## Pengenalan tokoh ##
* Meilin
Gadis rakyat jelata yang selalu menanggung derita karena kedua orang tuanya suka berjudi, gadis berusia 16 tahun itu hanya busa pasrah kepada nasib.
* Kaisar Yuan Li
Kaisar kerajaan Guang bersikap kasar bahkan selalu dingin kepada seluruh anggota kerajaan, bersikap tangguh dan bijaksana.
* Menteri Guanzhou
Paman dari sang kaisar, selalu bersikap tegas dan menjadi orang kepercayaan sang kaisar.
Sinar pagi merona bagaikan wajah seorang gadis yang benar-benar begitu bersinar, keindahan bunga-bunga nampak memberikan kesejukan di sebuah kerajaan.
BRAKKK..
seorang pria terlihat begitu marah, dia adalah kaisar Yuan Li. dia benar-benar begitu frustasi, begitu murka dengan kondisinya. kekalahan pada peperangan beberapa saat yang lalu membuat sang kaisar tidak bisa bangkit dari kesedihannya, sebenarnya sang kaisar tidak kalah dalam peperangan namun salah satu musuh sang kaisar memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. melukai sang kaisar dan membuat pria itu terluka begitu parah.
Kehendak dewa berkata lain, pemimpin kerajaan Guang harus menderita begitu besar, mengalami luka yang merenggut seluruh jatidirinya.
"Kenapa ini harus terjadi kepadaku!!" seru kaisar Yuan Li.
"Tenanglah Yang mulia." pinta menteri Guanzhou.
"Aku tidak bisa Paman!!" seru sang kaisar.
"Ini kehendak para dewa." ucap sang menteri.
"Ini benar-benar menghancurkan aku, aku adalah seorang kaisar, aku tidak boleh seperti ini." jawab kaisar Yuan Li.
Di tempat lain Seorang gadis yang berusia 16 tahun hidup sebatang kara karena orang tuanya sudah meninggal, Dia tidak mempunyai saudara ataupun sanak saudara.. hidup sendiri tidak menyenangkan bagi gadis muda itu, namun apalah daya karena hidup harus dia dijalani.
Terlihat seorang gadis masih terlelap di rumah sederhananya.
"Huahhh...," Meilin yang menguap saat pagi telah menyentuh dirinya. terlihat Meilin bergegas bangun dan melakukan aktivitas paginya.
Di sebuah kedai makanan Meilin bekerja untuk menghidupi dirinya dan berusaha untuk melunasi hutang kedua orang tuanya. hutang yang tidak tahu dibuat apa namun dia harus melunasi dengan jumlah yang membuatnya terkejut.
"Meilin, ada penagih hutang!" seru seorang teman yang menghampiri gadis itu.
"Siapa?" tanya Meilin kepada teman wanitanya.
Ling bi adalah salah satu teman yang dimiliki Meilin, mereka berdua sama-sama dari kalangan rakyat jelata.
"Memangnya ada apa Ling?" tanya Meilin kepada temannya.
"Aku tidak tahu Mei, tapi pria itu sedang mencarimu Katanya dia mau menagih hutang." jawab Ling bi.
Sesaat kemudian Meilin telah menemui pria itu, "Ada apa pak?" tanya Mei Lin.
"Aku kesini karena ingin menagih seluruh hutang-hutang ayahmu senilai 15 koin emas dan 300 koin perak." jawab pria kaya yang memberikan hutang kepada ayah Meilin.
"Apa, itu tidak mungkin." ucap Meilin yang terkejut.
"Ada apa Mei?" tanya Ling bi kepada Meilin.
"Kenapa semua ini harus terjadi padaku." guman Meilin yang kemudian melihat surat perjanjian hutang yang di beri cap jempol ayahnya.
Ling bi langsung membuka surat itu dan membaca setiap detail tulisan itu.
"Kenapa bisa seperti ini, Mei?" tanya Ling bi kepada temannya.
"Entahlah aku juga tidak tahu, bagaimana bisa aku melunasi hutang sebanyak ini." ucap Meilin yang kemudian langsung terduduk di lantai.
