Siang itu, seorang profesor arkeolog bernama Gerland berusia 65 tahun sedang fokus meneliti sebuah kerangka manusia yang dia temukan di Hutan terlarang di daerah Dole City. Dia membawa kerangka manusia itu ke tenda yang dia dirikan bersama anak buahnya tidak jauh dari kerangka manusia itu ditemukan.
Dia adalah seorang profesor gila yang tidak melakukan apapun selain memburu dan meneliti sejarah tentang ras manusia serigala dan ras vampir yang berasal dari planet Mars yang tinggal di bumi demi menguasai kehidupan di bumi yang sudah terjadi selama 8.000 tahun yang lalu.
Dia sangat terobsesi dengan sejarah tersebut, sehingga teman kerjanya sesama profesor menganggap rendah dirinya yang tidak memiliki ilmu pengetahuan apapun selain omong kosongnya itu. Semua orang tidak ada yang menyukai kegilaannya itu dan memandangnya dengan rendah.
Hingga suatu hari dia melakukan penelitian di daerah Dole City dan menemukan sebuah kerangka yang hampir mirip dengan ras manusia, namun terlihat aneh dengan bentuk kepala tengkorak terutama di bagian gigi dan bentuk pipinya yang sedikit memanjang.
Dia percaya meskipun kerangka ini memiliki bentuk seperti ras manusia yang belum berevolusi, namun dia membuat praduga bahwa ini berbeda dengan kerangka ras manusia. Dia sudah meneliti hasil temuan itu selama 3 bulan, namun dia belum menemukan hasil yang tepat mengenai kerangka itu.
Braak..
Bunyi pecahan gelas yang terjatuh.
"Sial, sudah 3 bulan kenapa aku belum menemukan hasil apapun. Berengsek." ucap Profesor kembali membanting barang-barang di sekitarnya dengan kasar dan penuh kemarahan.
Dia mencoba untuk menenangkan diri beberapa menit dan kembali meneliti kerangka itu. Dia terus berusaha tanpa lelah dan penuh ambisi terhadap objek penelitiannya. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah tanda kecil di bagian leher kerangka itu, tanda kecil berbentuk seperti ukiran bunga mawar berwarna hitam yang sudah terukir di tengkorak itu. Dia mencoba untuk mengecek tanda itu, saat dia menyentuh tanda itu, tiba-tiba keluar cahaya hitam dan dipenuhi dengan kabut gelap, kabut itu mengelilingi seluruh tubuhnya dan seakan bergerak mengikat tubuhnya dengan erat hingga membuat dia kesulitan untuk bernapas.
Dia terus memberontak, mencoba sekuat tenaga berusaha melepaskan tali kabut itu, namun semakin dia ingin melepaskannya semakin dia terikat kencang oleh kabut itu. Pantang menyerah untuk tetap melepaskan diri dari kondisi di luar kendalinya, membuat tubuhnya semakin lemah dan akhirnya tak sadarkan diri. Terasa cukup lama tak sadarkan diri, akhirnya dia tersadar dan mencoba membuka matanya secara perlahan. Saat kedua matanya sudah terbuka secara sempurna, dia sangat terkejut melihat kondisi di sekelilingnya. Dia terkejut dan bingung, apa yang sedang terjadi padanya? Dia merasakan kejanggalan dan terus menggerakkan kedua bola matanya untuk melihat sekelilingnya, sampai akhirnya dia sadar bahwa saat ini dia sedang berada di sebuah dunia asing. Dunia yang belum pernah dikunjungi dan ketahui.
Dia sedang terbaring di sebuah peti mati yang terbuka, dia melihat ke arah langit dan dia merasa bahwa dirinya sedang berada di sebuah hutan yang sangat gelap, dia hanya melihat di atas sana terdapat sinar bulan berwarna merah darah yang terlihat sangat besar dan di sekelilingnya terdapat banyak pohon trembesi yang menjulang tinggi, besar dan terlihat sangat menyeramkan. Bahkan di hutan itu terdengar suara lolongan serigala yang saling bersahutan satu sama lain dengan suara yang sangat menyeramkan namun juga terasa sangat menyedihkan seperti sedang berduka. Suara lolongan serigala itu membuat hutan sunyi itu terasa semakin menakutkan. Hutan itu sangat sunyi, hingga dia bahkan bisa mendengar suara detakan jantungnya sendiri yang sedang ketakutan.
"Dimana ini? mengapa tempat ini sangat menakutkan?" ucap profesor yang masih kebingungan dan penuh kecemasan sambil mengetuk-ngetuk peti mati itu. Tangannya terus bergetar dan detak jantungnya terus berdetak kencang, seakan semua itu sulit untuk dikendalikan oleh otaknya. Dia berusaha untuk tetap tenang dan mencoba untuk mengendalikan dirinya. Dengan mengumpulkan banyak keberanian dalam dirinya, dia terus berusaha mengetuk-ngetuk peti mati itu, agar dia bisa keluar secepat mungkin dari peti mati itu.
Mendengar sebuah suara gaduh yang terdengar dari peti mati itu, semua orang terkejut dan menghentikan lolongannya. Seorang pria mencoba menengok ke dalam peti mati itu dan terkejut melihat pria di dalamnya hidup kembali. Kedua bola matanya membesar dan seakan seperti akan keluar dari kelopak matanya, saat menyaksikan orang di dalamnya sedang bergerak. Dia menepuk pipinya, ingin memastikan bahwa semua yang dilihatnya adalah sebuah hal nyata.
"Aduh, sakit." ucap pria itu saat menampar pipinya sendiri dengan keras. Setelah memastikan bahwa semua itu bukanlah mimpi atau halusinasinya, dia langsung tersenyum bahagia dan berlompat-lompatan.
"Pangeran hidup. Pangeran hidup kembali. Kalian dengarlah, pangeran kita hidup kembali." teriak pria itu dengan kencang memberitahukan ke semua orang yang berada di sana.
"Pangeran apakah dirimu hidup kembali?" ucap pria muda yang lain menyapanya di atas peti mati.
"Siapa kamu? jangan menyentuhku." ucap profesor yang ketakutan karena melihat sosok manusia serigala di depannya. Sosok manusia serigala yang selama ini dia teliti dengan penuh obsesi kegilaan.
