cewe-cewe fans lo atau kalau gak, kenapa lo gak main-main aja gitu sama mereka kan lumayan tuh!" celetuk Brady
Dan itu membuat Yeeshai tersenyum bangga.
"Gak lah males!" balas Adelard.
"Dasar lo! Kalau gue jadi lo mah, udah gue jadiin pacar satu-satu!"
"Yee muka pas-pasan juga lo, songong amat!" ledek Yeeshai
"Berisik! Sebenernya banyak yang naksir gue, cuman mereka pada sibuk ngeharepin si Adelard tuh!" bela Brady
"Eh, Lard! Lo masih suka tantangan, 'kan?!" tanya Yeeshai
Adelard yang daritadi menyimak pun langsung menyahut,
"Iyalah! Mau nantang apa lo?"
"Lo kan dikejar-kejar, terus banyak yang naksirkan karena muka lo itu!"
ucap Yeeshai, sedikit agak tak rela memuji wajah tampan Adelard
"Terus?"
"Gimana kalau gue kasih tantangan supaya lo bisa dapet pacar tapi lo harus nyamar jadi cupu! Karena kalau gak, pasti lu gampang dapat pacar!"
Gimana perasaanmu saat orang-orang mencacimu, mengataimu yang tidak-tidak, padahal itu semua tidak benar, padahal kamu tidak melakukan apapun.
Kamu pasti bertanya-tanya, siapasih yang udah nyebarin gosip gituan?
Gimana perasaanmu jika keluarga yang seharusnya melindungimu dari gosip-gosip itu, membersihkan namamu dari gosip-gosip itu malah merekalah pelaku dari penyebar gosip itu? Gimana? Sakitkan? Gimana orang lain mau nilai kita baik, kalau keluarga kita sendiri menjelek-jelekan kita?
Mereka pasti akan mengira kita itu muka dua. Diluar gini, tapi ternyata didalam keluarganya kaya gitu.
Orang-orang pasti akan menilaimu buruk, karena keluargamu sendirilah
yang membuat citramu buruk.
Pulang sekolah ini, Auristela sedang berjalan di komplek perumahannya. Ia ingin berjalan kaki sebentar, jadi ia tidak menghentikan taxi di depan rumahnya.
Setiap ia melangkah, tetangga- tetangganya meliriknya, tapi mereka tidak berani berhadapan dengannya,
mereka akan pura-pura menyapanya saat berpapasan dengannya.
Terkadang Auristela bingung, kenapa akhir-akhir ini banyak yang menyapanya saat bertemu, padahal dia sama sekali tidak mengenal mereka.
Tapi dia paham, mereka memang banyak menggosipinya, jadi ia terkenal di sini, walauya...dicap buruk.
Ia memasuki Rumah, mengucap salam,
mencari Ibunya, menyalami tangannya, walau ibunya seperti ogah-ogahan.
Sedangkan Adiknya? Dia sedang main dengan teman-temannya entah kemana.
Ia memilih untuk menaiki tangga, hendak menuju kamarnya, namun suara seorang ibu-ibu mengintrupsinya.
"Auristela udah pulang?" bisiknya pada Kyra- Ibunya.
"Iya!" balas Kyra.
Lalu mereka mulai membicarakannya.
Tidak berfikirkah mereka kalau mereka bergosip tentang dirinya tepat di bawah tangga? Auristela memilih tetap melangkah, ia tak peduli.
Ia mengganti pakaiannya, lalu berjalan menuju dapur. Ia melihat Ibunya dengan temannya yang tadi. Sepertinya hendak memasak bersama Ibunya.
Ia menuju kulkas, membukanya, lalu
mengambil minuman. Ia hendak menutup kulkas, namun Pratista-teman Ibunya itu memanggilnya,
"Bisa ambilkan cabai, Ris," ucapnya.
Auristela mencari-cari cabai di kulkas
"Cabai merah atau cabai hijau, Tan?"
tanyanya
Ia bertanya biasa, entah mengapa teman Ibunya itu malah tersinggung
"Jangan ketus-ketus, Ris!" tegurnya
Auristela mengernyit bingung, ia menghadap Pratista, menenteng kedua box berisi cabai.
"Gak Tan, aku emang gini."
Pratista memutar bola matanya, ia menghampiri Auristela, mengambil box berisi cabai merah. Ia melangkah menghampiri Kyra yang sedang menggoreng sesuatu.
"Anakmu itu ketus banget!" adunya
Kyra membalikan badannya menghadap Auristela yang sedang menuang Minuman ke dalam gelas.
"Auris!!" gentaknya
Auristela agak kaget. Untungnya ia tidak menumpahkan Minumannya.
Ia menengok ke arah Ibunya, bingung,
kenapa tiba-tiba Ibunya menggentaknya? Baru saja ia ingin bertanya, namun sudah keduluan Ibunya,
"Kamu ini! Sama orangtua jangan ketus-ketus!!"
Ia ingin membela dirinya, tapi ia tau itu sia-sia. Malah akan semakin menyudutkannya.
Ia hanya menghela napas, menyimpan botol Minumannya di kulkas, lalu
menghadap Pratista dan Kyra
"Maaf, Tan," ucapnya lalu undur diri,
berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Kedua orang itu mendengus.
"Anakmu itu! Dia tidak tau apa kalau aku punya anak laki-laki?! Siapa yang mau bersamanya jika dia seperti itu!"
dumel Pratista.
"Assalamualaikum, Bu!!" teriak seseorang
Keduanya menoleh, seseorang itu menghampiri mereka dan menyalami mereka berdua.
Pratista tersenyum,
"Beda banget kamu sama Kakaknya!"
"Gak tau tuh dia!" balas seseorang itu
"Dasar kamu, Clarinta Ramaniya."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!