Terima kasih yang masih berkenan mendukung novel novel recehan karya manusia halu yang satu ini....
Hanya ditulis oleh author amatir.Manusia hobi halu yang masih miskin ilmu.
Ini adalah novel ketiga,lanjutan dari Novel kedua,Gadis Tawanan Sang Psychopath....
untuk readers baru bisa baca dulu novel kedua biar nggak bingung ya....🥰🥰🥰
...****************...
*Jika ada yang bilang....
Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan,Tuhan menciptakan wanita dari tulang rusuk sebelah kiri prianya...maka mungkinkah wanita se sempurnamu adalah tulang rusuk pendosa sepertiku?
Jika ada yang bilang...
Pasangan kita adalah cerminan diri kita,maka mungkinkah jika wanita solehah layaknya bidadari syurga sepertimu bersanding dengan pria ahli neraka sepertiku?
Aku mencintaimu...tapi aku tau aku bukan calon pemimpin yang baik untukmu.Aku hanya berharap....semoga Tuhan memberikan kesempatan pada pendosa seperti ku untuk bisa dekat denganmu,membuktikan keseriusanku bahwa aku ingin menjadikanmu makmumku.
.
.
.
.
Makmum Untuk Sang Pendosa**.....
*Kisah di mulai saat Jordan hendak memulai pendekatan nya pada Rubi.....
*jika ada tempat atau yang lainnya yang tidak sesuai di real life.,.mohon maaf...hanya sebatas imajinasi penulis amatir,.🙏
...****************...
Siang menjelang di sebuah kota berhawa sejuk yang identik dengan buah apelnya.,
Dua pemuda beda generasi itu nampak turun dari mobil sport yang di kendarai oleh seorang pria berjambang tipis tersebut.Kendaraan mereka terlihat paling mentereng di banding yang lain.Nampak paling mewah dan menonjol bersanding dengan mobil mobil pick up pengangkut sayur dan mobil mobil kelas menengah kebawah serta motor yang terparkir rapi di lahan becek yang menjadi tempat parkir pasar tradisional tersebut.
Angkasa dan Jordan....
Dua pria beda usia yang tengah melangkah bersama demi misi masing masing yang sudah tersusun rapi di otak mereka.
Dengan senyum mengembang,Angkasa sang remaja lima belas tahun melangkah dengan yakin demi misi mendapatkan baju baru dari laki laki yang nampak berjalan terpincang-pincang di belakang nya.
Sedangkan Jordan,pria dua puluh lima tahun dengan berewok tipis itu melangkah terjingkat jingkat melewati kubangan demi kubangan air kumuh pasar itu dengan satu misi khusus dan istimewa.Bertemu bidadari muslimah berparas ayu yang beberapa hari ini mulai merasuki pikirannya,Rubi.
Dengan modal lipstik yang ia beli di sebuah minimarket saat dalam perjalanan nya menjemput Angkasa tadi dan segudang alibi dan alasan palsu yang sudah ia siapkan di otaknya,ia bertekad menemui gadis muslimah pujaan hatinya itu dan memulai misi pendekatan nya.
"sa...!tungguin bentar napa sih...!" ucap Jordan memanggil manggil nama Angkasa.
"ah...elah...lama banget lu...!buruan napa..?!" ucap Angkasa songong.
Jordan pun susah payah berjalan mendekati Angkasa.Kalau bukan demi bertemu Rubi,ia tak akan mau masuk ke tempat kumuh seperti itu.
Perjuangan Jordan yang panjang pun akhirnya berakhir.Mereka sampai di sebuah kios soto milik bu Lastri,dimana sudah ada Bu Lastri,nenek Angkasa dan Adinda,ibunya yang tengah berjualan di sana.
"Assalamu'alaikum...." Ucap Angkasa riang
"Wa alaikum salam..." Sahut dua wanita beda usia,bu Lastri dan seorang wanita cantik tiga puluh tiga tahunan,mama Dinda.
"Angkasa...Jordan..." ucap Adinda.
Angkasa mendekati sang mama,meraih punggung tangan wanita itu dan menciumnya sebagai tanda bakti.Hal yang sama pun dilakukan Angkasa pada Bu Lastri.
Jordan mengatupkan kedua tangannya di depan dada sambil sedikit membungkukkan tubuhnya sambil mengucap salam
Kadua pria beda usia itupun duduk di salah satu kursi panjang berhadapan langsung dengan meja panjang di warung tersebut.
"kalian kok tumben kesini berdua...ada apa?" tanya Adinda.
