NovelToon NovelToon

Mencintai Perempuan Yang Anak Ku Benci

Sena dan Alvaro

"Alvaro cepat turun kebawah, Papih tidak mau sampai kamu telat lagi, ayo cepat sayang sebentar lagi kamu lulus cepat "

"Iya pih Varo udah bangun kok, ini liat Varo udah pake baju seragam juga "

"Yaudah ayo cepat makan papih ada meeting sekarang "

"Iya pih iya "

Varo segera duduk dan bersampingan dengan papinya Sena, memakan makanannya dengan lahap.

Lalu tak lama kemudia sarapannya sudah habis "Alvaro pergi duluan ya pih "

"Iya tapi ingat ayah tidak mau kau sampai membuat ulah lagi "

"Iya pih tenang saja "

Alvaro mengambil tangan ayahnya menyaliminya dan pergi begitu saja.

Sena hanya bisa tersenyum saja melihat tingkah anaknya yang makin kemari makin mirip dengannya.

Sena menyudahi sarapannya dan masuk kedalam mobil, pergi kekantor dan melakukan rutinitas seperti biasannya.

Mari kita berkenalan dulu aku Sena Angara Wiratmaja dan yang tadi anak ku bernama Alvaro Angara Wiratmaja, kami hidup berdua, ibunya entahlah dia kemana.

Dia meninggalkan kami berdua begitu saja, mungkin karena dulu aku miskin dan tak punya apa apa, namun sekarang aku membuktikannya kalau aku bisa bangkit tanpa dia dan bisa sukses tanpa dia pula.

Dia meninggalkan ku saat umur Alvaro baru menginjak 1 tahun dan aku juga menikah dengannya saat umutku baru 20 tahun, dan aku juga yang belum pandai mencari pekerjaan.

Tapi berkat sakit hati itu aku bisa bangkit dan bisa seperti ini, bahkan aku saat akan menikahinya sampai di usir dari keluarga Wiratmaja,.

Keluarga ku keluarga terpandang karena aku yang kekeh ingin menikahi perempuan itu akhinya aku diusir dan menjadi orang biasa biasa saja.

Tapi aku bersyukur aku bisa mandiri dan membangun perusahaan ku sendiri tanpa bantuan kedua orang tua ku serta keluarga ku yang lain.

Bahkan setelah 18 tahun aku sama sekali engkan pulang kerumah orang tua ku, meski mereka memaksa aku tak akan mau . Umurku mungkin terbilang muda masih 38 tahun dan banyak yang tak menyangka aku sudah mempunyai anak sebesar Alvaro.

Mari kita sudahi sesi ceritanya, aku sudah sampai dikantorku, Sena segera masuk kedalam kantornya dan para karyawannya langsung menunduk.

Sena berjalan dengan angkuh dan masuk kedalam lift khusus Ceo saja, untuk dirinya saja.

"Tuan Sena ini laporan keuangan yang anda mau "

Sena hanya mengangguk dan mengambil berkas yang diberikan oleh sekertarisnya yaitu Fatimah perempuan yang bisa tahan selama 5 tahun menjadi asistennya.

Banyak yang mengundurkan diri karena dirinya yang galak serta kalau ada kesalahan kecil akan dibesar besarkan. Karena seorang Sena tak mau ada kesalahan sedikit pun dengarkan itu ya.

**

Alvaro yang baru sampai disekolah sudah disambut oleh teman temannya, pertama ada Bella pacar Alvaro, Arzan dan Rizki.

"Sayangg kenapa kau lama sekali " rengek Bella dengan maja.

"Maafkan aku sayang, dijalan macet sekali, ayo kita masuk kelas "

"Yasudah ayo "

Arzan dan Rizki mengikuti dari belakang sambil sesekali bercanda, dan tampa diduga duga ada yang berlari dan menyenggol Bella sampai Bella akan terjatuh.