"Kau harus bersabar, Mei." ucap Ling bi yang mengelus punggung temannya.
"Lalu aku harus bagaimana Ling?" tanya Meilin kepada temannya.
Pemilik kedai makan yang melihat hal itu nampak pria itu mendekati Meilin.
"Ada apa Mei?" tanya pemilik kedai makan kepada Meilin.
"Orang tuaku berhutang kepada tuan tanah ini banyak sekali..,15 koin emas dan 300 koin perak. lalu aku harus melunasi nya bagaimana." ucap Meilin.
Terasa sesak dada Meilin, saat gadis itu terus berpikir mengenai surat penyitaan hutang ayahnya. hingga sore menjelang gadis itu nampak tidak fokus untuk bekerja.
"Apa yang akan kau lakukan Mei?" tanya Ling bi kepada Meilin.
"Aku tidak tahu." jawab Meilin.
"Majikan Kita kan sudah bilang mau membantumu, tapi kalau hutang sebanyak 300 koin perak itu banyak sekali." ucap Ling bi yang membuat Meilin menundukkan kepalanya.
"Biarkan aku pulang ke rumah ku, untuk yang terakhir kali, aku juga ingin mengambil seluruh barang-barangku yang ada di rumah itu." jawab Meilin.
"Aku akan bersamamu dan membantumu." jawab Ling bi yang kemudian mengantar Meilin pulang ke rumahnya.
Ternyata tuan tanah ingin mengambil seluruh milik dari Meilin, karena Meilin tidak mau dijadikan istri atau simpanan pria tua itu. jadi Meilin harus menyerahkan sawah dan tempat tinggalnya kepada tuan tanah.
Saat berada di depan rumah Meilin ada seorang pria yang menunggangi kuda bersama beberapa pengawal, Meilin dan Ling bi yang melihat hal itu nampak kedua Gadis itu sedikit kebingungan.
"Siapa mereka, Mei?" tanya Ling bi kepada Meilin.
"Aku tidak tahu, Bukankah itu pengawal kerajaan?" tanya Meilin kepada Ling bi.
"Kelihatannya seperti itu." jawab Ling bi.
"Tuan, kalian siapa?" tanya Meilin yang melihat beberapa pengawal kerajaan.
"Kami adalah petugas kerajaan yang akan mengambil rumah ini." jawab para pengawal.
"Apa?" ucap Meilin yang kemudian menghela nafasnya dengan sangat berat, terasa sesak dada saat melihat rumah tercintanya telah disita oleh petugas kerajaan.
"Oh dewa.., kenapa ini harus terjadi kepadaku, Apakah kurang rasa sakit dan penderitaan yang kutanggung.. hingga harus ada kejadian seperti ini." guman Meilin dalam hati sambil memegang dadanya.
Beberapa saat kemudian datang seorang pria gagah dengan pakaian bangsawan yang mendatangi Meilin.
"Apakah anda pemilik rumah ini?" tanya pria itu kepada Meilin.
"Benar, saya pemilik dari rumah ini, tuan." jawab Meilin yang bingung dengan pertanyaan pria bangsawan itu.
"Nona,bisakah kita berbicara sebentar." pinta tua berpakaian bangsawan.
"Baiklah,tuan." tanya Meilin,. dalam hati gadis itu sangat ketakutan, dia takut kalau hutang orang tuanya melebihi yang di katakan tuan tanah tersebut.
"Sebaiknya kau ikut denganku, karena ada yang perlu kita bicarakan." ucap pria berpakaian bangsawan yang kemudian mengajak Meilin masuk ke dalam rumah mungil rakyat jelata.
"Silakan duduk, tuan. maaf ini adalah gubuk dari rakyat miskin." ucap Meilin yang mempersilahkan pria itu duduk di lantai beralaskan kain seadanya.
"Kita tidak usah berbasa-basi, segera akan aku katakan mengenai keperluanku padamu." ucap pria tua yang kemudian memberikan sebuah kertas kerajaan dan memberikannya kepada Meilin.