Pria muda itu sangat sedih, saat mendengar respon profesor yang masih terkejut dengan semua keadaan ini. Namun pria muda itu tetap berusaha untuk membantu pangeran ke luar dari peti mati itu dan membantu menopang tubuhnya yang sangat lemah.
"Siapa kamu? jangan sakiti aku." tanya profesor dengan tubuh yang lemah melihat pria muda itu sedang membantu menopang tubuhnya.
"Tolong, jangan sakiti aku. Aku tidak tahu mengapa aku berada disini? Jadi tolong kasihanilah aku." ucap profesor dengan penuh kelemahan dan ketakutan.
"Hamba Gerry pangeran, hamba sahabatmu sekaligus tangan kananmu." ucap Gerry dengan wajah bahagia, saat melihatnya yang hidup kembali.
Dia semakin bingung dan ketakutan, dia terus berpikir keras dan mencoba untuk menenangkan pikirannya. Dia menatap pria muda itu dan mencoba mengingatnya. Namun semua sia-sia. Walaupun saat ini profesor sedang berada di dalam tubuh pangeran, namun dia tidak memiliki ingatan pangeran itu.
"Katakan siapa namaku?" tanya profesor mencoba meyakinkan hasil praduganya.
"Pangeran adalah keturunan dari raja Felix Night Wolf, ras manusia serigala terhebat dan terkuat di piramida ras manusia serigala. Pangeran bernama Erlan Night Wolf, pangeran meninggal saat berusia 20 tahun. Apakah pangeran lupa dengan diri sendiri?" tanya Gerry semakin bingung.
"Erlan? Felix? ras manusia serigala? kenapa semua ini terasa tidak asing?" ucap profesor bergerak ke kanan ke kiri sambil memegang keningnya berpikir dengan keras.
"Pangeran apakah kematianmu telah membuat ingatanmu juga ikut mati?" tanya Gerry yang sangat cemas sambil memegang kening pangeran.
Profesor hanya terdiam kaku dan melamun. Dia masih tidak memahami apa yang telah terjadi padanya. Dia terus berpikir keras, terus mencari benang merah dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Tubuhnya bergetar penuh kecemasan, matanya terus bergerak kanan kiri penuh kebingungan. Dia terus berpikir, tanpa terasa sudah lebih dari lima belas menit, dia berada dalam lamunannya. Hingga akhirnya dia berada pada titik temu, dia mengingat sesuatu, yang membuat dia mengerti apa yang sedang terjadi saat ini.
"Apa? Erlan?" ucap profesor dalam hati yang terkejut saat mengingat nama itu.
"Bukankah dia seorang pangeran serigala yang sangat jahat, kejam, dan mempunyai banyak istri? Ah, kenapa aku harus masuk ke dalam tubuhnya yang mempunyai banyak musuh ini?" ucap profesor cemas dan terkejut.
"Sial, ternyata di dunia ini pun, aku menjadi sosok yang tidak diinginkan semua orang. Hah, pasti semua orang tetap akan memandang sebelah mata padaku." ucap profesor dalam hatinya dengan penuh kekecewaan.
Gerry sangat bingung, dia terus memandangi wajah pangeran itu. Dia merasakan keanehan dalam diri pangeran. Dia bingung dengan perilaku pangeran.
"Gerry, bawa aku kembali. Tubuhku sangat lemah dan tenggorokanku sangat haus." ucap pangeran dengan pelan.
Dengan cekatan, Gerry membawa kembali pangeran ke dalam istana ras serigala beserta anak buahnya yang lain. Gerry membawa pangeran dengan hati-hati, dia tidak ingin tubuh pangeran yang lemah semakin terluka. Dia sangat paham, bahwa pangeran membutuhkan tempat yang nyaman untuk beristirahat setelah bangun dari kematiannya.
Semua ras manusia serigala itu akhirnya kembali ke istana di daerah Angel Rest City. Mereka sangat bahagia bahwa pangerannya bisa hidup kembali dan akan membantu mereka membalaskan dendam kepada semua ras manusia yang sangat keji, yang sudah membunuh hampir seluruh ras mereka dan juga ingin membantai seluruh ras vampir yang telah merebut kekuasaan mereka di dunia ini.
Saat sampai di sana, dia melihat ada lima wanita muda yang kecantikannya tidak perlu diragukan lagi. Kelima wanita itu, tidak lain adalah para istri pangeran yang sedang bersedih. Dia juga melihat puluhan ras manusia serigala anak-anak yang memiliki luka parah akibat pembantaian ras vampir dan ras manusia. Melihat kondisi yang sangat memilukan itu, membuat otaknya dipenuhi dengan amarah. Seakan dia bisa memahami ketakutan dan kesedihan mereka. Dimana mereka harus merasakan ketakutan, penindasan dan kesedihan yang mendalam.
"Pangeran anda hidup kembali?" ucap para wanita muda itu yang terkejut dan tersenyum bahagia. Tanpa keraguan, kelima wanita muda itu langsung menghampiri pangeran dan memeluknya dengan penuh harapan.
"Siapa mereka?" tanya pangeran penasaran.
"Mereka para istrimu pangeran. Istrimu tinggal lima orang saja, sisanya telah dibunuh saat pembantaian terjadi. Merekalah yang masih bertahan disini" ucap Gerry sedih.
"Bagaimana dengan ayahku?" tanya pangeran singkat.
"Raja Felix telah mati saat pembataian itu. Tubuh raja secara brutal ditusuk oleh pedang dan dibakar oleh ras manusia. Raja Felix berusaha sekuat tenaga sampai akhir nyawanya untuk melindungi ras manusia serigala sedangkan ratu Dwyne Night Wolf masih terbaring kritis karena digigit oleh ras vampir. Darah kehidupannya telah dihisap oleh ras vampir, hingga membuat ratu tidak bisa hidup ataupun mati. Dia sangat menderita dengan kondisinya seperti ini." ucap Gerry penuh kemarahan dan emosi yang mendidih. Tubuhnya gemetar saat menceritakan semua itu kepada pangeran.
"Bawa aku ke ratu Dwyne" perintah Erlan singkat.