"Aww kurang ajar sekali kau "

"Maafkan aku maafkan aku, aku tidak segaja Bella, maafkan aku maaf "

"Kau Sani, kau ini ya sudah miskin tak tau diri, dan aku ingin sekali menganti pakaian ku karena kau telah menyenggolku dan membuatnya kotor "

"Maaf aku tidak sengaja "

"Sani apa sebenarnya mau mu, aku muak dengan mu, kau ini seharusnya tak ada disini, seharusnya kau itu sekolah ditempat kumuh bukan disekolah elit ini " bentak Alvaro

Sani hanya bisa diam saja menunduk, entahlah apa yang harus dirinya katakan, memang dirinya bisa masuk sekolah ini karena beasiswa.

Alvaro yang tak mendapatkan jawaban dari Sani mendorongnya sampai Sani tersungkur dan membuat roknya kotor.

Bella dan yang lainnya malah tertawa dan dengan tidak sopannya Alvaro menginjak tangan Sani lalu pergi begitu saja.

"Kenapa sih hari hariku sial sekali, kenapa harus bertemu dengan mereka semua"

Sani yang akan berdiri tiba tiba saja ada yang mengasongkan tangannya, Sani segera mendongakan kepalannya ternyata itu Arzan temanya Alvaro.

"Ayo aku bantu "

Sani segera mengambil uluran tangan itu, dan menepuk nepuk roknya yang kotor "terimakasih, kenapa kau membantuku, segeralah pergi nanti teman mu marah "

"Tidak masalah, aku hanya ingin membantumu, apakah tangamu sakit "

"Tidak terlalu, mungkin karena keseringan di injak Alvaro jadi untuk yang sekarang tidak terlalu sakit "

"Ahahah kau ini ada ada saja Sani "

"Sani kau kenapa, kenapa rok mu kotor "heboh Mira teman satu satunya Sani.

"Mira aku baik baik saja tadi hanya terjatuh "

"Aku tidak percaya ini pasti ulah Alvaro laki laki sombong itu kan "

"Bukan sudahlah ayo kita kekelas, tapi aku mau kekamar mandi dulu, untuk membersihkan rok ku "

"Baiklah ayo akan aku antar "

Sani segera pergi bersama Mira, Arzan pun sama segera pergi menyusul teman temannya.

**

"Bagaimana kau ini Fatimah, kenapa banyak sekali selisih, data yang kau kirimkan dengan data yang diberikan tadi pagi olehmu beda, banyak selisih yang berbeda kau panggilkan Gea kenapa bisa seperti ini "

"Baik Tuan saya akan memanggil Gea "

Dengan terbirit birit Fatimah pergi keruangan Gea sedangkan Sena sedang menahan amarahnya, bisa bisanya selisih uang dikantornya sangat berbeda jauh.

Pintu terbuka dan menapilkan Gea dan juga Fatimah "maaf tuan anda memanggil saya "

"Ya saya memanggilmu, bagaimana ini kenapa banyak sekali hitungan yang berbeda sebenarnya kau ini becus tidak menghitungnya, "

"Maaf tuan akan saya perbaiki kembali, saya akan menghitungnya ulang "

"Baik saya tunggu satu jam kalau masih sama dan malah makin berbeda saya akan memecat kamu "

"Baik Tuan saya akan memperbaikinya "

Gea segera pergi dan meninggalkan Fatimah sendirian "kenapa kau masih ada disini Fatimah pergilah "

"Maaf tuan saya permisi "

Fatimah segera berlari dan menutup pintunya dengan perlahan, Sena yang akan kembali mengerjakan pekerjaannya malah mendapatkan telfon dari momnya.

"Hallo mom ada apa Sena sedang bekerja"

"Sampai Kapan kamu akan tidak akan pulang ke rumah mom sangat ingin kau tinggal disini kemari, dan melihat cucu mom tumbuh "

"Bukannya mom dan dad sudah mengusirku lalu untuk apa aku pulang, aku sudahi dulu aku akan bekerja dulu mom "

"Sebentar jangan kau matikan dulu kapan kau akan menikah lagi kau tidak akan mungkin terus saja menduda seperti itu"

"Nanti aku akan menikah setelah mendapatkan perempuan yang aku cintai dan seumuran dengan anak Alvaro"

Tiba tiba saja ada guntur disiang hari dan membuat Sena kaget, Sena segera mengusap dadanya untung saja tak matikan.

