Episode 1 : Meminjam uang.
***
"Kau mau aku meminjami mu uang?"
Seorang kakek tua yang selalu memegang tongkat di tangannya tengah berbicara dengan seorang gadis muda berusia 19 tahun yang tidak melanjutkan kuliahnya.
Gadis itu bernama Rembulan, dia adalah seorang pelayan bagian mencuci di mansion kakek tua bernama Reynold Smith, keluarga Smith adalah keluarga kaya nomor satu di negeri ini.
Rembulan adalah gadis yang masih berusia 19 tahun, dia rela menggantikan ibunya sebagai pelayan di mansion ini dan tidak melanjutkan sekolahnya, Ibunya sedang sakit parah dan butuh biaya.
Sedangkan ayah tirinya telah kabur dan meninggalkan hutang yang begitu besar beserta seluruh bunga, setiap harinya rentenir akan merusak kediaman Rembulan dan membuat Rembulan dan Ibunya ketakutan.
"Iya Tuan, maafkan saya lancang meminjam uang sebanyak itu, akan tetapi saya sudah tidak memiliki pilihan lain, akan saya lakukan apapun untuk melunasi nya nanti,"
Rembulan menunduk dan membungkuk, tangannya yang ia kepal di depan menunjukkan betapa dia sangat gugup dan takut sekali.
Wajah cantik namun lesu, tubuh kurus dan tangan yang terlihat tidak seindah tangan gadis lainnya, bisa dipastikan Rembulan bekerja sangat keras untuk menghidupi dirinya dan Ibunya juga melunasi pengobatan yang dibutuhkan oleh ibunya.
"Hmmm ..." Reynold, kakek tua itu tidak menyangka gadis muda ini dengan berani meminjam uang dengan nilai yang cukup besar.
Tetapi mengingat jika ibu gadis ini, yang bernama Tasya merupakan pelayan yang baik dan berjasa membuat Reynold mempertimbangkan permintaan Rembulan.
Tetapi tentu saja ada syarat dan harga yang harus dibayar.
Dunia ini bekerja timbal balik, jika menerima sesuatu maka harus mengorbankan sesuatu pula.
"Baiklah ... tetapi ada syaratnya!"
Satu ucapan kata yang menyetujui permintaan tidak masuk Rembulan membuat Rembulan tidak menyangka permintaan nya dikabulkan begitu saja.
Tubuhnya bergetar hebat dan matanya melebar, dia bahkan mengangkat wajahnya tanpa sadar dan jantungnya berdegup kencang sekali.
Yang ada di pikiran Rembulan hanyalah jika dia akan bisa melunasi hutang ayah tirinya yang dibebankan kepadanya dan ibunya, juga dia bisa fokus bekerja untuk mengumpulkan biaya pengobatan untuk sang ibu.
"Be ... benarkah Tuan?"
"Sa ... saya akan lakukan apapun, syarat apapun ..."
Tangannya gemetaran dan bibirnya membiru, Rembulan, gadis polos itu belum tahu apa yang akan ia hadapi kedepannya.
Semahal apa harga yang akan ia bayarkan untuk mendapatkan uang untuk melunasi hutang ayah tirinya.
Kakek tua itu tersenyum, dia kemudian melanjutkan ucapannya.
"Cucuku akan kembali esok hari dari luar negeri, dia sangat sibuk sampai tidak memiliki waktu untuk mendapatkan calon istri ..."
"Aku ingin kau menikah dengan cucuku, akan tetapi harus dengan cara ekstrim, karena cucuku pasti akan menolak jika aku hanya menjodohkan mu dengannya menggunakan kata-kata saja!"
Seperti petir menggelegar, jantung Rembulan seperti meledak dan dia sudah tidak bisa menyembunyikan wajah terkejutnya.
Yang ia tahu hanyalah, dia semakin takut dan gugup mengenai syarat yang dikatakan oleh kakek tua ini.
"Tuan ... apakah saya pantas menjadi istri cucu anda, saya hanyalah ...."
Belum sempat Rembulan melanjutkan ucapannya, Reynold dengan cepat menyanggah.
"Apakah kau menolak? itu bukan jawaban yang aku inginkan, jika kau ingin aku menyanggupi permintaan mu maka kau juga harus menyanggupi permintaan ku!"