Gerry membawanya ke dalam sebuah ruangan kecil dan tersembunyi. Ruangan itu dijaga ketat oleh para penjaga ras manusia serigala. Dia masuk ke dalam ruangan itu dan melihat ratu dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Tubuhnya sangat kurus dan kulitnya menghitam. Tubuh sang ratu disimpan dalam sebuah peti mati emas yang dikelilingi oleh bongkahan es yang bisa mengawetkan tubuhnya. Amarahnya semakin memuncak dan tanpa sadar tangan pangeran membuat bongkahan es itu retak. Semua orang melihat amarah pangeran, amarah yang dikeluarkan oleh pangeran membuat semua orang sangat bahagia. Amarah itu seakan menjadi secercah harapan bagi ras manusia serigala untuk bangkit kembali dan membalaskan semua dendam mereka kepada ras manusia dan ras vampir.
"Ibu, tenang saja. Aku akan menyembuhkanmu kembali dan percayalah bahwa aku akan berusaha untuk mengembalikan kejayaan ras manusia serigala. Aku tidak akan mati sebelum aku bisa berada di piramida teratas untuk menguasai dunia ini. Aku bersumpah atas nama ayah dan ibu, aku tidak akan berhenti sebelum dendam dan ambisiku berada di bawah kendaliku." ucap pangeran dengan rasa dendam yang sangat membara.
Tiba-tiba saja semua kenangan yang pernah dialami oleh Erlan terlihat jelas di bawah alam sadar profesor. Dia sangat terkejut dengan penyebab kematian Erlan. Hati profesor sangat marah, dia sangat mencintai sejarah ras manusia serigala dan dia merasa harus membangkitkan ras manusia serigala dari kepunahan. Dia memiliki obsesi yang sangat besar terhadap kebangkitan ras manusia serigala dan dengan kenangan yang dimiliki oleh Erlan, dia akan melakukan segala cara untuk membantai semua ras manusia dan ras vampir serta menguasai mereka untuk tunduk di bawah kaki ras manusia serigala.
Profesor Gerland berpikir bahwa impiannya selama ini ada di dunia ini, dia bisa melakukan penelitian, dia bisa membuktikan semua teori yang sudah dia teliti selama puluhan tahun, dan bahkan dia bisa menguasai dunia ini dan membuat semua orang tunduk padanya. Dia bisa menjadi raja dari segala raja, dia ingin membalaskan semua penghinaan, penindasan, penderitaan bahkan kebodohan yang selama ini dia rasakan.
Dia berpikir bahwa dia harus bisa bertahan hidup disini dan melakukan segala cara untuk dirinya sendiri. Kini sisi jahat profesor telah menyatu dengan sisi jahat pangeran Erlan. Senyum jahat diperlihatkan dari wajah pangeran Erlan. Seakan sisi baik di dalam hatinya sudah sirna dan terkubur bersama masa lalunya. Kini hanya ada ambisi dan dendam yang sudah mendarah daging. Tidak ada lagi kebaikan dan tidak ada lagi rasa kasihan. Semua sudah diputuskan dan tidak akan berakhir sebelum semuanya didapatkan. Kematian yang bisa menghentikan semua ini.
"Aku akan menjadi penguasa dunia ini dan tidak ada satu pun yang akan mampu untuk menghalangiku. Bahkan kematian sekalipun. Aku adalah raja dari segala raja, akulah sang penguasa dunia ini." ucap pangeran Erlan dalam hatinya.
"Pangeran, apa yang akan kita lakukan sekarang?" ucap Gerry penasaran.
"Apakah kita tetap bertahan di istana ini?" tanya Gerry singkat.
"Bunuh dan habisi semua keturunan mereka." ucap pangeran singkat dengan wajah penuh kekejaman.
...~Bersambung~...
...********...
Aku akan menjadi penguasa dunia ini dan tidak ada satu pun yang akan mampu untuk menghalangiku. Bahkan kematian sekalipun. Aku adalah raja penguasa dunia ini." ucap pangeran dalam hatinya.
"Pangeran, apa yang akan kita lakukan sekarang?" ucap Gerry penasaran.
"Apakah kita tetap bertahan di istana ini?" tanya Gerry singkat.
"Bantai mereka semua." ucap pangeran singkat dengan wajah penuh kekejaman.
Mendengar suara lantang dari pangeran, Gerry dan semua anak buah ras manusia serigala yang berada di istana itu berseru dengan gembira, mereka semua tidak sabar untuk memburu dan membantai semua ras manusia dan ras vampir yang sudah menghancurkan ras mereka. Mereka tidak akan membiarkan kekejaman ras tersebut terus menghantui ras manusia serigala. Karena sejak nenek moyang menemukan wilayah ini, kekuasaan sudah berada di tangan ras manusia serigala.
Tubuh pangeran masih lemah dan wajahnya masih pucat seperti mayat. Melihat tubuh pangeran yang semakin lemah, membuat Gerry menjadi cemas. Dengan cekatan Gerry menyentuh kembali kening pangeran dan merasakan tubuh pangeran yang semakin panas.
"Pangeran sebaiknya anda beristirahat, anda pasti sangat lelah setelah bangkit dari kematian. Biarkan aku membantumu." ucap Gerry dan membawa pangeran menuju kamar pribadinya.
"Gerry, tubuhku sangat lemah. Aku sangat haus dan lapar. Bawakan aku daging segar yang masih memiliki darah segar di dalamnya. Aku sangat ingin menghilangkan rasa dahaga dan lapar ini. Dan jangan lupa siapkan selimut wol agar aku bisa tidur dengan hangat dan nyaman." ucap pangeran pelan.
Sesuai dengan keinginan pangeran, dengan cekatan Gerry membawakannya seekor rusa betina yang sangat gemuk dan segar.
"Lihatlah pangeran makananmu ada disini." ucap Gerry singkat
Pangeran menoleh ke arah makanan itu, dan ternyata Gerry membawakannya seekor rusa, Rusa yang gemuk dan segar itu membuat rasa lapar dan dahaganya semakin kuat, tanpa basa-basi pangeran langsung mengambil rusa itu dan menyantap rusa itu dengan lahap dan tanpa sisa. Dia makan dengan sangat lahap.