"Kau gila carilah perempuan yang sepadan dengan mu bukan mencari bocah, kalau bicara jangan ke mana saja bagaimana kalau terkabul"

"Mom tenang saja semua itu tak akan mungkin terkabul aku hanya main main saja, aku tak akan menikah kembali, dadah mom aku akan bekerja kemabali "

Tanpa mau mendengar ucapan dari momnya Sena langsung mematikannya dan kembali fokus bekerja.

Membuat ulah

"Ayo kita kekantin Sani, apakah kau tidak lapar " ajak Mira

"Sepertinya tidak dulu untuk hari ini, aku ingin dikelas saja Mira"

"Kenapa ayo kita makan disana sama sama, ayolah "

"Aku sedang tidak mau diganggu oleh Alvaro, aku ingin tenang untuk sekejab, "

"Lalu bagaimana dengan perutmu, apakah kau akan kelaparan seperti ini "

"Sepertinya aku tidak bisa kelaparan Mira, mari kita makan " sambil tersenyum lebar.

"Kau ini Sani, tadi menolak namun sekarang malah sebaliknya "

"Hehehe iya ternyata aku lapar, jadi ayo "

Sani bangkit dan mengandeng tangan Mira, berjalan kearah kantin dengan sesekali bercanda.

Dari kejauhan Sani sudah melihat gang Alvaro yang berisik di pojok sana, dirinya harus berani dan harus melewati gang itu.

Sejenak Sani berhenti dan mengatur nafasnya, Mira segera menolehkan kepalanya, lalu kembali melihat kearah depan, ternyata itu masalahnya.

"Ayo ada aku, kau tak usah takut, "

"Tapi aku "

"Apa tapi apa, ayo sudah ada aku "

Mira segera menarik tangan Sani, dan membuat Sani mau tak mau mengikutinya dan berjalan perlahan kearah gang itu.

Awalnya biasa saja namun setelah Sani jalan cukup jauh dari bangku mereka tiba tiba puk ada yang melemparnya dari arah belakang.

Mira yang mengetahuinya segera membalikan badannya dan ternyata itu adalah Alvaro yang melempar minuman kearah punggung Sani.

"Mir udah ayo aku gak apa apa, ini bisa dibersihin kok "

"Gak bisa gitu, aku gak terima Varo gituin kamu terus, kurang ajar tu laki, sukannya main kasar sama perempuan. "

Mira melepaskan gandengannya dan menghampiri meja Alvaro.

"Heh apa maksud kau Alvaro melakukan itu pada Sani "

Alvaro masih diam dan asyik mengobrol dengan temannya, Mira yang kesal mengambil minuman yang ada dimeja itu dan menyiramkannya kearah wajah Alvaro.

Semua orang yang ada dikantin itu kaget dengan apa yang Mira lakukan, Alvaro langsung menatap tajam kearah Mira dan berdiri lalu berjalan kearah Mira dan mencengkram baju seragam Mira.

"Apa maksud mu melakukan itu padamu "

"Aku yang seharusnya bertanya itu padamu, apa yang kau lakukan pada Sani, kenapa kau melempari dia dengan minuman, "

"Terserah ku, aku mau lempar ke anak miskin itu, atau ke orang lain itu bukan urusan mu "

"Tentu itu urusanku " sambil menunjuk Alvaro.

Alvaro menangkap telunjuk itu dan mendorong Mira sampai tersungkur, Sani segera menolongnya "sudahlah Mira sudah "

Namun Mira tak mendengarkan ucapan Sani, dia berdiri dan menatap Alvaro kembali.

"Kau dasar laki laki kasar, laki laki tak punya hati dan hanya berani pada perempuan saja, dasar laki laki cupu kau "

Alvaro yang marah mendengar ucapan Mira, mengacungkan tangannya dan menampar Mira plak.

Mira yang takut memejamkan kedua bola matanya namun dirinya tak merasakan sakit.

Saat Mira membuka kedua bola matanya, ternyata yang tertampar adalah Sani, dia menghalangi dirinya.

"Hahaha malah kau yang tertampar baguslah " ledek Alvaro.

"Alvaroooo masuk keruang bk " teriak seorang guru yang ada dibelakang Alvaro.