Reynold sepertinya tidak mau disanggah sama sekali, walau Rembulan hanyalah seorang pelayan tetapi dia gadis muda yang sepertinya cocok memberikan keturunan bagi cucunya.
Mengingat jika Rembulan adalah gadis yang baik yang rela meninggalkan sekolah nya demi menggantikan ibunya menjadi pelayan, kualitas baik hati itu sudah menjadi syarat yang cukup untuk saat ini.
.
.
.
Author :
Halo, jangan lupa diberikan dukungan berupa like dan komentar nya ya🤍
Sekalian untuk mengumumkan di akhir episode aku akan memberikan hadiah pulsa kepada pembaca setia sebagai penghargaan sudah mendukung akuu 😘
Yang mendapatkan hadiah adalah pembaca dari ranking 1-3.
Dan ketentuannya harus ada level fans.
Level fans :
Diamond akan mendapatkan pulsa 100K
Gold akan mendapatkan pulsa 50K
Silver akan mendapatkan pulsa 25K
Terimakasih semuanya, maaf jika masih banyak kekurangan.
Lope you sekebon 🍊🤍
Episode 2 : Kehidupan Rembulan.
***
Reynold sudah tua, dia tahu sebentar lagi dia akan tutup usia, jadi sebelum ia tutup usia, ia ingin sekali saja menimang cicit.
Dia juga khawatir kepada cucu semata wayangnya, sudah berusia 31 tahun akan tetapi belum ada niatan untuk menikah sama sekali.
Jadi, Reynold akan melakukan secara paksa, dia akan menjebak cucunya sendiri, agar cucunya terpaksa menikahi gadis muda yang butuh pertolongan ini.
Nafas Rembulan menjadi kian berat dan sesak, dia harus menikah di usia muda hanya untuk melunasi hutang ayah tiri bejat yang sudah kabur entah kemana.
Akan tetapi Rembulan tahu dia tidak memiliki pilihan lain, sedangkan ini merupakan kesempatan yang langka dia bisa lepas dari jeratan hutang dan kejaran rentenir tak berhati yang selalu menakuti mereka setiap malam.
"Baiklah Tuan, saya setuju ...." Dengan suara tegar namun mata yang dalam, senyuman yang getir dan tubuh yang tidak berhenti bergetar takut.
Rembulan akan mengambil seluruh konsekuensi dari permintaan yang ia minta kepada tuan nya ini.
Rembulan belum sadar jika persetujuannya akan membawanya ke kehidupan yang jauh berbeda dari apa yang pernah ia lihat selama ini.
Kesepakatan akhirnya dinyatakan, Reynold senang dia dengan mudah bisa mendapatkan calon istri untuk cucunya.
Dengan begitu dia tidak akan menunggu terlalu lama untuk menimang cicit.
"Baiklah ... hari ini kau tidak perlu bekerja, pulanglah dan rawat ibumu, besok malam akan ada suruhan ku yang menjemput mu,"
Reynold berbicara sembari berdiri, dia sudah cukup renta karena saat ia berdiri tubuhnya harus di topang oleh tongkat yang selalu ia genggam.
Dia akan melakukan rutinitas nya setiap hari, berjemur di pagi hari sembari melihat kolam ikan kesukaannya.
"Ba ... baik Tuan ..." Rembulan tidak menyangka semudah ini segala sesuatu yang ia minta, dia berdiri dengan cepat untuk membantu kakek Reynold berjalan.
Akan tetapi ... Reynold menolak dengan tegas.
"Tidak perlu, aku bisa berjalan sendiri, lagian jarak taman kesini hanya beberapa meter ..." Reynold terus berjalan bagaikan siput yang butuh pertolongan.
Dan Rembulan hanya bisa membeku dan tak bisa berbuat apa-apa, karena Kakek Reynold memang terkenal keras kepala dan sok kuat.
Orang-orang mengatakan Kakek Reynold bertubuh tua namun berjiwa muda.
Dengan begitu Rembulan menuruti perintah Kakek Reynold, dia pulang dengan perasaan campur aduk, dia tidak tahu apa yang akan ia hadapi kedepannya akan tetapi setidaknya, masalah utama mengenai hutang akan berakhir.