"Bawakan lagi." ucap perintah pangeran sambil membuang sisa tulang belulang daging rusa yang sudah habis disantapnya.
Ternyata seekor rusa saja tidak cukup baginya. Mungkin setelah bangkit dari kematian, membuat tubuhnya banyak kehilangan cadangan lemak. Gerry kembali membawakannya seekor domba betina yang sangat gemuk dan segar, bahkan tubuhnya lebih besar dari rusa itu. Melihat makanan keduanya sudah datang, dengan cepat dia langsung mengambil domba gemuk dan segar itu. Tanpa ragu dia menggigit, merobek dan mengunyah daging domba itu dengan lahap dan tanpa sisa, seakan dia belum makan selama sebulan. Dia sangat menikmati makanan itu.
"Hm, daging ini sangat lezat dan darahnya sangat segar. Sekarang energi dalam tubuhku sudah kembali." ucap pangeran dengan wajah gembira.
Dua ekor hewan itu benar-benar habis disantap oleh pangeran tanpa sisa. Daging hewan itu telah menghilangkan rasa laparnya dan darah segar hewan itu pun juga telah menghilangkan rasa dahaganya. Makanan itu benar-benar telah memulihkan tubuh pangeran yang lemah. Dan bahkan makanannya itu membuat libido pangeran memuncak. Gairah dan hasrat nafsunya semakin tak terkendali.
"Gerry, panggil kelima istriku untuk melayaniku di ranjang. Aku ingin menghabiskan malam ini bersama mereka." ucap pangeran dengan pikiran yang penuh nafsu.
Malam itu, pangeran tidur bersama kelima istrinya, dia meluapkan semua energi dan hasratnya. Dia sangat kuat dan birahinya sangat tinggi. Dia dapat memberikan kepuasan kepada kelima istrinya hanya dalam satu malam. Kelima istrinya sangat puas dengan kejantanan pangeran. Tak dapat dipungkiri, meskipun pangeran terkenal dengan kekejamannya di medan perang, namun dia juga terkenal dengan kekuatannya dalam memuaskan semua istri-istrinya di ranjang. Semalaman mereka bersenang-senang dan berusaha melupakan rasa dendam untuk sesaat.
Tok.. Tok.. Tok..
"Pangeran anda sudah bangun?" ucap Gerry sambil mengetuk pintu kamar itu.
"Hm, ada apa? kenapa kau menganggu tidurku?" teriak pangeran dari dalam kamarnya.
"Maafkan hamba pangeran, ada hal penting yang ingin hamba sampaikan." ucap Gerry singkat.
"Hal penting apa? Jangan ganggu tidurku." ucap pangeran sambil melemparkan pedangnya ke arah pintu.
"Maafkan aku pangeran, namun ratu Dwyne sudah siuman, kini ratu ingin menemui anda." ucap Gerry dengan cemas.
"Baiklah. Katakan pada ratu aku akan menemuinya." ucap pangeran dan langsung berdiri bersiap-siap bertemu ratu dan meninggalkan kelima istrinya di kamarnya.
"Kalian tetap disini." ucap pangeran kepada kelima istrinya.
Lima belas menit kemudian, pangeran berjalan menuju ke kamar ratu Dwyne. Dia menghampiri ratu yang masih terbaring lemah di ranjangnya.
"Salam ibu ratu, maaf hamba terlambat." ucap pangeran lembut.
"Kau sudah datang anakku, bagaimana kabarmu?" tanya ratu Dwyne sambil melirik ke arah pangeran.
"Hamba baik-baik saja. Jangan khawatir tentang hamba." ucap pangeran tersenyum.
"Aku berharap kamu selalu bahagia." ucap ratu Dwyne sambil menyentuh lembut kepala pangeran.
"Aku harap ibu juga baik-baik saja." ucap pangeran singkat.
"Anakku pangeran Erlan, aku sangat bahagia mendengar kebangkitan dirimu dari kematian. Aku mengira bahwa kamu akan meninggalkanku disini sendirian sama seperti ayahmu. Aku sangat putus asa, saat melihat ayahmu dan dirimu mati oleh mereka. Aku sangat sedih saat mengingat semua itu." ucap ratu Dwyne dengan penuh kesedihan.
"Aku disini ibu." ucap pangeran lembut sambil mengusap air mata ratu Dwyne yang berlinang dipipinya.
"Namun aku tetap bahagia melihatmu sekarang, meskipun saat ini kondisimu sedang lemah. Aku paham bahwa kemampuan kamu berbeda dengan yang dulu karena kekuatanmu yang telah tersegel, aku tahu bahwa kekuatanmu tidak akan bisa membalaskan dendam ras kita." ucap ratu Dwyne dengan lemah dan sedih.
"Uhuk." ratu Dwyne terbatuk dan mengeluarkan darah hitam dari mulutnya.
"Aku tahu bahwa tubuhku sudah sangat lemah dan virus vampir dalam darahku sudah mulai mengalir. Aku tidak bisa menemanimu hingga akhir." ucap ratu Dwyne dengan kesedihan yang mendalam.
"Kamu akan baik-baik saja ibu, percayalah padaku." ucap pangeran dengan wajah penuh kesedihan.
"Jangan menangis, jangan buat dirimu menjadi lemah di depan rasmu sendiri dan ras musuh. Buat mereka takut akan kekuatanmu dan kekejaman dirimu. Jangan tunjukkan kelemahanmu. Perlihatkan bahwa kamu masih seperti yang dulu, kamu masih hebat dan mampu untuk melindungi ras manusia serigala" ucap ratu Dwyne yang semakin melemah.
Pangeran semakin cemas dan memegang kedua tangan ibunya dengan lembut. Dia melihat ibunya semakin melemah, namun dia tidak bisa melakukan apapun. Sekali lagi dia harus kehilangan orang yang mencintai dirinya. Dunia ini memang benar-benar tidak adil. Dunia ini tidak ingin memberikan kesempatan kepadanya untuk merasakan kebahagiaan bersama orang-orang yang mencintainya.
"Pangeran, ini ada sebuah kalung dengan liontin batu emerald merah. Pakailah dan jangan pernah lepaskan kalung itu apapun yang terjadi padamu." ucap ratu Dwyne sambil menyerahkan kalung itu.