Alvaro hanya berdecih dan menghadap kearah guru yang menteriakinya "ada apa sih bu Sesil, siang siang gini teriak teriak "

"Masuk keruang bk sekarang, saya ingin penjelasan kamu karena telah berani menampar Sani "

"Ibu ini gimana sih, gak usah bela anak ini, apa sih yang harus dibela "

Alvaro segera pergi dan mengusap wajahnya yang basah, tanpa mau mendengarkan teriakan bu Sesil" baiklah jika itu mau mu Alvaro saya akan menelfon tuan Sena "

Namun Alvaro tak mengubrisnya malah pergi begitu saja sambil mengacukan tangan dan Bella serta kawan kawan yang lain ikut berlari mengejar Alvaro.

Bu Sesil segera menghampiri Sani dan mengusap pipinya "ayo kita keuks "

Sani hanya mengangguk saja mengikuti bu Sesil di ikuti Mira, selama perjalana Mira hanya menepuk nepuk punggung Sani yang basah.

"Mira kamu obati Sani ya "

"Iya bu "

Sebelum bu Sesil pergi Sani memengang tanganya "ada apa Sani " sambil membalikan badannya.

"Bu sepertinya tak perlu sampai memanggil ayahnya Alvaro, aku sudah tidak apa apa bu "

"Dengar Sani, ini bukan satu atau dua kalianya Alvaro melakukan ini padamu, ibu tidak mau ada pembulian disekolah ini, jadi kamu tenang saja ibu akan menyelesaikan semuanya "

Bu Sesil dengan pelan melepaskan pegangan tangan Sani dan pergi dari uks.

"Udahlah Sani jangan takut kan ada aku, ada bu Sesil kamu jangan tahan tahan lagi kaya tadi ya, biar tau rasa tu si Alvaro dimarahin sama ayahnya "

"Tapi aku takut malah membuat masalah yang lebih besar lagi dengan ayahnya Alvaro datang ke sekolah, aku nggak mau sampai dia malah makin benci sama aku dari awal aku masuk ke sekolah ini Alvaro kan udah benci banget sama aku malahan anggap aku itu kayak sampah"

"Ya kalau didiemin terus yang ada Alvaro makin ngelunjak sama kamu, udah tenang aja ada aku yang akan selalu ada disamping kamu, kamu nggak usah khawatir ya aku nggak akan ke mana-mana, pokoknya nanti saat di ruangan BK aku akan membela kamu dan aku akan menjadi saksi atas semua apa yang telah Alvaro lakukan sama kamu, sekarang kita obatin dulu ya luka kamu, maaf malah jadi kamu yang ketampar sama Alvaro"

"Aku yang harusnya berterima kasih sama kamu, dari pertama aku masuk hanya kamu aja yang mau berteman sama aku , sampai saat ini kamu masih stay sama aku. Makasih juga udah mau membela ku "

"Sama sama , aku kan sahabat kamu jadi saat kamu susah aku harus selalu ada dan saat aku senang pun kamu harus ada, pokoknya kita harus sama-sama terus sampai nanti"

Sani mengangguk dan Mira segera mengobati luka di sudut bibir Sani yang berdarah, dan juga mengompres wajah Sani yang merah dan sedikit bengkak gara gara Alvaro si anak nyebelin.

**

"Sayang tunggu " teriak Bella

Alvaro memberhentikan langkahnya dan menunggu pacarnya, Arzan dan Rizki masih ketinggalkan jauh dibelakang karena mereka sibuk merayu perempuan perempuan yang lewat.

"Ayo cepat Bell, wajahku lengket aku ingin berganti bakaian "

"Iya iya sayang iya "

Bella sedikit berlari dan mengadeng tangan pacarnya. Setelah sampai diloker segera mengambil pakaian ganti dan sedikit berlari kearah kamar mandi.

Sedangkan Bella dengan setia menunggu kekasihnya berganti pakaian.

"Sial awas saja kau Sani, gara gara dirimu aku menjadi seperti ini, aku tak akan terima sampai kapan pun, jadi lihat saja pembalasanku, akan lebih dari ini dan untuk teman mu Mira akan aku limpahkan semua kesalahannya padamu, aku akan membalasknya hanya padamu saja, lihat saja aku tak akan main main dengan perempuan miskin seperti mu "

Terpesona

Sena yang melihat ponselnya berdering melihat dahulu siapa yang menghubunginya ternyata ini bu Sesil, ada apa lagi apa yang diperbuat Alvaro.

