Mira POV
Aku adalah gadis bernama Mira Anindita. Sejak kecil aku sudah di tinggalkan oleh ibuku. Ibuku meninggal saat aku di lahirkan. Aku tidak tau cerita pastinya, yang aku tau aku di besarkan oleh ibu tiri aku.
Sepanjang hidupku, ibu tiriku sangat baik kepadaku. Tapi apalah daya hidup kamu yang miskin membuat aku yang harus berjuang membanting tulang untuk membiayai uang kuliahku.
Ayah hanya buruh pabrik yang gajinya hanya cukup untuk biaya sekolah adik - adik dan makan sehari - hari. Sedangkan ibu hanyalah ibu rumah tangga biasa.
Dalam hidupku tidak ada kata mudah menyerah. Aku berjuang sungguh - sungguh agar bisa meraih gelar sarjana.
Ditengah masa menempuh pendidikan aku mengenal lelaki bernama Abian. Dia juga di besarkan oleh keluarga miskin. Abian yang ku kenal sangat pekerja keras sehingga dia bisa merintis usahanya.
Aku jatuh hati kepada lelaki pemilik Abian Crop. Tapi aku sangat tau diri, siapalah aku bisa jatuh cinta sama seorang pemilik sebuah perusahaan meskipun masih perusahaan kecil.
Akan tetapi karena kami mempunyai beberapa kesamaan akhirnya kami menjadi dekat. Meski hubungan kami tidak ada kejelasan namun aku tau bahwa kami sama-sama saling menyukai.
Seiring berjalannya waktu, Abian dikenalkan oleh rekan bisnisnya dengan anaknya. Rekan bisnisnya memintanya untuk menjadi calon suami anaknya. Namun Abian bukanlah orang yang mudah di taklukkan dengan kekuasaan. Abian tetap memperjuangkan aku.
Namun lama-kelamaan ada perubahan sikap Abian. Semenjak dia datang kerumah, sikap dia mulai berubah.Dia mulai menghilang dan tidak ada kabar apapun kepadaku. Tapi aku tetap berprasangka baik kepadanya.Akan tetapi suatu pertemuan membuat Abian memutuskan aku.
Abian masih tidak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Abian bilang bahwa dia tidak lagi mencintai aku. Pada akhirnya aku mengetahui sendiri bahwa ternyata aku dan Abian adalah saudara tiri.
Hati aku sangat hancur kala itu. Aku tau bahwa kami sama-sama saling mencintai namun kami terpisah karena status kami. Taukan kamu bagaimana rasanya? rasanya ya benar - benar hancur.
Kamu tidak sanggup lagi untuk bertahan hidup. Kamu malas untuk menghirup udara. Rasanya semua ingin berhenti di situ. Semua membuat aku seperti orang gila.
Di saat sakit aku masih merasakan betapa Abian masih mencintai aku. Akan tetapi ternyata aku salah karena Abian sudah terjebak oleh namanya cinta. Sering bersama dengan istrinya membuat cinta itu datang dengan cepat. Aku dicampakkan begitu aja. Namun siapalah aku tiada tandingannya dengan istrinya yang seorang anak terkaya di negeri ini.
Siapalah aku yang cintanya di rampas begitu saja. Siapalah aku yang cintanya di ambil oleh wanita kaya raya.
Di dalam masa penyembuhan luka, aku mulai terbuai oleh kasih sayang seorang sahabat Abian yaitu Galuh. Rasanya kehadiran Galuh bisa mengobati lukaku di saat Abian pergi. Aku tidak tau apakah ini yang namanya pelarian.
Namun semua harus berakhir dengan kecewa. Seperti menelan pil pahit ternyata Galuh sudah menikah. Aku tidak mau menjadi perusak rumah tangga orang lain. Lagi - lagi aku kalah dengan gadis kaya lainnya. Galuh sangat mencintai aku akan tetapi orang tuanya menjodohkan dengan gadis kaya.