"nggak sengaja lewat ma...pengen mampir aja...sekalian nganterin kak Jordan nih....mau ketemu kak Rubi" ucap Angkasa membuat Jordan sedikit malu dengan ucapan Angkasa yang begitu blak blakan.
Adinda dan Bu Lastri menoleh ke arah Jordan.
"ma....aus...es teh dong..." ucap Angkasa manja..
"bikin sendiri..." jawab Adinda.
Angkasa menatap satu gelas es teh di meja yang masih tersisa setengah itu.
"itu punya siapa ma?" tanya Angkasa sambil menunjuk gelas tersebut.
"punya mama"
"itu aja deh...males bikin ah..." ucap Angkasa..Wanita yang masih terlihat cantik itu pun memberikan es teh yang tinggal setengah gelas itu pada sang putra,Angkasa pun langsung meneguknya saking terlalu haus.
Jordan mengedarkan pandangannya ke warung soto yang tak terlalu luas itu.Sesekali ia melongok ke arah kios sebelah,tepatnya di sebuah kios bakso yang luasnya sama dengan kios soto nenek Angkasa.
Itu kios bakso milik pak Rustam,ayah Rubi.Tapi sepertinya,wanita itu tidak ada disana.
"kamu mau ketemu Rubi?" tanya Adinda lembut kembali menatap Jordan sambil mengelap piring yang ada di tangannya.
Jordan yang masih celingukan mencari keberadaan Rubi pun sontak menoleh ke arah istri Adrian Tama itu.
"iya tante..." ucap Jordan sopan.
"ngapain kamu nyari Rubi?ada perlu apa?" tanya Bu Lastri dengan nada bicara sedikit ketus khas ibunda Adinda.
"ini nek...mau nganterin barangnya Rubi yang ketinggalan di bengkel..." ucap Jordan berbohong.Padahal sebenarnya tak pernah ada barang wanita itu yang tertinggal di bengkel.Semua hanya akal akalan Jordan agar bisa bertemu muslimah cantik itu.
"barang?barang apa?" tanya Bu Lastri.
Jordan merogoh saku celananya lalu mengeluarkan sebuah lipstick merah menyala yang Jordan beli di sebuah minimarket saat dalam perjalanan menjemput Angkasa tadi.
"ini nek...jatuh dibengkel pas Rubi ngambil motornya,kalau nggak salah waktu Rubi kecelakaan bareng nenek" ucap Jordan bohong lagi.
Bu Lastri mengernyitkan dahinya,ia meraih lipstick di tangan Jordan dan membukanya..
"lho kok abang men koyok getih..." ucap bu Lastri
(kok merah banget kayak darah)
Adinda terkekeh...
"kamu yakin ini punya Rubi?Kok nenek ndak yakin Rubi mau pakai lipstick kayak gini...ini merah banget..." ucap Bu Lastri ragu.Mengingat Rubi adalah muslimah taat yang selalu tampil sederhana dan tak pernah menor.
Jordan menelan ludahnya kasar.Ia tak berfikir sampai ke situ.Ia hanya asal ambil saja lipstik tersebut tanpa peduli warna.
"ya....mungkin itu....buat pergi pergi nek....buat acara acara kondangan...atau acara acara resmi tertentu.." ucap Jordan mencari alasan.
Bu Lastri mengangkat kedua bahunya acuh.Lalu mengembalikan lipstick itu pada Jordan.
"Rubi nya ndak ada...dia ndak kepasar hari ini..." ucap Bu Lastri yang sukses membuat Jordan kecewa.
"yang jualan cuma bapaknya...tuh...titipin aja ke bapaknya...." ucap Bu Lastri lagi sambil menunjuk sebuah kios bakso yang letaknya bersebelahan dengan kios sotonya.
Jordan menghela nafas panjang.Sepertinya sia sia ia datang ke tempat ini.
"kalo rumahnya Rubi di mana nek?" tanya Jordan.
"ngapain tanya tanya rumahnya Rubi?" tanya Bu Lastri.
"ya mau nganterin ini..." ucap Jordan sambil menunjukkan lipstick di tangannya.
"titipin aja sama bapaknya..." ucap Bu Lastri.
"saya maunya nganterin sendiri nek..." ucap Jordan ngeyel membuat Adinda tersenyum.Ia seolah tau apa yang ada di otak Jordan.
"kalau cuma mau nganterin barang kasih aja ke bapaknya...nanti juga dikasihin ke Rubi....kok ruwet men ta uripmu iku (kok ribet banget sih hidupmu itu)" ucap Bu Lastri.
Adinda tak henti mengulum senyum.