"Selamat siang bu Sesil "

"Siang tuan Sena, maaf saya mengganggu waktu tuan, saya ingin membicarakan tentang alvaro yang membuat ulah lagi apakah tuan bisa datang ke sekolah sekarang "

"Ya ampun apalagi yang dia perbuat, apa dia membuli perempuan bernama Sani lagi "

"Iya Tuan malah sekarang lebih parah dia menampar Sani "

"Baiklah saya akan kesana dan saya juga ingin tahu Sani itu yang mana. Saya ingin ketemu dengan dia juga, waktu itu saya tidak sempat bertemu dengan anak itu"

"Baik tuan, nanti Sani akan ada disini "

Sambungan pun terputus, Sena segera bersiap siap dan keluar dari ruanganya. Fatimah yang sedang duduk langsung berdiri dan menunduk hormat kearah Sena "aku akan pergi dulu kesekolah Alvaro, kalau ada apa apa cepat hubungiku, dan jangan sampai ada masalah, dan oh ya bilang pada Gea jangan lupa simpan apa yang aku mau dimejaku "

"Baik Tuan "

Sena segera pergi dengan angkuh dan Fatimah bernafas lega saat tuannya itu pergi "ya allah jantunhku bisa saja jatuh, "

**

Sena turun dari dalam mobil memakai kaca mata hitamnya dan berjalan kedalam sekolah Alvaro, semua murid melihat kearah Sena, bahkan murid murid perempuan sampai terpesona dengan apa yang mereka lihat.

Berwajah tampan dengan badan yang tegap penuh otot, karena Sena membuka jasnya dan hanya memakai kameja dan juga dasi saja. Serta lengan kamejanya di lipat makin menambah ketampanan Sena.

"Siapa itu, wah tampan sekali siapa dia " bisik seorang siswi

"Entalah aku pun tak tau tampan sekali "

Namun Sena sama sekali tak terpengaruh dia hanya fokus kedepan untuk sampai keruang bk.

Setelah ada didepan pintu itu, Sena segera masuk dan disambut oleh bu Sesil "tuan silahkan masuk "

Sena masuk dan duduk berhadapan dengan seorang perempuan yang menundukan kepalanya serta salah satunya sedang mengusap punggung perempuan itu.

Tak lama kemudian datang alvaro yang terengah engah dan duduk disamping papihnya "Papih ngapain disini "

"Kalau kau tak membuat ulah papih tak akan ada disini "

"Pasti ini gara gara perempuan miskin ini kan pih " tunjuk Alvaro pada Sani.

"Alvaro papih tak pernah megajarkan mu untuk tidak sopan pada orang lain "

"Maaf pih "

Varo menurunkan tangannya dan menatap sengit kearah Sani "jadi bagaimana ini bu Sesil apa saya harus membayar yang telah anak saya lakukan "

"Tidak pak, bukan seperti itu, saya disini tidak mau ada pembulian lagi, entah ada masalah apa Varo pada Sani dia selalu saja membulinya, Sani angkat wajahmu "

Sani dengan perlahan mengakat kepalanya, tatapannya langsung bertabrakan dengan kedua bola mata Sena yang berwarna buru kelam dan tajam.

Sena mengakat salah satu alisnya, menatap Sani dari atas sampai bawah lalu kembali bertatapan dengan mata Sani yang berwana coklat muda dan bening.

Sena sama sekali tak melepaskan tatapannya, dia mengamati setiap lekuk tubuh Sani dan melihat wajah mungil yang manis dengan hidung mancung kecilnya, serta mata bulatnya dan bulu mata yang lentik belum lagi alis yang sudah terbentuk dengan bangus, tidak tebal tidak tipis dan jangan lupa bibirnya yang merah dan sedikit penuh.

"Tuan Sena "

Sena langsung memutuskan pandangannya dan menatap bu Sesil "baiklah bu Sesil saya akan memberi pengertian pada Varo, apakah boleh saya bicara berdua dengan Sani "

"Pihh apa apaan sih "

"Sudah diam kamu pergi kemobil sekarang juga, tak ada bantahan "

"Pih aku mau latihan basket "

"Papih bilang masuk kedalam mobil "

Varo yang kesal segera pergi dengan terburu buru "sayangg " panggil Bella.