Siapalah aku ini orang yang tidak berpunya. Akhirnya dengan diam - diam di bantu oleh Abian aku melarikan diri. Aku menghilang agar Galuh tidak bisa menemukan aku.
Aku pergi sejauh mungkin dari Galuh agar dia bisa mencintai istrinya. Semua campur tangan Abian yang notabenenya kakak tiri aku. Tanpa campur tangan dia mana mungkin aku sampai di luar negeri.
Siapalah aku yang tanpa campur tangan Abian mungkin dengan mudahnya Galuh menemukan posisiku.
Abian selalu menempatkan body guard di sekeliling aku. Dia selalu mengirimkan duit dengan jumlah yang banyak. Dia benar-benar menjaga aku seperti keluarganya.
Apakah aku baper ketika dia memperhatikan aku?. Tentu saja tidak. Karena cinta Abian sangat jelas untuk istrinya. Aku hanya saudara yang harus di bantu.
Apakah aku membencinya?. Bohong jika tidak. Aku ingin membuktikan jika aku bisa berdiri di kaki ku sendiri.
Ketika anak buah Abian lengah, aku pindah kembali ke negara kami. Tapi aku tidak lansung balik kota asalku. Karena aku sangat yakin sangat gampang bagi seorang Abian menemukan aku.
Sekarang aku membuka sebuah toko online yang bermodalkan uang yang diberikan Abian setiap bulan. Aku dan temanku menyewa ruko di pinggir kota. Ruko yang kami tempati sangat terjangkau. Selain di pinggir kota, ruko yang kami tempati juga sudah lusuh dan sepi.
Kami sangat menikmati hidup di sana. Karena kami bisa memutar kembali modal dengan cepat. Toko online kami berjalan dengan lancar. Tapi semua cita-citaku belumlah tercapai sama sekali. Ini masih jauh dari harapan aku.
Aku harus mencari cara lain agar bisa kaya dengan instan tapi tidak melanggar hukum. Adakah yang tau bagaimana bisa kaya dalam jangka cepat? Jika bisa dalam jangka setahun aku sudah bisa menunjukkan muka kepada Abian. Aku sudah bisa mengembalikan apa yang dia berikan kepada keluargaku.
Sampai saat ini aku masih memikirkan caranya. Namun jalanku masih buntu. Dapatkah aku menemukan cara tersebut tanpa resiko?.Jangan pernah pembaca memberikan ide untuk menjual diri ya. Itu malah akan mencoreng keluargaku sendiri.
...****************...
Hai hai hai. Novel tentang Mira baru di mulai ya. Semoga para pembaca suka dengan novelnya.
Sebelum membaca novel ini bacalah dulu Novel : Dia lelakiku dan Mengejar Cintamu.
Jika sudah membaca novel tersebut maka akan tau siapa Amar. Cerita Amar dan Mira memang di gabungkan karena mereka akan dipertemukan di bab berikutnya. Ketika rumah tangga Mira gonjang ganjing, dia akan dipertemukan dengan Amar. Nah di saat mereka bertemu maka di sinilah cinta mereka di uji kepada pasangannya. Terima kasih kepada yang telah setia membaca karya receh author 🙏
Mira sedikit melamun membawa mobil merahnya. Entah apa yang ia pikirkan sehingga dia sedikit melamun. Pikirannya menari - nari kemana - mana.
Saat tersadar Mira lansung kaget ketika mobilnya menabrak mobil di depannya. Mira tidak menyadari bahwa di persimpangan lampu menyala merah. Karena tidak terkendalikan lagi sehingga terjadilah insiden yang tidak menyenangkan.
Mira semakin pucat karena melihat seorang lelaki keluar dari mobil yang di tabraknya. Lelaki itu berjalan menuju mobilnya Mira.
"Keluar kamu." ucap laki gagah berpenampilan memakai Jaz.
"Kita menepi dulu ya pak." jawab Mira agak ketakutan.
"Awas jika kamu berniat kabur, keliang semut pun akan aku cari." ucap lelaki itu dengan ancaman lalu kembali ke mobilnya.
