Semua orang tak tau apa permainan takdir, dia memang suka memberi kejutan , kadang dia memberi duka kadang dia memberi suka namun biarlah dia melakukannya dan biarlah kita mengikuti alur yang sudah dibuatnya.
💕 Author 💕
Sinar matahari pagi yang menembus tirai penghalang yang ada dikamar wanita itu membangunkan wanita itu dari tidur nyenyak nya dia tidak lain adalah Reva.
Reva adalah wanita yang tinggal bersama orang tuanya yang sederhana, ayahnya hanyalah seorang kepala sekolah sma swasta didekat sekolahnya sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga,namun dia tetap senang. dia bukanlah anak ataupun wanita yang memilik banyak keinginan layaknya kawan sebayanya dia adalah wanita yang cantik,mandiri , dan baik. namun memiliki sifat yang pecicilan yang selalu melekat pada dirinya.
Hari ini merupakan hari yang ditunggu Reva dimana dia akan menginjak Bangku SMA di SMA terkenal di kota itu.
"Reva apakah kau sudah bangun? Jika sudah cepat turun dan makanlah."panggil Lily ibu Reva
" Iya sebentar lagi bu Reva akan turun." tutur Reva membalas
Reva pun bersiap siap dan turun untuk makan bersama
"Bagaimana apakah kau sudah mempersiapkan segalanya di hari pertama mu?"tanya ibu.
" Sudah bu ibu tenang saja."jawab Reva sambil tersenyum.
" Baiklah kalah begitu cepat habiskan sarapan mu dan berangkat lah ayah akan mengantarkanmu."perintah ibu
Selang beberapa menit kemudian...
" Reva sudah selesai makan bu Reva pergi dulu takut terlambat bu, ayo pah! "
" Baiklah hati hati ya."sahut ibu
Reva pun pergi bersama ayahnya dengan menyungingkan senyuman dibibir manisnya memikirkan sebentar lagi dia akan menginjak sekolah barunya.
Namun dia tak akan pernah tau kalau mulai saat itu takdirnya akan berubah.
Ditempat tempat lain...
"Rey ayo cepat kamu harus pergi sekolah nanti kamu telat!" perintah Roselin ibu Rey.
Iya iya ini Rey mau pergi "jawab Rey dengan wajah datarnya.
" Rey pergi bu."ucapnya lalu pergi begitu saja.
"Huh sampai kapan dia akan bersifat dingin seperti itu pada semua orang "Gerutu ibu Roselin.
Rey adalah sosok pria idaman wanita dia tampan, kaya, pintar, tinggi maklum saja dia merupakan blasteran Inggris indonesia. a
Ayahnya memiliki darah Inggris sedangkan ibunya memiliki darah Indonesia. Tetapi dia sangat dingin namun sifatnya yang itulah membuatnya dia selalu dikejar oleh para wanita diluar sana, namun dia tidak pernah memperdulikan itu semuanya semenjak hari itu dia bahkan selalu menutup dirinya bahkan kepada ibunya sekalipun, tapi Rey sangat menyayangi ibunya sehingga dia tidak bisa membantah perkataan ibunya tersebut.
Dia berjanji akan menutup hatinya untuk siapapun. semenjak kejadian dulu yang tidak bisa dilupakanya, kejadian yang selalu terbayang bayang dalam pikirannya, jujur saja dia tidak bisa melupakan sosok yang berada di dalam kenanganya itu, tapi dia sudah terlanjur sakit hati dan mengubah dirinya menjadi dingin sedingin es padahal Rey dulu adalah sosok pria yang hangat namun hal itulah yang membuat dia menjadi seperti ini.
Dia berharap agar kenangan itu bisa dilupakan nya dan takdirnya akan berubah seiring berjalan waktu padahal mulai hari ini takdirnya akan berubah bahkan seratus delapan puluh derajat dari kehidupannya sekarang.
Haiiii aku baru pertama kali buat cerita ku, harap kalian suka dan terhibur dengannya cerita sederhana yang aku buat ini yaa😇.
Cast utama :
Rey Thomas sanjaya
Reva florensi penople
Adelardo fens Winso
Sandra cantika
Bertemu dengan pria aneh seperti dia mungkin merupakan hari tersial dalam hidupku.
💕 Reva florensi penople 💕
Sesampainya dia sekolah Reva disambut oleh teman sekaligus sahabatnya sejak kecil yaitu feni.
Feni mengajak Reva untuk masuk ke kelas mereka namun dieperjalanan hendak ke kelas, Reva disengol oleh seseorang yang membuatnya hampir jatuh dan membuat buku buku yang dipegangnya terjatuh.
Dia pun mulai memunguti bukunya yang berjatuan tersebut.
"Hei punya mata ngk sih? "tanya seorang pria yang menabrak Reva dengan nada dingin dan mata yang menajam.