"Dan ada satu rahasia yang hanya diketahui oleh para raja dan ratu ras manusia serigala." ucap ratu Dwyne dengan tenang.
"Rahasia apa itu ibu?" tanya pangeran penasaran.
"Rahasia tentang misteri bunga mawar hitam." ucap ratu Dwyne yang berbicara semakin pelan.
"Misteri bunga mawar hitam?" tanya pangeran yang semakin bingung.
"Carilah makam raja Bethel Night Wolf. Dia adalah kakek buyut dari ayahmu, raja Felix Night Wolf. Di dalam makam itu ada sebuah buku kuno tentang misteri mawar hitam yang dapat membantumu. Carilah dan dapatkan buku kuno itu. Tetapi kamu harus hati-hati dalam melangkah saat berada di makam itu." ucap ratu Dwyne yang semakin melemah dan akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
"Ibu.. Ibu.." panggil pangeran penuh kesedihan dan menitikkan air matanya.
Tanpa informasi yang lengkap dan tanpa petunjuk yang pasti. Dia masih belum memahami perintah sang ratu. Sehingga dia sendirilah yang harus mencari tahu dan memastikan semua keinginan sang ratu di napas terakhirnya.
Dia sangat sedih dengan kematian ibunya. Dia sangat marah, karena mereka semua, karena ras manusia dan ras vampirlah, akhirnya dia kehilangan ayah dan ibunya. Peristiwa pembataian yang kejam dan mengerikan itu membuat darahnya mendidih dan hatinya penuh luka yang tergores parah, membuat dia ingin segera membalas luka ini dan membunuh semua ras yang telah membantai mereka. Tidak ada satupun yang akan luput dari rasa dendamnya. Semua sudah terlambat, amarah sudah memuncak di hatinya.
Kematian ibunya membuat kabut di hatinya semakin hitam sehingga mempengaruhi perangainya menjadi pangeran yang kejam, jahat, dingin, dan tanpa hati. Hatinya hanya dipenuhi kekuasaan dan dendam.
"Aku pasti akan membunuh mereka semua ibu, aku akan membunuh mereka semua dengan kejam." ucap janji pangeran dalam hati di depan jenazah ratu Dwyne.
"Pangeran, ratu Dwyne siap dikremasi." ucap Gerry sambil memegang obor diberikan kepada pangeran.
Pangeran menerima obor itu dan melemparkan ke peti mati tempat ratu Dwyne dibaringkan. Api mulai membesar dan membakar seluruh tubuh ratu hingga menjadi debu. Semua kenangan yang menyenangkan dan menyedihkan melebur menjadi satu dalam api yang membara itu.
Setelah semua terbakar tanpa sisa, kemudian debu yang sudah dipisahkan disimpan dalam sebuah guci khusus dan ditempatkan di dalam peti mati bersama debu raja Felix. Kedua orang tuanya sudah tidur tenang di dalam peti mati yang terbuat dari emas murni itu.
"Ayah, ibu, aku berjanji akan mencari rahasia Mawar hitam itu dan aku akan berusaha untuk membuka segel kekuatanku." ucap pangeran dengan wajah penuh kesedihan.
"Aku akan menjadi kuat dan membalaskan dendam ras kita." ucap pangeran dan menitikkan air mata terakhirnya.
Saat itu pangeran telah berjanji akan melepaskan kelemahannya dan berusaha bertahan hidup untuk menjadi kuat. Biarkan kecerdasan otak profesor dan kekuatan tubuh pangeran bersatu dan membuat dunia ini tunduk kepada mereka. Tidak akan ada yang tahu, siapa pemilik jiwa dalam tubuh ini sebenarnya. Profesor sudah gelap mata dan dalam pikirannya hanya ada keinginan untuk menjadi kuat dan tak tertandingi.
"Gerry, siapkan keperluan kita. Kita akan keliling dunia mencari makam raja Bethel Night Wolf. Kita akan berusaha untuk mendapatkan kekuatan sihir bunga mawar hitam itu." ucap pangeran tegas dan menampakkan wajah dinginnya.
Pangeran Erlan bersama dengan tangan kanannya Gerry pergi meninggalkan istana Angel Rest City untuk mencari misteri bunga mawar hitam.
Kelima istrinya dan semua ras manusia serigala memberikan penghormatan terakhir untuk pangeran. Mereka semua berharap pangeran akan mendapatkan keinginannya dan mewujudkan harapan rasnya untuk membalas dendam atas kekejaman ras manusia dan ras vampir.
"Hati-hati pangeran." ucap kelima istrinya dengan kompak dan menitikkan air mata kesedihan.
"Jaga semua ras terakhir kita." ucap pangeran kepada kelima istrinya.
"Pangeran, aku harap kamu bisa kembali secara utuh." ucap salah satu istrinya.
"Aku dan calon anak kita akan tetap disini menunggumu. Kita akan berusaha untuk tetap baik-baik saja." ucap salah satu istrinya yang lain.
Pangeran hanya tersenyum kepada kelima istrinya dan menyentuh dengan lembut calon anaknya. Pangeran sudah berjanji hanya akan menampakkan kekuatannya bukan kelemahannya. Mungkin dalam hatinya dia sedang menangis, harus merelakan menjauh dari istri-istrinya dan calon anaknya, yang bisa jadi mereka semua akan menjadi kelemahan sang pangeran nanti.
Hari itu menjadi hari terakhir dia bersama dengan rasnya. Meskipun pangeran sangat dingin dan kejam, namun dia tetaplah seorang pangeran yang ingin melindungi rakyatnya. Dia tidak ingin kehilangan rasnya lagi dan dia tidak ingin ada pembataian rasnya lagi. Sudah cukup yang terjadi di masa lalu. Dia akan berjuang demi kebangkitan rasnya dan kemenangan rasnya. Tidak peduli tantangan apa yang ada di depannya nanti, dia yakin dan penuh rasa percaya diri bahwa dia akan mengerahkan semua kekuatannya dan melakukan segalanya dengan baik. Semua akan berada di dalam kendalinya. Semuanya tidak akan menjadi sia-sia dan mengecewakan rasnya.