Mira kembali membawa mobilnya ketika lampu hijau menyala. Dia mengikuti kemana mobil lelaki tadi menepi. Tidak jauh dari persimpangan tadi kedua mobil itu berhenti mencari kesepakatan.
"Jadi bagaimana? saya tidak punya banyak waktu." ucap lelaki itu dengan belagu.
"Ada asuransikan?" tanya Mira dengan ragu.
"Asuransi tidak melayani hal seperti ini."
"Ya udah saya ganti, berapa?"
"20 juta."
"Apa 20 juta, hey kasih harga yang betul aja, masa semahal ini."
"Ini mobil mahallah, kamu nggak liat merek mobilnya."
"Ini pemerasan namanya, bisa dilaporkan ke polisi."
"Ayo kita ke kantor polisi,itu lebih menyenangkan saya." jawab lelaki itu dengan belagu.
Mira menyadari jika dia tidak punya SIM. Dia juga menyadari bahwa lelaki yang berdiri di depannya bukanlah lelaki biasa.
"Tapi aku tidak punya uang sebanyak itu." ucap Mira dengan jujur.
"Ya udah mari kita selesaikan di kantor polisi." ucap lelaki itu menarik tangan Mira.
"Jangan, aku mohon, aku janji akan bayar secepatnya, tapi tolong kasih aku waktu."
"Berapa lama?" tanya Lelaki itu.
"Tiga bulan."
"Kelamaan, aku kasih waktu dalam satu Minggu."
"Jangan seminggu, satu bulan deh." ucap Mira dengan memohon.
"Dua Minggu, TITIK."
"Tapi..."
"Ya udah mari kita selesaikan di kantor polisi, jangan buang waktu saya."
"Iya deh Saya usahain."
"Dan ini kartu nama saya, kamu boleh hubungi saya di nomor itu, sini KTP kamu."
"Jangan KTP dong, aku janji akan bayar kok."
"Sini KTP kamu." ucapnya dengan kesal.
Mira yang ketakutan akhirnya memberikan kartu tanda pengenalnya kepada lelaki itu dengan terpaksa. Lelaki itu mengambilnya lalu berlalu di hadapan Mira.
"Mati aku, mau cari duit kemana secepat itu." gerutunya sambil masuk mobil.
"Ini bukannya jadi konglomerat malah jadi konglomelarat, benar - benar akan habis semua usahaku selama ini."
"Apa aku jual mobil ini aja? tapi bagaimana untuk mobilitas usaha aku?' tanyanya pada diri sendiri.
"Ahk pusing ah." kesalnya lalu mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju rukonya.
Mira masuk ke rukonya dengan muka masam. Tiwi yang sedang sibuk paking barang menjadi terhenti melihat muka masamnya Mira.
"Kenapa kamu? mukanya kok masam banget."
"Aku bingung ini, aku tadi nabrak orang, dia minta ganti rugi 20 juta."
"Apa 20 juta?" tanya Tiwi agak kaget.
"Iya, mobilnya mobil mewah, mau cari uang kemana?"
"Minta Abang tirimu aja, uang segitu pasti nggak seberapa."
"Nggak mau ah, gengsi kali aku."
"Udahlah move on, berdamai dengan masa lalu, uang darimana kamu dapat sebanyak itu, itu kita bisa kerja setahun baru bisa kumpul uang segitu."
"Nggak, aku yakin pasti ada solusi lain." ucap Mira dengan keyakinan penuh.
"Terserah."
"Aku jual mobil gimana?" tanya Mira.
"Mobil kamu jika di jual paling laku cuma belasan juta, udah butut kayak gitu."
"Eh butut - butut tapi berjasa loh."
"Bukannya di ATM kamu masih ada duit?" tanya Tiwi.
"Aku nggak akan ambil, karena jika aku ambil maka abangku akan dengan muda melacak aku."
"Terserah kamu aja bagaimananya." ucap Tiwi melanjutkan pekerjaannya.