"jalan xx nomor 7 Jordan....nggak jauh dari sini" ucap Adinda lembut dibarengi sebuah senyuman.
Jordan pun tersenyum sumringah menatap ibunda Angkasa itu.
Ahh....tante Dinda memang sosok orang tua yang benar benar pengertian....
"oohh....iya...makasih tante...!" ucap Jordan girang,Adinda hanya terkekeh...
Jordan menepuk pundak Angkasa yang tengah meneguk es teh nya...
"yuk Sa...samperin yuk..." ucap Jordan.
"bentar masih aus" ucap Angkasa.
"buruan...ntar keburu dia nggak ada dirumah..." ucap Jordan.
"aahh elah...bentar...!" ucap Angkasa.
"kalo nggak buruan kesepakatan kita batal loh.." ucap Jordan mengancam.
"laah...kok gitu...curang lo...!" ucap Angkasa protes.
"ya elunya lama...nggak buruan batal beneran nih...." ucap Jordan lagi.
"aah...elah...iye iye..." ucap Angkasa kesal.
Remaja itupun bangkit.Mau tak mau ia harus menuruti kata kata Jordan demi baju baru yang sudah laki laki itu janjikan.
Keduanya pun lantas berpamitan pada Dinda dan Bu Lastri lalu menuju ke alamat yang sudah Dinda berikan tadi.
Jordan melangkah lebar dengan wajah berbinar.Ia yang semula merasa jijik dengan air kubangan keruh pasar tradisional itu kini seolah sudah tak peduli lagi.Rasa bahagia nya menemukan alamat rumah Rubi mengalahkan segalanya.Hanya ada raut sumringah di wajah nya manakala sebentar lagi,ia akan bertemu sang bidadari pujaan hati.
Angkasa menggelengkan kepalanya....
"Gini nih...kalo orang lagi jatuh cinta....jangankan kubangan aer....ta* kebo aja di tabrak..." Ucap remaja tampan lima belas tahun itu.
Angkasa terus mengikuti langkah Jordan hingga masuk ke dalam mobil sport milik Zev,sahabat sekaligus atasan Jordan.
Kendaraan roda empat itupun melaju tenang.Sepanjang perjalanan,Jordan tak henti menggerakkan tubuhnya mengikuti alunan lagu yang menggema di dalam mobil sport hitam itu.
Angkasa hanya cuek.Ia sibuk memainkan ponselnya hingga kendaraan tersebut sampai di sebuah rumah dua lantai di sebuah pemukiman padat penduduk.Rumah berpagar besi setinggi orang dewasa dengan lantai dasar yang di gunakan sebagai warung bakso.Ternyata orang tua Rubi juga berjualan di rumah selain di pasar.Dilihatnya di depan rumah,ada sebuah motor sport yang terparkir,pasti itu motor pembeli bakso...pikir Jordan.
Jordan menghentikan laju mobilnya di depan sebuah masjid yang tak jauh dari kediaman Rubi.
"lo turun nggak?" tanya Jordan pada Angkasa.
"nggak ah...gue disini aja..." ucap Angkasa.
Jordan pun melepas sit belt nya.Ia merapikan penampilannya yang sebenarnya sudah rapi.Kemudian bergegas untuk turun menemui sang muslimah,tak lupa..lipstik merah menyala ia kantongi di saku celananya.Namun saat ia hendak membuka pintu...
pergerakannya terhenti...
Dilihatnya disana Rubi keluar dari dalam rumah bersama seorang laki laki yang cukup ia kenal.Rubi mengantar pria itu menuju motornya yang terparkir di depan rumah wanita manis itu.
Itu Bryan...!adiknya Zev...!
Jadi motor itu motornya Bryan?!
Ada hubungan apa mereka berdua...?kenapa kelihatannya akrab sekali??
...----------------...
***Selamat pagi readers semua...
Terima kasih yang masih setia dengan novel" author...
up 02;30 pagi...
yukkk...kasih dukungannya.....☺☺☺***
Jordan terdiam,
Ia kembali menutup pintu mobilnya yang sudah terbuka.Mata tajam berwarna hijau pupus itu menatap nanar ke arah dua anak manusia yang terlihat begitu dekat disana.Sesekali tawa dan senyuman terbentuk dari bibir keduanya meskipun tak ada kontak fisik di antara mereka.Tentu saja,Rubi selalu menundukkan pandangannya manakala berhadapan dengan lawan jenisnya
Jordan menatap tajam dengan tatapan buas menunjukkan ekspresi yang tidak suka.