Dia percayakan keselamatan rasnya di Angel Rest City di bawah pengawasan sepupunya Vancent. Dia menitipkan semuanya di bawah kekuatan Vancent.
"Aku percayakan mereka semua kepadamu." ucap pangeran dengan tenang.
"Pangeran, apakah kau percaya dengan kesetiaan tuan Vancent?" tanya Gerry cemas.
"Hm, untuk saat ini aku sangat membutuhkan kekuatannya untuk menjaga ras kita. Biarkan saja dia melakukan apapun yang dia inginkan. Setelah aku mendapatkan kekuatanku, akan aku ambil hakku." ucap pangeran pelan.
"Hamba paham pangeran." ucap Gerry singkat.
Semua ras manusia serigala tetap berdiri di depan istana, mengantarkan sang pangeran yang mulai menjauh dari mereka. Semua harapan diserahkan kepada pangeran. Mereka berharap pangeran akan baik-baik saja dan bisa mendapatkan semuanya sesuai harapan.
Keduanya mulai berjalan menjauhi istana untuk memulai petualangan mereka. Mereka mulai meninggalkan istana. Secara perlahan, istana mulai tidak terlihat, menandakan keduanya telah berjalan cukup jauh dari istana.
"Pangeran kita harus pergi ke arah mana?" tanya Gerry bingung saat melihat dua arah jalan.
"Hm, pergilah ke arah barat. Disanalah tempat makam raja Bethel Night Wolf dimakamkan." ucap pangeran singkat.
Akhirnya keduanya bergerak ke arah barat menaiki kuda mereka. Mulai saat ini, mereka akan terus berjalan tanpa henti dan menghadapi semua rintangan yang ada di hadapannya demi mendapatkan informasi tentang misteri bunga mawar hitam.
"Bersiaplah ras manusia dan ras vampir. Aku datang..!" ucap pangeran.
...~Bersambung~...
...*****...
"Kegelapan adalah ekspresi hati yang terluka."
(By:Fanisa/xiaochan520).
Keduanya mulai berjalan menjauhi istana untuk memulai petualangan mereka. Mereka mulai meninggalkan istana. Secara perlahan, istana mulai tidak terlihat, menandakan keduanya telah berjalan cukup jauh dari istana.
"Pangeran kita harus pergi ke arah mana?" tanya Gerry bingung saat melihat dua arah jalan.
"Hm, pergilah ke arah barat. Disanalah tempat makam raja Bethel Night Wolf dimakamkan." ucap pangeran singkat.
Akhirnya keduanya bergerak ke arah barat menaiki kuda mereka. Mulai saat ini, mereka akan terus berjalan tanpa henti dan menghadapi semua rintangan yang ada di hadapannya demi mendapatkan informasi tentang misteri bunga mawar hitam.
"Bersiaplah ras manusia dan ras vampir. Aku datang..!" ucap pangeran.
Akhirnya mereka sampai di sebuah hutan kecil bernama Small Forest. Mereka mendirikan tenda dan beristirahat di sana. Hutan itu memang terlihat sangat kecil, berbeda dengan hutan yang lainnya. Hanya saja di hutan ini penuh dengan keanehan. Hutan ini sepertinya ingin melahap mereka berdua. Namun, rasa kejanggalan itu mereka tepiskan.
"Pangeran hamba akan mencari makanan untukmu." ucap Gerry pelan.
"Hati-hati." ucap pangeran singkat.
Dia mengelilingi hutan itu dan berusaha mencari hewan untuk makan malam mereka berdua. Dia memanjat dan berlari dengan mata tajamnya untuk mencari mangsa. Hingga dia berada di dekat sungai, dia melihat dua ekor rusa yang terperangkap di sebuah jaring besar. Rusa itu sangat gemuk dan membuat rasa lapar semakin besar dan tak terbendung.
Dia menghampiri rusa itu dan mencoba merusak jaring itu. Akhirnya dia mampu melepaskan dua ekor rusa itu dari jebakan untuk makan malam mereka. Namun belum sempat dilepaskan, sebuah panah melesat dari arah kanan dan mengenai tangan Gerry. Dia terkejut dan melolong meminta bantuan pangeran. Dia terus melolong agar pangeran dapat mendengarnya.
Pangeran yang sedang beristirahat, tiba-tiba mendengar suara lolongan serigala yang sangat kencang. Lolongan itu terus berbunyi tanpa henti, hingga membuat pangeran cemas.
"Gerry, mengapa dia melolong seperti itu?" tanya pangeran penasaran dan cemas.
Pangeran berlari kencang menuju sumber suara dan melihat tubuh Gerry yang sudah diikat dengan kejam oleh ras manusia. Meskipun tidak berkata sepatah katapun, namun pangeran tahu bahwa Gerry sangat kesakitan hanya dengan melihat ekspresi wajahnya saja.
"Berengsek, kalian lepaskan temanku." ucap pangeran dengan lantang dan penuh amarah.
"Haha, kamu bilang lepaskan dia? dia ingin merebut makanan kami, mengapa kami harus melepaskannya begitu saja, hah?" ucap manusia itu dengan sombong.
"Beraninya kalian semua." ucap pangeran dengan mata memerah dan mulai menyerah manusia itu.
Dengan penuh amarah yang membabi buta, terjadi perkelahian di antara pangeran dan kelompok ras manusia sombong itu. Mereka bertarung dengan sangat sengit. Keduanya bertarung secara seimbang. Ternyata kekuatan ras manusia itu tidak dapat dianggap remeh. Dia terus menyerang ras manusia itu, dia mencoba mengeluarkan cakar tajamnya untuk menyerang mereka. Hanya dengan mengandalkan cakar tajam, pangeran berusaha untuk menghancurkan ras manusia itu. Begitu juga sebaliknya, para ras manusia itu pun tidak segan-segan untuk menyerang pangeran dengan panah dan pisau tajam mereka.
Gerry yang masih terjebak dalam jaring itu, hanya bisa melihat pertarungan itu. Dia berharap pangeran dapat mengatasinya. Kedua belah pihak bertarung secara seimbang, hingga membuat tubuh mereka semakin lemah.