"Aku yakin pasti bisa mengatasi semua ini." ucap Mira mondar - mandir.
Ditempat lain tepatnya di ruangan pembesar pemilik gedung tinggi. Seorang nampak sedang di ceramahi oleh seseorang lelaki yang nampak lebih tua. Dia adalah Zaki Iskandar anak dari CEO PT. Perkasa Tbk.
"Jika dalam waktu dekat kamu tidak menikah, maka papa akan kasih jabatan CEO kepada sepupu kamu dan semua saham papa akan papa kasih ke dia."
"Nggak bisa gitu dong pa, aku anak kandung papa loh, masa papa tega sama aku." jawab Zaki dengan kesal. Dia paling benci dengan namanya sepupunya yang selalu di banggakan oleh papanya.
"Terserah papa, papa pemilik perusahaan ini, 0apa kasih kamu waktu satu Minggu."
"Pa ini cari jodoh aku, bukan cari kacang di pasar."
"Papa tidak mau tau, jangan pernah kamu bawa perempuan itu kerumahku."
"Tapi Eliza pacar aku pa, aku sangat sayang padanya."
"Papa tidak akan merestui hubungan kamu dengan dia, kamu cari perempuan lain atau saham dan jabatan CEO akan jatuh ke tangan Rama." jawab papanya lalu berlalu meninggalkan ruangan Zaki.
Zaki semakin kesal dengan ancaman papapanya. Dia duduk dengan tidak tenang memikirkan sesuatu cara. Tiba-tiba dia teringat perempuan tadi pagi. Zaki menelpon seseorang untuk mencari tau perempuan itu.
Tiba-tiba wajah Zaki tampak tersenyum karena ide brilian yang muncul di otaknya. Dia merasa idenya akan berjalan dengan lancar jika semua dalam genggaman dia.
Tidak lama kemudian masuklah seorang lelaki yang menjabat sebagai asistennya. Dia membawa beberapa kertas karena hendak melaporkan bapa yang ia cari tadi.
"Ini pak mengenai gadis tadi." ucapnya dengan sopan.
"Oke, selidiki dia lebih jauh, buat jualannya sepi dan tidak ada yang mau membeli mobilnya."
"Baik bos."
Zaki tersenyum penuh kemenangan karena ia yakin misinya akan berjalan dengan baik. Zaki membaca kembali laporan yang ada di tangannya.
"Kamu akan menjadi tameng aku nanti, dan takkan bisa lari dari aku." ucapnya dengan senyum senang.
3 hari kemudian,
"Gimana Mira? jadi orangnya beli mobil kamu?" tanya Tiwi.
"Nggak jadi." jawab Mira dengan lemas.
"Jadi kita harus bagaimana, kamu bisa di laporkan loh, mana ini penjualan kita sedang menurun." keluh Tiwi.
"Hari ini kamu udah live?"
"Udah, bahkan penjualan lewat apapun tidak ada yang pesan."
"Kenapa lagi ini?" tanya Mira.
"Kamu tidak omong kasar dengan lelaki itu kan?" tanya Tiwi.
"Lelaki mana?"
"Yang kamu tabrak."
"Nggak."
"Kamu tau dia siapa?" tanya Tiwi.
Mira ingat bahwa lelaki itu pernah memberikan kartu identitas diri. Dia menyodorkan kartu tersebut kepada Tiwi. Mata Tiwi melotot ketika membaca nama lelaki itu.
"Zaki Iskandar?" tanya Tiwi terkejut.
"Kenapa memangnya?"
"Kamu nggak kenal dia?" tanya Tiwi mulai panik.
"Emang kenapa dengan dia?"
"Bodoh, dia anak orang terkaya di kota ini, dia pengusaha yang sedang naik daun saat ini, namanya sering keluar majalah bisnis, dia terkenal dengan kejam dan sombong."
"Lalu apa hubungannya?"
"Untuk mematikan usahanya kamu yang tidak seberapa ini sangat gampang baginya."