DEG...
terkejut itulah yang sekarang dialami oleh Meilin, tiba-tiba ada seorang bangsawan yang datang ke gubuknya dan memberikan dia sesuatu. entah apa kesalahannya namun ketika dia mengetahui kalau orang tuanya memiliki hutang yang begitu banyak, meilin benar-benar tidak bisa berkata apapun, dia hanya bisa merenungi seluruh hidupnya. mungkin para dewa Sedang memberikan dia ujian atau memang melin harus merasakan penderitaan saat ini.
"Hufff...," hanya ada helaan nafas yang keluar dari melin ketika dia harus menerima tamu yang berpakaian bangsawan dengan beberapa pengawalnya. Meilin pasrah Apa yang akan terjadi dengannya, jika para dewa memberikan dia sesuatu kembali dia harus menerimanya. entah apa yang dilakukan oleh orang tua Meilin hingga mereka memiliki hutang sebesar itu.
Memang kedua orang tuanya suka berjudi tapi hutang sebanyak itu, mungkin hutang sebanyak itu bisa dibuat untuk membeli tanah atau apapun untuk masa depan Meilin. nyatanya Meilin tidak pernah tahu uang itu ke mana namun dia harus menelan pil pahit disuruh untuk melunasi hutang-hutang itu.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Black Rose
- Mommy
- Mantan terindah
- Suami keduaku cinta pertamaku
- Dewa perang dan Ratu sihir
- Permaisuri sang kaisar
- ijinkan aku bahagia bersamamu
- jangan sakiti aku
- pembalasan dendam Dahlia
- Permaisuri kesayangan kaisar
Terlihat pria itu memberikan surat hutang yang berisi banyaknya hutang orang tua Meilin kepada tuan tanah.
"Apa ini Tuan?" tanya Meilin kepada pria itu.
"Pasti kau sudah bisa membaca tulisan yang ada di sana kan?" tanya pria itu yang duduk sambil menyilangkan kakinya.
"Iya tentu, tapi kenapa sebanyak ini?" tanya Meilin kepada pria bangsawan itu.
"Di kertas itu adalah total hutang keluargamu kepada pihak kerajaan dan tuan tanah, orang tuanmu adalah orang yang suka berjudi." jawab Pria tua.
"....," Meilin terdiam. dia tidak bisa mengatakan apapun dengan semua kenyataan yang sudah ada di depannya. seorang pria tua memberikan surat hutang orang tuanya yang suka berjudi.
"Kalau kau bisa melunasi hutang hutang itu dalam beberapa waktu, maka kau tidak akan diseret ke penjara kerajaan. tapi kalau kau tidak bisa melunasi hutang-hutang itu aku mempunyai solusi yang baik." jawab pria itu yang kemudian menunggu jawaban dari gadis muda yang ada di depannya.
"Apakah ada solusi lain untuk saya bisa melunasi hutang hutang orang tua saya?" tanya Meilin kepada pria yang ada di depannya.
"Tinggal kau menandatangani surat ini lalu kau akan terbebas dari seluruh hutang itu dan kau kau akan mendapatkan rumah gubuk mu ini." jawab pria itu yang kemudian meletakkan kertas di depan Meilin.
Sesaat kemudian Meilin mengambil kertas itu dan membaca isi dari kertas, Di sana tertulis mengenai surat perjanjian.
"Surat apa ini Tuan?" tanya Meilin kepada pria yang ada di depannya.
"Itu adalah surat perjanjian mengenai kau akan menjadi pelayan dari majikanku, dan lembar kedua itu silakan kau baca saat aku membawamu ke tempat majikan ku." ucap pria tua berpakaian bangsawan.
"Kalau aku mau bekerja untuk Tuan anda, apakah rumah dan hutang hutang saya bisa lunas?" tanya Meilin kepada pria itu.
"Saya jamin hutang-hutangmu dan rumahmu akan kembali semua, hutang-hutang mu akan lunas. namun, Kau harus melihat isi dari surat perjanjian itu dengan seksama, kalau tidak maka dalam batas waktu yang sudah ditentukan kami akan menuntutmu dan memasukkanmu ke penjara kerajaan. kau harus bisa melunasi semua hutang-hutang yang dimiliki oleh keluargamu pada kerajaan." ucap pria itu yang kemudian meletakkan kan kertas itu di meja.