Tanpa diduga, saat pertarungan masih berjalan sengit, tiba-tiba salah satu dari ras manusia itu melemparkan sebuah pisau ke tubuh Gerry, dan pisau tepat menusuk di bagian kiri perutnya. Gerry yang terkena pisau sangat terkejut dan berteriak memanggil pangeran.
Melihat Gerry yang terkena tusukan pisau, membuat pangeran semakin marah. Dengan penuh amarah yang sangat besar, dia mengeluarkan semua kekuatannya untuk menyerang mereka. Satu per satu dari kelompok ras manusia itu diserang, dicakar, dan digigit dengan sangat brutal, tanpa ada rasa ampunan dan belas kasihan.
"Mati kalian semua. Aku sangat membenci kalian." ucap pangeran penuh hati yang terluka.
Akhirnya semua ras manusia itu terbunuh tanpa ampunan darinya. Semua diserang secara brutal dan tanpa ampun. Tubuh seluruh ras manusia itu terkoyak dengan sangat mengerikan. Dia benar-benar melampiaskan rasa dendam itu tanpa rasa kasihan. Hanya ada rasa jijik dalam ekspresi wajah pangeran saat melihat mayat ras manusia itu.
Pangeran berusaha untuk menolong dan mengobati Gerry. Untung saja luka dari tusukan pisau itu tidak terlalu dalam. Semua baik-baik saja.
"Pangeran, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Gerry melihat ke arah mayat ras manusia itu.
"Buang mayat mereka dalam satu liang. Biarkan binatang buas memakan tubuh busuk mereka." ucap pangeran dengan keji.
Gerry mengumpulkan seluruh tubuh mayat ras manusia itu dan membuangnya dalam satu liang. Dia membiarkan tubuh itu busuk di dalam lubang itu. Mereka kembali ke tenda dengan membawa dua ekor rusa yang sangat gemuk dan besar. Mereka memakan rusa itu dengan sangat lahap dan membuat perut mereka kenyang.
"Pangeran, tidurlah. Hamba akan berjaga disini." ucap Gerry sambil menahan dirinya yang sedang terluka.
"Istirahatkan dirimu, biarkan aku yang berjaga malam ini. Besok perjalanan kita masih panjang, jangan sampai tubuh sakitmu membuat perjalanan kita terganggu." ucap pangeran sambil meliriknya.
"Baik pangeran, hamba mengerti." ucap Gerry dan masuk ke dalam tendanya buruk beristirahat.
Pangeran terus berjaga sepanjang malam. Dia terus mengawasi jika ada ras manusia lainnya yang datang ke tenda mereka secara diam-diam. Sepanjang malam, pangeran terus berkeliling melihat hutan ini. Namun pangeran masih tidak menemukan keanehan yang membuat dirinya sedikit cemas.
Matahari sudah mulai menampakan sinarnya. Dia melihat ke dalam tenda untuk memastikan bahwa orang kepercayaannya masih baik-baik saja. Dia meninggalkan tenda itu dan menelusuri daerah sungai, dia berusaha memburu makanan untuk sarapan mereka. Dia memanjat dari atas pohon dan mulai mengawasi pergerakan hewan yang akan menjadi makanannya. Cukup lama untuk mengawasi pergerakan hewan dari atas pohon itu.
Akhirnya dia menemukan 4 ekor kelinci yang sedang minum dipinggiran sungai. Para kelinci itu terlihat sangat menggemaskan, namun perut lebih penting. Akhirnya dia melompat dari atas pohon dan berusaha untuk menangkap para kelinci itu. Dia membawa semua kelincinya ke tenda. Akhirnya mereka makan kelinci itu bersama untuk menghilangkan suara berisik dalam perutnya karena lapar.
Krek.. Krek..
Terdengar bunyi suara langkah kaki yang sedang menginjak daun kering.
"Sst" ucap pangeran singkat.
Gerry yang paham maksud pangeran langsung menghentikan makanya dan bersiap dengan pedangnya saat musuh sampai di tenda mereka. Dari dalam tenda, pangeran mengawasi dengan mata tajamnya dan tanpa terduga dia melihat sekelompok ras manusia lainnya yang sedang memburu serigala dan hewan buas lainnya untuk diambil kulitnya agar bisa dijual ke kota. Pangeran terus mengawasi pergerakan mereka, ras manusia itu belum menyadari keberadaan mereka.
"Tuan.." teriak salah satu anak buah ras manusia saat melihat liang yang dipenuhi mayat ras manusia lainnya.
"Semuanya cari di setiap sudut hutan ini, aku ingin tahu siapa pelakunya." ucap pemimpin ras manusia itu.
"Lapor tuan, sepertinya ini dilakukan oleh ras manusia serigala." ucap salah satu anak buahnya.
"Cepat cari mereka, cari di segala arah." ucap pemimpin ras manusia itu.
"Pangeran, apa yang akan kita lakukan sekarang?" ucap Gerry yang tiba-tiba berada di samping pangeran penasaran.
"Sstt.. Diamlah. Awasi saja dulu." ucap pangeran sambil menunjuk ke arah ras manusia itu.
Mereka masih fokus untuk mengawasi segala tindakan mereka.
"Berengsek, apa yang sedang mereka lakukan? mengapa mereka membunuh serigala yang kita anggap sebagai saudara kita juga." ucap Gerry dengan kesal.
"Bagaimana dengan luka? apakah masih mampu menyerang mereka?" ucap pangeran sedikit cemas.
"Hamba baik-baik saja pangeran, percayalah hamba bisa membantu melawan mereka." ucap Gerry yang darahnya sudah mulai mendidih.
Mereka berdua menyerang ras manusia itu dan membunuhnya secara membabi buta. Mereka dengan kejam menyerang, menggigit, mencakar dan mengoyak-ngoyak tubuh mereka. Mereka terus membantai dengan kejam. Dengan pertempuran yang cukup lama, membuat mereka tumbang satu per satu, tidak ada yang tersisa. Untuk kedua kalinya, mereka sudah menghabisi setidaknya 20 ras manusia dalam hutan itu.
"Buang tubuh mereka di liang kemaren dan kuburkan para serigala itu dengan baik." perintah pangeran dengan tegas.
"Baik pangeran." ucap Gerry dan mulai membereskan kekacauan ini.