"Jadi menurut kamu ini idenya dia?"
"Nggak tau juga sih."
"Nggak mungkinlah, dia pasti sangat ingin mobilnya segera baku bayar, ini kita memang lagi soal aja." jawab Mira dengan tenang.
"Jangan berurusan deh dengan dia, lebih baik menghindar aja."
"Siapa juga yang mau berurusan dengan dia, nasib aja yang membuat aku berurusan dengan dia."
"Banyak loh gadis - gadis yang tergila-gila dengan dia, namun dia setia dengan pacarnya yang artis itu."
"Ohw seleranya artis."
Kring kring
Ponsel Mira berbunyi dengan nomor yang tidak dikenal. Mira mengangkat teleponnya berharap ada yang membeli mobilnya atau membeli jualan onlinenya.
"Hallo, selamat siang."
"Ini saya, segera aku temui di kafe ss."
"Siapa?" tanya Mira penasaran.
"Pemilik. mobil yang kamu tabrak, saya tunggu dalam 30 menit, jika tidak saya akan bawa masalah ini kekantor polisi."
"Tapi..."
Tut Tut Tut.
"Sialan, main matiin aja."
"Siapa?"
"lelaki sombong itu, udah ah aku langsung berangkat, dia cuma kasih aku waktu 30 menit agar sampai di kafe Ss."
"Gila, ayo segera berangkat, semoga kamu beruntung."
Mira segera bersih tas dan kunci mobilnya. Dia tidak mau berurusan dengan polisi.
"Melihat status laki - laki itu akan gampang baginya menjebloskan aku ke penjara." ucap Mira dalam hatinya.
Ketika dalam perjalanan tiba - tiba mobil Mira mogok. Ia meninggalkan mobilnya di pinggir jalan.
"Kenapa kamu nggak bersahabat mobil, ini lagi darurat." gerutu Mira mencoba mencari taksi.
Mira akhirnya mendapatkan taksi setelah 15 menit menunggu. Setelah sampai ke kafe dua segera turun dan barlari dengan cepat. Mira lansung menuju meja yang di janjikan.
Ketika baru sampai di meja yang di janjikan.Mira lansung terkejut dengan penuturan lelaki itu.
"Kamu telat 10 menit, mari kita ke kantor polisi." ucap lelaki itu sudah berdiri dari kursinya.
"Pak aku mohon jangan bawa kekantor polisi, tadi mobil saya mogok."
"Saya tidak peduli dengan mobil kamu, saya sudah beri kamu kesempatan."
"Pak saya mohon, saya akan lakukan apa yang bapak mau, jadi pembantu bapak tanpa dibayar tidak apa-apa, tolong jangan bawa saya ke kantor polisi." Mira memohon kepada Zaki.
"Baik saya akan mempertimbangkan asal kamu mau membantu saya."
"Baik pak saya bersedia." jawab Mira dengan cepat.
"Yakin?"
"Iya pak."
"Baik, saya maunya kamu membantu saya jadi istri pura - pura saya selama setahun, setelah saya naik jabatan, maka saya akan melepaskan kamu dan memberikan uang sebanyak 1 Miliar."
Mira kaget mendengar ucapan dari pria itu. Dia tidak tau bahwa bantuan yang di maksud seperti itu.
"Tapi pak, saya belum mau menikah."
"Ini hanya pura - pura."
"Tatap aja saya nggak mau pak."
"Atau saya akan masukkan kamu kepenjara."
"Saya akan pikirkan dulu pak, kasih saya waktu pak."
"Saya tidak meminta kamu memilih, ini perintah yang harus kamu patuhi."
"Emang kamu siapa memerintahkan saya sesuka hati kamu." ucap Mira dengan Suran pelan.
"Mau atau kepenjara, hanya itu pilihannya."
"Baiklah pak." jawab Mira dengan terpaksa.
Zaki tersenyum mendengar jawaban Mira. Dia sudah tau bahwa jawaban yang akan di berikan wanita ini seperti ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!