Namun Varo sama sekali tak mendengarnya dia pergi begitu saja tak mau mendengar siapa pun memanggil namannya.

"Baik tuan, ayo Mira kita keluar dulu "

Bu Sesil menutup pintunya dan meninggalkan Sani berdua dengan Sena.

Sena masih diam terpaku menatap Sani "Kau Sani Zea Amanda "

Sani terbelalak "kau tau nama ku "

"Tentu kenapa tidak aku tau siapa kau, orang tua mu dan dimana kau tinggal "

"Tolong jangan apa-apa kan keluargaku ku, aku janji tidak akan melaporkan lagi anakmu pada Bu Secil ataupun saat bu Sesil akan melaporkannya pada mu tentang Alvaro yang selalu membuliku, aku akan melarangnya tolong jangan lakukan apa apa pada keluargaku "

"Hemm baiklah aku ingin selalu melaporkan apa yang Alvaro lakukan padamu padaku langsung "

Sani yang binggung malah melongo "pada anda tuan "

"Ya padaku, "

"Tidak tidak aku tidak mau, aku tidak mau berurusan lagi dengan Alvaro "

"Apakah kau mempunyai ponsel "

Sani mengelengkan kepalanya dan menundukan kepalanya lagi, Sena langsung mengeluarkan dompetnya dan memberikan satu kartu atm pada Sani.

Sani mendongakan kepalanya "apa ini "

"Kau ambil kartu ini dan beli ponsel yang kau mau "

Sani yang tidak terima langsung menolaknya "maaf tuan saya tidak menerima apa yang tuan beri pada saya, saya tidak suka diberikan sesuatu dengan cuma-cuma, dan saya tak butuh uang tuan untuk membeli ponsel "

"Ayolah jangan menolak, aku tau pasti kau mau, oh ya kau bilang kau tak menerima sesuatu dengan cuma cumakan " Sena makin mendekat dan mendekat sampai sampai Sani tak bisa bergerak.

Dia bersandar ditembok dan Sena langsung membisikan sesuatu "bagaimana kalau kau menjadi simpanaku "

Sani segera mendorong Sena, entah dari mana dia mempunyai kekuata seperti itu "asal tuan tau, aku memang miskin tapi aku tidak akan melakukan pekerjaan yang sangat menjijikan itu, aku tak akan melakukan itu hanya demi uang, jadi tuan cari saja perempuan yang mau menjadi simpanan tuan "

"Apa tuan tidak tau umur, aku ini semurun dengan anak mu, dan aku juga tidak mau jadi orang ketiga, aku bukan perempuan yang haus dengan uang "

Sani segera pergi membuka pintu dan melengos begitu saja, Mira yang khawatir segera mengejar sahabatnya itu.

Sedangkan Sena dia menyeringai dengan apa yang Sani lakukan padanya, menarik juga bocah itu, tungu dulu apa kata katanya yang tadi diucapkan pada ibunya terkabul.

Tapi tidak mungkin dirinya hanyat tertarik saja dengan wajah dan juga badan yang dimiliki Sani, munggil namun mengoda. Baru kali ini dia tertarik kembali pada seorang perempuan setelah 18 tahun lamanya.

"Tuan apa anda tidak apa apa " taya bu Sesil sambil melambai lambaikan tangannya.

"Ya aku baik baik saja, Sani apakah dia yang memegang beasiswa yang aku beri "

"Iya tuan benar, Sani orangnya "

"Baiklah aku ingin kau melakukan sesuatu "

"Apa itu tuan "

"Kau belikan dia belikan dia ponsel dan bilang kalau itu fasilitas dari sekolah, aku akan memberikan uangnya padamu "

"Tapi tuan Sani sedikit sulit kalau menerima barang dengan begitu saja "

"Kau bilang saja, karena nilainya bagus makannya sekolah memberikan ponsel itu untuknya dan jika Alvaro kembali membuat ulah selalu hubungi aku "

"Baik tuan "

Sena keluar dari ruangan itu, dan disebrang sana dia menatap Sani yang duduk sambil melamun melihat kearah lapangan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!