"Nggak jadi turun kak?" Tanya Angkasa yang sedari tadi sibuk dengan ponsel ditangannya.
Jordan hanya diam dengan mata yang terus fokus menatap lurus ke arah dua anak manusia yang nampak malu malu disana.
Tak mendapati jawaban dari Jordan,Angkasa menoleh ke arah laki laki bermata hijau itu.Remaja tersebut lantas mengikuti arah pandang Jordan.Hingga fokus matanya tertuju pada sepasang anak manusia yang nampak begitu akrab walaupun terlihat malu malu.
"Waduh....." Ucap Angkasa.
Jordan bergegas menstarter mobilnya.
"Kita pulang sa.." Ucap Jordan.
"Nggak jadi ketemu kak Rubi?" Tanya Angkasa.
Jordan tak menjawab.Ia pun melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu dengan dada yang terasa panas terbakar cemburu.
Sekitar dua jam berselang.
Jordan dan Angkasa masuk ke dalam rumah mewah kediaman Zev sang pengantin baru setelah mampir dari toko pakaian guna membeli baju wanita yang sudah Jordan janjikan pada Angkasa.Entahlah untuk apa....Angkasa minta di belikan baju baru untuk wanita sebagai imbalan karena mengantarkan Jordan ke kios bakso orang tua Rubi di pasar,meskipun berakhir dengan tak membuahkan hasil.
"Assalamu'alaikum....!!" Suara lantang nan cempreng itu menggema dari bibir remaja lima belas tahun dengan paper bag di tangan kirinya.Angkasa langsung nyelonong masuk ke dalam rumah sang kakak ipar dan menuju ke ruang keluarga bersama Jordan di belakang nya yang nampak kusut.
"asy*uukkk....!!" ucap Zev kesal namun pelan.Zev dan Nabila pun seketika menjauhkan tubuh masing masing.Nabila yang rebahan di atas sofa pun reflek mendorong tubuh sang suami yang berada di atasnya.
Entahlah....apa sih yang dilakukan sepasang pengantin baru itu siang bolong begini?
"kalian abis ngapain?" tanya Angkasa saat mendapati sepasang pengantin baru itu gelagapan.Jordan yang mengikuti di belakang Angkasa langsung mendudukkan tubuhnya di atas sofa dengan raut wajah murung.
Nabila dan Zev masih sibuk mengontrol nafas mereka.Ada raut kekesalan dari wajah keduanya,ini bocah datang nggak tepat waktu banget...!gangguin pengantin baru lagi seneng seneng aja...!
"lo ngapain sih kesini?" tanya Nabila sedikit kesal.
"astagfirullah haladziiiiimm....lu tu ye...baru nikah sehari aja gitu banget lo ama adek sendiri...!gue tuh kesini mau silaturahim...!gue mau jengukin lo...!pen nengok keadaan lo...lo baik baik nggak disini...sehat nggak disini....bahagia nggak...suami lo memperlakukan lo dengan baik nggak...gitu...!!"
"gue kan khawatir ama lo....soalnya lo berdua itu bak kalagondang dan mak lampir...ibarat sapi ompong dan si nenek peyot....jangan jangan malam pertama lo berdua bukannya bikin anak malah adu ilmu rawa rontek...!" ucap Angkasa asal jeplak membuat Zev yang awalnya kesal pun dibuat tertawa.
"aduh...udah dehh Angsa lo jangan ngelawak...!nggak lucu tau nggak...!lo ngapain sih kesini..!itu apa di tangan lo.?" tanya Nabila.
"ini?ini punya gue...di belanjain sama kak Jordan....baik hati kan dia....nggak kek elu...pelitt...!kikirr...!" ucap Angkasa sambil merebahkan tubuhnya di samping pria galau yang kini sibuk membolak balikkan lipstick yang ia beli untuk bertemu Rubi.
Zev menatap sahabatnya itu.Laki laki yang biasanya cerewet seperti Angkasa,entah kenapa kali ini ia terlihat murung.
"Dan..." ucap Zev.
Jordan menoleh...
"lo kenapa?" tanya Zev.
"nggak apa apa....capek gue...gue ke kamar dulu ya..." ucap Jordan.Laki laki itu kemudian memasukkan lipstick ditangannya ke dalam saku celananya,lalu pergi menuju kamarnya di lantai dua dengan langkah gontai.
Zev hanya menatap punggung sang sahabat itu yang makin menjauh menuju lantai dua rumahnya....
Ceklekk...