***
Di kediaman Rembulan,
Rembulan tinggal di pinggiran kota, untuk sampai ke rumahnya dia harus naik bus umum, dengan wajah ceria dan nafas yang lega dia berlari hendak memberikan kabar untuk sang ibu.
Di tangannya dia menenteng tas belanja berisi sayuran dan bahan makanan untuk ia masak malam ini.
Kebetulan ada pasar di dekat rumah Rembulan jadi dia bisa singgah untuk membeli beberapa bahan makanan sederhana untuk ia dan ibunya santap malam ini.
"Ibu ...."
Rembulan berjalan semakin cepat, sampai ketika ia melihat banyak orang di depan rumahnya.
Matanya menyipit dan rasa takut menekannya secara tiba-tiba.
Rembulan berlari semakin kencang, sampai akhirnya ia melihat beberapa lelaki berbadan besar sudah menyeret ibunya yang masih sakit
"Apa yang kalian lakukan? Ibuku sedang sakit, jangan lukai Ibuku!" Rembulan berteriak, dia menghempaskan sayuran yang tadi sempat ia beli di pasar.
Dia memeluk ibunya dan mencoba menahan para bandit bertubuh besar dan berwajah sangar itu.
Rembulan menangis sejadi-jadinya, dia melihat warga yang merupakan tetangga nya mengerumuni rumah kecilnya tanpa melakukan apapun.
Beberapa dari mereka malah mengangkat ponselnya dan merekam segala kejadian memilukan ini.
"Apa-apaan kau! bukankah minggu lalu kami sudah memperingati jika hari ini belum melunasi hutang maka Ibumu yang sudah sakit-sakitan ini akan kami tahan!"
Para penagih hutang itu mendorong Rembulan sampai tersungkur.
Saat Rembulan jatuh dan dia melihat banyak orang di sekitarnya membisik dengan mata mengerikan, kepala Rembulan hampir pecah dan hatinya remuk.
Tidak ada seorangpun yang menolong, semua melihat dengan mata yang terlihat tertarik dengan penderitaan Rembulan.
"Jangan bawa Ibuku ... dia harus istirahat, Ibuku sedang sakit, tolong ... besok hutang akan aku lunasi aku janji ... aku sudah mendapatkan pinjaman ...." Bulan menangis begitu pilu.
Air matanya membasahi pipi dan dia mencoba memohon dengan bersimpuh, akan tetapi tidak ada hati yang tergerak oleh kepedihan gadis muda yang tidak memiliki apapun itu.
"Bulan ..." Tasya yang sudah tidak berdaya memanggil putrinya yang tengah memohon untuk dirinya.
Tasya tersenyum dengan wajah pucat nya dan menggelengkan kepalanya.
Sebagai kode agar Rembulan berhenti menangis dan biarkan saja para bandit ini membawa dirinya.
"Dengar ya gadis kecil! kami sudah tidak percaya lagi dengan janji mu, Ibumu akan kami bawa dan besok uangnya sudah harus di transfer rekening Tuan ku! paham!"
Para penagih, lelaki berbadan kekar itu membawa Tasya dan pergi begitu saja.
Belanjaan Rembulan sudah berserakan dan orang-orang masih saja tidak peduli.
Seolah sudah wajar, Rembulan dan ibunya menerima ketidakadilan itu, sebab mengingat hutang dan keributan yang sering ditimbulkan oleh ayah tiri Rembulan selama ini.
.
.
.
.
Episode 3 : Kenzo Smith.
***
Akan tetapi tentu saja bukan waktunya untuk merenungi nasib dan memikirkan pendapat dan perilaku orang lain, Rembulan harus dengan cepat membawa ibunya kembali.
Ibunya sedang sakit, jika dia tidak minum obat dan diperlakukan dengan baik dan hati-hati sehari saja maka ibunya akan dalam keadaan yang berbahaya.
Rembulan memungut semua belanjaan yang sudah berserakan, dengan wajah ketakutan dan pucat pasi, matanya yang tidak fokus dan tubuhnya yang bergetar hebat.