Setelah puas membantai mereka, keduanya bersiap untuk melanjutkan perjalanan mereka. Sepanjang perjalanan, pangeran tak berbicara. Dia terdiam dan melamun dengan tatapan kosong. Gerry sangat memahami karakter pangeran, karena bagaimana pun Gerry sudah menemani sang pangeran sejak kecil.
"Pangeran apakah kamu baik-baik saja? apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Gerry sedikit cemas.
"Hm, aku baik-baik saja hanya sedikit lelah. Banyak tenaga yang sudah aku keluarkan selama pertarungan itu." ucap pangeran sambil memegang keningnya.
"Sebaiknya pangeran istirahat saja. Aku akan mencari obat-obatan di hutan sini. Mungkin ada tumbuhan yang bisa kita pakai untuk mengembalikan energi pangeran." ucap Gerry yang penuh kecemasan. Setelah lama beristirahat di tenda, mereka memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan mereka.
Gerry melajukan kereta kudanya dan membiarkan pangeran beristirahat kembali di dalam kereta kuda. Kereta kuda itu terus bergerak selama berhari-hari hingga sampai di sebuah hutan yang sangat aneh.
Hutan itu sangat mirip dengan hutan yang berada di dekat istana Angel Rest City, namun hutan itu sangat gersang, pepohonan layu dan mati, hanya tersisa beberapa pohon yang masih bertahan di dekat aliran sungai. Dia melihat sekeliling hutan. Setelah dipastikan keamanannya, dia memutuskan untuk bermalam di hutan ini.
"Gerry, kita akan bermalam disini." perintah pangeran singkat.
Gerry menghentikan kereta kudanya dan mencari tanah datar untuk mendirikan tendanya. Sambil menunggu Gerry yang sedang mendirikan tenda, pangeran berkeliling mencari tahu apa yang sedang terjadi pada hutan ini.
Dia berjalan menelusuri sungai, di sana dia melihat beberapa pohon trembesi yang berukuran besar dan rimbun dengan daun yang berwarna hitam. Dia mencoba mengindahkan keanehan itu. Dia kembali berjalan dan menemukan beberapa ras manusia yang sudah membusuk dengan tanda gigitan di lehernya. Dengan senyum sinisnya, dia ingin sekali bertemu dengan ras vampir iru Dia terus berjalan dan melihat banyak rumah warga desa yang habis terbakar.
Tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang berbahaya, dia melihat ada seseorang yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam. Dia terus berkeliling dan pura-pura tidak mengetahui ancaman di belakangnya.
Dia mengeluarkan sebuah belati beracun dan menyembunyikan di balik lengan bajunya untuk menghadapi serangan secara tiba-tiba dari musuh yang tidak terlihat.
Braak..
Tiba-tiba saja sebuah lemparan belati menghampirinya namun dia berhasil menepisnya sehingga belati itu tidak mengenainya. Serangan mendadak seperti ini yang membuat pangeran semakin tersulut emosi.
"Siapa kamu?" teriak pangeran dengan sangat marah.
"Haha, aku suka sekali jika mangsaku sangat galak seperti ini." ucap sesosok pria muda menampakkan diri di hadapannya.
Pria muda itu tersenyum penuh dengan kesombongan. Dia meremehkan kemampuan pangeran. Dia melihat pangeran dengan penuh penghinaan.
"Surp, semakin galak mangsaku pasti semakin segar darahnya." ucap pria itu sambil menjilat ibu jarinya dengan wajah penuh dahaga.
"Kau" ucap pangeran terkejut dan menatap sosok itu dengan penuh amarah.
Pangeran tanpa tagu ragu memunculkan semua cakar tajam,.dan disambut dengan kesenangan oleh ras vampir itu.
"Haha.. rupanya mangsaku kali ini sangat liar sekali. Seperti darahmu akan membuatku semakin kuat" ucap pria itu.
Keduanya mulai bertarung dengan kekuatan yang mereka miliki. Pangeran terus berusaha membuat ras vampir itu terluka, begitu juga sebaliknya ras vampir itu berusaha untuk menggigit pangeran.
"Sepertinya ras vampir ini sangat kuat. Mungkinkah hutan ini memiliki kekuatan yang membantunya?" pangeran merasakan kejanggalan dalam hatinya.
"Haha.. Dasar ras manusia serigala bodoh. Hutan ini adalah tempat tinggal ku. Tentu saja hutan ini akan memberikan energinya untukku." ucap pria itu semakin sombong.
Tiba-tiba saja hutan itu terasa sangat dingin, kabut hitam mulai turun dan menyebar ke seluruh hutan itu. Pangeran terjebak diantara kabut hitam itu. Dia tidak bisa melihat apapun. Dia hanya mendengar suara pria itu yang tertawa dengan sangat kencang dan puas.
Tubuhnya mulai sakit dan dadanya mulai sesak. Rasa ketakutan mulai menjalar ke seluruh pikirannya. Tiba-tiba dalam kabut hitam itu, dia melihat kembali peristiwa pembataian. Di depan matanya dia melihat bagaimana kedua orangtuanya mati di tangan ras manusia dan ras vampir.
Ternyata kabut hitam ini membuat seseorang berhalusinasi dengan rasa ketakutannya. Saat melihat pangeran mulai melemah, tiba-tiba pria itu menyerang pangeran. Dia berusaha untuk menggigit pangeran. Namun, sebuah cahaya merah yang berasal dari liontin kalung emerald itu membuat mata pria itu kesakitan sekaligus membuat pangeran tersadar dari halusinasinya.
"Kekuatan apa ini? Sial..!" ucap pria itu yang tidak bisa melihat apapun karena matanya yang merasakan kesakitan.
Tanpa menghilangkan kesempatan, dia langsung menyerang pria itu dengan cakarnya. Dia mencabik-cabik setiap bagian tubuh musuhnya. Kenangan pembataian itu membuat pangeran menyerang pria itu secara membabi buta. Dia melampiaskan semua amarahnya kepada pria itu hingga mati dengan sangat mengenaskan sekali.
...~Bersambung~...
...*****...
"Kemarahan adalah ekspresi jiwa yang bersedih."
(By:Fanisa/xiaochan520).
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!