Jordan membuka pintu kamarnya di lantai dua.Sebuah kamar yang dipenuhi gambar gambar vulgar.Sebelas dua belas dengan kamar Zev di lantai tiga bengkel milik pria bermata serigala itu.
Ya....rumah milik Zev itu sudah seperti rumah nya sendiri.Ia bahkan lebih sering tidur di rumah sahabatnya itu dari pada di dirumahnya.
Jordan menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang king Zize berwarna abu abu itu.Laki laki berewokan dengan beberapa tato di tubuhnya dan sebuah anting tindik di telinga kanannya itu lantas mengeluarkan lipstik merah dikantong celananya yang semula ia jadikan alasan untuk bertemu sang bidadari syar'i,Rubi.
Jordan memainkan lipstik ditangannya.Bayang bayang kebersamaan Rubi dan Bryan kembali menari nari di pikirannya.
Ada hubungan apa Rubi dan Bryan?
Apa mereka pacaran?
Atau sekedar teman?
Tapi kenapa mereka begitu akrab?
Jordan bangkit.Ia merubah posisi tubuhnya yang semula rebahan kini duduk bersila dengan sorot mata menatap lurus ke depan.
"Rubi sama Bryan kan anak dari keluarga taat agama?apa mungkin mereka pacaran?" Monolog Jordan berfikir
"Kayak nya nggak mungkin deh..." Ucap pria itu lagi.
"Gue rasa mereka cuma temenan..." Ucapnya lagi.
"Ya....pasti cuma temenan..."ucapnya yakin sambil meremas lipstik merah di tangannya.
Ia menatap benda di tangannya itu.
" Gue akan berjuangan buat dapatin Rubi...gue pasti bisa.."ucap Jordan.
"Kenapa nggak?Zev yang mantan pembunuh aja bisa dapetin Nabila anak dari keluarga yang taat agama,Adrian yang mantan penjahat kelas kakap aja bisa dapetin Adinda yang solehah,trus kenapa gue nggak?" Ucap Jordan.
"Gue bukan penjahat,gue bukan pembunuh,pemer**sa ataupun penculik...gue yakin...remahan bahan bakar neraka seperti gue akan bisa mendapatkan jodoh bidadari muslimah seperti Rubi..." Ucap Jordan begitu yakin.
"Ya....gue pasti bisa dapetin Rubi...!gue akan berjuang meluluhkan hati Rubi...meskipun harus bersaing dengan laki laki ahli sorga kayak Bryan..."
Ya.....katakanlah Jordan memiliki tingkat kepercayaan diri yang begitu tinggi.Ia seolah berkaca pada sosok Adrian dan Zev,dua pria mantan ba**ngan yang akhirnya bisa mendapatkan hati seorang wanita luar biasa.Jordan yakin ia bisa mengikuti jejak kedua pria itu.Ia yakin ia si pria pendosa akan bisa mendapatkan Rubi si solehah selayaknya Adrian dan Adinda.
Jordan menatap lembut ke arah lipstick di tangannya.
Jika ada yang bilang Tuhan menciptakan wanita dari tulang rusuk sebelah kiri seorang pria,maka ia yakin muslimah syar'i itu adalah tulang rusuknya.
Pertemuan yang tidak disangka sangka antara dirinya dengan sang bidadari beberapa waktu lalu di bengkel sahabatnya berhasil membuat sang pendosa itu tak henti membayangkan wajah ayu bidadari syar'i berparas ayu tersebut .Senyumnya,matanya,suaranya,semua terasa sempurna di mata dan telinga Jordan.Ia ingin memiliki wanita itu sepenuhnya.
Jika mantan pembunuh dan penjahat kelas kakap saja bisa mendapatkan wanita wanita solehah sebagai pendamping hidupnya,kenapa ia tidak?
Dia bukan penjahat,dia bukan pembunuh,pemer**sa ataupun penculik...dia hanya anak broken home yang belum menemukan jati dirinya.
Ia yakin....ia bisa mendapatkan pasangan solehah seperti wanita cantik itu,menjadikan muslimah tersebut sebagai makmum solatnya dan bersama sama membina rumah tangga sakinah mawaddah warohmah hingga menuju jannah Nya kelak.
Namun....
Mampukah seorang pendosa seperti nya menjadi imam yang baik untuk makmum yang sudah hampir sempurna??
Sudikah sang muslimah menerima laki laki remahan bahan bakar neraka sepertinya sebagai pemimpin sekaligus pendamping hidup dunia dan akhiratnya?
...----------------...
***UP 12:20
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE DAN HADIAH NYA....RAMAIKAN YUKKK....BIAR OTHORNYA SEMANGAT....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!