"Mimpi apa aku semalam, sehingga kejadian seperti ini harus menimpaku." guman Meilin. sesaat kemudian pria itu telah meninggalkan gubuk sederhana Meilin.
Sesaat kemudian nampak Ling bi memasuki rumah Meilin.
"Kamu tidak apa-apa, Mei?" tanya Ling bi kepada Meilin.
"Tentu aku tidak apa-apa, Memangnya Apa yang akan terjadi padaku." jawab Meilin yang yang menatap lekat kertas yang ada di meja itu.
"Sebaiknya kau segera menata semua barang-barang mu, karena aku akan membantumu untuk membereskan semuanya. Setelah itu kita harus ke tempatku!" ucap Ling bi yang kemudian mengambil kain untuk mengemasi baju Meilin.
"Pria tadi menawarkan pertukaran padaku, sebagai gantinya aku akan mendapatkan rumahku dan hutang-hutang keluargaku akan lunas." ucap Meilin yang kemudian duduk sambil bersandar di tembok.
"Huuhhh...," suara helaan nafas yang dikeluarkan oleh meilin terdengar sangat berat.
"Lalu apakah Kau akan menerima pertukaran itu?" tanya Ling bi kepada Meilin.
"Pria itu memberikan waktu padaku sampai besok! setelah itu dia akan kemari lagi menanyakan jawabanku." jawab Meilin.
"Apakah orang-orang itu dari kerajaan? karena yang aku lihat pakaian mereka pakaian bangsawan." ucap Ling bi.
"Entahlah, pria itu bilang aku harus merawat majikannya yang sedang sakit. dia akan membebaskanku dari hutang hutang kerajaan dan Tuan tanah." jawab Meilin.
"Jika itu benar, Apakah mereka akan memberikanmu gaji atau jika kau tidak mau mereka akan memenjarakan mu?" tanya Ling bi.
"Mereka bilang kalau aku tidak mau bekerja sama dan aku tidak bisa melunasi hutang-hutang itu maka mereka akan langsung memenjarakan ku." jawab Meilin yang terlihat mukanya benar-benar begitu sedih.
"Lalu apa jawabanmu?" tanya Ling bi.
"Aku sangat bingung Ling, karena jika aku tidak bisa melunasi hutang-hutang ku dalam beberapa waktu mereka akan menyeretku dan memasukkan ku ke penjara kerajaan." jawaban dari Meilin yang membuat Ling bi langsung terkaget .
"Dipenjara? Apa maksudmu Mei?" tanya Ling bi kepada Meilin.
"Kalau aku tidak bisa melunasi hutang itu dalam waktu yang tertera, maka mereka akan memenjarakanku." jawab Meilin sambil menundukkan kepalanya. terasa mimpi indah tadi malam benar-benar sebuah kebohongan, saat Meilin sudah terbangun malah dia dihadapkan pada kenyataan kalau dia harus melunasi hutang begitu banyak kepada pejabat kerajaan bahkan kepada tuan tanah yang menguasai desanya.
"Lalu apa yang akan terjadi sekarang, kalau kau tidak menerima pertukaran itu maka kau akan masuk penjara? lalu apa isi perjanjian itu Mei?" tanya Ling bi yang kemudian melihat kertas yang ada di meja.
Saat Ling bi melihat isi perjanjian itu, dia sangat bingung karena isi perjanjian itu Meilin harus menjadi pelayan bagi orang yang sakit.
"Apakah Kau harus menjadi pelayan?" tanya Ling bi kepada Meilin.
"Entahlah aku belum tahu." jawab Meilin.
"Kalau cuma seperti ini, maka kau terima saja, daripada kau harus dipenjarakan. uang segitu banyak dari mana kau akan dapatkan, aku membantumu saja tidak akan bisa melunasi walau hanya seperempat." jawab Ling bi yang kemudian memeluk Meilin.
"Apakah menurutmu itu lebih baik?" tanya Meilin kepada Ling bi.