" Ya punya lah lo ngk liat ini gua punya dua mata hah "celetuk Reva sambil berdiri mengangkat kepalanya memperlihatkan matanya pada pria itu.
" Ya kalau punya mata itu dipakek , masa jalan aja masih nabrak orang" jawab lelaki itu lagi.
Hah!! Lo waras apa, sejak kapan orang jalan pakai mata yang ada pakai kaki kali. " sewot Reva.
" dasar wanita gila. "jawab pria itu dan berlalu meninggalkan Reva
" apa lo bilang sini lo kalau berani! "jawab Reva tak bisa mengontrol emosinya.
" Udah udah gk usah diperpanjang lo ngk tau kan siapa dia jadi mending kita ke kelas dulu nanti gue jelasin. " ajak Feni.
Karena memang akibat perdebatan tadi banyak orang berkerumun dan menyaksikan kejadian itu.
Bagaimana tidak rey seorang yang dingin dan irit bicara bertengkar dengan adik kelas nya yang bahkan baru masuk.
Bahkan bukan itu aja ayah rey donatur paling banyak disekolah ini tak heran dia selalu didekatin oleh beberapa orang demi hartanya tersebut.
Di ruang kelas...
"Fen kenapa tadi lu ngehentikan gua sih, gua mau ngejar tu cowok, brengsek amat jadi cowok udah gitu gak mau minta maaf lagi. "ucap Reva sembari menahan emosi.
" Trus kalau lo kejar lo mau ngapain dia?" Jawab Feni dengan memutar bola mata malas melihat tingkah sahabatnya nya ini yang terlalu bar bar.
"Mau gua sumpal itu mulutnya pakai kaktus biar ngomong nya ngk sembarangan. " sewot Reva
"Ya ampun Reva kau ngk tau siapa Rey?
dia itu orang paling terkenal di sekolah ini bukan karena ketampanan nya saja namun karena ayahnya donatur paling besar di sekolah ini sehingga dia sangat berpengaruh disekolah ini" jawab Feni panjang lebar.
"Masa"?? Jawab Reva dengan tampang bodohnya "tunggu sebentar jadi gue berurusan sama orang yang salah dong mati gue, bagaimana mana nanti dia melaporkan ini pada ayahnya dan menyuruh ayahnya untuk mengeluarkan gue kan bisa tambah runyam masalahnya" jawab Reva panjang lebar sambil menepok jidatnya.
"Lo sih makanya. "mencubit pipi Reva saking gemasnya dengam sahabatnya yang dia tidak tau bilang bodoh atau polos itu.
" Iiii sakit Feni. " ucap Reva berteriak karena Feni mencubit pipinya.
" Jadi gimana dong? " tanya Reva
"tenang aja dia gak bakalan seperti itu dia itukan gentleman, makanya gue kelepek kelepek sama dia. "jawab Feni dengan raut wajah yang sumringah.
Ya ampun dia mulai lagi. " jawab Reva dengan nada malasnya melihat feni yang kesem sem sama tu cowok padahal menurut Reva dia biasa saja dan tak sedikit pun menarik perhatian Reva.
"Tapi aku gk akan tinggal diam aku harus membalas perbuatannya tadi padaku liat saja nanti apa yang akan terjadi MR cold Prince " gumam nya dengan senyum jahilnya.
" Lo knapa senyum senyum sendiri kesurupan lo ya? "tanya feni.
" ngk kok cuma kemasukan aja hehehe "jawabnya ceplos.
" Sama aja ****" jawaban feni kesal akan jawaban sahabatnya tersebut.
Kringgggg jam masuk kelas pun dimulai
Rey Terima pembalasan dendam ku.
💕 Reva florensi penople 💕
Kringggggg
"Hei Reva udah istirahat kekantin yukkk, lapar nih gua tadi belum sarapan pagi. " ucap Feni sambil memegangi perutnya.
"Lo aja deh males gua. " ucap Reva dengan malas.
Reva memang malas untuk pergi ke kantin, lebih baik dia tidur di kelas daripada harus berdesakan di kantin untuk mengantri membeli makanan.
"Iss ayolah please masa lo gtu sama sahabat lo sendiri sih jahat amat lo "ucap Feni sambil mengeluarkan puppy eyes nya.
" Ntar gua traktirin keju deh disana" ucap Feni lagi, berusaha membujuk Reva.
"ya udh skuyyy lah tapi beneran ya beliin keju. " jawab Reva dengan senyum sumringahnya.
Huh giliran dibilang traktirin keju aja langsung cepat deh tu gerak" ucap Feni sambil mendengus
"Ya udah ayokk. " ajak Reva menarik Feni.
"Iya iya sabar. " jawab feni dengan gemesnya melihat tingkah Reva yang kadang bar bar kadang seperti anak kecil sungguh memusingkan kepalanya.