Nafasnya bahkan terengah-engah dan dia menggigil karena terlalu takut dengan keadaan ibunya.
Tetapi walau dengan keadaan seperti itu, tidak ada seorangpun yang tergerak untuk mengulurkan tangan kepada gadis malang itu.
Setelah selesai mengumpulkan semua belanjaan dan berlari ke dalam rumah berantakan, dia meletakkan belanjaan.
Ia berlari keluar rumah dengan cepat, Rembulan tak mampu lagi melihat dengan wajah tegak kearah kerumunan, dia berlari dengan kedua kakinya menembus keramaian.
Banyak orang berbisik bisik, mata mereka ngeri dan menakutkan.
“Ibu .. tunggu Bulan … Bulan akan menjemput Ibu sebentar lagi …” Rembulan berlari.
Dia kembali ke tempat pemberhentian bus, dia akan kembali ke pusat kota dimana mansion Kakek Reynold berada.
Bahkan jika dia akan membungkuk serendah mungkin, dia ingin kakek Reynold membantunya, sungguh tidak ada lagi orang yang bisa menolong Rembulan sekarang.
***
Hanya beberapa saat Rembulan sampai di mansion Kakek Reynold, Rembulan tahu tempat biasa dimana Kakek Reynold bersantai ialah di taman belakang dekat kolam ikan.
Semua pelayan yang merupakan rekan kerja Rembulan melihat keadaan Rembulan yang menyedihkan, beberapa ada yang khawatir, beberapa ada yang tidak suka karena merasa Rembulan diperlakukan istimewa oleh Kakek Reynold, tuan mereka.
“Hah … hah .. hah!”
Suara nafasnya yang berat dan terengah-engah.
Dia berhenti sejenak.
Rembulan mengusap air matanya dan mengatur pernafasannya yang sudah sesak.
“Tuan …” Rembulan berlari ke hadapan kakek Reynold yang tengah duduk bersama seseorang di sisinya.
Jarak mereka tidak terlalu jauh, cukup dekat untuk bisa melihat ekspresi Rembulan yang ketakutan dan pucat pasi menyedihkan.
Mata Reynold memicing saat melihat Rembulan tiba-tiba datang, padahal dia sudah meminta Rembulan untuk kembali pulang.
“Maafkan saya Tuan, mohon tolong saya … Ibu saya telah dibawa oleh rentenir, jika … jika Ibu saya tidak meminum obat sebentar lagi maka dia akan dalam bahaya, tolong saya Tuan … tolong saya …” Tubuhnya gemetaran hebat.
Suaranya tidak bisa menyembunyikan getaran hebat, dia seperti menggigil oleh rasa takut yang memekik itu.
“Siapa dia Kakek? Kenapa dia datang dengan percaya dirinya ke hadapan kita?”
Suara seorang lelaki dewasa, matanya yang tajam berwarna biru, wajahnya tegas dan tampan sekali, tubuhnya tegap, bahkan saat ia duduk bisa ditebak bagaimana lelaki itu memiliki proporsi tubuh yang dijaga dengan baik.
“Dia pelayan di mansion ini, keluarganya membutuhkan bantuan ku, kau kembali lah, bukankah kau ada pekerjaan di kantor! Biar aku yang mengurus ini!”
Seru Reynold sudah sedikit gugup.
Bagaimana tidak, cucunya ternyata kembali lebih cepat dari dugaannya, Kenzo Smith, lelaki yang belum menikah bahkan saat usianya sudah memasuki usia 31 tahun itu kembali dari luar negeri dan segera mengunjungi kakeknya.
Kenzo terdiam sejenak, dia berpangku tangan dan mata tajam nya yang memikat itu menatap lekat wanita muda menyedihkan yang ada di hadapan mereka ini.
Dengan tubuh mungilnya yang kurus, dia bergetar seperti tengah menggigil, bahkan dari jaraknya, ia bisa melihat luka di tangan wanita muda itu.
Kenzo sedikit terpaku, penasaran apa yang tengah terjadi, namun ia segera menggelengkan kepalanya.
Itu bukan urusannya, apalagi sekarang dia memiliki pekerjaan penting di kantor jadi tidak ada waktu untuk memikirkan orang lain.
.
.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!