"Tentu kau harus menerima perjanjian itu, tapi kau harus hati-hati mungkin di perjanjian itu ada yang tertera yang tidak boleh di langgar." ucap Ling bi yang kemudian meneguk air. karena terlihat mereka berdua benar-benar begitu kebingungan, begitu ketakutan karena kedatangan seorang bangsawan dan beberapa pengawalnya.
"Kita benar-benar seperti seorang penjahat yang didatangi oleh pengawal kerajaan." ucap Ling bi.
"Kau saja tidak tahu apapun, sedangkan aku tidak terkejut, aku diberitahu mengenai hutang kedua orang tuaku dengan nominal jumlah yang begitu banyak. koin emas, koin perak.., Entahlah aku benar-benar tidak pernah memikirkan hal itu. bekerja seumur hidupku pun aku tidak akan bisa mendapatkan uang sebanyak itu." jawab Meilin.
"Aku belum minum Ling, Mengapa kau minum duluan." ucap Meilin kepada Ling bi.
"Aku terkejut dan juga ketakutan, Mei." jawab Ling bi yang kemudian ikut duduk berselonjor.
"Sebaiknya kau pulang, nanti tambah kemaleman." pinta Meilin kepada Ling bi.
"Lebih baik aku tidur di sini saja dari pada aku pulang, aku takut kau terjadi apa-apa." jawab Ling bi yang kemudian tidur bersama Meilin.
"Apa kau yakin?" tanya Meilin.
"Aku tidak punya saudara selain dirimu, dan aku hanya mempunyai kau sebagai temanku. kalau ada apa-apa denganmu lalu aku akan kemana lagi." ucap Ling bi yang kemudian memeluk tubuh Meilin.
Akhirnya kedua Gadis itu nampak saling memeluk, mereka sedang memikirkan dengan pemikiran mereka masing-masing. entah apa yang akan terjadi namun disisi lain Meilin benar-benar memikirkan apa yang akan terjadi dengan dirinya mengenai kehidupannya, mengenai Apa yang akan terjadi dengannya.
Pagi akan menjemput perjalanan Meilin, rencana para dewa untuk gadis jelata yang akan memasuki sebuah istana yang sungguh megah.
KUKURUYUKKKK...
KUKURUYUKKKK...
Suara ayam berkokok terdengar, Meilin dan Ling bi nampak masih terlelap dalam mimpi malam nya.
Kehidupan baru akan menunggu nasib, Meilin tidak akan tahu akan membawa ke mana.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Black Rose
- Mommy
- Mantan terindah
- Suami keduaku cinta pertamaku
- Dewa perang dan Ratu sihir
- Permaisuri sang kaisar
- ijinkan aku bahagia bersamamu
- jangan sakiti aku
- pembalasan dendam Dahlia
- Permaisuri kesayangan kaisar
KUKURUYUKKKK..
Saat fajar menjelang, nampak kedua wanita itu masih tertidur pulas, karena hari ini mereka tidak berkerja di kedai, alias libur.
Brakkk..
Brakkk..
suara pintu pondok Meilin diketuk oleh seseorang.
"Aduh..., siapa sih yang pagi-pagi begini bertamu." guman Meilin dengan suara lirihnya. bahkan gadis itu pada posisi yang belum tersadar sepenuhnya.
"Ada apa, Mei?" tanya Ling bi yang juga belum tersadar dari tidurnya.
"Ada yang mengebrak pintu." jawab Meilin yang malas untuk bangun.
"Sebaiknya kau buka pintu itu karena mungkin dia tamu." jawab Ling bi yang kemudian melanjutkan tidurnya.
"Kenapa tidak kau saja, Ling." jawab Meilin kepada Ling bi, yang kemudian melanjutkan aktifitas tidurnya.
** Beberapa saat kemudian **
BRAKKK...
BRAKKK...
pintu pondok Meilin terus di gebrak dengan keras, hal itu membuat kedua gadis itu terbangun.
"Ya, sebentar" seru Meilin yang kemudian bangun dan mencoba untuk membuka matanya.