"Hei guys berjumpa kembali dengan babang Dodi yang ganteng bak model ini. " ucap Dodi kepada kedua sahabatnya yang sedang duduk di kantin.
"Apaan sih tampang muka yang lebih mirip simpanse gitu doang kok dibanggain. " ucap Morgan sahabat Dodi itu dengan memutar bola mata malas.
"Yee masih mending gue kayak simpanse masih pintar daripada lo, noh kayak orang utan "balas Dodi tak terima.
" Iya kayak simpanse tapi muka nya doang pintar nya enggak" ledek Morgan lagi
Plakk
"Lo ya berani nampol gua lo belum pernah kena tampol pakai sepatu gue yaa, mau coba?
"ucap Morgan yang tak terima kepala nya dipukul oleh Dodi sambil memegangi kepalanya dan meringis.
" Makanya mulut dijaga ntar gua sumpal pakai kaos kaki gua mau lo? "sewot Dodi.
" iddih, yang iya gua nanti gk bangun bangun selama 3 tahun akibat aroma wangi kaus kaki lo" balas Morgan sambil bergidik ngeri.
"biarin biar...
"Ck kalian bisa diam gk sih suara kalian berdua gk ada gunanya malah bikin sakit telinga gua tau ngak " potong Rey yang sudah tak tahan dengan ocehan dua sahabatnya itu.
"wessss ini si tembok dingin emang diam tapi sekali ngomong nusuk juga ya" bisik Dodi kepada Morgan.
"lah, lo baru tau apa kalau sahabat kita kayak gini "bisik Morgan pada Dodi.
" lo berdua bisa diam ngak, atau mau gue tendang lo bedua ke kelas sekarang. " ucap Rey sambil menatap dua sahabat nya itu.
"oke oke jangan marah mas ntar cepat tua "ucap kedua sahabatnya.
Rey kembali menatap tajam dua sahabatnya itu dan mereka pun bergidik ngeri melihat tatapan itu.
" Bro gua mau mesan makanan nih lu bedua gk mau nitip? "ucap Dodi membuka kembali percakapan.
" Kayak biasa aja bro ya kan Rey."balas Morgan.
" Hmmm " Rey hanya bergumam.
" ok pangeran mau pergi dulu" balas Dodi.
Morgan membuat ekspresi orang muntah saat mendengar ucapan doni tersebut. tak lama kemudian Dodi meminta bantuan kepada Morgan untuk menolong dia membawa pesanan mereka bertiga.
"Oi amoeba cepet sini bantu gua! "teriak Dodi memanggil Morgan.
" Is nyusahin aja tuh anak, iya bentar dugong "balas Morgan kepada Dodi
" Rey gua cabut dulu ya jumpain tu dugong "ucap Morgan kepada Rey.
" Hmmm "Rey pun hanya bergumam.
Sekarang tinggal lah dia sendiri.
Sementara di depan kantin terlihat Reva dan feni sedang mencari kursi, namun mata Reva terkunci melihat Rey sedang duduk sendiri di dekat jendela.
Dia pun tersenyum penuh arti melihat posisi itu.
" Hei Reva lu knapa senyum kayak gtu lo sakit.?" ucap Feni sambil memegang dahi Reva.
Enggak kok, trus lo knapa? atau jangan jangan lo kemasukan lagi ya.
"Hei sadar Reva hei" ucap Feni sambil menepuk pipi Reva.
"isss gue sehat feni, dan gue gk kemasukan "balas Reva.
" Syukur lah tapi kenapa lo senyum senyum gtu, jadi ngeri gua liatnya. "jawab Feni sambil bergidik.
" enak aja gua normal ya, gua waras jangan mikir macem macem. "balas Reva sambil menunjuk Feni.
" Jadi Feni selaku lo kan sahabat gua, lo mau ngak bantuin gua ngelakuin sesuatu, tenang aja lo cuman bantuan sedikit aja sisanya gua yang ngurus. "ucap Reva penuh arti sambil terus melihat kearah Rey.
" Aduh kayaknya gue punya firasat gk enak tentang rencana lo ini. "balas Feni sambil mengaruk kepalanya yang tidak gatal dan sedikit bergidik.
Reva pun melihat kearah feni
" ngk papa pasti kamu terhibur "jawab Reva sambil tersenyum.
" ayo kita lakukan rencana kita "ucap Reva sambil senyum menyeringai.
" Lo kadang kadang kayak psokopat deh Reva jadi takut gue. "ucap feni
" isss enak aja gua normal cuman ini hanya bentuk pembalasan dendam aja, namanya juga manusia kan juga punya dendam. knapa? Lo ngk mau bantuin gua? "ucap Reva bertanya.
" OK ok gue bantu" balas feni
Yaudah ayuk buruan ucap Reva sambil menarik tangan feni.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!