SREKK.
suara pintu yang terbuka
Terlihat di sana seorang pria berpakaian bangsawan sudah berdiri di depan rumah Meilin, berdiri dengan posisi yang memunggungi Meilin.
"Iya ada apa, tuan?" tanya Meilin kepada pria itu, sesaat kemudian pria itu langsung berbalik dan menatap Meilin.
"Apakah kamu masih mengenal ku, nona?" tanya pria itu kepada Meilin sembari menatap Meilin yang masih berantakan.
Sesaat kemudian terlihat Meilin mengingat-ingat pria yang ada di depannya, seorang pria yang berpakaian bangsawan dengan pakaian yang tidak akan bisa dibeli oleh Meilin.
Satu..
Dua..
Tiga..
Meilin nampak mengingat-ingat dengan pria yang ada di hadapannya. Sontak hal itu membuat Meilin langsung menutup pintunya dan kan pergi untuk buk berganti pakaian karena seorang wanita yang memakai pakaian tidur sangatlah tidak pantas menemui siapapun.
Beberapa saat kemudian..
"Maaf Tuan, tunggu sebentar. sebaiknya Tuan tunggu sebentar! aku akan cuci muka dahulu!" seru Meilin yang kemudian berlari untuk mencuci mukanya.
"Kenapa pria tua itu harus kemari sekarang." gerutu Meilin saat dia mencuci mukanya. dia benar-benar tidak akan berpikir kalau pria bangsawan itu akan menemuinya kembali, berarti kejadian kemarin bukanlah mimpi belaka. berarti kertas yang ada di atas meja itu benar-benar sebuah perjanjian dirinya sebagai pelayan dari seorang bangsawan.
5 menit kemudian...
Meilin telah keluar dari kamar mandinya dan sudah mencuci mukanya. sesaat kemudian gadis itu mempersilahkan bangsawan itu untuk masuk ke rumahnya.
"Silahkan masuk Tuan." ucap Meilin yang mempersilahkan pria itu untuk masuk. hari ini pria bangsawan itu tidak membawa prajurit seperti kemarin hari ini dia hanya membawa dua pengawalnya.
Terlihat Meilin terus memikirkan mengenai apa yang dikatakan oleh pria bangsawan itu, apa yang harus dia lakukan dan bagaimana nasibnya nanti. sorot mata pria bangsawan itu menatap Meilin, gadis muda berparas cantik dan kata-katanya sedikit kasar.
"Apakah seorang wanita kelakuannya harus seperti ini? sudah siang bolong masih tidur terlelap." sindir pria bangsawan kepada Meilin.
Kata-kata yang keluar dari mulut bangsawan membuat mail ini benar-benar sangat malu Bahkan dia dikatain seperti itu.
"Sudahlah Tuan, kami ini orang miskin yang harus bekerja dengan memeras keringat. enak Tuan kerjaannya hanya jalan-jalan saja, sedangkan kami...," gerutu Meilin yang berkata dengan seenak jidatnya. Gadis itu tidak memikirkan Siapa yang ada di depannya sehingga dia dengan begitu santainya mengatakan kata-kata seperti itu kepada salah satu penguasa di kerajaan Guang.
"Ternyata sikapmu sangat berbeda dengan kemarin." ucap pria tua kepada Meilin.
"Kemarin saya sangat kaget Tuan dengan surat yang saya terima, bagaimana Tidak, saya tiba-tiba mendapatkan surat penyegelan rumah dan diminta untuk melunasi hutang-hutang setinggi gunung, berjalan ke gunung saja sudah capek apalagi melunasinya." jawab Meilin yang membuat pria berpakaian bangsawan itu tampak ingin tertawa, namun di tahan karena tidak ingin terlihat seperti orang bodoh.
"Namaku adalah Guan, siapa namamu?" tanya pria setengah baya itu kepada Meilin.
"Nama panjang atau pendek, paman?" tanya meilin balik. kata-kata yang keluar dari mulut Meilin membuat pria tua itu nampak sedikit kesal.
"Siapa nama kepanjangan mu?" tanya paman Guan.
"Nama saya adalah Meilin." jawab Meilin yang kemudian menatap pria yang ada dihadapannya.
"Kalau begitu siapa nama panjangmu?" tanya Paman Guan kepada Meilin.
"Nama pendek saya Meilin." jawab Meilin sembari tersenyum kepada Paman Guan.
"Nama panjangmu Meilin, nama pendek mu Meilin. lalu Mengapa aku kau menyuruhku untuk bertanya siapa nama panjangmu dan siapa nama pendek mu." ucap Paman Guan yang terlihat sedikit kesal dengan gadis muda yang ada di hadapannya itu. pria tua itu berpikir kalau Gadis itu akan mampu membuat sang kaisar bertekuk lutut.
"Oh ya Paman boleh bertanya tidak?" tanya Meilin.
"Ada apa." jawab Paman Guan.
"Paman, apakah Paman kepanasan. masa masuk ke rumahku masih memakai topi?" tanya Meilin yang membuat pria setengah baya itu nampak ingin sedikit marah.
"Kalau iya kenapa." Jawab Paman Guan.
"Ya enggak gitu..,masak pagi buta seperti ini tidak ada sinar matahari Paman memakai topi, apa lagi masuk ke rumahku." ucap Meilin yang membuat pria setengah baya itu tidak mampu untuk berdebat lagi.
"Kelihatannya wanita ini akan bisa membeku keangkuhan sang kaisar." guman Paman Guan dalam hati.
"Lalu apa yang Paman lakukan di pagi buta seperti ini?" tanya Meilin kepada pria tua itu.
"Tentu aku akan menagih janjimu kepada ku!" seru pria tua itu kepada Meilin.
"Aku akan menerima perjanjian itu, Paman. tapi apa syarat-syarat yang harus aku lakukan dan tidak boleh aku lakukan?" tanya Meilin kepada pria tua itu.
Beberapa saat kemudian akhirnya Paman Guan menceritakan semua syarat-syarat dan apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh, nampak Meilin mengangguk dan menyetujui permintaan pria setengah tua. Meilin belum mengetahui apa yang menunggunya, Gadis itu nampak begitu bersemangat karena hutang hutangnya akan segera lunas.
Entah apa yang akan terjadi, namun tekad gadis muda itu benar-benar sangat luar biasa. dia tidak mau masuk penjara karena kesalahan orang tuanya, hutang yang tidak diketahui ke mana rimbanya dan untuk apa.
"Toh aku cuma jadi perawat orang sakit saja kan, tidak ada jeleknya. apalagi aku yakin kamu dari Paman ini adalah pria tua yang sudah tidak bisa melakukan apa." guman Meilin dalam hati.
Setelah dia menyetujui perjanjian itu, kemudian pria tua itu mengajak Meilin untuk pindah ke rumah majikannya. Ling bi yang mendengar percakapan mereka berdua terlihat Gadis itu juga memberikan semangat kepada sahabatnya, agar dia tidak terus-menerus dikejar hutang bahkan harus masuk penjara karena sesuatu yang tidak dia ketahui.
"Tapi kan aku setiap hari bisa berangkat dari rumah paman, kenapa aku harus pindah ke sana?" tanya Meilin kepada Paman Guan.
"Apakah kau tidak membaca isi surat perjanjian itu?" tanya Paman Guan kepada Meilin.
"Sebaiknya kau setujui saja Meilin, aku akan menjaga rumah ini. lagian aku juga tidak betah tinggal di rumah bibiku." ucap Ling bi.
Setelah mendengar kata-kata dari sahabatnya itu terlihat melin terus memikirkan mengenai dirinya mungkin para dewa menunjukkan jalan ini agar dia tidak dipenjara. Meilin setuju untuk pindah kekediaman pria tua itu.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Black Rose
- Mommy
- Mantan terindah
- Suami keduaku cinta pertamaku
- Dewa perang dan Ratu sihir
- Permaisuri sang kaisar
- ijinkan aku bahagia bersamamu
- jangan sakiti aku
- pembalasan dendam Dahlia
- Permaisuri kesayangan kaisar
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!